YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM
OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
YADY SUPRIYATNA 1005205
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONTRIBUSI TINGKAT VO2MAX
TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM
OLAHRAGA BULUTANGKIS
Oleh Yady Supriyatna
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Yady Supriyatna 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
YADY SUPRIYATNA
KONTRIBUSI TINGKAT VO2MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM
OLAHRAGA BULUTANGKIS
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Yusup Hidayat, S.Pd., M.Si NIP. 196808301999031001
Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd NIP. 197508102001121001
Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI
DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
Yady Supriyatna
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi tingkat VO2 max terhadap
kepercayaan diri dalam olahraga Bulutangkis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional yang dilaksanakan terhadap 50 orang siswa (32 putera dan 18 puteri) yang berasal dari 2 sekolah bulutangkis (sekolah bulutangkis FPOK, dan PK50). Data dikumpulkan dengan menggunakan tes VO2 max (tes lari multi tahap) dan skala kepercayaan diri. Semua data
dianalisis menggunakan analisis uji korelasi dan uji regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS Windows versi 19. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat VO2 max dan kepercayaan diri dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.610 dan koefisien determinasi mencapai 0.372. Artinya VO2 max memberikan kontribusi dalam
pembentukan kepercayaan diri dengan sumbangan efektif 37.2%.
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN …...………... i
ABSTRAK………... ii
KATA PENGANTAR………... iii
DAFTAR ISI ………... iv
DAFTAR TABEL ………. vii
DAFTAR GAMBAR ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ………... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ………... 5
C. Tujuan Penelitian ………... 5
D. Manfaat Penelitian/ Signifikansi Penelitian ………... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ..……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI ………….…….. 7
A. Kajian Pustaka ………... 1. Permainan Bulutangkis ………...
2. VO2 max……….…………
a. Definisi VO2 max ……….
b. Faktor Yang Menentukan VO2 max ………….
3. Kepercayaan Diri ………
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Definisi Kepercayaan Diri ………. b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kepercayaan Diri ………... c. Strategi Membangun Kepercayaan Diri ……… 4. Hubungan VO2 max dengan Kepercayaan Diri …….
14
15 17 20 B. Kerangka Pemikiran ………...……….
C. Hipotesis Penelitian………
21 23
BAB III METODE PENELITIAN ………. …… 24
A. Desain Penelitian ………. 24
B. Partisipan ………. 25
C. Populasi dan Sampel ………... 25
D. Instrument Penelitian ...……… 25
E. Prosedur Penelitian ...………...…………... 33
F. Analisis Data……….……….. 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 35
A. Temuan Penelitian …..………... 35
1. Statistik Deskriptif ...………. 2. Uji Asumsi ………. 3. Uji Hipotesis ……….. 35 35 37 B. Pembahasan Penelitian ... 42
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Simpulan ……… 46
B. Rekomendasi ……… 46
DAFTAR PUSTAKA ………... 47
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi tes tingkat VO2 max ... 27
Tabel 3.2. Kisi-kisi Skala Kepercayaan Diri ... 28
Tabel 3.3. Skor untuk soal positif ……….. 29
Tabel 3.4. Skor untuk soal negatif ……....………. 29
Tabel 3.5. Data hasil uji validitas angket kepercayaan diri…… 30
Tabel 3.6. Hasil uji Reabilitas Instrument ... 32
Tabel 4.1. Deskriptif Statistik ……… 35
Tabel 4.2. Test of Normality ………..…… 36
Tabel 4.3 ANOVA Table ……….. 37
Tabel 4.4. Deskriptif Statistik uji Korelasi ……… 38
Tabel 4.5. Correlations Table ………...………... 38
Tabel 4.6. Model Summary Table ……….. 39
Tabel 4.7. Coefficient Table ………... 39
Tabel 4.8. Model Summary Tabel VO2 max dengan Efisiensi Kognitif ……….. 41 Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Model Summary Tabel VO2 max dengan Latihan dan Keterampilan Fisik ………..
Model Summary Tabel VO2max dengan efisiensi Resiliensi ………...
41
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar 3.1.
Skema Kerangka Pemikiran ………..
Desain Penelitian ….……….
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Uji Coba Kepercayaan Diri ………. 50 Lampiran 2 Data Uji Coba Angket Kepercayaan Diri ... 53 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 57 Lampiran 4 Hasil Selektif Item Berdasarkan Nilai Faktor Loading dan
Realibilitas Kepercayaan Diri ………... 59 Lampiran 5 Angket Jadi Kepercayaan Diri ... 61 Lampiran 6
Lampiran 7
Data Angket Kepercayaan Diri ………. Data VO2 max ………..
65 69 Lampiran 8 Hasil Analisis SPSS ……….. 71
1
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Peneltian
Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sering dimainkan oleh masyarakat Indonesia. Peraturannya yang sederhana membuat bulutangkis bisa dimainkan oleh anak-anak, remaja, tua-muda, laki-laki maupun perempuan. Bulutangkis disebagian besar masyarakat menjadi olahraga hiburan atau rekreasi, namun seiring bertambahnya waktu bulutangkis menjadi menjadi olahraga prestasi yang dikemas secara professional. Menurut (Subarjah dan Hidayat, 2008, hlm. 2.3) :
Permainan bulutangkis merupakan jenis olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket sebagai alat pemukul, satelkok sebagai obyek yang dipukul, dan berbagai keterampilan, mulai keterampilan dasar hingga keterampilan yang paling kompleks. Tujuan dari permainan bulutangkis adalah memperoleh angka dan kemenangan dengan cara menyeberangkan dan menjatuhkan satelkok di bidang permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul satelkok atau menjatuhkannya di daerah permainan sendiri.
2
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam olahraga bulutangkis terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan agar atlet dapat meraih prestasi maksimal. “Beberapa aspek tersebut antara lain adalah fisik, teknik, taktik, dan mental” (Imanudin, 2008, hlm. 64). Bulutangkis merupakan olahraga yang sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Oleh karena itu, bagi seorang atlet bulutangkis, kondisi fisik yang prima mutlak harus dimiliki. Atlet kelas dunia seperti Susi susanti merupakan contoh atlet yang disiplin menjaga kebugaran fisiknya. Oleh karena itu ia selalu bertanding dalam kondisi yang prima sehingga berdampak positif dengan prestasi yang diraihnya.
Fisik merupakan salah satu aspek dasar yang paling penting, apabila atlet bulutangkis memiliki kondisi fisik yang baik maka atlet dapat mempertahankan kondisi fisiknya selama pertandingan sehingga atlet tidak cepat mengalami kelelahan dan berdampak terhadap hasil pertandingan. Salah satu komponen kondisi fisik yang penting yang harus dimiliki oleh seorang atlet bulutangkis adalah daya tahan kardiovaskular (VO2 max), VO2 max menurut Depdikbud
adalah
Kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan ke jaringan yang aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses metabolisme tubuh.
Daya tahan merupakan salah satu komponen fisik yang tidak dapat dipisahkan dalam olahraga prestasi, daya tahan aerobik (VO2 max) merupakan
suatu pondasi yang mempengaruhi komponen fisik yang lainnya seperti kekuatan, kecepatan. VO2 max memegang peranan penting bagi cabang olahraga
bulutangkis. Namun menurut (Rizal dan Faruk, 2013) “yang lebih penting lagi adalah bukan hanya besaran VO2 max, tetapi besar persentase penggunaan VO2
max tersebut pada saat olahraga atau pertandingan. Besaran persentase VO2 max
merupakan faktor penting dalam menghambat kelelahan akibat menumpuknya asam laktat pada otot”. Menurut (Savitri, 2014, hlm. 3) :
3
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rally berikutnya, dengan tetap mempertahankan keakuratan pukulan dalam waktu yang relatif lama. Tubuh secara otomatis akan menggunakan sistem energi anaerobic alaktasid yang berulang-ulang dikarenakan setiap gerakannya harus dilakukan secara maksimal, tetapi harus dapat dipertahankan dalam waktu yang lama dan dilakukan berulang-ulang tanpa ada batas waktu. Oleh karena itu, pemain bulutangkis harus memiliki VO2
max yang sangat baik agar olahdaya aerobik dapat mengimbangi olahdaya anaerobik dan apabila olahdaya aerobic sudah mencapai titik maksimal VO2 max, maka tidak mungkin mengimbangi peningkatan olahdaya
anaerobik lebih lanjut.
Beberapa faktor yaitu fisik, teknik, taktik dan psikologis saling berkaitan dalam memunculkan prestasi yang optimal, menurut Bauersfeld dan Schrouter (Zafar, 2011, hlm. 1) “tujuh pendukung prestasi puncak adalah Sistem; situasi -kondisi kompetisi, sarana dan prasarana latihan dan kompetensi, psikis, konstitusi tubuh, fisik, teknik, taktik/strategi dan psikis”. Prestasi yang maksimal seorang atlet tidak akan tercapai bila seorang atlet hanya unggul di salah satu faktor, misalnya faktor fisik, namun tidak didukung dengan faktor lainnya seperti faktor teknik, taktik dan psikologis. Jadi, untuk mencapai prestasi yang maksimal seorang atlet sangat perlu menguasai faktor-faktor tersebut. Pada faktor fisik seorang atlet harus mempunyai dan menjaga fisik yang prima, pada faktor teknik seorang atlet harus meiliki teknik dan bervariasi, mempunyai banyak taktik dan strategi dalam bertanding dan pada faktor psikologis seorang atlet harus memiliki mental juara. Apabila ketiga faktor tersebut dimiliki, atlet tersebut menjadi atlet unggul dan memiliki modal yang cukup untuk meraih prestasi puncak.
Selain faktor fisik terdapat faktor lain yang mempengaruhi terhadap timbulnya prestasi seorang atlet, faktor tersebut adalah faktor psikologis. Tidak dipungkiri lagi bahwa faktor psikologis memegang peranan penting terhadap pencapaian prestasi seorang atlet. “Bahkan seorang pakar psikologi olahraga mengatakan bahwa 80 persen faktor kemenangan atlet profesional ditentukan oleh faktor psikologis” (Sudarwati, 2007, hlm. 17).
4
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatakan bahwa kepercayaan diri diyakini sebagai salah satu parameter psikologis yang sangat penting dalam partisipasi olahraga. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil dibawah kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai. Menurut Hidayat (2008) :
Kepercayaan diri merupakan sebuah konstruk multi dimensi yang dibangun oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif, latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi. Ketiga dimensi tersebut dielaborasi menjadi delapan indikator yaitu memfokuskan perhatian, membuat keputusan, mengelola pikiran, menguasai keterampilan fisik, menguasai keterampilan teknik, memperbaiki kesalahan, mengatasi keraguan, dan menampilkan penampilan terbaik.
Penelitian tentang VO2 max dalam hubungan daya tahan jantung paru
dengan kondisi psikologis (Irsyahma dan Nisa, 2012). Makin tinggi nilai VO2
max makin baik daya tahan jantung paru. Latihan fisik aerobik akan meningkatkan daya tahan jantung paru yang hasil akhirnya adalah peningkatan kebugaran jasmani. Dengan kebugaran jasmani yang baik, maka kondisi psikologis terpengaruh secara positif pula. Berdasarkan teori tersebut, daya tahan jantung paru merupakan salah satu faktor fisik yang bisa memberikan pengaruh terhadap kondisi psikologis salah satu nya kepercayaan diri. Dengan memiliki tingkat VO2 max yang tinggi maka akan berpengaruh juga terhadap tingkat
kepercayaan diri.
Di Indonesia sekarang sudah banyak klub atau sekolah-sekolah bulutangkis yang melakukan pembinaan atlet, para atlet dilatih tidak hanya sekedar untuk bisa saja, tetapi banyak yang disiapkan untuk mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh PBSI baik itu tingkat cabang, daerah maupun nasional, sehingga mereka sudah siap ketika akan bertanding dengan bekal latihannya dan bisa menjadi juara. Namun pada dasarnya untuk atlet sekolah bulutangkis tidak semuanya mempunyai faktor fisik yang bagus, salah satu nya daya tahan aerobik (VO2 max). Ini dikhawatirkan akan berdampak pada faktor psikologis yaitu kurang
5
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka dari itu daya tahan aerobik (VO2 max) sangatlah penting untuk
dimiliki oleh seorang atlet bulutangkis, karena selain bisa membuat kepercayaan diri atlet meningkat, juga akan mampu menampilkan performa yang baik dan maksimal, namun masalah dilapangan ketika atlet mempunyai VO2 max tetapi
kepercayaan dirinya rendah sebaliknya ketika atlet mempunyai VO2 max rendah,
kepercayaan diri nya tinggi. Melihat hal itu perlu kiranya dilakukan penelitian tentang apakah tingkat VO2 max memberikan kontribusi terhadap timbulnya
kepercayaan diri pada cabang olahraga bulutangkis khususnya pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11-13 tahun.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah VO2 max memberikan kontribusi yang
signifikkan terhadap kepercayaan diri atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11-13 tahun?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti mengajukan tujuan penilitian ini adalah ingin menguji apakah VO2 max memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap kepercayaan diri atlet sekolah bulutangkis kelompok umur 11-13 tahun
D. Manfaat Penelitian / Signifikansi Penelitian
Adapun manfaat secara praktis di dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi dan masukan bagi para atlet bulutangkis, masyarakat umum dan penggemar olahraga bulutangkis.
6
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bahan masukan atau referensi bagi peneliti dalam menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan olahraga bulutangkis, sehingga olahraga bulutangkis terus berkembang dengan pesat.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan mengenai kontribusi tingkat VO2 max terhadap kepercayaan diri pada olahraga
bulutangkis.
E. Struktur Organisasi Skripsi
1. Halaman judul 2. Halaman pengesahan
3. Halaman pernyataan tentang keaslian skripsi dan pernyataan bebab plagiarisme
4. Halaman ucapan terima kasih 5. Abstrak
6. Daftar isi 7. Daftar tabel 8. Daftar gambar 9. Daftar lampiran 10.Bab I : Pendahuluan
a. Latar belakang penelitian b. Rumusan masalah penelitian c. Tujuan penelitian
d. Manfaat/ signifikansi penelitian e. Struktur organisasi skripsi
11.Bab II : Kajian Pustaka/ landasan teoritis 12.Bab III : Metode Penelitian
a. Desain penelitian b. Partisipan
7
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Analisis data
24
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan data agar dilaksanakan secara ekonomis dan menganalisis data agar dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Nazir (Hambali, 2011, hlm. 59) mengemukakan pengertian desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Adapun desain penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen, hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut :
1. Gambar 3.1 : Desain Penelitian X = Variabel Tingkat VO2 max
Y = Variabel Kepercayaan Diri
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan data sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini dan juga membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan, maka diperlukan metode penelitian tertentu yang sesuai dengan sifat masalah. Untuk itu, peneliti memilih dan menentukan jenis penelitian korelasional sebagai metode penelitian ini. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
25
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan antara dua atau yang beberapa variabel. Dengan teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variasi dengan variasi yang lain (Arikunto, 2010, hlm. 247).
B. Partisipan
Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 32 orang laki-laki, dan 18 orang perempuan dengan usia 13 tahun, jumlah ini diambil dari 2 klub yang berbeda yaitu klub sekolah bulutangkis FPOK dan sekolah bulutangkis PK 50.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009, hlm. 117). Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah atlit di sekolah Bulutangkis kelompok usia 11-13 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009, hlm. 118). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah atlet sekolah bulutangkis FPOK dan sekolah bulutangkis PK50. Teknik sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik sampel purposive. Teknik penarikan sampel purposive ini disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel (Prasetyo dan Miftahul, 2005, hlm.135).
D. Instrument Penelitian
26
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang akan digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian yaitu (1) Tes VO2 max, (2) Skala
Kepercayaan Diri. Tes VO2 max akan digunakan untuk mengukur tingkat VO2
max dengan menggunakan jenis tes lari Multi Tahap, tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat VO2 max atlet sekolah bulutangkis kelompok umur 11-13
tahun. Sedangkan Skala kepercayaan diri digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet sekolah bulutangkis kelompok umur 11-13 tahun peneliti menggunakan angket atau kuesioner kepercayaan diri. berikut akan disajikan kisi-kisi Instrumen Tes VO2 max dan kepercayaan diri.
1. Kisi-kisi instrument tingkat VO2 max
a. Definisi Operasional
VO2 max adalah volume maksimal oksigen yang digunakan oleh tubuh
pada saat melakukan permainan bulutangkis yang dinyatakan dalam ml/menit/kg bb yang diukur dengan menggunakan tes bleep, semakin tinggi level pada kriteria tes bleep semakin tinggi VO2 max nya dan sebaliknya.
Tes tingkat VO2 max (Tes lari Multi Tahap)
Tes lari multi tahap bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditujukkan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum (maximum oxygen uptake) (Nurhasan & Cholil, 2008, hlm. 80). Fasilitas dan alat :
a. Lintasan datar dan tidak licin b. Meteran
c. Kaset (pita suara) atau laptop d. Speaker aktif
e. Kerucut (cones) f. Stop watch
Petugas :
27
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Petugas start c. Pengawas lintasan d. Pencatat skor
Tabel 3.1
Kisi-kisi tes tingkat VO2 max
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Item VO2 max
Daya tahan
kardiovaskular Tes lari multi tahap 1
Gambar 3.2 Lintasan Tes Lari Multi Tahap
2. Kisi-kisi Instrument Kepercayaan Diri a. Definisi operasional
Kepercayaan diri adalah tingkat keyakinan individu terhadap kemampuan fisik (VO2 max) yang dimilikinya untuk berhasil dalam melakukan permainan
bulutangkis di ukur berdasarkan indikator memfokuskan perhatian, membuat keputusan yang tepat, mengelola pikiran untuk mencapai keberhasilan, menguasai keterampilan fisik, menguasai keterampilan teknik, memperbaiki kesalahan, mengatasi keraguan dan menampilkan penampilan terbaik.
28
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala kepercayaan diri yang akan disusun merujuk pada model multi dimensional kepercayaan diri yang akan dikembangkan oleh Vealey dan Knight yang dalam perkembangannya lebih lanjut diintegrasikan dalam sebuah model konseptual kepercayaan diri dalam olahraga Vealey & Chase, (Hidayat, 2012). Model ini dibangun oleh tiga jenis kepercayaan diri yang dalam konteks pengembangan skala disebut sebagai sub skala (komponen), yaitu kepercayaan diri dalam efisiensi kognitif (SC-cognitive efficiency), latihan dan keterampilan fisik (SC-physical skill and training), serta resiliensi (SC-resilience) (Hidayat, 2012, hlm. 99).
Tabel 3.2
Kisi-kisi Skala Kepercayaan Diri dalam Olahraga
Skala Dimensi dan Indikator Item uji
coba 1. Efisiensi kognitif
a. KD-memfokuskan perhatian b. KD-membuat keputusan yang
tepat
c. KD-mengelola pikirkan untuk mencapai keberhasilan
2. Penguasaan Keterannpilan Fisik dan Teknik
a. KD-menguasai keterampilan fisik
b. KD-menguasai keterampilan teknik
Diadaptasi dari (Yusup Hidayat, 2012) c. Kriteria pemberian skor pertanyaan atau pernyataan
29
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Likert. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 34) yang mengatakan sebagai berikut :
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.
Kemudian ditambahkan dengan pendapat dari Sudjana & Ibrahim (Hambali, 2011, hlm. 65) yang berpendapat sebagai berikut :
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentang nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang dianjurkan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian di atas penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk setiap pernyataan positif, yaitu Setuju = 3, tidak mentukan Setuju atau Tidak Setuju = 2, Tidak Setuju = 1. Sedangkan untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Setuju = 1, tidak menentukan Setuju atau Tidak Setuju = 2, Tidak Setuju = 3. Pemberian skala skor pada kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot terhadap 3 alternatif jawaban.
Tabel 3.3 Skor untuk soal positif
Jawaban Skor
S ( Setuju )
E ( tidak menentukan Setuju atau Tidak Setuju ) TS ( Tidak Setuju )
3 2 1
Tabel 3.4 Skor untuk soal negatif
Jawaban Skor
S ( Setuju )
E ( tidak menentukan Setuju atau Tidak Setuju ) TS ( Tidak Setuju )
30
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Validitas dan Realibilitas Angket Kepercayaan diri
Untuk memperoleh kesahihan dan kerendahan dari setiap butir soal. Harus dilakukan uji validitas dan realibilitas instrument. Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrument dianalisis dengan bantuan SPSS versi 19. Metode uji validitas instrument yang digunakan adalah metode analisis faktor. Sedangkan untuk reabilitas instrument peneliti menggunakan metode Cronbach Alpha.
a. Pengujian Validitas
Uji validitas instrument berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto (2006, hlm. 160) mengemukakan “Validitas adalah pengukuran yang menunjukan tingkat kevaliditasan dan kesahihan suatu instrument”. Metode yang digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah metode analisis faktor. Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrument akan dianalisis dengan bantuan SPSS versi 19.
Setelah melakukan perhitungan dari data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh angket valid yang dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.5 Data hasil uji validitas angket kepercayaan diri
No
Saya sulit konsentrasi selama bertanding dengan teman latihan
Saya bisa tetap konsentrasi selama ber-tanding dengan teman latihan
Saya sulit konsentrasi kembali setelah melakukan kesalahan gerakan
Lebih baik pulang jika pelatih tidak datang
31
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8 datang latihan
Saya bisa berlatih sendiri jika pelatih tidak hadir dalam latihan
Jika bertanding saya mudah terpengaruh oleh lawan
Saya dapat mengingat gerakan yang di-ajarkan pelatih ketika bertanding
Ketika berlatih/bermain bulutangkis saya suka memikirkan masalah yang saya hadapi
0.708
Saya kehabisan tenaga ketika berlatih
Kondisi badan saya kurang kuat untuk berlatih Saya dapat mengingat gerakan yang di-ajarkan pelatih ketika bertanding
Saya mampu menguasai gerakan yang baru Saya mampu menguasai gerakan yang sulit Saya banyak melakukan kesalahan gerakan ketika berlatih
Saya malas mengikuti latihan setelah mengalami kekalahan
Saya mampu lebih rajin latihan setelah mengalami kekalahan
Saya bisa lebih menguasai gerakan sesuai dengan perintah pelatih
Saya malas mengikuti latihan jika permainan saya sebelum nya kurang bagus
Saya segan meminta pendapat pelatih jika bingung melakukan gerakan
Saya malu belajar kepada teman tentang gerakan yang belum saya kuasai
32
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
30
31
32
RE C
Saya bisa menjadi yang terbaik diantara teman-teman latihan
Sangat sulit menang karena memang ke-mampuan saya kurang
Saya mampu melakukan semua gerakan dengan baik pada saat bermain bulutangkis
Saya bisa bermain buluangkis dengan baik sebab saya memang memiliki gerakan yang baik
0.751 membuang ketujuh item tersebut diperoleh nilai KMO 0.719 dengan Uji Bartlett signifikansi pada 0.00, ini artinya analisis dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya. Kemudian setelah dilakukan analisis lanjutan diperoleh nilai factor loading pada kolom Rotated Compenent Matrik dengan terdapat 1 item yang mempunyai nilai factor loading dibawah 0.5. ini berarti item tersebut harus d buang. Oleh karena itu berarti item yang mempunyai nilai factor loading diatas 0.5 dan akan menjadi item yang digunakan dalam penelitian sesungguhnya adalah 24 item.
b. Pengujian Realibilitas
Setelah diuji validitas, terdapat 8 buah item butir soal yang tidak valid dan 24 item butir soal yang dinyatakan valid. Maka langkah selanjutnya adalah menghitung uji realibilitas. Uji reabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Instrument kuisioner yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya (Priyatno, 2010, hlm. 30). Metode yang dipakai dalam uji reliabilitas pada penelitian ini adalah Metode Alpha Cronbach.
Tabel 3.6
33
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.843 32
Metode pengambilan keputusan pada uji realiabilitas biasanya menggunakan batasan 0.6. Menurut Sekaran (Priyatno, 2010, hlm. 32) “realibilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat diterima dan diatas 0.8 adalah baik”.
Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach butir soal instrument dengan menggunakan bantuan SPSS 19 for window adalah sebesar 0.843 dengan jumlah soal item 32 yang ditampilkan dalam tabel 3.6. Karena nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument kepercayaan diri adalah reliabel.
E. Prosedur Penelitian
1. Langkah – langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut :
a. Langkah pertama menentukan populasi yaitu diambil dari atlet sekolah bulutangkis FPOK UPI, sekolah bulutangkis PK50 dan sekolah bulutangkis Baleendah
b. Kemudian menentukan sampel yaitu atlet sekolah bulutangkis FPOK, sekolah bulutangkis PK50.
c. Kemudian melakukan tes pengukuran dengan menggunakan angket untuk mengetes tingkat kepercayaan diri dan tes lari Multi Tahap untuk mengukur tingkat VO2 max.
d. Setelah di dapat hasil pengetesan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan menganalisis data.
34
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan dalam bagan 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.2 : Bagan Langkah-Langkah Penelitian
F. Analisis Data
Sampel
Pengolahan dan Analisis Data
Tes VO2 max
(Tes Lari Multi Tahap)
Tes Skala Kepercayaan Diri
(self confident)
Populasi
35
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan metode uji Korelasi dan uji Regresi Linier Sederhana. Asumsi digunakannya teknik analisis ini adalah untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel defenden (Kepercayaan diri), bila nilai variabel independen (Tingkat VO2 max) di
46
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Rata-rata nilai VO2 max siswa sekolah bulutangkis FPOK dan PK 50 usia
11-13 tahun sebesar 41.49. Sementara untuk kepercayaan diri siswa sekolah bulutangkis FPOK dan PK 50 usia 11-13 tahun dengan nilai rata-rata 58.58. Berdasarkan pengolahan dan analisis data, maka penulis merumuskan kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara VO2 max dengan
kepercayaan diri. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.610 dan signifikan pada 0.000. Selanjutnya dilihat dari R2 (R Square) atau koefisien determinasi mencapai 0.372. Ini berarti VO2 max memberikan kontribusi dalam pembentukan
kepercayaan diri dengan sumbangan efektif 37.2%, sedangkan sisa nya 62.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
B. Rekomendasi
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan sumbangan saran atau rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh lembaga (sekolah bulutangkis), pelatih dan siswa serta peneliti yang lainnya diantara lain ialah :
2. Bagi pihak lembaga (sekolah bulutangkis) diharapkan untuk lebih meningkatkan latiham fisk untuk siswa kelompok umur 11-13 tahun, agar bisa menjadi bibit dan pemain yang berprestasi untuk masa depan.
3. Bagi para pelatih maupun Pembina olahraga khususnya olahraga prestasi, maka sebaiknya memperhatikan aspek-aspek psikologi dan latihan kepercayaan diri untuk para siswa, hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencapai tujuan dari latihan itu sendiri.
47
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
(studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bagi para peneliti yang ingin lebih jauh meneliti tentang variabel VO2 max,
sebaiknya dihubungkan dengan aspek psikologis yg lainnya seperti motivasi, kecemasan dan untuk sampel populasi kelompok umur yang lebih tinggi, seperti pada kelompok remaja (14-16 tahun) atau kelompok taruna (17-19) serta elit atlet.
50
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Lilik S. (2007). Mental Juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: RAJAGRAFINDO PERSADA
Agus, T & Widyah, N. (2012) Kemampuan VO2 max Wasit Hockey Puteri Lisensi
Tingkat Dasar Di Kota Surabaya. Jurnal Universitas Negeri Semarang Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta
Yulianto, F & Fuad. (2006). Kepercayaan Diri dan Prestasi Atlet Tae Kwon Do Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3 No. 1 Hambali, B. (2011). Daya Prediksi Kepercayaan Diri dalam Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis Berdasarkan Jenis Kelamin. Skripsi, Fakultas Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia
Hidayat, Y. (2008). “Model Konseptual Kepercayaan Diri dalam Aktivitas Olahraga”. Jurnal FPOK UPI.
Hidayat, Y. (2012). Pengaruh Intervensi Strategi Multiteknik Terhadap Hasil Belajar Ketetampilan Bulutangkis, Motivasi Olahraga, Dan Kepercayaan Diri. Proposal Disertasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Irsyahma, Aironi & Nisa, Khairun. (2012). Hubungan Daya Tahan Jantung Paru Dengan Kondisi Psikologis Pada Mahasiswa Program Studi Penjaskes FKIP Universitas Lampung Angkatan 2008 dan 2009. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatiham Olahraga. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Komarudin & Hidayat, Y. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Rosda
51
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurhasan, H & Cholil, H. 2007. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidilan Indonesia Nitin & Sucharita. (2013). VO2 max In An Indian Population: A Study To Understand
The Role Of Factors Determining VO2 max. Jurnal Indian Physiol Pharmacol
P.C Bruno & R. Danilo. (2013). Is The VO2 max that we measure really maximal.
Artikel Neuroscience Research Australia, Australia.
Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media
Rizal, A & Faruk, M. “Perbandingan Tingkat Kapasitas Oksigen Maksimal
(VO2max) Tim Futsal Buana Mas FC Dengan Askhara FC di Surabaya”. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Savitri, R. (2014). Profil Strokes, Waktu Rally, Dan Waktu Interval Rally Dalam Nomor Tunggal Dewasa Putri Cabang Olahraga Bulutangkis. Skripsi, Fakultas Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudarwati, L. (2007). Mental Juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Subardjah, H & Hidayat, Y. (2008). Permainan Bulutangkis. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia
Sudibyo, A & Faruk M. (2013). Survey Tingkat V02max Anggota Tim Ekstrakulikuler Futsal SMA di Kota Mojokerto. Mojokerto: Universitas Negeri Surabaya
P, Joseph & Koerner, S. (2004). VO2 Plateau Detection In Cycle Ergometry. Journal
of Exercise Physiology. Official Journal of the American.
Prasetyo, B & Miftahul, L. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
52
YADY SUPRIYATNA, 2014
KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS (studi deskriptif pada atlet sekolah bulutangkis kelompok usia 11–13 tahun)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu