• Tidak ada hasil yang ditemukan

Re-Branding dan Promosi Produksi Hasil Olahan Singkong Kampung Adat Cirendeu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Re-Branding dan Promosi Produksi Hasil Olahan Singkong Kampung Adat Cirendeu."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

REBRANDING AND PROMOTION OF CASSAVA PRODUCTS

MADE BY CIRENDEU TRADITIONAL VILLAGE

Sandra Suwarni Setiyadi 0964222

Cirendeu Traditional Village is one of the villages which believes in Sundanese Wiwitan

and still preserves the tradition of consuming cassava. This village produces various food

made from cassava as their additional income. There are many variant of produtcs made

by Cirendeu Traditional Village, such as eggroll, cassava dendeng, cassava cireng,

cheesestick, rangginang, opak, and others. However, their products are still lack of

identity and only a few people know about these products. Therefore, it is deemed important to do a rebranding and promotion to increase people’s interest in buying local products such as Cirendeu cassava products. The concepts of this branding are traditional

and low budget. Traditional because the village still holds on their tradition, and the

production process of their cassava by Cirendeu Village still traditional. The low budget

is applied to the simple packaging as its main media. The packaging will use inexpensive

material that is affordable and practical such as samson paper which is printed with only

one color for the target market of middle economy-class people. Most of the media of

promotion are social media, such as Facebook, Twitter, and Instagram. Other means of

promotion are by using merchandise for instance mug and totebag. By rebranding and

promoting the products, people will know more about Cirendeu Traditional Village and

can help preserving Indonesian culture as well as helping to increase public interest to

buy local products like Cirendeu cassava products.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

RE-BRANDING DAN PROMOSI PRODUKSI HASIL OLAHAN SINGKONG

KAMPUNG ADAT CIRENDEU

Oleh

Sandra Suwarni Setiyadi NRP 0964222

Kampung Adat Cirendeu adalah salah satu kampung yang menganut Sunda Wiwitan

dan masih mempertahankan budaya mengkonsumsi singkong secara turun temurun.

Kampung Adat Cirendeu menghasilkan produk olahan singkong sebagai mata

pencaharian tambahan. Ada berbagai macam varian produk olahan yang dihasilkan,

antara lain adalah eggroll, dendeng singkong, cireng singkong, cheesestick,

rangginang, opak, dan masih banyak produk lainnya.. Tetapi mereka masih belum

mempunyai identitas sehingga belum banyak dikenal oleh masyarakat lokal. Karena

itu, diperlukan re-branding dan promosi untuk meningkatkan minat masyarakat untuk

membeli produk lokal seperti produk singkong Cirendeu. Konsep dari Re-branding

ini adalah tradisional dan low budget. Tradisional karena produk yang diolah

berbahan dasar singkong yang pengolahannya hanya secara tradisional dengan

peralatan yang masih sederhana. Low budget diterapkan pada kemasan dengan desain

yang sederhana sebagai media utamanya, dengan media yang cukup murah,

terjangkau, dan praktis untuk target menengah, seperti kertas samson yang di print

hanya dengan satu warna saja. Sebagian besar media promosi yang digunakan adalah

media sosial, seperti facebook, twitter, dan instagram. Promosi lainnya menggunakan

merchandise, seperti mug dan totebag. Adanya re-branding dan promosi produk hasil

olahan singkong Kampung Adat Cirendeu diharapkan masyarakat bisa lebih

mengenal Kampung Adat Cirendeu dan ikut membantu melestarikan budaya di

Indonesia dan membantu meningkatkan minat masyarakat untuk membeli produk

lokal seperti produk singkong Cirendeu.

(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Re-Branding ... 5

2.2 Teori Promosi ... 5

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 DATA DAN FAKTA 3.1.1 Mandatori... 19

3.1.2 Kampung Adat Cirendeu Dengan Budayanya yang Unik ... 22

3.1.3 Sejarah Kampung Adat Cirendeu ... 23

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.1.5 Kampung Adat Cirendeu Sebagai Tempat Pengolahan Singkong ... 25

3.1.6 Balai Desa ... 27

3.1.7 Kesimpulan Hasil Survey ... 29

3.1.8 Tinjauan Terhadap Proyek atau Persoalan Sejenis ... 36

3.1.9 Analisis Terhadap Permasalahan Terhadap Data dan Fakta ... 37

BAB IV HASIL KARYA 4.1 KONSEP KOMUNIKASI……….40

4.2 KONSEP KREATIF ………...……….….41

4.3 KONSEP MEDIA ……….44

4.3.1 BUDGETING ………44

4.4 HASIL KARYA ………...48

a. Logo ………...47

b. Tipografi ………....49

c. Kemasan ………....55

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN ... 72

5.2 SARAN ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Display Ruang Dalam ... 28

Gambar 3.2 Display Bagian Luar Balai Desa... 28

Gambar 3.3 Chocodot ... 29

Gambar 3.4 Stilasi Pohon Singkong ... 39

Gambar 3.5 Stilasi Jenis Produk ... 40

Gambar 3.6 Stilasi Petani ... 40

Gambar 3.7 Logo asli Ketelos ………43

Gambar 3.8 Konsep Logo ………...40

Gambar 3.9 Grid Logo ………44

Gambar 3.10 Ukuran Logo ……….44

Gambar 3.11 Logo B&W ………...45

Gambar 3.12 Logo Grey ……….46

Gambar 3.13 Logo Putih ... 46

Gambar 3.14 Do & Don’t ... 47

Gambar 3.15 Packaging Lama 1 …………..…………...………48

Gambar 3.16 Packaging Lama 2 ……….49

Gambar 3.17 Packaging Lama 3 ……….50

Gambar 3.18 Label Eggroll Sebelum Dicetak ... 52

Gambar 3.19 Label Eggroll Sesudah Dicetak ... 52

Gambar 3.20 Label Eggroll Besar Sebelum Dicetak ... 53

Gambar 3.21 Label Eggroll Besar Setelah Dicetak ... 54

Gambar 3.22 Kemasan Cheesestick sebelum Dicetak ... 55

Gambar 3.23 Kemasan Cheesestick Sesudah Dicetak ... 56

Gambar 3.24 Kemasan Cireng Sebelum Dicetak ... 57

Gambar 3.25 Kemasan Cireng Setelah Dicetak ... 57

Gambar 3.26 Kemasan Dendeng Sebelum Dicetak... 58

Gambar 3.27 Kemasan Dendeng Setelah Dicetak ... 58

Gambar 3.28 Poster Promosi ... 59

Gambar 3.29 Brosur ... 60

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.31 Voucher... 62

Gambar 3.32 Seragam Staff 1... 63

Gambar 3.33 Apron ... 64

Gambar 3.34 T-shirt ... 64

Gambar 3.35 Stiker ... 65

Gambar 3.36 Mug ... 65

Gambar 3.37 About Us ... 66

Gambar 3.38 Contact Us ... 66

Gambar 3.39 Galery ... 67

Gambar 3.40 Menu ... 67

Gambar 3.41 News ... 68

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kampung Adat Cirendeu terletak di Lembah Gunung Kunci, Gunung Cimenteng, dan Gunung Gajahlungu, Cimahi. Kampung Adat Cirendeu adalah salah satu daerah yang masih sangat mempertahankan adat Sunda yang sudah dilakukan secara turun menurun. Keunikan dari kampung ini adalah penduduknya mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok. Awal mulanya budaya tersebut dimulai pada tahun 1918, saat itu masyarakat berkelimpahan padi dan memakan nasi. Apapun yang mereka inginkan bisa meminta makanan apapun asal menurut pada penjajah. Tetapi, masyarakat Cirendeu tidak ingin menurut pada penjajah dan ingin beralih pada makanan lain. Mereka mempunyai pemikiran bahwa semakin bertambahnya manusia dan jaman yang semakin modern, kebutuhan padi semakin meningkat dan suatu hari jumlahnya akan semakin sedikit dan suatu saat nanti padi akan diperebutkan. Oleh karena itu, mereka mencoba menanam berbagai tanaman untuk bertahan hidup, tetapi tidak ada yang berhasil sampai mereka menemukan singkong yang bisa ditanam kapanpun dan resiko untuk gagal sangat kecil. Masyarakat Kampung Cirendeu memutuskan untuk menanam singkong sebagai makanan pokok. Budaya menanam singkong ini dipelopori oleh Ibu Omah Asmanah yang dilanjutkan oleh saudara-saudaranya yang ikut membuat olahan singkong menjadi bahan pokok. Ibu Omah Asmanah juga telah mendapatkan penghargaan dari pemerintahan melalui Wedana Cimahi, yaitu penghargaan “Pahlawan Pangan” pada tahun 1964.

Menurut hasil wawancara, hampir setiap hari ada wisatawan yang datang berkunjung, baik wisatawan asing atau wisatawan lokal dari luar pulau. Wisatawan ini menginap di rumah penduduk bisa dari tiga sampai tujuh hari. Wisatawan ini lebih banyak datang pada saat acara Muharam, karena kedatangan mereka pula, produksi olahan singkong selalu habis terjual.

(9)

2 Universitas Kristen Maranatha pada prinsip mereka ‘Teu boga sawah asal boga parem teu boga pare asal boga beas, teu boga beas asal nyangu, teu nyangu asal dahar, teu dahar asal kuat’. Prinsip ini dituliskan di dekat balai desa Kampung Adat Cirendeu. Jika di artikan dalam bahasa Indonesia, artinya “Tidak punya sawah asal mempunyai padi. Tidak punya padi asal punya beras. Tidak punya beras asal menanak. Tidak menanak asal makan. Tidak makan asal kuat”. (Data Pariwisata dan Budaya, 2010). Intinya jika mereka sanggup tidak mengkonsumsi nasi, karena tanpa nasi mereka masih bisa mengkonsumsi singkong.

Walaupun masyarakat di kampung Adat Cirendeu saat ini mampu untuk membeli beras, namun untuk mempertahankan adat dan budayanya, mereka tetap mengkonsumsi singkong. Singkong dinilai mempunyai gizi yang lebih baik daripada nasi, karena singkong memiliki vitamin A dan C, sedangkan nasi tidak.

Seiring berkembangnya jaman, Kampung Cirendeu mampu mengembangkan olahan singkongnya menjadi beberapa produk untuk mereka konsumsi dan mereka jual ke pasar. Tetapi sebagian penjualan dilakukan di balai desa Kampung Cirendeu. Beberapa produksi mereka adalah egg roll, keripik singkong, dendeng kulit singkong, beras singkong dan masih banyak olahan lainnya. Semua olahan itu dibuat secara tradisional. Dengan adanya beras singkong, mereka tetap memakan lauk pauk seperti mengkonsumsi nasi biasa. Hasil produksi mereka tidak dijual di pasar, hanya dijual di “Kampung Adat Cirendeu” saja. Karena produksi singkongnya, Kampung Adat Cirendeu sempat mendapat penghargaan “Pahlawan Pangan” oleh pemerintah melalui Wedana Cimahi dan penghargaan pangan di Lembang pada tahun 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

Keunikan yang dimiliki oleh Kampung Adat Cirendeu perlu di re-branding dan dipromosikan agar meningkatkan perekonomian kampung tersebut dan membuat mereka lebih dikenal oleh masyarakat luas.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

(10)

3 Universitas Kristen Maranatha b. Bagaimana cara merancang promosi yang menarik untuk produksi olahan singkong

Kampung Cirendeu? 1.3Tujuan

a. Melakukan perancangan re-branding adalah untuk menjadikan produksi hasil olahan Kampung

Adat Cirendeu sebagai makanan tradional yang perlu dibudidayakan.

b. Agar produksi olahan singkong Kampung Adat Cirendeu lebih dikenal oleh masyarakat local

1.4.1. Sumber dan teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan Ibu Euis yang mengurus balai di Kampung pada tanggal 21 Agustus 2015, Bapak Wahyu, pengolah singkong di Kampung Cirendeu pada tanggal 26 Agustus 2015, dan Kang Jajat sebagai Ketua RT di Kampung Adat Cirendeu pada tanggan 2 September 2015 untuk mengetahui kehidupan di kampung tersebut dan pengolahan singkong.

b. Observasi

Mengamati langsung ke lokasi Kampung Adat Cirendeu untuk mengetahui bagaimana kehidupan mereka dan mengetahui bagaimana pengolahan singkong yang dilakukan.

c. Studi pustaka

Studi dilakukan dengan mencari website official dari artikel koran online, seperti detik.com, kompas, dan tempo. Website official yang dicari adalah tentang gizi singkong. Selain itu, beberapa teori diambil dari buku, seperti teori branding, teori advertising, teori STP dan SWOT, teori warna.

d. Kuesioner

(11)
(12)
(13)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Promosi dan re- branding KETELOS untuk meningkatkan perekonomian Kampung Adat Cirendeu dan memperkenalkan Kampung Adat Cirendeu pada masyarakat lokal. Promosi dilakukan dengan pembuatan brand atau logo yang sesuai dengan produk olahan singkong dari Cirendeu agar konsumen lebih tertarik untuk membeli. Dengan target menengah, re-branding dan promosi memiliki konsep low budget, sehingga promosi dilakukan dengan biaya yang sangat rendah tetapi sangat efektif. Media promosi yang sudah dilakukan untuk mempromosikan produksi Cirendeu antara lain media televisi, majalah, dan Koran. Tetapi, pomosi-promosi tersebut kurang menjangkau masyarakat. Masih banyak yang tidak mengenal apa dan dimana Kampung Adat Cirendeu. setelah branding, promosi dilakukan dengan cara membuat website, brosur, poster, gimmick, dan lain-lain agar konsumen tertarik untuk datang dan membeli produk KETELOS.

5.2 Saran

(14)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Genfleich, J. (n.d.). 2007. TYPO. Singapore : Page One.

Krosvec, Sandra A., 2007. Desain Kemasan.

Pemerintah, K. C. (2013, February 9). Lambang Kota Cimahi. Retrieved from http://www.cimahikota.go.id/page/detail/2

Rustan, S. Sn, Surianto, Mendesain Logo, 1, 1st edn (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009)

Sunyoto, S.H., S.E.,M.M., Drs. Danang. 2014. Studi Kelayakan Bisnis, 1st edn,

Gambar

Tabel 4.1 Tabel Budgeting .............................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Evaluasi Administrasi, Teknis, Kewajaran Harga serta Evaluasi Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi maka Pokja V Kantor Layanan Pengadaan (KLP) Kabupaten

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan cahaya pada malam hari terhadap pertumbuhan Chlorella sp, kandungan nitrat, fosfat dan amonium pada instalasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan pemberian ekstrak metanol bawang putih (Allium sativum) sampai taraf 1000 ppm dalam air minum sebagai feed additive

Persaingan bukan harga : pemasar berusaha mempertahankan tingkat harga yg stabil dengan : (1) pembedaan barang dan (2) mrnitik beratkan pada jenis dan kualitas jasa dengan

Kesimpulan dalam hal pelaksanaan dari proses pelelangan jual beli yang dilakukan oleh para pihak tidak adanya perlindungan hukum, bagi pembeli dan menurut pasal 1457 Kitab Undang

Melalui hasil analisis jalur diperoleh hasil bahwa jaminan sosial tenaga kerja yang dialami karyawan PT Pelindo I Medan memiliki pengaruh yang positif terhadap

Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan simulasi untuk mengamati kerusakan pada thyristor dalam suatu rangkaian penyearah tiga fasa terkontrol penuh, dengan beban yang digunakan yaitu

[r]