• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SERTIFIKASI GURU SD/MI OLEH KANWIL KEMENAG PROPINSI JATIM MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SERTIFIKASI GURU SD/MI OLEH KANWIL KEMENAG PROPINSI JATIM MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Herlina Dwi Yusnita 0534010275

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “ SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SERTIFIKASI GURU SD/MI OLEH KANWIL KEMENAG PROPINSI JATIM MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING”

Tugas Akhir ini penulis laksanakan sebagai salah satu syarat utama kelulusan yang ditetapkan oleh Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur. Dengan selesainya laporan tugas Akhir ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Ir. Setiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika UPN “ Veteran “ Jawa Timur serta selaku Dosen Pembimbing I.

4. Hj. Asti Dwi Irfianti S.Kom, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II.

5. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Informatika serta Staff yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

(3)

8. Teman-teman penulis Yuyun Ika, Arief “Kenthir”, Fuan Wahyusan, Aditya Bagoes Kurniawan, Mbak Dian & Bunda kantin serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan saran sebagai masukkan di dalam pembuatan tugas akhir ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna. Karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis harapkan guna perbaikan selanjutnya, sehingga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 15 November 2010

(4)

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... ... . 4

1.5 Sistematika Penulisan ... . 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Sertifikasi ... 6

2.2 Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.3 Profile Matching ... 9

2.3.1 Aspek Kapasitas Intelektual ... 9

2.3.2 Aspek Mental Kerja ... 12

2.3.3 Aspek Kompetensi Profesi Pendidik ... 13

2.4 Penentuan Bobot Nilai Gap... 14

2.4.1 Core Factor ( Faktor Utama) ... 14

2.4.2 Secondary Factor (Faktor Pendamping) ... 15

(5)

2.5.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 17

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 19

3.1 Analisa Sistem ... 19

3.2 Perancangan Sistem ... 21

3.2.1 Diagram Berjenjang... 22

3.2.2 Document Flow ………..………... 23

3.2.3 System Flow... 24

3.2.4 Data Flow Diagram ………... 26

3.2.5 Entity Relationship Diagram ... 32

3.3 Perancangan Aplikasi Sistem ... 34

3.3.1 Pemetaan Gap Kompetensi ... 34

3.3.2 Profile Matching ... 38

3.3.3 Struktur Basis Data ... 45

3.4 Desain Input dan Output ... 51

3.4.1 Desain Form Login ... 51

3.4.2 Desain Form Maintenance Divisi ... 52

3.4.3 Desain Form Maintenance Posisi ... 53

3.4.4 Desain Form Maintenance Calon Guru ... 54

3.4.5 Desain Form Maintenance Profil ... 56

(6)

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 62

4.1 Implementasi ... 62

4.2 Kebutuhan Sistem ... 62

4.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ... 63

4.4 Implementasi Program ... 63

4.4.1 Form Menu Utama ... 63

4.4.2 Form Login ... 64

4.4.3 Form Admin ... 65

4.4.4 Form Master Data Divisi ... 66

4.4.5 Form Master Data Posisi ... 66

4.4.6 Form Master Data Profil ... 67

4.4.7 Form Master Data Sekolah ... 68

4.4.8 Form Master Data Guru ... 69

4.4.9 Form Data Sertifikasi ... 69

4.4.10 Form Penilaian Profil ... 70

4.4.11 Form Penilaian Peserta ... 71

4.4.12 Form Penghitungan Profile Matching ... 71

BAB V EVALUASI DAN UJI COBA 5.1 Evaluasi Sistem ... 74

(7)

5.5.1 Hasil Aplikasi Penilaian untuk Aspek

Kapasitas Intelektual ... 80

5.5.2 Hasil Aplikasi Penilaian untuk Aspek

Kompetensi Profesi Pendidik ... 81

5.5.3 Hasil Aplikasi Penilaian untuk Aspek Mental Kerja ... 81

5.6 Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching ... 82

5.6.1 Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching

Untuk Aspek Kapasitas Intelektual ... 82

5.6.2Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching

Untuk Aspek Kompetensi Profesi Pendidik ... 83

5.6.3Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching

Untuk Aspek Mental Kerja ... 83

5.6.4Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching

Untuk Nilai Kapasitas Intelektual (NKI) ... 85

5.6.5 Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching

Untuk Nilai Kompetensi Profesi (NKP) ... 86

5.6.6Hasil Aplikasi Form Perhitungan Profile Matching

Untuk Nilai Mental Kerja ... 87

5.6.7Hasil Aplikasi Proses Perhitungan Profile Matching

(8)

6.2 Saran ... 83

(9)

Gambar 3.2 Diagram berjenjang ... 22

Gambar 3.3. Document Flow Sertifikasi Guru ... 23

Gambar 3.4 System Flow Proses Seleksi Sertifikasi Guru ... 25

Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Sertifikasi Guru SD/MI ………...….. 26

Gambar 3.6 DFD Level 0 Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Sertifikasi Guru SD/MI ………. 27

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Data ………... 28

Gambar 3.8 DFD Level 1 Profile Matching ………..………... 29

Gambar 3.9 DFD Level2 Proses Pengelompokkan dan Perhitungan Core Factor dan Sedondary Factor ………. 31

Gambar 3.10 ERD-CDM ………... 32

Gambar. 3.11 ERD-PDM ... 33

Gambar 3.12 Desain Form Login ... 51

Gambar 3.13 Desain Form Maintenance Divisi ... 52

Gambar 3.14 Desain Form Maintenance Posisi ... 54

Gambar 3.15 Desain Form Maintenance Calon Guru ………. 56

Gambar 3.16 Desain Form Maintenance Profile ………. 57

Gambar 3.17 Desain Form Profile ………... 57

(10)

Gambar 4.3 Form Admin ... 65

Gambar 4.4 Form Data Divisi ... 66

Gambar 4.5 Form Master Data Posisi ... 67

Gambar 4.6 Form Master Data Profil ... 68

Gambar 4.7 Form Master Data Sekolah ... 68

Gambar 4.8 Form Master Data Guru ... 69

Gambar 4.9 Form Data Sertifikasi ... 70

Gambar 4.10 Form Penilaian Profil ... 70

Gambar 4.11 Form Penilaian Peserta ... 71

Gambar 4.12 Form Perhitungan Profile Matching Untuk Kapasitas Intelektual .. 72

Gambar 4.13 Form Perhitungan Profile Matching Untuk Kompetensi Profesi Pendidik ... 72

Gambar 4.14 Form Perhitungan Profile Matching Untuk Hasil Nilai Score …. 73

Gambar 5.1 Data Sertifikasi ... 78

Gambar 5.2 Penilaian Profil ... 79

Gambar 5.3 Penilaian Peserta untuk Aspek Kapsitas Intelektual ... 80

Gambar 5.4 Penilaian Peserta untuk Aspek Kompetensi Profesi Pendidik ... 81

Gambar 5.5 Penilaian Peserta untuk Aspek Mental Kerja ... 81

Gambar 5.6 Perhitungan Profie Matching untuk Aspek Kapasitas Intelektual ... 82

(11)

Gambar 5.10 Proses Perhitungan Profile Matching untuk

Nilai Kompetensi Profesi (NKP) ... 86

Gambar 5.12 Proses Perhitungan Profile Matching untuk

Hasil Akhir dari penilaian ………. 87

Gambar 5.11 Proses Perhitungan Profile Matching untuk

Nilai Mental Kerja ... 88

Gambar 4.15 Form Laporan Data Peserta ... 89

(12)

Tabel 3.1 Profil Jabatan Guru Agama ... 36

Tabel 3.2 Tabel Profil Calon Guru untuk Aspek Kapasitas Intelektual ... 37

Tabel 3.3 Tabel Profil Calon Guru untuk Aspek Mental Kerja ... 37

Tabel 3.4 Tabel Profil Calon Guru untuk Aspek Kompetensi Profesi Pendidik 38 Tabel 3.5 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Kapasitas Intelektual ... 39

Tabel 3.6 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Kapasitas Intelektual ... 39

Tabel 3.7 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Mental Kerja ... 39

Tabel 3.8 Tabel Perolehan Bobot Nilai Aspek Mental Kerja ... 39

Tabel 3.9 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Kompetensi Profesi Pendidik ... 40

Tabel 3.10 Tabel Perolehan Bobot Nilai Aspek Kompetensi Profesi Pendidik .. 40

Tabel 3.11 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Core Factor Aspek Kapasitas Intelektual ... 41

Tabel 3.12 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Secondary Factor Aspek Kapasitas Intelektual ………... 41

Tabel 3.13 Tabel Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Aspek Kapasitas Intelektual ……….... 42

Tabel 3.14 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Core Factor Aspek Mental Kerja ……… 42

(13)

Kompetensi Profesi Pendidik... 43

Tabel 3.18 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Secondary Factor Aspek Kompetensi Profesi Pendidik ... 43

Tabel 3.19 Tabel Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Aspek Kompetensi Profesi Pendidik ... 43

Tabel 3.20 Nilai Total Aspek Kapasitas Intelektual ... 44

Tabel 3.21 Nilai Total Aspek Mental Kerja ... 44

Tabel 3.22 Nilai Total Aspek Kompetensi Profesi ... 44

Tabel 3.23 Hasil Akhir Proses Profile Matching ... 45

Tabel 3.24 Struktur Tabel Divisi ... 45

Tabel 3.25 Struktur Tabel_Posisi ... 46

Tabel 3.26 Tabel Profil_Posisi ... 46

Tabel 3.27 Struktur Tabel Profil_Jabatan ... 47

Tabel 3.28 Struktur Tabel Calon_Guru ... 47

Tabel 3.29 Profil_Calon_Guru ... 48

Tabel 3.30 Struktur Tabel Profile ... 48

Tabel 3.31 Struktur Tabel Hasil_Bobot ... 49

Tabel 3.32 Struktur Tabel Profile_Hasil_Matching ... 50

Tabel 3.33 Struktur Tabel Ranking ... 50

(14)

Tabel 3.37 Desain Laporan Ranking Kandidat Berdasarkan Jabatan ... 61

(15)

terjadi polemik, karena ada kemungkinan penilaian subyektif terhadap seseorang sehingga proses tidak berjalan dengan semestinya dan hasil yang dicapai pun kemungkinan tidak maksimal.

Proses seleksi sertifikasi guru untuk suatu posisi pada suatu sekolah sering kali mengalami kesulitan karena pengajuan kandidat yang bisa menempati posisi tersebut dengan cara pencocokan profile calon guru dengan profile posisi kurang terdefinisikan dengan baik. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat menganalisa beberapa calon guru yang sesuai atau mendekati profile yang ada.

Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode profile

matching ini dibuat berdasarkan data yang terdapat pada KANWIL

KEMENTERIAN AGAMA PROPINSI JAWA TIMUR. Proses profile matching dilakukan untuk merekomendasikan calon guru yang cocok menempati posisi yang dibutuhkan kepada pihak pengambil keputusan berdasarkan dengan bantuan kecerdasan komputer, dengan begitu diharapkan proses pengangkatan posisi tersebut berjalan fair dan obyektif sehingga hasil akan tercapai lebih baik, lebih akurat dan lebih cepat.

Hasil dari proses ini berupa ranking calon guru yang dijadikan rekomendasi bagi pihak pengambil keputusan untuk memilih calon guru yang cocok untuk menempati posisi yang sedang kosong.

(16)

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan dari suatu proses pembelajaran di sekolah-sekolah atau

instansi pendidikan, tidak lepas dari peran serta guru. Minat bakat kemampuan

dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik digali dan dikembangkan

oleh guru, tanpa bantuan guru, minat bakat, kemampuan dan potensi peserta didik

tidak akan berkembang secara optimal. Oleh sebab itu sumber daya manusia

(SDM) khususnya guru harus dipelihara dan diseleksi dengan tepat supaya

menunjukkan kinerja yang baik dan optimal.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan aspek utama yang ditentukan adalah kualitas

guru. Untuk itu upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan

adalah kualitas dan kompetensi guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan

persyaratan minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang

profesional. Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas,

berkompetensi, guru yang tahu secara dalam tentang apa yang dikerjakannya,

cakap dalam cara mengajarnya dan guru tersebut berkepribadian mantap.

Akan tetapi melihat realitas yang ada, keberadaan guru profesional sangat

jauh dari apa yang dicita-citakan. Menjamurnya sekolah-sekolah yang rendah

mutunya memberikan suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah

(17)

di Indonesia. Hal itu menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang

dari kalangan akademis, akan tetapi orang awam sekalipun ikut mengomentari

ketidak beresan pendidikan dan tenaga pengajar yang ada. Kenyataan tersebut

menggugah kalangan akademis, sehingga mereka membuat perumusan untuk

meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan

profesionalisme guru dari pelatihan agar guru memiliki kualifikasi pendidikan

minimal strata satu (S-l). Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal

S1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jejang

pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD/MI

dipersyaratkan lulusan S1/D-IV jurusan/program studi

PGSD/PGMI/Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan guru Agama di SMP/MTs,

SMA/MA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1/D-IV jurusan/program studi

Agama atau Pendidikan Agama.

Bertolak dari kondisi tersebut, pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan

Kementerian Agama yang menaungi Guru untuk sekolah Madrasah mengadakan

seleksi dari tiap komite sekolah untuk menentukan jumlah kuota yang layak

mengikuti sertifikasi guru ini tidak mudah di lakukan. Guru di seleksi ketat

dengan mempertimbangkan kelayakan mengikuti sertifikasi.

Seleksi sertifikasi guru sering kali menjadi polemik, karena ada

kemungkinan penilaian subyektif terhadap seseorang sehingga proses tidak

berjalan dengan semestinya dan hasil yang dicapaipun kemungkinan tidak

(18)

pengangkatan posisi tersebut berjalan fair dan obyektif sehingga hasil akan

tercapai lebih baik, lebih akurat dan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diambil

perumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan

untuk mempermudahkan proses seleksi sertifikasi guru oleh Kanwil

Kementerian Agama Jawa Timur secara cepat dan obyektif?

2. Bagaimana membuat proses seleksi sertifikasi guru SD/MI dengan

menggunakan metode profile matching yang efektif?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data dari Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur bidang MAPENDA.

2. Standart kriteria guru yang akan disertifikasi berdasarkan standart kriteria

dari Kementerian Agama RI.

3. Sistem Pendukung Keputusan digunakan dalam analisis gap dan profile

matching.

4. Sistem dijalankan oleh administrator bagian panitia penyelenggara

sertifikasi.

(19)

1.4 Tujuan

Tujuan Pembuatan Program ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat sistem pendukung keputusan seleksi sertifikasi guru secara cepat

dan obyektif pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jatim.

2. Membuat aplikasi sistem pendukung keputusan seleksi sertifikasi guru

SD/MI dengan menggunakan metode profile matching yang efektif.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam enam bab. Setiap

bab terdiri dari beberapa sub bab.

BAB I PENDAHULUAN

Bagian Pendahuluan ini membahas tentang Latar Belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang

hendak dicapai dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian Tinjauan Pustaka ini dibahas tentang Sistem Pendukung Keputusan, Proses Sertifikasi Guru dan Proses Profile Matching.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada Bab ini dibahas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta membahas permasalahan-permasalahan yang ada pada bentuk

manual dan memberikan gambaran dari sistem yang lama untuk

mendapatkan landasan dari pengembangan software dan

(20)

flow, data flow diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD),

rancangan struktur database yang digunakan dalam aplikasi serta

desain input dan output aplikasi.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Pada Bab ini dijelaskan tentang hasil dari pembuatan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Seleksi Sertifikasi Guru menggunakan

metode Profile Matching yang meliputi penjelasan tentang

penggunaan aplikasi per sistem.

BAB V IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi dan uji coba dari aplikasi yang telah dibuat.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

2.1 Sertifikasi

Yang dimaksud dengan sertifikasi disini adalah standarisasi secara

profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang

dikelola dan dibina oleh organisasi profesi bukan hanya pemerintah. Sertifikasi ini

memenuhipersyaratankualitas profesional yang sudah ditetapkan.

Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan,

bukan tujuan itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua fihak

bahwa sertifikasi adalah sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan

pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang

dilakukan adalah untuk mencapai kualitas.

Untuk pengertian dari sertifikasi guru yaitu proses pemberian sertifikat

pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah

memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak

untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikasi

merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan. Seperti yang telah

dikemukakan di atas, perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak

bahwa sertifikasi adalah sarana untuk menuju kualitas. Pemahaman ini akan

melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk

mencapai kualitas. Ijazah S-1 bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara,

(22)

mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru. Demikian pula jika guru

mengikuti uji sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan tunjangan

profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah

memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standard kemampuan guru.

Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan lain guna

memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan benar untuk

menghadapi proses sertifikasi.

Sertifikasi guru bertujuan untuk :

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

c. Meningkatkan martabat guru.

d. Meningkatkan profesionalitas guru.

Adapun juga manfaat dari sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut :

a. Melindungi praktik-praktik guru yang tidak kompeten yang dapat merusak

citra guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

bermutu dan tidak profesional.

c. Meningkatkan kesejahteraan guru.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu sistem informasi

(23)

bagi manajemen tingkat eksekutif maupun lini dalam pembuatan keputusan. SPK

dirancang untuk memberikan informasi yang dapat membantu proses

pengambilan keputusan dan kemampuan komunikasi untuk menjawab problema

semi-terstruktur. Kemampuan komunikasi ini diperlukan dalam situasi dimana

permasalahan dihadapi oleh pimpinan, bukan individual. Sebuah permasalahan

dikatakan terstruktur jika ketiga elemen yaitu intelegensia, rancangan, dan pilihan

secara jelas dapat teridentifikasi. Artinya, masih mungkin untuk menjelaskan

algoritma atau pola pengambilan keputusan yang memungkinkan sebuah

problema dapat dikenali dan dipahami, alternatif solusi dapat dicari dan dievaluasi

serta solusi dapat dipilih. Problema tidak terstruktur, sebaliknya adalah suatu

permasalahan dimana ketiga aspek diatas tidak dapat teridentifikasi sama sekali.

Tujuan dibuatnya SPK adalah :

1. Membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan atas masalah

semi-terstruktur. Dalam dunia nyata sulit sekali untuk menemukan

permasalahan yang sangat terstruktur atau tidak terstruktur, sebagian besar

permasalahan justru bersifat semi-terstruktur.

2. Memberikan dukungan bagi pertimbangan manajer atau pimpinan dan

bukannya dimaksudkan untuk mengganti fungsi pimpinan. Sistem dapat

ditugaskan untuk memecahkan bagian permasalahan yang terstruktur.

3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil pimpinan lebih daripada

perbaikan efisiensinya. Artinya SPK tidak dimaksudkan untuk membuat

(24)

2.3 Profile Matching

Profile Matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam

manajemen SDM, dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan)

yang diperlukan oleh suatu posisi. Kemampuat tersebut haruslah dapat dipenuhi

oleh para guru yang akan disertifikasi.

Dalam proses Profile Matching secara garis besar merupakan proses

membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi posisi

sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin

kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti

memiliki peluang lebih besar untuk seorang guru memperoleh sertifikasi.

Sistem yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai

alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil posisi (soft

kompetensi posisi) dengan profile guru (soft kompetensi guru) sehingga dapat

memperoleh informasi lebih cepat, seperti untuk mengetahui gap kompetensi

antara posisi dengan profil guru.

Adapun masalah yang dihadapi saat ini antara lain adalah profil guru dan

profil jabatan atau posisi belum terorganisir dalam suatu database yang mudah

diakses Dalam permasalahan kali ini terdapat tiga aspek yang menentukan dalam

proses profile matching. Aspek tersebut yaitu :

2.3.1 Aspek Kapasitas Intelektual

Aspek ini berdasarkan bentuk penilaian portofolio yang biasa digunakan

(25)

profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang

mencerminkan kompetensi guru. Aspek tersebut antara lain :

1. Kualifikasi Akademik

Merupakan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru

mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun

nongelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam maupun di luar

negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau

sertifikat diploma.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Merupakan pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan

dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik.

3. Pengalaman Mengajar

Merupakan masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada

satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang

berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara

pendidikan).

4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam

materi pembelajaran dan indikator pencapaian kompentensi yang disusun oleh

guru.

(26)

Merupakan penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan proses

pembelajaran, menggunakan multimetode, menyeluruh, berkesinambungan

sehingga mampu mendorong peserta didik untuk lebih berprestasi.

6. Prestasi Akademik

Merupakan adalah pandangan seseorang mengenai hasil terbaik yang telah

dicapai oleh para perserta didik.

7. Karya Pengembangan Profesi

Merupakan suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil

pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.

8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

Merupakan partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang

tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau

internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.

9. Pengalaman Organisasi di Bidang Pendidikan

Merupakan pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan,

organisasi sosial, dan/atau mendapat tugas tambahan.

10.Penghargaan yang Relevan dalam Bidang Pendidikan

Merupakan penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi

yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama

waktu, hasil, lokasi/geografis), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi

(dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,

(27)

2.3.2 Aspek Mental Kerja

Penilaian aspek ini berdasarkan Tes Pauli yang bertujuan untuk melihat

daya tahan, ketekunan dan ketelitian. Motivasi merupakan niat dan kemauan.

Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan

motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan

untuk membedakan hal yang penting. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain :

1. Energi Psikis

Mengungkapkan besarnya potensi kerja, terutama ketika dibawah tekanan.

2. Ketelitian dan Tanggung Jawab

Menunjukkan adanya kesediaan bertanggung jawab, teliti, kepedulian, akan

tetapi dapat berarti pula mudah dipengaruhi, labil, dan kurang waspada.

3. Kehati-hatian

Menunjukkan adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan dan

kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan.

4. Pengendalian Perasaan

Menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri, keseimbangan, dan

sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh temprame, mudah terangsang

dan cenderung egois.

5. Dorongan prestasi

Dorongan berprestasi menggambarkan kesediaan dan kemampuan berprestasi,

(28)

6. Vitalitas dan Perencanaan

Vitalitas dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri,

mengatur kemampuan, dlam mengatur tempo dan irama kerja.

2.3.3 Aspek Kompetensi Profesi Pendidik

Aspek ini dinilai dari beberapa sub aspek meliputi :

1. Kompetensi Pedagogik

Merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Merupakan kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Sosial

Merupakan kompetensi berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta

didik dan masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

Merupakan kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkannya pendidik peserta didik

(29)

2.4 Penentuan Bobot Nilai Gap

Pada tahap ini, akan ditentukan bobot nilai masing-masing aspek dengan

menggunakan bobot nilai yang telah ditentukan bagi masing-masing aspek itu

sendiri. Adapun inputan dari proses pembobotan ini adalah seliisih dari profil guru

dan profil posisi atau jabatan guru. Dalam penentuan peringkat pada aspek

kapasitas intelektual, mental kerja dan kompetensi profesi yang sama pada setiap

gap, diberikan bobot nilai sesuai dengan tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Tabel bobot nilai gap

No Selisih GAP Bobot Nilai Keterangan

1. 0 6 Kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan

2. 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan satu tingkat

3. -1 5 Kompetensi individu kekurangan satu tingkat

4. 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan dua tingkat

5. -2 4 Kompetensi individu kekurangan dua tingkat

6. 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan tiga tingkat

7. -3 3 Kompetensi individu kekurangan tiga tingkat

8. 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan empat tingkat

9. -4 2 Kompetensi individu kekurangan empat tingkat

10. 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan lima tingkat

11. -5 1 Kompetensi individu kekurangan lima tingkat

Setelah aspek-aspek tersebut diberikan bobot nilai gap maka aspek-aspek

diatas kemudian dibagi menjadi 2 bagian untuk proses penghitungannya dengan

memilahnya ke dalam dua kelompok yaitu :

2.4.1 Core Factor ( Faktor Utama)

Merupakan aspek (kompetensi) yang paling menonjol/paling dibutuhkan

oleh suatu posisi yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja yang optimal.

(30)

NCI = Σ NC Σ IC

Keterangan :

NCI : Nilai rata-rata core factor intelektual

NC : Jumlah total nilai core factor intelektual

IC : Jumlah Item core factor

2.4.2 Secondary Factor (Faktor Pendukung)

Merupakan item-item selain aspek yang ada pada core factor.

Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus :

NSI = Σ NS

Σ IS

Keterangan :

NSI : Nilai rata-rata secondary factor intelektual

NS : Jumlah nilai total secondary factor Intelektual

IS : Jumlah item secondary factor

2.4.3 Rumus Nilai Total

Berdasarkan hasil 2 proses perhitungan diatas nantinya akan dihitung lagi nilai

totalnya yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profile

guru yang akan diseleksi. Untuk menghitung nilai total dari masing-masing aspek

digunakan rumus :

60% NCI + 40% NSI = NKI (Nilai total aspek kapasitas intelektual guru)

2.4.4 Rumus Ranking Kandidat

Hal yang sama juga dilakukan terhadap aspek mental kerja guru dan aspek

(31)

kandidat yang diajukan untuk mengisi suatu posisi tertentu. Penentuan ranking

mengacu pada hasil perhitungan yang ditujukan pada rumus :

Ranking = 20% NKI + 30% NMK + 50% NKP

Keterangan :

NKI : Nilai Kapasitas Intelektual Guru

NMK : Nilai Mental Kerja Guru

NKP : Nilai Kompetensi Profesi Pendidik.

Setelah tiap kandidat mendapatkan hasil akhir, maka dapat ditentukan

peringkat atau ranking dari tiap kandidat dimana semakin besar nilai akhir, maka

semakin besar pula kesempatan untuk menempati posisi yang diinginkan, dan

begitu pula sebaliknya. Rumus-rumus diatas didapat dari rumus profile matching.1

2.5 Analisa dan Perancangan sistem

Analisa dan perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem

informasi yang utuh kedalam bagian komputerisasi yang dimaksud,

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria,

menghitung konsistensiterhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau

tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan

operasional dalam membangun aplikasi.

Analisa sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan

mengevaluasi permasalah yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga

dapat diusulkan perbaikannya.

1

(32)

Berikut ini adalah proses dalam analisis dan perancangan sistem:

2.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram adalah gambaran pada sistem dimana

didalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan

sesuatu yang ada dan teridentifikasi di alam suatu organisasi, dapat abstrak dan

nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribut yang merupakan ciri entity

tersebut. Sedangkan relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai

hubungan yang mewujudkan pemetaan antara entity.

Adapun elemen-elemen dari ERD ini yaitu 1. Entitas, 2. Atribut, 3.

Pengidentifikasian dan 4. Hubungan atau relasi.

2.5.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu alat yang digunakan untuk

pemodelan atau menggambarkan system yang akan dirancang. Perancangan sitem

dengan menggunakan DFD ini diawali dengan masuknya arus data kedalam

proses dan dihasilkan arus data yang keluar dari proses.

Beberapa simbol yang digunakan pada DFD adalah sebagai berikut:

1. Arus data

2. Simpanan data

3. Kesatuan luar

4. Proses

Nama Entitas

(33)

Arus data di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini digunakan

untuk menunjukkan arah aliran data dari proses, kesatuan luar dan file yang

dibuat. Simpanan data merupakan nama file untuk menyimpan data atau untuk

mengambil data sesuai proses apa yang sedang di kerjakan.

Kesatuan luat merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang

dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan

luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang akan keluar dari proses. Identifikasi

proses dapat berupa angka yang ditulis pada bagian atas proses yang digunakan

sebagai nomor acuan dari proses. Nama proses menunjukkan kegiatan yang

dilakukan oleh proses tersebut dan diletakkan dibawah identifikasi proses.

Pada DFD terdapat beberapa tingkatan, biasanya disebut dengan level,

yang dimulai dari context diagram, level 0, level 1 dan seterusnya. Context

diagram merupakan level paling awal dari sebuah DFD yang merupakan

gambaran global dari suatu sistem. DFD level 0 dan seterusnya merupakan

(34)

3.1 Analisa Sistem

Dari latar belakang yang telah diberikan serta dari hasil pengamatan,

permasalahan yang terjadi pada proses sertifikasi guru sering sekali terjadi

polemik, karena ada kemungkinan penilaian subyektif kepala / pemerintah

terhadap seorang guru. Identifikasi permasalahan ini dilakukan untuk menemukan

konsep-konsep dan teori-teori yang dapat mendukung untuk memecahkan suatu

permasalahan yang ada.

Ketika seorang calon guru menyerahkan data diri pada bagian panitia

penyelenggara, bagian panitia memberikan formulir penilaian untuk diisi.

Formulir tersebut merupakan formulir penilaian psikologis yang hasilnya nanti

dijadikan penilaian aspek mental kerja guru. Setelah itu, dilakukan proses

penyeleksian dengan berdasarkan mengadakan tes yang penilaiannya untuk

beberapa parameter seperti penilaian portofolio, kualifikasi akademik, kompetensi

profesi pendidik sebagai agen pembelajaran dan lain sebagainya. Jika terdapat

calon guru yang memenuhi beberapa kriteria tersebut, calon guru tersebut lolos

dalam tes kapasitas intelektual dan tes kompetensi profesi, maka calon guru

tersebut akan dipanggil untuk melakukan tes kesehatan jika diperlukan. Hasil dari

seluruh tes akan dijadikan inputan pada proses penyeleksian sertifikasi sehingga

(35)

3.2 Perancangan Sistem

Sebelum membuat program aplikasi, terlebih dahulu dilakukan proses

perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya aplikasi yang dibuat

dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan yaitu mampu membantu

pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu memilih guru

untuk disertifikasi dan ditempatkan pada posisi/jabatan tertentu. Selain itu juga

ditentukan model pendukung keputusan yang diterapkan dalam program aplikasi

untuk dapat menyelesaikan permasalahan pengambilan keputusan tersebut.

Pada alur proses aplikasi ini dijelaskan urutan proses yang terjadi pada

aplikasi. Gambar 3.2 adalah flowchart dari proses profile matching yang akan

digunakan pada program aplikasi ini. Pada proses profile matching ini dibutuhkan

inputan jabatan atau posisi guru yang merupakan nilai acuan dari suatu posisi dan

profile guru, yang didapat dari hasil 3 tes yang diadakan. Setelah didapat

nilai-nilai tersebut, dilakukan pemetaan gap kompetensi yang merupakan selisih dari

profile guru dan profile posisi atu jabatan guru. Kemudian hasil yang didapat dari

pemetaan gap tersebut akan dilakukan proses pembobotan nilai gap. Langkah

selanjutnya adalah proses pengelompokan dan perhitungan Core Factor dan

secondary factor. Hasil yang didapat akan dilakukan proses perhitungan nilai total

(36)

Tidak

Gambar 3.1 Flowchart Alur Proses Sistem

Adapun tahapan-tahapan lainnya dalam perancangan sistem yang

dilakukan adalah pembuatan Diagram Berjenjang, Document Flow, System Flow,

Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) dan Struktur

Basis Data yang digunakan dalam program aplikasi ini.

Start

Input Profil Posisi/jabatan

Input Profil Calon Guru

Calon Guru ?

A

A

Pemetaan gap

kompetensi

Proses Pembobotan Nilai

gap

Perhitungan dan Pengelompokan Core Factor

dan secondary factor

Perhitungan nilai total tiap aspek

Perhitungan Ranking

Calon Guru

Laporan Ranking Kandidat Terseleksi

[image:36.595.119.530.95.573.2]
(37)

3.2.1 Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang merupakan alat perancangan sistem yang dapat

menampilkan seluruh proses yang terdapat pada suatu aplikasi tertentu dengan

jelas dan terstruktur. Secara garis besar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

0

SPK SELEKSI SERTIFIKASI GURU SD/MI MENGGUNAKAN

PROFILE MATCHING 1 MAINTENANCE DATA 2 PROSES ANALISA 3 CETAK LAPORAN 1.2 MAINTENANCE CALON GURU 1.6 MAINTENANCE DIVISI BAGIAN 1.4 MAINTENANCE POSISI 1.5 MAINTENANCE PROFIL POSISI 1.3 MAINTENANCE PROFIL CALON GURU 1.1 MAINTENANCE PROFILE 2.1 PEMETAAN GAP KOMPETENSI 2.2 PENENTUAN BOBOT NILAI GAP

2.3

PENGELOMPOKAN DAN PERHITUNGAN CORE DAN

SECONDARY FACTOR 2.4 PERHITUNGAN NILAI TOTAL 2.5 PERHITUNGAN RANKING KANDIDAT 2.3.1 PENGELOMPOK

[image:37.595.127.500.220.586.2]

AN CORE DAN SECONDARY FACTOR 2.3.2 PERHITUNGAN CORE DAN SECONDARY FACTOR

(38)

3.2.2 Document Flow

Calon Guru Panitia Pimpinan

Mulai

Menyerahkan data calon guru yg akan

disertifikasi Surat Panggilan Intelektual & kompetensi profesi Data Calon Guru Surat Panggilan Intelektual & kompetensi profesi Surat Panggilan Tes Kesehatan Tes Kesehatan Data Calon Guru lolos Sertifikasi selesai Proses Penyeleksian Guru 1 Lolos Membuat Surat Panggilan Untuk Intelektual dan Kompetensi Profesi Surat Panggilan Untuk Intelektual dan kompetensi profesi Tes Intelektual dan Kompetensi Profesi Hasil Tes Kesehatan Proses Penyeleksian Guru 3 Lolos? Proses sertifikasi guru

Data Calon Guru Lolos Sertifikasi Ya N Proses Penyeleksian Guru 2 Lolos? Ya Daftar Ranking Kandidat Dibutuhkan Tes Kesehatan Membuat Surat Panggilan Tes Kesehatan Surat Panggilan Tes Kesehatan Ya selesai Tidak

[image:38.595.115.524.140.697.2]
(39)

Dalam Sistem ini, pemerintah mengambil keputusan memiliki tanggung

jawab untuk menentukan standart persyaratan yang dibutuhkan dalam

menempatkan seorang guru pada suatu jabatan atau posisi tertentu berdasarkan

aspek kapasitas intelektual, aspek mental kerja, dan aspek kompetensi profesi

pendidik.

Satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini

adalah dengan menggunakan metode profile matching dimana profile matching

merupakan metode pembantu bagi pimpinan termasuk pihak pemerintah untuk

mengangkat para guru-guru yang belum tetap atau honorer berdasarkan

aspek-aspek yang telah disebutkan diatas.

Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dibutuhkan suatu

program aplikasi yang mampu melakukan semua proses sehingga membantu

pemerintah dalam menentukan calon guru yang cocok untuk disertifikasi secara

obyektif dan akurat.

3.2.3 System Flow

System Flow menunjukkan jalannya program aplikasi secara garis besar.

Dalam system flow juga terlihat pengguna dari program aplikasi ini. System flow

sangat membantu dalam pembuatan program aplikasi dan pengguna, system flow

juga memperlihatkan database yang dibutuhkan oleh aplikasi. System flow yang

(40)

Panitia Sertifikasi atau Bag.Personalia

Start

Proses Maintenance Data

Posisi

Proses Profil Posisi

Proses Maintenance Data

Calon Guru

Proses Profile Calon Guru

Data Calon Guru

Profile Calon Guru Data Posisi

Profil Posisi

Proses Pemetaan Gap Kompetensi

Pengelompokan dan perhitungan core dan

secondary factor

Proses Bobot Nilai Gap

Perhitungan Nilai Total

Perhitungan Ranking Kandidat

Data Ranking

Data Hasil Profile Macthing Data Hasil Pembobotan

Instansi Pemerintah

Daftar Ranking Kandidat

[image:40.595.133.496.113.697.2]

End

(41)

3.2.4 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) pada aplikasi ini terdiri atas Context Diagram

[image:41.595.121.508.287.580.2]

sampai dengan level 2 sebagaimana terlihat pada gambar-gambar di bawah.

Gambar 3.5 menunjukkan context diagram. Context Diagram merupakan

level paling awal dari suatu DFD. Dalam context diagram terlihat entity-entity

yang berperan dalam program aplikasi ini, yaitu Calon Guru, Panitia/ Bagian

Personalia dan Instansi Pemerintah.

DAT A SERT IFIKASI PROFIL CALON GURU

PROFIL POSISI

DAT A FAKT OR PENILAIAN

DAT A RANKING KANDIDAT HASIL SELEKSI CALON GURU HASIL PEMBOBOT AN DAT A DIVISI BAGIAN

DAT A PROFIL DAT A POSISI

LAPORAN KANDIDAT T ERSELEKSI

LAPORAN RANKING KANDIDAT

KODE_POSISI 0

SPK SELEKSI SERT IFIKASI GURU SD

MIMENGGUNAKAN PROFILE MAT CHING

+

PANIT IA SERT IFIKASI

PIMPINAN

(42)

Gambar 3.6 DFD Level 0 Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Sertifikasi Guru

SD/MI Menggunakan Profile Matching.

Gambar 3.6 merupakan DFD Level 0. Dalam DFD Level 0 terlihat bahwa

pengguna dengan hak otoritas sebagai administrator dapat melakukan

proses-proses utama yang terdapat dalam proses-proses ini. Proses-proses-proses utama yang digunakan

(43)

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Data

Gambar 3.7 merupakan DFD Level 1 dari proses Maintenance Data. Pada

proses ini terdapat 6 (enam) proses yang semuanya berfungsi untuk melakukan

proses Maintenance data yang dibutuhkan untuk proses profile matching.

Proses-proses tersebut adalah sebagai berikut :

1. Maintenance Profile

Proses ini digunakan untuk melakukan segala proses Maintenance data

profile.

2. Maintenance Calon Guru

Proses ini digunakan untuk melakukan Maintenance data calon guru yang

akan disertifikasi.

(44)

Proses ini digunakan untuk melakukan input profile calon guru yang

didapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh panitia penyelenggara.

4. Maintenance Posisi

Proses ini digunakan untuk melakukan Maintenance posisi

5. Maintenace Profile Posisi

Proses ini digunakan untuk melakukan input profile posisi dimana data

yang diinputkan didapat dari pemerintah.

6. Maintenance Divisi Bagian

Proses ini digunakan untuk melakukan Maintenance divisi bagian.

(45)

Gambar 3.8 adalah DFD Level 1 dari proses profile matching. Dalam level ini

terdapat 5 (lima) proses, yaitu :

1. Pemetaan Gap kompetensi

Proses ini digunakan untuk mengetahui selisih gap yang antara profile

guru dan profil posisi guru.

2. Penentuan Bobot Nilai Gap Kompetensi

Proses ini digunakan untuk melakukan pembobotan nilai gap yang didapat

dari proses Pemetaan Gap Kompetensi.

3. Pengelompokan dan Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor

Pada proses ini tiap sub aspek dikelompokkan menjadi Core Factor dan

Secondary Factor. Setelah dilakukan pengelompokkan tersebut, dilakukan

perhitungan berdasarkan rumus yang terdapat pada Bab II.

4. Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek

Proses ini digunakan untuk melakukan perhitungan nilai total pada tiap

aspek. Input pada proses ini didapat dari hasil perhitungan Core Factor

dan Secondary Factor.

5. Perhitungan Ranking Kandidat

Setelah didapat nilai total dari tiap aspek, maka proses terakhir adalah

menghitung ranking kandidat, dimana hasil dari perhitungan ini adalah

(46)

Gambar 3.9 DFD Level 2 Proses Pengelompokkan dan Perhitungan Core Factor

dan Sedondary Factor.

Gambar 3.9 adalah DFD Level 2 dari proses pengelompokkan dan

perhitungan core dan Secondary Factor. Dalam level ini terdapat dua proses yaitu:

1. Proses Pengelompokkan Core dan Secondary Factor

Pada proses ini bagian panitia atau personalia menginputkan data factor

yang terdiri dari Core Factor (CF) dan Secondary Factor (SF) pada tiap

sub aspek di tiap posisi guru. Data facto tersebut kemudian disimpan pada

table factor.

2. Proses Perhitungan Core dan Secondary Factor

Setelah dikelompokkan , data factor kemudianakan dijadikan inputan

untuk proses perhitungan Core Factor dan Secondary Factor. Pada proses

ini juga membutuhkan inputan nilai hasil dari pembobotan dari tabel

Hasil_Bobot. Dan hasil dari perhitungan ini akan disimpan di tabel

(47)

3.2.5 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan statu desain sistem yang

digunakan untuk merepresentasikan, menentukan, dan

mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan

database. ERD juga menunjukkan hubungan atau relasi antar tabel. ERD

terdiri atas Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model

(PDM.

1. Conceptual Data Models (CDM)

CDM adalah penggambaran model data secara konseptual. CDM dari

sistem aplikasi ini ditunjukkan pada gambar 3.10 di bawah ini :

Relation_11 Relation_40 Relation_55 Relation_57 Relation_58 Relation_62 Relation_63 Relation_69 Relation_70 Divisi KodeDiv NamaDiv < Posisi KodePos NamaPos < Guru NIP Nama Alamat T mp_Lahir T gl_Lahir T elp Agama T ahun Pendidikan <M Sekolah KodeSkl NamaSkl AlamatSkl T elpSkl <M Profil KodePrf NamaPrf JenisPrf FaktorPrf <M> Sertifikasi KodeStf T ahunStf < DetProfil KodeDetPrf NilaiPos Peserta KodeDetPst Core1 Core2 Core3 Sec1 Sec2 Sec3 NKI NMK NKP Score Ranking <M Nilai NilaiPst GapPst Admin KodeAdm NamaAdm PinAdm HakAdm <M

(48)

2. Physical Data Models

PDM adalah penggambaran model data secara fisik. PDM dari sistem

aplikasi ini ditunjukkan pada gambar 3.11 di bawah ini :

FK_%REFERENCE% KODEDIV = KODEDIV

FK_%REFERENCE% KODESKL = KODESKL FK_%REFERENCE%

KODEPOS = KODEPOS

FK_%REFERENCE% KODESTF = KODESTF

FK_%REFERENCE% KODEPRF = KODEPRF

FK_%REFERENCE% KODESTF = KODESTF

FK_%REFERENCE% NIP = NIP FK_%REFERENCE% KODEDETPST = KODEDETPST FK_%REFERENCE%

KODEDETPRF = KODEDETPRF DIVISI KODEDIV NAMADIV Text(15) Text(50) POSISI KODEPOS KODEDIV NAMAPOS Text(15) Text(15) Text(50) GURU NIP KODESKL NAMA ALAMAT TMP_LAHIR TGL_LAHIR TELP AGAMA TAHUN PENDIDIKAN Text(30) Text(15) Text(40) Text(50) Text(30) DateTime Text(50) Text(20) LongInteger Text(50) SEKOLAH KODESKL NAMASKL ALAMATSKL TELPSKL Text(15) Text(50) Text(50) Text(50) PROFIL KODEPRF NAMAPRF JENISPRF FAKTORPRF Text(15) Text(50) Text(30) Text(15) SERTIFIKASI KODESTF KODEPOS TAHUNSTF Text(30) Text(15) LongInteger DETPROFIL KODEDETPRF KODESTF KODEPRF NILAIPOS Text(30) Text(30) Text(15) LongInteger PESERTA KODEDETPST KODESTF NIP Text(30) Text(30) Text(30) NILAI KODEDETPST KODEDETPRF NILAIPST GAPPST Text(30) Text(30) LongInteger LongInteger

(49)

3.3 Perancangan Aplikasi Sistem

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan pada aplikasi sistem yang

akan dibuat :

3.3.1 Pemetaan GAP Kompetensi

Yang dimaksud gap adalah beda atau selisih antara profil calon guru

dengan profil posisi atau jabatan. Pengumpulan gap-gap yang terjadi pada tiap

aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda. Variabel-variabel dan cara

perhitungan yang dipergunakan dalam pemetaan gap kompetensi tersebut terdiri

dari beberapa aspek yaitu:

a. Kapasitas Intelektual

Aspek ini terdiri atas :

1. Kualifikasi Akademik

2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

3. Pengalaman Mengajar

1. Pendidikan dan Pelatihan

2. Penilaian dari Atasan dan Pengawas

6. Prestasi Akademik

7. Karya Pengembangan Profesi

8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

9. Pengalaman Organisasi di Bidang Pendidikan

10.Penghargaan yang Relevan dalam Bidang Pendidikan

b. Mental Kerja

(50)

1. Energi Psikis

2. Ketelitian dan Tanggung Jawab

3. Kehati-hatian

4. Pengendalian Perasaan

5. Dorongan Berprestasi

6. Vitalitas dan Perencanaan

c. Kompetensi Profesi Pendidik

1. Kompetensi Pedagogik

2. Kompetensi Profesional

3. Kompetensi Kepribadian

4. Kompetensi Sosial

Proses penentuan nilai tiap aspek akan ditentukan oleh pihak pemerintah

pusat untuk tiap jabatan pendidik dengan range nilai berkisar 1-6 (kurang sekali

hingga baik sekali). Setelah didapat nilai-nilai aspek tersebut dilakukan proses

perhitungan gap antara profil guru dan profil posisi guru. Kemudian gap-gap

tersebut dikumpulkan menjadi dua tabel yang terdiri dari field ”(-)” untuk

menempatkan jumlah dari nilai gap yang bernilai negatif dan field ”(+)” untuk

menempatkan jumlah dari nilai gap yang bernilai positif.

Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dalam sebuah kasus penempatan

guru pada suatu jabatan atau posisi seperti berikut ini.

Kode Posisi : GA

Nama Posisi : Guru Agama Islam

(51)

Tabel 3.1 Profil Jabatan Guru Agama

Nama Profil Nilai Posisi Kapasitas Intelektual

Kualifikasi Akademik 5

Perencanaan dan Pelaksanaan

Pembelajaran 5

Pengalaman Mengajar 5

Pendidikan dan Pelatihan 4

Penilaian dari Atasan dan Pengawas 4

Prestasi Akademik 5

Karya Pengembangan Profesi 4

Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah 4

Pengalaman Organisasi

di Bidang Pendidikan 5

Penghargaan yang Relevan

dalam Bidang Pendidikan 5

Kompetensi Profesi Pendidik

Kompetensi Pedagogik 5

Kompetensi Profesional 5

Kompetensi Kepribadian 4

Kompetensi Sosial 5

Mental Kerja

Energi Psikis 3

Ketelitian dan Tanggung Jawab 5

Kehati-hatian 5

Pengendalian Perasaan 3

Dorongan Berprestasi 4

Vitalitas dan Perencanaan 6

Nilai Profil posisi diinputkan di tiap posisi sesuai dengan kondisi yang diperlukan

oleh suatu instansi pemerintah.

Kandidat guru yang akan disertifikasi memlilki profil calon guru dan nilai

gapnya seperti yang akan ditampilkan pada tabel 3.2 untuk aspek kapasitas

(52)

kompetensi profesi pendidik. Pengisian nilai profil calon guru ini didasarkan pada

hasil tes dan nilai kompetensinya.

Tabel 3.2 Tabel Profil Calon Guru untuk Aspek Kapasitas Intelectual

No. ID 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gap

1 2 3 4 5 1106001 1106002 1106003 1106004 1106005 3 3 4 5 5 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 3 2 4 4 4 4 3 5 5 3 3 4 4 5 4 5 5 5 4 6 6 4 5

Profil 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 (-) (+)

1 2 3 4 5 1106001 1106002 1106003 1106004 1106005 -2 -2 -1 0 0 -1 -1 -2 0 -1 -2 -1 0 -1 -1 -1 0 1 0 1 0 1 0 1 -1 0 -1 -2 -3 -1 0 0 0 -1 1 1 -1 -1 0 0 0 -1 0 0 0 -1 1 1 -1 0 7 7 6 6 4 1 2 2 1 2

Tabel 3.3 Tabel Profil Calon Guru untuk Aspek Mental Kerja

No. ID 1 2 3 4 5 6 Gap

1 2 3 4 5 1106001 1106002 1106003 1106004 1106005 3 3 4 4 5 4 6 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 5 6 5 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4

Profil 3 5 5 3 4 6 (-) (+)

(53)

Tabel 3.4 Tabel Profil Calon Guru untuk Aspek Kompetensi Profesi Pendidik

No. ID 1 2 3 4

1 1106001 4 3 5 4

2 1106002 5 4 4 5

3 1106003 4 5 4 4

4 1106004 5 6 3 4

5 1106005 6 4 5 5

Profil 5 5 4 5 (-) (+)

1 1106001 -1 -2 1 -1 4 1

2 1106002 0 -1 0 0 1 0

3 1106003 -1 0 0 -1 2 0

4 1106004 0 1 -1 -1 2 1

5 1106005 1 -1 1 0 1 2

3.3.2 Profile Matching

Pada proses profile matching sendiri terdapat beberapa langkah yang harus

dilakukan, yaitu : Langkah pertama adalah Penentuan Bobot Nilai Gap.

Penentuan bobot nilai masing-masing aspek dengan menggunakan bobot nilai

yang telah ditentukan bagi masing-masing aspek itu sendiri. Dalam penentuan

peringkat pada aspek kapasitas intelektual, mental kerja dan kompetensi profesi

pendidik pada setiap gap diberikan bobot nilai sesuai dengan tabel 2.1

Dengan profil calon guru seperti yang terlihat pada tabel 3.2, tabel 3.3 dan

tabel 3.4 diatas dan dengan acuan pada tabel bobot nilai gap seperti yang

ditunjukkan pada tabel 2.1, maka tiap calon karyawan akan memiliki nilai bobot

(54)

Tabel 3.5 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Kapasitas Intelektual

No ID 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 1106001 1106002 1106003 1106004 1106005 -2 -2 -1 0 0 -1 -1 -2 0 -1 -2 -1 0 -1 -1 -1 0 1 0 1 0 1 0 1 -1 0 -1 -2 -3 -1 0 0 0 -1 1 1 -1 -1 0 0 0 -1 0 0 0 -1 1 1 -1 0

Salah satu calon guru didapat hasil perhitungan nilai bobotnya sebagai berikut :

Tabel 3.6 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Kapasitas Intelektual

No ID 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1106001 4 5 4 5 6 6 6 5.5 6 5

Penentuan nilai bobot ini dilakukan untuk masing-masing calon guru pada aspek

kapasitas intelektual sehingga didapat bobot nilai dari masing-masing calon guru.

Tabel 3.7 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Mental Kerja

No ID 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 1106001 1106002 1106003 1106004 1106005 0 0 1 1 2 -1 1 -2 -2 -1 -1 -2 0 -1 -1 1 0 2 3 2 0 0 1 0 1 -2 -3 -1 -1 -2

Salah satu calon guru didapat hasil perhitungan nilai bobotnya sebagai berikut :

Tabel 3.8 Tabel Perolehan Bobot Nilai Aspek Mental Kerja

No ID 1 2 3 4 5 6

(55)

Penentuan nilai bobot ini dilakukan untuk masing-masing calon guru pada aspek

mental kerja sehingga didapat bobot nilai dari masing-masing calon guru.

Tabel 3.9 Tabel Perolehan Nilai Gap Aspek Kompetensi Profesi Pendidik

No ID 1 2 3 4

1 1106001 -1 -2 1 -1

2 1106002 0 -1 0 0

3 1106003 -1 0 0 -1

4 1106004 0 1 -1 -1

5 1106005 1 -1 1 0

Salah satu calon guru didapat hasil perhitungan nilai bobotnya sebagai berikut :

Tabel 3.10 Tabel Perolehan Bobot Nilai Aspek Kompetensi Profesi Pendidik

No ID 1 2 3 4

1 1106001 5 4 5.5 5

Penentuan nilai bobot ini dilakukan untuk masing-masing calon guru pada aspek

perilaku sehingga didapat bobot nilai dari masing-masing calon guru.

Langkah kedua adalah Pengelompokkan dan perhitungan Core Factor dan

Secondary Factor. Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu

aspek kapasitas intelektual, mental kerja dan kompetensi profesi pendidik dengan

cara yang sama, tiap aspek dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok Core Factor dan secondary factor.

Untuk lebih jelasnya pengelompokkan dan perhitungan nilai Core Factor

(56)

intelektual, mental kerja dan kompetensi profesi pendidik untuk calon guru yang

akan disertifikasi yang memiliki kode ”1106001” berikut ini :

Tabel 3.11 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Core Factor Aspek

Kapasitas Intelektual

Nama Profile Type

Profil Posisi

Profil

Guru Gap Bobot Kapasitas Intelektual (Core Factor)

Kualifikasi Akademik CF 5 3 -2 4

Pendidikan dan Pelatihan CF 5 3 -2 4

Penilaian dari Atasan dan Pengawas CF 4 4 0 6

Prestasi Akademik CF 5 5 0 6

Pengalaman Organisasi di

bid. Pendidikan CF 5 5 0 6

Penghargaan yang Relevan

dalam Bidang Pendidikan CF 5 4 -1 5

Tabel 3.12 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Secondary Factor Aspek

Kapasitas Intelektual

Nama Profile Type

Profil Posisi

Profil

Guru Gap Bobot Kapasitas Intelektual (Secondary Factor)

Perencanaan dan Pelaksanaan

Pembelajaran SF 5 4 -1 5

Pendidikan dan Pelatihan SF 4 3 -1 5

Karya Pengembangan Profesi SF 4 4 0 6

Keikutsertaan dalam Forum

(57)

Tabel 3.13 Tabel Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Aspek

Kapasitas Intelektual

ID Nama_Calon_Guru Core 1 Sec 1

1106001 Arlyna Krisinaranto 5.17 5.375

Tabel 3.14 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Core Factor Aspek Mental Kerja

Nama Profile Type

Profil Posisi

Profil

Guru Gap Bobot Mental Kerja (Core Factor)

Ketelitian dan Tanggung Jawab CF 5 4 -1 5

Kehati-hatian CF 5 4 -1 5

Vitalitas dan Perencanaan CF 6 4 -2 4

Tabel 3.15 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Secondary Factor Aspek Mental

Kerja

Nama Profile Type

Profil Posisi

Profil

Guru Gap Bobot Mental Kerja (Secondary Factor)

Energi Psikis SF 3 3 0 6

Pengendalian Perasaan SF 3 4 1 5.5

Dorongan Berprestasi SF 4 4 0 6

Tabel 3.16 Tabel Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Aspek

Mental Kerja

ID Nama_Calon_Guru Core 2 Sec 2

(58)

Tabel 3.17 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Core Factor Aspek Kompetensi

Profesi Pendidik

Nama Profile Type

Profil Posisi

Profil

Guru Gap Bobot

Kompetensi Profesi (Core Factor)

Kompetensi Pedagogik CF 5 4 -1 5

Kompetensi Profesional CF 5 3 -2 4

Tabel 3.18 Tabel Pengelompokkan Bobot Nilai Secondary Factor Aspek

Kompetensi Profesi Pendidik

Nama Profile Type

Profil Posisi

Profil

Guru Gap Bobot Kompetensi Profesi (Secondary Factor)

Kompetensi Kepribadian SF 4 5 1 5.5

Kompetensi Sosial SF 5 4 -1 5

Tabel 3.19 Tabel Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Aspek

Kompetensi Profesi Pendidik

ID Nama_Calon_Guru Core 3 Sec 3

1106001 Arlyna Krisinaranto 4.5 5.25

Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, terlebih dahulu telah ditentukan sub aspek

mana saja yang menjadi Core Factor dari aspek intelektual, maka sub aspek

sisanya akan menjadi secondary factor. Kemudian nilai dari Core Factor dan

secondary factor ini dijumlahkan sesuai dengan rumus, sehingga didapatkan nilai

untuk calon guru ber-kode “1106001” memiliki nilai Core Factor aspek kapasitas

(59)

rata-rata = 5.38, dan nilai Core Factor aspek mental kerja rata-rata = 4,67, nilai

Secondary Factor aspek mental kerja rata-rata = 5,83, dan nilai Core Factor aspek

kompetensi profesi rata-rata = 4.50 dan nilai Secondary Factor aspek kompetensi

profesi rata-rata = 5.25. Hal yang sama dilakukan terhadap tiap calon guru yang

akan disertifikasi.

Langkah ketiga adalah perhitungan Nilai Total Tiap Aspek. Dari hasil

perhitungan tiap aspek diatas, langkah berikutnya adalah menghitung nilai total

dari tiap aspek berdasarkan presentase dari Core Factor dan Secondary Factor

yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap profil. Untuk lebih jelasnya

perhitungan nilai total dapat dilihat pada contoh perhitungan pada aspek kapasitas

inteltual, mental kerja dan kompetensi profesi berikut ini :

Tabel 3.20 Nilai Total Aspek Kapasitas Intelektual

ID Nama_Calon_Guru Core 1 Sec 1 NKI

1106001 Arlyna Krisinaranto 5.17 5.38 5.25

Tabel 3.21 Nilai Total Aspek Mental Kerja

ID Nama_Calon_Guru Core 2 Sec 2 NMK

1106001 Arlyna Krisinaranto 4.67 5.83 5.13

Tabel 3.22 Nilai Total Aspek Kompetensi Profesi

ID Nama_Calon_Guru Core 3 Sec 3 NKP

1106001 Arlyna Krisinaranto 4,5 5.25 4.875

Langkah terakhir adalah Perhitungan Ranking Kandidat. Hasil akhir dari

(60)

suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan

tertentu. Sesuai dengan rumus perhitungan ranking kandidat yang terdapat pada

bab II, maka hasil akhir dari proses penyeleksian kandidat guru yang akan

disertifikasi dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.23 Hasil Akhir Proses Profile Matching

3.3.3 Struktur Basis Data

Struktur tabel merupakan uraian dari struktur fisik dari tabel-tabel yang

terdapat pula pada database sistem yang berfungsi untuk menyimpan data-data

yang saling berhubungan.

a. Tabel Divisi

Primary Key : kd_divisi

Foreign Key : -

Fungsi : Tabel Divisi digunakan untuk menyimpan data-data

divisi.

Tabel 3.24 Struktur Tabel Divisi

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Divisi Varchar 10 Primary Key

Nama_Divisi Varchar 50 Not_Null

Ranking ID

Nama Calon

Guru Score NKI NMK NKP

1 1106002 M. Fudholi 5.36 5.20 4.90 5.70

2 1106003 Priyo Handoko 5.33 5.30 5.07 5.50

3 1106005 Fathur Rochman 5.25 5.50 4.73 5.45

4 1106004 Ega Nuriyah 5.24 5.35 4.80 5.45

5 1106001

Arlyna

[image:60.595.110.512.258.610.2]
(61)

b. Tabel Posisi

Primary Key : kd_posisi

Foreign Key : kd_divisi

Fungsi : Tabel Posisi digunakan untuk menyimpan data-data

posisi.

Tabel 3.25 Struktur Tabel_Posisi

c. Tabel_Profil_Posisi

Primary Key : -

Foreign Key : kd_profil

Kd_posisi

Fungsi : Tabel Profil_Posisi digunakan untuk menyimpan

data-data nilai dari suatu nilai posisi (profil posisi).

Tabel 3.26 Tabel Profil_Posisi

a. Tabel Profil_Jabatan

Primary Key : -

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Divisi Varchar 10 Primary Key

Kd_Posisi Varchar 10 Foreign Key

Nama_Posisi 40 Not Null

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Profil Varchar 10 Foreign Key

Kd_Posisi Varchar 10 Foreign Key

[image:61.595.110.510.208.535.2]
(62)

Foreign Key : kd_profil

kd_posisi

Fungsi : Tabel Profil_Calon_Guru digunakan untuk

[image:62.595.114.496.237.743.2]

menyimpan data-data calon guru.

Tabel 3.27 Struktur Tabel Profil_Jabatan

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Profil Varchar 10 Foreign_Key

Kd_Posisi Varchar 10 Foreign_Key

Nilai Interger

e. Tabel_Calon_Guru

Primary Key : NIP

Foreign Key : kd_posisi

Fungsi : Tabel_Calon_Guru digunakan untuk menyimpan

data-data calon guru.

Tabel 3.28 Struktur Tabel Calon_Guru

Field Tipe Ukuran Keterangan

NIP Varchar 20 Primary_Key

Kd_posisi Varchar 10 Foreign _Key

Nama Varchar 50

Alamat Varchar 70

Tmpt_Lahir Varchar 20

Tgl_Lahir Date

Telp Int

Agama Varchar 15

Nama_Asal_Sekolah Varchar 50

Tahun Int Tahun Mulai Mengajar

(63)

f. Tabel Profil_Calon_Guru

Primary Key : -

Foreign Key : Kd_Profil

NIP

Fungsi : Tabel_Profil_Guru digunakan untuk menyimpan

data-data nilai dari aspek guru sesuai dengan

ketentuan dan tes yang ditetapkan pemerintah.

Tabel 3.29 Profil_Calon_Guru

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Profil Varchar 10 Foreign_Key

NIP Varchar 20 Foreign_Key

Nilai Interger

g. Tabel Profile

Primary Key : Kd_Profile

Foreign Key : -

Fungsi : Tabel Profile digunakan untuk menyimpan

data-data profile.

Tabel 3.30 Struktur Tabel Profile

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Profil Varchar 10 Primary_Key

Nama_Profile Varchar 70

Jenis_Tes Interger 70

(64)

h. Tabel Hasil_Bobot

Primary Key :

Foreign_Key : kd_posisi

Kd_profil

NIP

Fungsi : Tabel Hasil_Bobot digunakan untuk menyimpan

data-data hasil dari pembobotan nilai gap.

Tabel 3.31 Struktur Tabel Hasil_Bobot

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_ Posisi Varchar 10 Foreign_Key

Kd_ Profil Varchar 10 Foreign_Key

NIP Varchar 20

Nilai Gap Decimal 3

Nilai Bobot Decimal 3

Nilai Hasil Pembobotan

i. Tabel Profil_Hasil_Matching

Primary Key :

Foreign Key : NIP

Kd_Posisi

Fungsi : Tabel Profil_Hasil_Matching digunakan untuk

menyimpan data-data dari perhitungan proses

[image:64.595.110.474.109.666.2]
(65)

Tabel 3.32 Struktur Tabel Profile_Hasil_Matching

Field Tipe Ukuran Keterangan

NIP Varchar 20 Foreign Key

Kd_posisi Varchar 10 Foreign Key

Core 1 Decimal 3 Nilai Core Factor KI

Seco 1 Decimal 3 Nilai Secondary Factor KI

Core 2 Decimal 3 Nilai Core Fctor MK

Seco 2 Decimal 3 Nilai Secondary Factor MK

Core 3 Decimal 3 Nilai Core Factor KP

Seco3

Gambar

Gambar 3.1  Flowchart Alur Proses Sistem
Gambar 3.2 Diagram berjenjang
Gambar 3.3 Document Flow Sertifikasi Guru
Gambar 3.4  System Flow Proses Seleksi Sertifikasi Guru Dengan Metode Profile Matching
+7

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PELAMAR BERDASARKAN PSIKOGRAM DENGAN METODE PROFILE MATCHING.. ( Studi Kasus : PT. CIPAGANTI CITRA

Pendekatan yang digunakan untuk mendukung sistem pendukung keputusan menentukan calon penerima beasiswa adalah dengan metode profile matching dengan mencari

Maka dibutuhkan sistem pendukung keputusan seleksi karyawan untuk penentuan jabatan tertentu dengan metode profile matching.Sistem ini dibuat berdasarkan data yang

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kenaikan Posisi Jabatan Pada Instansi Pemerintahan Dengan Metode Profile Matching.. Telah berhasil

Dari permasalahan diatas dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mendukung keputusan untuk pemilihan koordinator pada CV.Mitra Makmur Motor menggunakan metode Profile

Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan sebuah sistem pendukung keputusan untuk penempatan posisi karyawan dengan menggunakan metode profile matching, dimana

Pada implementasi perangkat lunak ini akan dijelaskan bagaimana sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan pegawai baru dengan menggunakan metode Profile Matching

Dari penelitian ini menghasilkan rancang bangun sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan berprestasi menggunakan metode Profile Matching, setelah dilakukan pengujian hasil Profile