• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI METABOLISME, SUBSTANSI GENETIK, SINTESIS PROTEIN, DAN PEMBELAHAN SEL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI METABOLISME, SUBSTANSI GENETIK, SINTESIS PROTEIN, DAN PEMBELAHAN SEL."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI METABOLISME, SUBSTANSI GENETIK, SINTESIS PROTEIN,

DAN PEMBELAHAN SEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh Gina Handayani

0905567

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA

PADA MATERI METABOLISME, SUBSTANSI GENETIK, SINTESIS PROTEIN,

DAN PEMBELAHAN SEL

Oleh Gina Handayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Gina Handayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI METABOLISME, SUBSTANSI GENETIK, SINTESIS PROTEIN, DAN

PEMBELAHAN SEL

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si NIP. 196205051987031003

Pembimbing II

Dr. Hernawati, M.Si NIP. 197003311997022001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI METABOLISME, SUBSTANSI GENETIK, SINTESIS

PROTEIN, DAN PEMBELAHAN SEL

ABSTRAK

Multimedia interaktif perlu dianalisis karena memiliki manfaat yang penting dalam pembelajaran. Pada penelitian ini dianalisis multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan CD interaktif biologi ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. CD interaktif yang dipilih adalah yang digunakan pada SMA, dipasarkan di kota Bandung, dan terdapat materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima CD interaktif yang dipilih tergolong baik dalam aspek media dengan rata-rata skor sebesar 74,83%. Pada aspek pedagogik terdapat tiga CD interaktif yang tergolong cukup layak yaitu CD C dengan skor 53,88%, CD B dengan skor 49,13%, dan CD A dengan skor 46,16%, serta dua CD interaktif yaitu CD E dengan skor 31,25% dan CD D dengan 28,12% yang tergolong kurang layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Walaupun semua CD interaktif dikatakan layak pada aspek media dan tiga CD interaktif tergolong cukup layak pada aspek pedagogik namun pada CD interaktif tersebut terdapat kesalahan informasi, kesalahan gambar, kesalahan animasi, dan terdapat ketidaksesuaian pada kurikulum.

(5)

FEASIBILITY ANALYSIS OF HIGH SCHOOL BIOLOGY INTERACTIVE MULTIMEDIA IN THE TOPIC OF METABOLISM, GENETIC SUBSTANCE, PROTEIN SYNTHESIS, AND CELL DIVISION

ABSTRACT

Interactive multimedia needs to be analyzed because it has important benefits in learning. Interactive multimedia analyzed packaged in a CD (Compact Disk). The study aims to analyze the feasibility of interactive multimedia in terms of aspects of media and pedagogic aspects. Method that used in this research was descriptive method. The selected interactive CD was used in high school, marketed in Bandung, and the content of the interactive CD was material metabolism, genetic substance, protein synthesis, and cell division. The results showed that the five selected interactive CD had an average score 74.83 % on the media aspect. Looks from pedagogical aspect there are three interactive CD that are feasible. CD C fall into the category with a score of 53.88 %, CD B with a score of 49.13 %, and a CD with a score of 46.16 %. And two other interactive CD that is CD E with a score 31.25 % and CD D with a score 28.12 % was categorized into less feasible for use in learning. Although all of the interactive CD is feasible in terms of media aspects and there are three interactive CD which is quite decent on the pedagogical aspects, there were also misinformation, error image, animation errors, and a mismatch in the curriculum that included.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……….. 1

B. Rumusan Masalah………. 5

C. Batasan Masalah……… 5

D. Tujuan Penelitian……….. 5

E. Manfaat Penelitian………. 6

BAB II MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI KELAS XII……… 7

A. Media Pembelajaran……….. 7

B. Multimedia Interaktif………. 9

C. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran………... 11

D. Elemen-elemen Multimedia……….. 14

E. Aspek dan Kriteria Penilaian Multimedia Interaktif………. 19

F. Analisis Materi dan Media Pembelajaran……….. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 35

A. Populasi dan Sampel Penelitian……… 35

B. Metode Penelitian……….. 35

C. Definisi Operasional……….. 36

D. Instrumen Penelitian……….. 37

E. Prosedur Penelitian……… 40

F. Teknik Pengambilan Data………... 44

G. Teknik Analisis Data………... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 47

A. Hasil Penelitian………... ... 47

1. Analisis Aspek Media………. 47

2. Analisis Aspek Pedagogik………... 53

a. Sub Aspek Pembelajaran………...………… 56

(7)

1) Indikator Kebenaran Informasi………... 59

2) Indikator Kebenaran Gambar……….. 63

3) Indikator Kebenaran Animasi……….………. 67

4) Indikator Kesesuaian dengan Kurikulum……… 69

5) Indikator Tujuan Pembelajaran………... 72

B. Pembahasan………... 73

1. Analisis Aspek Media………. 73

2. Analisis Aspek Pedagogik………... 83

a. Sub Aspek Pembelajaran………...………… 83

b. Sub Aspek Standar Isi………... 87

1) Indikator Kebenaran Informasi………... 88

2) Indikator Kebenaran Gambar……….. 92

3) Indikator Kebenaran Animasi……….………. 96

4) Indikator Kesesuaian dengan Kurikulum……… 99

5) Indikator Tujuan Pembelajaran………... 100

3. Aspek Media dan Aspek Pedagogik secara Keseluruhan……… 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 104

A. Kesimpulan………... 104

B. Saran………. 104

DAFTAR PUSTAKA………... 106

LAMPIRAN………. 113

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Biologi Kelas XII Pada Materi Metabolisme, Materi Genetik, Sintesis Polipeptida, dan Pembelahan

Sel.……… 24

2.2 Deskripsi Materi Metabolisme………... 25

2.3 Deskripsi Materi Genetik ………. 28

2.4 Deskripsi Materi Sintesis Protein ...30

2.5 Deskripsi Materi Pembelahan Sel ...31

3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Media Pembelajaran ...38

3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif……… 3.3 Skala Interpretasi Skor……… ... 39 45 4.1 Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media... 48

4.2 Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik………... 54

4.3 Skor Rata-rata Analisis Kebenaran Informasi……….. 62

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ……… ... 8

2.2 Konsep Multimedia ... 10

2.3 Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia ... 18

2.4 Mekanisme Kerja Enzim ... 26

2.5 Gambaran umum respirasi selular………... ... 27

2.6 Reaksi Terang pada Fotosintesis………. ... 28

2.7 Siklus Calvin pada Fotosintesis………... ... 28

2.8 Bagian Kromosom………... ... 29

2.9 DNA, Gen, dan Alel……… ... 30

2.10 Struktur tRNA……… ... 31

2.11 Transkripsi dan Translasi………... ... 32

2.12 Siklus Sel………. .... 32

2.13 Mitosis………. .... 33

2.14 Meiosis I………. ... 34

2.15 Meiosis II……… .... 35

3.1 Garis kontinum………... ... 45

3.2 Alur Penelitian ... 46

4.1 Skor Keseluruhan Aspek Media……….……… 49

4.2 Skor Keseluruhan Aspek Media………... 50

4.3 Grafik Skor Keseluruhan Sub Aspek Media……… 50

4.4 Grafik Skor Keseluruhan Aspek Pedagogik……… 55

4.5 Skor Keseluruhan Aspek Pedagogik ……….. 56

4.6 Grafik Skor Keseluruhan Sub Aspek Pembelajaran ………… ……... 57

4.7 Grafik Skor Keseluruhan Sub Aspek Standar Isi ……….. 58

(10)

4.9 Skor Keseluruhan Indikator Kebenaran Gambar ………... 64 4.10 Skor Keseluruhan Indikator Kebenaran Animasi ………... 69 4.11 Skor Keseluruhan Indikator Kesesuaian dengan Kurikulum …………...… 72

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. INSTRUMEN PENELITIAN

A.1 Instrumen Penilaian Multimedia Interaktif………... 113 A.2 Rubrik Penilaian Multimedia Interaktif……… 115

B. HASIL PENELITIAN

B.1 Hasil Analisis Keseluruhan Aspek Pada Lembar Observasi Analisis

Kelayakan Multimedia Interaktif CD A………. 122 B.2 Hasil Analisis Keseluruhan Aspek Pada Lembar Observasi Analisis

Kelayakan Multimedia Interaktif CD B………. 125 B.3 Hasil Analisis Keseluruhan Aspek Pada Lembar Observasi Analisis

Kelayakan Multimedia Interaktif CD C………. 128 B.4 Hasil Analisis Keseluruhan Aspek Pada Lembar Observasi Analisis

Kelayakan Multimedia Interaktif CD D………. 131 B.5 Hasil Analisis Keseluruhan Aspek Pada Lembar Observasi Analisis

Kelayakan Multimedia Interaktif CD E………. 134 B.6 Hasil Analisis Kebenaran Informasi Materi Metabolisme CD A, CD B,

CD C, CD D, dan CD E………...……….. 137 B.7 Hasil Analisis Kebenaran Informasi Materi Substansi Genetik CD A,

CD B, CD C, CD D dan CD E………...……… 148 B.8 Hasil Analisis Kebenaran Informasi Materi Sintesis Protein CD A, CD

B, CD C, CD D, dan CD E………...……….. 154 B.9 Hasil Analisis Kebenaran Informasi Materi Pembelahan Sel CD A, CD

B, CD C, CD D, dan CD E………... 161 B.10 Hasil Analisis Kebenaran Gambar Materi Metabolisme CD A, CD B,

(12)

B, CD C, CD D, dan CD E……..……… B.12 Hasil Analisis Kebenaran Gambar Materi Sintesis Protein CD A, CD B,

CD C, CD D, dan CD E……..………... 193

B.13 Hasil Analisis Kebenaran Gambar Materi Pembelahan Sel CD A, CD B, CD C, CD D, dan CD E………. 198

B.14 Hasil Analisis Kebenaran Animasi CD A………...………... 203

B.15 Hasil Analisis Kebenaran Animasi CD B………...………... 204

B.16 Hasil Analisis Kebenaran Animasi CD D………...………... 207

C. MULTIMEDIA INTERAKTIF C.1 Multimedia Interaktif CD A……… 210

C.2 Multimedia Interaktif CD B……… 212

C.3 Multimedia Interaktif CD C……… 214

C.4 Multimedia Interaktif CD D……… 215

C.5 Multimedia Interaktif CD E……… 216

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada KTSP 2006 tercantum bahwa siswa kelas XII semester satu diharapkan dapat menguasai beberapa standar kompetensi diantaranya memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme dan memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas (BNSP, 2006). Materi metabolisme dan hereditas tersebut mengandung materi yang bersifat abstrak. Hasil penelitian Rahmatan (2011) menyatakan adanya miskonsepsi pada pembelajaran materi metabolisme yang disebabkan keabstrakan materi yang dipelajari. Substansi genetika dan sintesis protein memiliki karakteristik abstrak (Susantini, 2013). Murni (2013) juga mengatakan bahwa substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel merupakan konsep dengan topik yang sangat luas dan rumit, memuat sejumlah proses yang terjadi di dalam sel sehingga sulit untuk melakukan pengamatan secara langsung, bersifat abstrak, banyak istilah asing, bahasanya sulit, dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi untuk memahaminya.

Dalam proses pembelajaran pada materi yang bersifat abstrak diperlukan suatu solusi praktis dan efektif. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki pengaruh pada perubahan paradigma pendidikan yang ditandai dengan adanya perubahan kurikulum dan teknologi yang digunakan dalam media pembelajaran (Susanti et al., 2012). Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran pada materi yang bersifat abstrak.

(14)

2

karena pengajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata verbal. Multimedia interaktif dapat membangun pengetahuan dan pemahaman konsep melalui penggabungan media visual, media audio, dan bersifat interaktif. Multimedia dapat memuat hal-hal yang seharusnya diamati dari sebuah objek yang sulit dihadirkan di dalam pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih menarik karena bersifat interaktif yaitu terjadi komunikasi dua arah antara sumber informasi dengan pengguna sehingga siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan materi pembelajaran secara verbal saja (Munir, 2012). Penerapan pembelajaran berbasis komputer dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan konseptual dan mengurangi miskonsepsi pada peserta didik (Akinoglu & Tandogan dalam Rahmanatan, 2013).

Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran belum optimal. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan menjadi salah satu penyebab kurang optimalnya penggunaan multimedia interaktif di Indonesia. Hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus Pendidikan) yang dialokasikan untuk menunjang berbagai sarana dan prasarana pendidikan yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Besaran dana alokasi khusus bidang pendidikan ditetapkan setiap tahun dalam APBN untuk sekolah negeri maupun swasta (Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Dengan adanya dana alokasi khusus seharusnya hambatan sarana dan prasarana dapat teratasi sehingga penggunaan multimedia interaktif menjadi efektif.

(15)

3

(Waluya, 2007). Jenis media by utilization tersebut banyak digunakan oleh guru di dalam pembelajaran khususnya pada materi yang bersifat abstrak.

Kini telah banyak yang mengembangkan dan menggunakan multimedia interaktif. Tidak sedikit instansi yang memproduksi multimedia interaktif berupa CD-Interaktif dan dijual di pasaran. Media tersebut tersedia di pasaran dan diproduksi secara khusus oleh perusahaan tertentu, diproduksi dalam jumlah banyak, dan biasanya harganya sangat murah sehingga guru dengan mudah mendapatkan dan menggunakannya karena media ini siap pakai, media jenis ini disebut media by utilization. Namun, media yang dipasarkan secara massal tersebut tidak dapat menjamin kesesuaiannya dengan kebutuhan, tujuan pembelajaran yang diharapkan, karakteristik materi, dan karakteristik siswa (Waluya, 2007).

(16)

4

tuntutan kurikulum tidak tercapai, terjadi miskonsepsi pada peserta didik karena karakteristik materi tidak tepat dan tidak sesuai dengan karakteristik siswa.

Kualitas multimedia interaktif yang digunakan menjadi masalah yang perlu untuk diperhatikan mengingat pentingnya manfaat multimedia interaktif dalam pembelajaran. Multimedia yang sudah banyak beredar dan digunakan selama ini perlu ditinjau dari berbagai aspek. Multimedia interaktif perlu ditinjau pada aspek pembelajaran, aspek media, dan aspek substansi materi (Wahono, 2006). Media pendidikan perlu dievaluasi, dari segi isi materi, segi edukatif, dan segi teknis media untuk mengetahui terpenuhinya persyaratan sebagai media pendidikan (Sungkono, 2008).

Sudah banyak penelitian yang dilakukan tentang media pembelajaran yaitu merancang, mengembangkan, dan menggunakan media pembelajaran tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Namun, masih jarang penelitian tentang analisis kelayakan penggunaan multimedia interaktif yang digunakan guru di dalam pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mengetahui kualitas dari multimedia interaktif yang digunakan sehingga multimedia interaktif dapat bermanfaat secara efektif bagi guru dan siswa sebagai pengguna.

(17)

5

balik, dan tidak tersedianya evaluasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan analisis seberapa besar kelayakan multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis multimedia interaktif dalam bentuk CD interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kelayakan multimedia interaktif biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel?”. Rumusan masalah tersebut dapat diperjelas dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas multimedia interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel dilihat dari konten desain penampilan dan kemudahan penggunaan secara teknis?

2. Bagaimana kualitas multimedia interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel ditinjau dari kebenaran informasi, kebenaran gambar, kebenaran animasi, kesesuaian dengan kurikulum, dan tujuan pembelajaran?

3. Bagaimana tingkat kelayakan multimedia interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel untuk digunakan dalam pembelajaran ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus maka peneliti membatasi permasalahan. 1. Multimedia interaktif yang digunakan dalam bentuk CD (Compact Disk)

(18)

6

toko yang menyediakan CD interaktif di Kota Bandung. CD interaktif yang dianalisis diambil sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel.

2. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif adalah lembar observasi penilaian multimedia interaktif dilihat dari aspek media dan aspek pedagogik yang diadaptasi dari instrumen evaluasi media pembelajaran menurut Crozat et al. (1998) dan Saputro (2012).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, di antaranya:

1. Bagi Praktisi Pendidikan dan Pembuat Multimedia Interaktif

Memotivasi untuk membuat multimedia interaktif yang lebih baik. Memberi masukan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih dan membuat multimedia interaktif yang akan digunakan. Memberi informasi tentang media yang layak digunakan dalam sebuah pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Memberikan gambaran multimedia interaktif yang layak untuk digunakan di dalam pembelajaran biologi agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. 3. Bagi Peneliti

(19)

7

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh CD interaktif pembelajaran biologi SMA yang digunakan di SMA Negeri maupun yang terdapat pada toko-toko yang menyediakan CD interaktif di Kota Bandung. Sampel yang dianalisis pada penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yang berarti sampel yang dipilih adalah sampel yang sesuai dengan pertimbangan peneliti mengacu pada kriteria yang telah ditentukan (Arikunto, 2006). Kriteria penentuan sampel pada penelitian ini yaitu 1) CD interaktif yang terdapat materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel, 2) CD interaktif menggunakan software Macromedia Flash, dan 3) CD interaktif merupakan produk sebuah perusahaan atau instansi dan digunakan pada SMA Negeri maupun yang dipasarkan pada toko-toko yang menyediakan CD interaktif. CD interaktif yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak lima CD interaktif yang dipilih sesuai kriteria dari 12 CD interaktif pembelajaran biologi pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel yang didapatkan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena yang diteliti (Sukmadinata, 2011). Penelitian yang dilakukan bermaksud untuk menggambarkan bagaimana kelayakan multimedia interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel.

(21)

36

penelitian yaitu penelitian yang pertama menganalisis kelayakan multimedia interaktif yang digunakan pada sekolah menengah atas (SMA) dan yang beredar di kota Bandung, sedangkan penelitian yang kedua merupakan tindak lanjut penelitian pertama yaitu menganalisis kelayakan multimedia interaktif serta dilihat pula bagaimana efektivitas CD interaktif ketika digunakan pada pembelajaran. Pada penelitian yang kedua, dalam menentukan tingkat kelayakan CD interaktif melibatkan guru dan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama sehingga tidak melibatkan siswa dan guru dalam menganalisis kelayakan multimedia interaktif. Oleh karena itu, pada penelitian ini hanya mendeskripsikan bagaimana kelayakan suatu CD interaktif untuk digunakan dalam pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan kedua observer lainnya. Peranan observer pada penelitian ini akan dijelaskan lebih rinci pada bab III bagian prosedur penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Analisis kelayakan pada penelitian ini adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan multimedia interaktif untuk dapat digunakan dalam pembelajaran dilihat dari aspek media dan aspek pedagogik. Analisis aspek media mencakup lima sub aspek yaitu 1) kualitas multimedia secara teknis, 2) kemudahan dalam pengoperasian, 3) kualitas elemen media tekstual dan visual, 4) kualitas elemen media audio (narasi, sound effect, backsound), dan 5) interaktivitas. Analisis aspek pedagogik terdapat dua sub aspek yaitu 1) sub aspek pembelajaran dan 2) sub aspek standar isi (kebenaran informasi, gambar, dan animasi, serta kesesuaian dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran). Tingkat kelayakan ini akan didapatkan setelah dilakukan analisis menggunakan lembar observasi yang telah melalui proses judgment oleh dosen ahli.

(22)

37

dapat dikontrol melalui sistem navigasi sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mencari informasi yang diinginkan. Dalam hal ini interaktif yang dimaksud ialah terjadi komunikasi dua arah antara sumber informasi (media) dengan pengguna. Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif pembelajaran SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel yang dikemas dalam bentuk CD (compact disk) yang digunakan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun yang terdapat pada toko-toko yang menyediakan multimedia interaktif di kota Bandung. Pada penelitian ini digunakan lima CD interaktif yaitu CD A, CD B, CD C, CD D, dan CD E yang diambil dari sejumlah CD interaktif yang digunakan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun yang terdapat pada toko-toko yang menyediakan CD interaktif di kota Bandung.

D. Instrumen Penelitian

(23)

38

Kisi-kisi lembar observasi analisis multimedia interaktif dapat dilihat pada Tabel 3.1. Lembar observasi menggunakan rating scale berupa skor 0-4 pada indikator. Skor 0, 1, 2, 3, dan 4 dalam rating scale memiliki arti yang tercantum Lampiran A.2 untuk setiap indikator.

Tabel. 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif

No Sub Aspek Indikator Item Jumlah

Aspek Media

1 Technical Quality

a. Portabilitas 1

4

b. Instalasi 2

c. Kelancaran pengoperasian 3

d. Dokumentasi 4

2 Usability a. Konsistensi 5 1

3 Elemen Media Tekstual dan Visual

a. Teks 6

3 b. Keselarasan warna teks dan

background 7

c. Ilustrasi (gambar, video

animasi) 8

4 Elemen Media Audio

a. Narasi 9

3

b. Sound effect 10

c. Backsound 11

5 Interaktivitas a. Interaktivitas 12 1

Aspek Pedagogik

6 Pembelajaran

a. Keselarasan ilustrasi visual

dan deskripsi 13

3 b. Penekanan pembelajaran 14

c. Evaluasi 15

7 Standar Isi

a. Kebenaran informasi 16

5

b. Kebenaran gambar 17

c. Kebenaran animasi 18

d. Kesesuaian dengan

kurikulum yang berlaku 19

(24)

39

Agar lebih jelas hal yang dianalisis pada setiap indikator, dapat dilihat pada Tabel 3.2 yang memaparkan deskripsi setiap indikator analisis kelayakan multimedia interaktif pembelajaran.

Tabel. 3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

Aspek Media

1

Technical Quality

(Kualitas media secara teknis)

a. Portabilitas Kemampuan multimedia interaktif digunakan pada semua jenis sistem operasi (Windows, Mac, dan Linux) b. Instalasi Kemudahan proses instalasi yaitu tidak

perlu melalui proses instalasi, dapat langsung berjalan dengan satu kali klik program tanpa menginstal aplikasi lain c. Kelancaran

pengoperasian

Kemampuan software yang dapat berjalan dengan lancar, tidak ditemukan

hang/crash pada saat digunakan

d. Dokumentasi Keberadaan petunjuk penggunaan yang lengkap, jelas dan berguna

2 Usability (Mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasian)

a. Konsistensi Konsistensi posisi navigasi, bentuk navigasi, dan bentuk tombol serta warna dan fungsi pada setiap screen

3

Elemen Media Tekstual dan Visual (Penyajian

informasi yang secara nyata dapat dilihat)

a. Teks Keterbacaan teks pada multimedia yaitu ukuran huruf cukup besar, jenis huruf menarik serta tidak terdapat banyak kalimat pada satu screen

b. Keselarasan warna teks dan

background

Ketepatan pemilihan warna teks dan

background. Warna teks tidak sama

dengan background dan tidak menggunakan banyak warna sehingga teks terbaca dengan jelas

c. Ilustrasi (gambar, video animasi)

Kualitas ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam segi peletakan, ukuran, warna dan pencahayaan

4

Elemen Media Audio

(Penyajian informasi yang

a. Narasi Kualitas narasi seperti suara bersih, kejelasan intonasi dan artikulasi, serta kecepatan tempo bicara.

(25)

40

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

didengar) konsentrasi.

c. Backsound Ketepatan pemilihan backsound yaitu

yang tidak mengganggu konsentrasi pengguna dan tidak menutupi suara narasi

5 Interaktivitas (Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna) a. Interaktivitas

Kemampuan memberikan feedback dari program untuk setiap perlakuan serta kemampuan program dapat dikontrol sesuai dengan kehendak pengguna

Aspek Pedagogik 6 Pembelajaran (Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran) a. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi

Kemudahan deskripsi dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar/animasi) dan sebaliknya

b. Penekanan pembelajaran

Keberadaan penekanan informasi yang penting dengan diberi warna dan ornamen yang berbeda dengan informasi lainnya sehingga terlihat jelas berbeda

c. Evaluasi Kesesuaian soal latihan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berlaku dan terdapat latihan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika hasilnya baik. 7 Standar Isi (Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum) a. Kebenaran informasi

Kebenaran informasi secara konsep, informasi tidak menimbulkan penafsiran yang salah dan penjelasan langsung pada inti materi.

b. Kebenaran gambar

Kebenaran bentuk secara konsep, kebenaran dan kelengkapan keterangan gambar, serta kesesuaian warna dengan objek asli.

c. Kebenaran animasi

Kebenaran informasi, ilustrasi dan simulasi serta kelengkapan informasi pada animasi.

d. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku

Kesesuaian informasi dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berlaku

e. Tujuan pembelajaran

Kesesuaian tujuan pembelajaran pada multimedia sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berlaku dan disampaikan secara tertulis dan jelas.

(26)

41

Penelitian ini memiliki tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data, dan tahap analisis data untuk mengetahui tingkat kelayakan multimedia interaktif biologi SMA kelas XII pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

1. Tahap Pra Persiapan

Melakukan studi pustaka mengenai multimedia interaktif yang layak digunakan pada pembelajaran dan cara menganalisis kelayakan multimedia interaktif pembelajaran. Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku terkait dan mempelajari penelitian-penelitian terdahulu tentang multimedia interaktif.

2. Tahap Persiapan

(27)

42

dilakukan kepada dosen yang menekuni bidang media dan dosen yang menekuni relasi efektivitas penggunaan media pada perolehan pengetahuan siswa. Dosen yang menekuni bidang media melakukan judgment pada aspek media dan dosen yang menekuni relasi efektivitas penggunaan media pada perolehan pengetahuan siswa melakukan judgment pada aspek pedagogik. Judgment dilakukan sebanyak dua kali. Judgment pertama yaitu menerima saran dan kritik dari kedua dosen kemudian melakukan diskusi dengan dosen pembimbing untuk identifikasi dan mengambil keputusan tentang hal-hal yang harus direvisi serta melakukan revisi untuk menyempurnakan instrumen penelitian sesuai saran kedua dosen judgment. Judgment kedua dilakukan untuk menunjukkan hasil revisi lembar observasi pada dosen ahli. Kemudian lembar observasi dinyatakan valid untuk digunakan dalam penelitian.

c. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah lembar observasi dapat digunakan secara efektif dalam menganalisis multimedia interaktif. Uji coba instrumen dilakukan dengan menganalisis multimedia interaktif yang tidak digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan oleh observer selain peneliti. Observer memutar multimedia interaktif dan melakukan penilaian pada semua indikator yang terdapat pada lembar observasi. Kemudian observer menuliskan hal-hal yang sulit dimengerti maupun penemuan-penemuan lain ketika melakukan analisis menggunakan lembar observasi.

d. Perbaikan instrumen. Hal-hal yang masih menyulitkan pada lembar observasi hasil uji coba diperbaiki. Perbaikan instrumen dilakukan pada rubrik penilaian aspek media khususnya dilakukan pada aspek pedagogik.

(28)

43

ditemukan kemudian dipilih yang sesuai dengan kriteria yaitu 1) CD interaktif yang dipilih adalah CD interaktif pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel, 2) CD interaktif menggunakan software Macromedia Flash dan dapat diputar ketika digunakan pada komputer atau laptop peneliti, dan 3) CD interaktif merupakan produk sebuah perusahaan atau instansi dan digunakan pada SMA Negeri maupun yang dipasarkan pada toko-toko yang menyediakan CD interaktif. Setelah dilakukan pemilihan, dari 12 CD interaktif yang terkumpul didapatkan lima CD interaktif yang sesuai dengan kriteria tersebut yang akan digunakan pada penelitian ini untuk dianalisis kelayakannya ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik.

3. Tahap pelaksanaan

Peneliti melakukan analisis kelayakan pada multimedia interaktif yang telah dipilih sesuai kriteria yaitu sebanyak lima CD interaktif biologi pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel. Analisis dilakukan oleh tiga observer. Observer pertama adalah peneliti sedangkan dua observer lainnya adalah selain peneliti. Analisis multimedia interaktif dilakukan dengan dua cara, yaitu menganalisis pada setiap screen untuk indikator yang dapat dianalisis pada setiap screen dan analisis pada indikator yang tidak terdapat pada setiap screen seperti indikator portabilitas, instalasi, dan dokumentasi pada aspek media serta indikator evaluasi pada aspek pedagogik. Berikut ini adalah tahap pelaksanaan analisis:

(29)

44

indikator tersebut. Analisis pada indikator portabilitas dilakukan dengan memutar CD interaktif pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, maupun Mac. Pada indikator portabilitas hanya dianalisis apakah CD interaktif dapat dijalankan pada sistem operasi tersebut. Pada indikator instalasi, dianalisis kemudahan proses instalasi sehingga pada indikator ini dilihat ketika proses instalasi dilakukan. Analisis indikator dokumentasi (petunjuk penggunaan) dilakukan dengan cara menganalisis kejelasan dan kelengkapan petunjuk penggunaan yaitu terdapat cara penggunaan dan cara instalasi serta dapat berguna. Pada indikator dokumentasi analisis dilakukan hanya pada screen yang memuat dokumentasi maupun buku petunjuk penggunaan. Indikator evaluasi menilai kesesuaian evaluasi dengan kurikulum yang berlaku sehingga analisis dilakukan hanya pada screen yang memuat evaluasi pada CD interaktif.

(30)

45

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berlaku dan indikator yang telah ditetapkan.

c. Setelah peneliti (observer pertama) melakukan analisis, dilakukan pengulangan analisis oleh dua observer yang lain. Analisis yang dilakukan observer kedua dan ketiga adalah dengan cara memberi skor pada setiap indikator pada lembar observasi yang disertai hasil analisis peneliti pada setiap indikator. Penyertaan hasil analisis peneliti (observer pertama) tentang alasan dalam penentuan skor pada setiap indikator bertujuan untuk mempermudah analisis yang dilakukan oleh observer kedua dan ketiga. Observer kedua dan ketiga hanya melakukan pertimbangan benar atau tidak analisis yang telah dilakukan oleh peneliti (observer pertama).

4. Tahap Akhir

a. Melakukan rekapitulasi dengan cara menjumlahkan skor hasil analisis pada ketiga observer pada setiap indikator. Kemudian jumlah skor yang didapatkan dari tiga observer dirata-ratakan untuk mendapatkan skor pada setiap sub aspek. Skor sub aspek dijumlahkan dan dirata-ratakan sehingga mendapatkan skor aspek. Rata-rata skor yang didapatkan pada setiap sub aspek dan aspek dikonversi ke dalam bentuk persentase menggunakan rumus yang terdapat pada bab III bagian teknik analisis data. Persentase yang didapatkan kemudian diinterpretasikan menggunakan skala interpretasi pada Tabel 3.3 untuk mendapatkan hasil akhir analisis kelayakan multimedia interaktif pada setiap sub aspek maupun rata-rata skor akhir pada aspek media dan aspek pedagogik.

(31)

46

c. Membuat kesimpulan tentang bagaimana kelayakan multimedia interaktif biologi SMA pada materi metabolisme, substansi genetik, sintesis protein, dan pembelahan sel yang digunakan di SMA Negeri maupun yang terdapat pada toko yang menyediakan multimedia interaktif di Kota Bandung.

d. Melakukan penyusunan laporan penelitian.

F. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif yang dilakukan oleh tiga observer untuk menghindari subjektivitas dalam pengambilan data. Satu observer adalah peneliti dan dua observer lainnya adalah selain peneliti. Peran setiap observer dapat dilihat pada bab III bagian prosedur penelitian. Berikut ini penjelasan tahapan pengumpulan data:

1. Melakukan analisis pada aspek media yang mencakup lima sub aspek yaitu kualitas multimedia secara teknis, kemudahan dalam pengoperasian, elemen media tekstual dan visual, elemen media audio, dan interaktivitas dengan cara memutar CD interaktif kemudian dilakukan analisis pada setiap indikator dan mempertimbangkan skor yang akan diberikan mengacu pada rubrik penilaian. 2. Melakukan analisis pada aspek pedagogik. Analisis aspek pedagogik

mencakup dua sub aspek yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi. Pengambilan data pada sub aspek standar isi yang mencakup kebenaran informasi, kebenaran gambar, kebenaran animasi dengan cara mencocokkan dengan buku acuan serta mengecek kesesuaian informasi dengan kurikulum yang berlaku.

3. Melakukan pengulangan analisis oleh kedua observer lainnya.

4. Melakukan rekapitulasi skor hasil analisis pada ketiga observer untuk mendapatkan hasil akhir analisis kelayakan multimedia interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik.

(32)

47

Data diperoleh dengan menggunakan skala pengukuran rating scale berupa skor 0, 1, 3, dan 4 pada setiap indikator yang terdapat pada tabel lembar observasi analisis kelayakan multimedia interaktif. Skor 0, 1, 2, 3, dan 4 dalam rating scale memiliki arti masing-masing yang tercantum pada rubrik analisis kelayakan multimedia interaktif untuk setiap indikator yang dapat dilihat secara detail pada lampiran A.2. Perolehan skor rekapitulasi ketiga observer kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data menurut Sugiyono (2011) dengan rumus sebagai berikut:

Skor hasil pengumpulan data Skor maksimum

[image:32.612.113.529.129.620.2]

Perolehan skor (%) yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala interpretasi. Skala interpretasi diperoleh dengan cara membagi skor maksimum menjadi empat secara kontinum. Skor maksimum jika dalam bentuk persen berarti 100% yang artinya sangat baik. Persentase dari hasil penghitungan dicocokkan dengan skala interpretasi. Skala interpretasi menggunakan interpretasi skor menurut Trisanti et al., (2013) pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Skala Interpretasi Perolehan Skor Persentase (%) Kategori

0 – 20 Sangat tidak baik 21-40 Kurang Baik

41-60 Cukup

61-80 Baik

81-100 Sangat baik

Kategori pada skala interpretasi dapat terlihat lebih jelas menggunakan garis kontinum menurut Sugiyono (2011). Perolehan skor (%) kemudian dilihat berada pada posisi mana dalam garis kontinum pada Gambar 3.1.

0 20% 40% 60% 80% 100%

x 100%

(33)

48

Tahap Pelaksanaan

Studi Literatur

Perumusan masalah

Penyusunan lembar observasi analisis kelayakan multimedia

interaktif

Analisis multimedia interaktif menggunakan lembar observasi

pada aspek media

Validasi dan uji coba instrumen Revisi

Tahap Persiapan

Pengumpulan CD interaktif Biologi SMA kelas XII yang digunakan di SMA Negeri maupun yang beredar di kota Bandung

Penentuan CD interaktif pembelajaran Biologi SMA kelas XII yang sesuai kriteria

Penyusunan proposal penelitian

Seminar proposal penelitian

Revisi proposal penelitian

Analisis multimedia interaktif menggunakan lembar observasi pada

[image:33.612.102.561.85.734.2]

aspek pedagogik Cukup Baik

(34)

49

(35)
(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai kelayakan multimedia interaktif, kelima CD interaktif yang dianalisis yaitu CD A, CD B, CD C, CD D, dan CD E termasuk ke dalam katergori baik dalam aspek media dengan rata-rata perolehan skor sebesar 74,83%. Selanjutnya rata-rata perolehan skor pada aspek pedagogik dari kelima CD interaktif yang dianalisis adalah 41,68% yang tergolong ke dalam kategori cukup namun jika diperinci, terdapat tiga CD interaktif yang termasuk ke dalam kategori cukup layak yaitu pada CD C dengan skor 53,88%, CD B dengan skor 49,13%, dan CD A dengan skor 46,16%, serta dua CD interaktif yaitu CD E dengan skor 31,25% dan CD D dengan 28,12% yang termasuk ke dalam kategori kurang layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

(37)

108

B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran, sebagai berikut:

1. Ketika melakukan analisis terdapat beberapa penemuan yang tidak terdapat pada rubrik penilaian seperti tidak terdapat ukuran yang jelas pada teks untuk menentukan besar atau kecil, keterangan gambar tidak dapat terbaca, serta kesesuaian materi pada tujuan pembelajaran. Berdasarkan penemuan tersebut, perlu dilakukan perbaikan pada rubrik penilaian. Dalam penyusunan instrumen juga terdapat beberapa indikator yang perlu dilengkapi khususnya pada aspek pedagogik seperti hirarki konsep, kesesuaian evaluasi dengan materi yang terdapat pada CD interaktif, kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan pada CD interaktif, proses berpikir siswa, pengolahan bahan ajar, bagaimana pembentukan konsep peserta didik, dan pertimbangan logis mengenai kecocokan materi dimuat pada CD interaktif berdasarkan tingkat keabstrakkannya.

2. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 29 kesalahan konsep, 88 gambar, dan 14 animasi tidak memenuhi kriteria penilaian, terdapat ketidaksesuaian informasi dengan kurikulum, dan tidak terdapat penyampaian tujuan pada CD interaktif. Guru disarankan menginformasikan informasi yang salah tersebut dengan menggunakan slide presentasi dan melakukan analisis apakah CD interaktif sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penayangan informasi tersebut dilakukan bersamaan dengan penayangan CD interaktif agar penggunaan CD interaktif pada saat pembelajaran lebih efektif. Guru disarankan lebih teliti dalam memilih CD interaktif , desain penampilan yang menarik pada CD interaktif belum tentu menjamin kebenaran konsep yang ada pada informasi, gambar, dan animasi pada CD interaktif.

(38)

109

pendapat tentang CD interaktif yang dibutuhkan oleh guru dan siswa. Hal tersebut dilakukan agar dapat teridentifikasi pula tingkat kelayakan CD interaktif ketika digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.

4. Peneliti kesulitan untuk mencari sumber-sumber yang mengungkapkan kriteria multimedia yang baik sehingga kesulitan dalam membuat instrumen penelitian. Oleh karena itu, bagi peneliti lain dapat mencari sumber lainnya agar kriteria multimedia yang baik dapat diketahui lebih mendetail lagi.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (2008). “How do Animation Influence Learning?”. Current

Perspective on Cognition, Learning, and, Instruction: Recent Inovation in Educational Technology. 37-67

Amanatidis, N. (2000). “Artemis In Ancient Athens” Evaluation Of A CD-Rom.

[Online]. Tersedia:

http://www.researchgate.net/publication/235746139_ARTEMIS_Evaluation_o f_a_CD-ROM/file/9fcfd5130fbebe7f99.doc. [19 Mei 2013]

Amir, A. (2011). Pengembangan Multimedia Interaktif Mata Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan Karya Nhakti Pringsewu. Tesis Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Lampung. [Online]. Tersedia: http://digilib.unila.ac.id/102/ [20 September 2013]

Anitah, S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka

Anwas, O. M. (2006). Studi Evaluatif Pemanfaatan Video Pendidikan Sekolah Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Teknodik. 10 (1). 59-74

Arbianto, P. (1994). Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

(40)

111

Arsyad, A. (2009). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Artanaya, I. G., Parmiti, D. P., dan Mahadewi., L. P. P. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dengan Multimedia Design Model pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Kelas IV Semester I. [Online]. Tersedia: http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJTP/article/view/93 [20 September]

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S. Winarni, E.W. (2004). Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Badarman. (2013). Penerapan Metode Diskusi Berkolaborasi Musik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

[Online]. Tersedia:

http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/4.KolaborasimusikdgmateriP AI.pdf [27 September 2013]

Binanto, I. (2010). Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi

Brown, A., and Timothy, D.G. (2002). Multimedia Projects in the Classroom. California: Corwin Press, inc

BNSP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP

Campbell, N.A., Reece, J.B., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R. B., (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

(41)

112

Crozat, S., Hu, O., and Trigano, P. (1998). A Method for Evaluating Multimedia Learning Software. Universete de Technologie de Comiegne : 1-6

Darma, I.K. (2011). Efektivitas Media Pembelajaran Matematika Berbasis Software Maple. Jurnal Teknodik. 15(1). 4-6

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013 Jenjang Sekolah Menengah Pertama/Luar

Biasa. [Online]. Tersedia:

http://dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Peraturan%20DAK%20DIKDAS%20201 3%20pada%20rakor%20Dikmen.pdf [20 September 2013]

Elrold, S., dan Stansfield, W., (2002). Genetika. Jakarta: Erlangga

Eristi, S.D. (2008). “The Effectiveness Of Interactive Instruction CD Designed Through The Pre-School Students”. Journal of Theoretical and Applied Information Technology. 832-839

Fried, G.H., dan Hademenos, G.J. (1999). Biologi. Jakarta: Erlangga

Karmana, O. (2008). Cerdas Biologi Untuk Kelas XII. Jakarta: Grafindo Media Pratama

Kurniawati, D. (2011). Analisis Media Pembelajaran CD Interaktif Topik "Air Permukaan Dan Pemanfaatannya Bagi Aktivitas Manusia" Karya Sulton.

[Online]. Tersedia:

(42)

113

Leacock, T. L., dan Nesbit, J. C. (2007). A Framework for Evaluating the Quality of Multimedia Learning Resources. Educational Technology & Society. 10 (2). 44-59.

Lee, W.W., and Owens, D.L., (2004). Multimedia-Based Instructional Design. San Francisco: Pfeiffer

Mayer, R. E., and Moreno, R. (2002). “Animation as an Aid to Multimedia

Learning”. Educational Psychology Review, 14(1), 390-397.

Montgomery, R., Dryer, R.L., Conway, T.W., Spector, A.A., (1993). Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Murni. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). [Online). Tersedia:

http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/article/view/671/491 [08 Oktober 2013]

Newby, T.J., Stepich, D.A., Lehman, J.D., Russel, J.D. (2006). Educational Technology for Teaching and Learning. New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall

Nugroho, F.A. (2012). Pembelajaran Berbasis Multimedia. [Online]. Tersedia:

(43)

114

Nuranti, G. (2012). Analisis Keterbacaan Media Grafis Buku Ajar Biologi Kelas XII pada Pokok Bahasan Metabolisme. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurdianti, M. (2012). Identifikasi Efektivitas Gambar Dalam Memperjelas Konsep Evolusi Pada Buku Teks Pelajaran Biologi SMA. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Poedjadi, A. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Purnomo, D. (2012). Produksi dan penggunaan media pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.infodiknas.com/264-produksi-dan-penggunaan-media-pembelajaran/ [20 November 2012]

Pramono, G. (2006). Aplikasi Component Display Theory. Jakarta: Pustekkom

Rahmatan, H. (2011). Biochemistry Concept Level Of Difficulty Profile On Prospective Biology Teachers Perception. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahmatan, H. (2013). Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Pada Topik Katabolisme Karbohidrat Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa Calon Guru Biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2, (1), 1-7.

Riyana, C. (2007). Pedoman Pengembangan Multimedia Interaktif. Bandung: Program P3AI Universitas Pendidikan Indonesia

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta

(44)

115

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Raharjito. (2011). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Santyasa. (2007). “Landasan Konseptual Media Pembelajaran”. Makalah pada

Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Banjar Angkan Klungkung.

Saputro, S.A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi Untuk Siswa SMP kelas VII. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317 [07 Februari 2013]

Sastamihardja, D., Siregar, A. (1996). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Jurusan Biologi FMIPA-ITB

Southern Regional Education Board. (2006). Criteria for Evaluating Computer Courseware. [Online]. Tersedia: http://www.evalutech.sreb.org/criteria/ courseware.asp [08 Oktober 2013]

Suartama, I.K. (2010). Pengembangan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 43, (3), 253-262.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

(45)

116

Sungkono. (2008). Evaluasi Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: staff.uny.ac.id/sites/default/ [20 November 2012]

Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suryo. (2008). Genetika Strata I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Susanti, R., Yuniarti, F., dan Dewi, P. (2012). Pengembangan Virtual Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Materi Pembiakan Virus. Unnes Journal of Biology Education. 1 (1), 28-35.

Susantini, E., Nuur, P., dan Thamrin, M. (2013). Kelayakan Teoritis Lembar Penilaian Pemahaman Diri Berbasis Metakognitif Pada Materi Genetika. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. 2 (3). 286-289

Sutopo, A.H. (2011). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu.

Syamsuri, I. (2007). Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1. Malang: Erlangga

Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.

Trisanti, D.C., dan Sanjaya, I.G.M. (2013). Pengembangan Media Permainan Stoichio Pada Materi Pokok Konsep Mol Bagi Siswa SMA Sekolah Berstandar Internasional. Unesa Journal of Chemical Education. 2(2). 181-187

Wahono, R.S. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://romisatriawahono.net. [23 Oktober 2012].

(46)

117

121/BAGJA_WALUYA/MEDIA_PEMBEL.GEOGRAFI/Teknik_pemilihan_ Media_Pembelajaran.pdf [12 Januari 2013]

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta

Waryanto, N.H. (2008). “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalah pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3, Klaten.

Widodo, C.S., dan Jamadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Gambar

Tabel                                                                                                                Halaman
Gambar
Tabel. 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif
Tabel. 3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dijadikan acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

The first conclusion is that the teacher put high emphasis on form-focused feedback, particularly grammar, when providing the written feedback for the two groups of the

Masalah yang akan diteliti adalah bagaimana melakukan pengelompokan kriteria danmelakuan perangkingan untuk menentukan calon penerima bantuan langsung tunai yang akan

QUR'AN HADITS, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI, BAHASA ARAB, GURU KELAS RA, DAN GURU KELAS M I TAHUN 2012.. PROPINSI : SUM ATERA UTARA STATUS

1, JALAN PERINDUSTRIAN

Dengan diperolehnya angka akurasi ini, aplikasi pengelompokan surah dalam Al-Qur’an dengan menggunakan Algoritma C4.5 dinilai cukup membantu dan dapat memudahkan user

Orang tua, keluarga, dan kerabat penulis yang telah memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan buku Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir dengan judul

Dengan demikian pesantren kedepan diharapkan tidak hanya memainkan fungsi tradisionalnya namun harus lebih dari itu pesantren harus melakukan transformasi yang dapat