PENGARUH PENILAIAN FORMATIF DENGAN FEEDBACK TERHADAP PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
TESIS
diajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperolehgelar Magister Pendidikan Kimia
Oleh Jeli Farina NIM 1201436
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA
PENGARUH PENILAIAN FORMATIF DENGAN FEEDBACK TERHADAP PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Oleh
Jeli Farina
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Kimia Pascasarjana
©Jeli Farina 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
PENGARUH PENILAIAN FORMATIF DENGAN FEEDBACK TERHADAP PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Oleh:
Jeli Farina NIM: 1201436
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
DosenPembimbing 1
Dr. Nahadi, Msi. MPd NIP: 197102041997021002
DosenPembimbing 2
Dr. Harry Firman, MPd NIP: 195210081974121001
Mengetahui
Plt. Ketua Program Studi S2
Pendidikan Kimia SekolahPascasarjana UPI
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENILAIAN FORMATIF DENGAN FEEDBACK TERHADAP PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN
ABSTRAK
Penelitianinibertujuanuntukmengungkapkanpengaruhpenilaianformatifdenganfeed
backterhadap proses danhasilbelajarpadamateripokokkelarutandanhasil kali
kelarutan. Penelitianinimerupakanpenelitian Quasi
eksperimendengannonequivalent pretest-postestcontrol group design.
Jumlahsampelpadakelaseksperimensebanyak 32 siswadankelaskontrolsebanyak
32 siswa.Bentuktesformatif yang
digunakandalampenelitianiniadalahkuisdanhomework.Siswapadakelaseksperimen mendapatkuissetiapakhirpembelajarankemudiansiswamendapatfeedbackdalamben tuktulisandan
verbal.Sedangkansiswapadakelaskontrolhanyadiberikuissetiapakhirpembelajarant anpafeedbackdari guru.Berdasarkanhasilanalisis data diperoleh rata-rata
n-gainsebesar 0,53untukkelaseksperimendan 0,29 untukkelaskontrol. Hasilsignifikansidiperolehsebesar 0.002 lebihkecildari 0.05 yang bermaknabahwaterdapatperbedaansignifikan rata-rata gain yang dinormalisasikelaseksperimendengankelaskontrol.
Kemudiandarihasilperhitungandiperoleheffect sizesebesar 0.85 yang termasukkedalamkategoritinggi.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwapenerapanpeni laianformatifdenganfeedbackdalampembelajaranberpengaruhpositifterhadap
proses belajarsiswa.Siswamenjadilebihantusias, termotivasi,
danlebihaktifselamapembelajaran.Berdasarkanpenelitianinidapatdisimpulkanbahw
apenerapanpenilaianformatifberpengaruhpositifterhadap proses
belajarsiswadanmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPACT OF FORMATIVE ASSESSMENT WITH FEEDBACK TOWARD LEARNING AND STUDENTS OUTCOME LEARNING ON SOLUBILITY AND
CONSTANT SOLUBILITY PRODUCTS CONCEPTS.
ABSTRACT
The aim of this study was to find impact of formative assessment with feedback to learning process and students learning outcomes on solubility and constant solubility product. The method used on this study was quasi experiment research with nonequivalent pretest-postestcontrol group design. Samples on this study were consisted 32 students of experiment class and 32 students of control class. Formative test’s used quiz and homework, students on experiment class gave quiz each last learning in a day then students got written feedback and verbal feedback. Students on control class was only get quiz without feedback by teacher. The N-gain of experiment class is 0,53 and 0,29 in control class. The significantly result based independent t test is 0.002 more less than 0,05 that means average of n-gain significantly different between experiment class and control class and the effect size is 0,85. The result showed that application of formative assessment with feedback on learning has positive impact toward students learning process. Students come more enthusiastic, motivated, and more active on learning. Thus in this study can be conclude that formative assessment with feedback have positive impact toward learning and increases students outcomes learning.
Keywords: Formative assessment, feedback, learning process, and students
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam subjek kimia, mengajaruntuk meningkatkan pemahamandan
mengembangkan konsep baru siswa merupakan kegiatan yang sangat
menantang.Schraw, Crippen, & Hartley (dalam Lawrie et.al, 2013) mengatakan
bahwa salah satu tantangan dalam mengajar kimia adalah mendorong siswa untuk
mengenali pengetahuan yang ada dan pemahaman konseptual kemudian
menerapkannya dalam situasi pembelajaran baru.Oleh karena ituguruharus
menggunakan bentukpenilaian yang mampu mengidentifikasi pengetahuan awal
siswa agar selanjutnya guru bisa memutuskan apakah siswa sudah siap untuk
pembelajaran selanjutnya.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dijelaskan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkelanjutan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi
peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki
proses pembelajaran (dalam Kunandar, 2013). Dari peraturan ini dapat
disimpulkan bahwa tuntutan penilaian saat ini tidak hanya terfokus pada
pengukuran hasil belajar siswa akan tetapi juga menekankan pada perkembangan
proses belajar mengajar siswa dalam rangka menghasilkan hasil belajar yang
optimal. Dalam Kurikulum 2013, penilaian proses harus ditujukan untuk
memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan kualitas layanan kepada
peserta didik (Mulyasa, 2013). Penilaian proses belajar mengajar menyangkut
penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa, dan
keterlaksanaan program belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar
menyangkut hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar mengajar yang telah
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Praktek penilaian pembelajaran di sekolah saat ini masih banyak yang
berorientasi pada penilaian hasil belajar semata. Seperti yang diungkapkan oleh
Sudjana (2013) penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan
dan kurang mendapatkan perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sriyati (2001) bahwa fakta di
lapangan diberbagai jenjang pendidikan masih terbatas guru yang melakukan
penilaian selama proses belajar, penilaian yang sering dilakukan yaitu menilai
hasil belajar (penilaian sumatif).
Fenomena ini bertentangan dengan hakikat Ilmu Kimia yang dipandang
sebagai produk dan proses. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan
pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip
kimia. Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap
yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan
proses ditemukannya konsep. Begitu pun dalam proses penilaian belajar kimia,
tidak boleh mengesampingkan penilaian proses belajar, karena hasil belajar adalah
hasil dari proses belajar kimia itu sendiri. Maka diperlukan sebuah strategi
penilaian yang tidak hanya menilai hasil belajar tetapi juga mampu menilai
perkembangan (proses) belajar siswa.
Strategi penilaian formatif diyakini mampu meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa. Black dan Wiliam telah mengkaji 580 artikel yang berasal lebih dari
160 jurnal dalam periode 9 tahun dan menyimpulkan bahwa penilaian formatif
memiliki dampak positif pada hasil belajar siswa dan motivasi siswa (Yin,et al.,
2008). Menurut Vispoel dan Austin (dalam Mehmood etal., 2012) penilaian
formatif membantu mendukung harapan bahwa semua anak dapat belajar pada
tingkat yang tinggi dan membuat siswa yang memiliki kinerja dan kemampuan
kurang baik bersedia untuk berinvestasi dalam pembelajaran lebih lanjut.Strategi penilaian formatif diyakinisebagai alat belajar yang efektif karena melibatkan
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengakui kelemahan dan kekuatan, dan dengan bantuan guru dan rekan-rekan
menjadi sadar akan strategi pembelajaran yang dapat membantu mereka untuk
mengembangkan kunci konsep ilmiah dan prosespemahaman konseptual (Chin,
Brown & Bruce, Clark & Rust, Furtak,dalam Aydeniz dan Pabuccu,2011).
Selain mampu meningkatkan prestasi siswa, penilaian formatif mampu
menciptakan lingkungan proses belajar mengajar yang positif. Yin et al., (2008)
menyimpulkan berdasarkan studi-studi sebelumnya, bahwa:(1) penilaian formatif
menekankan pada proses pembelajaran dan menutup kesenjangan antara situasi
siswa saat ini dan tujuan yang diinginkan, (2) penilaian formatif berkonsentrasi
pada peningkatan belajar siswa membuat siswa cenderung percaya pada
kecerdasan tambahan(3) kegiatan penilaian formatif dapat meningkatkan minat
siswa dalam belajar, dan (4) siswa yang terlibat dalam penilaian formatif dapat
meningkatkan self-regulation, penalaran, dan perencanaan, yang merupakan
faktorpenting untuk pembelajaran efektif dan perubahan konseptual.
Intensitas penilaian formatif yang digunakan selama ini secara
konvensional cenderung menggunakan penilaian formatif keseluruhan, artinya
penilaian formatif dilakukan setelah semua materi pelajaran selesai dibelajarkan
secara keseluruhan tidak didasarkan pada indikator pembelajaran per
pertemuan.Kemudian tidak ada tindak lanjut dari guru setelah melakukan
penilaian formatif di dalam pembelajaran. Padahal penilaian formatif adalah
strategi penilaian yang terintegrasi dalam pembelajaran guna mendapatkan
feedback untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri.Kemudian berbagai
alasan diberi guru terkait tidak dilaksanakannya penilaian formatif dengan
feedback dalam proses belajar mengajar. Guru menilai pelaksanaan penilaian
formatif dengan feedback dalam pembelajaran membutuhkan waktu yang lama
dan sulit dilaksanakan pada kelas yang memiliki siswa dengan jumlah banyak.
Penilaian menjadi formatif ketika guru menggunakan informasi yang
diperoleh untuk menyesuaikan pengajaran dan pembelajaran dalam memenuhi
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setelah mengetahui hasil penilaiannya guna membantu siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Penilaian formatif tidak akan menjadi
penilaian formatif jika tidak ada proses feedback didalamnya. Seperti yang
dikemukakan Sadler (dalam Nicol dan Macfarlane-Dick, 2006) bahwa penilaian
formatifmengacu padapenilaianyangkhusus ditujukanuntuk menghasilkan umpan
balikpada kinerjauntuk meningkatkan dan
mempercepatpembelajaran.Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan
penelitian yang mengkaji pengaruh penilaian formatif dengan feedback yang
dilakukan tidak setelah semua materi pelajaran selesai dipelajari, akan tetapi
penilaian formatif dilakukan selama proses belajar yaitu pada indikator
pembelajaran setiap pertemuan. Dengan ini bisa dilaksanakan penilaian formatif
dengan feedback yang tetap terintegrasi dalam pembelajaran dalam waktu selama
proses belajar mengajar. Artinya penilaian formatif dengan feedback dapat
dilakukan tanpa menambah waktu proses belajar mengajar.
Feedback pada penilaian formatif perlu dilakukan secara
berkesinambungan oleh siswa dan guru agar diperoleh informasi tentang adanya
kelemahan-kelemahan dalam hasil ataupun proses pembelajaran sehingga dapat
dilakukan perbaikan, penyesuaian, peningkatan bahkan perubahan saat itu juga
(Sriyati, 2011). Feedback dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi
belajar, memperbaiki kesalahan yang dibuat dan meninggalkan hal-hal negatif
yang menjadi kelemahan mereka dalam belajar. Dalamstudi mengenai
peningkatan hasil belajar yang dilakukan Haitie (2003) menyimpulkan bahwa
feedback dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan effect
size sebesar 1,13 lebih tinggi dari effectsizemetode pembelajaran.
Penelitian yang berkaitan dengan pemberian penilaian formatif dengan
feedback telah banyak dilakukan dan diterbitkan di berbagai jurnal, baik
internasional maupun nasional (Aydeniz dan Pabuccu, 2011; Lawrie et al, 2013;
Doan, 2013; Ryan dan Hemmes, 2005; Fluckiger et al, 2010; Purnomo, 2013;
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemberian penilaian formatif dengan feedback secara umum dapat memotivasi
belajar siswa, mendorong siswa untuk tertarik pada topik yang diajarkan,
meningkatkan proses dan hasil belajar dan menimbulkan optimisme, kepercayaan
diri dan apresiasi siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Aydeniz dan Pabuccu(2011) mengkaji
dampak strategis penilaian formatif pada pemahaman konseptual mahasiswa
tingkat pertama terhadap konsep-konsep kimia.Hasil penelitian ini menemukan
bahwa strategi penilaian formatif yang digunakan dalam penelitian meningkatkan
belajar secara signifikan.Kemudian Fluckiger etal., (2013) menjelaskan dan
menganalisis keterlibatan penilaian formative feedback sebagai mitra siswa untuk
memodifikasi pemikiran dan perilaku siswa dalam rangka meningkatkan
pembelajaran. Hasil penelitian ini menemukan bahwa formative feedback
menghasilkan manfaat yaitu memperbaiki pengajaran, meningatkan proses belajar
siswa, dan menghasilkan siswa yang menghargai waktu, usaha, dan berkontribusi
secara aktif dan lebih fokus pada proses pembelajaran daripada nilai hasil
belajar.Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Doan(2013) menganalisis
perspekstif mahasiswa terhadap feedback. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
mahasiswa menggunakan feedback yang diterimanya dan mempraktekkannya
karena feedback memungkinkan mereka mengetahui apa yang sudah diterima dan
juga membantu mereka memperbaiki pada pembelajaran yang akan datang.Ryan
dan Hemmes(2005) melakukan penelitian yang menerapkan strategi penilaian
formatif dalam pembelajaran dengan bentuk penilaian formatif berupa homework
dan kuis. Dari penelitian iniditemukan bahwa peningkatan proses belajar
mahasiswa yang diberikan feedback dalam bentuk tugas homework dan kuis lebih
tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak diberifeedback.
Purnomo (2013) melakukan penelitian yang mengkaji efektifitas
pembelajaran berbasis penilaian formatif terhadap hasil belajar matematika
mahasiswa baik secara umum maupun berdasarkan kategori motivasi belajar dan
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rendah.Penelitian ini menemukan bahwa pembelajaran berbasis penilaian formatif
lebih efektif dibanding penilaian tradisional baik secara umum maupun untuk
setiap kategori motivasi.Kemudian penelitian yang dilakukan Sunandar (2008)
menemukan bahwa pemberian tes formatif secara teratur dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan pemberian pengajaran remedial dapat memperbaiki
kelemahan-kelemahan dan sangat efektif sebagai umpan balik tes formatif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dari berbagai hasil penelitian yang sudah dipaparkan, penelitian penilaian
formatif dengan feedback sangat minim diaplikasikan dalam kelas kimia
SMA.Sebagian besar penelitian dilakukan pada mahasiswa universitas baik
jurusan kimia maupun jurusan lainnya.Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dari penelitian-penelitian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian
yang menerapkan penilaian formatif dengan feedbackdalam pembelajaran dengan
instrumen penilaian formatif berupa kuis dan homework pada siswa SMA pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
(1) Penilaian yang dilakukan guru cenderung hanya pada penilaian hasil belajar.
(2) Guru menerapkan penilaian formatif dalam proses belajar mengajar tanpa
feedback
(3) Guru menilai penerapan penilaian formatif dengan feedback dalam
pembelajaran suit dilakukan untuk kelas yang jumlah siswanya banyak dan
membutuhkan waktu yang lama dalam penerapannya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
denganfeedbackterhadap proses dan hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan?”
Rumusan masalah ini diuraikan ke dalam tiga pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
(1) Bagaimana pengaruh pelaksanaan penilaian formatif dengan feedback
terhadap proses belajar siswa?
(2) Bagaimana pengaruh penilaian formatif dengan feedback terhadap hasil
belajar siswa?
(3) Bagaimana respon siswa terhadap pelaksanaan penilaian formatif dengan
feedback pada pembelajaran?
D. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka dilakukan
pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
(1) Indikator penilaian proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah
motivasi, keantusiasan, danaktivitasbelajar siswa selama proses belajar.
(2) Instrumen penilaian formatif yang digunakan pada penelitian ini terbatas
pada kuis dan homework.
(3) Indikator penilaian hasil belajar dibatasi pada hasil belajar aspek kognitif
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengidentifikasi
dampak implementasi penilaian formatif denganfeedback terhadap proses dan
hasil belajar pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tujuan tersebut
dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu untuk:
(1) Mendeskripsikan pengaruh penilaian formatif dengan feedback tehadap
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Mendeskripsikan pengaruh penilaian formatif denganfeedback tehadap hasil
belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
(3) Mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan penilaian formatif
dengan feedback
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:
1. Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran
kimia dengan menerapkan penilaian formatif dengan feedback.
2. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mencari alternatif
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Untuk mengidentifikasi pengaruh penilaian formatif feedback terhadap
proses dan hasil belajar digunakan metode penelitianQuasi Eksperimen
dengannonequivalent pretest postestcontrol group design.Pretes diberikan kepada
siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum penerapan penilaian
formatif dengan feedback untuk kelompok eksperimen dan penerapan penilaian
formatif tanpa feedback untuk kelompok kontrol.Penerapan penilaian
formatiffeedback dilakukan dengan menerapkan tes formatif berupa kuis dan
homework.Feedback diberikan dalam bentuk written feedback pada hasil kuis
siswa dan verbal feedback pada awal pertemuan selanjutnya mengenai sebagian
besar indikator pembelajaran yang belum dicapai siswa dari hasil kuis dan hasil
homework tidak diberikan feedback.Sedangkan kelas kontrol hanya diberi kuis
tanpa feedback maupunhomework selama pembelajaran berlangsung.Hasil kuis
pada kelas kontrol dikembalikan pada siswa pada saat pertemuan terakhir dari
pembelajaran.Setelah mengikuti proses belajar mengajar mengenai materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan dilakukan postes untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa. Dari data tersebut bisa diketahui pengaruh penerapan penilaian
formatif dengan feedback terhadap hasil belajar siswa.Desain penelitian
digambarkan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Desain Implementasi Penilaian Formatif dengan Feedback pada
Pembelajaran Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pretes Perlakuan Postes
O1 X O2
O1 - O2
Keterangan : O1 = pretes
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = impelementasi penilaian formatif feedback
Selama proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dilakukan observasi
dengan merekam proses belajar mengajar untuk melihat pengaruh penerapan
penilaian formativefeedback terhadap proses belajar siswa.
Proses belajar mengajar dilakukan sesuai dengan indikator pembelajaran
pada setiap pertemuan. Sepuluh menit sebelum proses belajar mengajar berakhir,
siswa diberi kuis dalam bentuk pilihan berganda. Kuis adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta
didik mengenai materi atau kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa (Kunandar,
2013).Hasil kuis dianalisis untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dan
dikembalikan kepada siswa disertai feedback berupa komentar yang mendidik
sehingga siswa mengetahui kekurangan dan kelemahan materi yang dikuasainya.
Written feedback yang diberikan pada hasil kuis siswa meliputi komentar
persetujuan berdasarkan informasi yang benar dan komentar yang memperbaiki
secara spesifik pada jawaban yang tidak benar dan miskonsepsi pada setiap
pertanyaan kuis. Kemudian diberikanverbalfeedback pada pertemuan selanjutnya
di awal pertemuan dengan cara memberikan penekanan pada konsep-konsep yang
merupakan bagian kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil kuis yang diberikan
sebelumnya.
Setelah hasil kuis diperoleh, siswakelas eksperimen yang belum mencapai
indikator pembelajaran pada pertemuan itu diberi tugas berupa homework yang
merupakan bentuk feedback dari siswa dalam rangka memperbaiki proses
belajarnya. Sedangkan pada kelas kontrol, hasil kuis diberikan kepada siswa pada
pertemuan terakhir pembelajaran sehingga tidak ada feedback dari guru dan tidak
ada homework sehingga tidak ada feedback dari siswa.Homework atau pekerjaan
rumah adalah pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai pendalaman
penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran (Kunandar, 2013).
Pertanyaan tugas homework menerangkan isi dari kuis, namun susunan kata dan
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar pada pokok materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan, baik kelas kontrol dan eksperimen diberi tes
tertulis sebagai postest. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
penilaian formativefeedback terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Kemudian
siswa diberi angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan penilaian
formativefeedback pada proses belajar mengajar.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMAN2
Sukabumi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penilaian formatifdengan
feedback dan variabel terikatnya adalah proses belajar siswa dan hasil belajar
siswa.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 siswa pada kelas
eksperimen dan 32 siswa pada kelas kontrol. Guru yang mengajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah guru yang sama dan pengambilan sampel
kelas kontrol dan kelas eksperimen diambil klaster kelas yang hampir sama.
C. Definisi Operasional
(1) Penilaian formatif menurut Popham (dalam Frey dan Fisher, 2013) adalah:
(a) Penilaian formatif adalah proses bukan bagian dari tes
(b) Penilaian formatif tidak hanya digunakan oleh guru tetapi digunakan oleh
guru dan siswa
(c) Penilaian formatif dilakukan selama proses pembelajaran
(d) Penilaian formatif memberikan feedback kepada guru dan siswa
(e) Fungsi dari feedback ini adalah untuk membantu guru dan siswa membuat
penyesuaian untuk meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan tujuan
kurikulum.
(2) Feedback adalah bagian dari penilaian formatif yang tidak hanya
memberitahukan kepada siswa tentang kebenaran dan kesalahannya, namun
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahu dan kemudian memberikan siswa bagian dari tujuan yang harus dicapai
(Furtak,2009).
(3) Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian didefinisikan
sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu (Arifin, 2012).
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini, digambarkan sebagai berikut:
Tahap akhir Penyusunan Rancangan instrumen penelitian
Validasi instrumen
Ujicoba instrumen
Revisi
Analisis butir soal
Tes awal (pretes)
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Penerapan penilaian formatif danfeedback
pada pembelajaran berupa kuis dan
Angket dan wawancara
Tes akhir (postes)
Pembelajaran penerapan penilaian formatif tanpa
feedback dengan bentuk
kuis
Pengolahan data
Temuan
Kesimpulan Observasi
Tahap persiapan
Tahap pelaksanaan
Wawancara
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur pengumpulan data yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
(a) Mempersiapkan instrumen penelitian
(b) Melakukan validasi isi instrumen
(c) Revisi instrumen
(d) Melakukan uji coba instrumen
(e) Melakukan uji reliabilitasdan analisis butir soal.
(f) Memperbaiki instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
(a) Melakukan pretes untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum
penerapan penilaian formatif dan feedback dalam pembelajaran.
(b) Penerapan penilaian formatif dengan feedback dalam pembelajaran kimia
dengan materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas
eksperimen dan penerapan penilaian formatif tanpa feedback pada kelas
kontrol.
(c) Melakukan observasi kelas terhadap aktivitas siswa pada kelas eksperimen
(d) Melakukan postes untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
penerapan penilaian formatif dengan feedback dalam pembelajaran.
(e) Membagikan angket kepada siswa kelas eksperimen.
(f) Melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol
3. Tahap Akhir
(a) Mengolah data hasil penelitian
(b) Menganalisis dan membahas hasil penelitian
(c) Menarik kesimpulan
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen yang digunakan dalam penelitian, berupa:
1. Tes Tertulis
Instrumen tes tertulis yang dikembangkan dalam penelitian ini berbentuk
tes objektif (pilihan ganda) dan terintegrasi dengan materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan.Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah implementasi penilaian formatif dengan feedback pada kelompok
eksperimen dan penilaian formatif tanpa feedback pada kelompok
kontrol.Kisi-kisi tes tertulis ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Submateri Nomor pertanyaan
1 Kelarutan dan hasil kali kelarutan 1,2,3,4,5,6, dan 7 2 Pengaruh ion senama terhadap kelarutan 8,9, dan 10 3 Pengaruh pH terhadap kelarutan 11,12, dan 13
4 Reaksi Pengendapan 14 dan 15
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observasi dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dan keantusiasan siswa selama
proses belajar mengajar.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara terhadap beberapa siswa kelas eksperimenbertujuan untuk
memperoleh informasiyang tepat dan mendalammengenai respon yang diberikan
siswa selama proses belajar mengajar dengan penerapan penilaian formatif dengan
feedback, kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran, dan peran guru
dalam menginformasikan kekurangan yang harus diperbaiki siswa agar
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.Wawancara dilakukan sebagai data
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara dalam rangka mengidentifikasi tingkat kesulitan materi yang dihadapi
siswa untuk dibandingkan dengan kelas eksperimen.
4. Angket tanggapan siswa
Data dari angket ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa
terhadap penerapan penilaian formatif dengan feedback pada materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan yang sudah dipelajari siswa sebagai dasar untuk
mengetahui pelaksanaan penilaian formatif feedback.Kisi-kisi angket ditunjukkan
pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket
No Indikator Nomor pertanyaan
1 Tanggapan siswa terhadap implementasi penilaian
formative feedback dalam pembelajaran 1,2,3,4,5
2 Tanggapan siswa terhadap kuis 6,7
3 Tanggapan siswa terhadap homework 8,9
4 Tanggapan siswa mengenaipengaruh penilaian
formatif dengan feedback terhadap motivasi 10,11,12,13,14,15,16,17
2. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data hasil tes yang dipercaya, diperlukan tes yang
mempunyai validitas, realibilitas dan analisis lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penyusunan instrumen dalam penelitian
ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Validasi Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini metode analisis validitas yang dilakukan adalah jenis
validitas isi. Validitas isi yang dilakukan yaitu content validity ratio atau CVR.
Validitas CVR dilakukan untuk memvalidasi rancangan instrumen penelitian, baik
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CVR, setiap butir soal dari berbagai instrumen yang dikembangkan, dinilai oleh
ahli.Apabila seorang ahli menyatakan butir soal tersebut valid maka butir soal
tersebut diberi bobot 1 dan jika tidak valid maka bobot butir soal tersebut
0.Selanjutnya, nilai CVR masing-masing butir soal dihitung.
Tabel. 3.4Kriteria Penilaian Validitas Butir Soal
Kriteria Bobot
Valid 1
Tidak Valid 0
Untuk mengetahui nilai CVR dapat dengan menggunakan persamaan Lawshe,
yaitu sebagai berikut:
� = −
� 2 �
2
ne= jumlah validator yang menyatakan valid
N= jumlah keseluruhan validator (Lawshe, 1975)
Berdasarkan persamaan Lawshe, maka dapat dihitung nilai CVR untuk
setiap butir soal.Nilai CVR yang diperoleh dibandinngkan dengan nilai minimum
CVR seperti yang tercantum dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5Nilai Minimum CVR Uji Satu Pihak, p=0,05 (Lawshe, 1975)
Jumlah validator Nilai minimum CVR
5 0,99
6 0,99
7 0,99
8 0,75
9 0,78
10 0,62
11 0,59
12 0,56
13 0,54
14 0,51
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20 0,32
25 0,37
30 0,33
35 0,31
40 0,29
Butir soal yang diterima adalah butir soal yang mempunyai nilai sama atau
lebih tinggi dari nilai minimum CVR, sedangkan butir soal yang mempunyai nilai
dibawah nilai minimumnya ditolak (Lawshe, 1975). Hasil perhitungan nilai CVR
tertulis disediakan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Nilai CVR untuk Setiap Butir Soal pada Tes Tertulis yang
dikembangkan
No Konsep target Soal
Nilai CVR kesesuaian indikator
dengan butir soal
Keputusan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
1 1 Diterima
2 0,6 Ditolak
3 0,6 Ditolak
4 1 Diterima
5 1 Diterima
6 1 Diterima
7 1 Diterima
8 1 Diterima
9 1 Diterima
10 1 Diterima
11 1 Diterima
12 0,6 Ditolak
2 Pengaruh ion senama terhadap kelarutan
13 1 Diterima
14 1 Diterima
15 0,6 Ditolak
16 1 Diterima
17 1 Diterima
18 1 Diterima
3 Reaksi pengendapan 19 1 Diterima
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21 1 Diterima
4 Pengaruh pH terhadap kelarutan
22 1 Diterima
23 0,6 Ditolak
24 1 Diterima
25 1 Diterima
Berdasarkan Tabel 3.6 butir soal yang mempunyai nilai CVR sama dengan
1 adalah sebanyak 20 soal. Nilai CVR sama dengan 1 didapat karena lima
validator menilai sesuai. Dengan demikain, berdasarkan nilai minimum CVR
untuk validator berjumlah lima (0,99) ada 20 soal yang dikatakan memenuhi
kriteria baik (layak) dari segi validitasnya, sedangkan sebanyak lima soal
dikatakan tidak memenuhi kriteria yang baik (tidak layak) dari segi validitasnya.
Sehingga jumlah soal yang diuji reliabilitasnya sebanyak 20 soal.
b. Anaisis Reliabilitas Tes Tertulis
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Suatu alat evaluasi dikatakan
baik apabila reliabilitasnya tinggi.Metode reliabilitas yang digunakan adalah
metode split-half dengan rumus KR-20 untuk tes hasil belajar berupa pertanyaan
pilihan ganda.
Rumus KR-20 adalah sebagai berikut:
11 =
−1 1− 2 (Arikunto, 2009)
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya item soal
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui kriteria dari reliabilitas dengan menggunakan rumus
KR-20, dapat digunakan pedoman kriteria penafsiran koefisien realibilitas yang
diberikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kriteria Penafsiran Koefisien Reliabilitas(Arikunto, 2009)
Koefisien reliabilitas Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang
0,2 – 0,39 Rendah
< 0,2 Sangat rendah
Berdasarkan data hasil uji coba dan analisis tes, koefisien reliabilitas yang
diperoleh sebesar 0,79artinya soal termasuk kategori tinggi (Arikunto, 2009).
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran.Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Pada
penelitian ini, taraf kesukaran akan ditentukan dengan cara proporsi menjawab
benar. Proporsi menjawab benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab
benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes
seluruhnya (Surapranata, 2006). Persamaan yang digunakan untuk menentukan
taraf kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah:
� = �
Keterangan :
P = Proporsi menjawab benar atau taraf kesukaran
B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian nilai indeks kesukaran itu ditafsirkan berdasarkan kriteria yang
ditampilkan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kriteria Taraf Kesukaran (Surapranata, 2006)
Taraf kesukaran Tafsiran
p < 0,30 Sukar
0,30 ≤ p ≤ 0,70 Sedang
p > 0,70 Mudah
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 3.9
Tabel 3.9Taraf Kesukaran Soal pada Uji Coba
Nomor soal Index kesukaran Kriteria
1 0,25 Sukar
2 0,68 Sedang
3 0,53 Sedang
4 0,12 Sukar
5 0,59 Sedang
6 0,56 Sedang
7 0,28 Sukar
8 0,62 Sedang
9 0,62 Sedang
10 0,41 Sedang
11 0,22 Sukar
12 0,69 Sedang
13 0,81 Mudah
14 0,81 Mudah
15 0,78 Mudah
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17 0,65 Sedang
18 0,19 Sukar
19 0,44 Sedang
20 0,53 Sedang
d. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto, 2009).
Untuk menentukan daya pembeda butir soal digunakan rumus :
keterangan :
D = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB =banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
Kemudian nilai daya pembeda ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.10. Kriteria Penafsiran Koefisien Daya Pembeda(Arikunto, 2009)
Daya pembeda Tafsiran
< 0,00 Sangat jelek, harus dibuang 0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada Tabel
3.11.
Tabel 3.11Daya Pembeda Soal pada Uji Coba
=
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nomor soal Daya pembeda Kriteria
1 0,22 Cukup 2 0,78 Baik sekali 3 0,44 Baik 4 0,33 Cukup 5 0,89 Baik sekali 6 0,00 Sangat jelek 7 0,22 Cukup 8 0,55 Baik 9 0,44 Baik 10 0,78 Baik sekali 11 0,78 Baik sekali 12 0,78 Baik sekali 13 0,22 Cukup 14 0,22 Cukup 15 0,55 Baik 16 0,33 Cukup 17 0,67 Baik 18 0,22 Cukup 19 0,78 Baik sekali 20 0,10 Baik sekali
3. Teknik AnalisisData
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil penilaian proses
selama proses belajar mengajar kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan,
hasil wawancara siswa, hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar, dan
hasil angket siswa. Analisis yang dilakukan adalah sebagai beikut:
1. Analisis Data Hasil Belajar
Setiap butir tes hasil belajar bernilai 1 untuk setiap jawaban yang benar
dan 0 untuk jawaban yang salah.Nilai setiap responden dihitung dengan
mennggunakan rumus sebagai berikut:
� � = �
� � × 100%
Data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa dianalisis dengan
menggunakan rumus gain ternormalisasi (Hake, 1999), dengan kriteriaN-gain
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� = −
�� −
Keterangan :
Ng = gain yang dinormalisasi
Spre = Skor pretes
Spost = skor pretes
Smax = skor maksimum
Tabel 3.12. Kategori N-gain (Hake, 1999)
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Setelah rata-rata N-gain untuk kedua kelompok diperoleh, maka
selanjutnya dibandingkan untuk melihat perbedaan peningkatan hasil belajar
siswa. Jika nilai rata-rata gain ternormalisasi dari suatu pembelajaran dengan
penerapan penilaian formatif dengan feedback lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata gain ternormalisasi pembelajaran dengan menerapkan penilaian formatif
tanpa feedback maka dikatakan bahwa pembelajaran tersebut lebih efektif dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Analisis Data Hasil Wawancara
Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan mengubah hasil
wawancara dari bentuik lisan ke bentuk tulisan kemudian menganalisis jawaban
hasil wawancara dengan cara membandingkan hasil wawancara yang diperoleh
dengan teori mengenai hubungan penilaian formatif dengan feedback terhadap
proses belajar siswa.
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan data hasil observasi aktivitas siswa dilakukan dengan
mengubah hasil observasi dalam bentuk pengamatan secara langsung oleh
observer yang dicantumkan pada lembar observasi dan menstransformasikan hasil
rekaman ke bentuk tulisan kemudian dianalisis dengan cara membandingkan hasil
observasi yang diperoleh dengan teori mengenai hubungan penilaian formatif
dengan feedback terhadap proses belajar siswa.
4. Analisis Angket Siswa
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Penentuan bobot skor skala Likert dilakukan dengan cara setiap pernyataan diberi
skala 4-3-2-1. Untuk pernyataan positif, skala 4 diberikan untuk jawaban sangat
setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju dan 1 untuk jawaban
sangat tidak setuju. Jika pernyataan negatif, pemberian skala merupakan kebalikan
dari pernyataan positif. Untuk menghitung hasil angket siswa, digunakan rumus:
� = �
Keterangan:
f = frekuensi alternatif jawaban SS, S, TS, STS
x = skor skala Likert
n = jumlah sampel
5. Uji Statistik
Data hasil belajar siswa yang terkumpul diolah dengan menggunakan uji
statistik. Tahapan-tahapan pengolahan data sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksud untuk menguji kenormalandata gain
ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol.Pengujian normalitas data
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan teknik Skewed, sehingga dapat diketahui bahwa data tes awal dan akhir
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Menurut teknik Skewed, data
akan berdistribusi normal jika nilai skewnessnya berkisar dari (+/-1.0) (Leech
et.al., 2009).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitasdilakukan terhadap data gain ternormalisasi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas bertujuan untuk memperoleh
informasi apakah hasil belajar siswa kedua kelompok sama atau tidak. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Levene dengan taraf signifikan
5% dengan menggunakan program SPSS 20.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan terhadap data gain yang
dinormalisasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ujibeda dua rata-rata
dilakukan sebagai uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan signifikan terkait
pengaruh penilaian formatif dengan feedback terhadap hasil belajar siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan penilaian formatif tanpa
feedback dalam proses belajar mengajar. Uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test)
melalui independent samples t-test dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 20. Dari hasil analisis melalui independent samples t-test dilihat nilai
signifikansi yang dihasilkan. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
hipotesis nul ditolak, sedangkan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis nul diterima.
d. Menentukan Nilai Effect Size
Hasil signifikansi uji statistik tidak memberi informasi mengenai kekuatan
atau ukuran dari hasil signifikan yang diperoleh.Oleh karena itu penting untuk
mengetahui ukuran efek dari hasil uji signifikansi.Effect size atau ukuran efek
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok kontrol (Leech et.al., 2009).Tipe nilai effect size yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tipe d family.Effect size tipe d family fokus pada besarnya
perbedaan dari pada kekuatan hubungan.Effect size (d) dapat dihitung dengan
mengurangkan rata dari kelompok eksperimen dengan rata-rata dari kelompok
kontroldan membaginya dengan standar deviasi kedua kelompok.
Kemudian nilai effect size ditafsirkan berdasarkan kriteria Cohen (dalam
[image:31.595.205.419.300.377.2]Leech et.al., 2009) disajikan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13.Interpretasi dari Kekuatan Hubungan (Effect Size)
Interpretasi kekuatan hubungan Batasan (d) Sangat tinggi ≥1.00
Tinggi 0.80
Sedang 0.50
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penellitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh penilaian
formative feedback terhadap proses dan hasil belajar siswa dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penilaian formatif dengan feedback berpengaruh terhadap proses belajar siswa
dibuktikan dengan hasil observasi terhadap kegiatan siswa selama proses
belajar mengajar pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa siswa antusias
selama mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara
kepada beberapa siswa pada kelas eksperimen, siswa mengaku bahwa mereka
sangat antusias selama proses belajar mengajar supaya mereka bisa memahami
materi yang dipelajari dan mampu menyelesaikan soal kuis yang diberikan.
2. Penilaian formatif dengan feedback berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
dibuktikan berdasarkan uji statistik hasil belajar siswa secara keseluruhan
pada kelas eksperimenberbeda signifikan dengan kelas kontroldengan effect
size kategori tinggi.
3. Berdasarkan hasil angket siswa siswa memberikan pandangan positif terhadap
penerapan penilaian formatif denganfeedback dalam pembelajaran. Menurut
siswa penerapan penilaian formatif denganfeedback dalam pembelajaran
sangat penting bagi pembelajaran, membantu mereka mengetahui apa yang
sudah dipahami, meningkatkan kepercayaan diri dan membantu memahami
kesalahan sehingga bersemangat untuk memperbaikinya. Selain itu, penerapan
penilaian formatif dengan feedback meningkatkan minat dan motivasi belajar
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
1. Kepada Guru
Menerapkan strategi penilaian formatif dengan feedback memerlukan
ketekunan guru dalam memberikan latihan yang berkesinambungan.Dalam
melaksanakan latihan yang berkesinambungan tersebut diperlukan waktu, tenaga,
dan beban yang cukup banyak dari guru untuk memeriksa, mengomentari, dan
mengembalikan tugas-tugas siswa serta memberikan komentar secara verbal.
Akan tetapi kita akan merasa senang dan puas ketika siswa bersemangat dalam
proses belajar mengajar karena adanya feedback yang diberikan kemudian siswa
juga dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan maksimal akibatfeedback yang
diberikan sehingga menghasilkan hasil belajar yang tinggi.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi guru dalam
menerapkan penilaian formatif dengan feedback dalam pembelajaran untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
2. Kepada Peneliti Lain
Strategi penilaian formative feedback dalam penelitian ini masih
memerlukan pengujian lebih lanjut dengan strategi penilaian formative feedback
yang lebih bervariasi pada beberapa materi konsep yang berbeda dan jumlah
subjek yang lebih luas. Dengan memperluas cakupan pengujian dan jumlah subjek
serta berlandaskan hasil penelitian ini, diharapkan penelitian lain dapat
mengembangkan dan menyempurnakan strategi penilaian formative feedback
dalam penelitian ini sehingga ditemukan strategi penilaian formative feedback
yang spesifik dan teruji untuk materi pokok lain yang berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini guru menggunakan kuis berbentuk pilihan ganda dan
homework sebagai alat penilaian formatif.Dari kuis berbentuk pilihan ganda ini
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu menganalisis kekurangpahaman siswa terkait materi yang dipelajari. Akan
tetapi dalam proses pemberian written feedback guru agak kesulitan memberikan
feedback secara spesifik terhadap kesulitan yang dihadapi siswa. Berdasarkan hal
ini peneliti menyarankan kepada pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian
yang mengkaji pengaruh feedback terhadap proses dan hasil belajar menggunakan
tes yang berbentuk pilihan ganda beralasan atau tes uraian agar guru bisa
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (Eds.).(2010). Kerangka landasan untuk
pembelajaran, pengajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kementrian Agama RI.
Arikunto, S. (2009).Dasar-dasar evaluasi pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
Aydeniz, M., & Pabuccu, A. (2011).Understanding the impact of formatif
assessment strategies on first year university students’ conceptual
understanding of chemical concepts.Necatibey Faculty of Education
Electronic Journal of Science and Mathematics Education,5(2),18-41.
Bell, B., &Cowie, B. (2001).The Characteristics of formative assessment in science education.In Science education (pp. 536-553). Hamilton: John Wiley & Sons, Inc.
Black, P., & William, D. (1998). Inside the black box: Raising standard through classroom assessment. Phi Delta Kappan, 80(2). Diambil pada 16 Juni 2014 dari
http://faatraining.measuredprogress.org/documents/10157/15652/insideblackb ox.pdf
Chang, R. (2005).Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dunn, K.E., dan Mulvenon, S.W. (2009). A Critical review of research on formative assessment: The Limited scientific evidence of the impact of formative assessment in education. Practical Assessment, Research &
Evaluation,14 (7).
Doan, L. (2013). Is feedback a waste of time? The students’ perspective.Journal of Perspectives in Applied Academic Practice,1(2), 3-10.
Fluckiger, J., Vigil, Y.T., Pasco, R.J., & Danielson, K.E. (2010). Formative feedback: Involving students as partners in assessment to enhance learning.
Diambil pada 10 Mei 2014 dari
http://digitalcommons.unomaha.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1065&contex t=tedfacpub
Frey, N., & Fisher, D. (2013).A Formative assessment system for writing improvement.English Journal, 103(1),66-71.
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gallagher,J.J. (2007).Teaching science for understanding.New Jersey:Pearson.
Hake, R. (1999).Analyzing change/gain score.Diambil pada 19 Mei 2011dari http://www.physics.indiana.edu/hake.
Hamalik, O., (2003). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hattie, J., & Timperley, H. (2007).The Power of feedback[Review of Educational
Research],77 (2)88-112.
Hattie, J. (2003, Oktober). Teacher make a difference: What is the research evidence?.Paper dipresentasikan pada Australian Council for Educational Research Annual Conference on: Building Teacher Quality, University of Auckland, Australia.
Johari, JMC dan Rachmawati, M. (2006). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.
Kunandar.(2013). Penilaian autentik (Penilaian hasil belajar peserta didik
berdasarkan kurikulum 2013).Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Lawrie, G., Wright, A., Schultz, M., Dargaville, T., O’Brien, G., Bedford, S., Williams, M., Tasker, R., Dickson, H., & Thompson, C. (2013). Using formative feedback to identify and support first year chemistry students with missing or misconception. A Practice report.The International Journal of the
First year in Higher Education, 4(2),111-116.
Lawshe, C.H. (1975). A Quantitative aprroach to content validity.Personal
Psychology, 28, 563-575.
Leech, N.L., Barrett, K.C., & Morgan, G.A. (2009). SPSS for intermediate
statistics:Use and Interpretation.Colorado:Routledge.
Marzano, R.J. (1994). Assessing Student Outcomes: Performance Asessment
Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for
Supervision and Curriculum Development.
Megadonami, A. (2011). Model pembelajaran inkuiri laboratorium terbimbing
untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generic sains siswa SMA pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tesis Pascasarjana UPI:
Tidak diterbitkan.
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mulyasa, E. (2013).Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nicol, D.J., & Macfarlane-Dick, D. (2006). Formative assessment and self-regulated learning: A Model and seven principle of good feedback practice.
Studies in Higher Education, 31,199-218.
Nitko, A.J., &Brookhart, S.M. (2011).Educational assessment of Students.United States: Pearson.
Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know. Oxford: Pergamon Press
Purnomo,Y.P. (2013). Kefektifan penilaian formatif terhadap hasil belajar
matematika mahasiswa ditinjau dari motivasi belajar.Dipresentasikan
padaSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, UNY.
Resnick, D.P. & Resnick, L.B. (1985). Standard, Curricullum, and Performance: A Historical and Comparative Persepective. Educational Research 9, 5-11.
Ryan, C.S., & Hemmes, N.S. (2005).Effects of the contingency for homework submission on homework submission and quiz performance in a college course. Journal of Applied Behavior Analysis, 1(38), 79-88.
Santoso, S. (2014).Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi.Jakarta: PT Gramedia.
Schunk, D.H., Pintrich, P.R., & Meece, J.L. (2010).Motivation in Education.New Jersey: Pearson.
Shemwell, J.T., & Furtak, E.M. (2009, April).Argument-driven formative
assessment for conceptual science learning.Paper presented at the Annual
Meeting of the American Educational Research Association, San Diego, California.
Sriyati,S. (2011).Peran asesmen formatif dalam membentuk habits of mind
mahasiswa biologi. Disertasi Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.
Sudjana, N. (2013). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Jeli Farina, 2014
Pengaruh Penilaian Formatif Dengan Feedback Terhadap Proses Dan Hasil Belajar Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunandar.(2008). Peningkatan hasil belajar kalkulus 1 melalui umpan balik tes formatif dengan pembelajaran remedial.Jurnal Media Penelitian pendidikan,2(2), 188-200.
Surapranata, S. (2006). Analisis, validitas, reliabilitas,dan interpretasi hasil tes,
implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiggins, G. (1984). A True Test: Toward More Authentic and Equitable Assessment. Phi Delta Kappan 70, (9) 703-713.
Yin,Y., Shavelson, R.J., Ayala, C.C., Ruiz-Primo, M.A., Brandon, P.R., &Furtak, E.M. (2008). On the impact of formative assessment on student motivation, achievement, and conceptual change.Applied Measurement in Education,21,335-359.
Zakaria, P., Kaku, A., & Ahmad, N.R. (2013).Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Kelas X di Sma Negeri 1 Tibawa.UNG.
Diambil pada 21 Agustus 2014 dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved =0CDkQFjAG&url=http%3A%2F%2Fkim.ung.ac.id%2Findex.php%2FKIMF PMIPA%2Farticle%2Fdownload%2F3422%2F3398&ei=v4r7U6XSL9SGuA