• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI TETRAZOLIUM SEBAGAI TOLOK UKUR VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PEPAYA (Carica papaya L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI TETRAZOLIUM SEBAGAI TOLOK UKUR VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UJI TETRAZOLIUM SEBAGAI TOLOK UKUR VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PEPAYA (Carica papayaL.)

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Pertanian

Pada Program Studi Agronomi

Oleh :

(2)
(3)
(4)

commit to user

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Uji Tetrazolium Sebagai Tolok Ukur Viabilitas Dan Vigor Benih Pepaya (Carica papayaL.)”.

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pertanian dalam program studi Agronomi pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini, berbagai pihak telah banyak memberikan dorongan, bantuan serta masukan sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr.Bambang Pujiasmanto, M.S. dan Dr.Ir. Pardono, M.S. selaku dosen pembimbing yang senantiasa bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam menuntun dan membimbing dengan penuh kesabaran dan keuletan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

2. Prof.Dr.Ir.Supriyono, M.S. dan selaku dosen pembimbing akademik dan Ketua Program studi Agronomi pascasarjana UNS yang selalu memberikan segala kemudahan sehingga penulis menyelesaikan tesis ini.

3. Kepala Pusat Pendidikan Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, atas izin dan biaya yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di sekolah Pascasarjana UNS.

4. Ir. Tri Susetyo, MM, Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih (Balai Besar PPMBTPH), Kementrian Pertanian atas izin, dukungan dan fasilitas yang diberikan selama penelitian.

(5)

6. Teman-teman seperjuanganku Mba Dwi, Bu Umi, Dian, Eli, Pak Sigit, Pak Samyuni serta mahasiswa pascasarjana program studi Agronomi angkatan 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungan yang diberikan.

7. Suamiku Gempur Aditya, Mulky, Gendis dan Gemilang anak-anakku, Bapak-Mama Bogor, Papa-Bapak-Mama Jakarta, Kakak Ipar dan Adik-Adikku serta seluruh keluarga, terima kasih atas segala dukungan, doa, kasih sayang dan pengertiannya.

8. Kepada semua pihak yang membantu terlaksananya tesis ini, terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan guna menyempurnakan penulisan ini.Semoga tesis ini menjadi wujud sumbangsih dan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Depok, Mei 2015

(6)

commit to user

C. Dormansi Benih Pepaya……….…….. 10

D. Uji Tetrazolium……….……... 12

E. Kerangka Berpikir……….……… 16

F. Hipotesis……….……... 16

III. METODE PENELITIAN……….. 17

A.Waktu dan Tempat……… 17

B. Bahan dan Alat……….……. 17

C.Pelaksanaan Penelitian..……… 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 27

A.Uji Pendahuluan I : Pengujian Daya Berkecambah………….. 27

(7)

C. Percobaan 1 : Uji Viabilitas……….. 37

D.Percobaan 2 : Uji Vigor………. 47

E.Percobaan 3 :Hubungan antara uji tetrazolium dan pertumbuhan tanaman pepaya dipolybag………... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN……….……… 57

A.Kesimpulan……… 57

B.Saran……….. 57

DAFTAR PUSTAKA……… 58

(8)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Metode perkecambahan untuk benih tanaman budidaya……….. 9

Tabel 2. Prosedur pengujian tetrazolium pada benih tanaman budidaya

dan hortikultura………..… 15

Tabel 3. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh perlakuan pendahuluan,

suhu perkecambahan dan interaksinya terhadap tolok ukur DB, tinggi kecambah dan benih segar tidak tumbuh (BSTT) pada

media pasir………... 27

Tabel 4. Pengaruh interaksi perlakuan pendahuluan (P) dan suhu

perkecambahan (T) terhadap DB dan benih segar tidak tumbuh

(BSTT) pada media pasir……….. 28

Tabel 5. Pengaruh tunggal perlakuan pendahuluan dan suhu

perkecambahan terhadap tolok ukur DB, TK dan BSTT benih pepaya pada media pasir... 29

Tabel 6. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh perlakuan pendahuluan,

suhu perkecambahan dan interaksinya terhadap tolok ukur DB, tinggi tanaman dan benih segar tidak tumbuh (BSTT) pada media kertas……... 30

Tabel 7. Pengaruh interaksi perlakuan pendahuluan (P) dan suhu

perkecambahan (T) terhadap DB dan benih segar tidak tumbuh

(BSTT) pada media kertas……… 31

Tabel 8. Pengaruh tunggal perlakuan pendahuluan dan suhu

perkecambahan terhadap tolok ukur DB, TK dan BSTT benih

pepaya pada media kertas……… 32

Tabel 9. Data rata-rata hasil pengujian daya berkecambah dan kadar air

(9)

Tabel 10. Viabilitas dengan uji tetrazolium pada tiga lot benih pepaya pada

berbagai waktu perendaman dalam larutan

tetrazolium………...……… 36

Tabel 11. Koefisien korelasi antara data rata-rata yang diperoleh dari pengujian daya berkecambah dan pengujian viabilitas menggunakan metode tetrazolium pada tiga lot benih A, B dan C

pada berbagai waktu perendaman……….... 37

Tabel 12. Persentase masing-masing pola topografi pewarnaan tetrazolium

pada setiap lot benih………... 42

Tabel 13. Nilai RMS pola viable pada pola topografi pewarnaan

tetrazolium……….. 43

Tabel 14. Hasil analisis regresi dan korelasi antara uji tetrazolium dan uji daya berkecambah pada tiga kombinasi dengan nilai RMS

terkecil……….... 44

Tabel 15. Hasil pengujian untuk parameter vigor benih…...………. 48

Tabel 16. Nilai RMS untuk pola vigor pada pola topografi pewarnaan

tetrazolium 1,2,3,4,7………..………. 49

Tabel 17. Hasil analisis regresi dan korelasi antara hasil uji tetrazolium dan

uji vigor laboratoris………..………. 50

Tabel 18. Hasil pengujian vigor bibit dan tanaman di media

tanam………...…………... 52

(10)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Reaksi tetrazolium dalam jaringan hidup………. 14

Gambar 2. Bagan alir penelitian pendahuluan……… 18 Gambar 3. Alur penelitian uji tetrazolium sebagai tolok ukur vigor benih

pepaya (Carica papaya)………..……….… 19

Gambar 4. Grafik perhitungan pengamatan pertama pengujian daya berkecambah pada media pasir……… 33 Gambar 5. Grafik perhitungan pengamatan akhir pengujian daya

berkecambah pada media pasir………. 33 Gambar 6. Grafik perhitungan pengamatan pertama pengujian daya

berkecambah pada media kertas……….. 34

Gambar 7. Grafik perhitungan pengamatan akhir pengujian daya

berkecambah pada media kertas……….. 34

Gambar 8. Pola topografi pewarnaan tetrazolium yang terbentuk pada

percobaan I uji viabilitas benih pepaya var.Callina………….. 39

Gambar 9. Grafik regresi antara uji tetrazolium dan uji daya berkecambah

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tabel kondisi awal benih sumber yang digunakan dalam

penelitian……….. 63

Lampiran 2. Data suhu dan kelembaban di rumah kasa...……… 64

Lampiran 3. Lay out pengujian tanaman lot A, B dan C di

polybag………...……… 65

Lampiran 4. Tabel hasil pengujian daya berkecambah, indeks vigor,

acceleraed aging, kecepatan tumbuh dan laju pertumbuhan

kecambah tiga lot benih pepayaCallina sp………. 66

Lampiran 5. Tabel hasil pengujian daya tumbuh dan tinggi tanaman tiga

lot benih pepaya var.Callinasp………... 68

Lampiran 6. Analisis ragam lot A, B dan C pada beberapa parameter

mutu benih………..….. 70

Lampiran 7. Analisis ragam lot A, B dan C pada pertumbuhan

bibit………..….. 72

Lampiran 8. Tabel kondisi klimatologi rata-rata harian di wilayah

Cimanggis selama penelitian berlangsung……….. 72

Lampiran 9. Tabel rekapitulasi nilai peluang nyata hasil analisis ragam

(12)

commit to user

ABSTRAK

Nike Fitria Wibawa. NIM S611308009. Uji Tetrazolium Sebagai Tolok Ukur Viabilitas Dan Vigor Benih Pepaya (Carica papayaL.). Tesis. Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS; Dr. Ir. Pardono, MS. Program studi Agronomi, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Proses sertifikasi benih pepaya membutuhkan waktu lama sedangkan masa simpan benih singkat sehingga mempengaruhi masa peredaran benih. Benih pepaya yang baru dipanen yang menunjukkan dormansi dapat membuat uji perkecambahan kurang efektif untuk evaluasi secara cepat. Uji tetrazolium digunakan untuk mengontrol mutu benih dari berbagai spesies tanaman karena memungkinkan untuk evaluasi viabilitas secara cepat.. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan metode uji TZ, untuk menentukan tingkat viabilitas dan tingkat vigor benih pepaya.

Penelitian bertujuan untuk (1) membuat klasifikasi pola topografi pewarnaan TZ untuk menentukan viabilitas benih (2) membuat klasifikasi pola topografi pewarnaan TZ untuk menentukan tingkat vigor benih secara laboratoris, dan (3) mengevaluasi pola topografi pewarnaan TZ sebagai tolok ukur vigor benih yang dapat digunakan untuk pendugaan pertumbuhan tanaman di media tanam.

Pengujian viabilitas dan vigor benih di laboratorium menggunakan tolok ukur daya berkecambah (DB), kecepatan tumbuh relatif (Krelatif ), indeks vigor

(IV), laju pertumbuhan kecambah (LPK), accelerated ageing (AA) dan uji TZ.

Penentuan pola topografi viabilitas dan vigor menggunakan analisis Root Mean

Square (RMS), regresi dan korelasi. Untuk pengujian di laboratorium, digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu lot benih yang terdiri dari tiga taraf umur simpan. Pengujian di media tanam menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor yang sama seperti di laboratorium. Setelah dianalisis

sidik ragam dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)

pada taraf uji 5%.

Pada penelitian ini diperoleh dua belas pola topografi pewarnaan TZ. Pola yang dapat digunakan untuk menentukan viabilitas benih pepaya adalah bila radikula dan kotiledon seluruhnya berwarna merah cerah, merah atau bergradasi merah muda kurang dari 1/ 3 pada ujung radikula. Pola vigor untuk benih pepaya bila radikula dan kotiledon seluruhnya berwarna merah atau merah cerah yang

merata. Pola 1, 2, 3 sebagai pola viable dan pola 1, 2 sebagai pola topografi

pewarnaan untuk vigor mempunyai korelasi yang tinggi dengan pertumbuhan tanaman baik secara laboratoris maupun di media tanam. Pola 1,2,3 dan pola 1,2 dapat digunakan untuk mengestimasi pertumbuhan tanaman di media tanam hingga minggu ke-56.

(13)

ABSTRACT

Nike Fitria Wibawa. NIM S611308009. Topographical Tetrazolium Pattern for Evaluating Viability and Vigor of Papaya Seeds (Carica papaya L.). Tesis. Pricipal Advisor : Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS and Co-Advisor Dr. Ir. Pardono, MS, The Graduate Program in Agronomi, Sebelas Maret University.

Papaya seed certification process takes a long time while the seed have a short storage life that affect the circulation of seeds. Freshly harvested of papaya seeds that show dormancy may make less effective germination test for rapid evaluation. Tetrazolium test is used to control the quality of the various species seeds of plants because it allowed for rapid evaluation of viability. In this research, the development methods of TZ testing, to determine the level of viability and vigor of papaya level was studied.

The aims of the research are to create classification of topographical tetrazolium pattern to determine seed viability, to create classification of topographical tetrazolium pattern to determine seed vigor in a laboratory, and evaluate the topographical tetrazolium pattern as benchmarks of seed vigor that can be used to estimate field emergence.

Laboratory test for standard germination, vigor index, speed of germination, accelerated aging, seedling growth rate and field performances were performed on three lots (A,B,C) of papaya seeds. The viability and vigor categories of each pattern were determined by Root Mean Square (RMS), regression, and correlation analysis.

In this study twelve topographical patterns were recognized. Combination of patterns 1,2,3 (radicle and cotyledon completely and/or gradually stained) selected as viable category. Combination of patterns 1,2 (radicle and cotyledon completely stained) selected as vigor category. The combination of pattern 1,2 is recomennded for estimating field emergance.

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran Umum Unit Rekam Medis RSUD Bendan Kota Pekalongan .45 C. Kondisi Filing RSUD Bendan Kota

Untuk meraih suatu prestasi belajar, diketahui ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti motivasi internal mahasiswa berupa kemauan atau motivasi yang kuat, disiplin diri

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Langsung untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan

Angka kejadian kelainan refraksi yang diukur dengan menggunakan kartu Snellen dan uji pinhole sebesar 48,8%.. Tingginya angka kejadian kelainan refraksi diduga terjadi oleh

Menurut Booz, Allen & Hamilton (dalam Crawford, 2012), kategori-kategori dari produk baru adalah sebagai berikut: produk yang benar-benar baru (baru bagi dunia), dalam hal

Kelainan refraksi adalah suatu kondisi penurunan tajam penglihatan akibat cahaya yang datang tidak jatuh tepat pada suatu titik di retina.Survei Departemen Kesehatan Republik

 Survai tanah menetapkan jenis tanah, sifat-sifat dan penyebarannya, luas, genesis dan tingkah laku tanah termasuk reaksi tanah jika diusahakan untuk penggunaan lahan tertentu. 

input atau pemasukan di Top Line (Laporan Rugi laba) dengan mengoptimalkan pemasukan Sales melalui kegiatan marketing yang dilakukan secara terprogram dan