• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAMAN BUDAYA KARANGASEM DI AMLAPURA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAMAN BUDAYA KARANGASEM DI AMLAPURA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

TAMAN BUDAYA KARANGASEM DI AMLAPURA

Oleh :

I WAYAN ANDY PRIAWAN

1204205054

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

TAMAN BUDAYA KARANGASEM DI AMLAPURA

Oleh :

I WAYAN ANDY PRIAWAN

1204205054

Dosen Pembimbing:

1. Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si

2. Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, M.Erg

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(3)
(4)
(5)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

(0361) 703384, 703320 Fax : 703384 www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir : Taman Budaya Karangasem di Amlapura

Nama : I Wayan Andy Priawan

NIM : 1204205054

Program Studi : Arsitektur

Periode : Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 19 April 2016

I Wayan Andy Priawan

(6)

ABSTRACT

Karangasem have a cultural heritage in the form of art and culture. This potential

must be contained to keep preserve and develop local arts and culture in order to

survive amid in the globalization era . Then the writer assess the need for a

facility to accommodate the potential of art and culture of Karangasem in order

to remain sustainable in the form of performances and education.

Karangasem Cultural Park is planned to accommodate a variety of activities

related to the arts and culture of performances , exhibitions and education . The

choice of location of the Cultural Park will be located in the Amlapura city with

the advantages of accessibility. Comprehensive site that will be used is 8000 m²

with a building area of 3174.17 m² . With existing facilities , Cultural Park can

accommodate a total of 1500 visitors. The theme will be used in the design of the

Cultural Park is regionalism

ABSTRAK

Karangasem memiliki warisan nenek moyang dalam bentuk kesenian dan kebudayaan. Potensi ini harus dapat diwadahi untuk tetap melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan lokal agar tetap bertahan ditengah jaman globalisasi. Selain itu potensi seni budaya ini juga dapat memberikan dampak positif dalam regenerasi seniman di Karangasem. Maka dari itu penulis menilai perlu adanya sebuah fasilitas untuk mewadahi potensi seni budaya Karangasem agar tetap lestari baik dalam bentuk pementasan maupun edukasi.

(7)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul

“Taman Budaya Karangasem di Amlapura” tepat pada waktunya.

Tujuan penyusunan Landasan Konseptual Tugas Akhir ini guna memenuhi tahapan dan proses didalam menempuh Mata Kuliah Studio Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Diangkatnya judul ini karena melihat kebutuhan akan Taman Budaya di Karangasem sangat penting dalam rangka pelestarian seni dan budaya daerah Karangasem, baik berwujud ragawi maupun non ragawi

Tak lupa pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana

2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

3. Bapak I Ketut Mudra, ST., MT. selaku dosen pembimbing akademik

4. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, M.SP selaku Dosen Koordinator Seminar Tugas Akhir

5. Bapak Prof. Dr. Ir. I Putu Rumawan Salain, M.Si selaku Dosen Pembimbing I 6. Bapak Ir. Ida Bagus Gde Primayatna, M.Erg selaku Dosen Pembimbing II 7. Beberapa Dinas terkait yang turut membantu dalam pemberian data yang

mendukung judul, diantaranya : Bappeda Kabupaten Karangasem, Disbudpar Kabupaten Karangasem, Disperindag Kabupaten Karangasem, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.

8. Keluarga yang telah banyak memberi dukungan.

9. Teman-teman yang turut membantu dalam masukan-masukan yang membangun.

(8)

ii

Penulis menyadari laporan Landasan Konseptual Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat diharapkan dari seluruh pembaca untuk penyempurnaan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Denpasar, 21 Januari 2016

(9)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar... vii

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Metode Penelitian ... 4

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 5

1.4.2 Teknik Pengolahan Data ... 6

BAB II PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA 2.1 Pemahaman Terhadap Taman Budaya ... 7

2.1.1 Kegiatan Taman Budaya ... 9

2.1.2 Identifikasi Fasilitas Taman Budaya ... 11

2.1.3 Pelaku Kegiatan Taman Budaya ... 14

2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis ... 15

2.2.1 Taman Budaya Bali (Art Centre) ... 15

2.2.2 Taman Ismail Marzuki ... 22

2.2.3 Taman Budaya Yogyakarta ... 28

2.3 Kesimpulan Studi Objek Sejenis ... 31

2.4 Spesifikasi Umum Taman Budaya ... 32

BAB III TINJAUAN LOKASI PENGADAAN PROYEK 3.1 Gambaran Umum Karangasem Sebagai Lokasi Pengadaan Taman Budaya .. 34

(10)

iv

Karangasem ... 36

3.1.3Kondisi Potensi Seni dan Budaya Yang Dimiliki Karangasem ... 37

3.1.4Karangasem Menjadi 10 Besar Kota Pusaka di Indonesia ... 38

3.1.5Program-program pemerintah untuk mempromosikan seni budaya lokal Karangasem ... 39

3.1.6Karangasem menjadi Tujuan Pariwisata ... 39

3.1.7Peraturan Daerah yang mendukung adanya Taman Budaya... 40

3.2 Studi Kelayakan Pengadaan Taman Budaya ... 41

3.2.1Analisa SWOT ... 41

3.2.2Kesimpulan analisa SWOT ... 43

3.3 Spesifikasi Khusus Proyek Taman Budaya Karangasem ... 45

3.3.1 Pengertian ... 45

3.3.2 Fungsi ... 45

3.3.3 Tujuan dan sasaran ... 46

3.3.4 Klasifikasi Kegiatan Yang diwadahi ... 46

3.3.5 Klasifikasi Fasilitas... 47

3.3.6 Struktur Organisasi ... 50

3.3.7 Sistem Pengelolaan ... 51

3.3.8 Waktu Operasional ... 51

3.3.9 Persyaratan Lokasi ... 51

BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN 4.1Tema Perancangan ... 52

4.1.1Pendekatan Tema ... 53

4.1.2Perumusan Tema ... 53

4.1.3Perwujudan Tema Perancangan ... 54

4.2Program Fungsional ... 55

4.2.1Pelaku Kegiatan ... 55

4.2.2Proses Kegiatan ... 56

4.2.3Rekapitulasi Kebutuhan Ruang ... 60

(11)

v

4.3.1Pengelompokan Fasilitas ... 60

4.4Program Arsitektural ... 67

4.4.1 Kapasitas Pelaku Kegiatan ... 67

4.4.2 Studi Besaran Ruang ... 72

4.4.3 Studi Besaran Parkir ... 72

4.4.4 Rekapitulasi Kebutuhan Parkir ... 73

4.4.5 Hubungan Ruang ... 74

4.4.6 Organisasi Ruang... 77

4.4.7 Sirkulasi Civitas... 79

4.5Program Tapak ... 80

4.5.1 Kebutuhan Luasan Tapak ... 80

4.5.2 Penentuan Lokasi... 80

4.5.3 Pemilihan Tapak ... 84

4.5.4 Analisa Tapak ... 85

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1Konsep Perancangan pada Tapak ... 91

5.1.1 Konsep Zoning Tapak... 91

5.1.2 Konsep Entrance Tapak ... 93

5.1.3 Konsep Bentuk Massa ... 95

5.1.4 Konsep Pola Massa... 97

5.1.5 Konsep Orientasi Massa ... 98

5.1.6 Konsep Sirkulasi pada Tapak ... 99

5.1.7 Konsep Ruang Luar ... 100

5.1.8 Konsep Utilitas pada Tapak ... 104

5.2Konsep Perancangan pada Bangunan ... 107

5.2.1 Konsep Zoning Bangunan ... 107

5.2.2 Konsep Entrance Bangunan ... 110

5.2.3 Konsep Sirkulasi Bangunan ... 112

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ... 113

(12)

vi

5.2.6 Konsep Struktur Bangunan ... 120 5.2.7 Konsep Utilitas ... 122

DAFTAR PUSTAKA

(13)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Panggung Arena ... 11

Gambar 2.2 Bentuk Penatan Panggung Proscenium ... 12

Gambar 2.3 Bentuk Panggung Campuran ... 12

Gambar 2.4 Masterplan Taman Budaya Bali ... 15

Gambar 2.5 Papan nama Taman Budaya (kiri) Pintu masuk menuju Taman Budaya (kanan) ... 16

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Taman Budaya Bali... 17

Gambar 2.7 Foto Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana 19 Gambar 2.8 Foto gedung Ksirarnawa ... 19

Gambar 2.9 Foto kalangan Ratna Kandha ... 20

Gambar 2.10 Foto Panggung terbuka Ardha Candra ... 21

Gambar 2.11 Peta lokasi TIM ... 22

Gambar 2.12 Struktur Organisasi TIM ... 22

Gambar 2.13 Bangunan Graha Bhakti Budaya ... 23

Gambar 2.14 Tata panggung dan kursi penonton ... 23

Gambar 2.15 Tata ruang dalam pameran GC II ... 24

Gambar 2.16 Tata pameran dalam GC III ... 24

Gambar 2.17 Suasana Dalam Teater Kecil ... 25

Gambar 2.18 Tampak luar teater halaman ... 25

Gambar 2.19 Tata panggung dan kursi penonton teater halaman ... 26

Gambar 2.20 Plaza TIM ... 26

Gambar 2.21 Beberapa fasilitas dalam Plaza TIM ... 27

Gambar 2.22 Tampak depan Gedung Teater Jakarta dan Interior ... 27

Gambar 2.23 Peta lokasi Taman Budaya Yogyakarta ... 28

Gambar 2.24 Bangunan utama TBY ... 29

Gambar 2.25 Bangunan utama disulap dalam sebuah acara ... 29

Gambar 2.26 Auditorium di Taman Budaya ... 29

Gambar 2.27 Suasana ruang pameran dalam Taman Budaya ... 30

Gambar 2.28 Struktur Organisasi Taman Budaya Yogyakarta ... 30

Gambar 3.1 Peta Lokasi Karangasem ... 35

(14)

viii

Gambar 3.3 Potensi Seni dan Budaya lokal Karangasem ... 37

Gambar 3.4 Pengerajin lokal Karangasem ... 38

Gambar 3.5 Struktur organisasi Taman Budaya ... 50

Gambar 4.1 Pelaku kegiatan Taman Budaya ... 55

Gambar 4.2 Alur kegiatan pengunjung ... 56

Gambar 4.3 Alur kegiatan ketua dan wakil ketua ... 57

Gambar 4.4 Alur kegiatan bagian Tata Usaha ... 57

Gambar 4.5 Alur kegiatan Sie Informasi dan Dokumentasi ... 58

Gambar 4.6 Alur kegiatan sie penyajian dan pengembangan seni ... 58

Gambar 4.7 alur kegiatan kelompok jabatan fungisonal ... 59

Gambar 4.8 Alur kegiatan bagian pengisi acara ... 59

Gambar 4.9 Alur kegiatan bagian panitia acara ... 60

Gambar 4.10 Hubungan kelompok ruang makro ... 74

Gambar 4.11 Hubungan Kelompok ruang utama ... 75

Gambar 4.12 Hubungan Kelompok ruang penunjang ... 75

Gambar 4.13 Hubungan Kelompok ruang pengelola ... 76

Gambar 4.14 Hubungan Kelompok ruang servis ... 76

Gambar 4.15 Organisasi ruang Taman Budaya Karangasem ... 77

Gambar 4.16 Organisasi ruang Taman Budaya Karangasem ... 78

Gambar 4.17 Sirkulasi Civitas Taman Budaya ... 79

Gambar 4.18 Peta lokasi tapak alternatif 1 kelurahan Padang Kertha ... 82

Gambar 4.19 Alternatif 1 tapak di Jl. Veteran kelurahan Padangkertha ... 82

Gambar 4.20 Peta lokasi tapak alternatif 2 kelurahan Karangasem ... 83

Gambar 4.21 Alternatif 2 tapak di Jl. Letu Sinta ... 84

Gambar 4.22 Lokasi Tapak ... 85

Gambar 4.23 Dimensi Tapak ... 86

Gambar 4.24 Traffic dan kebisingan Tapak ... 87

Gambar 4.25 Kondisi topografi dan hidrologi Tapak ... 88

Gambar 4.26 utilitas sekitar Tapak ... 88

Gambar 4.27 view sekitar Tapak ... 89

Gambar 4.28 Kondisi iklim pada Tapak ... 90

(15)

ix

Gambar 5.2 zoning kegiatan... 92

Gambar 5.3 konsep zoning tapak ... 93

... Gambar 5.4 konsep entrance ... 94

Gambar 5.5 konsep bentuk massa panggung ... 96

Gambar 5.6 konsep bentuk massa gedung formal ... 96

Gambar 5.7 konsep pola massa ... 97

Gambar 5.8 konsep orientasi massa ... 98

Gambar 5.9 sirkulasi dalam tapak ... 100

Gambar 5.10 konsep ruang luar ... 101

Gambar 5.11 konsep parkir bus ... 102

Gambar 5.12 konsep parkir mobil... 102

Gambar 5.13 konsep parkir motor ... 103

Gambar 5.14 konsep jalur pejalan kaki ... 103

Gambar 5.15 konsep lansekap pada natah ... 104

Gambar 5.16 alur sistem penyaluran listrik ... 105

Gambar 5.17 konsep pengadaan air bersih dalam tapak ... 105

Gambar 5.18 konsep pembuangan air limbah ... 106

Gambar 5.19 konsep peletakan hydrant ... 106

Gambar 5.20 konsep peletakan tong sampah ... 107

Gambar 5.21 zoning open stage lt. 1 ... 108

Gambar 5.22 zoning open stage lt.2 ... 109

Gambar 5.23 zoning vertical Aula ... 109

Gambar 5.24 zoning aula lt. 1 ... 109

Gambar 5.25 zoning aula lt. 2 ... 110

Gambar 5.26 konsep peletakan entrance bangunan ... 111

Gambar 5.27 konsep bentuk entrance bangunan ... 111

Gambar 5.28 sirkulasi dalam galeri ... 113

Gambar 5.29 sirkulasi dalam bangunan ... 113

Gambar 5.30 tampilan bangunan utama ... 114

Gambar 5.31 konsep ruang dalam aula ... 116

(16)

x

Gambar 5.33 konsep pencahayaan pada aula ... 117

Gambar 5.33 konsep open stage ... 117

Gambar 5.34 penataan panggung dan tempat duduk penonton dalam open stage ... 118

Gambar 5.35 detail tempat duduk di open stage ... 118

Gambar 5.36 konsep ruang dalam galeri ... 119

Gambar 5.37 konsep ruang dalam perlindungan benda koleksi ... 119

Gambar 5.38 kosep sub struktur ... 120

Gambar 5.39 supper struktur ... 121

Gambar 5.40 konsep upper struktur ... 121

Gambar 5.41 konsep penyaluran air bersih ... 123

Gambar 5.42 alur pengolahan air limbah ... 124

Gambar 5.43 alur sistem komunikasi ... 125

Gambar 5.44 alur pendistribusian listrik ... 127

Gambar 5.45 konsep pencahayaan alami pada ruang ... 128

Gambar 5.46 konsep pencahayaan buatan dinding pagar ... 129

Gambar 5.47 konsep pencahayaan buatan dalam galeri ... 130

(17)

xi DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kesimpulan Studi Objek Sejenis ... 31

Tabel 3.1 Uraian jumlah penduduk dari tahun 2011-2013 ... 39

Tabel 3.2 Kunjungan wisatawan domestik dan mencanegara ke Karangasem .... 40

Tabel 3.3 Analisa S.W.O.T ... 41

Tabel 3.4 Kesimpulan Analisa S.W.O.T ... 43

Tabel 3.5 Seni Budaya yang sudah dipilih untuk ditampilkan dalam ruang pameran ... 47

Tabel 4.1 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang ... 60

Tabel 4.2 Performansi Fasilitas Utama ... 61

Tabel 4.3 Performansi Fasilitas Penunjang ... 63

Tabel 4.4 Performansi Fasilitas Pengelola ... 65

... Tabel 4.5 Performansi Fasilitas servis ... 66

Tabel 4.6 Performansi Fasilitas Ruang Luar ... 67

... Tabel 4.7 Jumlah kunjungan wisatawan ke Karangasem ... 68

Tabel 4.8 Perhitungan jumlah pengunjung regular ... 69

Tabel 4.9 Perhitungan jumlah pengunjung non regular ... 69

Tabel 4.10 Perhitungan jumlah pengelola ... 70

Tabel 4.11 Perhitungan jumlah pengisi acara dan panitianya ketika ada event .... 70

Tabel 4.12 Studi besaran Parkir Taman Budaya ... 73

Tabel 4.13 Rekapitulasi kebutuhan luasan ruang ... 73

Tabel 4.14 Rekapitulasi kebutuhan luasan parkir ... 74

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan alasan pemilihan judul dalam latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian yang digunakan baik teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

1.1. Latar Belakang

Taman sudah tidak asing bagi semua orang, yang sudah sering dijumpai dimana saja. Jika mendengar kata taman, sudah pasti bayangannya adalah sebuah tempat terbuka dengan berbagai macam elemen pengisi di dalamnya, baik tanaman perdu maupun pepohonan yang memberikan kesejukan. sebenarnya ada berbagai macam taman sesuai dengan fungsi dan aktifitas yang diwadahi, seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Bunga, dan sejenisnya.

(19)

2

pada suatu kelompok dapat memberikan identitas kepada kelompok tersebut. Dengan identitas itu maka dapat memberikan sebuah kebanggaan kepada kelompok yang memiliki kebudayaan tersebut, umumnya sebuah kebudayaan bersifat tradisional, berasal dari nenek moyangnya yang diwariskan secara turun temurun.

Bali memiliki berbagai kesenian dan kebudayaan yang menjadi magnet bagi turis, baik mancanegara maupun domestik selain karena keindahan alam yang berada di seluruh penjuru pulau. Kesenian dan kebudayaan Bali merupakan warisan dari nenek moyang yang masih dipertahankan sampai saat ini, turun temurun dari generasi ke generasi, diantaranya ada gamelan, tari-tarian, kerajinan tangan. Kebudayaan di Bali tersebar ke seluruh penjuru pulau, di setiap daerah/kabupaten di Bali memiliki kesenian dan kebudayaannya masing-masing, beberapa diantaranya memang sama di setiap daerah. Termasuk kabupaten Karangasem.

Kabupaten Karangasem terletak di bagian timur pulau Bali. Membentang dari arah barat ke timur, tepatnya sepanjang 115º35’9,8- 115 º54’8,9 BT serta dari

arah utara ke selatan pada koordinat 8º00’00 - 8º41’37,8 LS. Luas wilayah

Karangasem 839,54 km² merupakan setara dengan 14,89 % dari wilayah Bali, serta dengan jumlah penduduk 404.300 jiwa, (Statistik Daerah Kabupaten Karangasem, 2014:1).

Karangasem juga memiliki beberapa kesenian dan kebudayaan lokal yang sudah terkenal, seperti Cekepung, Gebug Ende, tari Rejang lilit, Gamelan Selonding, Gamelan Penting. Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem, kesenian dan kebudayaan Karangasem dibagi menjadi 7 ketegori, yaitu Seni Suara, Seni Tari, Seni Musik, Adat Istiadat, Tradisi dan Ekspresi lisan, Naskah Kuno serta Kerajinan Tradisional. Berdasarkan data tersebut, jumlah keseluruhan warisan kesenian dan kebudayaan Kabupaten Karangasem berjumlah 314( Disbudpar Kabupaten Karangasem : 2014)

(20)

3

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Karangasem, jumlah pengerajin yang ada di Karangasem yaitu sebanyak 119 kelompok usaha yang bergerak di berbagai bidang seperti makanan dan minuman ringan, tenun, anyaman, penyulingan, kerajinan perak, aneka industri, dan seni ukir (Diperindag Kabupaten Karangasem : 2014).

Upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi beberapa pengerajin lokal adalah dengan membuat sebuah fasilitas untuk memasarkan hasil dari kerajinan tersebut, yaitu Pusat Usaha Kecil Menengah atau UKM Centre.

UKM Centre ini terletak di sebelah timur pasar Amlapura. Namun UKM Centre

ini hanya mewadahi beberapa kerajinan saja dan belum berfungsi secara maksimal, dari 28 jumlah tenant, hanya 8 yang terisi. Untuk kebudayaan yang berbentuk tarian juga terlihat masih sangat minim perhatian dari semua pihak. Dari data dinas Kebudayaan setempat, jumlah sanggar yang masih aktif hingga saat ini yaitu berjumlah 39 yang menandakan bahwa pelatihan itu berjalan, namun wadah pementasannya tidak ada di Karangasem, sebagian besar dari sanggar-sanggar tersebut mementaskan para penarinya hanya di desa-desa setempat untuk kebutuhan ngayah.

(21)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana fungsi-fungsi yang ada dalam fasilitas Taman Budaya Karangasem ini untuk dapat mewadahi semua aktifitas yang ada didalamnya?

2. Bagaimana menentukan tema bangunan dan program perancangan yang akan digunakan di Taman Budaya Karangasem agar lebih menarik? 3. Dimana lokasi yang tepat untuk mengadakan fasilitas Taman Budaya

Karangasem ini, berapa luasannya, serta seperti apa konsep yang akan diterapkan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui fasilitas-fasilitas yang ada dalam Taman Budaya Karangasem 2. Mengetahui tema bangunan dan program perancangan yang tepat untuk

digunakan dalan Taman Budaya Karangasem agar lebih menarik.

3. Menentukan lokasi, luasan yang tepat, serta konsep yang menarik nantinya akan menjadi lokasi Taman Budaya Karangasem

1.4 Metode Penelitian

(22)

5 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti, Data primer diperoleh melalui :

- Interview atau Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi mengenai keadaan kebudayaan di Karangasem melalui pelaku seni, dari dinas setempat, serta tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan di bidang kesenian dan kebuayaan. Wawancara ini dilakukan dengan ibu Ni Made Suradnyani, S.sos., M.si dari dinas kebudayaan. Tidak kalah pentingnya informasi dari generasi muda mengenai ketertarikan mereka akan kesenian lokal. - Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi sehingga dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi di lapangaan secara aktual. Observasi dilakukan dalam tahap pencarian fakta-fakta yang mendukung yaitu di UKM Centre,

Taman Ujung, dan Puri Agung Karangasem serta objek studi banding di Taman Budaya Bali (Art Centre).

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak di usahakan sendiri pengumpulannya.

a. Data Literatur

(23)

6

1.4.2 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini terdiri dari empat tahapan, klasifikasi data, analisa data, sintesa data, dan metode penyimpulan, (Sukardi, 2014 : 84).

1. Klasifikasi Data

Adalah cara mengelompokkan data yang telah diperoleh kemudian menyeleksinya sesuai dengan spesifikasi Taman Budaya dalam tingkat kepentingan pada analisa

2. Analisa Data

Untuk memperoleh hasil uraian dan penjabaran akurat dari data yang diperoleh mengenai Taman Budaya agar dapat dipertanggungjawabkan maka perlu adanya penguraian data

3. Sintesa Data

Pengurutan penyusunannya, penggabungan, dan perumusan data berdasarkan faktor yang mempengaruhi untuk mecari alternatif yang terbaik sebagai tahapan selanjutnya dalam perancangan Taman Budaya.

4. Metode Penyimpulan

(24)

7

BAB II

PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA

Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan Taman Budaya, studi banding terhadap proyek sejenis dan spesifikasi umum proyek yang diperoleh dari sintesis teori literatur dan studi banding proyek sejenis.

2.1 Pemahaman Terhadap Taman Budaya

Taman dalam keseharian orang pasti sudah tidak asing lagi, disetiap rumah, maupun kawasan pasti ada yang namanya taman. Taman identik dengan adanya rerumputan, pepohonan, serta lahan yang luas dan memberikan kesejukan.namun taman sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang diwadahi. Seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Bunga, Taman Baca, dll.

(25)

8

pengenalan akan kebudayaan yang ada, taman budaya juga dapat berperan penting dalam upaya melestarikan budaya yang menjadi warisan leluhur dahulu.

Upaya pelestarian seni budaya yang dilakukan dalam sebuah Taman Budaya bukan hanya dengan menggelar berbagai acara pentas kesenian semata, namun dibalik itu ada berbagai kegiatan yang berantai. Dengan diadakannya suatu pentas dalam Taman Budaya, maka secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada seniman-seniman untuk unjuk kebolehan, selain mendapatkan honor untuk jasanya. Dengan hal tersebut maka kesejahteraan seniman menjadi terjamin, dan nantinya akan bermunculan seniman-seniman lainnya.

Mungkin bagi sebagian orang profesi seniman tidak begitu menjanjikan, Karena kesempatan untuk tampil sangat sedikit, apalagi seniman yang berada pada daerah yang terpelosok. Maka dengan adanya Taman Budaya diharapkan mampu menumbuh kembangkan semangat dari para seniman. Pembibitan seniman dilakukan sebaiknya dari usia dini, baik pengenalan semata maupun pelatihan langsung. Bukan hanya seniman pentas, melainkan seniman dalam bidang seni lainnya juga mendapatkan tempat, misal seni rupa, baik murni maupun terapan, dengan adanya pameran-pameran karya.

Pengenalan akan kebudayaan-kebudayaan yang dikategorikan tradisional maupun kontemporer dapat berjalan dengan baik, pelestarian kebudayaan bukan hanya tentang melestarikan apa yang sudah ada sejak dahulu, namun termasuk didalamnya yaitu pengembangan seni budaya tersebut menjadi lebih menarik, agar mengundang perhatian umum. Tentunya seni dan budaya yang dikembangkan memang bukan seni budaya yang sakral, agar tidak adanya penyimpangan-penyimpangan.

(26)

9 berkumpulnya para seniman maupun masyarakat umum untuk saling berbagi ilmu atau informasi mengenai seni dan budaya, sehingga dapat terus melestarikan seni dan budaya warisan leluhur dahulu.

2.1.1 Kegiatan Taman Budaya

Taman budaya berfungsi sebagai tempat untuk melestarikan kebudayaan, baik menampilkan atau mempertunjukan seni budaya tersebut. Dari fungsi tersebut maka terdapat berbagai peluang kegiatan yang akan muncul (Sarwanto , 2014 : 25).

1. Pagelaran pentas

Pentas termasuk dalam kategori pertunjukan gerak dinamis. Seni pertunjukan ini mengutamakan ekspresi gerak yang dapat dipadukan dengan iringan musik. Pertunjukan ini juga memungkinkan untuk adanya interaksi antara pementas dan penonton secara langsung maupun tak langsung (perasaan). Ada beberapa seni pentas yang berbeda, beberapa diantaranya : a. Drama/teater

Drama atau teater merupakan sebuah seni pertunjukan dalam bidang gerak, dengan mengambil sebuah alur cerita yang terdapat pesan moral didalamnya.

b. Pentas musik

Pentas musik merupakan pentas yang menekankan pada suara atau audio. Tentunya untuk mendukung pentas ini, ruangan harus didukung dengan akustik dengan kualitas yang baik agar suara yang dihasilkan juga bagus. Namun pentas musik bukan hanya dapat diadakan di dalam bangunan, melainkan bias diadakan di luar bangunan.

c. Pentas tari

(27)

10

2. Pameran

Pameran merupakan suatu kegiatan menampilkan / display

berbagai hasil karya seni berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi. Secara umum pameran dapat dilakukan didalam maupun di luar ruangan tergantung pada apa yang dipajang atau dipamerkan. Pameran lebih menekankan pada penataan display yang mudah untuk dilihat dan terlihat menarik. Karya-karya yang dipamerkan biasanya berupa lukisan, patung, serta karya seni lain yang dapat dinikmati secara aspek visual.

3. Workshop

Selain sebagai sarana untuk menampilkan berbagai karya seni, kegiatan yang dapat diwadahi pada taman budaya adalah kegiatan workshop atau sarasehan mengenai hasil karya yang dipertunjukan. Kegiatan dapat dijadikan sebagai ajang belajar maupun tukar pikiran antara para seniman maupun masyarakat umum mengenai kebudayaan yang dibicarakan. Hal ini ini sesuai dengan fungsi taman budaya yaitu selain sebagai tempat untuk mempertunjukan hasil karya seni kebudayaan, juga dapat sebagai sarana memperkenalkan kebudayaan tersebut kepada masyarakat secara lebih luas.

Selain kegiatan seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk melancarkan setiap kegiatan di dalam taman budaya, maka perlu adanya aktivitas penunjang, seperti :

a. Administrasi

Kegiatan administrasi termasuk didalamnya adalah pengelolaan taman budaya, perijinan, maupun persiapan-persiapan sebelum adanya kegiatan di taman budaya.

b. Kegiatan umum

(28)

11

2.1.2 Identifikasi Fasilitas Taman Budaya

Dari penjabaran mengenai kegiatan-kegiatan di dalam taman budaya, maka didapat beberapa fasilitas untuk mampu menampung berbagai kegiatan di dalam taman budaya (Sarwanto , 2014 : 27).

1. Ruang pertunjukan

Ruang pertunjukan dapat berupa dalam ruangan maupun terbuka yang berfungsi sebagai ruang untuk mempertunjukan karya seni 2 dimensi maupun 3 dimensi. Dari jenis kegiatan yang ada, tempat untuk pemenentasan pun terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

a. Gedung Teater

Gedung atau ruang ini digunakan untuk seni pertunjukan dinamis, yang menuntut adanya berbagai aspek, baik visual, audio, dan

lighting. Pada ruang ini terdapat stage / panggung untuk pementasan, serta tempat duduk untuk para penonton. Gedung teater dapat berupa tertutup maupun terbuka.

Bentuk panggung dalam sebuah gedung teater atau pertunjukan ada tiga macam, yaitu (Effendi : 2012).

1) Panggung arena

Panggung yang dapat dilihat dari semua arah penonton, biasanya berupa pertunjukan teater yang bersifat tradisional.

(29)

12

2) Panggung proscenium

Panggung jenis ini juga bias disebut sebagai panggung dalam gedung, penonton dalam panggung proscenium hanya bisa melihat dari arah depan dengan jarak tertentu. Biasanya berupa seni pertunjukan modern.

3) Panggung campuran

Bentuk-bentuk panggung yang merupakan campuran dari panggung arena dan proscenium. Biasanya terdiri dari bentuk L, U, I, segi enam, segi lima, atau setengah lingkaran.

b. Galeri

Ruang ini digunakan untuk mempertunjukan atau memamerkan hasil karya seni yang statis, atau tidak bergerak. Aspek visual sangat berperan penting dalam ruangan ini. Di dalam galeri pada umumnya merupakan ruangan dengan etalase yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat untuk memajang hasil karya tersebut. Pengunjung dapat melihat hasil karya yang dipamerkan dengan jelas dan sangat menarik sehingga penikmat tidak merasa kelelahan.

Gambar 2.2 bentuk penatan panggung proscenium

Sumber : teaterku.wordpress.com

(30)

13 2. Ruang Pendukung

a. Office/kantor

Kantor merupakan tempat dimana para pengelola taman budaya melakukan pekerjaannya. Serta melakukan persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan acara di taman budaya

b. Ruang ganti

Dalam ruang ini, para pengisi acara melakukan persiapan-persiapan sebelum pentas, misalnya mempersiapkan kostum, rias, serta hal lain yang mendukung performance mereka diatas panggung.

c. Ruang latihan

Ruangan ini digunakan untuk latihan-latihan pada hari regular, maupun untuk glady risk sebelum pentas.

d. Ruang kontrol

Ruang control berfungsi untuk melakukan pengaturan cahaya, suara, dan kebutuhan lain saat dilangsungkannya sebuah acara di panggung. Ruang control ini sangat berperan penting dalam kelangsungan sebuah acara.

e. Ruang workshop

Ruang workshop digunakan untuk ajang pertemuan antara para seniman atau masyarakat untuk bertukar pikiran maupun gagasan dengan hal yang berhubungan dengan seni atau acara yang akan digelar di taman budaya.

f. Perpustakaan

Dengan adanya perpustakaan dapat memberikan penambahan pengetahuan tentang seni dan budaya kepada pengunjung, selain dengan pertunjukan seni dan budaya yang digelar. Di perpustakaan memuat beberapa referensi yang berkaitan dengan seni dan budaya. g. Tempat suci

(31)

14

h. Toilet

Toilet merupakan fasilitas yang sudah umum dan sangat penting keberadaannya di dalam fasilitas publik seperti taman budaya. 3. Ruang bebas

a. Lobby

Lobby merupakan area penyambut dalam sebuah gedung, lobby

biasanya merupakan ruang yang sedikit luas tanpa sekat yang dilengkapi dengan ruang-ruang pendukung seperti informasi, dan toilet.

b. Cafeteria

Area cafeteria digunakan sebagai tempat untuk beristirahat sambal makan dan minum, ataupun untuk mengobrol.

c. Taman terbuka

Area taman terbuka dapat digunakan untuk berkumpul-kumpul atara pengunjung, menikmati suasana yang ada, ataupun berfoto-foto. d. Area parkir

Area parkir merupakan area pertama yang dijumpai sebelum melakukan aktivitas di taman budaya, area parkir merupakan tempat meletakan kendaraan yang dibawa oleh pelaku kegiatan, baik pengunjung, pengelola, maupun penyelenggara acara.

2.1.3 Pelaku kegiatan Taman Budaya

Secara umum para pelaku di dalam taman budaya dapat dibagi menjadi 3 (Sarwanto , 2014 : 23)

1. Pengunjung

(32)

15 maupun luar daerah, serta wisatawan mancanegara yang berasal dari luar negeri.

2. Pengelola

Pengelola mrupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab atas pengelolaan taman budaya. Pengelola ini dapat berasal dari swasta ataupun pemerintahan apabila taman budaya ini berada dibawah naungan pemerintah daerah setempat. Pengelola sendiri bertugas di dalam pemberian ijin terkait adanya peminjaman tempat untuk sebuah acara.

3. Penyelenggara/pengisi acara

Penyelenggara merupakan pihak yang hendak melakukan sebuah kegiatan di dalam areal taman budaya. Penyelenggara dapat berasal dari pemerintahan, misalnya untuk menggelar sebuah pagelaran seni dalam rangkaian acara ulang tahun kota, pihak swasta, masyarakat umum, maupun seniman yang akan meminjam tempat untuk menggelar acara seni dan budaya.

2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis

Tinjauan fasilitas sejenis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai fasilitas Taman Budaya yang sudah ada, mengetahui fasilitas, kapasitas dan juga tampilan bangunan yang digunakan. Pada tinjauan fasilitas sejenis ini mengambil tiga contoh Taman Budaya yaitu, Taman Budaya Bali (Art Centre),

Taman Ismail Marzuki, dan Taman Budaya Yogyakarta.

2.2.1 Taman Budaya Bali (Art Centre)

Taman budaya Bali ini terletak di jalan nusa indah kurang lebih 2 km kearah timur kota Denpasar. Taman budaya ini mulai digagas oleh Prof. Ida Bagus Mantra yang kemudian memberikan mandat kepada seorang arsitek terkemuka untuk merancang kawasan taman budaya ini, yaitu Ida Bagus Tugur pada tahun 1969 yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya daerah Bali. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 bagaimana masterplan

(33)

16

Suasana kebudayaan Bali sangat kental dalam Taman Budaya ini, dapat dilihat dari luar, bagaimana pada papan nama dan gerbang utama (gambar 2.5) mencirikan kebudayaan Bali.

Gambar 2.5 Papan nama Taman Budaya (kiri) Pintu masuk menuju Taman Budaya (kanan) Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015

21. Bale Pepawosan 22. Ayodya Open Stage 23. Jembatan gajah Mina 24. Candi Bentar 25. Taman Ardha Candra

26. Panggung Terbuka Ardhacandra 27. Kalangan Angsoka

28. Kalangan Ratna Kanda 29. Gedung Ksirarnawa 30. Kalangan Madya Mandala 31. Pintu Keluar

1. Gerbang selatan 2. kantor Taman Budaya 3. Area parkir

10. Krya Sembrani Occihcrawa

11. kalangan Krya mandala 12. Mahudara mandara Giri Bhuwana

13. Bale kambang 14. Bale gili

15. Taman Udiyana Ratnalaya 16. Patung Giri Putri, Bagawan

gangga, Dewi Gangga 17. Pura Giri Putri

18. Perpustakaan Widya Kusuma 20. Pura Taman Beji

(34)

17 1. Tugas Pokok dan Fungsi Taman Budaya Bali

a. Menggali, menumbuh kembangkan, mengangkat, menampilkan, menginformasikan, dan melestarikan seni budaya daerah khususnya dan kesenian lain yang berbentuk klasik, tradisional, kreasi baru, sebagai hasil kreativitas dan aktivitas para seniman di masyarakat.

b. Memelihara kelestarian, pengembangan dan pemberdayaan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Taman Budaya secara berkesinambungan.

c. Memberikan motivasi bagi para seniman dan pengerajin agar lebih kreatif dalam berkarya demi terpeliharanya budaya nasional pada umumnya dan daerah pada khususnya.

d. Dapat mengadaptasi pengaruh budaya luar yang positif dan menangkal pengaruh negative akibat kemajuan teknologi dan globalisasi.

e. terjalinnya hubungan yang baik antara seniman pengerajin, dan pihak ketiga sehingga kegiatan di UPT Taman Budaya dapat berkesinambungan.

2. Struktur Organisasi

3. Fasilitas di Taman Budaya Bali

Pengunjung umumnya memasuki lokasi Taman Budaya melalui pintu masuk disebelah selatan. Setelah melewati angku-angkul pengunjung menuju tempat parkir yang terletak di sebelah barat Taman Budaya. Tempat parkir ini merupakan milik Banjar Kedaton, jadi pengelolaannya bekerjasama dengan

Ketua UPT Taman

(35)

18

Banjar Kedaton. Fasilitas dalam Taman Budaya Bali dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :

a. Kawasan Suci

1) Pura Taman Beji, pura seluas ±100 m² merupakan tempat persembahyangan bagi karyawan/wati UPT Taman Budaya dan masyarakat sekitar.

2) Bale Selonding, bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 10 m². berada di depan putra dalem penghulu, yang digunakan untuk persiapan saat ada upacara di pura.

3) Perpustakaan Widya Kusuma, gedung perpustakaan ini selesai dibangun pada tahun 1975. Bangunannya berupa gedung seluas 300 m² yang terdiri dari 2 lantai.

4) Bale Gili, terletak disisi timur laut kolam. Bale ini terinspirasi dari cerita Sutasoma yang menggambarkan keindahan Taman Udayana Ratnalaya yang kaera keelokannya dijadikan tempat pertemuan antara Sutasoma dengan dewi candrawati.

5) Bale Pepawosan Amertha Saraswati, Bale Pepawosan dibangun ditanah seluas 100 m² , pembangunannya selesai dilakukan pada tahun 1975.

Berfungsi sebagai tempat berdiskusi sastra “Dharma Wacana”.

b. Gedung

1) Gedung Krya Sembrani Occihcrawa, gedung ini dibangun diatas tanah seluas 300 m². Tempat ini dipergunakan sebagai tempat pameran tidak tetap/berubah-ubah, sesuai jadwal kegiatan Taman Budaya.

(36)

19 3) Gedung Ksirarnawa, berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti lautan susu yang terispirasi dari cerita pemutaran gunung Mandhara Giri di lautan susu. Gedung Ksirarnawa seluas 5.500 m² sebagai panggung tertutup. Pada lantai 2 terdapat panggung berkapasitas 525 orang. Untuk lantai 1 berfungsi sebagai kantor dan ada ruang pameran untuk pengerajin-pengerajin lokal. Seperti pada gambar 2.8 yang memperlihatkan tampak luar bangunan.

Gambar 2.8 Foto gedung Ksirarnawa

Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015

c. Panggung terbuka / Kalangan

1) Kalangan Krya Mandala, panggung seluas 180 m² ini persis berada di depan gedung Krya Sembrani Occihcrawa. Kalangan Krya Mandala

berfungsi untuk tempat pagelaran berskala kecil baik rutin maupun tidak.

Gambar 2.7 Foto Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana

(37)

20

Dapat juga digunakan untuk pementasan tari calonarang, tari legong, dan lain sebagainya saat acara Pesta Kesenian Bali.

2) Kalangan Ayodya, Kalangan seluas 300 m² ini mampu menampung hingga 300 orang penonton. Kalangan Ayodya sering dipergunakan untuk mementaskan kegiatan rutin Taman Budaya seperti Tari, Kecak, olah seni, dan lainnya.

3) Kalangan Angsoka, panggung seluas 300 m² yang terletak disebelah kanan panggung terbuka Ardhacandra ini dapat menampung 200 penonton. Berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin yang diselenggarakan oleh Taman Budaya.

4) Kalangan Ratna Kandha, panggung seluas 300 m² ini dapat menampung ±150 orang penonton. Fungsi kalangan Ratna Khanda juga sebagai tempat pagelaran rutin Taman Budaya. Gambar 2.9 menunjukan bagaimana tata panggung dan penonton kalangan ratna kandhala.

Gambar 2.9 Foto kalangan Ratna Kandha

Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015

d. Studio, gedung yang dibangun pada tahun 1975 dengan luas bangunan 200 m² ini berfungsi sebagai tempat mendemonstrasikan kegiatan melukis dan latihan seni tari serta tabuh.

4. Fasilitas Pendukung Lain

(38)

21 b. Wantilan, berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin Taman Budaya. Berkapasitas 300 orang penonton yang dilengkapi dengan ruang rias dan kamar kecil.

c. Wisma Seniman, terletak disebelah disisi barat laut kawasan Taman Budaya. Bangunannya seluas ±120 m² yang dilengkapi beberapa kamar tidur, kamar tamu, kamar mandi, dan garasi. Wisma seniman ini berfungsi untuk tempat menginap para seniman, maupun pejabat lain.

d. Kori Agung Panggung Terbuka Ardhacandra, kori agung diapit 2 bale bengong yang terletak disebelah utara dan selatannya. Fungsinya untuk meninjau dan melakukan pengawasan keamanan pengunjung. Panggung terbuka Ardha Candra ini dilengkapi panggung dan kursi penonton berbentuk setengah lingkaran seperti pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Foto Panggung terbuka Ardha Candra Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015

e. Patung Kumbakarna Karebut, patung ini melambangkan kesetiaan

Kumbakarna yang rela mengorbankan nyawa bagi negaranya Alengka. Patung setinggi 5m ini terbuat dari kayu utuh oleh pengukir I Wayan Ngungkal.

2.2.2 Taman Ismail Marzuki (TIM)

(39)

22

berdiri pada tanah dengan luas 9 Ha, yang pada dulunya tempat ini dikenal dengan sebutan Taman Raden Saleh.

Sejak berdiri tahun 1968 lalu, TIM kini menjadi ruang eksperimen seniman yang menyajikan karya-karya inovatif. Banyak seniman-seniman lokal yang berkembang dengan adanya TIM ini. Mulai dari seni teater, puisi, musik dan lain-lain marak berkembang pada masanya, misalnya seniman WS Rendra, Sardono W Kusumo,dan lainnya.

1. Struktur Organisasi TIM

Kepala UPT TIM

Satuan Pelaksana Program Kesenian

Satuan Pelaksana Promosi dan

Pemasaran

Satuan Pelaksana Prasarana dan

Sarana

Satuan pelaksana Tempat Pertunjukan Kasubag Tata

Usaha

Sub Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 2.11 peta lokasi TIM Sumber : streetdirectory.com

(40)

23 2. Fasilitas-fasilitas yang ada pada TIM :

a. Graha Bhakti Budaya (GBB)

Gedung pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800 kursi, 600 kursi diantaranya berada di bawah, sementara 200 kursi lainnya berada di balkon. Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan untuk pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern, tari, film, dll. Gedung GBB ini dilengkapi dengan tata cahaya, sound system,

akustik, serta pendingin ruangan. Tampak depan GBB seperti pada gambar 2.13.

Tata panggung dan kursi penonton ditata sedemikian rupa seperti pada gambar 2.14.

Gambar 2.13 Bangunan Graha Bhakti Budaya Sumber : eventseeker.com

(41)

24

b. Galeri Cipta II (GB II)

Galeri cipta II merupakan ruang pameran dengan luas 54 m x 18m. dapat digunakan sebagai tempat pameran yang dapat menampung 100 buah lukisan dan 40 patung. Selain untuk pameran, GB II juga dapat digunakan untuk seminar, peluncuran buku, dan lainnya. Ruang ini dilengkapi dengan tata cahaya, tata suara, pendingin ruang, serta panel yang dapat dipindah-pindahkan. Penataan ruang pameran seperti terlihat pada gambar 2.15.

c. Galeri Cipta III

Galeri Cipta III juga digunakan sebagai ruang pameran, yang terdiri dari dua lantai. Luas ruang pameran lantai dasar 9,6m x 17,1m,dapat memuat 50 lukisan dan 20 patung. Sedangkan pada lantai atas memiliki luas 6,1m x 12m dengan alas karpet. Dapat digunakan sebagai ruang pameran, seminar, dan lainnya seperti pada gambar 2.16.

Gambar 2.16 Tata pameran dalam GC III Sumber : selasar.com

(42)

25 d. Teater Kecil

Teater kecil merupakan ruang yang digunakan untuk berbagai pertunjukan, musik, teater, tari dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 10m x 5m x 6m yang berkapasitas 244 penonton terdiri dari auditorium bawah dan balkon. Dilengkapi juga dengan lobby, ruang rias, tata cahaya, tata suara, pendingin ruangan, dan sistem tiket menggunakan komputer. Tata letak panggung dan kursi penonton seperti terlihat dalam gambar 2.17.

e. Teater Halaman

Teater halaman merupakan tempat pertunjukan terbuka, memiliki kapasitas penonton yang fleksibel, dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan di luar ruangan seperti yang terlihat dalam gambar 2.18.

Gambar 2.18 Tampak luar teater halaman Sumber : tamanismailmarzuki.co.id Gambar 2.17 suasana dalam teater kecil

(43)

26

Penataan kursi penonton dalam teater halaman ini berbentuk lengkung dengan bagian belakang meninggi dan panggung berada di bawah, seperti pada gambar 2.19.

f. Plaza TIM

Areal parkir yang luas dapat menampung 300 kendaraan roda empat dan 400 kendaraan roda dua. Dilengkapi juga dengan cafe makanan tradisional, galeri buku. Plaza ini juga dapat digunakan untuk menampung berbagai pertunjukan.

Beberapa kegiatan dalam plaza TIM dan area dalam plaza TIM dapat dilihat pada gambar 2.17.

Gambar 2.19 Tata panggung dan kursi penonton teater halaman Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

(44)

27

g. Gedung Teater Jakarta

Gedung ini dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan, baik musik, drama, tari, dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 14m x 7m. memiliki kapasitas penonton hingga 1200 orang. Dilengkapi dengan lobby, 12 ruang rias, ruang latihan, tata cahaya, tata suara, dan pendingin ruangan. Bentuk bangunan gedung ini juga sangat unik, mengambil bentuk khas betawi dengan balutan modern, seperti pada gambar 2.22. dan interior panggung dan kursi penonton dalam gambar 2.23.

Gambar 2.21 Beberapa fasilitas dalam Plaza TIM Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

Gambar 2.22 Tampak depan Gedung Teater Jakarta dan Interiornya

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

Gambar 2.23 Interior Gedung Teater Jakarta

(45)

28

2.2.3 Taman Budaya Yogyakarta (TBY)

1. Sejarah awal Taman Budaya Yogyakarta

Taman Budaya Yogyakarta dibangun pada tanggal 11 maret 1977 di daerah Bulaksumur sebagai sebuah kompleks pusat pengembangan kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya Taman Budaya Yogyakarta disebut sebagai Purna Budaya yang dibuat dengan sarana prasarana untuk membina, memelihara, dan mengembangkan kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya

dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macam fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan administrasi. Bagian kedua yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang

workshop, kantin, dan juga beberapa guest house.

2. Perkembangan Taman Budaya Yogyakarta

Beberapa tahun kemudian, berdasarkan perda No. 7 tahun 2002 dan keputusan Gubernur DIY no. 161/2002 tertanggal 4 November 2002, Purna Budaya (Taman Budaya Yogyakarta) menjadi UPTD kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY dengan beberapa misi :

a. Melaksanakan pengembangan dan pengolahan seni budaya b. Melaksanakan laboratorium dan eksperimentasi seni budaya

Gambar 2.23 Peta lokasi Taman Budaya Yogyakarta

(46)

29 c. Melaksanakan dokumentasi dan informasi seni budaya

d. Melaksanakan urusan tata usaha dan Rumah tangga dinas e. Memfasilitasi kegiatan seni budaya

3. Fasilitas dalam Taman Budaya Yogyakarta

Seiring perubahan tersebut, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mengubah nama bangunan yang ada di dalamnya. Sekarang TBY memiliki dua bangunan utama, yaitu.

a. Concert Hall Taman Budaya.

Gedung concert hall memiliki gaya bangunan belanda berfungsi sebagai tempat diskusi sastra, penyelenggaraan pameran, dan pelatihan.

b. Societet Militair

Gedung Societet Militair berfungsi sebagai tempat pentas teater, tari, musik, dan berbagai pertunjukan seni lainnya. Gedung Societet Militair memiliki ruang pertunjukan dengan kapasitas 500 orang penonton, seperti pada gambar 2.26.

Gambar 2.26 Auditorium gedung Societet Militair Sumber : yesnoklub.yesnowave.com

Gambar 2.25 Bangunan utama disulap dalam sebuah acara

Sumber : indonesiaartnews.or.id Gambar 2.24 Bangunan utama TBY

(47)

30

Beberapa agenda yang dilakukan di Taman Budaya Yogyakarta adalah menggelar pameran seni rupa, pemutaran film sepanjang tahun, festival teater,

ketoprak, dalang,tari, dll. Program-program pendidikan dan pelatihan seni untuk anak-anak dan remaja, dan juga penerbitan profil seniman budayawan, sastra, kritik seni rupa, dan lainnya. Seperti yang terlihat dalam gambar 2.27 bagaimana suasana di dalam ruang pameran TBY.

Gambar 2.27 Suasana ruang pameran dalam Taman Budaya Sumber : wisatajogja.co.id

4. Struktur organisasi Taman Budaya Yogyakarta

Gambar 2.28 Struktur Organisasi Taman Budaya Yogyakarta Sumber : Perda Provinsi DIY No 7 Tahun 2002

Kepala Taman Budaya

Sie Operasional dan Pengolahan Data

Sie Pergelaran dan Seni Budaya

(48)

31

2.3 Kesimpulan Studi Objek Sejenis

Dari hasil studi objek sejenis, mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu seperti dalam table 2.1.

Table 2.1 Kesimpulan Studi Objek Sejenis

Obyek

Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat

Jl. Sri Wedari No. 1 Yogyakarta.

Fasilitas - Gedung pameran - Gedung

manajemen Dibawah naungan kepemerintahan,

Bangunan Konsep bangunan mengambil bentuk pilar yang besar, serta

(49)

32

2.4 Spesifikasi Umum Taman Budaya Karangasem

Berdasarkan studi literatur dan kajian objek sejenis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai Taman Budaya Karangasem :

2.4.1 Definisi Taman Budaya Karangasem

Taman Budaya Karangasem merupakan sebuah fasilitas untuk mengangkat, mengembangkan, menginformasikan, menampilkan, dan melestarikan seni budaya lokal Karangasem agar tetap dapat bertahan dan berkembang, terutama seni dan budaya yang hampir punah dan yang memiliki potensi kedepan.

2.4.2 Fungsi Taman Budaya Karangasem

Fungsi dari Taman Budaya Karangasem ini adalah dapat menumbuh kembangkan perhatian masyarakat umum terhadap kebudayaan lokal daerah yang dimiliki, Selain itu, Taman Budaya ini nantinya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat umum, baik digelarnya hiburan rakyat berupa pentas-pentas kesenian, maupun tempat rekreasi.

2.4.3 Tujuan Taman Budaya Karangasem

 Membangkitkan kembali budaya lokal Karangasem agar tetap bertahan dan dapat berkembang kembali, terutama untuk seni budaya yang hampir punah

 Sebagai tempat belajar, mengenal, dan mementaskan kesenian lokal kepada masyarakat umum.

 Menghasilkan generasi muda yang perduli dengan budaya lokal

 Sebagai sarana hiburan bagi masyarakat dengan menampilkan pertunjukan seni budaya lokal

2.4.4 Fasilitas dan Pengelolaan dalam Taman Budaya Karangasem

(50)

33

stage untuk menggelar pentas-pentas seni dan budaya lokal, serta sebuah aula serba guna untuk menggelar pertemuan-pertemuan dari seniman ataupun masyarakat dalam sarasehan mengenai seni dan budaya lokal. Fasilitas penunjang lain berupa ruang pameran untuk hasil kerajinan lokal, tempat latihan olah seni, ruang ganti, dan lainnya, Serta ruang pengelolaan dari Taman Budaya ini. Pengelolaan Taman Budaya ini berada dibawah naungan UPT pemerintah daerah.

2.4.5 Penentuan Lokasi Taman Budaya Karangasem

Gambar

Gambar 2.1 bentuk panggung arena  Sumber : teaterku.wordpress.com
Gambar 2.3 bentuk panggung campuran
Gambar 2.4 masterplan Taman Budaya Bali Sumber : UPT Taman Budaya Bali
Gambar  2.6 Struktur Organisasi Taman Budaya Bali Sumber : UPT Taman Budaya Bali
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan pada perancangan Taman Edukasi Sosial dan Budaya di Kota Yogyakarta ini adalah “ Bagaimana Mewujudkan Desain Taman Edukasi Sosial dan Budaya di Kota

Taman Budaya Sriwijaya di Palembang dapat dijadikan salah satu taman pendidikan sebagai tempat rekreasi yang mampu mewadahi segala macam aktivitas edukatif dan

Dari beberapa teori dan kajian disebutkan bahwa taman kota tersebut akan diwujudkan dengan menampilkan bangunan yang sesuai dengan arsitektur Jawa seperti pola tata ruang dan

Pada taman kuliner ini sasaran yang akan digunakan adalah konsep dari taman bermain dan juga taman tropis karena mengingat sasaran pengunjung dari taman kuliner ini

Kebutuhan ini dapat dipenuhi pada bangunan hotel dengan cara memiliki taman, yang tidak hanya mempercantik ruang tetapi juga berfungsi sebagai syarat kota yang

Dan pada halaman belakang atau kebon, terdapat bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuk padi yang disebut dengan Saung lisung, bangunan ini disimpan

Taman Nasional Komodo terdiri dari 3 pulau besar yang indah, Pulau Komodo, Rinca dan Padar, selain tempat habitat Komodo taman ini juga sebagai rumah bagi setidaknya 1000 spesies

Permasalahan pada perancangan Taman Edukasi Sosial dan Budaya di Kota Yogyakarta ini adalah “Bagaimana Mewujudkan Desain Taman Edukasi Sosial dan Budaya di Kota