• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Pangarsa dan Peran Pangarsa Terhadap Radio Komunitas di Kota Salatiga T1 362009018 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Pangarsa dan Peran Pangarsa Terhadap Radio Komunitas di Kota Salatiga T1 362009018 BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan

rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan

mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka; 2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin; 4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

(2)

7

2.2 KLASIFIKASI KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASINYA. Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini akan disampaikan klasifikasi kelompok.

1. Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage

(perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder

komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

1. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

2. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.

3. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

2.3 KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK RUJUKAN

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan

adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,

(3)

8

Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai

keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya

norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk

membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi

normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara

mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada

berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam

bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana

Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi

kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat

dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi. (Burhan:52:2008)

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di

rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

2.4 TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK

Dalam sub bab ini akan dipaparkan macam-macam teori komunikasi kelompok. Melalui teori ini akan mempermudah peneliti untuk menganalisis masalah.

2.4.1 Teori Analisis Proses Interaksi

(4)

9

kelompok yang dapat disederhanakan menjadi empat pesan. Terdiri atas tindakan positif, upaya jawaban, pertanyaan, dan tindakan negatif. Menurut Bales, analisis proses interaksi terdiri atas enam kategori:

1. Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling berbagi informasi, maka kelompok akan mengalami masalah komunikasi.

2. Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling berbagi pendapat maka kelompok akan mengalami masalah evaluasi.

3. Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling bertanya dan memberikan saran, maka kelompok akan mengalami masalah pengawasan.

4. Jika masing-masing anggota kelompok tidak bisa mencapai kesepakatan maka mereka akan mendapatkan masalah keputusan.

5. Jika tidak cukup dramatisasi dalam kelompok maka akan muncul masalah ketegangan.

6. Jika anggota kelompok berperilaku tidak ramah atau bersahabat maka akan terdapat masalah reintegrasi yang berarti kelompok tidak akan mampu

(5)

10

Gambar 1 Kategori Analisis Interaksi

TINDAKAN

POSITIF

UPAYA

JAWABAN

PERTANYAAN

TINDAKAN

NEGATIF

a = Masalah komunikasi

b = Masalah evaluasi

c = Masalah pengawasan

d = Masalah keputusan

e = Masalah pengurangan ketegangan

f = Masalah reintegrasi

Sumber:Data Sekunder, 2013

1. Tampak bersahabat (3%)

2. Dramatisasi (6%)

3. Setuju (11%)

4. Memberikan saran (5%)

5. Memberikan opini (19%)

6. Memberikan informasi (25%)

7. Meminta informasi (5%)

8. Meminta pendapat (1%)

9. Meminta saran (1%)

10. Tidak setuju (4%)

11. Menunjukkan ketegangan (5%)

(6)

11

Kategori dramatisasi berperan penting dalam teori ini. Dramatisasi berarti melepaskan ketegangan dengan cara menyampaikan cerita dan membagi pengalaman dengan orang lain. Cerita dan pengalaman tidak perlu selalu berhubungan secara langsung dengan tugas kelompok bersangkutan.

Teori Bales mengenai analisis proses interaksi ini mencakup dua kelompok atau dua kelas perilaku komunikasi umum yang memberikan pengaruh besar dalam kepustakaan komunikasi kelompok kecil. Perilaku pertama disebut dengan sosio-emosional (lihat gambar 2) yang diwakili oleh tindakan-tindakan, seperti tampak bersahabat, menunjukkan ketegangan, dan dramatisasi yaitu seluruh perilaku yang terdapat dalam kotak nomor 1 – 3 dan 10 – 12. Kategori kedua adalah perilaku pekerjaan yang diwakili oleh saran, pendapat dan informasi yaitu seluruh seluruh perilaku yang terdapat dalam kotak nomor 4 hingga 9.

Bales menemukan bahwa kelompok memiliki dua jenis pemimpin yaitu pemimpin pekerjaan dan pemimpin sosioemosional.

Pemimpin pekerjaan merupakan anggota kelompok yang bertugas untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerja kelompok. Adanya pemimpin pekerjaan

mempermudah anggota lain untuk menyelesaikan tugas, karena ia bersifat rajin dan bertanggung jawab. Sedangkan pemimpin sosio-emosional lebih cenderung memberikan semangat dan masukan agar anggota lain memiliki inisiatif dalam bekerja. pemimpin semacam ini, biasanya sangat peduli dan pribadi yang suka meredam konflik dalam kelompok.

2.4.2 Teori Kelompok Antarbudaya

Teori ini diungkapkan oleh John G. Oetzel berupaya menentukan berbagai variabel penting yang mempengaruhi fungsi atau kerja suatu kelompok, khususnya kelompok dengan anggota yang berasal dari berbagai budaya berbeda. Kelompok yang memiliki keragaman budaya didalamnya yang berarti terdapat perbedaan budaya di antara anggotanya yang mencakup perbedaan dalam hal kewarganegaraan, kebangsaan, etnik, bahasa, jenis kelamin, posisi pekerjaan, umur, kemampuan, dan sebagainya.

Perbedaan budaya memberikan pengaruh terhadap fungsi kelompok untuk mencapai tujuannya, dan perbedaan budaya yang paling penting mengelompok atau berkumpul pada tiga wilayah. Tiga wilayah yang dimaksud adalah individualisme-kolektivisme, pemahaman diri dan masalah wajah atau image (Morrisan:121:2009).

(7)

12

Anggota kelompok yang berasal dari latar belakang budaya individualis cenderung memandang diri mereka independen, dan mereka akan memprioritaskan tujuan mereka sendiri daripada kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang berasal dari latar belakang budaya kolektif cenderung memandang diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok, jadi kepentingan kelompoklah yang lebih utama. Anggota kelompok dari latar belakang budaya kolektif akan cenderung menghindari pembicaraan yang sensitif atau tidak menyenangkan dan cenderung menyerahkan keputusannya pada pendapat atau pandangan kelompok.

2.4.2.2 Pemahaman Diri

Pada wilayah ini fokus kepada bagaiman anggota kelompok berpikir mengenai diri mereka. Dalam pemahaman diri terdapat 2 tipe umum yaitu independen dan

interdependen. Independen identik dengan kebebasan. Jika individu memiliki pemahaman diri independen maka ia menganggap dirinya bebas dan unik. Jelas terlihat bahwa independen mencermin sifat individualistis. Sedangkan individu yang interdependen, ia akan menganggap bahwa yang terpenting dapat terikat dengan orang

lain. Interdependen identik dengan mereka yang suka hidup berkelompok. 2.4.2.3 Masalah Wajah

Wilayah yang ketiga adalah bagaimana anggota kelompok mengelola gambaran diri atau citra. Wajah diri adalah gambaran atau citra diri, wajah lain adalah gambaran orang lain dan wajah bersama adalah pemikiran mengenai hubungan antara diri sendiri dan orang lain. Suatu kelompok yang anggotanya memiliki keragaman budaya karenanya memiliki anggota sebagian ingin terus-menerus tampak baik, sebagian lainnya berupaya agar anggota lainnya yang tampak baik, dan sebagian lagi menginginkan kelompok secara keseluruhan tampak baik.

2.4.3 Teori Analisis Interaksi

Aubrey Fisher dan Leonard Hawes menyatakan suatu interaksi adalah tindakan oleh orang lain, misalnya pertanyaan-jawaban, pernyataan-pernyataan, dan

sapaan-sapaan. Menurut Fisher, suatu interaksi dapat dilihat dalam dua dimensi, yaitu dimensi isi dan dimensi hubungan. Namun Fisher lebih tertarik untuk memfokuskan perhatiannya pada dimensi isi. Karena hampir semua pandangan atau komentar yang dikemukan para anggota suatu kelompok tugas terkait atau terhubung dengan

(8)

13

dapat disetujui oleh semua anggota, maka Fisher kemudian mengelompokkan pernyataan anggota kelompok dalam hal bagaimana mereka menanggapi suatu usulan (Morrisan:125:2009).

Fisher mengemukakan adanya empat tahap yang harus dilalui suatu kelompok tugas sebelum mereka mengambil keputusan. Keempat tahap yang dimaksud Fisher adalah tahap orientasi, konflik, kemunculan dan penguatan.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini mencakup tindakan seperti mengenali masalah, melakukan klarifikasi, dan mengemukakan pendapat awal. Suatu tingkat atau level persetujuan yang besar menjadi ciri dari tahapan ini, dalam hal tidak terdapat persetujuan yang besar maka segala pandangan adalah belum mantap atau belum pasti dan masih

bersifat sementara. 2. Tahap Konflik

Interaksi yang terjadi pada tahap ini mencakup ketidaksetujuan serta evaluasi negatif yang lebih besar. Para anggota saling berdebat dan mencoba melakukan

persuasi dan mereka mungkin membentuk sejumlah koalisi. 3. Tahap Kemunculan

Koalisi yang timbul pada tahap kedua cenderung menghilang. Tahap ini disebut juga dengan nama kemunculan. Tanda-tanda permulaan adanya kerjasama yang mulai terlihat. Anggota tidak lagi terlalu ngotot dalam mempertahankan gagasannya. Ketika mereka mulai melunak dan mengalami perubahan sikap, maka pendapat dan komentar mereka mulai tidak jelas dan ambigu.

4. Tahap Penguatan

Tahap terakhir adalah tahap penguatan, keputusan kelompok menguat dan keputusan itu juga menerima penguatan dari anggota kelompok lainnya. Anggota kelompok menyatu dan mendukung solusi atau keputusan yang sudah dibuat. Komentar pada umumnya positif dan menyenangkan.

(9)

14

2.5 POLA KOMUNIKASI

Pola komunikasi merupakan model dari prows komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari prows komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakandalam berkomunikasi.Pola komunikasi identik dengan prows komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari prows komunikasi. Prows komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola,model, bentuk dan juga bagianbagian kecil yang berkaitan erat dengan prowskomunikasi.

Di sini akan diuraikan prows komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. Pola komunikasi primer merupakan suatu

proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non verbal. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang verbal yaitu paling banyak dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu

mengungkapkan pikiran komunikator. Lambang non verbal yaitu lambang yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, tangan. Selain itu gambar juga sebagai lambang komunikasi non verbal, sehingga dengan memadukan keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih efektif. Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model inimerupakan model pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles.

Pola komunikasi secara sekunder adalah prows penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yangmenjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya. Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas

model sederhana yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell, seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada tahun 1984.

Pola Komunikasi Linear. Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti

(10)

15

komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi

.Pola Komunikasi Sirkular. Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keiiling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan.

2.6 Arus Komunikasi

2.6.1 Komunikasi ke atas

Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misal : dari ketua himpunan ke ketua bidang, atau dari ketua panitia ke para pelaksana. Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan bagi pertumbuhan organisasi. Muncul manajemen umpan balik yang dapat menumbuhkan semangat kerja bagi

anggota organisasi. Adanya perasaan memiliki dan merasa sebagai bagiandari organisasi dari bawahannya. Masalah yang timbul dalam komunikasi ke atas :

1) Karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan yang harus didengar oleh hirarki yang lebih tinggi/atasan, para pekerja seringkali enggan menyampaikan pesan yang negatif.

2) Seringkali pesan yang disampaikan ketas, terutama yang menyangkut ketidakpuasan bawahan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen.

3) Kadang-kadang pesan tidak sampai. Karena disaring oleh penjaga gerbang arus pesan. Atau bisa terjadi lebih baik bertanya pada rekan kerja atau sesama anggota. 4) Arus ke bawah terlalu besar sehingga tidak ada celah untuk menerima pesan dari

bawah.

5)Hambatan fisik. Biasanya secara fisik pimpinan dengan bawahan berjauhan.

2.6.2 Komunikasi ke bawah

(11)

16

dll. Masalah yang timbul Manajemen dan bawahan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda.

2.6.3 Komunikasi Lateral

Merupakan arus pesan antar sesama – ketua bidang ke ketua bidang, anggota ke anggota. Pesan semacam ini bergerak di bagian bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Masalah yang timbul adalah:

1) Bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi 2) Merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam organisasi

2.7 JARINGAN KOMUNIKASI

Jaringan yang dimaksud disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok

kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa

dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi (Devitto:1997:344). Berikut akan dibahas lima jaringan komunikasi pokok, pertama dalam bentuk strukturnya dan kedua bentuk penerapan nyata dalam organisasi. Gambar 2 Lima Jaringan Komunikasi Pokok

Sumber: Data Sekunder, 2013

Lingkaran Roda

Y

Rantai

(12)

17

1) Struktur Lingkaran

Struktur ini tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.

2) Struktur Roda

Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan pada pemimpin.

3) Struktur Y

Struktur ini relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih

tersentralisasi dibanding pola yang lainnya. Struktur Y memiliki pemimpin yang jelas. Tetapi satu anggota yang lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang saja.

4) Struktur Rantai

Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.

5) Struktur Semua Saluran (Pola Bintang)

Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.

2.8 TEORI PERAN

Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang

(13)

18

Levinson dalam Soekanto (2009:213) mengatakan peranan mencakup tiga hal, antara lain:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Merton dalam Raho (2007 : 67) mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu.

Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status social khusus.

Wirutomo (1981 : 99 – 101) mengemukakan pendapat David Berry bahwa dalam

peranan yang berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang menempati kedudukan social tertentu. Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam peranan-peranan yang lain.

Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dalam pandangan David Berry, peranan-peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga struktur

(14)

19

2.9 JENIS-JENIS PERAN SOSIAL

Peranan sosial yang ada di dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandangan yang diambil. Menurut Hendropuspito dalam bukunya “Sosiologi Sistematik”, ada 5 jenis peranan sosial:

1 Peranan yang diharapakan (Expected Roles) dan peranan yang disesuaikan (Actual Roles)

Peranan diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya, lengkap dan sesuai aturan. Peranan jenis ini antara lain peranan hakim, protokoler diplomatik dan sebagainya. Peranan-peranan ini merupakan peranan yang tidak dapat ditawar, harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.

Sedangkan peranan yang disesuaikan adalah peranan yang sifatnya lebih luwes,

dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu, bahkan kadang-kadang harus disesuaikan.

2 Peranan Bawaan (Ascribed Roles) dan Peranan Pilihan (Achieved Roles)

Peranan bawaan adalah peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena

usaha, misalnya peranan sebagai anak bupati, peranan sebagai saudara sepupu dan sebagai kakaek atau nenek. Sedangkan peranan pilihan diperoleh melalui usaha karena kepentingan sesuatu. Orang yang bersangkutan harus menentukan sendiri peranan (pekerjaan) yang ia inginkan.

3 Peranan Kunci dan Peranan Tambahan

Peranan kunci merupakan sebuah status yang dimiliki. Status ini merupakan kunci dalam pekerjaannya, karena ia memiliki jabatan atau tugas penting. Sedangkan peranan tambahan kebalikan dari peranan kunci. Ia tidak mempunyai peran kunci dalam pekerjaan atau statusnya. Biasanya peranan tambahan hanya bertujuan untuk menambah pengalaman.

4 Peranan Golongan dan Peranan Bagian

Setiap orang pastilah hidup didalam kelompok sosial. Hidup di kelompok

berarti anggota dan kelompok itu sendiri memiliki peranan bagi dunia luar. Dapat dilihat bahwa dalam kelompok terdapat dua peranan yaitu peranan kelompok itu sendiri dan peranan individual anggotanya. Dalam hal ini peranan golongan mengandung arti yang sama dengan peranan kelompok juga dengan peranan

(15)

20

Misal, seorang guru secara tidak sadar ia memasuki kategori warga masyarakat yang mengemban peranan pendidikan. Secara struktural dan fungsional, sesungguhnya peranan pendidikan seorang guru bukanlah milik guru itu sendiri, melainkan milik satu golongan yakni golongan orang yang menempati status pendidikan. Peranan itulah yang disebut dengan peranan golongan.

Kelompok-kelompok yang memegang peranan kategorial disebut kelompok-kelompok besar, karena mereka melayani jenis-jenis kebutuhan fundamental masyarakat, misalnya kebutuhan ekonomi, pendidikan, hiburan dan lainnya.

5 Peranan Tinggi, Peranan Menengah, Peranan Rendah

Setiap peranan sosial berasal langsung dari status sosial, makan peranan tinggi, menengah dan rendah, tergantung pada tinggi rendahnya status sosial yang ditempati

seseorang atau golongan. Untuk jenis peranan ini tergantung kepada prestise yang diartikan umum oleh masyarakat luas. Semua pekerjaan yang memberikan prestise tinggi disebut dengan peranan tinggi. Prestise menengah berarti peranannya menengah dan prestise rendah berada ia memiliki peranan yang rendah pula.

2.10 TEORI SIMMEL

Salah satu perhatian teori dari Georg Simmel adalah interaksi (asosiasi-asosiasi) di kalangan aktor-aktor yang sadar dan maksud Simmel adalah melihat sederetan luas interaksi yang mungkin tampak sepele pada suatu ketika tetapi sangat penting pada saat lainnya (Ritzer:2012:282). Melalui teori Simmel ini, interaksi merupakan pembentuk masyarakat luas. Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi mereka semakin membesar dan kemungkinan membentuk kesamaan atau perbedaan ide dan disinilah masyarakat terbentuk.

Salah satu perhatian Simmel yang dominan adalah bentuk ketimbang isi interaksi sosial. Dari sudut pandang Simmel dunia nyata terdiri dari peristiwa-peristiwa, tindakan-tindakan, interaksi-interaksi, dan seterusnya yang tidak terhitung banyaknya

(Ritzer:2012:283).

Didalam sosiologi formal Simmel, orang melihat secara paling jelas usahanya untuk mengembangkan suatu “geometri” relasi-relasi sosial. Dua dari koefisien geometrik yang menarik perhatiannya adalah jumlah, ukuran kelompok dan jarak (Ritzer:2012:284). Jumlah.

(16)

21

diskusinya mengenai perbedaan antara suatu diade (kelompok yang terdiri dari dua orang) dan suatu triade (kelompok yang terdiri dari tiga orang). Ada perbedaan penting antara diade dan triade. Penambahan orang ketiga menyebabkan suatu perubahan radikal dan fundamental. Bertambahnya keanggotaan di luar tiga orang tidak pernah mempunyai dampak yang mendekati penambahan orang ketiga. Diade tidak mencapai suatu arti di luar kedua individu yang terlibat. Tidak ada suatu struktur kelompok independen didalam suatu diade. Oleh karena itu, tiap anggota suatu diade mempertahankan suatu tingkat individualitas yang tinggi. Sang individu tidak direndahkan pada tingkat kelompok. Hal itu tidak berlaku pada suatu triade. Suatu triade benar-benar mempunyai kemungkinan memperoleh suatu arti diluar individu-individu yang terlibat. Triade mempunyai kemungkinan lebih banyak daripada individu-individu yang terlibat. Triade sangat dimungkinkan untuk mengembangkan suatu

struktur kelompok yang independen. Hasilnya, ada ancaman yang lebih besar terhadap individualitas para anggota. Suatu triade dapat mempunyai efek pengatur terhadap para anggota.

Ukuran kelompok. Simmel berpendirian bahwa pertambahan ukuran suatu kelompok

atau masyarakat meningkatkan kebebasan individu. Suatu kelompok kecil atau masyarakat kecil besar kemungkinan mengendalikan individu secara komplet. Akan tetapi, didalam masyarakat lebih besar, individu lebih dimungkinkan terlibat di dalam sejumlah kelompok, yang masing-masing kelompok hanya mengendalikan bagian kecil dari seluruh personalitasnya. Simmel mempunyai pandangan bahwa masyarakat-masyarakat yang lebih besar menciptakan sekumpulan masalah yang pada akhirnya mengancam individunya (Ritzer:2012:286). Contohnya, massa lebih besar kemungkinan untuk didominasi oleh satu ide, ide yang paling sederhana. Kedekatan fisik suatu massa membuat orang dapat disugesti dan lebih mungkin mengikuti ide-ide simplistik, terlibat didalam tindakan-tindakan tanpa pertimbangan emosional.

Perhatian Simmel yang lain pada geometri sosial adalah jarak. Jarak sangat berperan dalam interkasi individu atau kelompok. Jika dia terlalu dekat, dia tidak akan menjadi orang

asing lagi, tetapi jika dia terlalu jauh, dia tidak akan mempunyai kontak lagi dengan kelompok. Interaksi yang melibatkan orang asing dengan para anggota kelompok meliputi suatu kombinasi kedekatan dan jarak. Jarak khas orang asing dari kelompok memungkinkan dia mempunyai serangkaian pola interaksi yang tidak lazim dengan para anggota. Contohnya,

(17)

22

kelompok. Oleh karena itu dia adalah orang asing, para anggota kelompok lainnya merasa lebih nyaman mengungkapkan kepercayaan kepadanya.

Suatu tipe kesarjanaan simmelian yang lebih khas ialah karyanya mengenai suatu bentuk spesifik interaksi yaitu kerahasiaan. Kerahasiaan diartikan sebagai kondisi ketika seorang maksud menyembunyikan sesuatu sedang orang lain berusaha menyingkapkan hal yang sedang disembunyikan itu (Ritzer:2012:308). Simmel mulai dengan fakta dasar bahwa orang harus mengetahui beberapa hal tentang orang lain agar dapat berinteraksi dengan mereka. Contohnya, kita harus mengetahui dengan siapa kita sedang berurusan (teman, kerabat atau mungkin dengan penjaga toko).

Kita boleh pada akhirnya mengetahui banyak hal tentang orang lain, tetapi kita tidak akan pernah mengetahui segala pemikiran, suasana hati, dan seterusnya, orang lain. Akan

tetapi kita benar-benar membentuk suatu jenis konsepsi yang utuh mengenai orang lain dari potongan-potongan kecil informasi yang kita ketahui tentang mereka, kita membentuk suatu gambaran mental yang cukup koheren mengenai orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Kerahasiaan adalah suatu bagian intergral dari seluruh hubungan sosial, meskipun suatu

hubungan dapat hancur jika rahasia diketahui oleh orang yang dihindarkan untuk mengetahuinya (Ritzer:2012:310).

Didalam hubungan impersonal yang khas dalam masyarakat modern yang diobjektivikasi, kepercayaan, sebagai suatu bentuk interaksi menjadi semakin penting. Bagi Simmel kepercayaan adalah penengah antara pengetahuan dan ketidaktahuan tentang seorang manusia (Ritzer:2012:311). Didalam masyarakat-masyarakat pramodern orang-orang jauh lebih mungkin untuk banyak mengetahui tentang orang-orang yang berhubungan dengannya. Akan tetapi, di dunia modern kita tidak dan tidak bias, mempunyai pengetahuan yang banyak tentang sebagian besar orang yang berhimpun dengan kita. Oleh karena itu, mahasiswa tidak banyak mengetahui tentang dosennya (dan sebaliknya), tetapi mereka harus mempunyai keyakinan bahwa dosen mereka akan tampil pada waktu-waktu yang ditentukan dan membicarakan apa yang dianggap akan didiskusikan.

(18)

23

Simmel juga menyimpulkan bentuk lain dari asosiasi yaitu keberjarakan. Kita berjarak dari kenalan-kenalan kita, tetap tidak mengetahui semua hal yang tidak diungkapkan orang lain dengan sengaja kepada kita. Keberjarakan itu tidak mengacu kepada hal khusus yang tidak diizinkan kita ketahui, tetapi kepada suatu sikap hati-hati yang sangat umum berkenaan dengan kepribadian total (Ritzer:2012:311). Meskipun berjarak, kita sering mengetahui lebih banyak tentang orang lain daripada yang mereka singkapkan kepada kita secara sengaja. Secara lebih khusus, kita sering akhirnya mengetahui hal-hal yang tidak diinginkan orang lain untuk kita ketahui. simmel berargumen bahwa interaksi manusia tergantung baik pada keberjarakan maupun fakta bahwa kita sering pada akhirnya mengetahui lebih daripada yang dikira kita ketahu

2.11 Kerangka Pikir

Gambar 3 Kerangka Pikir

Sumber: Analisis Data Primer, 2013.

RADIO

Pangarsa

Paguyuban Pendengar Radio di Salatiga dan Sekitarnya

Radio Komunitas (Suara Agape FM dan Bethany FM)

Pola Komunikasi

Teori

Pola Komunikasi

Peran

Gambar

Gambar 1 Kategori Analisis Interaksi
Gambar 3 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pertemuan rutin tersebut mereka diberikan waktu bebas untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lain, harapanya mereka dapat membagikan dan bertukar

Media massa adalah (dalam bahasa Inggris: Mass Media) singkatan yang berasal dari Media Komunikasi Massa dalam bahasa inggris Mass Communication Media, yang berarti

“adanya event ini merupakan upaya kami untuk tetap menjaga hubungan diantara anggota, jadi tidak hanya adu kicau atau mencari bibit unggul saja, namun juga ikatan

Salah satu media komunikasi yang di gunakan oleh para anggota LKM adalah HandPhone atau telepon genggam, dengan menggunakan telepon genggam para anggota dapat dengan

47 vespa tersebut berbeda dengan vespa-vespa lainnya, salah satu modifikasi yang dilakukan oleh anggota Komunitas Kasoos yaitu dengan melakukan perubahan bentuk

Youth Krew Salatiga bukan merupakan organisasi formal yang dikelola secara professional, melainkan sebuah komunitas dengan anggota yang bergabung secara sukarela.Meskipun

Dari hasil wawancara dengan para anggota YK, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pesan yang ingin disampaikan oleh YK pada masyarakat adalah anak-anak muda

Observasi kali ini penulis melihat hal yang sangat menarik dalam cara berkomunikasi pengurus, yaitu ketika berjalannya pertandingan saling bergotong royong, gotong