• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API

UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain pembelajaran reaksi redoks meliputi RPP dan komponen pendukungnya yaitu desain didaktis (DD) dan antisipasi didaktis pedagogis (ADP) dengan kualitas yang teruji. Fenomena kembang api diangkat sebagai konteks pada materi reaksi redoks karena fenomena kembang api dekat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari sehingga peserta didik dapat membangun kompetensi literasi kimia. Konteks kembang api digunakan dalam pembelajaran karena relevan dengan dan tidak menyulitkan untuk peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan dan validasi menggunakan model of educational reconstruction (MER). Hasil penelitian menunjukkan (1) karakteristik desain pembelajaran yang mengakomodasi empat kompetensi literasi sains PISA meliputi indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan terkait konten dan konteks sains, proses dan sikap sains, materi/bahan ajar yang dikembangkan dengan memadukan kompetensi konten dan konteks sains, peta sekuensi yang mengakomodasi kompetensi konten, konteks, proses, dan sikap sains, serta alat evaluasi yang mengukur ketercapaian literasi sains peserta didik; (2) desain pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk RPP bertujuan untuk membangun pengetahuan inquiri ilmiah dilakukan melalui penggunaan model pembelajaran STL (sains and technology literacy) yang berorientasi pada konteks masalah nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik; (3) kualitas desain pembelajaran yang dikembangkan dilihat dari nilai format ditinjau dari nilai Content Validity Index (CVI) sebesar 0,999; serta (4) penilaian guru kimia terhadap desain pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari dari nilai format rating scale sebesar 96,5%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang

dikembangkan dapat dikategorikan sangat baik dan layak untuk

diimplementasikan kepada peserta didik SMA.

▸ Baca selengkapnya: tujuan pembelajaran literasi dan steam

(2)

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Desain Pembelajaran ... 8

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 10

C. Model of Educational Reconstruction...13

D. Analisis Wacana ... 15

1. Penghalusan Teks Sumber ... 16

2. Penurunan Struktur Makro Teks ... 16

3. Eksplanasi Ilmiah dan Eksplanasi Pedagogi ... 18

4. Reduksi Didaktik... 18

E. Literasi Sains ... ... 20

1. Literasi Kimia... 25

(3)

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

3. Penilaian Literasi Sains dan Teknologi... 26

4. Tahapan Pembelajaran Sains and Technology Literacy (STL)... 27

F. Deskripsi Materi... 30

G. Hasil Penelitian Terkait... 34

H. Kerangka Berpikir... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... .. 37

A. Metode Penelitian... 37

B. Alur Penelitian... 38

1. Klarifikasi dan Analisis Struktur Konten... 38

2. Penelitian Belajar dan Mengajar... 39

3. Pengembangan RPP dan Komponen Pedukung RPP... 39

4. Validasi RPP... 40

5. Penilaian Pendidik Terhadap Komponen RPP... 40

6. Tahapan Kesimpulan... 40

C. Definisi Operasional...41

D. Instrumen Penelitian... 42

E. Teknik Analisis Data... 46

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 51

A. Karakteristik Desain Pembelajaran Reaksi Redoks dengan Konteks Kembang Api...51

1. Indikator dan Tujuan Pembelajaran meliputi Kompetensi Literasi Sains... ... 51

2. Materi/bahan Ajar Pembelajaran meliputi Kompetensi Literasi Sains... ... 61

3. Peta Sekuensi meliputi Kompetensi Literasi Sains... ... 79

4. Alat Evaluasi Pembelajaran meliputi Kompetensi Literasi Sains... ... 82

(4)

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

dengan Konteks Kembang Api... 86

C. Penilaian Pendidik Kimia terhadap Desain Pembelajaran yang Dikembangkan ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... . 130

A. Kesimpulan... 130

B. Rekomendasi ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(5)

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan analisis data penelitian, terdapat empat

karakteristik desain pembelajaran yang dikembangkan menurut kompetensi

literasi sains PISA yaitu meliputi: (1) indikator dan tujuan pembelajaran

yang meliputi kompetensi literasi sains PISA, (2) materi/bahan ajar yang

meliputi kompetensi literasi sains PISA, (3) peta sekuensi berupa pemetaan

urutan dalam pembelajaran yang meliputi kompetensi literasi sains PISA,

(4) alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur ketercapaian literasi kimia

peserta didik. Adapun indikator dan tujuan pembelajaran hasil integrasi

berupa indikator yang mengakomodasi kompetensi konten dan konteks

sains, proses sains, dan sikap sains sebagai kompetensi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap setelah dipadukan dengan standar isi kurikulum

2013. Materi ajar berupa konstruksi dua kompetensi literasi sains, yaitu

kompetensi kontens sains pada materi reaksi redoks dan kompetensi konteks

sains pada konteks kembang api. Peta sekuensi yang merupakan urutan

pembelajaran terkait tahapan pembelajaran STL meliputi tahap kontak,

tahap kuriositi, tahap elaborasi, tahap pengambilan keputusan dan tahap

nexus. Peta sekuensi tersebut mengakomodasi empat kompetensi literasi

sains PISA selama proses pembelajaran. Alat evaluasi yang dikembangkan

mengakomodasi pencapaian empat kompetensi literasi sains peserta didik

yang tertuang dalam indikator.

Kualitas desain pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

validasi ahli yang didapatkan melalui perhitungan CVR dan CVI untuk

kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar; kompetensi PISA; dan

tujuan pembelajaran, kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi

pembelajaran; skenario pembelajaran; bahan ajar; media pembelajaran;

(6)

131

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditafsirkan bahwa desain pembelajaran yang dihasilkan sangat sesuai untuk

diimplementasikan dalam pembelajaran.

Penilaian pendidik kimia terhadap desain pembelajaran

menggunakan rating scale ditafsirkan bahwa desain pembelajaran termasuk

kategori sangat baik dan layak diimplementasikan dalam pembelajaran.

B.Rekomendasi

Ada tiga komponen yang terdapat pada Model of Education

Reconstruction (MER), yaitu klarifikasi dan analisis konten, penelitian

mengajar dan belajar, serta implementasi dan evaluasi. Penelitian ini hanya

melakukan dua komponen penelitian MER. Oleh karena itu, agar diketahui

seberapa besar pencapaian literasi kimia peserta didik yang dihasilkan dari

penerapan desain pembelajaran yang dibuat, peneliti merekomendasikan

untuk dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan komponen yang ketiga

(7)

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

DAFTAR PUSTAKA

Allahyani, dkk.(2011). Development and Evaluation of a New Questionnaire for Rating of Cognitive Failures at Work.International Journal of Occupational Hygiene, 3, (1), 6-11.

Anderson, L.(2010).Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. (Terjemahan Agung Prihantoro) New York: Addison Wesley Longman, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 2001).

Anwar, S.(1995). Reduksi Didaktik (Didaktische Reduktion) pada Bahan Ajar Kimia. Makalah Seminar Nasional Pendidikan MIPA IKIP Malang, Nopember 1995.Yogyakarta.

BSNP.(2013). Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Chang, R. (2005). Kimia DasarKonsep-konsepInti.Jakarta: Erlangga.

Conkling, et al. (2011).Chemistry of Phyrotechnics basic principle and theory. US: CRC Press.

Creswell, J. W. (2010). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta :PustakaPelajar.

Depdiknas. (3003). Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah

Umum. [Online]. Tersedia di:

http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id/main/pengantar. Diakses 23 Desember 2013.

Dimyati dan Mudjiono. (2002).Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Firman, H. (2007). Laporan Hasil Analisis Literasi Sains berdasarkan Hasil PISA Nasional tahun 2006. Jakarta: Puspendik.

Holbrook, J. (1998). A Resource Book for Teacher of Science Subjects. UNESCO.

Holbrook, J. (2005). Making Chemistry Teaching Relevant. Chemical Education International.6(1), 1-12.

(8)

133

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jorde, et al. (2012). Cultural Perfective in science educational: Science Education Research and Practice in Europe Retrospective and prospective. Netherlands: Sense Publishers.

Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach to Content Validity. Personnel Psychology. Vol. 28. 563-575.

Munthe, B. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.

Nentwig, et al. (2007). Chemie im Kontext: situating learning in relevant contexts while systematically developing basic chemical concepts. Journal of Chemical Education, 84, (9), 1439-1444.

OECD.(2009).PISA 2009 Assessment Framework Key competencies in reading, mathematics and science. [online]. Tersedia di:

http://www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf. Diakses 10

februari 2013.

OECD. (2013). PISA 2012 Result in Focus. [online]. Tersedia di: http://www.oecd.org/pisa. Diakses 7 Februari 2013.

Russell. (2009). The Chemistry of fireworks. UK: RSC Publishing.

Sanjaya, W. (2008).Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada media Group.

Setiadi, R. (2013). Analisis Wacana Teks Bahan Ajar Dalam Penulisan Buku Teks. Workshop penulisan bahan ajar jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI.

Setiadi, R. dkk. (2001). Dasar-Dasar Pemrograman Software

Pembelajaran. Bandung: Jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI.

Shwartz, Y,Ben-Zvi, R., Hofstein, A. (2006). The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(9)

134

SYAEFUL RAHMAN , 2015

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DENGAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KIMIA PESERTA DIDIK SMA KELAS X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teinhauser, G.dan Klapotke, T.M. (2010). Using the Chemistry of Fireworks to Engage Students in Learning Basic Chemical Prinsiples: a Lesson in Eco-friendly Pyrotechnics. Journal of Chemical Education, 87(2),hlm.150-156.

Toharudin, dkk. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:Humaniora.

Uno, H., B.(2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,cet. Ke-2, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Warakusumah, G.H. (2013). Desain Pembelajaran Interaksi Antar-MolekulMenggunakan Konteks Printer Inkjet Dalam Mencapai Literasi Sains Peserta didik SMA.Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: Tidak dipublikasikan.

Wilson R, et al. (2012). Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s Content Validity Ratio “Association for Assesment in Counseling and Education. [Online]. Tersedia di: http://mec.sagepub.com/content/45/3/197. Diakses 10 Februari 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengerjaan skripsi dengan judul Implementasi Metode Simple Additive Weighting dan Profile Matching dalam Pemilihan Lahan Tembakau (Studi Kasus: PTPN II –

Penerapan model pembelajaran discovery-inquiry untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 12 Bandung Tahun ajaran

LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (LK3) “IJE JELA” DINAS SOSIAL KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017.. PATIMAH, S.Sos,

dalam buku pemberdayaan Masyarakat menurut Mardikanto (2012:29) bahwa: “ pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi

PELATIHAN PENDAMPING SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FASILITASIPROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA DI BBPPKS REGIONAL II BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Faktor pertama jenis tanaman yaitu: daun kol dan kulit buah tomat, faktor kedua jarak dari jalan raya yaitu 5 m dan 10 m serta faktor ketiga adalah pencucian yaitu tanpa dicuci

(2015) pada kol yang dijual dengan jarak lokasi 0 meter dari jalan raya dan dilakukan tindakan pencucian, kadar timbal berkurang dari 0,57 mg/kg menjadi 0,39 mg/kg; jarak 5 meter

Media Time Line dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah yang timbul dalam pengembangan pembelajaran sejarah dan pengarahan untuk mencapai