• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KONSEP TAMAN SEHAT PADA LAYOUT TAMAN HOTEL BUTIK RESOR DI KOTA BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN KONSEP TAMAN SEHAT PADA LAYOUT TAMAN HOTEL BUTIK RESOR DI KOTA BATU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KONSEP TAMAN SEHAT PADA LAYOUT TAMAN HOTEL BUTIK RESOR DI KOTA BATU

Application of Healthy Garden Concept at Boutique Resort Hotels Garden Layout in Batu Cityieka Aprilia Tanuy

Rieka Aprilia Tanuy Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan Email: rieka.any@gmail.com Herman Wilianto

Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan Email: drhermanw@gmail.com Diajukan: 13 Desember 2021

ABSTRACT

The stresses of city living cause more people to become aware of and concerned about their health and well-being. People are beginning to look for places to take a holiday, and eco- tourism is one of them. Returning to nature is said to be able to replenish the energy that has been expended. The overwhelming demand for open space that promotes a healthy lifestyle in the community has prompted a number of businesses to respond. The hotel's gardens are no longer just a green space. Several hotels have begun to build gardens based on a healthy lifestyle design concept. However, the gardens at these hotels are rarely designed in such a way that they can encourage a healthy lifestyle. As a result, this research looks at how a healthy garden might be used in a boutique resort hotel's environment to promote a healthy lifestyle. On the basis of connected issues, this qualitative research employs an exploratory descriptive approach on the two selected precedents, namely Klub Bunga Boutique Resort Batu, Malang and Park Royal on Pickering, Singapore. The community's demand for a location that can alleviate boredom and stress levels through an interaction with nature is intended to be met by this research.

The study's result is a basic guideline for building healthy gardens in boutique resort hotels, while additional attention to the context of site is required.

Keywords: boutique resort hotel, healthy garden, healthy lifestyle

Diterima: 25 Maret 2022

PENDAHULUAN

Meskipun kesehatan mental dan fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh tata letak lanskap di mana ia aktif, manusia tetap menghabiskan lebih banyak waktu di tempat-tempat tertutup di zaman modern ini (Kopec, 2006). Hal ini biasanya dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres seseorang.

Secara umum, masalah ini dapat diselesaikan dengan merancang bangunan, memposisikan bukaan, dan memanfaatkan bahan tertentu, tetapi ada elemen eksternal lainnya, seperti kondisi alam, yang memiliki dampak signifikan pada keadaan psikologis seseorang.

Manusia membutuhkan istirahat dari rutinitas mereka secara teratur. Hal ini mengarah pada pembentukan taman kota sebagai kemungkinan lokasi atraksi wisata, yang disusun secara optimal untuk memenuhi keinginan akan sesuatu yang baru namun tetap dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Tujuan ini memotivasi arsitek untuk menciptakan desain yang inovatif dan dapat disesuaikan dengan berbagai konsumen.

Resor alam baru-baru ini berkembang sebagai tanggapan atas permintaan pasar. Resor alam menawarkan hubungan langsung antara manusia dan alam, serta fasilitas yang ramah terhadap penyediaan jasa lanskap (landscape services) (Kaswanto et al., 2016). Konsep ekowisatalah yang sering diangkat pada topik ini. Kebutuhan ini dapat dipenuhi pada bangunan hotel dengan cara memiliki taman, yang tidak hanya mempercantik ruang tetapi juga berfungsi sebagai syarat kota yang sehat. Karena struktur hotel biasanya menyediakan jenis dan fasilitas kamar yang terstandar, maka konsep taman di hotel yang ditonjolkan menjadi unik. Hotel dapat beradaptasi dengan kondisi pasar dengan menggunakan konsep taman yang sehat.

Batu, Jawa Timur, merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi subjek ekowisata yang diwujudkan dalam tata kawasan wisatanya. Pemerintah daerah mengembangkan sejumlah kawasan desa wisata berdasarkan gagasan Living

with People (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu, 2010). Beberapa hotel butik resort dengan konsep taman telah diidentifikasi sebagai studi kasus penelitian. Pengunjung hotel yang bukan dari Kota Batu juga dapat merasakan simulasi gaya hidup sehat melalui berbagai bentuk taman.

Isu gaya hidup sehat dalam bentuk modifikasi taman dapat berkontribusi pada kekhasan dan orisinalitas hotel.

Masalah muncul ketika taman hotel tidak cukup terhubung dengan layanan hotel, menjadikan kehadirannya sebagai pelengkap belaka. Analisis desain terpadu diperlukan sejak awal, seperti aktivitas, sirkulasi, dan ruang yang dihasilkan.

Tuntutan masyarakat akan lokasi yang dapat mengurangi tingkat kelelahan dan stres melalui interaksi dengan alam dimaksudkan untuk dapat dipenuhi pada penelitian ini.

STUDI PUSTAKA Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang mengurangi risiko penyakit dan memperpanjang waktu hidup seseorang. Cara hidup ini merupakan komitmen jangka panjang dengan manfaat kesehatan yang holistik baik untuk tubuh maupun pikiran. Studi telah menemukan beberapa kebiasaan hidup tertentu yang dapat berkontribusi pada cara hidup tersebut.

Kesehatan bukan hanya terhindar dari penyakit, tapi juga tentang menjaga kesehatan tubuh dan mental (WHO, 1999).

Aktivitas fisik dapat digunakan untuk mengukur kesehatan fisik seseorang. Setiap gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot yang membakar lebih banyak kalori daripada pengeluaran energi saat istirahat dianggap sebagai aktivitas fisik. Kesehatan mental juga memainkan peran penting.

Pemahaman akan mental yang sehat tak dapat lepas dari pemahaman mengenai sehat dan sakit secara fisik.

Pengenalan konsep sehat dan sakit, baik fisik maupun psikis, merupakan bagian dari pengenalan seseorang terhadap kondisinya dan cara beradaptasi dengan lanskapnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, satu hal penting yang harus

(2)

diingat adalah bahwa lanskap dapat berdampak pada kesehatan seseorang (Dewi, 2012; Arifin et al., 2021).

Taman Sehat

Perancang menggunakan ruang terbuka hijau atau taman sebagai salah satu wadah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Taman pada umumnya adalah tempat dengan ruang dalam berbagai situasi. Lokasi, ukuran atau area, iklim, dan karakteristik khusus lainnya, seperti tujuan dan fungsi khusus dari pembangunan taman, merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan (Sinta, 2004). Jenis taman dengan fungsi spesifik sesuai dengan isu yang diangkat adalah Therapeutic Garden. Taman ini merupakan taman luar ruang yang secara khusus dibuat berdasarkan masukan pengguna agar sesuai dengan kebutuhan fisik, psikis, dan sosial pengunjung taman (National Parks Board, 2017).

Sebuah lanskap yang restoratif dapat mengurangi kelelahan fisik atau mental temporer yang disebabkan oleh kejenuhan pada kegiatan keseharian yang dilakukan terus-menerus (Kaplan, 1989).

Berbagai kegiatan dari Social Horticulture Programmes digunakan dalam penelitian ini sebagai bagian dari kegiatan taman sehat. Melalui kegiatan hortikultura di lanskap sosial, program kegiatan ini berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikis peserta. Aktivitas ini dapat dinikmati dengan atau tanpa fasilitator dan dilakukan oleh sekelompok orang dengan berbagai keterampilan (audiens umum). Berikut ini adalah kegiatannya:

1) Merasakan pengalaman sensorik dalam taman.

2) Instruksi pembuatan planter tanaman.

3) Edukasi tentang berkebun dalam ruangan.

4) Berolahraga di dalam taman.

5) Mengolah hasil tanaman untuk dikonsumsi.

6) Melukis dengan buah dan tanaman.

7) Membuat prakarya dari tanaman.

8) Menyemai bibit.

Hotel Butik Resor

Hotel adalah fasilitas tempat tinggal umum yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman, serta akomodasi lainnya dengan sistem bayar sesuai pemakaian bagi para pelancong (Lawson, 1976). Berdasarkan latar belakang fenomena yang ada, muncul tren akan kebutuhan pasar terhadap keunikan hotel yang dikenal sebagai hotel butik. Perbedaan antara hotel butik dan hotel standar biasanya didasarkan pada desain, estetika, budaya, atau signifikansi sejarah, prestise, dan eksklusivitas dalam hal properti, untuk memberikan pengalaman unik kepada penghuninya (Sarheim, 2010).

Lokasi hotel sangat penting untuk memberikan pengalaman yang khas kepada wisatawan. Dalam penelitian ini, pembahasan lebih difokuskan pada Hotel Butik Resor. Resort sendiri diartikan sebagai tempat tinggal sementara bagi seseorang yang tinggal di luar rumah dengan tujuan antara lain menyegarkan badan dan jiwa serta memuaskan keinginan untuk belajar sesuatu yang baru. Ringkasnya, bentuk hotel butik ini memungkinkan para tamu untuk merasakan kesegaran melalui rekreasi, baik melalui tema budaya lokal maupun yang khas lainnya, tanpa harus meninggalkan kenyamanan sebuah hotel (Direktorat Jenderal Pariwisata, 1988; Anwar dan Yakin, 2016).

Keberagaman fasilitas penunjang yang dapat dinikmati pengguna, serta statistik Tingkat Penghunian Kamar (TPK)

dijadikan sebagai indikator pemilihan untuk menetapkan peringkat hotel berbintang sesuai dengan konsep taman sehat. TPK masih didominasi oleh hotel bintang 4 dan 5 sebelum pandemi Covid-19 di Indonesia, tepatnya sebelum tahun 2020. Hotel bintang 4 akan tetap eksis di level teratas pada tahun 2021, meski tidak sebaik dulu. Di Jawa Timur, TPK hotel bintang 4 diperkirakan masih akan mencapai 40,20% pada Maret 2021 (BPS, 2021). Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa hotel bintang 4 masih memiliki calon konsumen, baik di tingkat nasional maupun provinsi di Jawa Timur. Area bermain, pusat kebugaran, kolam renang, spa, pusat bisnis, ballroom, ruang konferensi, ruang pertemuan, kapel, banquet, bar, kedai kopi, dan restoran adalah beberapa fasilitas pendukung hotel resor bintang 4, menurut beberapa situs layanan pemesanan hotel seperti Traveloka.com dan Agoda.com, serta situs rating hotel seperti Tripadvisor.com khususnya di Kota Batu.

METODE PENELITIAN

Dengan menggunakan teknik deskriptif eksploratif, penelitian ini dimulai dengan mengamati dan mencari hal- hal yang berhubungan dengan masalah, kemudian mengkarakterisasi dan menilai objek penelitian dengan menggunakan studi literatur, dan terakhir menganalisis dan membuat pedoman desain. Studi ini menggunakan objek studi yang berbasis di Kota Batu, fasilitas taman Klub Bunga Butik Resort Batu dan didukung oleh preseden internasional yaitu Wellness Floor Park Royal on Pickering Singapore.

Gambar 1. Klub Bunga Butik Resor Batu, Malang Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana mengintegrasikan taman hotel dengan operasional hotel, khususnya fasilitas penunjang, sehingga objek penelitian difokuskan pada fasilitas taman. Kegiatan, lokasi, dan fitur yang membentuk taman sehat, serta fasilitas pendukung untuk hotel butik dan resor juga difokuskan dalam mencari literatur. Kajian kemudian dilakukan berdasarkan prinsip- prinsip desain lansekap terkait dengan isu gaya hidup sehat di taman sehat resor butik hotel, termasuk analisis lokasi, zonasi, ruang, sirkulasi, dan vegetasi (Hasibuan, 2020).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Tapak

Pada studi kasus pertama Klub Bunga, tapak berada pada kawasan berkontur dengan hanya ada tangga sebagai akses utama. Ramp perlu ditambahkan pada bangunan hotel sehingga taman dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan pengguna. Dengan elevasi lahan yang tidak sama tinggi dengan jalan raya, serta batasan yang didapat dari

(3)

bangunan hotel sendiri, tingkat kebisingan pada tapak menjadi rendah. Area yang terbuka luas dengan vegetasi yang tertata dan tidak saling menghalangi membuat penghawaan dan pencahayaan alami dapat masuk dengan maksimal. Pada sisi barat terdapat view pegunungan yang menjadi potensi baik bagi tapak.

Gambar 2. Potensi Pemandangan Klub Bunga Sumber: maps.google.com

Gambar 3. Potensi Pemandangan Park Royal Sumber: maps.google.com

Gambar 4. Jalur Akses Park Royal on Pickering Pada studi kasus kedua Park Royal on Pickering, tapak tidak berada di lantai ground, melainkan di lantai 5 dari hotel. Akses dapat digunakan oleh berbagai kalangan melalui lift yang berada tepat di tengah tapak. Walaupun tidak berkontur, tapak tetap dibuat dengan permainan layer sehingga menghadirkan suasana yang berbeda- beda. Ketinggian tapak kurang lebih 30m diatas permukaan jalan raya sehingga kebisingan sedikit berkurang. Area yang terbuka membuat penghawaan alami mudah masuk ke dalam tapak. Buffer dari taman kota terdekat berfungsi untuk mengurangi temperatur udara yang melewati tapak. Pencahayaan alami juga dimaksimalkan di area terbuka, dibantu pembayangan yang cukup dari bangunan hotel. Lantai ini memiliki pemandangan taman kota dan urbanscape Singapura yang baik dari sisi timur laut. Extension taman dari One Upper

Pickering yang merupakan gedung perkantoran di blok yang sama, memberikan pemandangan menarik dari sisi barat laut. Sementara itu, di sisi yang berlawanan, atap dari gedung yang berdekatan memberikan pemandangan yang buruk.

Dapat ditentukan dari pembahasan kedua objek, tapak dirancang dengan aksesibilitas yang sederhana, diposisikan pada kontur yang landai untuk mengakomodasi berbagai pengguna, memiliki tingkat kebisingan yang rendah, pencahayaan dan penghawaan alami yang sesuai, pemandangan alam yang menarik, dan keunikan dari tapak sebagai kebutikannya.

Analisa Zonasi dan Ruang

Zona pasif pada Klub Bunga adalah tempat duduk, berjemur, dan area bejalan santai. Area kolam renang dan pusat kebugaran terletak di zona aktif taman. Area bermain, area pentas, dan ruang foto membentuk zona kombinasi taman. Zona pasif diatur ke arah pemandangan gunung di antara massa bangunan, seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pengelompokkan Kegiatan pada Klub Bunga

Gambar 6. Batas Taman pada Klub Bunga Batas taman didefinisikan dengan baik. Vegetasi, air, kanstein batu, dan dinding batu alam membentuk batas samping.

Batas tertinggi menggunakan vegetasi berupa pohon berkanopi besar. Lantai batu alam, dek kayu, beton cor, dan lantai pasir digunakan pada batas bawah. Warna bahan yang dipilih menyampaikan kesan membumi, tenang, dan segar.

(4)

Pintu masuk taman terletak di lobi hotel dan memiliki bentuk massa yang khas dan letaknya paling tinggi, sehingga mudah untuk ditemukan. Focal point dalam bentuk patung dapat dilihat dari pintu masuk. Taman ini juga memiliki planter dengan ketinggian mulai dari 0 hingga 40 cm, mendorong para tamu untuk berjongkok dan merunduk. Variasi ketinggian planter perlu ditambahkan agar sesuai dengan mereka yang tidak dapat berjongkok.

Gambar 7. Posisi Entrance terhadap Focal Point Sumber: maps.google.com

Gambar 8. Ketinggian Batasan Planter Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 9. Jalan Setapak Klub Bunga Sumber: Youtube Channel PapiCoco

Lebar jalur setapak yang tersedia adalah 80cm, 120cm, dan 200cm, tetapi kurang memadai karena kursi roda tidak dapat diakomodasi. Dilengkapi tangga dengan ketinggian pegangan tangan 1m. Area bersantai memiliki tempat duduk yang juga berfungsi sebagai tempat berteduh untuk kelompok kecil.

Area olah raga dan tempat rekreasi merupakan dua fasilitas penunjang hotel di taman ini. Gym, kolam renang, dan lapangan terletak pada area olahraga. Dengan batasan kaca transparan, ruang dalam dan batas ruang dibuat menyatu dengan lanskap. Integrasi aktivitas area olahraga dengan taman adalah ketika perlu pemanasan ataupun pendinginan, pengguna dapat menggunakan jalan setapak untuk berjalan sehingga dapat menaikkan denyut nadi sebelum latihan atau menurunkan denyut nadi setelah latihan. Area rekreasi berupa zona bermain, zona foto, dan pertunjukan. Ruang dibuat terbuka sehingga menjadi bagian langsung dari taman.

Gambar 10. Fasilitas Penunjang Klub Bunga Sumber: maps.google.com

Gambar 11. Pengelompokkan Kegiatan pada Park Royal on Pickering

Zona pasif di taman sehat Park Royal on Pickering memiliki tempat duduk, berjemur, dan jalan santai. Kolam renang dan pusat kebugaran terletak di zona aktif taman.

Jalur untuk berjalan-jalan santai dan jogging melintasi zona kombinasi taman. Gambar 11 menunjukkan bagaimana zona pasif mendominasi hampir seluruh zona taman.

Zona aktif didukung oleh zona pasif di tengah. Zona kombinasi menjadi batas pada seluruh sisi taman.

Batas taman jelas didefinisikan berupa tanaman, air, dinding warna abu, batu hias, dinding ubin porselen, dan dinding batu alam untuk menciptakan kontras, tetapi ukuran dinding yang tinggi di tempat-tempat tertentu, membuat jalan setapak terlihat sempit. Kehadiran tanaman berfungsi untuk mengurangi batas-batas tersebut.

(5)

Gambar 12. Posisi Batas Taman Park Royal on Pickering

Gambar 13. Batas Taman Park Royal on Pickering Sumber: tripadvisor.com

Gambar 14. Posisi Entrance dan Focal Point Taman Park Royal on Pickering

Gambar 15. Entrance Taman Park Royal on Pickering

Sumber: Youtube Channel whataboutwino Berbeda dengan massa di taman hotel, pintu masuk berada di tengah tapak, dibuat secara masif dengan ketinggian penuh sampai batas ke lantai atas. Warna yang dipilih mirip dengan yang terlihat di taman, terutama warna abu. Cabana adalah focal point dari penataan taman.

Lokasi cabana mengarahkan orang dari pintu masuk ke perspektif pemandangan yang diinginkan perancang.

Gambar 16. Focal Point Park Royal on Pickering Sumber: tripadvisor.com

Gambar 17. Ketinggian Planter Park Royal on Pickering Sumber: greencitytrips.com

Tinggi planter dirancang dalam berbagai ketinggian (0cm, 40cm, 60cm, 100cm, 150cm) untuk mendorong tamu berjongkok, berdiri, atau berjinjit. Jalur tersempit yang tersedia adalah lebar 80cm hingga 1,2m. Dengan ukuran tersebut, masih memungkinkan satu kursi roda untuk lewat. Tekstur jalan setapak yang kasar mencegah

(6)

pengguna tergelincir. Warna abu dan coklat digunakan untuk menyampaikan rasa ketenangan. Tidak semua jalur sirkulasi memiliki pegangan tangan, hanya lokasi tertentu, seperti tepi kolam renang dan jalan setapak menuju tepi cabana. Pegangan tangan berupa dinding abu masif dan kaca transparan dengan rangka besi cokelat.

Gambar 18. Posisi Area Duduk pada Park Royal

Gambar 19. Tempat Duduk Park Royal on Pickering Sumber: tripadvisor.com

Gambar 20. Fasilitas Penujang Park Royal on Pickering Tempat duduk dapat diakses di area dalam taman, terutama di area bersantai. Tidak ada kursi di sepanjang jalur tempat berteduh bagi setapak. Cabana dengan diameter 2m disediakan untuk kelompok kecil yang juga dapat digunakan sebagai kursi.

Gym, spa, kolam renang, gudang, dan toilet adalah beberapa fasilitas pendukung hotel di taman ini. Melalui dinding kaca transparan, ruang dalam dan batas area olahraga dibuat menyatu dengan taman. Material seperti lantai parket kayu dan rangka dinding besi berwarna kayu digunakan karena terinspirasi dari alam. Kegiatan

terintegrasi dengan taman melalui area garden walk yang dapat digunakan untuk pemanasan dan pendingan, serta kamar mandi yang letaknya harus melewati jalan setapak taman. Ruang dalam area spa dibuat tertutup, hanya pembatas ruang yang menyatu dengan lanskap berkat dinding bertekstur kayu dan penutup atap batu.

Berdasarkan objek dan studi pustaka, kegiatan fasilitas yang dapat dihubungkan dengan kegiatan taman sehat dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 21. Spa Park Royal on Pickering

Gambar 22. Gym Park Royal on Pickering Sumber: milelion.com

Tabel 1. Kelompok Aktivitas Fasilitas Penunjang Hotel dan Taman Sehat

Aktivitas pada Fasilitas Penunjang Aktivitas pada Taman Sehat (Social

Horticulture Programmes) Olahraga

(Fitness Center)

 Pemanasan

 Latihan inti

 Pendinginan

 Membersihkan diri

 Sesi berolahraga di dalam taman.

 Pengenalan akan pengalaman sensorik dalam taman.

Rekreasi (Playground,

Restoran, Kapel, Banquet)

 Bermain

 Makan-Minum

 Bersantai

 Menonton acara

 Mempraktikkan demonstrasi

 Menampilkan demonstrasi

 Menampilkan seremoni

 Sesi mengolah hasil tanaman untuk dikonsumsi.

 Edukasi pembuatan planter tanaman.

 Edukasi tentang indoor garden.

 Sesi melukis dengan buah dan tanaman.

 Sesi prakarya dari tanaman.

 Sesi penyemaian bibit.

Kegiatan di atas menghasilkan ruang yang faktor pembentuknya harus diperhatikan karena berpengaruh pada

(7)

kesejahteraan fisik dan psikis pengguna. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

 Area Olahraga dan Terapi Sensorik

Ukuran pusat kebugaran hotel ditentukan oleh jumlah kamar. Ruang olahraga berukuran 32,5 m2 diperlukan untuk setiap 200 kamar (Hotel Executive, 2008). Sangat penting untuk melakukan pemanasan sebelum memulai latihan, yang dapat dilakukan dengan berjalan 800 m selama 10 menit dan kemudian pendinginan. Setiap lajur memiliki panjang 1,2 m dan memiliki bahan finishing lantai non-slip yang sesuai dengan spesifikasi IAAF, seperti Mat Karet EPDM Prefabrikasi (Rephouse, 2021).

Area jalan kaki dapat dihubungkan dengan area terapi sensorik dengan membangun jalur baru untuk kursi roda yang panjangnya minimal 90 cm dengan pembatas pengangan tangan dan pagar tanaman sensorik (75 cm dan 1 m) (National Parks Board, 2017). Finishing lantai dapat menggunakan bahan yang sama dalam warna dan pola yang tidak menciptakan ilusi optik. Jalur ini memiliki berbagai spot dengan batu alam (polished pebble) dimana terapi refleksi kaki dapat dilakukan. Jalur juga harus memiliki tempat duduk setiap 5 m untuk beristirahat.

Elemen air, seperti kolam, diletakkan di dekat zona sensorik untuk memberikan suara alam selain dari hewan yang tertarik pada tanaman, seperti burung (Biofit, 2021).

 Area Rekreasi dan Edukasi Alam

Ruang yang disediakan terbuka pada alam, tanpa sekat samping dan menggunakan batas transparan. Bahan-bahan alami juga digunakan, begitu pula warna-warna santai seperti coklat, krem, abu-abu, dan putih. Penataan berorientasi pada potensi pemandangan alam pada tapak.

Tanaman peneduh juga dipasang di sepanjang batas ruang untuk melindungi pengguna dari sinar matahari langsung.

Tanaman sensorik, seperti tanaman warna-warni dan aromatik, serta elemen air, juga disediakan pada area rekreasi untuk merangsang indera pengguna sambil menikmati fasilitas.

 Area Pendukung

Memiliki pintu masuk yang kontras dan mudah ditemukan, memiliki focal point berupa patung atau sejenisnya sebagai penanda dan pengarah pemandangan, dilengkapi dengan toilet yang mudah dijangkau dan terlindung dari cuaca,

tempat penyimpanan alat pendukung aktivitas dan alat pemeliharaan, serta tempat sumber air untuk menyiram tanaman.

Analisa Sirkulasi

Pola sirkulasi yang dihasilkan dari analisa adalah melingkar (Gambar 23). Jalan setapak dirancang untuk mengelilingi tapak dan mencakup juga jalur melingkar yang lebih kecil sehingga pengguna yang kelelahan tidak perlu berjalan terlalu jauh.

Gambar 24. Pola Sirkulasi Klub Bunga Sumber: maps.google.com

Gambar 25. Alur Kegiatan Park Royal on Pickering

Gambar 26. Pola Sirkulasi Park Royal on Pickering Pola sirkulasi di Park Royal on Pickering mirip, yaitu melingkar. Rute juga dibangun mengitari tapak (p=130m;

l=30m), yang juga dilengkapi dengan jalur melingkar yang lebih kecil (dibagi di tengah tapak). Di jalur sirkulasi, tidak ada jalan buntu.

Kedua objek menunjukkan bahwa pola sirkulasi yang baik adalah melingkar tanpa jalan buntu, sehingga memudahkan Gambar 23. Alur Kegiatan Klub Bunga

(8)

orang untuk memahami, khususnya pada tapak resor yang luas.

Analisa Vegetasi

Tanaman peneduh, semak, dan bunga sebagai tanaman sensorik warna digunakan pada di Klub Bunga. Perancang tidak menggunakan pohon kanopi besar di Park Royal on Pickering karena kawasan tersebut sudah dinaungi oleh blok massa. Sebagai gantinya, perancang memilih pohon palem seperti Euterpe Palms dan pohon seperti Pohon Bucida sebagai tanaman peneduh. Tanaman sensori aromatik yang digunakan misalnya pohon Kamboja dan melati, untuk warna menggunakan bunga Heliconia dan Alpinia, untuk tekstur menggunakan Calathea, Rumput Mondo, bunga daun Vietnam, serta untuk konsumsi menggunakan beberapa tanaman sayuran (tomat), herba (rosemary, kemangi, mint, oregano) dan buah (pisang, labu).

Menurut analisa studi objek di atas serta literatur pendukung, tanaman peneduh ditanam di sepanjang jalan dan tidak mengganggu tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari serta tidak mengganggu pemandangan. Tumbuhan sensorik berwarna, berbau, tekstur, dan penarik fauna dipilih yang mudah ditemukan di wilayah tapak. Tanaman untuk konsumsi dipilih yang dapat digunakan langsung oleh fasilitas pendukung sebagai jasa lanskap (Filqisthi dan Kaswanto, 2017).

SIMPULAN

Gagasan taman sehat dapat diintegrasikan ke dalam taman hotel butik resor melalui integrasi kegiatan fasilitas pendukung hotel dan kegiatan taman sehat (Social Horticulture Programmes). Ketika kegiatan ini digabungkan, hasilnya adalah ruang yang elemen pembentuknya juga diintegrasikan dengan elemen taman sehat. Hasil sintesa berupa edoman desain dari segi tapak, zonasi, sirkulasi, ruang, dan vegetasi.

Berikut ini adalah pedoman untuk merencanakan tata letak taman sehat di hotel butik resor:

 Lokasi harus mudah diakses, terletak pada kontur yang landai untuk mengakomodasi berbagai pengguna, memiliki tingkat kebisingan yang rendah, naungan dan penghawaan alami yang sesuai, pemandangan lanskap yang menarik, dan memiliki potensi unik untuk digunakan sebagai hotel butik.

 Disediakan area hasil integrasi antara fasilitas olahraga

& terapi sensorik, fasilitas rekreasi & edukasi, dan fasilitas pendukung yang tiap faktor pembentuknya sadar akan keberadaan alam dan kebutuhan kesejahteraan fisik dan psikis penggunanya.

 Dirancang dengan pola sirkulasi yang mudah dipahami pengguna.

 Memiliki ragam vegetasi yang dapat menggugah setiap panca indera pengguna berupa tanaman pembayang untuk memberikan naungan serta tanaman sensorik berwarna, beraroma, bertekstur, penarik fauna, dan konsumi.

Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan taman sebagai elemen yang tidak terpisahkan dari fasilitas pendukung hotel butik resort, bukan hanya sekedar dekorasi. Kajian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat akan ekowisata yang terintegrasi dan sadar akan kesejahteraan fisik dan psikis pengguna pada sebuah lanskap.

DAFTAR PUSTAKA

Agoda. 2021. Hotel di Malang, Indonesia Berdasarkan Peringkat Bintang Hotel. https:// www.agoda.com/id- id/destination/city/malang-id.html?cid=-146 (diakses 2 September 2021).

Anwar, D.R., Yakin, D.A. 2016. Desain Lanskap Boutique Resort Hotel di Cimelati Sukabumi Jawa Barat. Jurnal Lanskap Indonesia 8(2) 119-132.

Arifin, H.S., Nurhayati, Kaswanto, R.L., Irwan, S.N.R., Faisal, B., Dahlan, M.Z., Nadhiroh, S.R., Wahyuni, T.S., Ali, M.S. 2021. Landscape Management Strategy of Pekarangan to Increase Community Immunity during the Covid-19 Pandemic in Java Indonesia–

Inductive Research. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 918: 012029. IOP Publishing.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Maret 2021. Berita Resmi Statistik, XXIV(34), 2021, hlm. 7-8.

Binghamhall, P. 2018. Parkroyal on Pickering. https://

www.archdaily.com/363164/parkroyal-on-pickering- woha-2 (diakses 1 Juni 2018)

Biofit. 2021. Benefits of Biophilic Design in Gyms, Studios & Spas.

https://biofit.io/gym-design (diakses 17 September 2021)

Dewi, S. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental. UPT Undip Press, Semarang.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2010. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Batu tahun 2010- 2020. Batu : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu Dirjen Pariwisata. 1988. Pariwisata Tanah air Indonesia. hlm. 13 Filqisthi, T.A., Kaswanto, R.L. 2017. Carbon Stock and

Plants Biodiversity of Pekarangan in Cisadane Watershed West Java. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 54 (1). IOP Publishing.

Hasibuan, M. 2020. Buku Panduan Studio Arsitektur Lanskap.

[Teaching Resource] (Unpublished)

Hotel Executive. 2021. Hotel Fitness Center: How to Select the Right Equipment. https://www.hotelexecutive.com/

feature_focus/101/hotel-fitness-center-how-to-select-the- right-equipment (diakses 19 September 2021)

Kaplan, R., Kaplan, S. 1989. The experience of nature: A psychological perspective. Cambridge University Press, New York.

Kaswanto, R.L., Filqisthi, T.A., Choliq, M.B.S. 2016.

Revitalisasi Pekarangan Lanskap Perdesaan sebagai Penyedia Jasa Lanskap untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Lanskap Indonesia 8(1) 50-60.

Klub Bunga. 2018. About the hotels. http://

klubbungabutikresort.com/about.html (diakses 30 Mei 2018)

Kopec, D. 2006. Environmental Psychology For Design. Fairchild Books.

Lawson, F. 1976. Hotel Motels and Condominiums (Design Planning and. Maintenance). First Publish Great Britain by The Architectural Press LTD, London, hlm. 27

National Parks Board. 2017. Design Guidelines for Therapeutic

(9)

Gardens in Singapore. https://www.nparks.gov.sg/

gardens-parks-and-nature/therapeu tic-gardens, diakses 12 Mei 2018

ParkRoyal on Pickering Singapore. 2018. Parkroyal on Pickering, Singapore Welcomes You. https://www.

panpacific.com/en/hotels-and-resorts/pr- pickering.html (diakses 1 Juni 2018)

Rephouse. 2021. Decoflex. http://www.rephouse.com/cms/

assets/catalogs/catalog7. pdf (diakses 17 September 2021) Sarheim, L. M, 2010. Design or Lifestyle? A Review of London’s

Boutique Hotel Scene. hlm. 2

Sinta, M., Murhananto. 2004. Mendesain, Membuat, dan Merawat Taman Rumah. Agromedia Pustaka, Tangerang Traveloka. 2021. 4 Stars Hotel in Batu, Malang.

https://www.traveloka.com/en/hotel/indonesia/area /batu-103245/4-star-hotels-in-batu (diakses 2 September 2021).

Tripadvisor. 2021. Hotel di Batu. https://www.tripadvisor.

co.id/Hotels-g1237079-Batu_East_Java_Java-Hotels.html (diakses pada 2 September 2021)

[WHO] World Health Organization. 1999. Healthy Living: What is a Healthy Lifestyle? World Health Organization Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark.

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu terlihat dari peningkatan total PDRB Kabupaten Seluma baik atas dasar. harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini dengan judul

Tingginya bahan organik pada titik sampling 4 disebabkan karena pada titik sampling ini memiliki kandungan substrat lumpur yang paling tinggi dibandingkan titik

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

Web Service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu website untuk menyediakan untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain sehingga

ta tunjan?.ar:··'tunjang~n,.. bekas Presiden a"tau tekas Wakil Preniden meninggal dunia sedangka.n ia.. den atau bekas Wakil Preeide"j yang bvbenti dengan

Semua rekan-rekan mahasiswa/i Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya khususnya kelas 6 SC yang telah memberikan bantuan maupun masukan yang berguna

Dalam memorandum mengenai penggabungan, Singapura menjelaskan keinginan untuk bergabung adalah berdasarkan ikatan kaum, sejarah, budaya, ekonomi dan politik yang sama antara