MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN
MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas
Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pendidikan Dasar dan Berkelanjutan
Oleh:
BUNGA NISA MENTARI NIM. 1100508
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==========================================================
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT
BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
(Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)
Oleh :
Bunga Nisa Mentari 1100508
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah
© Bunga Nisa Mentari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
BUNGA NISA MENTARI 1100508
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
(Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing II
Dr. Iip Saripah, M.Pd NIP. 19701210 199803 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003
Pembimbing I
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
ABSTRAK
Bunga Nisa Mentari (1100508), Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Program Perpuseru dalam Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Information Technology (Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat
Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)
Penelitian ini membahas mengenai minat baca masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas melalui program Perpuseru dalam pengelolaan TBM berbasis information technology. Taman Bacaan Masyarakat merupakan layanan membaca yang disediakan ditengah-tengah masyarakat untuk memperoleh wawasan yang lebih luas. TBM Sukamulya Cerdas sudah mulai menerapkan pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis information technology yang dapat menarik masyarakat untuk berkunjung dan membaca ditempat ini. Program Perpuseru merupakan kegiatan yang menjadikan perpustakaan/Taman Bacaan Masyarakat sebagai pusat belajar berbasis teknologi informasi guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mulai dari pemberdayaan perempuan, pemuda, serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) Minat baca masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas, 2) Pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan TBM berbasis IT, 3) Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan TBM berbasis IT. Kajian pustaka yang digunakan pada penelitian ini mencangkup tentang konsep minat baca, program perpuseru, konsep pengelolaan, konsep taman bacaan masyarakat, dan konsep information technology. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 1 orang pengelola, 3 orang peserta kegiatan, dan 1 orang fasilitator Perpuseru TBM Sukamulya Cerdas. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian ini diperoleh data, yaitu: 1) Minat baca masyarakat sekitar TBM timbul dari faktor internal dan faktor eksternal. Namun, yang lebih memiliki pengaruhnya yaitu faktor eksternal karena masyarakat cenderung harus selalu diajak, dibujuk, serta diberikan dorongan dari orang lain, 2) Pelaksanaan program Perpuseru terdiri dari tahap pengorganisasian, penggerakkan, serta pembinaan. Tahapan tersebut sudah sesuai dengan fungsi pelaksanaan pada konsep pengelolaan program, 3) Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru yang dilihat dari ranah kognitif yaitu muncul pengetahuan baru yang selanjutnya dapat dipahami oleh para peserta, hingga mampu menerapkan hasil kegiatannya pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Pada ranah afektif, peserta dapat menerima dan menanggapi seluruh kegiatan yang telah disampaikan. Sehingga, adanya kegiatan ini memunculkan sebuah kebiasaan baru sebelum pengunjung menggunakan layanan IT dengan melakukan kegiatan ‘gemes’ yaitu gerakan membaca buku minimal sepuluh menit.
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
ABSTRACT
Bunga Nisa Mentari (1100508), Intensifying Society Reading Interest through Perpuseru Program in Supervision of Public Library Based on Technology
Information (Descriptive Studies in Sukamulya Cerdas Public Library in Sukamulya Sub-District, Cinambo District, Bandung)
This research discusses about people read interest in Sukamulya Cerdas Public Library through Perpuseru program in information technology, based on supervision
public library. Society’s Public Library (TBM) is a reading service provided in society to
gain a wider knowledge. Sukamulya Cerdas Public Library has implied Public Library based on information technology supervision to attract people to visit also read there. Perpuseru is an activity to enact Public Library as information technology, based
on learning center to improve society’s live quality, e.g. women and youth empowerment,
also SMEs (Small and medium-sized enterprises). Furthermore, the aim of the research are to describe: 1) Society reading interest in Sukamulya Cerdas Public Library, 2) Implementation of Perpuseru for improving society reading interest in Supervision of Public Library Based on Technology Information, 3) Activity result after Perpuseru program has held, for improving society reading skill in Public Library supervision based on technology information. Moreover, literature review which is used in the research comprise reading interest concept, Perpuseru program, supervision
concept, society’s public library concept, and information technology concept.
Furthermore, the method of the research consisted is a descriptive method in qualitative approaching. The research subject is consisted by one supervisor, three activity participants, and one facilitator of Sukamulya Cerdas Public Library. After that, the data is accumulated, through interview, observation, documentation study, and triangulation. The research findings are; 1) Society reading interest around Public Library emerges from internal and external factor, nevertheless external factor has more impact because people tend must be invited, persuaded, and encouraged from someone else. 2) Implementation of Perpuseru program consists of organization, mobilization, and development phases. Based on the research, it finds that these phases are already appropriate as implementation function at implementation program. 3) The output of the activity after Perpuseru program is held, which is viewed from cognitive realm are some new knowledge, which come up and being comprehend by attendant, thus it is able to carry out output of its activity towards themselves and surroundings environment. In affective realm, attendant can perceive and responds to all conveyed activities. Still, the existence of activity brings out a new manner, before the visitor using
IT service by doing ‘gemes’ activity, i.e. a movement of reading book at least ten minutes
in a day.
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN MOTTO
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... 4
DAFTAR GRAFIK ... 5
DAFTAR GAMBAR ... 6
DAFTAR LAMPIRAN ... 7 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B.Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A.Minat Baca ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Minat Baca... Error! Bookmark not defined.
2. Tujuan Membaca ... Error! Bookmark not defined.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat BacaError! Bookmark not defined.
4. Aspek-aspek Minat Baca ... Error! Bookmark not defined.
5. Upaya Meningkatkan Minat Baca ... Error! Bookmark not defined.
B.Program Perpuseru ... Error! Bookmark not defined.
C.Konsep Pengelolaan ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Pengelolaan... Error! Bookmark not defined.
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
D.Konsep Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
1. Sejarah Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
2. Pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
3. Tujuan Pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
4. Fungsi Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
5. Manfaat Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
6. Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
7. Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
8. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined.
E. Konsep Information Technology (IT) ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Information Technology (IT)Error! Bookmark not defined.
2. Tujuan dan Fungsi Information Technology (IT)Error! Bookmark not defined.
3. Dampak Positif dan Negatif Teknologi InformasiError! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C.Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Observasi ... Error! Bookmark not defined.
2. Wawancara (Interview)... Error! Bookmark not defined.
3. Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.
4. Triangulasi ... Error! Bookmark not defined.
D.Langkah-langkah Penelitian Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.
E. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Analisis Sebelum di Lapangan ... Error! Bookmark not defined.
2. Analisis Selama di Lapangan ... Error! Bookmark not defined.
F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
1. Minat Baca ... Error! Bookmark not defined.
2. Pengelolaan ... Error! Bookmark not defined.
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
4. Information Technology (IT) ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Identitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
2. Visi dan Misi Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.
3. Penghargaan yang Pernah Diperoleh ... Error! Bookmark not defined.
4. Kemitraan ... Error! Bookmark not defined.
5. Sarana Prasarana ... Error! Bookmark not defined.
6. Data Anggota TBM ... Error! Bookmark not defined.
7. Layanan TBM ... Error! Bookmark not defined.
B.Identitas Informan ... Error! Bookmark not defined.
C.Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Minat Baca Masyarakat di TBM Sukamulya CerdasError! Bookmark not defined.
2. Pelaksanaan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat dalam Pengelolaan TBM Berbasis Information
Technology ... Error! Bookmark not defined.
3. Hasil Kegiatan Setelah Diadakan Program Perpuseru untuk
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat dalam Pengelolaan Taman
Bacaan Masyarakat Berbasis Information TechnologyError! Bookmark not defined.
D.Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian . Error! Bookmark not defined.
1. Minat Baca Masyarakat di TBM Sukamulya CerdasError! Bookmark not defined.
2. Pelaksanaan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat dalam Pengelolaan TBM Berbasis Information
Technology ... Error! Bookmark not defined.
3. Hasil Kegiatan Setelah Diadakan Program Perpuseru untuk
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat dalam Pengelolaan Taman
Bacaan Masyarakat Berbasis Information TechnologyError! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark not defined.
A.Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
B.Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Hal
Tabel 2.1 Area Mitra Coca-Cola Foundation Indonesia untuk Program
Perpuseru ... 16
Tabel 4.1 Ruang TBM Sukamulya Cerdas ... 60
Tabel 4.2 Fasilitas TBM Sukamulya Cerdas ... 60
Tabel 4.3 Data Anggota TBM Sukamulya Cerdas ... 61
Tabel 4.4 Identitas Informan ... 62
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
DAFTAR GRAFIK
Nomor Judul Hal
Grafik 4.1 Data Pengunjung TBM Sukamulya Cerdas Tahun 2014 ... 79
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Hal
Gambar 2.1 Pola Pendekatan Membaca ... 13
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Hal
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 109
Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Peserta ... 112
Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Pengelola ... 116
Lampiran 4 Pedoman Wawancara untuk Fasilitator ... 119
Lampiran 5 Pedoman Observasi ... 121
Lampiran 6 Hasil Wawancara ... 123
Lampiran 7 Hasil Observasi ... 145
Lampiran 8 SK Pembimbing ... 150
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ... 151 Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 152
Lampiran 11 Surat Keterangan Uji Plagiat ... 153
Lampiran 12 Frekuensi Bimbingan ... 154
1
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan.
Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif,
produktif dan inovatif, sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan
tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Membaca juga merupakan
bagian dari sebuah pendidikan yang menjadi faktor utama dalam pembentukan
pribadi manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terciptanya masyarakat dan bangsa
yang cerdas merupakan tonggak utama dan bahkan menjadi modal utama bagi
pembangunan bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, didalam pasal 3
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mengembangkan potensi diri
seseorang melalui proses pembelajaran dan atau dengan cara lain yang dikenal
dan diakui oleh masyarakat. Hal tersebut mampu memberikan kesejahteraan
umum dan terciptanya masyarakat yang dinamis, maju, berpikiran dan
berpandangan luas. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 31 ayat (2), Pasal 32, dan
Pasal 28F UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah perlu
menyelenggarakan perpustakaan sebagai sarana paling demokratis untuk belajar
sepanjang hayat demi memenuhi hak masyarakat untuk memperolah informasi
melalui layanan perpustakaan guna mencerdaskan kehidupan bangsa (penjelasan
2
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Saat ini sudah banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan
digunakan oleh masyarakat luas. Sumber belajar (learning resources) adalah
semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan
oleh Peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu. Salah satu sumber belajar yang sudah lama
diperlukan hingga sampai sekarang dan masih tetap demikian dalam setiap
lembaga pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan (library). Perpustakaan
merupakan jantung dari suatu Universitas didalam penyelenggaraan pada sebuah
Pengguruan Tinggi. Istilah tersebut dapat dikatakan karena perpustakaan yang
mengkoleksi berbagai macam buku dan jurnal dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang sangat diperlukan oleh suatu Universitas. Tidak hanya sebuah
lembaga formal saja yang mampu memberikan layanan sumber belajar, namun
lembaga non formal juga memiliki program khusus dalam memberikan layanan
sumber belajar bagi masyarakat dari berbagai kalangan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013
tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal pada Pasal 1 ayat (8)
mencantumkan bahwa Pendidikan Nonformal adalah layanan pendidikan yang
diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukkan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Berbagai layanan pendidikan
tersebut dapat dilakukan melalui lembaga satuan pendidikan nonformal yang
tertera pada pasal 3, yaitu satuan pendidikan nonformal terdiri dari LKP,
Kelompok Belajar, PKBM, Majelis Ta’lim, dan Satuan PNF Sejenis (Rumah
Pintar, Balai Belajar Bersama, Lembaga Bimbingan Belajar, serta bentuk lain
yang berkembang di masyarakat). Dalam hal ini, Taman Bacaan Masyarakat
merupakan salah satu layanan pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh
masayarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan budaya baca.
Program pengembangan budaya baca dipandang sangat penting kaitannya
3
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Pendidikan Nasional yang mengamanatkan masyarakat pembelajar sepanjang
hayat. Belajar sepanjang hayat (lifelong learning) merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan setelah mengikuti pembelajaran di lembaga formal.
Tidak ada seorang pun yang berhak membatasi seseorang yang ingin belajar dan
memperoleh wawasan yang lebih luas. Belajar dari Negara-negara maju, bahwa
membaca merupakan hal yang dijadikan sebagai kebutuhan hidup dan budaya
bagi masyarakatnya. Melalui membaca seseorang akan memperoleh banyak
manfaat diantaranya menambah pengetahuan, mengetahui informasi yang sifatnya
global, memenuhi kebutuhan intelektual, serta mampu membentuk karakter diri.
Oleh karena itu, rendahnya minat dan kemampuan membaca seseorang akan
berpengaruh pula pada tingkat angka buta huruf di suatu Negara tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 yang tersedia
dalam
https://ayomembaca2014.wordpress.com/2014/08/07/minat-baca-di-indonesia/ menyebutkan, bahwa orang yang membaca di Indonesia hanya 20%,
sementara 80% lainnya lebih suka menonton televisi (TV) dan mendengarkan
radio. Berbeda dengan negara maju di dunia, seperti di Amerika Serikat bahwa
wajib baca buku setiap sekolah 30 buku, di Indonesia 0 %. Pada tahun 2012
UNESCO mencatat, indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,0001. Artinya,
dalam setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang mempunyai minat
baca. Sementara UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa orang Indonesia
hanya 65, 5%, sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4%. Negara disebut maju
dan bekembang apabila masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi dengan
dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada
di negeri tersebut.
Pada zaman ini memperoleh informasi bukanlah hal yang sulit, namun
dalam kenyataannya, minat baca tetap saja rendah. Kecenderungan untuk
memperoleh informasi melalui tulisan lebih rendah dibanding secara lisan. Secara
langsung dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia kurang gemar dalam
membaca, padahal informasi yang diperoleh akan lebih akurat jika dilakukan
melalui sebuah tulisan atau bacaan.
Kebiasaan masyarakat dalam membaca dapat memberikan seseorang untuk
4
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
sangat luas. Salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan
implementasi program pemerintah dalam mendukung keberhasilan pembangunan
dunia pendidikan adalah dengan menyelenggarakan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM). Program ini diselenggarakan sebagai upaya pemerintah dalam
meningkatkan kualitas keberaksaraan dan layanan pendidikan masyarakat.
Pembelajaran di masyarakat tidak akan lepas dari membaca buku, maka dari
situlah perpustakaan atau taman bacaan masyarakat menjadi sangat penting bagi
masyarakat pada umumnya. Kehadiran perpustakaan atau taman bacaan
masyarakat akan memberikan berbagai macam informasi karena pada prinsipnya
taman bacaan masyarakat merupakan tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan
dari masa ke masa.
Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dimulai sejak tahun 1992/1993
yang merupakan pembaruan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan
oleh masyarakat pada tahun 1950-an dengan tujuan untuk meningkatkan minat
baca dan budaya baca masyarakat. Selain itu, adanya kegiatan Taman Bacaan
Masyarakat ini diharapkan pula dapat menjadi sebuah wadah kegiatan belajar
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan
memperluas wawasan bagi mereka yang telah melek aksara, serta bagi mereka
yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan sebagai bekal
untuk mengembangkan diri.
Menurut N.S, Sutarno (2008, hlm. 127) Taman Bacaan Masyarakat pada
dasarnya bukanlah sebuah perpustakaan yang harus memenuhi standar nasional
perpustakaan seperti standar koleksi, standar sarana dan prasarana, standar
pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan
dan standar pengelolaan. Berkaitan dengan hal itu, Taman Bacaan Masyarakat
merupakan sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan
membaca dan belajar. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian
terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa
taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat.
Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan ke arah
5
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Taman Bacaan Masyarakat dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat (2006, hlm. 2) adalah:
1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai
penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program
keaksaraan.
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang
sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.
3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya
dalam studi kepustakaan.
4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan
kegiatan akademik Iainnya.
5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang
sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh
pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat.
Kelima fungsi Taman Bacaan Masyarakat yang telah dipaparkan diatas,
akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah informasinya apabila fungsi-fungsi
tersebut dapat dikaitkan dengan kecanggihan teknologi yang sudah ada pada saat
ini. Selain untuk meminjam dan membaca buku, Taman Bacaan Masyarakat akan
dijadikan sebagai tempat untuk berkegiatan produktif. Perkembangan teknologi
informasi (information technology) yang sangat pesat, menuntut seseorang agar
lebih kreatif dan mampu mengikuti perkembangan tersebut. Hal ini memberikan
dampak yang sangat besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas,
bahkan antar negara atau bangsa.
Peranan teknologi informasi dalam kehidupan dimasa yang akan datang
akan menjadi sektor yang paling dominan. Seseorang akan menjadi pemimpin
dalam dunianya, apabila mampu mengusai teknologi ini. Teknologi informasi
juga berperan penting dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan,
pemerintahan (goverment) dan bidang keuangan serta perbankan. Adanya
information technology dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia. Menurut Suyanto, M. (2005, hlm. 10) mengemukakan
6
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,
menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan informasi.’
Pengertian tersebut sesuai dengan tujuan pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat berbasis Information Technology (IT) yaitu membantu masyarakat
memberikan layanan dalam mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi
melalui teknologi agar wawasannya dapat lebih berkembang dan mampu hidup
sejahtera. Taman Bacaan Masyarakat digunakan bukan hanya sebatas untuk
membaca, melainkan dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan pelatihan
dalam bidang kewirausahaan. Oleh karena itu, program Perpuseru
diselenggarakan dalam rangka membantu mengembangkan perpustakaan dan
Taman Bacaan Masyarakat menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk
diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, pemuda
dan wirausaha.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk memilih
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas sebagai objek penelitian
dengan judul “Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Program
Perpuseru dalam Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Information Technology”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Sebelum menentukan rumusan permasalahan, peneliti menemukan beberapa
hasil identifikasi yang terdapat dilapangan yaitu:
1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas adalah salah satu
program yang berada dibawah lembaga PKBM Sukamulya.
2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini juga merupakan salah satu Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) terbaik di Kota Bandung.
3. Hubungan kemitraan yang cukup luas memberikan keuntungan bagi lembaga,
karena melalui kemitran tersebut Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Sukamulya Cerdas dipilih sebagai salah satu penerima bantuan dari program
Perpuseru.
4. Masyarakat masih belum memahami manfaat langsung dari adanya Taman
7
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
5. Masyarakat lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk mencari uang,
daripada harus datang ke Taman Bacaan Masyarakat.
6. Masyarakat masih ragu untuk mengunjungi TBM karena memiliki anggapan
bahwa hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang dapat masuk ke
tempat ini.
7. Memiliki sarana koleksi bahan bacaan, baik berupa buku ataupun audio
visual yang cukup memadai.
8. Kurangnya petunjuk arah untuk ke TBM karena lokasinya yang berada
ditengah-tengah pemukiman warga.
Sesuai dengan hasil identifikasi yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
memberikan batasan dalam rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini diantaranya adalah:
1. Bagaimana minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya
Cerdas?
2. Bagaimana pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca
masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis
Information Technology?
3. Bagaimana hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk
meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat berbasis Information Technology?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang
telah dirumuskan sebelumnya, yaitu untuk mendeskripsikan:
1. Minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas.
2. Pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat
dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information
Technology.
3. Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan
minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
8
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teori
maupun secara praktik.
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat dan
memperkaya konsep, teori, dan wawasan dapat dijadikan bahan kajian lebih
lanjut serta acuan untuk pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis
information technology.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengelola, penelitian ini dapat digunakan sebagai metode
pengembangan program dalam mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
b. Bagi peneliti, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang
positif dalam memperoleh pengalaman dan wawasan yang lebih luas
mengenai minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) berbasis information technology.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, terlebih dahulu diuraikan
sistematika penulisan laporan penelitian. Adapun isi yang akan dibahas sesuai
dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia
(2014, hlm. 17) terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan, landasan teoritis, metode
penelitian, temuan dan pembahasan, simpulan, implikasi dan rekomendasi.
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Landasan Teoritis terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori
pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep mengenai minat baca,
program perpuseru, konsep pengelolaan, konsep taman bacaan masyarakat, dan
konsep information technology.
BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari desain penelitian, Partisipan
dan tempat penelitian, pengumpulan data, langkah-langkah penelitian kualitatif,
9
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
BAB IV Temuan dan Pembahasan berisi tentang deskripsi lokasi penelitian,
identitas informan, deskripsi hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan hasil
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya.
BAB V Simpulan dan Rekomendasi terhadap hasil analisis temuan
45
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
melalui metode penelitian deskriptif. Hal tersebut ditentukan agar peneliti dapat
berupaya dalam memperoleh informasi secara luas dan mengetahui permasalahan
lebih mendalam dengan mendeskripsikan hasil temuan lapangan terkait
pelaksanaan hingga pada hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru
untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat berbasis information technology (IT). Adapun penjelasan selanjutnya
secara rinci mengenai metode penelitian dan pendekatan yang digunakan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif.
Dalam metode ini peneliti berusaha untuk meneliti beberapa hal yang terkait
dengan rumusan masalah, khususnya pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) berbasis Information Technology (IT) untuk meningkatkan minat baca
masyarakatnya.
Menurut Sedarmayanti & Syarifudin (2002, hlm. 33) dikemukakan bahwa
penelitian/metode deskriptif adalah metode dalam pencarian fakta status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat. Selaras dengan
pendapat Sedarmayanti & Syarifudin, pengertian metode deskriptif menurut
Nazir, M. (1998, hlm. 54) adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian ini memiliki tujuan dalam
mendeskripsikan, memperoleh gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta
tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk
46
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya
peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena
dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli
menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative
survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status)
fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang
lain. Oleh karena itu, metode deskriptif juga dinamakan studi status (status study).
Adapun pengertian penelitian deskriptif menurut Arifin, Z. (2012, hlm. 41)
yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan (to describe),
menjelaskan, dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa
yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya maupun analisis
hubungan antara berbagai variabel dalam suatu fenomena. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan
informasi yang bersifat aktual dan faktual berdasarkan fenomena yan gada, (c)
mengidentifikasi maslaah-maslaah atau melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan
praktik-praktik yang sedang berlangsung, (d) membuat perbandingan dan
evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki
masalah atau siatuasi yang sama dan memperoleh keuntungan dari pengalaman
mereka untuk membuat rencana dan keputusan di masa yang akan datang.
Metode deskriptif dapat diteliti dengan menggunakan masalah normative
bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat
perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai
studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang diperlukan dalam
penelitian deskriptif adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka
waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Dalam penelitian ini
peneliti berusaha mendeskripsikan sistem pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) berbasis Information Technology (IT).
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena analisis data
47
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
dari program Perpuseru dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarajat (TBM)
berbasis Information Technology. Menurut Arifin, Z. (2012, hlm. 29) pendekatan
kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan
pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang
bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di
lapangan tanpa manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data
kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan
terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari. Berinteraksi dengan mereka dan
berupaya memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk
itu, peneliti harus terjun ke lapangan dengan waktu yang cukup lama.
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan
sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif adalah berupa pendapat, tanggapan, informasi
dan konsep-konsep, serta keterangan dalam mengungkapkan masalah. Penelitian
ini bersifat deskriptif dan menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian
ini, disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta
menunjukkan ciri-ciri alamiahnya.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Arifin, Z. (2012, hlm. 166) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak
akan mulai dengan menghitung proporsi sampelnya, sehingga dipandang telah
representatif. Pada penelitian kualitatif, sampel merupakan sumber yang
betul-betul dapat memberikan informasi dan dipilih secara purposive, yaitu sesuai
dengan tujuan penelitian. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia atau situasi
yang diobervasi.
Dilanjut dengan purposive sampling dalam Arifin, Z. (2012, hlm. 167)
bahwa ukuran sampel yang diperlukan sangat bergantung pada sumber, waktu
yang tersedia, dan tujuan penelitian. Ukuran sampel purposive sering digunakan
dalam berdasarkan kejenuhan teoritis dalam pengumpulan data ketika data baru
tidak lagi memberikan informasi tambahan untuk menjawab
48
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Informan dalam penelitian ini adalah pengelola TBM, beberapa masyarakat
yang terlibat sebagai peserta kegiatan, dan fasilitator/pihak Perpuseru. Peneliti
menentukan informan secara tidak acak, namun berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kriteria yang dapat dijadikan sebagai informan menurut
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Pengelola yang terlibat dan aktif dalam setiap penyelenggaraan kegiatan.
2. Peserta yang aktif dalam mengikuti program perpuseru.
3. Subjek penelitian yang memiliki keleluasaan waktu, agar dapat memperoleh
informasi secara mendalam.
4. Bersedia untuk menjadi informan.
Lokasi penelitian dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Sukamulya Cerdas yang beralamat di Jalan Cirengot II No. 14 Kelurahan
Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung. Peneliti memilih lokasi
penelitian ditempat ini karena TBM Sukamulya Cerdas merupakan salah satu
tempat yang dipercaya oleh CSR Coca Cola Foundation untuk menjalankan
program Perpuseru sebagai perwakilan Kota Bandung.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang terpenting dalam melaksanakan
proses penelitian. Seorang peneliti akan sulit memperoleh informasi yang
memenuhi standar data yang ditetapkan, tanpa mengetahui teknik pengumpulan
datanya terlebih dahulu.
Hal ini Sugiyono (2012, hlm. 225) dapat dilakukan dengan melalui berbagai
setting, sumber, ataupun dari berbagai cara. Apabila dilihat dari segi setting, data
dapat diperoleh pada setting alamiah (natural setting). Selanjutnya jika dilihat dari
sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan pengumpulan data
dari segi cara atau teknik, dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan
49
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan
penelitian ini yaitu menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, serta
triangulasi. Secara keseluruhan, penggunaan teknik tersebut bertujuan untuk
saling melengkapi dan agar dapat memperoleh data yang akurat.
1. Observasi
Arikunto, S. (2013, hlm. 199) mengatakan bahwa ‘mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.’
Berdasarkan pengertian tersebut, sudah jelas bahwa peneliti dapat mengumpulkan
data dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan. Penelitian
observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
Sutrisno Hadi (1986) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 145) mengemukakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Apabila dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan
non participant observation, selanjutnya dari segi intrumentasi yang digunakan,
maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
Pendapat lain yang berkaitan dengan macam-macam observasi,
dikemukakan oleh Sanafiah Faisal (1990) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 226) yaitu
observasi diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi (participant
observation), observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observation
and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured
observation).
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diapaparkan diatas, peneliti
memilih untuk menggunakan teknik pengumpulan data dengan jenis observasi
partisipatif dan observasi terus terang atau tersamar. Observasi partisipatif yaitu
50
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
digunakan sebagai sumber data penelitian’ (Sugiyono, 2012, hlm. 145).
Pengertian tersebut sependapat dengan yang telah dikemukakan oleh Arifin, Z.
(2012, hlm. 170) bahwa observasi informan adalah suatu kegiatan observasi di
mana observer (orang yang melakukan observasi) terlibat atau berperan serta
dalam lingkungan kehidupan orang-orang yang diamati. Observasi terus terang
atau tersamar juga digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data
dengan menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang
melakukan sebuah penelitian. Namun pada kondisi tertentu, peneliti tidak terus
terang kepada sumber data agar menghindari pencarian informasi yang sifatnya
rahasia. Sehingga dalam melaksanakan proses pengumpulan data ini, peneliti ikut
serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan di Taman Bacaan
Masyarakat Sukamulya Cerdas agar informasi yang diperoleh dapat lebih lengkap,
terpercaya dan mampu memperoleh gambaran mengenai kondisi real yang
terdapat di lokasi penelitian.
2. Wawancara (Interview)
Benney & Hugges (1956: 142) yang dikutip (dalam Sedarmayanti &
Syarifudin, 2002, hlm. 80) mengatakan bahwa wawancara termasuk bagian
terpenting dalam sosiologi karena wawancara merupakan studi tentang interaksi
antar manusia, sehingga wawancara dapat merupakan alat sekaligus obyek yang
mampu mensosialisasikan kedua belah pihak yang mempunyai status yang sama.
Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 137), mengungkapkan bahwa wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Sutrisno Hadi (1986) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 138) mengemukakan
bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan kuesioner angket adalah sebagai berikut.
a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti benar dan dapat
51
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Esterberg (2002) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 233) mengemukakan
beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak
terstruktur.
a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang apa yang
akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatanya.
b. Wawancara semistruktur, termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana
dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
c. Wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Jadi dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang informan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena
yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas , dimana hal itu
tidak bisa ditemukan melalui observasi.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan peritiwa yang sudah
berlalu. Dokumen ini dapat berupa tulisan, gambar, ataupun karya-karya
monumental yang dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Bogdan (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 240) mengenai dokumen menyatakan
‘In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which
describes his or own actoin, experience and belief’.
Bogdan juga menambahkan pendapatnya ‘publish autobiographies provide
a readiley available source of data for the discerning qualitative research’. Hasil
52
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
tulis akademik dan seni yang telah ada. Namun perlu dicermati bahwa tidak
semua dokumen memiliki kredibilitas tinggi.
Penggunaan studi dokumentasi ini sangat dibutuhkan oleh peneliti sebagai
bukti dari hasil pengumpulan data yang telah diperoleh. Pada penelitian ini,
dokumentasi berupa data-data kelembagaan, rekaman video, serta foto-foto
kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas.
4. Triangulasi
Sugiyono (2012, hlm. 214) mengartikan triangulasi sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal triangulasi pula,
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth
about some social phenomenon , rather the purpose of triangulation is to increase
one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi
partisipatif, wawancara secara mendalam dan studi dokumentasi dengan sumber
data yang sama sehingga akan meningkatkan kekuatan data yang diperoleh.
D. Langkah-langkah Penelitian Kualitatif
Menurut Denzin dan Lincoln (1994) dalam Arifin, Z. (2012, hlm. 160)
bahwa proses penelitian kualitatif selalu dilakukan lima langkah pokok, yaitu: 1)
peneliti dan apa yang diteliti sebagai subjek multikultural, 2) paradigma teoritis
dan interpretatif, 3) strategi penelitian, 4) teknik pengumpulan data dan analisis
data, 5) penafsiran dan pemaparan hasil penelitian. Menurut Arifin, Z. (2012, hlm.
160) langkah-langkah penelitian kualitatif yang digunakan sesuai dengan
pengalamannya adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah. Pada langkah awal ini seorang peneliti perlu melakukan
identifikasi masalah terlebih dahulu dengn mengungkapkan semua
permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.
2. Menetapkan fokus penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat
53
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
menentukan dan menetapkan jenis data yang diperlukan, lokasi penelitiannya,
serta partisipan yang akan dipilih.
3. Menyusun desain penelitian. Desain ini sebagai pedoman bagi peneliti dalam
melakukan prasurvei di lapangan. Kerangka umum yang berisi pokok-pokok
penelitian disebut sebagai desain penelitian, yang didalamnya terdapat
identifikasi masalah, fokus masalah, metode penelitian, sumber data,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis sata dan
langkah-langkah penelitian.
4. Melakukan prasurvei ke lapangan. Prasurvei merupakan orientasi lapangan
yang dilakukan oleh peneliti untuk mempelajari dan memahami perilaku
orang dalam konteks lingkungannya.
5. Mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti dapat mengumpulkan data yang
sifatnya administratif dengan teknik pengumpulan data seperti, observasi
pasrtisipan, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.
6. Analisis data. Dalam analisis data diperlukan judgment dari peneliti. Untuk
itu harus dihindari unsur-unsur bias dan subjektivitas penelitian dengan cara
melakukan kaji ulang, bertanya kepada orang lain, mencari data yang sejenis.
7. Membangun teori. Hasil temuan penelitian kualitatif digunakan untuk
membangun grounded theory, yaitu teori yang timbul berdasarkan data di
lapangan dan bukan dari beberapa hipotesis, sehingga teori yang dibangun
merupakan teori substantif.
8. Menyusun laporan. Pada langkah terakhir, diperlukan adanya bentuk laporan
pertanggungjawaban yang dibuat peneliti setelah melakukan kegiatan
pengumpulan data.
E. Analisis Data
Data-data yang telah terkumpul, kemudian dilanjutkan kedalam tahapan
pengolahan data. Data yang diperoleh melalui penelitian kualitatif dengan
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, dilakukan secara terus menerus
hingga datanya jenuh. Pada penelitian kualitatif, pendekatan yang dilakukan
dengan memusatkan perhatian pada prinsip umum yang mendasari perwujudan
dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola yang ada. Parsudi
54
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan menggunakan
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang berlaku,
dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang obyektif.
Sugiyono (2012, hlm. 245) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif,
yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data
tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga
selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak
berdasarkan data yan terkumpul. Bila berdasarkan data yang terkumpul secara
berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka
hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Nasution (1988) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 245) menyatakan ‘Analisis
telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.’ Analisis data
menjadi pegangan bagi peneliti selanjutnya hingga teori grounded. Berdasarkan
pendapat tersebut, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
sebelum ke lapangan, saat berada di lapangan, dan sesudah di lapangan. Namun
Sugiyono (2012, hlm. 245) mengatakan dalam penelitian kualititatif, analisis data
lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
1. Analisis Sebelum di Lapangan
Pada penelitian kualitatif, peneliti sudah menganalisis data terlebih dahulu
sebelum memasuki lapangan. Fokus penelitian ditentukan dari sebuah analisis
yang dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder. Fokus
penelitian ini sifatnya belum permanen/masih sementara, namun dapat terus
berkembang pada saat peneliti berada dilapangan dan melakukan analisis secara
mendalam.
2. Analisis Selama di Lapangan
Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan dan sedang berlangsung
dengan menggunakan teknik wawancara, peneliti sudah mampu menganalisis
jawaban dari seorang informan. Apabila hasil analisis belum dapat memuaskan,
maka peneliti akan terus melanjutkan kegiatan wawancara hingga pada tahap
55
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Milles and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 246),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, diantaranya adalah data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya, sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan daya selanjutnya dan dapat mencarinya bila diperlukan.
Proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan
kedalaman wawasan yang tinggi merupakan definisi dari data reduction. Dalam
hal ini, peneliti dituntut untuk memiliki wawasan yang lebih luas dari wawasan
yang dimiliki sebelumnya agar dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai
temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
b. Data Display
Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, tentu sangat
berbeda dengan penyajian data penelitian kuantitatif. Data display penelitian
kualitatif, dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Miles and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012,
hlm. 249) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative
research data in the past has been narratve text”. Inti dari pengertian tersebut
adalah penyajian data yang sering dilakukan pada penelitian kualitatif yaitu
dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion drawing/verification
Pada tahap selanjutnya analisis data pada penelitian kualitatif menurut Miles
and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 252) yaitu penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan sifatnya masih
sementara, apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat berarti kesimpulan
harus dilakukan perubahan. Namun seblaiknya, apabila kesimpulan pada tahap
awal dapat didukung oleh bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan tersebut
56
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih kurang jelas, sehingga apabila sudah diteliti dapat menjadi
jelas.
F. Definisi Operasional
Adanya definisi operasional disini adalah untuk memberikan batasan
pengertian yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan suatu
kegiatan penelitian. Oleh karena itu, peneliti memberikan definisi operasional
yang disesuaikan dengan teori-teori terkait penelitian ini.
1. Minat Baca
Minat baca menurut Rahim, F. (2008, hlm. 28) ialah keinginan yang kuat
disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai
minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk
mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau
dorongan dari luar.
Definisi minat baca menurut peneliti yaitu keinginan seseorang untuk
mengunjungi dan mau membaca. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati upaya
pengelola TBM dalam meningkatkan minat baca masyarakat sekitarnya.
2. Pengelolaan
Sudjana, D. (2010, hlm. 17) berpendapat bahwa pengelolaan atau
manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu
kegiatan yang baik, bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai
tujuan organisasi.
Peneliti medefinisikan pengelolaan sebagai penyelenggaraan dalam suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tahap pengelolaan yang peneliti
lakukan, di fokuskan pada salah satu fungsinya saja yaitu pada fungsi
pelaksanaan. Berdasarkan pendapat Sudjana, D., peneliti mengkelompokkan
pengorganisasian, pergerakkan, serta pembinaan kedalam indikator fungsi
pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang sedang berlangsung
57
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
3. Taman Bacaan Masyarakat
Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat
(2006, hlm. 9) TBM adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola
baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan
bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam
rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM.
Definisi Taman Bacaan Masyarakat bagi peneliti adalah suatu tempat yang
didirikan oleh kesadaran masyarakat yang didalamnya terdapat buku-buku bacaan
dan kegiatan lainnya yang dapat membangun minat baca disekitarnya.
4. Information Technology (IT)
Menurut Information Technology Assosiation of America (ITTA) (dalam
Sutarman, 2009, hlm. 13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan,
pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi
berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras
komputer. TI memanfaatkan elektronik dan perangkat lunak komputer untuk
mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan dan
memperoleh informasi secara aman.
Teknologi informasi yang didefinisikan menurut peneliti adalah perangkat
keras maupun perangkat lunak yang dapat membantu seseorang dalam
menjalankan tugasnya secara cepat. Penggunaan teknologi informasi dalam
penelitian ini, bukan hanya sebatas wujud dari seperangkat komputer saja
melainkan fungsi dari information technology dalam memudahkan administrasi
TBM, berbagi informasi dengan orang lain, dan membantu masyarakat untuk
101
Bunga Nisa Mentari, 2015
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian dalam skripsi ini,
maka peneliti akan memaparkan simpulan dengan menjawab dari rumusan
masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya.
1. Minat Baca Masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sebagian besar peserta jarang
mengunjungi TBM Sukamulya Cerdas. Minat baca pada masyarakat di TBM
Sukamulya Cerdas cenderung lebih kuat pengaruhnya dari faktor eksternal, seperti
adanya ajakan, bujukan, serta dorongan dari orang lain agar mau mengunjungi
TBM. Sedangkan, keinginan yang muncul dari dalam dirinya sendiri masih
rendah. Kebutuhan masyarakat juga masih belum sepenuhnya terpenuhi karena
terbatasnya jenis koleksi bahan bacaan yang tersedia di TBM. Maupun keinginan
dan kebutuhan belum dapat terpenuhi semuanya, masyarakat mengakui bahwa
mereka merasa senang dan puas berada di TBM.
Harapan dan daya tarik masyarakat untuk membaca, ternyata tidak semua
individu dapat menemukan inovasi dari hasil bahan bacaannya. Inovasi muncul
ketika ada keinginan yang kuat dalam dirinya sendiri untuk mencapai suatu tujuan
dan hal itu tergantung dari tujuan seseorang dalam membaca.
Pengelola memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi para pengunjung
dengan menciptakan suasana TBM seperti berada dirumah. Pengunjung bebas
memilih dan mengambil bahan bacaan yang diinginkannya. Tempat untuk
membaca pun sudah disediakan dengan adanya meja maupun kursi baca, serta
karpet dan bantal untuk yang ingin membaca sambil lesehan. Pengelola/relawan
juga selalu menerapkan sikap senyum dan sapa bagi pengunjung yang datang ke
TBM Sukamulya Cerdas.
Sarana prasarana yang tersedia di TBM sebenarnya sudah baik, tetapi ada
beberapa keluhan dari masyarakat tentang koleksi bahan bacaan yang masih
banyak menyimpan edisi lama. Namun hal ini merupakan hal yang wajar terjadi
pada TBM manapun karena syarat utama pendirian TBM adalah tersedianya
102