• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

No. 04/04/Th. IV, 3 April 2012

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

KOTA BAJAWA

MARET 2012 TERJADI INFLASI SEBESAR 1,25 PERSEN

Dengan menggunakan tahun dasar 2007=100, Kota Bajawa pada bulan Maret 2012 mengalami inflasi sebesar 1,25 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 1,79 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 1,95 persen; kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan 0,71 persen; Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau; kelompok sandang; kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga; dan kelompok kesehatan relatif stabil.

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2012 sebesar 2,96 persen dan laju inflasi ”year on year” (Maret 2012 terhadap Maret 2011) sebesar 7,08 persen.

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2012 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Ngada di Kota Bajawa pada bulan Maret 2012 terjadi inflasi 1,25 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,39 pada bulan Pebruari 2012 menjadi 127,97 pada bulan Maret 2012. Laju Inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2012 sebesar 2,96 persen dan laju inflasi ”year on year” (Maret 2012 terhadap Maret 2011) sebesar 7,08 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan hargayang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 1,79 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 1,95 persen; kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan 0,71 persen; Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau; kelompok sandang; kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga; dan kelompok kesehatan relatif stabil.

BERITA RESMI STATISTIK

(2)

2 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Maret 2012 antara lain: beras, telur ayam ras, batu bata, kayu balokan, kayu lapis, seng, mesin cuci, dan angkutan udara. Selama bulan Maret 2012 tidak terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga.

Pada bulan Maret 2012 kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,47 persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06 persen; Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok sandang; kelompok kesehatan; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga relatif stabil.

Tabel 1. Laju Inflasi Kota Bajawa Bulan Maret 2012, Tahun Kalender 2012 dan Maret 2012 Terhadap Maret 2011

Menurut Kelompok Pengeluaran (2007=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Maret 2011 IHK Desember 2011 IHK Maret 2012 Inflasi Bulan Maret 2012 *) Laju Inflasi Tahun Kalender 2012**) Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 119,51 124,29 127,97 1,25 2,96 7,08 1. Bahan Makanan 128,87 138,39 144,28 1,79 4,25 11,96

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 118,67 122,03 123,17 0,00 0,94 3,79 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 116,32 118,43 124,68 1,95 5,27 7,19

4. Sandang 119,66 125,41 119,77 0,00 -4,49 0,10

5. Kesehatan 111,97 111,63 111,63 0,00 0,00 -0,30

6. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 113,22 115,17 117,37 0,00 1,91 3,66 7. Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan 100,59 99,85 100,35 0,71 0,50 -0,24 *) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2012 terhadap IHK bulan sebelumnya

**) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2012 terhadap IHK bulan Desember 2011

* **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2012 terhadap IHK bulan Maret 2011

Tabel 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Bajawa (2007=100) Maret 2012

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 1,25

1. Bahan Makanan 0,72

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,00 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,47

4. Sandang 0,00

5. Kesehatan 0,00

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00

(3)

3 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

Gambar 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Bajawa (2007=100) Bulan Maret 2012

0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 Um um Bah an M akan a Maka nan Jad i Per um ahan Sanda ng Keseh atan Pendi dika n Trans por t Kelompok Pengeluaran P er sen

Gambar 1. Perkembangan IHK Kota Bajawa (2007=100), Maret 2011 - Maret 2012 90 100 110 120 130 140 150 Mar' 11 Apr'1 1 Mei'11 Jun'1 1 Jul'11 Agt'11 Sep'11 Okt'11Nop'11 Des'11 Jan'12 Feb'12Mar'12 IHK

Umum Bhn.Makanan Makanan Jadi Perumahan

(4)

4 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

Uraian Menurut Kelompok Pengeluaran

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2012 mengalami inflasi 1,79 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 141,74 pada bulan Pebruari 2012 menjadi 144,28 pada bulan Maret 2012.

Dari sebelas subkelompok yang ada dalam kelompok ini dua subkelompok diantaranya mengalami inflasi, sedangkan sembilan subkelompok lainnya relatif stabil. Inflasi terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya yang mencapai 5,76 persen, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 0,34 persen. Sedangkan subkelompok daging dan hasil-hasilnya; subkelompok ikan segar; subkelompok ikan diawetkan; subkelompok sayur-sayuran; subkelompok kacang-kacangan; subkelompok buah-buahan; subkekompok bumbu-bumbuan; subkelompok lemak dan minyak; dan subkelompok bahan makanan lainnya relatif stabil.

Kelompok ini pada bulan Maret 2012 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,72 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah beras 0,72 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2012 tidak mengalami kenaikan indeks dari bulan Pebruari 2012 ke bulan Maret 2012 yakni tetap pada indeks 123,17 atau relatif stabil 0,00 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Maret 2012 mengalami inflasi 1,95 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,29 pada bulan Pebruari 2012 menjadi 124,68 pada bulan Maret 2012.

Dari empat subkelompok yang ada dalam kelompok ini dua subkelompok diantaranya mengalami inflasi, sedangkan dua subkelompok lainnya relatif stabil. Inflasi terjadi pada subkelompok biaya tempat tinggal 3,50 persen dan subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,11 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air; subkelompok penyelenggaraan rumahtangga relatif stabil.

Kelompok ini pada bulan Maret 2012 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,47 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah batu bata 0,43 persen, seng 0,03 persen, dan kayu lapis 0,01 persen.

4. Sandang

Kelompok ini pada Maret 2012 tidak mengalami kenaikan indeks dari bulan Pebruari 2012 ke bulan Maret 2012 yakni tetap pada indeks 119,77 atau relatif stabil 0,00 persen.

(5)

5 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

5. Kesehatan

Kelompok ini pada Maret 2012 tidak mengalami kenaikan indeks dari bulan Pebruari 2012 ke bulan Maret 2012 yakni tetap pada indeks 111,63 atau relatif stabil 0,00 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

Kelompok ini pada Maret 2012 tidak mengalami kenaikan indeks dari bulan Pebruari 2012 ke bulan Maret 2012 yakni tetap pada indeks 117,37 atau relatif stabil 0,00 persen.

7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Maret 2012 mengalami inflasi 0,71 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 99,65 pada bulan Pebruari 2012 menjadi 100,35 pada bulan Maret 2012.

Dari empat subkelompok yang ada dalam kelompok ini satu subkelompok diantaranya mengalami inflasi, sedangkan tiga subkelompok lainnya relatif stabil. Inflasi terjadi pada subkelompok transpor 1,11 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman, subkelompok sarana dan penunjang transpor dan subkelompok jasa keuangan relatif stabil.

Kelompok ini pada bulan Maret 2012 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah angkutan udara 0,06 persen.

(6)

6 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

Gambar 3. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari-Maret) 2010 - 2012 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 Jan Jan-Feb Jan-Mar Inflasi (%) 2010 2011 2012

Perbandingan Inflasi Tahunan

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2012 sebesar 2,96 persen dan laju inflasi “year on year” (Maret 2012 terhadap Maret 2011) sebesar 7,08 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 3,86 persen dan 2,36 persen. Sedangkan laju inflasi ”year on year” untuk Maret 2010 terhadap Maret 2009 dan Maret 2011 terhadap Maret 2010 masing-masing sebesar 8,51 persen dan 5,40 persen.

Tabel 3. Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year Tahun 2010 - 2012

Inflasi 2010 2011 2012

(2002=100) (2007=100) (2007=100)

(1) (3) (4)

1. Maret 0,54 -0,48 1,25

2. Januari - Maret (tahun kalender) 3,86 2,36 2,96 3. Maret terhadap Maret (year on year)

(Tahun n) (Tahun n-1) 8,51 5,40 7,08 0 2 4 6 8 10 In fla si (% )

Jan-Jan Feb-Feb Mar-Mar

Gambar 4. Perbandingan Inflasi Year On Year, 2010-2012

(7)

7 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

Penjelasan Teknis

Makna inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada yang tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya turun. Resultante (rata-rata tertimbang) dari perubahan harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi (apabila turun).

Barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat sangat banyak, namun ” keranjang” barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi oleh masyarakat di suatu kota yang diukur IHK-nya (biasa disebut sebagai paket komoditas) jumlahnya terbatas, misal untuk Bajawa seluruhnya berjumlah 278 komoditas. Jumlah tersebut merupakan penyesuaian hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2007 Maumere, sebelumnya SBH tahun 2002 kota Kupang, yang merupakan bahan dasar penyusunan inflasi di Bajawa. SBH itu sendiri diadakan antara 5-10 tahun sekali. Selain dari paket komoditas, hasil SBH lainnya yang digunakan untuk menghitung inflasi adalah Diagram Timbang (Weighting Diagram).

Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi, sedangkan penurunannya disebut deflasi. Inflasi/deflasi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi (Modified Laspeyres). Rumus tersebut mengacu pada manual Organisasi Buruh Dunia (International Labour Organisation/ILO). Pengelompokan IHK didasarkan pada klasifikasi baku yang tertuang dalam Classification of Individual Consumtion According to Purpose (COICOP) yang diadaptasi untuk kasus Indonesia menjadi Klasifikasi Baku Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.

Data inflasi disajikan dalam 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu: (i) Bahan Makanan, (ii) Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau, (iii) Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar, (iv) Sandang, (v) Kesehatan, (vi) Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga, (vii) Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan.

Data inflasi disajikan juga dalam tiga kelompok perubahan harga, yaitu inflasi komoditas yang harganya bergejolak (volantile good inflation), inflasi komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered price inflation), dan inflasi inti (core inflation).

Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh indikator yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Tujuan tersebut penting dicapai karena indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro, baik fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap.

Pada tingkat korporasi angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara spesifik kegunaan angka inflasi antara lain untuk :

(8)

8 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

a. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wage indexation), b. Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment),

c. Eskalasi nilai proyek (project escalation), d. Penentuan target inflasi (inflation targeting),

e. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (budget indexation), f. Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP deflator),

g. Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living), h. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.

Inflasi IHK atau inflasi umum (headline inflation) adalah inflasi seluruh barang/jasa yang dimonitor harganya secara periodik. Inflasi umum adalah komposit dari tujuh kelompok pengeluaran atau tiga kelompok perubahan harga, yaitu inflasi inti, inflasi administered prices, dan inflasi volatile goods.

Inflasi Inti (core inflation) adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum, seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran, yang sifatnya cenderung permanen, persistent, dan bersifat umum. Jumlah komoditasnya sebanyak 234 antara lain kontrak rumah, mie, susu, sepeda motor, dan sebagainya.

Inflasi administered prices adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya secara umum dapat diatur pemerintah. Jumlah komoditasnya sebanyak 12 antara lain bensin, tarif listrik, rokok dan sebagainya.

Inflasi volatile goods adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak. Berdasarkan tahun dasar 2007, inflasi volatile goods masih didominasi bahan makanan, sehingga sering disebut juga sebagai inflasi volatile foods. Jumlah komoditasnya sebanyak 32 antara lain beras, minyak goreng, cabe,daging ayam ras, dan sebagainya.

(9)

9 Berita Resmi Statistik Kabupaten Ngada No.04/04/Th.IV, 3 April 2012

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Moch. Bathik Kepala BPS Kabupaten Ngada

Telp (0384)21359 Fax (0384)21359 bps5312@mailhost.bps.go.id

SADAR STATISTIK

PENYELENGGARA

Sadar untuk menggunakan teknik statistik yang tepat

guna dan menyajikan data statistik yang diperlukan

konsumen secara tepat waktu, akurat dan mudah

dipahami.

RESPONDEN

Sadar untuk memberikan jawaban apa adanya sesuai

dengan kenyataan tanpa ragu-ragu.

PENGGUNA

Sadar untuk memahami metode, konsep/definisi serta

Gambar

Tabel 1.  Laju Inflasi Kota Bajawa Bulan Maret 2012, Tahun Kalender 2012 dan   Maret 2012 Terhadap Maret 2011
Gambar 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi  Kota Bajawa (2007=100) Bulan Maret 2012
Gambar 3. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari- (Januari-Maret) 2010 - 2012 0,000,501,001,502,002,503,003,504,004,50 Jan  Jan-Fe b  Jan-M arInflasi (%) 2010 2011 2012

Referensi

Dokumen terkait

37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK) menyebutkan bahwa, “Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan pada tanaman padi sawah, padi gogo dan sorgum di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.. Penelitian

Undang-undang baru yaitu UU No.8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam

Ya Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kami, yang telah lahir di Betlehem.. Kami puji namaMu yang kudus, karena Engkau telah melawat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metil ester minyak biji kelor dapat disintesis menjadi senyawa surfaktan etilendiamida melalui

Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Pada Perusahaan Properti dan real estate Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2013 – 2017)” dapat

[r]