ABSTRAK
Di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia, sektor industri
dikategorikan sebagai suatu usaha yang memberikan kontribusi besar pada kegiatan ekonomi. Keadaan ini disebabkan sektor industri dapat menampung banyak tenaga kerja dan banyak sekali hasilnya menjadi komoditas ekspor,
sehingga pendapatan pemerintah yang besar dapat tercapai. Dalam kasus ini, pertumbuhan sektor industri dapat meningkatkan pembangunan dan pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan per kapita.
Dalam kegiatan operasinya, beberapa perusahaan manufaktur banyak yang menggunakan mesin. Penggunaan mesin-mesin itu membutuhkan perencanaan
dan pengendalian produksi, dimana melalui kegiatan itu diharapkan dapat menghindarkan perusahaan dari penggunaan mesin yang berlebihan, sehingga efisiensi dapat tercapai.
Salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi adalah penjadualan, yang mana merupakan salah satu kegiatan mengalokasikan sumber
daya-sumber daya dalam perusahaan sehingga dapat digunakan agar dapat memenuhi tingkat permintaan dengan efisiensi penggunaan waktu.
PT.Nirwana adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
garment. Perusahaan ini membuat beragam pakaian sesuai dengan pesanan, dimana dalam proses pembuatannya menggunakan beragam mesin.
Dalam proses produksinya, perusahaan melakukan penjadualan untuk
mengarahkan penggunaan mesin-mesin yang ada agar dapat beroperasi secara efisien, berdasarkan pengalaman produksinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penjadualan yang dilakukan di dalam perusahaan, metode penjadualan apa yang dapat digunakan agar dapat mengefisienkan waktu proses produksi.
Penjadualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan urutan proses produksinya : KLM(D)- B&B(G) – BOP(D) – BNG(G) – MART(A) – B&B(J) – ANG (E) –
BOP(H) – BNG(J) – BRN(M) – JEG(B) – ANG(M) – OCF(F) – OCF (I) – WNB(K) – BNG(M) – JEG(C) – WNB(N) – BOP(L) – KLM(N) dengan total waktu pemrosesan sebesar 23,045 hari dan total waktu menganggur 10,67 hari.
Sedangkan dengan menggunakan pendekatan Campbell-Dudek-Smith pada K = 1, penjadualan memberikan urutan proses produksi : B&B(G) - BOP(D) – KLM(D) - BNG(G) – BOP(H) –BNG(J) – B&B(J) – ANG(E) – MART(A) – BOP(L) –
WNB(K) – WNB(N) – KLM(N) – BNG(M) – OCF(F) – ANG(M) – OCF(I) – JEG(C) – JEG(B) - BRN(M) dengan total waktu pemrosesan secara keseluruhan
adalah 23,165 hari dan total waktu menganggur sebesar 11,11 hari. Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan Campbell-Dudek-Smith pada K=2 dengan urutan prosesnya B&B(G) – BOP(D) – KLM(D) – BNG(G) – BOP(H) –
ANG(E) – BNG(J) – B&B(J) – BOP(L) – MART(A) – WNB(K) – WNB(N) – KLM(N) – BNG(M) – ANG(M) – OCF(F) – JEG(C) – OCF(I) – JEG(B) –
BRN(M).
Dan waktu pemrosesan secara keseluruhan adalah 23,165 hari dengan total waktu
menganggur sebesar 11,11 hari. Dengan demikian waktu proses produksi dengan menggunakan metode yang biasa digunakan perusahaan lebih cepat 0,12 hari
dari waktu proses produksi dengan menggunakan metode Campbell-Dudek-Smith pada K=1 dan K=2.
DAFTAR ISI
Halaman Abstrak
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... ix
Daftar Diagram... xii
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.5 Kerangka Pemikiran... 8
1.6 Metode Penelitian ... 16
1.6.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 16
1.6.2 Jenis dan Sumber Data ... 16
1.6.3 Metode Pengumpulan Data ... 17
1.6.4 Identifikasi Variabel Penelitian... 18
1.6.5 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data... 18
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
1.8 Sistematika Pembahasan ... 19
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Manajemen Operasi ... 21
2.2 Pengertian dan Tujuan Perencanaan Produksi ... 22
2.2.1 Pengertian Perencanaan Produksi ... 22
2.2.2 Tujuan Perencanaan Produksi ... 23
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Produksi ... 23
2.3 Perencanaan Kapasitas ... 26
2.4 Master Production Schedule (MPS)... 29
2.5 Penjadualan Produksi ... 30
2.5.1 Pengertian Penjadualan Produksi... 30
2.5.2 Tujuan Penjadualan Produksi... 31
2.5.3 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penjadualan ... 32
2.5.4 Istilah-istilah dalam Penjadualan ... 33
2.6 Teknik-teknik Penjadualan ... 34
2.6.1 Forward Scheduling dan Backward Scheduling ... 34
2.6.2 Job Shop Scheduling dan Flow Shop Scheduling... 36
2.7 Metode-metode Penjadualan Produksi... 37
2.7.1 Penjadualan Pada Satu Mesin ... 37
2.7.2 Penjadualan Pada Mesin yang Bersifat Seri ... 37
2.7.2.a Penjadualan Pada Dua Mesin ... 37
2.7.2.b Penjadualan Pada Lebih Dari Dua Mesin ... 38
2.7.3 Penjadualan Pada Beberapa Mesin Pararel ... 42
2.7. 4 Penjadualan Pada Beberapa Mesin One to one... 43
2.8 Gantt Chart ... 44
Bab III Objek Penelitian 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 46
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 47
3.3 Kegiatan Produksi ... 58
3.3.1 Produk yang Dihasilkan ... 58
3.3.2 Bahan Baku yang Digunakan... 59
3.3.3 Proses Produksi ... 60
3.3.3.a Proses Produksi ... 60
3.3.3.b Fasilitas Produksi ... 67
3.4 Ketenagakerjaan... 68
3.4.1 Penggolongan Tenaga Kerja ... 68
3.4.2 Sistem Upah Perusahaan ... 68
3.4.3 Jumlah Karyawan... 70
3.4.4 Jam Kerja Yang Tersedia di Perusahaan... 70
Bab IV Hasil Penelitian 4.1 Tujuan Perusahaan Melakukan Penjadualan Produksi ... 71
4.2 Penjadualan Produksi yng Dilakukan Oleh Perusahaan Selama ini ... 72
4.3 Penerapan Metode Campbell-Dudek-Smith dalam Penjadualan
Produksi PT.Nirwana ... 73
4.3.1 Pengumpulan Data ... 73
4.3.1.1 Pesanan Yang Diterima Perusahaan... 73
4.3.1.2 Jam Mesin yang Tersedia... 75
4.3.1.3 Perencanaan Waktu Produksi... 77
4.3.2 Pengolahan Data ... 84
4.3.2.1 Penghitungan Dengan Menggunakan Metode yang Digunakan Preusan ... 84
4.3.2.2 Penghitungan Dengan Menggunakan Pendekatan Campbell-Dudek-Smith ... 88
4.4 Analisis Pengolahan Data ... 98
4.4.1 Analisis Data ... 98
Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran... 101
Daftar Pustaka
Lampiran Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 1.1 Data Tanggal Jatuh Tempo Pengiriman Produksi Bulan Januari . 4
Tabel 1.2 Data Tanggal Jatuh Tempo Pengiriman Produksi Bulan Februari 4
Tabel 1.3Data Tanggal Jatuh Tempo Pengiriman Produksi Bulan Maret .... 5
Tabel 1.4 Data Tanggal Jatuh Tempo Pengiriman Produksi Bulan April ... 5
Tabel 1.5 Data Tanggal Jatuh Tempo Pengiriman Produksi Bulan Mei ... 6
Tabel 1.6 Data Tanggal Jatuh Tempo Pengiriman Produksi Bulan Juni ... 6
Tabel 2.1 Waktu Pemrosesan... 40
Tabel 2.2 Nilai
t
*i,2 dant
*i,2 ... 40Tabel 3.1 Jam Kerja yang Tersedia di Perusahaan ... 70
Tabel 4.1 Pesanan Bulan september 2006 yang Minta Dikirim 6 Desember 2006 ... 76
Tabel 4.2 Total Jam yang Tersedia Pada Departemen Knitting... 76
Tabel 4.3 Total Jam yang Tersedia Pada Departemen Lingking ... 76
Tabel 4.4 Total Jam yang Tersedia Pada Departemen Finishing... 77
Tabel 4.5 Waktu Produksi Standar Perusahaan ... 77
Tabel 4.6 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Knitting (Pesanan September 2006) Mesin 20 Gauge ... 78
Tabel 4.7 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Knitting (Pesanan September 2006) Mesin 22 Gauge ... 78
Tabel 4.8 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Knitting (Pesanan September 2006) Mesin 24 Gauge ... 79
Tabel 4.9 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Knitting
(Pesanan September 2006) Mesin 28 Gauge ... 79
Tabel 4.10 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Linking (Pesanan September 2006) Mesin 20 Gauge ... 80
Tabel 4.11 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Linking (Pesanan September 2006) Mesin 22 Gauge ... 80
Tabel 4.12 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Linking (Pesanan September 2006) Mesin 24 Gauge ... 81
Tabel 4.13 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Linking (Pesanan September 2006) Mesin 28 Gauge ... 81
Tabel 4.14 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Finishing (Pesanan September 2006) Mesin 20 Gauge ... 82
Tabel 4.15 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Finishing (Pesanan September 2006) Mesin 22 Gauge ... 82
Tabel 4.16 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Finishing (Pesanan September 2006) Mesin 24 Gauge ... 83
Tabel 4.17 Perencanaan Waktu Produksi Departemen Finishing (Pesanan September 2006) Mesin 28 Gauge ... 83
Tabel 4.18 Penghitungan Lama Proses Produksi... 84
Tabel 4.19 Penghitungan Dengan Metode Perusahaan... 85
Tabel 4.20 Tabel Waktu Proses untuk K = 1 ... 89
Tabel 4.21 Urutan Waktu Proses untuk K = 1 ... 90
Tabel 4.22 Urutan Waktu Proses Produksi per Departemen untuk K=1 ... 91
Tabel 4.23 Tabel Waktu Proses Produksi untuk K = 2 ... 94
Tabel 4.24 Urutan Waktu Proses Produksi untuk K = 2 ... 95 Tabel 4.25 Urutan Waktu Proses Produksi per Departemen untuk K = 2 ... 97
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran... 15
Diagram 2.1 Hirarcy of Capacity Decisions ... 29
Diagram 2.2 Penjadualan Untuk K=1 ... 41
Diagram 2.3 Penjadualan Untuk K=2 ... 41
Diagram 3.1 Struktur Organisasi PT.Nirwana ... 49
Diagram 3.2 Operation Process Chart Pembuatan Kaos Kerah Lengan Panjang, Kaos Kerah Lengan Pendek, Kaos Lengan Panjang, Kaos Lengan Pendek dan Cardigan ... 86
Diagram 4.1 Diagram Penjadualan Perusahaan ... 87
Diagram 4.2 Diagram Penjadualan Untuk K=1 ... 91
Diagram 4.3 Diagram Penjadualan Untuk K=2 ... 96
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat, dimana salah satu diantaranya adalah dengan semakin banyaknya mesin-mesin
modern yang dihasilkan, khususnya di bidang industri rajutan. Hal tersebut telah mendorong perusahaan-perusahaan industri rajutan untuk berlomba-lomba memanfaatkan penemuan tersebut, guna menghasilkan produk rajutan dalam
kuantitas yang banyak dan kualitas serta corak yang beraneka ragam. Akibatnya tingkat persaingan diantara para produsen rajutan tersebut semakin hari semakin
ketat. Jika perusahaan tidak dapat membuat perencanaan produksi secara baik dan benar, maka perusahaan tersebut tidak akan dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara optimal. Selain itu, permintaan konsumen tidak dapat
dipenuhi sesuai dengan jadual yang telah dibuat sebelumnya. Apabila hal tersebut dibiarkan tanpa adanya upaya penanganan perbaikan, maka proses produksi tidak
akan berjalan lancar, dan bahkan lamanya proses produksi tidak dapat diminimalkan.
Keberhasilan suatu bidang usaha dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal perusahaan. Faktor eksternal dapat berupa kondisi ekonomi dan
kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor internal perusahaan mencakup kemampuan perusahaan dalam merencanakan, mengelola dan mengendalikan
aktivitas produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan apa
yang diinginkan, baik itu dari segi kuantitas, kualitas maupun ketepatan waktu
penyerahan hasil produksi yang dipesan tersebut. Untuk menunjang tercapainya target produksi, maka bagian produksi harus melakukan perencanaan dan
penjadualan produksi yang baik dan benar.
Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan produksi berdasarkan order (pesanan), dimana konsumen menginginkan barang pesanannya dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang dibutuhkan, maka perencanaan dan penjadualan produksi mutlak dilakukan. Sebab jika tidak, maka perusahaan tidak
dapat memenuhi permintaan konsumen yang bersangkutan dengan baik, dan bahkan terkena penalti (denda). Apabila hal ini terus dibiarkan, maka konsumen akan lari ke produsen lain dan perusahaan akan dirugikan. Perencanaan dan
penjadualan yang dibuat sebaiknya adalah yang dapat memanfaatkan kapasitas secara optimal.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka pimpinan perusahaan
sebaiknya dapat membuat perencanaan produksi yang baik dan benar, dimana salah satu cara yang ditempuh adalah dengan membuat penjadualan produksi
yang sesuai dengan karakteristik produk yang dihasilkan.
Hal serupa dialami PT.Nirwana, yaitu sebuah perusahaan rajutan yang kegiatan produksinya berdasarkan order/pesanan dan menggunakan 3 (tiga)
workstation, memandang perlu meninjau kembali cara-cara penjadualan yang
selama ini telah dilaksanakan. Hal ini disebabkan penjadualan yang ada selama ini
belum optimal sehingga waktu proses produksi yang digunakan belum dapat diminimalkan. Masalah yang dihadapi oleh PT.Nirwana adalah perusahaan
seringkali tidak dapat memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu. Hal ini
menimbulkan kerugian bagi perusahaan, selain semakin berkurangnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, juga perusahaan kehilangan
keuntungan dari hasil penjualannya. Salah satu penyebab tidak terpenuhinya permintaan konsumen tersebut diduga bahwa proses produksi yang selama ini telah dijalankan tidak mengikuti penjadualan produksi yang baik.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelaahan yang sifatnya mendalam pada perusahaan tersebut,
yang selanjutnya akan dituangkan ke dalam bentuk tulisan ilmiah berupa skripsi dengan judul : ”Analisis Penjadualan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan
Efisiensi Waktu Proses Produksi Pada PT.Nirwana”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berikut ini akan ditampilkan data PT.Nirwana yang mendukung adanya
suatu kecenderungan bahwa di perusahaan belum dilakukan suatu penjadualan produksi yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari data pengiriman barang selama
6 bulan yaitu bulan Januari – Juni 2006 kepada pelanggan yang disajikan pada tabel 1.1 - tabel 1.6
Tabel 1.1
Data Tanggal Jatuh Tempo dan Pengiriman Produk Bulan Januari
Sumber : Data Perusahaan
No Pemesan Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pengiriman
1 BRN 20 Januari 2006 20 Januari 2006
Data Tanggal Jatuh Tempo dan Pengiriman Produk Bulan Februari No Pemesan Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pengiriman
1 BOP 15 Februari 2006 16 Februari 2006
Sumber : Data Perusahaan
Tabel 1.3
Data Tanggal Jatuh Tempo dan Pengiriman Produk Maret No Pemesan Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pengiriman
1 JEG 20 Maret 2006 20 Maret 2006
Sumber : Data Perusahaan
Tabel 1.4
Data Tanggal Jatuh Tempo dan Pengiriman Produk Bulan April No Pemesan Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pengiriman
1 BBB 17-Apr-06 16-Apr-06
Sumber : Data Perusahaan
Tabel 1.5
Data Tanggal Jatuh Tempo dan Pengiriman Produk Bulan Mei No Pemesan Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pengiriman
1 OCF 19 Mei 2006 19 Mei 2006
Sumber : Data Perusahaan
Tabel 1.6
Data Tanggal Jatuh Tempo dan Pengiriman Produk Bulan Juni No Pemesan Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pengiriman
1 BRN 12 Juni 2006 14 Juni 2006
Sumber : Data Perusahaan
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa pada bulan Januari ada 5 pesanan yang tanggal pengirimannya melebihi tanggal jatuh temponya. Pada bulan
Februari ada 3 pesanan yang tanggal pengirimannya melebihi tanggal jatuh temponya. Pada bulan Maret ada 4 pesanan yang tanggal pengirimannya melebihi
tanggal jatuh temponya. Pada bulan April ada 3 pesanan yang tanggal
pengirimannya melebihi tanggal jatuh temponya. Pada bulan Mei ada 3 pesanan yang tanggal pengirimannya melebihi tanggal jatuh temponya. Pada bulan Juni
ada 3 pesanan yang tanggal pengirimannya melebihi tanggal jatuh temponya. Hal ini berarti, bahwa penjadualan produksi yang digunakan selama ini belum optimal karena masih banyak terjadi keterlambatan pengiriman yang berarti
perusahaan belum dapat meminimalkan lamanya waktu proses produksi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1.Bagaimana kebijakan penjadualan produksi yang dilakukan perusahaan selama ini ?
2.Bagaimana peranan penjadualan produksi dalam meningkatkan efisiensi waktu proses produksi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui kebijakan penjadualan produksi yang dilakukan perusahaan selama ini
2.Untuk mengetahui penerapan penjadualan produksi dalam meningkatkan
efisiensi waktu proses produksi
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis
♦ Untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh
selama ini di perkuliahan dengan dunia praktika di perusahaan sehari-hari
♦ Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana Ekonomi
jurusan Manajemen
2. Perusahaan
♦ Diharapkan melalui penelitian ini, pihak perusahaan dapat memperoleh
informasi-informasi dan masukan-masukan yang berguna untuk mengatur penjadualan produksinya agar lebih efisien.
3. Fakultas
♦ Guna melengkapi literatur di perpustakaan Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha sehingga dapat menjadi sumber bacaan yang bermanfaat dan memberi masukan-masukan, khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun skripsi mengenai masalah
penjadualan.
4. Pihak lain yang Berkepentingan
♦ Sebagai bahan penambah pengetahuan bagi pihak lain mengenai
penjadualan produksi dalam praktek di perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu juga dapat menjadi bahan pembanding dengan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mengenai penjadualan produksi.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam setiap kegiatannya, sebuah perusahaan tidak terlepas dari fungsi operasi baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Operasi dalam
perusahaan manufaktur bertanggungjawab dalam menghasilkan produk yng mempunyai nilai guna. Untuk melaksanakan fungsi operasi tersebut maka perusahaan harus menerapkan Manajemen Operasi.
Adapun pengertian Manajemen Operasi menurut Jay Heizer dan Barry Render( 2004:4) adalah :
”Operations Management (OM) is the set of activities that creates value in
the form of good and services by transforming inputs into outputs
Artinya Manajemen Operasi (MO) adalah serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui perubahan masukan menjadi keluaran
Sebelum perusahaan melaksanakan proses produksinya, maka terlebih dahulu harus membuat perencanaan. Hal ini dikenal dengan kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi. Dalam kegiatan ini dilaksanakan upaya perencanaan
produksi mulai dari peramalan permintaan sampai kegiatan pengendalian produksi, dimana salah satu kegiatannya adalah penjadualan.
Pertama-tama harus diketahui jumlah permintaan yang harus disediakan atau dipenuhi, selanjutnya perkiraan permintaan tersebut akan menentukan perencanaan kapasitas, yaitu menghitung atau mengetahui berapa besar jumlah
atau kemampuan suatu sumber daya atau mesin dalam memproduksi suatu barang .Setelah perencanaan kapasitas ditetapkan, maka dibuat perencanaan produksi,
yaitu menentukan berapa jumlah barang yang akan diproduksi sehingga dapat memenuhi jumlah permintaan dengan biaya yang minimum. Hasil perencanaan
produksi ini akan diperoleh jadual induk produksi (Master Production Schedule).
Adapun pengertian Master Production Schedule (MPS) menurut William
J.Stevenson (2005:561) adalah :
”The Master Production Schedule (MPS) indicates the quantity and timing
of planned production, taking into account desire delivery quantity and timing as well as on-hand inventory.”
Artinya MPS mengindikasikan kuantitas dan penentuan waktu perencanaan
produksi, turut mempertimbangkan jumlah pengiriman yang diinginkan dan waktunya serta berdasarkan jumlah persediaan barang yang ada.
Setelah mengetahui MPS dan jumlah pesanan yang akan diproduksi,
langkah berikutnya adalah melaksanakan suatu kegiatan penjadualan produksi. Adapun pengertian penjadualan menurut Roger G. Schroeder (2000:260) :
”Scheduling decisions allocate available capacity of resources
(equipment, labour, and space) to jobs, activities, tasks, or customers over time.”
Keputusan penjadualan ini bertujuan untuk mengalokasikan kapasitas
yang tersedia atau sumber daya (peralatan, tenaga kerja, ruang) pada pekerjaan, aktivitas, tugas atau pelanggan.
Apabila dilihat dari stuktur kegiatan produksinya, maka William
J.Stevenson (2005:656) menyatakan, bahwa penjadualan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
• Scheduling in high volume systems, yaitu penjadualan untuk kegiatan
produksi yang sifatnya terus-menerus.
• Scheduling in intermediate volume systems, yaitu penjadualan untuk
kegiatan produksi yang sifatnya sebagian pesanan dan sebagian lagi produk massal.
• Scheduling in job shops, yaitu penjadualan untuk kegiatan produksi yang
bersifat pesanan.
• Scheduling in service systems, penjadualan untuk perusahaan yang
bergerak di bidang jasa, seperti dokter, restoran, dan lain-lain.
• Project Scheduling, penjadualan untuk perusahaan yang bergerak di
bidang bangunan seperti developer.
Pada kegiatan penjadualan, dikenal 2 pola aliran, yaitu pola aliran yang sama dan pola aliran yang berbeda. Pola aliran pekerjaan yang sama (flow shop),
adalah pola aliran yang pekerjaannya sama dari satu mesin ke mesin lainnya. Sedangkan untuk pekerjaan dengan pola aliran berbeda, biasanya digunakan untuk
penjadualan pada sekumpulan tugas yang harus dipenuhi untuk memenuhi order perusahaan, disebut juga Job Shop Scheduling.
Dalam penjadualan Job Shop dikenal beberapa metode, dan bergantung
pada karakteristik dan proses aliran pekerjaannya, diantaranya :
1. Penjadualan produksi pada mesin yang bersifat seri terbagi atas:
a Penjadualan produksi pada satu mesin dengan urutan prioritas, menggunakan metode pengurutan, menurut Lee J.Krajewski dan Larry P.Ritzman (1999:766), ada beberapa metode pengurutan yang dapat
dilakukan seperti :
• Critical Ratio (CR)
• Earliest Due Date (EDD)
• First Come First Served (FCFS)
• Shortest Processing Time (SPT)
• Slack Per Remaining Operations (S/RO)
b Penjadualan produksi pada dua mesin yang bersifat seri, dengan
Metode Johnsons (Johnson’s rule). (William J.Stevenson 2005:671) c Penjadualan produksi lebih dari dua mesin yang bersifat seri, dengan
pendekatan Campbell-Dudek-Smith (CDS). (David D.Bedworth dan
James E.Bailey, 1987:326)
2. Penjadualan produksi pada beberapa mesin yang bersifat paralel, dengan
metode indikator (indicator Method) dan MODI Method (Modified
Distribution Method). (John E.Biegel, 1990:192)
3. Penjadualan produksi pada beberapa mesin yang bersifat one to one,
dengan metode penugasan (Assigment Method), (Roberta,Russsel dan Bernard W.Taylor III, 2000:679)
Adanya keterbatasan jumlah mesin yang tersedia harus diperhatikan, yaitu dengan membuat perencanaan dan penjadualan yang tepat. Hal ini dilakukan untuk menjamin kontinuitas proses produksi dan ketepatan waktu pengiriman
pada konsumen. Melalui penjadualan, waktu mulai dan waktu selesai suatu proses produksi direncanakan dengan baik, agar pengiriman produk kepada pelanggan
dapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam suatu perusahaan besar, penjadualan mempunyai peranan penting,
salah satunya pada perusahaan industri. Penjadualan penting untuk pengalokasian tenaga operator, mesin, peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian
material dan lain-lain. Apabila penjadualan dilakukan dengan baik maka perusahaan akan mendapat utilisasi maksimal dari sumber daya produksi dan aset lain yang dimiliki.
Penjadualan produksi merupakan perencanaan produksi jangka pendek yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
produktivitas berdasarkan kapasitas tenaga kerja atau peralatan/mesin, yang dapat diterapkan dengan cara :
• Mengidentifikasikan alternatif-alternatif
• Hubungan-hubungan dasar dalam menganalisis dan membandingkan
penjadualan produksi
• Menetapkan batasan-batasan dan standar yang diperlukan dalam
penjadualan produksi
• Kemudian diadakan evaluasi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan
Adapun peranan strategi penjadualan produksi menurut Schroeder (2000:260)
mempunyai beberapa tujuan, antara lain : 1. Mencapai efisiensi tinggi
2. Menekan persediaan yang rendah
3. Meningkatkan layanan pelanggan yang baru
Efisiensi waktu adalah merupakan salah satu tujuan penting dari kegiatan
penjadualan. Efisiensi tercapai melalui jadwal yang memanfaatkan tenaga kerja, perlengkapan dan ruang secara penuh. Dalam mencapai efisiensi waktu, yang
harus diperhatikan adalah mengenai waktu proses produksi dan pembebanan pada sumber daya-sumber daya yang ada seperti mesin, tenaga kerja, dan lain-lain.
Dengan adanya penjadualan yang baik, maka diharapkan akan tercapai
efisiensi waktu dan pada akhirnya akan tercapai tingkat produktivitas yang tinggi. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah pendekatan
Campbell-Dudek-Smith (CDS), hal ini dikarenakan perusahaan yang diteliti
memproduksi berdasarkan pesanan dan karakteristik mesinnya terdapat 3 mesin yang bersifat seri.
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Analisis penulis
Sumber : Analisis penulis
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan tujuan penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang
diselidiki (Moh.Nazir, 1999:63)
1.6.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dan dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan berhubungan langsung dengan
penelitian yang dilakukan sedangkan data sekunder merupakan data pendukung data primer.
Sumber data untuk penyusunan skripsi ini diperoleh dari perusahaan yang diteliti, yaitu PT.Nirwana yang dapat dipercaya dan mempunyai wewenang dalam menyajikan informasi tersebut.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data primer dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek yang diteliti.Adapun cara yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a Observasi (penelitian langsung) yaitu pengumpulan data dengan
cara mengamati langsung sumber data yang dianalisis
b Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melaksanakan tanya jawab baik pada pimpinan maupun pada pegawai perusahaan untuk memperoleh data dan informasi yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku literatur
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi sehinggga dapat dijadikan sebagai landasan teori dalam menyelesaikan masalah.
1.6.4 Identifikasi Variabel Penelitian
Independent variable (variabel X) adalah penjadualan produksi, yang
diperoleh dari penggunaan metode penjadualan produksi yang digunakan oleh
perusahaan
Dependent Variable (variabel Y) adalah efisiensi waktu
Variabel Konsep variabel Sub Variabel Indikator Skala Penjadualan
Produksi
Pengalokasian sumber daya-sumber daya atas waktu dalam
Suatu keadaan dimana perusahaan dapat mencapai penghematan waktu proses sehingga tidak terbuang percuma
Sumber : Hasil analisis penulis
1.6.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data yang terkumpul adalah dengan menyusun kembali data yang didapatkan dari penelitian untuk selanjutnya disajikan kembali dalam
bentuk tabel.
Tahap-tahap analisis data :
1.Mengumpulkan data yang diperlukan dan berhubungan dengan penjadualan produksi
2.Menghitung dengan menggunakan metode penjadualan produksi yang
digunakan oleh perusahaan
3.Menghitung dengan menggunakan metode penjadualan
Campbell-Dudek-smith (CDS)
4.Menghitung efisiensi waktu antara kedua metode tersebut
5.Kemudian dilihat apakah dengan metode yang digunakan lebih baik dari metode sebelumnya, bila lebih baik berarti penelitian ini bisa berguna.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT.Nirwana yang berlokasi di Jl.Mani Ranca
270 Majalaya. Adapun waktu penelitian selama 6 bulan, yaitu selama bulan September 2006 - Februari 2007.
1.8 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan dalam meyusun skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Merupakan pengantar dalam penelitian ini yang menyuguhkan tentang
alasan pentingnya penjadualan produksi terhadap efisiensi waktu proses produksi.
Bab II Landasan Teori
Berisi teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan digunakan untuk memecahkan dan menganalisis masalah.
Bab III Objek Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan uraian tugas serta data lain
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Bab IV Pembahasan
Mengemukakan data yang diperoleh, pengolahan data dan analisis
pemecahan masalah. Bab V Kesimpulan dan Saran
Merupakan kesimpulan dari semua rangkaian yang telah dilakukan dalam penelitian ini dan juga saran yang dapat diberikan kepada perusahaan yang diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah dalam perusahaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Penjadualan produksi yang dilakukan oleh perusahaan hanya berdasarkan pengalaman perusahaan dalam kegiatan penjadualan produksi, dan tidak menggunakan metode-metode tertentu. Penjadualan ini sudah baik. Hasil
dari metode yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah sebesar 23,045 hari dengan waktu menganggur 10,67 hari.
2. Penjadualan produksi dengan menggunakan pendekatan
Campbell-Dudek-Smith pada K=1 dan K=2 memiliki waktu pemrosesan secara keseluruhan
yang sama yaitu 23,165 hari dan total waktu menganggur yang sama pula
yaitu 11,11 hari dengan urutan proses pada K=1 adalah: B&B(G) – BOP(D) – KLM(D) – BNG(G) – BOP(H) – ANG(E) – BNG(J) – B&B(J)
– BOP(L) – MART(A) – WNB(K) – WNB(N) – KLM(N) – BNG(M) – ANG(M) – OCF(F) – JEG(C) – OCF(I) – JEG(B) – BRN(M) sedangkan pada K=2 adalah: B&B(G) – BOP(D) – KLM(D) – BNG(G) – BOP(H) –
ANG(E) – BNG(J) – B&B(J) – BOP(L) – MART(A) – WNB(K) – WNB(N) – KLM(N) – BNG(M) – ANG(M) – OCF(F) – JEG(C) – OCF(I) – JEG(B) – BRN(M).
3. Selisih waktu pemrosesan antara waktu pemrosesan berdasarkan
pendekatan Campbell-Dudek-Smith pada K=1 dan K=2 dengan waktu pemrosesan berdasarkan metode yang biasa digunakan perusahaan adalah
sebesar 0,12 hari. Jadi waktu proses produksi berdasarkan metode yang biasa digunakan perusahaan lebih cepat 0,12 hari dari waktu proses produksi dengan menggunakan pendekatan Campbell-Dudek-Smith pada
K=1 dan K=2
5.2 Saran
Setelah melakukan analisis pembahasan, penulis dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya meninjau ulang penjadualan produksi yang biasa digunakan perusahaan selama ini pada proses produksi berikutnya
dengan memperhatikan jumlah pesanan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
• Bedworth, David D. & Bailey, James E., 1987, Integrated Production
Control Systems : Management, Analysis, Design, New York : John Wiley & Sons
• Biegel, John E., 1990, Production Control-A Quantitative Approach,
edition , New Delhi : Prentice-Hall of India
2
nd• Chase, Richard B & Aquilano, Nicholas J., 2004, Production and
Operations Management : A Life Cycle Approach, edition, Singapore : Toppan
10 th
• Heizer, Jay & Render, Barry., 2006, Operations Management,
edition, New Jersey : Prentice-Hall International
8
th• Krajewski, Lee J., Ritzman, Larry P., 1999, Operations Management :
Strategy and Analysis, edition, Boston : Addison Wesley Publishing Company Inc
5
th• Nazir, Moch., 1999, Metodologi Penelitian, edisi ke-5, Jakarta : Ghalia
• Pinedo, Michael & Chao, Xiuli, 1999, Operations Scheduling with
Application Manufacturing and Services, Singapore : Irwin/Mc Graw-Hill
• Russel, Roberta S., Bernard W.Taylor III, 2000, Operations
Management : Focusing on Competitiveness, edition, London : Prentice-Hall International, Inc
3
rd• Schroeder, Roger G., 2007, Operations Management Contemporary
Concepts and Cases, edition, Boston : The Mc Graw-Hill Companies, inc
3
rd• Sofjan Assauri, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi ke-5,
Jakarta : Lembaga Penerbitan FE-UI
• Stevenson, William J., 2005, Production Operations Management,
edition, Boston : The Mc Graw-Hill Companies, Inc