• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Olahraga Terprogram terhadap Usia Menarche pada Atlet.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Olahraga Terprogram terhadap Usia Menarche pada Atlet."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH OLAHRAGA TERPROGRAM TERHADAP USIA MENARCHE PADA ATLET

Andina Tri Augustiani, 2014; Pembimbing: Ellya R. Delima, dr., M.Kes.

Latar belakang Aktivitas fisik, seperti olahraga, merupakan kegiatan yang dapat memberikan berbagai keuntungan terhadap kesehatan tubuh. Olahraga diantaranya olahraga terprogram dapat menyebabkan perubahan fungsi menstruasi, diantaranya keterlambatan usia menarche serta penurunan prevalensi dysmenorrhea. Menarche adalah terjadinya menstruasi untuk pertama kalinya pada wanita. Semakin dini usia menarche maka masa paparan terhadap hormon-hormon ovarium akan semakin memanjang. Paparan kumulatif hormon ovarium merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karsinoma mammae. Olahraga terprogram dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche sehingga paparan terhadap hormon ovarium akan memendek yang secara teoritis dapat menurunkan risiko terjadinya karsinoma mammae.

Tujuan Mengetahui apakah olahraga terprogram sejak masa pre-menarche mempengaruhi usia menarchepada atlet.

Metode Penelitian ini bersifat survey analitik, dilakukan di asrama PPLP Jawa Barat bulan Mei 2014. Subjek penelitian berjumlah 36 orang wanita, terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atlet dan kelompok non-atlet. Masing-masing kelompok berjumlah 18 orang. Kedua kelompok diberikan kuesioner pertanyaan. Analisis data menggunakan uji t-tes tidak berpasangan dan uji odds ratio

Hasil Rerata usia menarche pada kelompok atlet adalah 13,56 tahun dan 11,83 tahun pada kelompok non-atlet. Secara sangat signifikan (p <0,01) usia menarche pada kelompok atlet terjadi lebih terlambat dibandingkan pada kelompok non-atlet dan kelompok atlet memiliki faktor risiko 21 kali lebih besar mengalami keterlambatan usia menarchedibandingkan pada kelompok non-atlet.

Simpulan Olahraga terprogram menyebabkan keterlambatan usia menarchepada atlet.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PROGRAMMED EXERCISE TO THE AGE OF MENARCHE IN ATHLETE

Andina Tri Augustiani, 2014; Tutor: Ellya R. Delima, dr., M.Kes.

Background Physical activity, as exercise, was an activity that could give many health benefits. Exercise as programmed exercise, could altered menstrual function, as delayed age of menarche and decreased prevalence of dysmenorrhea. Menarche was the first menstrual onset in woman. More early the age of menarche, exposure of the ovarian hormon would be longer. Ovarian hormon exposure was one risk factors of carcinoma mammae. Programmed exercise caused delayed age of

menarche, therefore, ovarian hormon exposure would be shortened and theoriticaly reduced the risk of carcinoma mammae.

Aim To examine the influenced of programmed exercise since pre-menarche phase could caused delayed age of menarche in athletes.

Method This reasearch were using analytical survey and had been done in West Java PPLP dormitory, May 2014. Amount of subjects were 36 woman, devided in two groups, athlete group and non-athlete group. Each groups consist 18 woman and were given a questionaire. Data analytic using T independence test analytic and Odss Ratio analytic.

Result The average age of menarche in athlete group was 13,56 year and 11,83 year in non-athlete group. Age of menarche appears in athlete group highly significantly (p <0,01) delayed than in non-athlete group and athlete group has 21 times greater risk of delayed age of menarche than in non-athlete group.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menarche... 7

2.1.1 Menstruasi ... 9

2.1.2 Hormonal Siklus Reproduksi Wanita ... 10

2.1.1.2.1 Hormon Estrogen... 10

2.1.1.2.2 Hormon Progesteron... 10

2.1.1.2.3 Hormon Relaksin... 11

2.1.1.2.4 Hormon Inhibin ... 11

2.1.1.3 Fase-fase Siklus Reproduksi Wanita ... 12

2.2 Olahraga ... 16

2.2.1 Sistem Metabolik Otot Dalam Latihan ... 17

2.2.1.1 Sistem Energi Fosfokreatin-Kreatin ... 18

2.2.1.2 Sistem Glikogen-Asam Laktat ... 19

2.2.1.3 Sistem Aerobik ... 20

2.2.2 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Gangguan Fungsi Reproduksi Pada Atlet Wanita ... 20

2.2.2.1 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Keseimbangan Energi... 21

2.2.2.2 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Aktivitas Hypothamalmic-Pituitary-Adrenal Axis... 23

2.2.2.3 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Keterlambatan Usia Menarche... 27

2.2.3 Hubungan Keterlambatan Usia MenarcheTerhadap Penurunan Faktor Risiko Karsinoma Mammae ... 34

(5)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 38

3.1.1 Alat yang Digunakan ... 38

3.1.2 Subjek Penelitian ... 38

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitan ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian... 40

3.2.2 Definisi Variabel Penelitian ... 40

3.2.2.1 Variabel Penelitian ... 40

3.2.2.2 Definisi Operasional ... 40

3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 40

3.3 Prosedur Pengisian Kuisioner ... 40

3.4 Metode Analisis ... 41

3.5 Aspek Etik Penelitian... 41

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan... 42

4.1.1 Perbandingan Usia MenarchePada Kelompok Atlet dan Non-Atlet... 43

4.1.2 Status Menstruasi Subjek Penelitian ... 47

4.1.3 Riwayat Olahraga Subjek Penelitian... 50

(6)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN... 56

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistem energi yang digunakan oleh berbagai jenis olahraga ... 18

Tabel 2.3 Faktor Risiko Karsinoma Mammae ... 35

Tabel 4.1 Karakteristik Rentang Usia Subjek Penelitian ... 42

Tabel 4.2 Karakteristik Rentang Usia MenarcheSubjek Penelitian... 43

Tabel 4.3 Perbandingan Usia MenarchePada Kelompok Atlet dan Non-Atlet ... 43

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Uji T-Tes Tidak Berpasangan ... 43

Tabel 4.5 Perbandingan Kelompok Atlet & Non-Atlet Yang Mengalami Usia Menarche Terlambat dan Tidak Terlambat ... 44

Tabel 4.6 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Uji Odds Ratio... 44

Tabel 4.7 Status Menstruasi Subjek Penelitian ... 48

Tabel 4.8 Perbandingan Dysmenorrhea Pada Kelompok Atlet & Non-Atlet... 48

Tabel 4.9 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Uji Chi-square ... 49

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengaruh olahraga terprogram terhadap usia menarche... 6

Gambar 2. Kecepatan total sekresi hormon gonadotropin diseluruh kehidupan seksual wanita dan pria ... 8

Gambar 3. Sekresi estrogen selama kehidupan seksual wanita ... 9

Gambar 4. Sekresi dan efek fisiologis hormon pada siklus reproduksi wanita ... 11

Gambar 5. Siklus reproduksi wanita ... 12

Gambar 6. Sistem umpan balik aksis hipotalamus-hipofisis anterior-gonadal ... 14

Gambar 7. Interaksi hormonal yang terjadi pada satu siklus reproduksi wanita ... 16

Gambar 8. Proses pemecahan fosfokreatin menjadi kreatin dan ion fosfat ... 19

Gambar 9.The Female Athlete Triad... 21

Gambar 10. Hipotesis mekanisme regulasi nutrisi terhadap ovulasi ... 23

Gambar 11. Regulasi upan balik negatif dari glukokortikoid ... 26

Gambar 12. Hubungan antara hypothalamic-pituitary-adrenal axis, locus ceruleus/norepineprine(LC/NE) sympathetic systemdan hypothalamic-pituitary-gonadal axis... 31

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent ... 57

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian ... 61

Lampiran 3. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 63

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas fisik, seperti olahraga, tidak diragukan lagi merupakan kegiatan yang

dapat memberikan berbagai keuntungan terhadap kesehatan tubuh baik pada laki-laki

maupun perempuan (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos,

2005).

Olahraga diantaranya olahraga terprogram dapat menyebabkan perubahan fungsi

menstruasi. Perubahan fungsi menstruasi tersebut diantaranya adalah keterlambatan

usia menarche (Sherry & Bokor, 1997) dan penurunan prevalensi dysmenorrhea

(Kadir, 2012).

Menarche adalah terjadinya menstruasi untuk pertama kalinya pada seorang

wanita (Guyton, 2007). Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi usia

menarche seseorang, salah satunya adalah faktor olahraga (Harber, 2011).

Keterlambatan usia menarche yang terjadi akibat olahraga terprogram (Malina,

Harper, Avent, & Campbell, 1973) dapat memperlambat terjadinya usia menarche

dikala pada populasi umum terjadi peningkatan kejadian menarche dini (Riskesdas,

2010). Rentang masa reproduksi wanita adalah 36 hingga 40 tahun, artinya selama itu

pula wanita akan terpapar hormon-hormon reproduksi seperti hormon-hormon

ovarium. Semakin dini usia menarchemaka masa paparan terhadap hormon-hormon

ovarium akan semakin memanjang, sebaliknya, menarche yang terjadi pada usia

yang lebih terlambat akan memperpendek terjadinya paparan terhadap

hormon-hormon ovarium (Bernstein, Henderson & Hanisch, 1994). Secara epidemiologi, telah

diketahui bahwa paparan kumulatif dari hormon-hormon ovarium merupakan salah

(11)

1994). Olahraga terprogram dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche

(Malina, Harper, Avent, & Campbell, 1973) sehingga paparan terhadap hormon

ovarium akan memendek yang secara teoritis dapat menurunkan risiko terjadinya

karsinoma mammae (Bernstein, Henderson & Hanisch, 1994).

Perubahan fungsi menstruasi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah

keterlambatan usia menarche dan penurunan prevalensi dysmenorrhea pada atlet

wanita.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah olahraga terprogram sejak masa pre-menarche mempengaruhi usia

menarchepada atlet.

1.3 Tujuan

Mengetahui apakah olahraga terprogram sejak masa pre-menarche mempengaruhi

usiamenarchepada atlet.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Memberikan informasi umumnya dalam dunia kedokteran, kesehatan, dan

khususnya dunia olahraga dan kesehatan olahraga mengenai pengaruh olahraga

(12)

1.5 Kerangka Pemikiran

Aktivitas fisik seperti olahraga yang dilakukan oleh atlet wanita (Mastorakos,

Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005), dapat menyebabkan perubahan

pola siklus menstruasi seperti keterlambatan usia menarche (Malina, Harper, Avent,

& Campbell, 1973) sehingga terjadi perubahan produksi dari hormon ovarium,

sehingga paparan hormon ovarium menjadi lebih pendek (Bernstein, Henderson &

Hanisch, 1994).

Olahraga terprogram dapat menyebabkan perubahan pola menstruasi seperti

keterlambatan usia menarche dan menurunkan prevalensi dysmenorrhea. Hal ini

diantaranya terjadi akibat: (1) defisiensi fase luteal, (2) siklus anovulasi dengan

tingkat estrogen normal, dan (3) tingkat estrogen rendah (Sherry & Bokor, 1997).

Fungsi menstruasi diatur oleh sistem umpan balik hypothalamic-pituitary-gonadal

axis. Kombinasi faktor olahraga terprogram dan berat badan yang rendah dapat

berefek pada aksis hipotalamus, sehingga perubahan pada salah satunya dapat

mengakibatkan perubahan pola menstruasi (Sherry & Bokor, 1997). Perubahan fungsi

reproduksi yang terjadi merupakan akibat supresi dari

hypothalamic-pituitary-gonadal axis, aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis dan juga supresi

hypothalamic-pituitary-thyroidal axis(Pauli & Berga, 2011).

Diet inadekuat, defisit energi serta stress yang terjadi pada olahraga terprogram

merupakan tiga faktor utama yang dapat menyebabkan perubahan fungsi reproduksi

seorang atlet wanita. Diet inadekuat akibat olahraga terprogram, yang menyebabkan

terjadinya suatu defisit energi, terjadi akibat meningkatnya kebutuhan energi dan

penurunan asupan kalori, menyebabkan kejadian sebab akibat dari penurunan kadar

(13)

negatif. Keseimbangan energi negatif selanjutnya menyebabkan: (1) Penurunan bahan

bakar metabolik terutama asam lemak bebas (FFA) dan glukosa, yang mana

ketersediaan glukosa berefek terhadap sekresi LH melalui aktivasi sistem saraf pusat

untuk memodulasi sekresi GnRH, serta penurunan kadar hormon perifer seperti

insulin dan leptin yang memodulasi sekresi dari gonadotropin; dan (2) perubahan

fungsi regulasi neurohormonal terhadap sekresi gonadotropin. Kedua faktor tersebut

akhirnya menyebabkan penurunan sekresi GnRH sehingga terjadi penurunan sekresi

LH dan FSH yang selanjutnya mempengaruhi fungsi reproduksi (Bringer, Lefebvre,

Boulet, Clouet, & Renard, 1997).

Pada keadaan stress, sistem hypothalamic-pituitary-adrenal axis akan teraktivasi

(Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005), akan tetapi,

perubahan aktivitas aksis HPA yang terjadi nampaknya merupakan konsekuensi dari

defisit energi dan bukan merupakan efek langsung dari olahraga terprogram itu

sendiri (LeMura & Duvillard, 2004). Aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis

menyebabkan pelepasan CRH bersama dengan AVP yang disekresikan oleh

hipotalamus sebagai respon terhadap stress, selanjutnya CRH dan AVP menstimulasi

pelepasan ACTH oleh hipofisis anterior, dan menyebabkan korteks adrenal

mensekresikan hormon glukokortikoid (kortisol) (Mastorakos, Pavlatou,

Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005). Kadar ACTH yang tinggi akan menghambat

pelepasan GnRH sehingga selanjutnya akan mempengaruhi aksis HPO (LeMura &

Duvillard, 2004).

Defisit energi yang menyebabkan keadaan hipotiroidisme relatif dan peningkatan

kadar glukokortikoid yang dilepaskan selama stress akibat aktivasi

hypothalamic-pituitary-adrenal axis (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos,

(14)

sebagai kompensasi untuk mempertahankan ketersedian energi tubuh (Pauli & Berga,

2011).

Penurunan kadar GnRH akibat diet inadekuat, defisit energi serta stress yang

mengaktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis selanjutnya menyebabkan

penurunan pelepasan LH serta FSH oleh hipofisis anterior. Hal ini secara langsung

akan menyebabkan defisiensi hormon estrogen yang disekresikan oleh folikel

ovarium yang serta merta mengakibatkan perubahan pola menstruasi seperti

keterlambatan usia menarche dan pemendekan fase luteal(Sherry & Bokor, 1997).

Berbagai penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa olahraga

terprogram sebelum menarche dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche,

sehingga menyebabkan paparan hormon ovarium yang menjadi lebih pendek

(15)

Gambar 1.Pengaruh olahraga terprogram terhadap usia menarche

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Olahraga terprogram menyebabkan keterlambatan usia menarchepada atlet. 2. Kelompok atlet memiliki faktor risiko 21 kali lebih besar mengalami

keterlambatan usia menarchedibandingkan pada kelompok non-atlet

3. Olahraga terprogram menyebabkan penurunan prevalensi dysmenorrhea pada atlet

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak

2. Disarankan pada wanita untuk mengikuti olahraga yang dilakukan pada masa

pre-menarche agar fenomena usia menarche dini tidak terjadi, sehingga paparan terhadap hormon ovarium menjadi lebih singkat

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour Z; Rostami M; & Najjar S. 2006. The Effect of Exercise on Primary Dysmenorrhea. Ahwaz Jondishapoor University of Medical Sciences.

ACSM. 2011. http://www.acsm.org/. Diunduh pada 10-01-2014 dari http://www.acsm.org/.

Ardianto A. 2009. Manajemen Perencanaan dan Pelaksanaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Panahan Mandiri.

Bernstein L; Henderson BE; & Hanisch R. 1994. Physical Exercise and Reduced Risk of Breast Cancer in Young Women. Oxford Journal.

Bringer J Lefebvre; P Boulet; F Clouet S; & Renard E. 1997. Deficiency of Energy Balance and Ovulatory Disorders. France: Oxford Journal.

Coad & Dunstall M. 2011. Anatomy & Physiology for MidWives. IIIrded. Elsevier.

Dušek T. 2001. Influence of High Intensity Training on Menstrual Cycle Disorders in Athletes. Zagreb: Croatian Medical Journal .

Guyton A C; & Hall J E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 11. Jakarta: ECG.

Frisch et al. 1985. Lower Prevalence of Breast Cancer and Cancers of The

Reproductive System Among Former College Athletes Compared To Non-Athletes. Wellesley: British Journal of Cancer.

Harber V. 2011. The Young Female Athlete: Using the Menstrual Cycle as a Navigational Beacon for Healthy Development. Edmonton: Canadian Journal for Women in Coaching.

(18)

Kraemer W J; & Rogol A D. 2008. The Endocrine System in Sports and Exercise. XIthed. Virginia: Blackwell Publishing.

Kumar V; Abbas A K; & Fausto N. 2010. Robbins & Cotran: Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7. Jakarta: ECG.

Lebrun C M. 2007. American College of Sports Medicine.Diunduh pada10-01-2014,

dari http://www.acsm.org/: http://www.acsm.org/docs/current-comments/menstrualcycledysfunction.pdf

LeMura L M; & Duvillard S P. 2004. Clinical Exercise Physiology: Application and Physiological Principles. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Locke R J; & Warren M P. 1999. What is The Effect of Exercise on Primary Dysmenorrhea. British Journal of Sports Medicine.

Longo D; Fauci A; Kasper D; Hauser S; Jameson J; & Loscalzo, J. 2011. Harrison's Principles of Internal Medicine.18th ed. McGraw Hill Professional.

Malina R N; Harper A B; Avent H H; & Campbell D E. 1973.Age at Menarche in Athletes and Non-Athletes. San Marcos: Medicine and Science in Sports.

Mastorakos, G., Pavlatou, M., Kandarakis, E. D., & Chrousos, G. P. 2005. Exercise and The Stress System. Athenes.

Nurcholies A; & Purwaningsih E. 2008. Hubungan Persentase Lemak Tubuh Dengan Usia Saat Menarche Pada Atlet Bola Voli Putri Yunior. Semarang.

Pauli S A; & Berga S L. 2011. Athletic Amenorrhea: Energy Deficit or Psychogenic

Challenge?. Atlanta: NIH Public Access.

Petridou E; Syrigou E; Toupadaki N; Zavitsanos X; Willet W; & Trichoupoulos D. 1998. Determinants of Age At Menarhce As Early Life Predictors of Breast Cancer Risk. International Journal of Cancer.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI.

Rockhill B et all. 1998. Physical Activity and Breast Cancer Risk in a Cohort of

(19)

Saputri G A; & Dieny F F. 2012. Female Athlete Triad Pada Atlet Putri Di Pusat

Pendidikan Latihan (PUSDIKLAT) Ragunan Jakarta. Jakarta: Journal of Nutrition College .

Sharma S S; & Shukla N B. 1991. Menarcheal Age Among Indian Sportswomen. Uttar Prades: BJSM.

Sherry E; & Bokor D. 1997.Sports Medicine: Problems and Practical Management.

Sydney: Cambridge University Press.

Stager J M; & Hatler L K. 1988. Menarche in Athletes: The Influence In Genetics and Prepubertal Training. Bloomington: American College of Sports Medicine.

Susanti A V. 2012. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja Di SMPN 30 Semarang. Semarang.

Torstveit M K; & Sundgot-Borgen J. 2004. Participation in leanness sports but not training volume is associated with menstrual dysfunction: a national survey of 1276 elite athletes and controls. Oslo: BJSM .

Tortora G J; & Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology, Maintenance and Continuity of The Human Body (13th ed.). John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.

Warren M P; & Perlroth N E. 1980. The Effects of Intense Exercise On The Female Reproductive System. New York: Journal of Endocrinology .

Gambar

Gambar 1. Pengaruh olahraga terprogram terhadap usia menarche

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pemberian massage dan cooling down terhadap penurunan tingkat kelelahan pada atlet olahraga sepak bola di SSB

KONTRIBUSI TINGKAT VO 2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11 – 13 tahun).. Universitas

Pembimbing 1. Abdul Kadir AA, M.Sc. Dalam latihan cabang olahraga prestasi, atlet khususnya cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI, tidak cukup hanya

Menurut Aswin (1982) dalam Menur (2006), lemak tubuh berperan penting dalam inisiasi menarche, hal ini dapat dilihat pada remaja putri yang mengalami menarche lebih awal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen maupun kontrol sebelum dilakukannya penyuluhan sebagian besar kesiapan responden dalam menghadapi menarche

Olahraga atau senam aerobik yang dilakukan sebelum dan selama haid secara teratur dan benar dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar sehingga rasa nyeri

Besarnya pengaruh tidak langsung praktik kesetaraan gender terhadap usia menarche adalah nilai pengaruh langsung sebesar -0,061 dan pengaruh tidak langsung 0,0035

Hal ini sependapat dengan Soetjiningsih, 2004 bahwa asupan nutrisi yang berlebih dapat mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapatkan menstruasi pertama menarche lebih