• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya)."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT

MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER

(Studi di Hi-Tech Mall Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh:

Larasati Laksita Putri

0512010221 / FE /EM

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Oleh:

Larasati Laksita Putri

0512010221 / FE /EM

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

JAWA TIMUR

(3)

DAFTAR ISI

2.2.1.1. Konsep Pemasaran... 10

2.3. Perilaku Konsumen ... 12

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 12

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 14

2.4. Nilai Pelanggan ... 22

2.4.1. Pngertian Nilai Pelanggan... 22

2.4.1.1. Basic Value... 22

2.4.1.2. Expcted Value... 23

2.4.2. Dimnsi Nilai Pelanggan ... 25

2.5. Minat Mereferensikan ... 26

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1. Pengukuran Variabel... 32

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 34

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.3.1 Jenis-Jenis Data ... 35

3.3.2 Sumber data ... 35

3.3.3 Pengumpulan Data... 35

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 36

3.4.1. Teknik Analisis ... 36

3.4.2. Outliers... 37

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat... 33

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat... 33

3.4.3. Evaluas atas Outliers ... 38

3.4.4. Uji Validitas ... 38

3.4.5. Uji Reliabilitas ... 39

3.4.6. Uji Normaltas ... 40

3.4.7. Multicolliniearity dan Singularity ... 40

3.4.8. Pengujian Hipotesisi dan Hubungan Kausal ... 41

3.4.9. Pengujian Model dengan Two-step Approach... 41

3.4.10. Evaluasi Model ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 46

4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan... 46

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47

(5)

4.2.2. Keadaan Responden ... 47

4.3. Analisis dan Uji Hipotesis... 49

4.3.1. Uji Outlier ... 49

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 50

4.3.3. Uji Validitas ... 51

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Varance Extracted... 52

4.3.5. Uji Normalitas... 53

4.4. Structural Equation Modelling... 54

4.4.1. Evaluasi Model One-Step Approach To SEM ... 54

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas... 56

4.5. Pembahasan Hasil Uji Hiotesis ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesimpulan... 59

5.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Outlier... 50

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 4.5. Uji Validitas ... 52

Tabel 4.6 Construct Reliability dan Variance Extracted... 53

Tabel 4.7 Uji Normalitas... 54

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indiches Model One Step Aproach – Base Model... 55

Tabel 4.9. Pengujian Hipotesis... 56

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen ... 15 Gambar 3.1. Contoh Model Pengukuran Loyalitas Merek ... 36 Gambar 4.1 Model Pengukuran Dan Struktural: customer value dan

Refference Intention : Modl Specificaion, One step Approach

... 55

(8)

Lampiran 2 : Hasil Rekap Jawaban Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 4 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 5 : Hasil Uji SEM

(9)

PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT

MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER

(Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya)

Larasati Laksita Putri

Abstraksi

Perusahaan-perusahaan produsen komputer dan notebook untuk menawarkan produk dan upaya melayani kebutuhan permintaan dari konsumen, akan tetapi oleh karena adanya peluang pasar tersebut maka banyak persaingan baik dari pemain lama maupun pendatang baru. Contoh bermunculannya industri komputer adalah dengan banyaknya bermunculan merek-merek komputer dan lain-lain. Salah satu faktor penunjang keberhasilan penjualan adalah dengan pengaturan sistem distribusi. Obyek penelitian ini dilakukan di Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer Surabaya khususnya mengenai bagaimana nilai konsumen terhadap minat mereferensikannya, sebab notebook acer adalah piranti teknologi yang cukup maju dan canggih memiliki. Dari gambaran tersebut memberikan indikasi bahwa bagi konsumen, kinerja produk yang dirasakan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, yang dianggap bernilai. Minat mereferensikan konsumen terhadap produk notebook Acer dapat mencerminkan minat mereferensikan yang tinggi, rasa suka konsumen atau pelanggan timbul bila konsumen atau pelanggan mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka gunakan adalah berkualitas baik dan dapat memenuhi keinginan dan harapan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli dan menggunakan produk notebook Acer di Hi-Tech Mall Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 120 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan bahwa : Faktor Customer Value berpengaruh positif terhadap Faktor Refference

Intention, tidak dapat diterima.

(10)

1.1. Latar Belakang Masalah

Teknologi Informasi (TI) yang kini berkembang amat pesat, tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap seluruh proses globalisasi belakangan ini. Mulai dari wahana TI yang paling sederhana berupa perangkat radio dan televisi, hingga internet dan telepon gengam dengan protokol aplikasi tanpa kabel (WAP), informasi mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak orang.

(11)

2

Akan tetapi kegunaan dari komputer atau notebook bukan hanya sebagai sarana untuk mengakses internet, akan tetapi fungsi utama dari komputer atau komputer adalah sebagai sarana untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti menyimpan data-data yang penting, mendesaign suatu produk, mengetik, dll. Oleh karena fungsi dari komputer atau notebook sangat banyak, otomatis akan meningkatkan permintaan akan notebook dan PC’s ini termasuk di kota Surabaya, Kondisi tersebut menciptakan peluang pasar bagi perusahaan-perusahaan produsen komputer dan notebook untuk menawarkan produk dan upaya melayani kebutuhan permintaan dari konsumen, akan tetapi oleh karena adanya peluang pasar tersebut maka banyak persaingan baik dari pemain lama maupun pendatang baru. Contoh bermunculannya industri komputer adalah dengan banyaknya bermunculan merek-merek komputer atau notebook yang baru, seperti merek Acer, Compaq, dan lain-lain. Salah satu faktor penunjang keberhasilan penjualan adalah dengan pengaturan sistem distribusi.

(12)

beralih ke produk lain. Dengan kata lain produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pembeli sasaran tetapi juga konsumen. (Naumann 1994: 15).

Dengan kata lain dalam benak konsumen atau pelanggan akan timbul pola penilai terhadap produk yang dipakai menurutu persepsi mereka, bila mereka merasa produk yang mereka pakai tidak sesuai dengan dengan apa yang disajikan maka akan timbul kekecawaan dan kekecewaan untuk memutuskan dipakai atau tidak, referensi positif konsumen tentang produk bermula dari persepsi mereka tentang konsisten suatu produk dengan harapan mereka. (Wilson, 1991).

Penelitian ini dilakukan di Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer, meskipun beberapa gerai menjual kebutuhan sehari-hari pada umumnya plaza atau toserba lainnya. Berbagai merek komputer berikut spare partnya tersedia diantaranya : HP, IBM, LG, Acer, Axioo, Toshiba dll. Bahkan software berbagai program juga dijual disini, umumnya toko (gerai) komputer dipusatkan di lantai II dan III. Hi-Tech Mall terletak di Jl. Kusuma Bangsa 116 – 118 Surabaya yang dikelola oleh PT. SASANA BOGA Surabaya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya.

(13)

4

Acer merupakan produsen komputer terbesar kedua di dunia di balik HP dan di depan Dell. Perusahaan ini juga memiliki waralaba terbesar jaringan ritel komputer di Taipei, Taiwan, tetapi Acer menempati posisi puncak atau pertama di Indonesia. Namun akhir-akhir ini Acer sendiri bahkan mengalami komplain baik dari konsumen atau pelanggannya, sebagai contoh Acer terpaksa menarik beberapa seri notebook Acer Aspire-nya dari pasar, terkait keluhan dari para pelanggan yang merasa notebook miliknya mengalami overheat (panas berlebihan). Sudah menjadi perhatian kami kalau beberapa notebook Acer Aspire tertentu mengalami masalah overheat. Oleh karena itu, secara sukarela kami akan menarik produk-produk Acer demi keamanan bersama," tulis pernyataan Acer, yang dikutip dari situs resminya, Okezone.com. Senin (12/10/2009).

Total penjualan notebook Acer mencapai 116.085 unit pada kuartal pertama 2009 atau mencatat pertumbuhan 30,5% dari periode yang sama tahun lalu. Menurut data yang dikeluarkan Lembaga Riset Gartner Inc., pada kuartal 1 tahun 2009, pangsa pasar Acer di Indonesia melesat hingga 43,2% dengan total penjualan 134.386 unit, saat ini penjualan ditargetkan mencapai 600.000 unit hingga akhir tahun, dengan pertumbuhan Year on Year mencapai 23,6% dari periode yang sama pada tahun 2008. Sementara tahun 2008 lalu tercatat total penjualan Acer mencapai 491.657 unit atau meningkat 20,1% dari tahun 2007 atau sekitar 489.204 unit. Dikutip dari situs resminya, http://www.beritabaru.com. Minggu (14/06/09).

(14)

server. Posisi ini telah diraih Acer Group Indonesia sejak tahun 2007, sedangkan khusus untuk kategori produk notebook, tahun ini merupakan tahun keempat bagi brand acer sendiri menguasai pangsa pasar di Indonesia. “Melihat perkembangan yang positif pasar Acer Group Indonesia, Acer bertekad mempertahankan posisi sebagai PC dan Notebook Vendor No. 1 di Indonesia. Dengan strategi multi-brand, Acer memberi lebih banyak pilihan kepada pengguna dalam memilih merek dan produk yang sesuai dengan kesukaan dan kebutuhan masing-masing,” kata Helmy Anam, Head of Marketing Communications Department, Acer Group Indonesia.

Berdasarkan Data Pangsa Pasar yang dipublikasikan IDC, sementara di pasar notebook dimana Acer meraih posisi sebagai Vendor Notebook ke-2 terbesar di dunia mencatat pangsa pasar 17 persen. Dari gambaran data diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat penjualan notebook Acer selalu mengalami peningkatan di tiap tahunnya serta terus beusaha untuk dapat memenuhi target di tahun 2009 sebesar 600.000 unit. Tetapi karena produk notebook ini merupakan produk jangka panjang, maka permasalahan dari fenomena tersebut adalah bagaimana Acer dapat menjadi market leader melampaui kompetitorna Hewleet-Packard (HP). Dikutip dari http://www.beritabaru.com.

(15)

6

konsumen lebih berminat untuk menceritakan pengalaman negative dari pada pengalaman positif mereka.

Dari gambaran tersebut memberikan indikasi bahwa bagi konsumen, kinerja produk yang dirasakan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, yang dianggap bernilai (Kotler, 2000). Minat mereferensikan konsumen terhadap produk notebook Acer dapat mencerminkan minat mereferensikan yang tinggi, rasa suka konsumen atau pelanggan timbul bila konsumen atau pelanggan mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka gunakan adalah berkualitas baik dan dapat memenuhi keinginan dan harapan, jaringan interaksi sosial ini sangat berperan dalam menentukan keputusan pembelian.

Oleh karena itu dari uraian di atasi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai Konsumen Terhadap Minat

Mereferensikan Produk Notebook Acer (Studi Kasus di Hi-Tech Mall

Surabaya)“.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

 Apakah nilai konsumen berpengaruh terhadap minat mereferensikan produk notebook Acer di Hi-Tech Mall Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(16)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Memberikan data, informasi dan gambaran serta masukan yang berguna bagi perkembangan perusahaan khususnya Hi-Tech Mall Surabaya, khususnya produk teknologi.

2. Bagi pihak lain yang membutuhkan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan informasi tentang masalah yang sejenis, sehingga bisa membantu mengatasi masalah yang ada.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh, Thamrin, (2003) dengan judul penelitian ”Studi Mengenai Proses adopsi Konsumen Pasca Masa Tayang Iklan Produk ”Xon-Ce” Di Surabaya”. Dalam penelitian in permasalahan yang diajukan adalah 1).apakah tingkat kepuasan konsumen terhadap produk makin tinggi pula minat belinya?.2). Semakin tinggi persepsi nilai konsumen semakin tinggi kepuasannya. 3). Semakin tinggi persepsi kegunaan produk, semakin tinggi nilai konsumen. 4). Semakin tinggi preferensi konsumen berdasarkan atribut, semakin besar nilai yang dirasakan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa structural equation modelling.

Hasil penelitian ini di dapatkan bahwa kepuasan konsumen, memori iklan, nilai konsumen, kegunaan produk serta atribut produk secara langsung maupun tidak dapat mempengaruhi minat beli ulang konsumen, iklan berpengaruh secara langsung terhadap minat beli ulang tanpa melalui kepuasan konsumen.

(18)

Hasil penelitian yang di dapat bahwa konstruk dari kegunaan produk, pergaulan sosial memiliki pengaruh secara langsung terhadap minat mereferensikan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

(19)

10

2.2.1.1. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1997: 17), konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan memberikan keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen. Definisi konsep pemasaran ini menurut Swastha dan Irawan (1983:10) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler (1992:30), konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penelitian kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efisien dan lebih efektif dibanding para pesaing.

Berdasarkan kedua pengertian konsep pemasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran suatu perusahaan yang harus dimulai dengan usaha mengenali dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi tiga elemen pokok, yaitu :

a. Orientasi konsumen atau pasar atau pembeli.

(20)

penggunanya. Beberapa komponen yang harus ada untuk perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen, anatar lain :

Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

 Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

 Menentukan produk dan program permasalahannya.

 Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan sikap serta tingkah laku mereka.

 Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat rnemperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

Dapat pula dikatakan bahwa sebenarnya laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan pada konsumen.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran.

(21)

12

perusahaan dapat terealisir, terkoordinir untuk memberikan kepuasan yang menjadi keputusan.

Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran (Kotler, 1997:18) adalah sebagai berikut:

a. Konsep pejualan

1. memusatkan perhatian pada kebutuhan penjualan.

2. Sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai.

b. Konsep pemasaran

1. Memusatkan perhatian pada kebutuhan pembeli.

2. Sibuk dengan gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan, pengiriman dan akhirnya pengkonsumsian produk tersebut.

2.3. Perilaku Konsumen

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku konsumen.Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

(22)

mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:

a. Sebagai proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang dan jasa.

Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka.

Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu : 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran perilaku serta peristiwa lingkungan

3. Perilaku melibatkan pertukaran

Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko (1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;

a. Proses pengambilan keputusan b. Kegiatan fisik.

(23)

14

Dari beberapa pengertian perilaku konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)

(24)

Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.

Budaya

Sumber : Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit : Intermedia Jakarta.

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian

a. Budaya

(25)

16

materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan berjiwa muda,

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. 2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial. a. Kelompok Acuan

(26)

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak rutin.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk dan merek aktual seseorang.

Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional.

Kelompok dissosiatif adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh seseorang.

b. Keluarga

(27)

18

politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

(28)

diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot, pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai, menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran.

c. Gaya Hidup

(29)

20

opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

(30)

situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka.

Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.

Yang paling penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara mereka.

(31)

22

2.4. Nilai Konsumen

2.4.1. Pengertian Nilai Konsumen

Setiap aspek dari lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cepat, khususnya pelanggan, teknologi dan pasar global. Perubahan lingkungan bisnis ini menimbulkan masalah bagi manajemen yang cepat puas. Semakin tinggi pendidikan konsumen maka mereka semakin tahu akan kebutuhannya dalam mendapatkan informasi - informasi yang diperlukan dan juga mempunyai tuntutan yang iebih bervariasi daripada waktu yang lampau terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya konsumen akan memilih produk yang sesuai atau yang memenuhi harapannya, bila suatu produk tidak memenuhi harapannya maka konsumen akan beralih ke produk lain. Dengan kata lain produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pembeli sasaran tetapi juga konsumen. Menurut Nauman (1994: 15):

"The most important success factor for a firm is the ability to deliver better customer value than the competition. Good customer value can be achieved only when product quality, service quality and value - based prices are in harmony and exceed customer expectations. Delivering only good product quality will never guarantee survival.

2.4.1.1. Basic Value

Menurut Albrecht, (1990) "The fundamental components of your customer

value package required just to be in business" Artinya adalah nilai dari komponen

(32)

Menurut Frank M. Gryna (2001:316) "Customer needs are the basic physiological

and physocological requirements and desires for survival and well - being. " Hal

tersebut berarti kebutuhan konsumen merupakan dasar lisiologis dan tuntutan psikologj yang ingin untuk dapat dipenuhi dengan baik.

Pernyataan tersebut artinya hampir sama McCarthy dan Perreault (1984 : 84) Menurut McCarthy dan Perreault (1984:84): "The functional needs satisfied

by a product type refers to what the product type does for the customer type.

Product types supply functions, such as nourishing, protecting, warming, cooling,

transporting, reassuring, holding, drilling, assembling, etc. it is such "basic"

function which we should seek first -to be sure that the right functional needs are

identified".

Artinya bahwa kebutuhan dasar dapat dipuaskan dengan tipe produk yang mengacu pada tipe konsumennya. Produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan fungsionalnya seperti mengandung zat makanan, melindungi, menghangatkan mendinginkan, mengangkut, menenangkan, dan sebagainya. Itu semua adalah fungsi dasar yang seharusnya dipenuhi terlebih dahulu untuk meyakinkan bahwa kebutuhan dasar fungsional dapat teridentifikasi. Contohnya : Ada seorang pasien rumah sakit yang akan menjalani terapi. Menunggu di ruangan terapi adalah salah satu atribut yang harus dilalui oleh pasien tersebut. Pada tingkatan basic value ini pasien berharap agar peralatan untuk terapi tersebut dapat berjalan dengan baik

2.4.1.2. Expected Value

Menurut Albrecht (1990) : What your customer consider "normal "for you

(33)

24

sebagai sesuatu yang normal untuk anda maupun pesaing anda. Pada tingkatan ini jika apa yang diharapkan konsumen telah sesuai dengan apa yang diberikan perusahaan, maka konsumen akan merasa puas. Hal tersebut didukung juga oleh Kano and Gitlow (1995): "Customer expectation is the anticipated characteristics

and performance of the goods or service. The expected level of quality represents

the minimum or "must be" attributes. At this level customer will be satisfied"

Artinya bahwa pada tingkatan expected value atau nilai yang diharapkan ini kualitas minimum pada atribut - atribut yang ada harus berjalan dengan baik Contohnya: Sesuai dengan contoh sebelumnya, pasien akan puas bila waktu untuk menunggu dalam menialani terapi tersebut tepat waktu sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh petugas. Jika mereka mengatakan 15 menit maka mereka harus tepat waktu, jika tidak maka pelanggan akan merasakan ketidakpuasan. Menurut Frank M.Gryna (2001: 5) terdapat beberapa komponen yang mana merupakan faktor penentu dalam kepuasan konsumen yaitu :

A. Accuracy, Ketepatan (akurat) pelayanan dan produk yang diberikan

B. Timeliness, Yaitu ketepatan waktu dalam pelayanan dan produk yang diberikan C. Completeness, Yaitu kelengkapan peralatan maupun perlengkapandalam proses

pelayanan.

D. Friendliness and courtesy, Yaitu keramahan dan kesopanan yang dilakukan selama proses pelayanan tersebut

E. A nticipating customer needs, Yaitu antisipasi atau pencegahan hal - hal yang

(34)

F. Knowledge of server, Yaitu pengetahuan karyawan mengenai perusahaan dilihat dari sisi pelayanan maupun pengetahuan akan menu - menu yang disajikan

G. Appearance of facilities and personal, Yaitu keberadaan akan fasilitas - fasilitas dan orang dalam hal ini karyawan yang bersangkutan dalam pelaksanaan proses pelayanan.

H. Reputation, Yaitu image ataupun persepsi konsumen terhadap perusahaan tersebut

2.4.2. Dimensi Nilai Konsumen

Nilai konsumen bukanlah suatu konsep yang sederhana, walaupun mudah untuk didefinisikan, oleh karena nilainya selalu berubah secara naluriah. Akan tetapi fokus pemasaran pada konsumen ini harus disadari sebagai titik tolak datangnya pendapatan perusahaan. Tujuan perusahaan yang berfokus pada konsumen adalah menawarkan kreasi agar konsumen kembali mengakses, oleh karena konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya dari menggunakan produk perusahaan. Konsep dimensi mutu sependapat dengan konsep nilai yang berorientasi kebutuhan konsumen (Nauman, 1995:17), yang dikenal dengan segitiga nilai konsumen {customer Value Triad) berpendapat bahwa, "customer value consist of product quality, service quality are the pillars

that support price level".

(35)

26

1. Kegunaan produk, adalah derajad kepercayaan konsumen bahwa penggunaan produk atau jasa tertentu akan membawa peningkatan akan kinerjanya.

- Kegunaan produk pada efektivitas kerja.

- Kegunaan produk pada produktivitas dan penghematan waktu. - Kegunaan produk atau sistem pada pekerjaan seseorang.

2. Kemudahan penggunaan produk, merupakan derajad kepercayaan atau persepsi konsumen dalam menggunakan produk tertentu.

- Kemudahan dalam mengakses bantuan untuk mempelajari cara pemakaian produk adalah keluaran yang telah diselesaikan oleh setiap karyawan.

- Kemudahan yang berhubungan dengan upaya mental.

- Kemudahan penggunaan yang berhubungan dengan kemudahan suatu sistem untuk dipelajari

3. Pegaulan sosial, adalah interaksi individu dengan lingkungan sosialnya, apakah individu tersebut berperilaku atau tidak dalam lingkungan sosialnya. - Individu dengan lingkungan pergaulan sehari-hari.

- Individu dengan orang yang dihormati. - Individu dengan orang yang dikasihi

2.5. Minat Mereferensikan

2.5.1. Pengertian Minat

(36)

Minat mereferensikan merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek dan mengambil tindakan untuk mereferensikan kepada seseorang yag berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,2001).

Menurut Hurlock (1992) mendefinisikan minat mereferensikan sebagai sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila diberi kesempatan untuk memilih.

Minat mereferensikan merupakan konstruk yang penting dalam proses adopsi konsumen, minat mereferensikan yang tinggi mencerminkan rasa suka konsumen terhadap produk. Rasa suka ini timbul bila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas baik dan dapat memenuhi jarapan konsumen. Budiman,Adi,(2003: 7).

Dalam kehidupan sehari-hari maupun bisnis seorang individu akan berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungannya, dari sudut dunia bisnis jaringan interaksi sosial ini mempunyai peranan yang besar dalam penentuan kesuksesan produk di pasar.Wilson,(1991: 19).

(37)

28

Adapun indikator dari minat mereferensikan adalah sebagai berikut: Budiman,Adi, (2003: 7).

1. Minat mereferensikan kepada teman 2. minat mereferensikan kepada atasan 3. minat mereferensikan kepada kerabat

2.6. Pengaruh Nilai Konsumen Terhadap Minat Mereferensikan

Konsumen memiliki kebiasaan untuk berbagi informasi dengan teman-teman mereka tentang produk-produk yag menurut persesi mereka mempunyai nilai tinggi. Komunikasi yang terjadi biasanya komunikasi verbal dari mulut ke mulut dan bersifat personal. Peter dan Olson,(2002:441-442).

Nilai konsumen atas suatu produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap minatnya dalam merefrensikan kepada orang lain atau dapat dikatakan secara langsung bahwa nilai yang dapat dirasakan atas suatu produk bagi konsumen dapat dirasakan secara langsung yaitu melalui price directly influence dan promotional frame yang dapat menggiring konsumen untuk melakukan aktivitas pembelian. Jeanne, (2001:185-197).

(38)
(39)

30

(40)

2.8. Hipotesis

(41)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang

pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi variabel-varibel penelitian

termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya.

1. Nilai Konsumen (X) adalah merupakan rasio dari manfaat yang didapatkan

dari pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen sebagai berikut: Budiman,

(2004:7).

a. Kegunaan Produk(X1) derajad kepercayaan konsumen bahwa penggunaan

produk atau jasa tertentu akan membawa peningkatan akan kinerjanya.

- Kegunaan produk dalam efektifitas kerjanya (X1.1)

- Kegunaan produk pada produktivitas dan penghematan waktu (X1.2)

- Kegunaan produk atau sistem pada pekerjaan seseorang (X1.3)

b. Kemudahan penggunaan produk (X2) merupakan derajad kepercayaan

atau persepsi konsumen dalam menggunakan produk tertentu

- Kemudahan dalam untuk mempelajari cara pemakaian produk (X2.1)

- Kemudahan produk jika mengalami kesulitan (X2.2).

- Kemudahan system untuk dipelajari (X2.3)

c. Pergaulan sosial (X3) merupakan interaksi individu dengan lingkungan

sosialnya, apaah individu tersebut berperilaku atau tidak dalam lingkungan

sosialnya.

- Individu dengan lingkungan sehari-hari (X3.1)

(42)

- Individu dengan orang yang dihormati (X3.2).

- Individu dengan orang yang dikasihi (X3.3).

2. Minat Mereferensikan (Y) Adalah Minat dari individu atau konsumen

dalam mereferensikan selera masing-masing orang yang menjadi dasar

pemilihan sesuatu, pada kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai

produk dengan merek tertentu. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

Thamrin, (2003:144).

a. Mereferensikan kepada teman (Y1)

b. Mereferensikan kepada atasan (Y2).

c. Mereferensikan kepada kerabat (Y3)

3.1.1. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential

scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang

diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.Dalam penelitian

ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung

ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan sebagai berikut:

1 7

(43)

34

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli dan

yang menggunakan produk notebook Acer di Hi-Tech Mall Surabaya.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non

Probability sampling yaitu dengan purposive Sampling yaitu penarikan

sampel berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel.

Ciri-ciri sampel tersebut adalah: (1) Berdomisili di Surabaya. 2). Berusia minimal

18 tahun. (3) Membeli dan menggunakan produk notebook Acer di Hi – Tech

Mall Surabaya.

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200

sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10

kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 12 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah (12X10 = 120) maka sampel yang digunakan adalah sebesar 120

(44)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan

kuesioner kepada konsumen yang membeli produk notebook Acer di

Hi-Tech Mall Surabaya.

b. Data Sekunder

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan

dalam hal ini Hi-Tech Mall Surabaya. Data ini antara lain berupa data

perusahaan dan gambaran umum tentang produk notebook Acer.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil

langsung dari konsumen yang membeli dan menggunakan produk notebook

Acer di Hi-Tech Mall Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa cara berikut:

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti -

bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

(45)

36

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan kepada konsumen yang membeli dan menggunakan notebook

Acer di Hi-Tech Mall Surabaya untuk diisi agar memperoleh jawaban

langsung dari konsumen.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang

memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relative rumit. Model

pengukuran nilai pelanggan terhadap minat mereferensikan menggunakan

confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas

terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur

Persamaan Dimensi variabel kegunaan produk adalah sebagai berikut :

X1 = 1kegunaan produk + er_1

X2 = 2 kegunaan produk + er_2

X3 = 3 kegunaan produk + er_3

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model

pengukuran dengan contoh variabel kegunaan produk akan nampak sebagai

berikut:

Gambar 4.1 : Contoh Model Pengukuran Loyalitas merek

(46)

Keterangan :

Y1.1 = pertanyaan tentang kegunaan pada saat efektivitas kerja

Y1.2 = pertanyaan tentang kegunaan pada produktivitas penghematan waktu

Y1.3 = pertanyaan tentang kegunaan pada sistem pekerjaan seseorang

er_j = error term X1j

3.4.2. Outliers

Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik

secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik

unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi

lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui

munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat

kategori.

 Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam

memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik

80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban

responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah

nilai ekstrim.

 Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang

memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti

(47)

38

 Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak

dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai

ekstrim itu.

 Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila

dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau

sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.

3.4.3. Evaluasi atas outliers

Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier

Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <

0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X ) pada df (degrees of Freedom) sebesar

jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X adalah

multivariate outlier.

2

2

3.4.4. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi

sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah

tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan

derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini

dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan

dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini

koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of

significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai

(48)

Rumus:

X = tanggapan responden

Y = total tanggapan responden seluruh pertanyaan

n = jumlah responden

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal

dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana

masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang

umum.

Construct-reliability dan Variance-extracted dihitung dengan rumus:

Construct-reliability =

Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap

indikator (diambil dari computer, AMOS 4.01, dengan melihat nilai

estimasi setiap construct standardize regression weigths terhadap setiap

(49)

40

j

 = 1- (Standardize Loading) 2

Secara umum,nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70

dan variance extracted≥ 0,5 ( Hair et. al., 1998 ).

3.4.6. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam

analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah

adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang

biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik.

Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan

melalui rumus berikut ini :

N

dimana N adalah ukuran sampel.

Bila nilai –z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa

distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan

tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih

besar dari 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari

distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan

adalah nilai kritis sebesar

1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak

pada tingkat signifikasi 0.05 (5%) Sumber ( Ferdinand Augusty 2002 : 95 )

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan

(50)

determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil

mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak

dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. (Ferdinand Augusty 2002

: 108).

3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar,

dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar

daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM] digunakan

untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.6. Two-Step Approach

digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan

dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [Hartline & Ferrell,1996], dan

keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step

approach ini. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step

approach adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar

= 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala

(51)

42

b. Menetapkan error [] dan lambda [] terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,1 kali 2 dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali 

[Anderson dan Gerbing,1988]. Perhitungan construct reliability [] telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [] dapat dihitung

dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [] dan lambda

[] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix

pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.10.Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan

pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut

mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

penggunaan structural equation modelling.

Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau  0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar.  0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda]. 

(52)

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF.  0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model  2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model.  0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya

sample dan kerumitan model.  0,95 Sumber : Hair et.al., [1998]

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood

ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang

digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik

chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan

dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil

nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan

dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data,

maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X² bersifat

sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil

maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi

chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat

diterimanya degress of freedom.

(53)

44

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini

akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians

sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI

adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor

fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini

menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI – ADJUST GOODNES of FIT INDEX

AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun

AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians

alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan

sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai

antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN/DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model.

Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya

sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang

dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif

yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks

kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

(54)

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai

yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit.

7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin

mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very good fit).

Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini

besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk

mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer, meskipun beberapa gerai

menjual kebutuhan sehari-hari pada umumnya plaza atau toserba lainnya.

Berbagai merek komputer berikut spare partnya tersedia diantaranya : HP, IBM,

LG, Acer, Axioo, Toshiba dll. Bahkan software berbagai program juga dijual

disini, umumnya toko (gerai) komputer dipusatkan di lantai II dan III. Hi-Tech

Mall terletak di Jl. Kusuma Bangsa 116 – 118 Surabaya yang dikelola oleh PT.

SASANA BOGA.

Sebagai pelopor atau pendahulu yang berdiri sejak tahun 1948, kami telah

terbukti berpengalaman dan mampu bertahan selama puluhan tahun di bidang

office solution. Mulai dari perkakas kantor biasa sampai mesin-mesin perkantoran

berteknologi terkini, telah kami tekuni.Ditunjang dengan kerjasama international

menandakan bahwa kami telah mampu berkecimpung di dunia internasional. Dari

Trodat Stempel (Austria), Artline ( Jepang), Pelikan (Malaysia), HSM (Jerman)

adalah branded - branded internasional yang kami pegang.

Dari satu Kota yaitu Surabaya hingga kini telah tersebar di beberapa

daerah dari barat (Jakarta s/d Nusa Tenggara) mengindikasikan perkembangan

serta perluasan usaha kami. Untuk semua kebutuhan office solution mulai office

stationery, office equipment, office automation dan office technology paling

(56)

lokasinya terletak di jalan Tunjungan 27 Surabaya (60275). Dipilihnya jalan

Tunjungan, karena alasan :

- Jalan Tunjungan merupakan pusat perdagangan.

- letak jalan Tunjungan sangat strategis, yaitu di Jantung kota Surabaya, sehingga

dapat dengan mudah dicapai di segala penjuru kota.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan

teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang

menyeleksi responden dengan pertimbangan tertentu dan data yang ada, diolah

dengan menggunakan structural equation modelling.

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum

kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal

seperti dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 120 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat

(57)

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengunjung atau responden

lebih didominasi oleh pengunjung pria, namun kaum perempuan juga tidak mau

kalah apabila hal tersebut yang berhubungan dengan IT. Selama ini, anggapan

bahwa kebanyakan wanita pasti menyukai belanja, telah menjadi hal umum

dimasyarakat. Tidak heran, produk-produk IT yang dijual dipasaran khususnya di

Hi-Tech Mall Surabaya lebih banyak yang ditujukan bagi kaum laki-laki. Hal ini

tentu menjadi fakta yang cukup menarik mengingat anggapan umum wanita

pastilah akan mengeluarkan uang lebih banyak saat berbelanja, tetapi

kecenderungan bahwa laki-laki lebih antusia untuk mengunjungi dan melakukan

suatu keputusan dalam membeli suatu produk atau jasa.

b. Usia

Dari 120 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

(58)

perbelanjaan produk IT mampu menyentuh lapisan masyarakat.

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel)

perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi

dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua

variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick &

Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan

jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan

menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang

(59)

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Standard Error of Predicted Value 5.619 13.659 10.600 1.619 120 Adjusted Predicted Value 11.29 91.77 60.64 16.432 120

Residual -64.526 66.137 0.000 30.889 120

Std. Residual -1.981 2.030 0.000 0.948 120 Stud. Residual -2.047 2.087 -0.002 1.003 120 Deleted Residual -70.099 73.373 -0.138 34.615 120 Stud. Deleted Residual -2.079 2.121 -0.001 1.010 120 Mahalanobis Distance [MD] 2.549 19.931 11.900 3.701 120 Cook's Distance 0.000 0.055 0.009 0.011 120 Centered Leverage Value 0.021 0.167 0.100 0.031 120 (a) Dependent Variable : NO. RESP

Terdapat Outlier Apabila

Mahalanobis Distance

: > 37.697 =CHIINV(0,001.15) Sumber : Data Diolah

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu

dievaluasi dengan menggunakan 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel

yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis

lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi

multivariate outliers. Nilai 20.001 dengan jumlah variabel 11 adalah sebesar

31,264. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 19,931 yang kurang dari 2

tabel 37,697 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate outliers.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini

digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi

indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki

(60)

Pengujian Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total Correlation

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator

yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total

correlation indikator seluruhnya ada yang tidak ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi

tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's

dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal

untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien

Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang

disyaratkan yaitu ≥ 0,7 (Hair et.al.,1998; Sekaran,2003).

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya

diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent

(61)

antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.5. Uji Validitas

Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis

Faktor Loading

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor

loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct

sebagian besar ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut

dapat dikatakan validitasnya cukup baik.

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu

juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua

pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan

memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator

individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan

variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan

(62)

X12 0.579 0.335 0.665

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan

variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan

dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian

angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang

dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima

sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi.

Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang

digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk

menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis

maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat

ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar  2,58.

(63)

normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

Hasil analisis tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Uji Normalitas

4.4. Structural Equation Modelling

4.4.1. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan

dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh

terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang

diestimasi secara bersama-sama (one-step approach to SEM). One-step approach

to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta

validitas dan reliabilitas data sangat baik. (Hair.et.al, 1998). Hasil estimasi dan fit

model one-stepapproach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS

(64)

Refference

Tabel 4.8.Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model Cmin/DF 1.227 ≤ 2,00 kurang baik Probability 0.124 ≥ 0,05 kurang baik RMSEA 0.044 ≤ 0,08 kurang baik

Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata

dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil

evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model

konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya

didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk

(65)

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix: 9.547,35> 0

mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini

sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi

masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah

ini.

Tabel 4.9. Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis Kausalitas

Regression Weights

Ustd Std

Faktor  Faktor Estimate Estimate Prob. Refference_Intention  Customer_Value 0.072 0.091 0.366

Batas Signifikansi  ≤ 0,10

Sumber : data diolah

Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang

menyatakan bahwa :

a. Faktor Customer Value berpengaruh positif terhadap Faktor Refference

Intention, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,366 > 0,10 [tidak signifikan

[positif].

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil di atas bahwa customer value berpengaruh positif

terhadap Faktor refference intention, tidak dapat diterima. Hal ini didukung

penelitian yang dilakukan oleh, Thamrin, (2003)sebagai berikut “Hasil penelitian

ini di dapatkan bahwa kepuasan pelangan, memori iklan, nilai pelanggan,

kegunaan produk serta atribut produk secara langsung maupun tidak dapat

mempengaruhi minat beli ulang konsumen, iklan berpengarh secara langsung

Gambar

Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.
Gambar 4.1 :  Contoh Model Pengukuran Loyalitas merek
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3.    Hasil Uji Outlier
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kwadran ketiga mengartikan bahwa perusahaan tidak menghasilkan nilai tambah (value destruction ) tetapi memilki kelebihan dana karena perusahaan bertumbuh secara

menyatakan efikasi diri berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Karakteristik

Karakteristik beban nol adalah karakteristik yang menggambarkan hubunga antara tegangan ke motor dengan arus daya cos φ motor pada keadaan tanpa beban, seperti

Menurut Parasuraman dalam (Tjiptono 2003: ³)DNWRU XWDPD \DQJ PHPSHQJDUXKL NXDOLWDV SHOD\DQDQ DGDODK layanan yang diharapkan pelanggan ( expected service) dan persepsi

The Information Systems International Conference (ISICO) adalah sebuah konferensi internasional yang didedikasikan untuk kemajuan teori dan praktik dalam Sistem

3) Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja Bagi Hasil

persolan adaptasi karena setiap negara berbeda dalam menyikapi atau mengartikan waktu.. d)Sikap terhadap pencapaian pekerjaan seorang manajer akan berbeda tajam dengan di