KOMPUTERISASI PERHITUNGAN PARAMETER
MARSHALL UNTUK RANCANGAN CAMPURAN
BETON ASPAL
Deni Setiawan NRP : 9821051
Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
________________________________________________________
ABSTRAK
Selama ini perhitungan dan pengolahan hasil pengujian Marshall dilakukan
secara manual dengan bantuan tabel. Perhitungan secara manual terdapat beberapa
kelemahan di antaranya: banyaknya prosedur yang harus dilakuakan, adanya
ketidaktelitian dalam perhitungan akibat kesalahan manusia (human error), dan tidak
efisien dalam waktu.
Untuk itu maka diperlukan adanya program yang mengatasi atau memperkecil
kesalahan yang timbul. Dalam Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengkomputerisasikan
perhitungan pengujian Marshall dengan mempergunakan bahasa program Borland
Delphi 7.0.
Perbandingan perhitungan secara manual dan perhitungan secara program secara
uji statistik diperoleh hasil t < tα ini membuktikan bahwa perhitunga secara program
dapat diterima.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR………. i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR……… ii
ABSTRAK……….. iii
KATA PENGANTAR……….... iv
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN……….. ix
DAFTAR GAMBAR………. xi
DAFTAR TABEL……….. xii
DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1
1.2 Tujuan Penulisan……… 2
1.3 Pembatasan Masalah……….. 2
1.4 Sistematika Pembahasan……… 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Aspal……….. 4
2.2 Sifat Campuran………. 5
2.2.1 Stabilitas………... 5
2.2.2 Durabilitas……… 5
2.2.3 Fleksibilitas……….. 6
2.2.5 Kekedapan..……… 6
2.2.6 Kemudahan Pekerjaan……… 6
2.2.7 Ketahanan Kelelahan………. 7
2.3 Sifat Volumetrik dari Campuran Beton Aspal yang Telah Dipadatkan……….. 7
2.3.1 Berat Jenis Bulk Beton Aspal Padat (Gmb)……… 9
2.3.2 Berat Jenis Maksimum Beton Aspal Yang Belum Dipadatkan (Gmm)……… 10
2.3.3 Volume Pori Dalam Agregat Campuran (VMA).... 12
2.3.4 Volume Pori Dalam Beton Aspal Padat (VIM)….. 15
2.3.5 Volume Pori Antara Butir Agregat Yang Terisi Aspal (VFA)………...……….. 15
2.3.6 Kadar Aspal Yang Terabsorbsi Ke Dalam Poi Agregat (Pab)………...……… 16
2.3.7 Kadar Aspal Efektif yang Menyelimuti Agregat (Pae)……… 18
2.3.8 Tebal Selimut atau Film Aspal……….. 19
2.3.9 Berat Jenis Bulk Agregat Campuran (Gsb)……… 21
2.3.10 Berat Jenis Efektif Agregat Campuran (Gse)……. 22
2.4 Pengujian Marshall………. 22
2.4.1 Persiapan Benda Uji………... 24
2.4.2 Penentuan Berat Jenis Bulk Dari Benda Uji……… 27
2.4.3 Pemeriksaan Nilai Stabilitas Dan Flow…………... 28
2.5 Uji Statistika………... 29
2.5.1 Hipotesis Statistika……… 29
2.5.2 Uji t………... 29
BAB 3 KOMPUTERISASI 3.1 Borland Delphi 7………. 30
3.2 Konsep Umum Program……….. 31
3.2.1 Data Masukan……….. 32
3.2.2 Proses Data……….. 33
3.2.3 Data Keluaran………. 38
3.3 Algoritma Program………. 42
BAB 4 ANALISIS HASIL PROGRAM 4.1 Contoh Perhitungan………. 48
4.2 Hasil Perhitungan Manual……… 51
4.3 Hasil Perhitungan dengan Program………. 53
4.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dan Perhitungan dengan Program………... 53
4.4.1 Perhitungan Uji t untuk VMA………..…… 53
4.4.2 Perhitungan Uji t untuk VIM….……….. 55
4.4.3 Perhitungan Uji t untuk VFA……… 57
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 60
5.2 Saran……… 61
DAFTAR PUSTAKA……… 62
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
% = persen
o
C = derajat Celcius
AASHTO = American Association of State Highway and Transportation
Officials
Ba = berat beton aspal padat di dalam air
Bk = berat kering beton aspal padat
Bssd = berat kering permukaan dari beton aspal yang dipadatkan
cm = centimeter
cm2 = centimeter persegi
div = divisi
Ga = berat jenis aspal
Gmb = berat jenis bulk beton aspal padat
Gmm = berat jenis maksimum beton aspal yang belum dipadatkan
gr = gram
Gsb = berat jenis bulk dari agregat pembentuk beton aspal padat
Gse = berat jenis efektif dari agregat pembentuk beton aspal padat
kg = kilogram
kN = kilo Newton
Maks = maksimum
Min = minimum
mm = millimeter
n = jumlah benda uji
Pae = kadar aspal efektif yang menyelimuti agregat
Va = volume aspal dalam beton aspal padat
Vab = volume aspal yang terabsorbsi ke dalam agregat dari beton aspal padat
VIM = volume pori dalam beton aspal padat
VMA = volume pori di antara butir agregat di dalam beton aspal padat
Vmm = volume tanpa pori dari beton aspal padat
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Skematis berbagai jenis volume beton aspal………. 8 Gambar 2.2 Pengertian tertang VIM, selimut aspal (Film aspal),
aspal yang terabsorbsi………... 9 Gambar 2.3 Ilustrasi pengertian VMA dan VIM……….. 12 Gambar 2.4 Alat Marshall……… 24 Gambar 2.5 Hubungan antara temperatur (oF) dan nilai viskositas
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Listing Program
1. Listing Program Tabel Perhitungan Hasil Pengujian Marshall unit UnitMar;
interface uses
2. Listing Program Plotting point antara % Kadar Aspal terhadap % VIM
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, Grids, DBGrids, DB, DBTables, Buttons, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart, DbChart, ComCtrls;
type
TFGrafik1 = class(TForm) tbmar1: TTable; Series1: TFastLineSeries; GroupBox2: TGroupBox;
private
FGrafik1: TFGrafik1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TFGrafik1.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin
if (eda.Text<>'')and(edb.Text<>'')and(edc.Text<>'')then begin
tbkdvim.Insert;
tbkdvim['%berat thdp total camp.']:=tbmar1['%berat thdp total camp.'];
tbkdvim['VIM']:=eda.Text*tbkdvim['%berat thdp total camp.']*tbkdvim['%berat thdp total camp.']+edb.Text*tbkdvim['%berat thdp total camp.']+edc.Text;
end else
Application.MessageBox('Ada data yang belum diisi','Kesalahan',mb_OK+mb_DefButton1);
end;
procedure TFGrafik1.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin
if application.MessageBox('Anda yakin data dihapus?','Peringatan',mb_YESNO or mb_ICONQUESTION)=IDYES then
tbkdvim.Delete; end;
procedure TFGrafik1.BitBtn4Click(Sender: TObject); begin
if application.MessageBox('Anda yakin data dihapus?','Peringatan',mb_YESNO or mb_ICONQUESTION)=IDYES then
tbsy.Delete; end;
tbsy['X1']:=((tbsy['B']*-1)+sqrt(tbsy['B']*tbsy['B']-3. Listing Program Plotting point antara % Kadar Aspal terhadap % VMA.
unit Unit1b;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Grids, DBGrids, DB, DBTables, StdCtrls, Buttons, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart, DbChart, ComCtrls;
type
TFGrafik2 = class(TForm) tbmar2: TTable; Series1: TFastLineSeries; BitBtn3: TBitBtn;
GroupBox2: TGroupBox; Label5: TLabel;
edsy: TEdit;
BitBtn4: TBitBtn; BitBtn5: TBitBtn; StatusBar1: TStatusBar;
procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); procedure BitBtn4Click(Sender: TObject); private
FGrafik2: TFGrafik2; implementation
{$R *.dfm}
procedure TFGrafik2.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin
if(eda.Text<>'')and(edb.Text<>'')and(edc.Text<>'')then begin
tbkdvma.Insert;
tbkdvma['%berat thdp total camp.']:=tbmar2['%berat thdp total camp.'];
tbkdvma['VMA']:=(eda.Text*(tbkdvma['%berat thdp total camp.']*tbkdvma['%berat thdp total camp.']))+(edb.Text*tbkdvma['%berat thdp total camp.'])+edc.Text; end
else
Application.MessageBox('Ada data yang belum diisi','Kesalahan',mb_OK+mb_DefButton1);
end;
procedure TFGrafik2.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin
if application.MessageBox('Anda yakin data dihapus?','Peringatan',mb_YESNO or mb_ICONQUESTION)=IDYES then
tbkdvma.Delete; end;
tbsy['X1']:=((tbsy['B']*-1)+sqrt(tbsy['B']*tbsy['B']-4. Listing Program Plotting point antara % Kadar Aspal terhadap stabilitas
unit Unit1d;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Grids, DBGrids, DB, DBTables, StdCtrls, Buttons, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart, DbChart, ComCtrls;
type
TFGrafik4 = class(TForm) dsmar4: TDataSource;
procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); private
FGrafik4: TFGrafik4;
{$R *.dfm}
procedure TFGrafik4.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin
tbkdst.Insert;
tbkdst['%berat thdp total camp.']:=tbmar4['%berat thdp total camp.']; tbkdst['Stabilitas']:=tbmar4['Koreksi volume'];
end;
procedure TFGrafik4.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin
if application.MessageBox('Anda yakin data dihapus?','Peringatan',mb_YESNO or mb_ICONQUESTION)=IDYES then
tbkdst.Delete; end;
end.
5. Listing Program Plotting point antara % Kadar Aspal dengan Flow.
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, Grids, DBGrids, DB, DBTables, Buttons, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart, DbChart, ComCtrls;
type
edb: TEdit; Series1: TFastLineSeries; GroupBox2: TGroupBox;
procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); procedure BitBtn4Click(Sender: TObject); private
FGrafik5: TFGrafik5; implementation
{$R *.dfm}
procedure TFGrafik5.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin
if(eda.Text<>'')and(edb.Text<>'')and(edc.Text<>'')then begin
tbkdf.Insert;
tbkdf['%berat thdp total camp.']:=tbmar5['%berat thdp total camp.'];
tbkdf['Flow']:=(eda.Text*(tbkdf['%berat thdp total camp.']*tbkdf['%berat thdp total camp.']))+(edb.Text*tbkdf['%berat thdp total camp.'])+edc.Text;
end else
Application.MessageBox('Ada data yang belum diisi','Kesalahan',mb_OK+mb_DefButton1);
end;
if application.MessageBox('Anda yakin data dihapus?','Peringatan',mb_YESNO or mb_ICONQUESTION)=IDYES then
tbkdf.Delete; end;
procedure TFGrafik5.BitBtn4Click(Sender: TObject); begin
6. Listing Program Plotting point % Kadar Aspal dengan Marshall Quotient
unit Unit1c;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart, DbChart, StdCtrls, Buttons, Grids, DBGrids, DB, DBTables, ComCtrls;
type
procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); private
FGrafik3: TFGrafik3;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TFGrafik3.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin
tbkdbervol.Insert;
tbkdbervol['%berat thdp total camp.']:=tbmar3['%berat thdp total camp.']; tbkdbervol['Marshall Quotient']:=tbmar3['Marshall Quotient'];
end;
procedure TFGrafik3.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin
if application.MessageBox('Anda yakin data dihapus?','Peringatan',mb_YESNO or mb_ICONQUESTION)=IDYES then
tbkdbervol.Delete; end;
end.
7. Listing Program Kadar Aspal Optimum.
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, DB, DBTables, Grids, DBGrids, StdCtrls, ComCtrls, ExtCtrls, TeeProcs, TeEngine, Chart, Buttons, Series;
tbsy2: TTable;
Series1: THorizBarSeries; Series2: THorizBarSeries; Series3: THorizBarSeries; Series4: THorizBarSeries; Series5: THorizBarSeries; Series6: THorizBarSeries; Series7: THorizBarSeries; Series8: THorizBarSeries;
procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); private
{ Private declarations } public
var
Fkadar: TFkadar;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TFkadar.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin
8. Listing Program Regresi
program Project1;
begin
write('x[',i+1:2,'], y[',i+1:2,'] ='); read(x[i], y[i]);
end;
write('ordo polinomial :'); read(M);
//simultan(M+1,sum,a);
writeln('koefisien fungsi regresi polinomial :'); for i:=0 to M do
writeln('a[',i:2,'] =',a[i]:10:5);
Lampiran 2 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Parameter Marshall
Grafik Hubungan antara Kadar Aspal dengan VIM
0,0
Grafik Hubungan antara Kadar Aspal dengan VMA
0,0
Grafik Hubungan antara Kadar Aspal dengan Stabilitas
Grafik Hubungan antara Kadar Aspal dengan Flow
Kadar Aspal Optimum
Lampiran 3 Tabel Persyaratan Campuran Beton Aspal
L.L Berat
Min Maks Min Maks Min Maks
Stabilitas(kg) 550 - 450 - 350 -
Flow (mm) 2 4 2 4,5 2 5
Stabilitas/Flow(kg/mm) 200 350 200 350 200 350
VIM (%) 3 5 3 5 3 5
VMA(%) Lihat lampiran 4
Catatan:
1. VIM dihitung berdasarkan Gmm atau berdasarkan Gmm menurut AASHTO T209-82 2. VMA ditetapkan berdasarkan Gsb dari agregat.
3. Kepadatan Lalu Lintas
Berat = lebih besar 500 UE 18 KSAL/hari/jalur. Sedang = 50 sampai 500 UE 18 KSAL/hari/jalur. Ringan = lebih kecil 50 UE 18 KSAL/hari/jalur.
Lampiran 4 Tabel Persyaratan VMA
Ukuran Maksimum Nominal Agregat
No.8 2,36 mm 21
Lampiran 5 Tabel Angka Koreksi Stabilitas
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja beton aspal dapat diperiksa dengan mempergunakan alat pemeriksaan
Marshall. Pemeriksaan ini pertama kali diperkenalkan oleh Bruce Marshall, selanjutnya
dikembangkan oleh U.S. Corps of Engineer. Untuk saat ini prosedur pengujian
mengikuti SNI 06-2489-1991, atau AASHTO T 245-90, atau ASTM D1559-76.
Selama ini perhitungan volume dan pengolahan hasil uji Marshall dilakukan
secara manual dalam bentuk tabel dan grafik. Dengan menggunakan cara yang manual
1. Banyaknya prosedur perhitungan yang harus dilakukan.
2. Adanya ketidaktelitian dalam perhitungan akibat kesalahan manusia
(human error).
3. Tidak efisien dalam waktu.
Untuk itu maka diperlukan adanya program yang dapat mengatasi atau
memperkecil kesalahan yang timbul, agar dapat menghasilkan hasil yang akurat dalam
waktu yang pendek.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah mengkomputerisasikan perhitungan selama
proses pengujian Marshall dengan menggunakan bahasa program Borland Delphi 7.0
untuk mendapatkan hasil berupa kadar aspal optimum dan parameter Marshall lainnya.
1.3 Pembatasan Masalah
Tugas Akhir ini dibatasi hanya untuk pemrograman perhitungan hasil pengujian
dengan menggunakan alat Marshall untuk memperoleh kadar aspal optimum dan
parameter Marshall lainnya dengan memasukkan data-data yang diperlukan. Jenis
bahasa program adalah menggunakan Borland Delphi 7.0 yang berbasiskan visual di
lingkungan Windows dan diproduksi oleh Microsoft.
1.4 Sistematika Pembahasan
Pada bagian pertama Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai latar belakang
masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika pembahasan. Pada Bab
aspal yang telah dipadatkan, pengujian Marshall dan uji statistika. Pada Bab 3 dibahas
mengenai bahasa pemrograman, konsep umum program, algoritma program, diagram
alir program dan listing program dengan mempergunakan program Borland Delphi 7.0.
Pada Bab 4 membahas contoh perhitungan, hasil perhitungan manual, hasil perhitungan
dengan program dan perbandingan dasil perhitungan manual dan perhitungan dengan
program. Bab 5 membahas kesimpulan dan saran dari hasil perhitungan antara manual
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.
Dari hasil pemrograman perhitungan hasil pengujian Marshall dengan
mempergunakan program Delphi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan hasil uji statistik diperoleh bahwa t < tα, maka program
perhitungan hasil pengujian Marshall dapat digunakan.
2. Kesalahan perhitungan dengan mempergunakan manual dapat dihilangkan
dengan mempergunakan program.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menghitung dapat diperkecil, sehingga
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pemrograman, dapat diberikan saran bahwa program ini diperlukan
beberapa penyempurnaan yaitu kemampuan untuk menggambar grafik dan kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
1. AASHTO (1990), Standard Specifications For Transportation Material And
Methods of Sampling and Testing, Part II, “Test”, Fifteenth Edition,
Washington,D.C.
2. Alam, M. Agus J., Mengolah Database dengan Borland Delphi 7, Elex Media
Komputindo.
3. Ardiansyah. Membangun Sistem Komputerisasi Laboratorium, Elex Media
Komputindo.
4. Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU,
Standar Nasional Indonesia, Metode Campuran Aspal Dengan Alat Marshall,
SNI 06-2489-1991; SK SNI M-578-1990-03.
5. Kadir, Abdul, Dasar Pemrograman Delphi 5.0, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
6. MADCOMS., Pemrograman Borland Delphi 7(Jilid 1),Penerbit ANDI,
Yogyakarta
7. MADCOMS., Pemrograman Borland Delphi 7(Jilid 2),Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
8. Nasution, Amrinsyah & Zakaria, Hasballah, Metode Numerik dalam Ilmu
Rekayasa Sipil, Penerbit ITB Bandung
9. Sukirman, Silvia (2004), Beton Aspal Campuran Panas,Granit, Jakarta.
10. Sukirman,. Silvia (1997), Perkerasan Lentur Jalan Raya., Penerbit NOVA.
11. Yuliquartiningsih, Deasy, Perbandingan Indeks Perendaman antara
Campuran Beton Aspal Menggunakan Aspal Penetrasi 60 dan Aspal
12. Zukhri, Zainudin, Dasar-dasar Pemrograman Visual dengan Delphi 6.0,