PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KEPENGUNGSIAN
PERESPONS TSUNAMI KOTA PADANG MENGGUNAKAN
MAPSERVER
Surya Afnarius1, Muhammad Hadi2, Yunza Irawan dan Masril Syukur
Jurusan Teknik Elektro, Univ. Andalas Padang, email: s_afnarius@yahoo.com1, hadi_jte02@yahoo.com2
Abstrak:Satu sistem informasi kepengungsian perespons tsunami Kota Padang telah dibangun. Sistem informasi ini berguna untuk memvisualkan data kepengungsian setelah terjadinya tsunami. Sistem informasi ini mampu menjawab persoalan utama kepengungsian, yaitu dimana saja tempat-tempat pengungsian dan apa yang dibutuhkannya. Metodologi rekayasa perangkat lunak waterfall digunakan dalam kajian ini. Sistem informasi ini dibangun dengan menggunakan MapInfo dan MapServer. Sekolah-sekolah negeri di Kota Padang diasumsikan dapat digunakan sebagai tempat pengungsian. Data dikumpulkan secara langsung ke lapangan. Untuk menunjukkan kesesuaian sistem informasi dengan keperluan pemakai, beberapa buah query diimplementasikan. Dari pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ini telah sesuai dengan keperluan pemakai.
Kata kunci : kepengungsian, MapInfo, MapServer, perespons, tsunami
Kesiapan satu daerah pesisir menghadapi bencana tsunami seperti yang terjadi di Banda Aceh adalah hal yang sangat penting. Akibat dari tsunami pada 26 Desember 2004 itu, diperkirakan menelan korban lebih dari 170.000 jiwa dan kerusakan harta benda senilai Rp. 41,2 triliun (Kompas, 2005a; Kompas, 2005b). Pada radius 1 km dari garis pantai, rumah tersapu habis rata dengan tanah. Tak ada areal tambak yang selamat. Bencana ini adalah yang terbesar di dunia dalam 40 tahun terakhir ini. Menurut Kofi Annan (Sekjen PBB) : “Bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga membutuhkan respons yang juga belum pernah terjadi sebelumnya” (Kompas, 2005c). Setelah satu bulan, belum banyak respons yang dilakukan oleh pemerintah.
Distribusi bantuan dan relawan tidak merata (Kompas, 2005d). Pemerintah kesulitan mendistribusikannya ke daerah-daerah karena sebagian jembatan dan jalan hancur (Koran pengungsi. Hampir setengah juta pengungsi tidak terurus dengan baik (makan, kesehatan ataupun sekolah). Tidak terfikirkan letak tempat pengungsian dan rumah sakit. Bahkan ada daerah yang tidak tersentuh bantuan, karena daerah
atau WebGIS (Kompas, 2005b).
WebGIS adalah “a Geographic Information System (GIS) distributed across a computer network to integrate, disseminate, and communicate geographic information visually on the World Wide Web” (Edward, 2000). Lihat gambar 1 mekanisme WebGIS. Menurut Mitchell (2005), WebGIS atau Webmapping itu adalah “One very effective way to make map information available to a group of nontechnical end users is to make it available through a web page”.
20.000 dan EarthKey Internet Mapping US$ 25.000. Itu baru harga Internet-GIS -nya, belum lagi biaya pembangunan sistem yang jauh lebih mahal. Selain itu, “The level of expertise
required, trainning to be expected and intensity of involvement are much different”, kata Limp (1999).
Gambar 1. Mekanisme kerja WebGIS/Webmapping (Mitchell, 2005).
Karena mahalnya WebGIS komersial itu, maka penelitian ini mencoba menggunakan
WebGIS yang open source dan gratis, yaitu MapServer untuk memvisualkan persoalan kepengungsian di Internet. Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan untuk membangun sistem informasi kepengungsian perespons tsunami Kota Padang yang mampu menjawab persoalan utama kepengungsian, yaitu dimana saja tempat-tempat pengungsian dan apa yang dibutuhkannya. Kota Padang dipilih karena Kota Padang adalah kota yang paling terancam tsunami di muka bumi ini. Menurut Danny Hilman Natawijaya (Kompas, 2005e), Kota Padang terancam tsunami sekitar 2033 yang berasal gempa besar dari Pulau Pagai di Kep. Mentawai. Diharapkan nantinya, jika terjadi tsunami melanda Kota Padang, persoalan kepengungsian seperti yang terjadi di Aceh tidak terjadi di Kota Padang. Penyebaran relawan dan
bantuan dapat dilaksanakan secara merata dan sesuai dengan kebutuhan para pengungsi.
METODE
Bentuk MapFile MapServer yang digunakan adalah sbb :
1) untuk menampilkan kecamatan dan tempat-tempat pengungsian yang ada. LABELITEM "nama_kecamatan"
CLASSITEM "id"
Implementasi sistem informasi ini menggunakan Web Server : Apache, MapServer dan data spatial dalam bentuk MapInfo.
Implementasi data spatial yang dibuat terdiri dari layer : a) Kecamatan, b) Sungai, c) Jalan, d) Nama Jalan dan e) kepengungsian. Struktur layer kepengungsin dapat dilihat pada tabel 1. Gambar 2 adalah tampilan antarmuka pemakai sistem informasi kepengungsian Kota Padang, sedangkan gambar 3 adalah legenda petanya. Peta Kota Padang yang ditampilkan adalah daerah utama Kota Padang yang terletak dekat ke pantai.
Tabel 1. Struktur layer Kepengungsian.
Gambar 2. Antarmuka pemakai.
Gambar 3. Legenda Peta Kota Padang.
Untuk dapat menguji sistem informasi ini, terlebih dahulu dilakukan dijitasi peta Kota Padang untuk ke-lima layer dengan menggunakan MapInfo yang diikuti dengan pemasukan data atributnya (lihat gambar 4 dan 5). Setelah dijitasi peta Kota Padang dan set up
Aphace dan MapServer, dilakukan pengujian. Gambar 6 menunjukkan lokasi-lokasi tempat pengungsian di Kecamatan Nanggalo (SDN 05
Surau Gadang lengkap dengan titik koordinatnya ditandai). Gambar 6 ini menjawab persoalan pertama dimana saja tempat-tempat pengungsian di Kecamatan Nanggalo. Gambar 7 menunjukkan hasil query kebutuhan pengungsi di SDN 05 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo. Gambar 7 ini menjawab persoalan kedua. Dari hasil pengujian yang dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kepengungsian Kota Padang yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan sistem, yaitu dapat menentukan tempat-tempat pengungsian dan apa yang dibutuhkan oleh para pengungsi.
pengungsi. Dengan berpedomankan pada titik koordinat tempat pengungsian, para pendonor dengan menggunakan pesawat terbang langsung menurunkan bantuan atau relawan pada titik koordinat tersebut. Apa yang terjadi di Aceh diharapkan tidak akan terjadi di Kota Padang. Pendistribusian bantuan dan relawan yang merata. Pendonor tahu kemana bantuan akan diberikan dan apa yang dibutuhkan oleh para pengungsi.
Gambar 4. Peta Kec. Nanggalo Kota Padang.
Gambar 5. Data atribut SDN 05 Surau Gadang.
Gambar 6. Lokasi tempat-tempat pengungsian di Kec. Nanggalo Kota Padang.
Gambar 7. Hasil query kebutuhan tempat pengungsian SDN 05 Surau Gadang di Kec. Nanggalo Kota Padang.
SIMPULAN
Untuk pengembangan sistem informasi selanjutnya, disarankan untuk menggunakan PostGreSQL + PostGIS sebagai spatial database
dan spatial analysis.
DAFTAR RUJUKAN
Edward. 2000. WebGIS Arsitektur. http://Proceedings of the foss/grass users conference/Bangkok/thailand.pdf. GIS Lounge. 2002. Internet Map Servers.
www.Gislounge.com
Kompas. 2005a. Pemulihan NAD 2005 Perlu Rp.5,3 Triliun. dlm. Kompas, 20-1-2005 hal. 13.
Kompas. 2005b. Memetakan Ulang NAD Pasca Tsunami. dlm. Kompas, 22-1- 2005, hal. 42.
Kompas. 2005c. Menuju organisasi penanganan bencana yang lebih baik. dlm. Kompas, 22-1-2005 hal. 41. Kompas. 2005d. Tsunami, Tsunami, Nyeri kami... dlm.
Kompas, 22-1-2005 hal. 37.
Kompas. 2005e. Lebih jauh dengan Dr. Danny Hilman Natawijaya. dlm. Kompas, 9-1-2005 hal. 16.
Koran Tempo. 2005. Menyatukan Bantuan. dlm. Koran Tempo, 12-1-2005 hal. 12.
Limp, W. Fredrick. 1999. Mapping Hits Warp Speed on the World Wide Web!.
www.geoworld.com/gw/0999/999tec.asp Mitchell, Tyler. 2005. Web Mapping Ilustrated.