• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Analisis Laba Kotor sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Ricky Arta Jaya Tbk, di Andir).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Analisis Laba Kotor sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Ricky Arta Jaya Tbk, di Andir)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perkembangan Industri yang sangat ketat pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dengan sebaik-baiknya. Salah satu cara agar perusahaan mampu bersaing dalam segala hal, yaitu dengan menilai kinerja perusahaannya.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas

topik “Analisis Laba Kotor Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan”. Dalam penelitian ini, penulis memilih sebuah perusahaan

yang berlokasi di Andir sebagai subjek penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, dimana data yang diperoleh akan dikumpulkan, disajikan, serta dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup terhadap objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya analisis laba kotor, dapat diketahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor yang cukup signifikan dalam perusahaan, dimana perusahaan mengalami peningkatan laba kotor pada bulan Oktober sebesar Rp 37.762.618 dan pada bulan November Rp 39.465.384.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI...iii

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laba Kotor ...6

2.1.1 Pengertian Analisis...6

2.1.2 Laba...7

2.1.2.1 Pengertian Laba...7

2.1.2.2 Jenis – jenis laba...9

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Laba Kotor (gross margin) ...10

2.1.4 Analisis Laba Kotor...11

2.2 Pengukuran Kinerja...18

2.2.1 Definisi Kinerja...18

2.2.2 Definisi Pengukuran Kinerja...19

2.2.3 Prinsip-prinsip Pengukuran Kinerja...20

2.2.4 Alat Pengukuran Kinerja...21

2.3 Peranan Analisis Laba Kotor... 22

2.4 KerangkaPemikiran...23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian...26

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data...27

3.1.2 Teknik Pengolahan data...28

3.1.3 Langkah-langkah Penelitian...31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...33

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...33

4.1.2 Struktur Organisasi...35

4.1.3 Proses Bisnis Perusahaan...36

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa Laba Kotor ...41

4.2.2 ROA...50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...56

5.2 Saran...57

DAFTAR PUSTAKA...58

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Laporan Laba Kotor ... 42

Tabel II Laporan Harga Jual Per Unit ... 43

Table III Rincian Selisih Harga Jual ... 44

Tabel IV Rincian Selisih Volume Penjualan ... 45

Tabel V Laporan HPP Per Unit ... 46

Tabel VI Rincian Selisih Harga Pokok Penjualan ... 48

Tabel VII Rincian selisih Volume Harga Pokok Penjualan ... 49

Tabel VIII Neraca Bulan Oktober ... 51

Tabel IX Neraca Bulan November ... 51

Tabel X Laporan Laba Rugi Okt 2009 ... 52

(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat, terutama dengan adanya prioritas pembangunan pada sektor industri dan perdagangan, telah mendorong berkembangnya perusahaan - perusahaan dalam bentuk yang bervariasi.

Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah pencapaian laba semaksimum mungkin dengan pengorbanan yang seminimum mungkin, sehingga tolak ukur sukses atau tidaknya suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itulah peran manajemen sangat penting untuk mengelola dan melakukan perencanaan laba sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dan mampu bersaing dengan pesaing lain.

Adapun tujuan utama dalam perekonomian bersaing adalah memperoleh laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan dalam jangka panjang. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung dari seberapa besar laba yang diperoleh suatu perusahaan. Informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggung jawaban manajemen di masa yang akan datang. Namun, banyak hal yang telah direncanakan dalam pelaksanaannya tidak berjalan sesuai harapan semula, bahkan sering mengalami kegagalan.

(8)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

harga pokok penjualan (hpp). Laba kotor ( gross profit) itu sendiri adalah bagian dari laba yang merupakan selisih antara penjualan dengan harga pokok penjualan (hpp). Perubahan dalam laba kotor ini, membutuhkan suatu analisa yang dinamakan analisa laba kotor.

Analisa laba kotor ini dapat diartikan sebagai suatu analisa yang dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor. Oleh karena itu, manajemen harus betul - betul serius dan extra hati - hati dalam menganalisis laba kotor, karena analisa laba kotor menjadi dasar keberhasilan perencanaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.

Teori keagenan menyatakan manajemen memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibanding pemilik perusahaan yang sering terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksilmalkan keuntungan bagi dirinya sendiri.

Untuk menilai kinerja perusahaan, diperlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan dapat berupa rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam - macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja perusahaan.

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1995:237) yang dialih bahasakan oleh A. Jaka Wasana dan Kibandroko, ukuran kinerja dianalisis menjadi tiga kelompok:

a. Rasio probabilitas, mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi

(9)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

perekonomian dan dalam industri atau pasar produk tempatnya beroperasi

c. Rasio penilaian, mengukur kemampuan manajemen untuk mencapai nilai - nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas

Untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja perusahaan, manajemen perlu melakukan analisis laba kotor yang dapat memberikan penilaian apakah kinerja perusahaan meningkat atau menurun dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja suatu perusahaan diperlukan suatu analisis yang tepat.

Riski Aditya (Gunadarma : 2001) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis laba kotor untuk menilai efisiensi PT Sepatu Bata Jakarta”. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa PT Sepatu Bata Jakarta telah efisien dalam melakukan perencanaan laba yang meliputi laba yang dianggarkan, standar laba, dan periode laba sebelumnya.

Meythi (2005) melakukan penelitian mengenai rasio keuangan yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return of asset (ROA) merupakan rasio yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul :

“Peranan Analisis Laba Kotor Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam

(10)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari uraian diatas, dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam laba kotor?

2. Apakah analisis laba kotor merupakan alat yang tepat untuk mengukur kinerja perusahaan?

3. Apakah peranan analisis laba kotor dalam pengukuran kinerja perusahaan?

1.3 Maksud danTujuan Penelitian

Adapun maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan analisis laba kotor sebagai alat bantu manajemen dalam pengukuran kinerja perusahaan.

Sesuai dengan masalah identifikasi diatas, tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan dalam laba kotor.

2. Untuk mengetahui bahwa analisis laba kotor merupakan alat yang tepat untuk mengukur kinerja keuangan.

3. Untuk mengetahui peranan analisis laba kotor dalam pengukuran kinerja perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

(11)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

a. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai peranan analisis laba kotor terhadap pengukuran kinerja perusahaan

b. Untuk mengetahui hubungan antara teori yang diperoleh dan penerapannya dalam praktek

c. Untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan mengenai peranan analisis laba kotor sebagai alat pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan

2. Bagi Perusahaan

a. Untuk mengetahui hal - hal yang menyimpang dalam laba kotor, besar penyimpangannya, dan pengaruhnya terhadap kinerja suatu perusahaan. b. Untuk memastikan rencana kinerja manajemen telah tercapai dengan baik.

c. Sebagai bahan masukan mengenai peranan analisis laba kotor sebagai alat ukur kinerja perusahaan.

(12)

56 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada PT RICKY ARTA JAYA Tbk yang berlokasi di Andir mengenai peranan analisis laba kotor terhadap kinerja perusahaan, maka penulis mencoba membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan dari bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Analisis laba kotor merupakan alat yang tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Karena, dengan menggunakan analisis laba kotor ini dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan dalam PT. Ricky Arta Jaya mengalami kenaikan. 2. Dengan adanya analisis laba kotor ini, dapat diketahui penyebab terjadinya

perubahan laba kotor dalam perusahaan, yaitu karena akibat perubahan harga dan kuantitas penjualan dan perubahan biaya serta kuantitas harga pokok. 3. Perusahaan mengalami peningkatan laba kotor yang cukup signifikan apabila

(13)

BAB V Kesimpulan Dan Saran 57

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Setelah menganalisis kenyataan yang ada di perusahaan dan membandingkannya dengan teori-teori yang telah dipelajari oleh penulis, maka penulis menyarankan hal-hal di bawah ini dengan harapan agar dapat menjadi masukan yang berharga bagi perusahaan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan disarankan menggunakan metode analisis laba kotor untuk menilai perubahan laba kotor perusahaan yang dijadikan dasar pengukuran kinerja perusahaan, sehingga dapat diketahui laba kotor yang seharusnya dicapai perusahaan, yang dapat dijadikan standar dalam penilaian kinerja perusahaan. 2. Perusahaan perlu memperhatikan hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan

adanya perubahan laba kotor sehingga dapat mengetahui terjadinya peningkatan atau penurunan laba kotor dimasa yang akan datang.

3. Sebaiknya perusahaan tiap bulannya menghitung laba kotor yang diperoleh dan membuat laporan keuangannya secara periode, agar dapat diketahui kinerjanya mengalami peningkatan ata penurunan

4. Lebih baik perusahaan membuat laporan keuangannya induk perusahaan dan anak perusahaan secara terpisah. Dengan demikian, hal ini akan memudahkan untuk melihat kinerja perusahaan dan meminimalkan kesalahan atau kecerobohan dalam membuat laporan keuangan.

(14)

58 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Balai Pustaka, Jakarta.

Anthony, Robert N., dan Vijay Govindajaran. (2003). Management Control Sistem.11th edition. Mc Graw Hill.

Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, and Holmes scott. (2000). Edisi Keempat. Accounting Theory. Singapore: Jon Willey and Son, Ltd.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Kieso, Donald E. and Jerry J Weygandt. (1998). Intermedite Accounting (update edition). 9th Edition. John Milley and Son, Inc. United States of America. Komaruddin. (1994). Ensiklopedia Manajemen Edisi Kedua. Bumi Aksara.

Jakarta.

Mahmud, M., Abdul Halim. (2000). Analisa Laporan Keuangan. Edisi kedua, Yogyakarta: UPP AMD YKPN.

Mowen, Maryanne M and Don R. Hansen. (2005). Management Accounting, 7th Edition. John Willey and Son, Inc. United States Of America.

Munawir, S. (2005). Analisa Laporan Keuangan. Edisi kedua. penerbit Liberty, Yogyakarta

Raden, Agus S. (2001). Manajemen Keuangan Teory dan Aplikasi. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.

R.A Supriyono. (1999). Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Matz, Adolf, and Esry and Milton F., diterjemahkan oleh Herman Wibowo. (1990). Cost Accounting: Palnning and Control. 8th ed. Erlangga. Jakarta. David H Penny (www.café.ekonomi.blogspot.com

(15)

59 Universitas Kristen Maranatha

Harahap (www.acehforum.or.id)

J. Suprapto (www.café.ekonomi.blogspot.com)

Referensi

Dokumen terkait

Di bidang kesehatan, semua pasien yang akan berobat ke rumah sakit akan menginginkan pelayanan yang terbaik dan memuaskan, mutu pelayanan yang baik akan tergambar dari

Kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok kesehatan 0,22 persen; kelompok sandang 0,12 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen;

Dari hasil penelitian dengan penerapan Strategi Aktif Team Quiz, pemahaman siswa MTs Negeri Aryojeding meningkat, di tunjukkan dengan hasil nilai ulangan dan

Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan atau mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mahasiswa diperkuliahan sebagai calon pendidik dan memberi pengalaman mengajar

Pada halaman ini admin dapat melihat total jam kerja karyawan, memberikan komentar, melihat sesi kerja, screenshot layar computer, serta lokasi karyawan pada waktu – waktu

As one experiences this feeling of awareness, this feeling of direct knowingness one knows through ones feelings the beingness of Being itself5. In this way the transparency

P ada bulan Maret 2012 kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

Penegakan hukum HKI di Indonesia terbukti belum efektif yang terlihat dengan beberapa indikator yaitu: (1) masih maraknya peredaran produk bajakan di sekitar kita;