IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh: Wisnu Suhindra E.0451.0905554
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KARAWANG
Oleh Wisnu Suhindra
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Wisnu Suhindra 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HALAMAN PENGESAHAN
Wisnu Suhindra NIM. 0905554
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KARAWANG
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Drs. H. Bambang Trisno, M.SIE. NIP. 19610309 198610 1 001
Pembimbing II,
Ir. Chris Timotius K.K, M.M NIP. 19510630 198203 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elekto,
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KARAWANG
Wisnu Suhindra E.0451.0905554
Untuk mengetahui perbedaan dampak hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pembelajaran berorientasi pada guru, terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik elektronika khususnya dalam kompetensi dasar (KD) menerapkan macam-macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam–macam gerbang dasar rangkaian logika. Maka dilakukan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan quasi eksperimental, desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Sampel yang diambil terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil tes aspek kognitif, afektif dan psikomotor dianalisis dengan uji statistik berupa uji perbandingan nilai rata-rata keseluruhan gain ternormalisasi pada kedua kelas. Diperoleh hasil rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 41,92% dan pada kelas eksperimen sebesar 51,82%. Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar kedua kelas sebesar 9,9%. Setelah dilakukan uji hipotesis pada taraf kepercayaan 90%, diperoleh nilai thitung = 4,48 dan ttabel = 1,664. Sehingga thitung tidak terletak diantara daerah –ttabel < thitung<
ttabel. Maka berbunyi terdapat perbedaan peningkatan (gain) rata-rata hasil belajar antara
siswa yang menggunakan pendekatan saintifik dengan menggunakan metode pembelajaran PBL dan siswa yang menggunakan pembelajaran berpusat pada guru pada kompetensi dasar menerapkan macam–macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam–macam gerbang dasar rangkaian logika
Kata Kunci: Pendekatan Ilmiah, Problem Based Learning, Teacher Centre, Gain
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAC
IMPLEMENTATION SCIENTIFIC APPROACH WITH PROBLEMS BASED LEARNING MODELS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES STUDENT
ELECTRONIC ENGINEERING SUBJECT IN SMK Negeri 1 KARAWANG
To determine the impact of differences in learning outcomes of students with the application of scientific approach through a model of Problem Based Learning (PBL) and teacher-oriented learning, the learning outcomes of students in electronics engineering subjects, especially in the basic competence (KD) apply various basic gate logic circuit and build the kinds of basic gate logic circuit. So this research. The method used is quantitative method with quasi-experimental research designs used are nonequivalent control group. Samples taken consists of two classes, experimental and control classes. Data results of tests of cognitive, affective and psychomotor be analyzed with statistical test comparison test average value of the overall gain is normalized in the second grade. Obtained an average yield improvement of student learning outcomes in the control class is 41.92% and the experimental class of 51.82%. It shows that there are differences in both classroom learning performance improvement of 9.9%. After testing the hypothesis at the 90% confidence level, the value of t = 4.48 and table = 1.664. So thitung not located between the area –t tabel < t count < t table. Then reads there is a difference increase (gain) on average learning outcomes between students who use the scientific approach to teaching methods and student PBL using teacher-centered learning in the basic competencies to apply various basic gate logic circuit and build all kinds of basic gates logic circuits
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK……… ii
KATA PENGANTAR………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GAMBAR……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN……….. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1
B. Rumusan Masalah………. 2
C. Tujuan Penelitian……….. 3
D. Metode Penelitian……….. 3
E. Manfaat Penelitian………. 4
F. Struktur Organisasi Skripsi………... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka………... 6
1. Belajar dan Pembelajaran………... 6
2. Hasil Belajar………... 6
3. Tinjauan Belajar Pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika…... 7
4. Model Pembelajaran………... 13
5. Model Pembelajaran (PBL) Problem Based Learning………….. 14
6. Pendekatan Saintifik………... 14
7. Keterkaitan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran PBL………. 21 B. Kerangka Berfikir……….. 24
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian………. 26
B. Desain Penelitian………... 26
C. Definisi Operasional……….. 27
D. Instrumen Penelitian……….. 28
E. Proses Pengembangan Instrumen……….. 28
F. Teknik Pengumpulan Data……… 33
G. Analisis Data………. 34
H. Prosedur dan Alur Penelitian………. 43
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Angket Siswa………... 46
B. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian………. 47
C. Analisis Data Hasil Penelitian………... 49
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……… 63
B. Rekomendasi………. 63
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pedoman diklat guru tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013, terdapat pembelajaran yang mendukung kreativitas siswa yaitu dua per tiga dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, satu per tiga berasal dari genetik. Kemampuan kreativitas dapat diperoleh melalui: observing (mengamati), questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking (membentuk jejaring).
Beberapa tahun yang lalu, proses pembelajaran yang ada pada saat itu masih belum mencerminkan adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang sering diterapkan di sekolah-sekolah pada waktu itu adalah pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centre). Guru adalah sumber informasi utama bagi siswa. Guru merupakan subjek aktif yang tugasnya memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, sedangkan siswa hanya pasif karena tugas mereka hanya menampung apa saja yang diberikan guru ke dalam pikirannya. Pada akhirnya pembelajaran yang ada menjadi cenderung monoton, kaku, dan tidak ada kegairahan dan pembelajaran seperti inilah yang disebut dengan pembelajaran berorientasi pada guru.
2
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
logika dan membangun macam–macam gerbang dasar rangkaian logika. Peneliti menemukan permasalahan apakah pendekatan ilmiah mampu memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya, maka dilakukanlah perbandingan antara pendekatan ilmiah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centre).
Penelitian-penelitian terkait penerapan PBL telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Implementasi PBL telah dilakukan dengan menggali beberapa aspek yaitu historical and theoretical precedence, interdisciplinary education through problem based instruction, recent application, advantages and disadvantages of problem based instruction pada jurnal A Review of Problem Based Learning oleh Ward & Lee pada tahun 2002. Keuntungan PBL yaitu untuk mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang melibatkan siswa dalam penyelidika nnya sendiri dan memungkinkan siswa menginterprestasikan dunia nyata serta membangun pemahaman tentang fenomena tersebut yang terdapat pada jurnal beberapa jurnal Problem Based Learning seperti: Jurnal “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisispasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha” (Suci, 2008) menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jurnal “Pendekatan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Praktik Kerja Lapangan Terapi Fisik” (Kushartini, 2010) menyimpulkan bahwa penerapan PBL akan memberi hasil berupa pengayaan teori sekaligus keterampilan untuk memanfaatkan teori dalam menangani kasus nyata di lapangan dengan waktu yang lebih singkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Di SMK Negeri 1 Karawang.”
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dikemukakan bahwa perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan saintifik model PBL dan siswa menggunakan pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centre) pada mata pelajaran teknik elektronika khususnya pada kompetensi dasar menerapkan macam-macam gerbang dasar rangkaian logika?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dampak hasil belajar siswa penggunaan model pembelajaran Teacher Centre.
2. Untuk mengetahui dampak hasil belajar siswa penggunaan pendekatan saintifik dengan model PBL.
3. Untuk mengetahui perbedaan dampak hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL dan pembelajaran berorientasi pada guru, terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik elektronika khususnya dalam KD menerapkan macam- macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam–macam gerbang dasar rangkaian logika.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu, karena metode penelitian dapat memberikan gambaran kepada peneliti bagaimana langkah- langkah penelitian yang dilakukan, sehingga permasalahan dapat dipecahkan.
Sebagaimana Sugiyono (2010, hlm. 3) mengemukakan bahwa:
4
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan quasi-experimental design yang merupakan salah satu bentuk desain eksperimen. Quasi-experimental design digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2011, hlm. 114-116).
Dalam penelitian ini, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan pendekata n saintifik dengan pembelajaran berbasis masalah.
Desain penelitian yang digunakan adalah “Nonequivalent Control Group
Design”. Dalam desain ini terdapat dua kelas yang tidak dipilih secara acak, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok kontrol dan eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Alur selanjutnya dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan untuk penelitian (kelas eksperimen) diberi perlakuan (treatment) yaitu Pendekatan Saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada mata pelajaran teknik elektronika. Sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran berorientasi pada guru.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan diantaranya:
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan model PBL.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan model pembelajaran PBL pada sekolah tersebut.
4. Bagi lembaga yang mempersiapkan guru, khususnya guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai bahan masukan guna me mbekali para lulusannya dengan kemampuan mengajar dengan menggunakan model PBL.
5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memperluas wawasan dalam pendekatan saintifik dengan penggunaan model pembelajaran khususnya model PBL.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I berisikan Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian yang berisi: kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III memaparkan Metode Penelitian yang meliputi lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, desain operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi: pemaparan data dan pembahasan data.
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFI K D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Karawang yang beralamat di Jl. Pangkal Perjuangan KM. 2, Kabupaten Karawang 41316 Jawa Barat.
2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010. Hlm.173). Dari pengertian tersebut populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa program keahlian TEI, SMK Negeri 1 Karawang tahun ajaran 2013/2014.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010, hlm. 174). Sampel dalam penelitian ini diambil sebagian dari populasi yaitu kelas X TEI A sebagai kelas kontrol dan kelas X TEI B sebagai kelas eksperimen.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Adapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2011, hlm. 116):
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen Q1 X1 Q3
Kontrol Q2 X2 Q4
Keterangan :
Q1 dan Q2 : Pretest Q3 dan Q4 : Posttest
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional
1. Pendekatan Saintifik
Menurut Pusat Pengembangan Teknologi Kependidikan dalam dalam powerpoint pelatihan pendampingan kurikulum 2013 dikemukakan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstrukturisasi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
2. Model Pembelajaran
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan (Trianto, 2007, hlm. 2). Model pembelajaran yaitu “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.
3. Problem Based Learning (PBL)
PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari material kuliah atau materi pelajaran (Taufik, 2009, hlm. 12). 4. Hasil Belajar
28
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dapat juga dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar juga merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana materi yang sudah diterima oleh siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
5. Teknik Elektronika
Teknik elektronika merupakan salah satu mata pelajaran pada program keahlian Teknik Elektronika Industri yang diberikan kepada siswa kelas X SMK Negeri 1 Karawang. Mata pelajaran teknik elektronika khususnya pada KD menerapkan macam–macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam–macam gerbang dasar rangkaian logika merupakan suatu pencapaian yang diperoleh siswa setelah mereka belajar teknik elektronika. D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011, hlm. 147). Setiap item instrumen dirancang agar menghasilkan data empiris sebagaimana adanya dan sebelum membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen agar instrumen yang dibuat dapat secara tepat mewakili indikator maupun kompetensi inti yang diharapkan pada responden penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen berupa soal-soal (pretest-posttest). Instrumen digunakan untuk pengambilan data primer (prestasi belajar siswa pada ranah kognitif).
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk jawaban essay yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dalam penelitian ini, tes tertulis yang digunakan adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diterapkan. Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah perlakuan diterapkan.
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian instrumen penelitian adalah suatu pengujian yang dilakukan peneliti terhadap instrumen yang akan digunakan untuk mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel, serta mengukur tingkat kesukaran dan daya pembeda, terlebih dahulu instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data diujicobakan kepada kelas yang lebih atas diluar kelas sampel penelitian.
Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis untuk menyeleksi soal-soal yang telah dibuat, soal-soal yang tidak memenuhi syarat tidak digunakan dalam instrumen penelitian, pengujian instrumen menggunakan uji seperti dibawah ini :
1. Validitas
Jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka test itu valid untuk tujuan tersebut (Zainal, 2012, hlm. 247). Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk mengetahui tingkat validitas dari soal, digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
Interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
30
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,20 < r < 0,40
Reliabilitas adalah tingkatan atau derajat konsistensi dari suatu instrumen (Zainal, 2012, hlm. 258). Suatu test dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila ditestkan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Setelah dilakukan pengujian validitas semua instrumen, maka butir-butir soal yang valid dihitung koefisien reliabilitasnya. Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas ini dilakukan pada instrumen yang berbentuk soal pilihan ganda yang digunakan untuk memperoleh data hasil pretest dan posttest pada penelitian ini. Kegunaan dari uji reliabilitas ini tentunya untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan pada penelitian ini bersifat konsisten atau tidak.
Instrumen yang konsisten menurut Kerlinger dalam (Zainal, 2012, hlm. 258) diukur dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability. Stability menunjukkan kekonsistenan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan seberapa jauh test dapat diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan test untuk meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya. Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R.20) sebagai berikut:
ri st s pq t
(Sugiyono, 2011, hlm. 186)
Keterangan :
ri : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab benar
q : proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p) pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu st2 : varians total
Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
s xn
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan dibawah ini pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,80 < r < 1,00
32
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membedakan kemampuan setiap siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
tiap butir soal.
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui tiap butir soal pada instrumen penelitian ini mudah atau sukar, maka dilakukan uji tingkat kesukaran. Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2010, hlm. 210). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan (Arikunto, 2010, hlm. 210) :
Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi
0,00 < P < 0,30 Soal Sukar 0,30 < P < 0,70 Soal Sedang 0,70 < P < 1,00 Soal Mudah
(Arikunto, 2010, hlm. 210)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:
34
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
2. Tes, penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui prestasi belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat kemampuan akhir siswa ranah kognitif pada Standar Kompetensi Dasar Rangkaian Digital setelah melakukan treatment.
Tabel 3.6 Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.
1. Gain Siswa
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah diberikan perlakuan (posttest), serta melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain) hasil belajar ranah kognitif setelah digunakannya pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttest dan gain siswa:
a. Pemberian skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai
Skor untuk soal essay ditentukan berdasarkan pedoman pada soal bentuk uraian objektif yg sudah terlampir bersama kunci jawaban. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung nilai jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut adalah nilai yang didapatkan siswa. b. Menghitung gain
36
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil belajar yang sama. mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (normalize gain) (Hake, 2002, hlm. 4). Analisis gain normalisasi digunakan untuk mengetahui kriteria normalisasi gain yang dihasilkan. Gain diperoleh dari data skor pretest dan posttest selanjutnya diolah untuk menghitung rata-rata ternormalisasi gain. Rata-rata gain yang dinormalisasi dihitung menggunakan rumus:
Keterangan
g = Gain yang ternormalisasi (N-gain)
Smaks = Skor maksimum (ideal) test awal dan test akhir Spost = Skor test akhir
Spre = Skor test awal
Tinggi rendahnya gain yang ternormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.7 Gain Ternormalisasi Nilai gain ternormalisasi
(g)
Kriteria (g) ≥ 0,7 Tinggi 0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
(Hake, 2002, hlm. 4 ) c. Menghitung nilai keseluruhan
Nilai keseluruhan dari proses pembelajaran diambil dari rata-rata aspek afektif, psikomotor dan kognitif. Nilai keseluruhan ini diambil menurut kebijakan sekolah yang bersangkutan.
� e
mak e
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Normalitas
Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku/standar (a).
Gambar 3.1 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2013, hlm. 80)
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 80), untuk menghitung besarnya nilai chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal Baku).
b. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:
c. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi
Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2
Keterangan :
fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi
38
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap
f. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan:
Jika:
hitung≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung> tabel maka data terdistribusi tidak normal 3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varians yang sama atau penguasaan yang homogen. Uji homogenitas ini dilakukan terhadap hasil pretest, posttest, dan gain ternormalisasi pada kedua kelas. Langkah-langkah perhitungan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
perhitungan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: a. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut:
b. Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1
c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 10% dari responden. d. Penentuan keputusan.
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada taraf signifikan 10% dengan derajat kebebasan dk1 = n1 - 1 dan dk2 = n2 - 1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.
1) Jika Fhitung≤ Ftabel, maka data dianggap homogen 2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak homogen
4. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan (gain) rata-rata hasil belajar antara siswa yang menggunakan pendekatan saintifik dengan menggunakan metode pembelajaran PBL dan siswa yang menggunakan pembelajaran berpusat pada guru pada kompetensi dasar menerapkan macam–macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam– macam gerbang dasar rangkaian logika.
b. Ha : Terdapat perbedaan peningkatan (gain) rata-rata hasil belajar antara siswa yang menggunakan pendekatan saintifik dengan menggunakan metode pembelajaran PBL dan siswa yang menggunakan pembelajaran berpusat pada guru pada kompetensi dasar menerapkan macam–macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam–macam gerbang dasar rangkaian logika.
H0 : µ = µ0 Ha : µ ≠ µ0 Dimana :
µ1 :Peningkatan (gain) rata-rata hasil belajar siswa menggunakan pendekatan saintifik dengan metode pembelajaran PBL.
40
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
s xn i x
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis komparatif. Karena Ha berbunyi terdapat perbedaan dan H0 berbunyi tidak terdapat perbedaan, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis komparatif adalah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata data (x)
b. Menghitung simpangan baku (s)
(Sugiyono, 2013, hlm. 57) Keterangan:
xi : nilai pada tiap siswa n : jumlah siswa
x : nilai rata-rata s : simpangan baku c. Menghitung varians
Varians merupakan jumlah kuadrat semua standar deviasi atau simpangan baku. Untuk mengetahui varians maka harus mengetahui jumlah simpangan baku, setelah itu dikuadratkan.
d. Menghitung harga t
̅ ̅
+ + +
(Sugiyono, 2013, hlm. 138) Keterangan :
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: Rata-rata sampel 1 : Simpangan baku sampel 1
: Rata-rata sampel 2 : Simpangan baku sampel 2 : Varians sampel 1 : Varians sampel 2
t : Korelasi antara dua sampel e. Membuat keputusan pengujian hipotesis
Setelah melakukan perhitungan uji-t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
Terima H0 jika thitung terletak diantara batas –t1-1/2a < thitung< t1-1/2a: Tolak H0 jika thitung tidak terletak diantara batas –t1-1/2a < thitung< t1-1/2a: 5. Pengukuran Ranah Afektif
Selain pengukuran ranah kognitif untuk memperoleh data primer, dalam penelitian ini dilakukan pula pengukuran ranah afektif peserta didik untuk memperoleh data sekunder. Tujuan dari pengukuran ranah afektif menurut Arikunto (2010, hlm. 183) adalah:
a. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak didik.
c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
42
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai pada penelitian ini meliputi aspek penerimaan, partisipasi dan penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Acuan pengukuran ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif
Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
Penerimaan dan Partisipasi
80 – 100 Baik Sekali 66 – 79 Baik 56 – 65 Cukup 40 – 55 Kurang 30 – 39 Gagal
(Arikunto, 2010, hlm. 183) Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.10 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif
No. Nama Siswa
Aspek yang dukur Jumlah
Skor Nilai Penerimaan Partisipasi
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:
(Arikunto, 2010, hlm. 183) Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
6. Pengukuran Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan (Arikunto, 2010, hlm. 183). Instrumen yang digunakan untuk mengukur ranah psikomotor pada penelitian ini sama seperti pada penilaian ranah afektif. Aspek yang dinilai yaitu keterampilan dan tindakan setelah menerima pengalaman belajar. Acuan dalam melakukan pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.11 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor
Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
Gerakan Refleks dan Gerakan Skill
80 – 100 Baik Sekali 66 – 79 Baik 56 – 65 Cukup 40 – 55 Kurang 30 – 39 Gagal
(Arikunto, 2010, hlm. 183) Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini:
Tabel 3.12 Instrumen Pengukuran Aspek Psikomotor
No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah
Skor Nilai Refleks Skill
44
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus yang sama seperti perhitungan ranah afektif.
H. Prosedur dan Alur Penelitian 1. Diagram Alir Penelitian
Berikut ini diagram alir penelitian yang dilakukan :
Valid Mulai
Selesai
Studi Pendahuluan dan Studi Literatur
Mempelajari Kurikulum
Penentuan Materi dan Sampel
Penyusunan Instrumen
Uji Coba Instrumen
Pengolahan Data
Kesimpulan Data Hasil Pre Test, Post
Test Pre Test, Treatm ent, dan Post Test
pada Kelas Kontrol
Pre Test, Treatm ent, dan Post Test
pada Kelas Eksperimen T idak Valid
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 4). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah sebagai model belajar.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kompetensi dasar macam- macam gerbang dasar rangkaian logika dan membangun macam– macam gerbang dasar rangkaian logika.
3. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap perlakuan penelitian. Selain itu, paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm. 8) berpendapat paradigma penelitian adalah:
46
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tujuan dari paradigma penelitian di atas, maka gambaran paradigma penelitian yang digunakan sebagai berikut:
VARIABEL X
VARIABEL Y
Gambar 3.3 Paradigma Penelitian
Subjek
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Pretest
Penggunaan Model Pembelajaran Teacher
Centre
(Berpusat Pada Guru)
Pendekatan Saintifik Dengan Model
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Posttest Posttest
Hasil Belajar
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Implementasi Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar pada ranah afektif dengan menggunakan model penggunaan Pendekatan Saintifik model PBL sedikit lebih baik dibandingkan dengan Teacher Centre.
2. Hasil belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik model PBL memiliki dampak lebih baik pada ranah kognitif jika dibandingkan dengan teacher centre. Tetapi lebih diunggulkan pada ranah afektif dan psikomotor peserta didiknya.
3. Hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran PBL sedikit lebih baik dari pada yang menggunakan metode teacher center. Dapat dilihat peningkatannya dari perbandingan pretest dan postestnya. Tingkat ketuntasan siswa dengan pendekatan saintifik dengan model PBL pun jauh lebih banyak dikarenakan tidak hanya ranah kognitif saja yang diunggulkan tetapi ranah afektif dan psikomotor siswa pada pembelajaran juga berpengaruh.
B. Rekomendasi
Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun untuk penelitian selanjutnya, diantaranya:
64
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
lembaga pendidikan harus menyediakan media akses internet yang handal untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa dikelas.
2. Pengambilan bahan ajar di internet sebaiknya mengacu pada jurnal maupun buku-buku yang telah disahkan oleh pemerintah ataupun lembaga terkait.
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:Balai Pustaka.
Hake, R., (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. Indiana University (Emeritus). [Online] Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-Hake.pdf [24 Oktober 2014]
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Pelatihan Kurikulum 2013. Materi Pendampingan Kurikulum 2013.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Nomor 69 tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.
66
Wisnu Suhindra , 2015
IMPLEMENTASI PEND EKATAN SAINTIFIK D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA D I SMK NEGERI 1 KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Team Teknik Elektro. (2008). Metodologi Pembelajaran Teknik Elektro. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Universitas Pendidikan Indonesia, (2013). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: Univesity Press UPI.
Widodo, Ari. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik.