• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA DIDIK."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA

DIDIK

(Studi pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Agustina Nooresa

1001302

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015

(2)

PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENJAHIT PESERTA DIDIK

(

Studi pada Peserta Didik Reguler

Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit

Yani 17 Cimahi)

Oleh Agustina nooresa

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

 Agustina Nooresa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang .

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AGUSTINA NOORESA 1001302

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA DIDIK

(Studi Pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed NIP. 19550101 198101 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Asep Saepudin , M.Pd NIP. 19700930 200801 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

(4)
(5)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini mengacu pada permasalahan pokok “Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahit Yani 17” tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran mandiri, (2) mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran mandiri, (3) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran mandiri.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan di Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 dan penerapan model pembelajaran mandiri yang dilakukan di lembg tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan subyek penelitian sebanyak tujuh orang, lima orang selaku peserta pelatihan kursus tingkat dasar, satu pimpinan cabang dan satu instruktur. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan triangulasi sebagai telaah untuk melihat kualifikasi keabsahan data.

Hasil penelitian diperoleh data dan informasi mengenai (1) penerapan model pembelajaran mandiri dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model SAVI (Somati, Auditori, Visual, dan Intelektual) di Lembaga Pelatihan dan Kursus menjahit Yani 17 instruktur selalu memberikan motivasi yang diperlukan peserta didik, selain itu peserta didik tidak diberikan materi secara penuh hal tersebut bertujuan agar peserta didik mampu mengaplikasikan tugas yang diberikan secara lebih bebas dan dapat berkreasi dalam pengerjaannya, setelah tugas diselesaikan instruktur merefleksikan hasil tersebut secara individu, (2) hasil penerapan model pembelajaran mandiri, untuk melihat hasil penerapan tersebut peneliti melakukan tes kognitif dan psikomotorik dalam penilaian kognitif peneliti memberikan pre-test dan post-test sedangkan untuk psikomotoriknya peneliti menyerahkan seluruh penilaian kepada instruktur berdasarkan proses pembelajaran dari hasil tersebut terlihat adanya peningkatan baik secara kognitif maupun psikomotorik, dan yang terakhir (3) faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran mandiri, faktor pendukung yaitu : LPK menerapkan metode pembelajaran eksperimental dan mandiri, hal ini membuat peserta dapat mandiri, Peserta didik di LPK Yani 17 merupakan peserta dengan usia produktif sehingga penerapannya dapat berjalan dengan baik. sedangkan faktor penghambat yaitu: Kurangnya sumber daya manusia (instruktur) sehingga jika peserta banyak yang memiliki masalah peserta harus menunggu instruktur cukup lama, Dalam standar kurikulum pemerintah, terdapat point Melaksanakan prosedur keselamatan kerja, sedangkan dalam penerapannya lembaga tersebut tidak menerapkan prosedur tersebut.

(6)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didominasi oleh peserta usia produktif sedangkan faktor penghambat kurangnya sumberdaya manusia yang dapat menghambat penerapan model pembelajaran tersebut.

Kata kunci : model pembelajaran mandiri, model SAVI, keterampilan

ABSTRACT

This study refers to the fundamental problems "How Application of Independent Learning Model to Improve Students Sewing Skills Training Institute Sewing Lessons Yani 17" objectives of this study were: (1) describe the application of self-learning model, (2) describe the results of the application of self-learning models, (3) describe the application of the factors supporting and self-learning model.

This study was conducted to determine the learning process is carried out at the Institute of Training and Sewing Lessons Yani 17, and the application of self-learning models that performed in the lembg. learning model in the implementation of learning using models SAVI (Somati, Auditory, Visual, and intellectual) at the Institute of Training and sewing courses Yani 17 instructors always provide the necessary motivation of learners, in addition to the participants students are not given the full terms of the material is intended that students are able to apply a given task more freely and be creative in the process, after the task completed instructors individually reflect on these results, (2) the results of the application of self-learning model, to see the results of the application of researchers conducted tests of cognitive and psychomotor in cognitive assessment researchers provide pre-test and post-test, while for the entire assessment psikomotoriknya researchers submit to the instructor based on the lessons learned from these results seen an increase in both cognitive and psychomotor, and finally (3) supporting factors and obstacles in the implementation of self-learning model, enabling factors, namely: LPK apply the methods of experimental and independent learning, it makes the participants can be independent, Learners at LPK Yani 17 were participants with age so that the application can be run properly. while inhibiting factors, namely: lack of human resources (instructor) so if participants who have a lot of problems the participants had to wait quite a long time instructor, the standard curriculum in government, there is a point Implement safety procedures, whereas in practice it would not implement the procedure.

(7)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

psychomotor, in the application of an Independent learning model is a factor supporting learners in LPK Yani 17 dominated by productive age, while factor inhibiting the lack of human resources that could hamper the implementation of the learning model.

(8)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran ... 8

2. Pola-Pola Pembelajaran ... 8

3. Ciri-Ciri Model Pembelajaran ... 9

B.Konsep Model Pembelajaran Mandiri 1. Konsep Belajar dan Pembelajaran Mandiri ... 10

2. Tingkat Kemandirian Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran .... 15

3. Kemandirian Peserta didik dan Keberhasilan Belajar ... 16

4. Model- Model Pembelajaran mandiri ... 17

5. Bahan Belajar Mandiri ... 19

C.Pengertian dan Tujuan Menjahit 1. Pengertian Pelatihan Menjahit ... 20

2. Tujuan Pelatihan Menjahit ... 21

3. Standar Kompetensi dasar Pelatihan Menjahit ... 21

4. Tingkatan Menjahit ... 24

D.Konsep Pendidikan Luar Sekolah 1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 24

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 25

3. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ... 26

4. Cakupan Pendidikan Luar Sekolah ... 28

(9)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 1. Sejarah LPK Yani 17 ... 41

B.Gambaran Umum Kursus dan Pelatihan Menjahit Reguler/ Tingkat Dasar 1. Latar Belakang ... 45

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 46

3. Peserta Pelatihan Tingkat Dasar ... 47

4. Instruktur Pelatihan ... 48

5. Materi Pelatihan ... 48 1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik ... 52

2. Penerapan Model Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 56

3. Hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 58

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model Pembelajaran Mandiri ... 71

E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik ... 72

(10)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 78 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model

Pembelajaran Mandiri ... 79 5. Resume Hasil Penelitian

1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan

Menjahit Peserta Didik ... 80 2. Penerapan Model Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan

keterampilan menjahit peserta didik ... 82 3. Hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 83 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model

Pembelajaran Mandiri ... 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 85 B. Saran Penelitian ... 87 DAFTAR PUSTAKA

(11)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Menjahit Level 1 ... 21

Tabel 2.2 Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Menjahit Level 2 ... 22

Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Peserta Didik ... 37

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana LPK Yani 17 ... 44

Tabel 4.2 Peserta Pelatihan Keterampilan Tingkat Dasar ... 47

Tabel 4.3 Identitas Subjek Penelitian ... 49

Tabel 4.4 Identitas Informan Penelitian ... 50

Tabel 4.5 Hasil Pre-Test Peserta Pelatihan Keterampilan ... 58

Tabel 4.6 Hasil Post-Test Peserta Pelatihan Keterampilan ... 58

Tabel 4.7 Persentase Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 63

Tabel 4.8 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S1 ... 66

Tabel 4.9 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S2 ... 67

Tabel 4.10 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S3 ... 68

Tabel 4.11 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S4 ... 69

(12)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(13)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Penelitian 2. Pedoman Wawancara 3. SK Dosen Pembimbing 4. Surat Tanda Selesai Penelitian 5. Lembar Bimbingan Skripsi 6. Peryataan Lulus Uji Plagiat 7. Profil Lembaga

8. Instrumen Hasil Wawancara Pengelola 9. Instrumen Hasil Wawancara Instruktur 10. Instrumen Hasil Wawancara Peserta 11. Hasil Pre-Test Peserta Didik

12. Hasil Post-Test Peserta Didik 13. Foto-foto

(14)

1

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Tirtarahardja dan Sula (2000:1) sasaran pendidikan adalah manusia.

Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan

potensi-potensi kemanusiaannya. Pendidikan tidak hanya terdapat di dalam

sekolah saja, dari sejak lahir dan berada di dalam keluarga sudah dapat disebut

sebagai pendidikan. Selain pendidikan di dalam sekolah, adapula pendidikan

nonformal, menurut John Dewey dalam Tirtarahadja dan sula (1995:125)

mengemukakan perlunya atau pentingnya ada pendidikan, karena berdasarkan atas

tiga pokok pemikiran, yaitu : (1) pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup,

(2) pendidikan sebagai pertumbuhan, dan (3) pendidikan sebagai fungsi sosial.

Dalam undang-undang sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 26 mengenai

program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga

kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, majelis

taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus didefinisikan sebagai satuan

pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan orang yang memberikan

pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu bagi warga belajar. Pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang diberikan kepada warga belajar diberikan dalam

waktu yang singkat tanpa harus berjenjang atau bersinambungan.

Kondisi objektif Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah

(15)

2

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingginya jumlah pengangguran

yang rata-rata adalah kelompok muda produktif yang mencapai 19.9% dari jumlah

4,2 juta orang, hal ini diungkapkan oleh kepala Bappenas (2012). Rendahnya

kualitas hidup masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yakni

lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pekerja, masih rendahnya

jumlah wirausaha baru yaitu 0.76% dari jumlah penduduk. Padahal berwirausaha

merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah

pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja (juknis Penyelenggaraan

Pelatihan Keterampilan Kreatif, 2011:1)

Dalam Fitriyani,(2014:3) Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membina

manusia agar menjadi warga negara yang baik dan berkepribadian sesuai tujuan

pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 45. Adapun pengertian

pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang NO.20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pelatihan dipandang sebagai upaya yang dapat membantu masyarakat dalam

meningkatkan kualitas mulai dari pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pelatihan

didapat dari pendidikan non formal yang memberikan layanan pendidikan dengan

kebutuhan belajar masyarakat.

Pendidikan non formal merupakan layanan pendidikan di luar jalur prasekoah

bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan belajar, khususnya bagi masyarakat

yang tidak mengikuti pendidikan jalur formal. Menurut Coombs yang dikutip oleh

Djuju sudjana (2001:22) Mengungkapkan bahwa :

(16)

3

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajar.

Menurut Wikipedia (2014:1) Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk

ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan

belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya

diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari

satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga bulan atau 50

jam, kursus montir, kursus memasak, menjahit, musik dan lain sebagainya.

Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau

surat keterangan. Untuk keterampilan tertentu seperti, kursus ahli kecantikan atau

penata rambut, peserta kursus diwajibkan menempuh ujian negara. Ujian negara

ini dimaksudkan untuk mengawasi mutu kursus yang bersangkutan, sehingga

pelajaran yang diberikan memenuhi syarat dan peserta memiliki keterampilan

dalam bidangnya.

Lembaga kursus secara tidak langsung sangat membantu dalam peningkatan

motivasi dan kemandirian seseorang dalam dunia pekerjaan ataupun

mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha.

Salah satu pelatihan yang cukup diminati oleh masyarakat adalah pelatihan

menjahit. pelatihan menjahit ini merupakan salah satu pelatihan keterampilan

kreatif. Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang proses pengelolaannya mulai

dari perencanaan, proses pembelajaran (pelaksanaan) sampai dengan evaluasi

dilakukan secara baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga

tercapainya tujuan pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang memiliki

kompetensi sesuai standar. Pencapaian tujuan pembelajaran diperlukan strategi

dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

Menurut Wedemeyer (1983) dalam buku Rusman (2012;353) mengemukakan

peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar

(17)

4

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembaga pelatihan menjahit sekarang ini adalah satunya adalah Lembaga

Pelatihan dan Kursus (LPK) Yani yang berada di jalan Inggit Ganarsih no.140

Bandung. Sekarang ini LPK mempunyai beberapa cabang baik di kota Bandung

maupun di luar kota Bandung.

Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) Yani 17 merupakan salah satu cabang

Lembaga Pelatihan dan Keterampilan (LPK) Yani pusat yang berada di kota

Cimahi. Salah satu program yang ditawarkan LPK Yani yaitu program kelas

Reguler, yang dirancang bagi yang ingin mengikuti pelajaran menjahit mulai dari

mengukur dimensi badan, desain pola pakaian, pecah pola dengan menggunakan

patrun, perancangan kebutuhan bahan baku, tekhnik cara menggunting pada kain,

tekhnik dan tata cara menjahit mengkombinasikan model pakaian.

Model pembelajaran mandiri sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu

program, LKP Yani 17 menerapkan metode pembelajaran eksperimen dimana

pada saat proses pembelajaran siswa melakukan percobaan dan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, hal ini dilatar belakangi karena

pengelola menginginkan peserta dapat belajar dari kesalahan yang dilakukannya,

oleh karena itu penerapan model pembelajaran mandiri dengan penggunaan

metode eksperimen selalu diterapkan oleh pengelola dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan model yang di lakukan pada proses

pembelajaran, penelitian ini mengambil judul “Penerapan model Pembelajaran

Mandiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik (Studi pada

Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17

Cimahi).”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam sebuah penelitian, identifikasi masalah sangat diperlukan. berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat dijabarkan beberapa

(18)

5

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dalam tahap perencanaan pembelajaran peserta tidak diikut sertakan dalam

menentukan tujuan pembelajaran.

2. Peserta tidak memilih materi yang akan dipelajari pada saat pembelajaran.

3. Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar menjahit dengan cara

menyelesaikan tugas-tugas dari instruktur secara individual.

4. Instruktur memberikan materi dalam bentuk modul dan membebaskan peserta

untuk mempraktekannya secara individual.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada dan agar lebih terarah, peniliti menyusun

rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Penerapan Metode Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik ?”

Untuk menjabarkan masalah diatas disusun pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan

keterampilan menjahit peserta didik kelas reguler di LPK Yani 17 Cimahi?

2. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik reguler di LPK Yani 17

Cimahi ?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran

mandiri di LPK Yani 17 Cimahi ?

D. Tujuan Penelitian

merujuk pada hasil identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas, oleh

karena itu peneliti mendeskripsikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam

(19)

6

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik kelas reguler di LPK Yani

17 cimahi?

2. Mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik reguler di LPK Yani 17

cimahi ?

3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model

pembelajaran mandiri di LPK Yani 17 Cimahi ?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian memaparkan kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai,

baik untuk kepentingan ilmu, instansi terkait, maupun masyarakat luas.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat,

wawasan, dan informasi mengenai konsep pendidikan luar sekolah, khususnya

tentang pembelajaran mandiri.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi yang

berminat mengadakan penelitian lebih lanjut.

a. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan

peneliti dan akademik bidang Pendidikan Luar Sekolah yang didapat oleh

peneliti di bangku perkuliahan dan bisa di aplikasikan di lapangan sehingga

dapat dijadikan sebagai masukan untuk peneliti selanjutnya.

b. Bagi lembaga Jurusan PLS Universitas Pendidikan Indonesia, manfaat

(20)

7

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkuliahan terkait proposal skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Mandiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik (Studi

pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17

Cimahi)”. Serta membawa perguruan tinggi pada waktu terjun ke lapangan

untuk melaksanakan penelitian.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah pembuatan hasil penelitian, peneliti memberikan

gambaran mengenai isi penelitian yang merujuk pada pedomen penulisan karya

ilmiah UPI (2014.27-31) akan dibahas :

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisian latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah,

tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Teori

Bab ini berisikan konsep-konsep mengenai pendidikan luar sekolah,

pelatihan, pengangguran, kompetensi untuk memudahkan pemahaman

mengenai penelitian yang dilakukan.

(21)

8

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini berisikan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metod

penelitian, definisi penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Peneleitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan pengolahan data untuk menghasilkan temuan berkaitan

dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian.

5. Bab V, Simpulan Dan Saran

bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari peneliti yang dirumuskan dari

(22)

30

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di LPK Yani 17 yang berlokasi di jalan cibereum

Jalan Kebon Kopi no.24b Cibeureum Cimahi. Lokasi penelitian ini dipilih karena

lembaga ini menerapkan metode pembelajaran mandiri yang menghasilkan

peserta didik yang mampu belajar sendiri dan tidak selalu didampingi oleh

instruktur, hal ini merupakan pendidikan dari pendidikan nonformal.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan individu yang dijadikan sebagai sample dalam

sebuah penelitian. Subjek penelitian dapat berupa orang, benda atau lembaga

(organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti. Oleh karena itu dapat dikatan

subjek penelitian merupakan sesuatu yang ada pada dirinya melekat suatu objek

penelitian . subjek penelitian dalam penelitian kualitatif dinamakan sebagai nara

sumber (pengelola), instruktur dan peserta didik dalam penelitian.

Subjek penelitian yang dijadikan sumber data dalam penerapan metode

pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik.

Yang merupakan peserta reguler. Sumber yang diperlukan dalam penelitian ini

untuk memenuhi data yaitu sebanyak tujuh orang selaku peserta didik menjahit

reguler, selanjutnya peneliti melakukan triangulasi data dengan satu orang

narasumber yaitu pengelola lembaga menjahit dan instruktur.

Pemilihan tujuh orang berdasarkan sumber data dalam penelitian ini

dikarenakan pada apa yang dikemukakan oleh Moleong (2008;85) bahwa dalam

penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif

berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil

(23)

31

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang

dipelajari. Dalam penelitian ini peneliti ditempatkan sebagai human instrument

harus berinteraksi dengan baik dengan peserta didik sebagai orang yang

memberikan data, oleh karena itu pemilihan enam orang sumber data dalam

penelitian ini sudah dipertimbangkan dengan alasan sumber data sudah memiliki

data yang diperlukan dalam penlitian ini.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian disini adalah rancangan penelitian dari awal sampai akhir

penelitian, yaitu memberikan gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan

penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, analisis data hingga

penulisan laporan penelitian. Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti

adalah :

1. Tahap Pra-Lapangan

Aktivitas pertama yang dilakukan peneliti yaitu merencanakan penelitian

yang akan diteliti dengan membuat proposal, setelah proposal disetujui oleh dosen

pembimbing, selanjutnya peneliti membuat surat administrasi untuk melakukan

observasi ke lembaga terkait yaitu LPK Yani 17 yang berada di jalan cibereum

Jalan Kebon Kopi no.24b. Hal tersebut dilakukan peneliti dikarenakan agar

memperoleh gambaran mengenai pokok permasalahan yang ada di lokasi, yang

akan dijadikan lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dilakukannya penelitian di LPK Yani 17.

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada Bpk. R. Eki somariyaki

Kusumah sebagai pengelola dan pimpinan cabang di LPK Yani 17, proses

wawancara dilakukan dari bulan september sampai bulan januari yang dilakukan

sebanyak 4 kali pertemuan, dari setiap kali pertemuan proses wawancara

dilakukan selama 1 jam.

(24)

32

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini, peneliti mencari informasi secara menyeluruh dan mendalam

untuk mengenal lebih dekat subjek yang akan diteliti, peneliti melakukan

pendekatan terlebih dahulu terhadapat lingkungan yang akan diteliti di LPK Yani

17 Cimahi, dari mulai persiapan sebelum pembelajaran, kegiatan

pembelajarannya, dan evaluasi pembelajaran, setelah itu peneliti menentukan

fokus masalah penelitian, pemilihan narasumber untukmendapatkan jawaban yang

akan ditanyakan oleh peneliti, metode penelitian. Setelah peneliti menentukan hal

tersebut, penelitati menyusun instrumen penelitian untuk mempermudah proses

pengumulan data yang ada di lapangan dan menghasilkan kesimpulan.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah didapat dari narasumber

yang telah diwawancarai dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di

LPK Yani 17 Cimahi karena, tahap ini merupakan tahap yang sangat berpengaruh

dalam penelitian ini, hasil data yang didapat merupakan jawaban dari

permasalahan yang peneliti cari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu metode analisis deskriptif, metode yang digunakan dalam usaha mencari dan

mengumpulkan data, menyusun, menggunakan serta menafsirkan data yang

sudash dimiliki untuk diuraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu

objek penelitian.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data, menganalisis data selama proses

penelitian dilakukan dan data yang didapat sudah sesuai dengan apa yang

diharapkan. Selanjutnya, data yang sudah didapatkan diolah oleh peneliti dengan

membandingkan teori empirik dan teoritik. Data data yang sudah terkumpul

dijadikan sebuah laporan akhir yang dilakukan setelah semuanya terpenuhi.

Tahapan ini merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian, setelah

(25)

33

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibuat sesuai dengan pedoman penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku di

Universitas.

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tentunya tidak terlepas dari metode penelitian.

Secara umum metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmu untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2010:6)

menjelaskan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dilihat dari pengertian diatas dapat kita simpulkan peneliti menggunakan

metode deskriptif dalam penelitiannya. Menurut Suharsimi Arikunto (2003:309),

metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan

informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut

adanya pada saat dilakukan penelitian. Dalam penelitian deskriptif hanya

diperlukan gambaran apa adanya tentang keadaan yang terjadi.

Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif pada penelitian ini adalah

untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran mandiri dalam meningkatkan

keterampilan menjahit peserta didik di LKP Yani 17 Cimahi. Dalam penulisannya

pun lebih mengarah kepada pengumpulan dan penyusunan data mengenai proses

(26)

34

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan

peserta, hambatan dan pendukung pelaksanaan penerapan model penerapan

pembelajaran mandiri.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk melibatkan peneliti dalam kehidupan

nyata subjek yang diteliti yaitu dengan ikut serta dalam pelaksanaan dengan

mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan fokus yang masalah yang

diteliti, yaitu mengenai penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit. Dengan menjelaskan mengenai proses

pembelajaran di Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17, pelaksanaan

penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan

peserta, hambatan dan pendukung pelaksanaan penerapan model penerapan

pembelajaran mandiri.

D. Definisi Oprasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah

yang terdapat dalam penulisan, maka penulis memberikan penjelasan umum

maupun operasional, yaitu sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran

Strategi menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien.

Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun

berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Menurut Joyce dan Weil

model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di

kelas atau yang lain (joyce & weil, 1980:1).

(27)

35

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Dave Meier dalam Rusman (2012 ; 373) model SAVI

merupakan Somati, Auditori, Visual, dan Intelektual. Somatis artinya belajar

dengan bergerak dan berbuat. Auditoria artinya belajar dengan berbicara dan

mendengar. Visual artinya belajar mengamati dan menggambarkan.

Intelektual artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan.

3. Pembelajaran Mandiri

Menurut Wedemeyer (1983) dalam buku rusman (2012;353)

mengemukakan peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai

kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan

guru/pendidik di kelas.

Kemandirian dalam belajar ini menurut Wedemeyer (1983) perlu

diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung

jawabdalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan dalam

mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri.

Sejalan dengan Weydemer, Moore (1983) berpendapat bahwa ciri utama

suatu proses pembelajaran mandiri ialah adanya kesempatan yang diberikan

kepada peserta didik untuk ikut menentukan tujuan, sumber, dan evaluasi

belajarnya. Karena itu, program pembelajaran mandiri dapat diklasifikasikan

berdasarkan besar kecilnya kebebasan (otonom) yang diberikan kepada

peserta didik untuk menentukan program pembelajaran.

Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri (Panen,1997). Belajar

mandiri bukan merupakan usaha untuk mengasingkan peserta didik dari

teman belajarnya dan dari guru/instruktur. Hal yang terpenting dalam proses

belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik

dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya

peserta didik tidak tergantung pada guru/pendidik, pembimbing, teman atau

orang lain dalam belajar.

(28)

36

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta didik menurut pasal 1 ayat 44 UU RI No.20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur

jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

5. Keterampilan Menjahit

Pelatihan Menjahit merupakan salah satu program pelatihan yang

memiliki waktu belajar jangka pendek yang dilakukan secara efektif dan

efisian. Waktu yang relaif singkat peserta didik dapat dengan cepat

menguasai kecakapan hidup di bidang menjahit.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam penelitian yang

digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai

fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati. Seperti ditegaskan oleh

Suharsini Arikunto (2000:134) bahwa instrumen pengumpulan data adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan tersebut

menjadi senantiasa dan mudah.

Menurut Djam’an Satori (2012:90) menyatakan bahwa :

(29)

37

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang telah telah dijelaskan sebelumnya bahwa instrumen penelitian

yaitu peneliti itu sendiri, oleh karena itu pun peneliti menjadi instrumen

penelitian tunggal.

1. Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian

Dalam penyusunan kisi-kisi penelitian, peneliti menentukan aspek yang

akan diteliti sesuai dengan pernyataan penelitian. Setelah itu, menentukan

menentukan indikator dari aspek yang akan diteliti.

2. Penyusunan Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan

dtanyakan kepada responden untuk memperoleh data dan informasi mengenai

penelitian, dapat dilihat dalam lampiran yang telah dilampirkan oleh peneliti.

3. Penyusunan Instrumen Observasi

Instrumen observasi disusun untuk mengetahui data-data yang tidak bisa

didapatkan dengan cara wawancara melainkan dengan cara pengamatan.

Instrumen Observasi untuk Peserta Didik

Tabel 3.1

No Deskripsi Nilai

1 2 3 4

1. Paham mode

2. Pengetahuan perkakas

3. Cara membuat pola sebenarnya (mematrun) 4. Mengukur

(30)

38

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Menjahit

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012:224). Dalam

penelitian kualitatif, peneliti diharuskan mengamati prosesnya secara langsung

kelapangan untuk memperoleh data.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan teknik

pengumpulan data tersebut diharapkan informasi yang didapatkan sesuai tujuan

peneliti. Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah dialog langsung atara yang diwawancarai dengan yang diwawancarai. Menurut Djam’an Satori dkk (2012:130) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber

data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Pada penelitian ini peneliti

bermaksud mewawancari pengelola pelatihan menjahit (pipimpinan cabang),

instruktur pelatihan menjahit di LPK Yani 17 untuk memperoleh data mengenai

proses penerapan metode pembelajaran mandiri yang dilaksanakan di lembaga

tersebut.

(31)

39

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan

dalam penelitian (Djam’an Satori, 2012:105). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik observasi yang bertujuan mendapatkan data yang akurat

sesuai kenyataan yang peneliti lihat di lokasi pelatihan LPK Yani 17, mengetahui

gambaran mengenai penyelenggaraan proses pembelajaran di tempat tersebut.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari teknik pengumpulan data wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Menurut Djuam’an Satori (2012:149) pengertian studi dokumentasi :

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Teknik pengumpulan data studi dokumentasi digunakan oleh peneliti yang

ditujukan untuk memperoleh data mengenai, profil lembaga, kegiatan proses

pembelajaran peserta didik reguler.

A.Triangulasi Data

Sugiyono (2012: 241) triangulasi diartikan “sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dari

sumber yang telah ada”. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ini dan

mengumpulkan data yang sebenarnya dan menguji kredibilitas data yang telah di

dapatkannya..

Pada teknik ini, peneliti mengumpulkan data dari pengumpulan data yang

berbeda-beda, yaitu peneliti menggunakan observasi pasif pada awal penelitian,

wawancara kepada subjek-subjek dan informan penelitian, dan melakukan

dokumentasi dari hasil penelitian yang dilakukan..

(32)

40

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis tersebut berdasarkan

pada data yang telah diperoleh peneliti berdasarkan teknik pengumpulan data

yang digunakan selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah hipotesis.

Berdasarkan hipotesis yang ada lalu dirumuskan dan disimpulkan apakah data

tersebut dapat diterima ataupun di tolak .

Karena lebih jelasnya Nasution dalam Sugiyono (2012: 244) mengemukakan analisis data kualitatif adalah “Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 247-252) sebagai berikut :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi Data diperoleh dari data yang terjadi di lapangan yang jumlahnya

cukup banyak. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Demikian pula dalam penelitian ini, peneliti merangkum dan memilah milih data

yang diperoleh dari lapangan kemudian menyimpulkan data yang telah menjadi

fokus pernasalahan penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

(33)

41

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Untuk menghindari hal-hal yang bersifat memihak atau tidak berdasar,

maka peneliti akan melakukan klarifikasi data serta memberikan penggolongan

kembali data sesuai dengan fokus permasalahan yang diajukan dalam pertanyaan

penelitian yang dilakukan kepada sumber data.

3. Conclusion Drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

dalam Sugiyono (2012: 252) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, dengan demikian

kesimpulan dalam penelitian kualitatif, mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini merupakan penarikan kesimpulan

secara menyeluruh selama peneliti menemukan data di lapangan. Kemudian

kesimpulan yang ada senantiasa di verifikasi selama proses penelitian

berlangsung, yaitu peninjauan ulang terhadap data yang telah diperoleh dari hasil

lapangan bersama dengan sumber data di lapangan. Sumber data yang terlibat

dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan, narasumber serta kasi resosialisasi

(34)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan temuan

hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu : “ Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit

Peserta Didik (Studi pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit

Yani 17 Cimahi)”

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang di paparkan pada bab IV peneliti dapat menyimpulkan

hasil penelitian sebagai berikut :

1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik Dalam proses pembelajarannya Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17

melakukan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses perencanaan yang

dilakukan oleh Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani yaitu meliputi perencanaan

tujuan, instruktur, kurikulum, pengalokasian waktu, materi, peserta, sarana dan prasarana,

sumber belajar dan sumber biaya. Tujuan proses pembelajaran di lembaga tersebut yaitu

menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia pekerjaan, selain itu dapat bekerja secara

mandiri dan tidak mengandalkan oranglain, kurikulum yang digunakan dalam proses

pembelajaran sudah ditetapkan oleh Lembaga Pelatihan dan Kursus Yani Pusat sebagai

kepala Lembaga Yani, sedangkan untuk instruktur selebihnya proses perekrutannya di

serahkan kepada LPK Yani Pusat, sasaran pelatihan dan kursus ini membebaskan dari semua

kalangan, sumber belajar yang digunakan yaitu modul yang telah diberikan kepada LPK Yani

17. Dalam pelaksanaannya LPK Yani 17 menerapkan metode pembelajaran eksperimen oleh

karena itu instruktur membebaskan peserta melakukanproses pembelajaran dari pengelolaan

kelas. Sedangkan untuk proses evaluasi dsatu bulan sekali, aspek yang di evaluasi yaitu

peserta didik, dan proses pembelajaran yaitu penerapan model pembelajaran mandiri.

(35)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pembelajarannya Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17

khususnya instruktur menerapkan model pembelajaran mandiri yaitu model SAVI (Somatis,

Auditori, Visual, Dan Intelektual)penerapan model tersebut meliputi persiapan atau

pemberian motivasi yang dilakukan instruktur kepada peserta didik, pemberian motivasi

tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan peserta didik, jika peserta didik sudah terlihat malas

dalam melaksanakan proses pembelajaran, instruktur lalu melakukan motivasi agar peserta

tersebut dapat giat belajar, selanjutnya instruktur memberikan materi yang akan dikerjakan

tetapi materi yang diberikan hanya sebagian hal tersebut agar peserta dapat mengaplikasian

materi yang diberikan secara mandiri, setelah pengaplikasian tugas yang diberikan instruktur

merefleksikan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik, refleksi tersebut dilakukan

secara individual agar peserta lebih memahami.

3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Mandiri

Untuk melihat hasil penerapan model pembelajaran mandiri di Lembaga Pelatihan Dan

Kursus Menjahi Yani 17 cimahi peneliti melihat aspek kognitif dan psikomotorik peserta

didik, aspek kognitif tersebut yaitu pre-test dan post-test, dari hasil tersebut dapat dilihat

adanya peningkatkan pengetahuan peserta didik di Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahit

Yani 17 Cimahi. Sedangkan untuk aspek psikomotorik peserta didik terdapat peningkatan

keterampilan yang baik pula hal tersebut dilihat dari kemampuan peserta didik dalam

menghasilkan pakaian yang dikerjakan.

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penerapan Model Mandiri

Faktor pendukung dalam penerapan model mandiri yang dilakukan di lembaga ini yaitu :

a. LPK menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang menjahit sehingga banyak

perusahaan yang mau menerima lulusan dari LPK.

b. Dalam proses pembelajaran, LPK menerapkan metode pembelajaran eksperimental

dan mandiri, hal ini membuat peserta dapat mandiri .

c. LPK memfasilitasi peserta dengan sarana dan prasarana yang menunjang proses

pembelajaran .

d. Peserta didik di LPK Yani 17 merupakan peserta dengan usia produktif sehingga

(36)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat dalam penerapan model

pembelajaran di LPK Yani 17 Cimahi, faktor penghambat tersebut yaitu :

a. Kurangnya sumber daya manusia (instruktur) sehingga jika peserta banyak yang

memiliki masalah peserta harus menunggu instruktur cukup lama, hal ini dapat

memakan waktu pengerjaan tugas peserta.

b. Tidak diberikannya modul kepada peserta sehingga peserta harus menulis materi

terlebih dahulu .

c. Dalam standar kurikulum pemerintah, terdapat point Melaksanakan prosedur

keselamatan kerja, sedangkan dalam penerapannya lembaga tersebut tidak

menerapkan prosedur tersebut.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran proses pembelajaran, penerapan model

pembelajaran mandiri, hasil penerapan model pembelajaran mandiri dan faktor pendukung

dan penghambat penerapan model pembelajaran mandiri. Menunjukan bahwa pelatihan dan

penerapan model pembelajaran mandiri sudah berjalan dengan baik, Akan

tetapidalambeberapahalmasihterdapatkekurangan. Olehkarenaitupenelitimengajukan saran

kepada pihak-pihak terkait sebagaisebagaiberikut:

1. Peserta kursus

Untuk peserta kursus diharapkan lebih giat lagi dalam pelaksanaan proses pembelajaran,

sehingga tujuan yang diinginkan tercapai dengan baik. Selain itu, hal ini dapat menjadikan

keungtungan bagi peserta dikemudian hari.

2. Lembaga Pelatihan dan Kursus Yani 17

Diharapkan kepada pihak lembaga menambahkan sumberdaya manusia yaitu instruktur

agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik, selain itu lebih di perbanyak

tes-tes yang dilakukan kepada peserta agar peserta sering berlatih, melakukan kerjasama dengan

perusahaan untuk menyalurkan lulusan dari lembaga tersebut dan terakhir untuk evaluasinya

diharapkan lembaga melakukan evaluasi sendiri secara berkala.

(37)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga terkait, masyarakat luas dan

terutama bagi peneliti, selain itu menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam

memperdalam pembahasan mengenai penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan di

(38)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Kamil, Mustofa. 2012. Model Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Marzuki, S. M. (2012). Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan

Fungsional,Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana D. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

_______. (2001). Pendidikan Nonformal Wawasan, Sejarah, Perkembangan Filsafat, Teori

Pendukung, Asas. Bandung : Falah Production

_______. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan , teori dan aplikasi. Bandung: Falah Production

_______. (2010). Manajemen Program Pendidikan : Untuk Pendidikan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran : mengembangkan profesional guru. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Soetopo, H. (2012). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga

Zain Aswan,dkk (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tirtarahardja dan Sula (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Artikel :

(39)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Skripsi :

Khairunnisa, Fitriani, (2014). Studi Deskriptif Pelatihan Kemandirian Bagi Klien Tuna

Netra Psbn (Panti Sosial Bina Netra) Wyata Guna Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi

Bekerja. Skripsi PLS UPI: Tersedia:www.repositoryupi.com

Sri, Mulyani (2013). Strategi Instruktur dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menjahit

Kilat Bagi Peserta Didik pada Lembaga Pelatihan dan Keterampilan di LPK Yani 17

Kelurahan Cibereum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Skripsi FKIP UNBAR: Tidak

diterbitkan

Daniati (2013). Studi Evaluasi Program Pendampingan Pada Anak Konflik Hukum Melalui

Keterampilan Pengolahan Limbah Plastik di Rutan Kelas I Kebon Waru. Skripsi PLS UPI:

Tersedia:www.repositoryupi.com

Nurmadina, Putri, (2014). Keterampilan Bidang Boga Pada Pelaksanaan KKN Posdaya

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga.Skripsi Pendidikan Tata Boga UPI:

Tersedia:www.repositoryupi.com

Gina, Yuliani. Efektivitas Pengelolaan Kursus Dan Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar Dalam

Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan ( Studi Deskriptif Di Lkp Ikhtiar Kemajuan Di

Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang). Skripsi PLS UPI : Tersedia:www.repositoryupi.com

Sumber Internet

(2015). Belajar Mandiri : Konsep dan Penerapan 2015. Available in :

http://www.academia.edu/9144888/BELAJAR_MANDIRI_KONSEP_DAN_PENERAPANNYA [ 11

Januari 2015 ]

www.Wikipedia.com

(2013). Available in : http://www.pakwen.blogspot.com/ [ 18 Januari 2015]

(2013). Konsep Pendidikan. Availbale in :

http://www.nyil-unyiel.blogspot.com/2013/02/konsep-pendidikan.html [ 18 Januari 2015 ]

(2008). Sistem Belajar mandiri. Available in : http://sn2dg.blogspot.com/ [18 januari 2015 ]

(40)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Lainnya

Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 pasal 2 mengenai Tujuan Pendidikan

Luar Sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan terakhir dari proses isolasi nanoserat selulosa adalah proses sentrifugasi dengan kecepatan 8400 rpm selama 10 menit untuk memisahkan residu dari filtratnya, yang

Dalam penelitian ini, peneliti berperan mengumpulkan data dan menganalisis secara langsung melalui wawancara agar dapat mendeskripsikan alur berpikir siswa dalam

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sumber catuan no break system yang digunakan di STO tangerang berasal dari PLN dan Genset. Kapasitas arus pada genset lebih besar

Jika dalam ruang norm kita membahas panjang vektor, maka dalam ruang norm-2 yang dibicarakan adalah luas jajargenjang yang direntang oleh 2 vektor.. Berikut

Risiko terjadinya kematian asfiksia neonatorum pada ibu yang melahirkan bayi asfiksia yang merupakan pasien rujukan memiliki risiko 7 kali lebih besar dibandingkan

[r]

Kriteria pengendalian konversi lahan pertambakan yang dapat digunakan sebagai masukan pada perumusan arahan pengendalian konversi lahan pertambakan di Kecamatan Manyar,

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak H. Nasrun selaku Ketua Fraksi Partai Golongan Karya pada hari Rabu tanggal 18 September 2008 di ruangan Kerja Kantor Dewan,