• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN: Studi Evaluatif TErhadap Efektivitas Dan Efisiensi Program Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas PAdjajaran Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN: Studi Evaluatif TErhadap Efektivitas Dan Efisiensi Program Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas PAdjajaran Bandung."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

Studi Evaluatif terhadap Efektivitas dan Efisiensi

Program Kepaniteraan Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran Bandung

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

AVIP SYAEFULLAH Nomor Pokok: 8932099

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

DISETUJUI UNTUK UJIAN TAHAP II

PROP. OR. ENGKOSWARA, M.Ed

PEMBIMBING II

PROF. DR. OTENG'SUTISNA, MSc. Ed

PEMBIMBING llll

(3)

KATA PENGANTAR m

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTARISI ^

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BABI PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG MASALAH

1. Rumah Sakit Pendidikan 1

2. Rumah Sakit Hasan Sadikin Sebagai Rumah

SakitPendidikan .._ 2

B. DEFINISI OPERASIONAL DAN RUMUSAN

MASALAH 9

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan 25

2. Kegunaan Penelitian 16

BAB II LANDASANTEORITIS

A SISTEMMANAJEMEN RUMAH SAKTT

SEBAGAI ORGANISASIPELAYANAN UMUM...

1. Prinsip Manajemen yj

2. Karakteristik Human Service Organization 20

3. Problematika Manajemen Rumah Sakit 23

(4)

B. EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ORGANISASI

1. Efektivitas 29

2. Efisiensi 40

C. PERANADMINISTRASI PENDIDIKAN 42

1. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan 43

2. Efisiensi, Efektivitas, dan Produktivitas Program

Pendidikan 47

D. KESIMPULANLANDASANTEORITIS 53

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. RESPONDEN 54

B. METODE PENELITIAN 56

C. TAHAP PENELITIAN 61

D. PERTANYAAN PENELITIAN 62

E. INSTRUMENPENGUMPULANDATA

1 Pedoman Wawancara 64

2. Pedoman Observasi 65

3. Pedoman Studi Dokumentasi 66

F. RANCANGANJADWAL PENELITIAN 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. KONDISIKELEMBAGAAN RUMAH SAKIT

HASAN SADIKIN

1. Ruang Lingkup Organisasi dan Hubungan Struktural 68

2. Struktur Organisasi 71

(5)

4. Sumberdana Keuangan 76

5. Fasilitas Fisik 77

6. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan 78 B. EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI

ADMINISTRA-SI PROGRAM KEPANITERAAN

1. StrukturProgramKepaniteraan 81

2. Administrasi ProgramKepaniteraan 88

3. Efektivitas dan Efisiensi Program Kepaniteraan 93

BAB V KESIMPULANDANREKOMENDASI

A KESIMPULAN

1. Kondisi KelembagaanRumah Sakit Hasan

Sadikin 114

2. Efektivitas dan Efisiensi Program Kepaniteraan 122

B. REKOMENDASI

1. Rekomendasi Umum 125

2. Rekomendasi Khusus 127

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jadwal Penelitian 2. Kunjungan Pasien

3. Data Lulusan Program Kepaniteraaan Tahun 1985/1986 sampai dengan 1989/1990 4. Lulusan dan Lama Studi Program Kepaniteraan

Periode 1985/1986 sampai dengan 1989/1990

5. Lulusan dan IPK Program Kepaniteraan Periode 1985/ 1986 sampai 1989/1990

6. Permintaan dan Penawaran Dokter Lulusan UNPAD

dari 1986-1990

(7)

DAFTAR GAM BAR

Nomor Judul Halaman

1. Skema Mekanisme Fungsi Rumah Sakit Hasan Sadikin

2. Hubungan Teori Manajemen dengan Disiplin llmu Lain

3. Tiga Prespektif Keefektifan 4. Sebab-sebab Keefektifan...

5. Variabel yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi 6. Kriteria Keberhasilan Pendidikan...

7. Prosedur Penentuan Responden dan Metode 8. Tahap-tahap Penelitian

9. Arus Kepeniteraan

10. Wilayah Kerja Adminstrasi Pendidikan 11. Perencanaan Peserta Kepaniteraan..

12. Integrasi Fungsi Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan 13. Alur Siswa Kepaniteraan

14. Papan Kohort Kepaniteraan

15. Hubungan Kordinasi Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan

Fakultas Kedokteran UNPAD

16. Hubungan Fungsional yang Bersifat Integratif antara Rumah

Sakit Hasan Sadikin dengan Fakultas Kedokteran UNPAD 17. Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Rumah Sakit

Hasan Sadikin

18. Indikator-indikator Positif Unifikasi Administras Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin dilihat dariWilayah Kerja Administrasi

19. Indikator-indikator Keefektifan Berdasarkan Prespektif Keefektifan

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. Rumah Sakit Pendidikan

Berdasarkan studi literatur maupun studi dokumentasi, terlihat bahwa perkembangan Pendidikan Dokter Jawa dimulai pada tahun 1815, dan para ahli menganggap bahwa tahun tersebut merupakan awal perkembangan pendidikan dokter di Indonesia. Pelaksanaan pendidikan dokter

tersebut dilaksanakan di Rumah Sakit Militer dengan motivasi diperlukannya tenaga kesehatan pribumi yang dapat memberikan penjelasan tentang kesehatan kepada rakyat dan bisa bertindak sebagai vaccinatur (juru cacar)1.

Sesuai dengan perkembangannya, pendidikan dokter ini dipindahkan ke

RS. Stradsverband di daerah Glodok, dengan alasan sarana tidak memadai.

Begitupun di Rumah Sakit Stradsverband masalah sarana merupakan

permasalahan bagi program pendidikan dokter. Dengan demikian masalah

sarana di Rumah Sakit yang digunakan sebagai tempat pendidikan merupakan

permasalahan yang dirasakan dari dulu.

Dengan adanya perkembangan demikian, maka pada tahun 1903 Pemerintah Hindia Belanda mengambil keputusan untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut, dengan cara menyerahkan pengawasan pendidikan dokter di bawah Direktur On Derwijs, Eeredienst dan Nijverheid

yang dapat disamakan dengan Depdikbud sekarang ini.

Rukmono, Beberapa Segi Rumah Sakit Pendidikan, Kumpulan Naskah Ilmiah Koneres I

(9)

Menurut hemat peneliti, pemindahan pengawasan ini, merupakan awal adanya keterkaitan tanggung jawab Departemen Pendidikan terhadap Rumah

Sakit yang digunakan untuk program pendidikan. Dengan demikian tergambar

bahwa Centrale Burgerlijke Zienkeninrichting yang digunakan untuk pendidikan

dokter pada tahun 1919 (Rumah Sakit. Dr. Cipto Mangunkusumo sekarang

ini) dan Stovia (Fakultas Kedokteran UI sekarang ini) merupakan awal

mulanya dua instansi yang pelaksanaannya di bawah 1atap.

2. Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai Rumah Sakit Pendidikan

Tahun 1914 Gemeente Bandung mempunyai gagasan untuk mendirikan Rumah Sakit. Pembangunannya baru bisa dimulai pada tahun 1920 dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama resmi

Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuis2. Masyarakat Bandung menyebutnya

Rumah Sakit Ranca Badak, dan pada tahun 1927 diubah namanya menjadi

Gemeente Ziekenhuis Juliana, yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat.

Sejak pecahnya perang Pasifik pada tahun 1942, tercatat dalam sejarah

perkembangan Rumah Sakit Hasan Sadikin, bahwa Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai Rumah Sakit Militer sampai zaman Jepang dengan nama

Rigun Byoin. Setelah Indonesia merdeka, Rumah Sakit Ranca Badak menjadi

Rumah Sakit Umum dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah.

Pada tahun 1954 oleh Menteri Kesehatan ditetapkan menjadi Rumah Sakit

Propinsi dibawah pengawasan langsung Departemen Kesehatan. Pada tanggal 24

2i

(10)

Mi 1956 beberapa tokoh daerah membentuk Yayasan Fakultas Kedokteran

Bandung, dan yayasan tersebut menggabungkan diri dengan Panitia Rakyat

Pembentukan Universitas Negeri di Bandung. Di bawah pimpinan Prof.H. Moch Jamin, panitia ini akhirnya ditetapkan sebagai panitia negara yang diketuai oleh

Gubernur KepalaDaerahTingkat I JawaBarat.

MelaluiPP Nomor.37 Tahun 1957 maka lahirlah Universitas Negeri

Padjadjaran, dan pada tahun ini lahir pula Fakultas Kedokteran. Dengan adanya Fakultas Kedokteran maka direktur Rumah Sakit Umum Ranca Badak

menyerah kan sebagian gedungnya untuk digunakan oleh Fakultas

Kedokteran. Pada tahun 1969 dibentuk suatu panitia persiapan untuk mendirikan Teaching Hospital yang diprakarsai oleh Prof. R. Soerjaatmadja

dengan ketuanya Dekan Fakultas Kedokteran Prof dr. Soegiri.

Pada tahun 1970, melalui SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa

Barat tertanggal 31 Agustus 1970 Nomor 201/BX Pes/HUK/SK/1970

ditetapkan Panitia Teaching Hospital. Adapun anggotanya terdiri dari beberapa unsur, dengan ketuanya Dekan Fakultas Kedokteran yaitu Prof.dr. Soegiri. Dan menetapkan Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai Teaching

Hospital.

Dengan adanya Keputusan Presiden dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134/Men-Kes/SK/IV/1978 dan dengan adanya Surat Keputusan Bersama

antara Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri

tahun 1981 maka lahirlah Piagam Kerjasama antara Dekan Fakultas

Kedokteran dan Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin. Pada tahun 1986

Piagam Kerjasama tersebut disempurnakan melalui Surat Keputusan

Bersama antara Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin dan Dekan Fakultas

(11)

Akhir-akhir ini muncul kritik dari masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Hasan Sadikin maupun oleh

tenaga kesehatan lainnya. Keluhan masyarakat tentang mutu pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin dimuat di surat kabar, sehingga

muncul citra dari masyarakat tentang tidak baiknya pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Hasan Sadikin. Banyak yang beranggapan bahwa kritik terhadap kondisi pelayanan kesehatan tersebut tidak terlepas dari akibat adanya

permasalahan yang kompleks di Rumah Sakit Pendidikan, misalnya

kecenderungan adanya dualisme administrasi3. Peneliti berpendapat bahwa

kritik masyarakat tersebut, merupakan suatu gejala adanya kesenjangan antara tuntutan masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan maupun oleh Rumah Sakit Umum seperti Rumah Sakit Hasan

Sadikin.

Sebetulnya gejala demikian tidak terlepas dari

permasalahan-permasalahan yang selalu ada di dalam sejarah perkembangan Rumah Sakit sebagai lembaga yang bermotif untuk melayani kepentingan masyarakat (Non Profit Institution Dedicated To Community Service), sejalan

dengan tuntutan masyarakat yang selalu meningkat. Oleh karena itu situasi

kompleks sangat dirasakan oleh pimpinan-pimpinan Rumah Sakit yang merasa

dituntut untuk mengutamakan misi sosial.

Menurut Harold E. Smalley, anggapan demikian sudah bersifat umum dan

sangat mempengaruhi pimpinan Rumah Sakit, sehingga banyak pimpinan

Rumah Sakit membuat kebijakan-kebijakan berdasarkan pertimbangan

sosial. Dengan demikian wajarlah banyak pimpinan Rumah Sakit bertindak

kearah tidak efektif {Ineffective Economic Motivation) yang berkecenderungan

(12)

tidak mementingkan proses administrasi, sehingga banyak program-program

Rumah Sakit tidak efektif4'

Di lain fihak banyak anggota masyarakat yang menanggapi masalah

kesenjangan tersebut dari aspek etik profesi kedokteran. Pada dasamya

masyarakat menganggap bahwa kesenjangan itu timbul dikarenakan

adanya ketidakserasian antara nilai etik profesi yang dianut oleh tenaga

kesehatan dengan praktek pelayanan kesehatan yang diberikannya. Dengan

demikian fungsi Rumah Sakit tidak berkembang sesuai dengan tuntutan

masyarakat yang selalu meningkat.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, peneliti condong untuk

menganggap bahwa faktor kecenderungan terjadinya kesenjangan antara tuntutan masyarakat dengan pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari adanya permasalahan permasalahan yang berkenaan dengan sikap tenaga medis dan

para medis yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat; dan adanya

permasalahan-permasalah yang berkenaan dengan administrasi Rumah Sakit,

akibat tingginya kompleksitas Rumah Sakit Umum sebagai lembaga yang

bermotif untuk melayani kepentingan masyarakat (Non profit institution

dedicated to community service).

Isue tentang permasalahan administrasi Rumah Sakit sudah lama

dibicarakan di kalangan Rumah Sakit maupun di kalangan Fakultas Kedokteran. Dengan adanya SK Menteri Kesehatan No. 134/Menkes/SK/IV/78, yang menunjuk Rumah Sakit Umum untuk digunakan sebagai wahana

pendidikan, isue tersebut makin santer karena dikaitkan dengan posisi dan peran

Rumah Sakit Umum sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Begitupun dengan

•Harold E. Smalley, Hospital Management Engineering, New Jersey: Prentice Hall Inc.

(13)

Rumah Sakit Hasan Sadikin yang berfungsi sebagai Teaching Hospital

berdasarkan SK Gubernur tahun 1970.

Dengan status sebagai Rumah Sakit Pendidikan, maka peran, posisi

maupun fungsi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, ditinjau dalam kerangka

pembangunan nasional maupun

regional

akan

berubah

menjadi

pemelihara sumberdaya manusia yang diwujudkan dalam bentuk pemberian

perawatan preventif maupun kuratif dan berperan sebagai pengembang tenaga

kerja ^yang diwujudkan dalam bentuk pendidikan tenaga medis dan para

medis. Dengan

peran sebagai pemelihara sumberdaya manusia dan

pengembang tenaga kerja, maka ruang lingkup Rumah Sakit Hasan Sadikin

menjadi luas sekali.

Menurut Zuchradi6 ruang lingkup Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai

Rumah Sakit Pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat maupun pemerintah

adalah sebagai berikut:

a.

sebagai tempat pelayanan medik yang bermutu, lokasinya dapat

dicapai dengan mudah oleh masyarakat, terbayar dan pelayanannya

memuaskan masyarakat;

b.

sebagai tempat pendidikan bagi semua tenaga kesehatan,

calon

dokter, calon dokter ahli, siswa para medik, serta tenaga non

kesehatan dari semua instansi yang menginginkan Rumah Sakit

Hasan Sadikin sebagai tempat berpraktek bagi siswa-siswanya;

c

sebagai tempat penelitian, baik penelitian dasar, penelitian terapan

maupun pengembangan; dan

j??,^!?' *"£• B^ai Persoalan sebagai konsekuensi Pengembangan RSU meniadi

RSPendidikan, Bandung: Fakultas Kedokteran, 1973,h. 4-10 8 ™U menjadt

(14)

d. sebagai Rumah Sakit rujukan untuk Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Melihat ruang lingkup Rumah Sakit Hasan Sadikin yang luas, peneliti

beranggapan bahwa hal tersebut sebagai faktor tingginya kompleksitas di Rumah

Sakit Hasan Sadikin. Adapun faktor-faktor tersebut, menurut hemat peneliti

karena adanya

fungsi

luas

dalam

aspek-aspek:

pelayanan kesehatan,

pendidikan dan penelitian yang diatur oleh dua sumber

otoritas,

yaitu

Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan &Kebudayaan.

Dengan demikian peneliti menganggap wajar bila pada kenyataannya,

apa yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin selama inimemberikan kesan

kompleks dan bersifat dualisme dalam pengelolaannya 7. Oleh karena itu akan

relevan sekali kalau permasalahan-permasalahan tersebut dihubungkan dengan

Pendapat Zuchradi yang berpendapat dalam nada pertanyaan sebagai berikut:

apakah Rumah Sakit memenuhi syarat untuk dapat diorganisasikan dengan baik"8.

Dengan demikian Zuchradi meragukan kemampuan administrasi

untuk bisa menjalankan peran dan fungsi Rumah Sakit Hasan Sadikin dalam

melaksanakan misi sebagai Rumah Sakit Pendidikan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam latar belakang

masalah, maka peneliti bisa menarik suatu kesimpulan bahwa kritik masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, ataupun isue-isue tentang sikap tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan tuntunan masyarakat, tidak bisa

terlepas dari masalah-masalah sebagai berikut:

Kesimpulan dan Rekomendasi Seminar Pemantapan Organisasi dan Fungsi RS

Pendidikan diIndonesia, Bandung, 1987.

g

(15)

a.

Relevansi pendidikan tenaga

medis dan para medis dengan

tuntutan masyarakat;

b. Pengaruh administrasi pendidikan di Fakultas Kedokteran atau di

lembaga pendidikan tenaga paramedis yang erat kaitannya dengan

proses pembentukan sikap tenaga kesehatan, yang sesuai dengan

kode etik kedokteran;

c. Diabaikannya etik profesi oleh tenaga medis/paramedis akibat

perkembangan sosial budaya atau tekanan ekonomi; dan

d. Pengaruh administrasi Rumah Sakit yang kurang efektif, akibat

tingginya kompleksitas di Rumah SakitPendidikan.

Menyadari luasnya permasalahan tersebut peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan pembatasan permasalahan sebagai fokus penelitian, di dalam aspek pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Dengan

demikian penelitian yang akan dilaksanakan, merupakan studi evaluatif

terhadap pelaksanaan program kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNPAD yang

dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Adapun fokus penelitian mencakup aspek-aspek pokok dari keefektifan program pendidikan yang diduga akan mempengaruhi fungsi Rumah Sakit

Hasan Sadikin sebagai Rumah Sakit Pendidikan {Teaching Hospital). Dan sebagai pelengkap studi evaluatif, sasaran fokus penelitian diarahkan pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keefektifan administrasi pendidikan

di Rumah Sakit Hasan Sadikin, meliputi keefektifan individu, keefektifan kelompok dan keefektifan organisasi. Faktor-faktor ini diperlukan karena diduga sangat mempengaruhi program pendidikan yang dilaksanakan di

(16)

9

B. DEFINISI OPERASIONAL DAN RUMUSAN MASALAH

Secara umum rumusan permasalahan sebenarnya telah dikemukakan

dalam pembatasan masalah sebagai uraian tentang fokus studi evaluatif, yaitu

efektivitas program pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan

Sadikin.

Namun

demikian peneliti menganggap perlu merumuskan

permasalahan tersebut sampai terelaborasi secara operasional. Oleh karena itu

peneliti akan menelaah dari segi konseptual maupun definisi operasionalnya

berdasarkan beberapa anggapan dasar yang relevan dengan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

a. Manajemen itu merupakan suatu instrumen untuk

mengoptimalisasikan berfungsinya komponen-komponen dari suatu sistem secara terencana, terorganisir, terarah,

terkoordinasikan, terkontrol atau terkendali serta terevaluasi

efektivitas dan efisiensinya 9. Berdasarkan definisi ini peneliti

bisa mengasumsikan bahwa perangkat komponen-komponen yang

tersedia di Rumah Sakit Hasan Sadikin membentuk suatu sistem

yang saling mempengaruhi termasuk sistem pendidikan. Asumsi

lain yang bisa ditarik dari anggapan dasar ini ialah dapat

dimanfaatkannya secara optimal kontribusi komponen sistem yang

ada di Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk pencapaian hasil

pendidikan tenaga

kesehatan

sesuai

dengan

kriteria yang

ditetapkan dengan menggunakan masukan yang minimal.

(17)

10 ibid

11

Usaha pendidikan dan pengajaran atau instruksional merupakan

suatu sistem, dan proses belajar mengajar itu merupakan

operasionalisasinya10.

Tahap Sarjana Kedokteran. Adalah program pendidikan di Fakultas Kedokteran dengan beban 149 SKS yang harus diselesaikan oleh siswa

dalam8 -14 semester n.

Tahap Kepaniteraan. Adalah program pendidikan 4 - 8 semester

sebagai tahap tindak lanjut yang berkesinambungan dari tahap

Pendidikan Sarjana Kedokteran untuk bisa lulus Pendidikan Dokter1,1 Berdasarkan definisi tersebut peneliti bisa mengasumsikan bahwa

upaya pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan

Sadikin yaitu sistem Kepaniteraan, merupakan suatu sistem yang

saling berinterelasi, berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Secara fungsional komponen-komponen sistem tersebut berperan dalam proses belajar mengajar yang melibatkan

komponen manusia, material, biaya, peralatan dan metode.

Proses dan hasil belajar siswa, dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal sebagai potensi dirinya maupun faktor ekternal dimana faktor-faktor tersebut sampai batas-batas tertentu dapat dikenali,

diamati, diukur dikendalikan dan dimanipulasi 12. Maka untuk

memungkinkan berlangsungnya suatu aktivitas belajar, individu memerlukan bantuan fasilitator yang datang dari lingkungannya

agar Proses Belajar Mengajarnya berlangsung secara efisien dan

12

Buku Pedoman Fakultas Kedokteran-UNPAD, Bandung, FK-UNPAD, 1986, h8-10

(18)

11

hasilnya efektif. Berdasarkan anggapan dasar ini peneliti bisa

mengasumsikan bahwa proses belajar dan hasil belajar siswa di

Rumah Sakit Hasan Sadikin merupakan resultante dari pengaruh

komponen- komponen sistem yang dimanipulasikan sebagai sistem

kepaniteraan Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi.

d.

Strategi pendekatan administrasi sistem instruksional dipandang

sebagai faktor

ekstemal yang dapat memberikan pengaruh

tertentu baik terhadap proses Belajar Mengajar maupun

terhadap hasilnyaD. Berdasarkan anggapan dasar ini peneliti

bisa menjelaskan kemungkinan berbagai alternatif cara perlakuan untuk memanipulasikan masukan instrumen (instrumental input) dalam Proses Belajar Mengajar. Misalnya sistem kepaniteraan di

Rumah Sakit Hasan Sadikin yang akan memberikan corak yang

khas dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif, sehingga

memudahkan siswa dalam melaksanakan proses belajarnya.

e. Tingkat keberhasilan dari administrasi bisa dilihat dari effektivitas

organisasi melalui indikator prestasi individu, kelompok dan

14

orgamsasi . Berdasarkan anggapan dasar ini, peneliti bisa

mengasumsikan bahwa effektivitas administrasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin bisa diukur melalui indikator prestasi dari komponen

tenaga kesehatan, tenaga administrasi, dan komponen kelompok

profesi lainnya dilingkungan Rumah Sakit HasanSadikin.

13

•Abin Syamsudin, M., Efektivitas Belajar Mengajar dengan Menggunakan Tiga Model

Strategi Pendekatan Manajemen Sistem Isntmksional dan Mengindahkan Tisa Kateeori Kemampuan Siwa; FPS-IKIP Bandung, 1986, h 166 -184

(19)

f.

Organisasi pada dasamya sebagai wadah untuk meraih tujuan secara

lebih effektif dan efisien, melalui kegiatan bersama dalam proses

manajerial. Berdasarkan anggapan dasar ini peneliti bisa

mengasumsikan bahwa pengorganisasian proses Belajar Mengajar

dalam bentuk sistem kepaniteraan di Rumah Sakit Hasan Sadikin

merupakan bagian dari aktivitas organisasi Rumah Sakit Hasan

Sadikin untuk membantu tujuan belajar secara efektif dan efisien.

g. Manajemen Teaching Hospital. Adalah administrasi mengenai

peranan dan fungsi pimpinan yang meliputi berbagai kegiatan yang langsung untuk mengatur peran dan fungsi rumah sakit untuk mencapai tujuan pelayanan untuk orang sakit, pendidikan dan riset

secara efisien dan ekonomisI5*

h.

Administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan sama dengan,

manajemen pendidikan, sama dengan pengelolaan pendidikan, adalah rangkaian kegiatan atau keselumhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang dilaksanakan di lingkungan tertentu

temtama berupa lembaga pendidikan formal16.

Berdasarkan definisi operasional dan anggapan dasar tersebut peneliti

berangggapan bahwa program pendidikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin akan

berhasil bila ditopang oleh keberhasilan administrasi pendidikan. Dan tingkat

keberhasilan administrasi pendidikan bisa dilihat dari sari efektivitas organisasi melalui prestasi individu, kelompok, dan organisasi .Dengan demikian,

Capt. JE Stone, Hospital Organization and Management, London, : Faber and Faber Limited, p 126.

Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Professional

(20)

13

permasalahan yang akan diteliti adalah faktor yang terkandung dalam

pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah kondisi kelembagaan Rumah Sakit Hasan Sadikin, sebagai Rumah Sakit Pendidikan, menopang program kepaniteraan Fakultas

Kedokteran UNPAD?

b. Apakah administrasi pendidikan program kepaniteraan di Fakultas Kedokteran UNPAD, telah sesuai dengan syarat-syarat administrasi

yang efektif dan efisien?

Rumusan masalah tersebut di atas akan ditelaah lebih lanjut di dalam Bablll dan hasil telaahannya dijadikan sebagai panduan penelitian yang akan

(21)

4-SUMBER OTORITAS TJEFRES" DEPDIKBUD MASUKAN PASIEN' SUMBER DAYA SISWA INSTRUMENTAL INPUT FUNGSI RSHS PEUYANAN. KESEHATAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PENDIDIKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR HASIL BELAJAR SISWA "KEMAMPUAN BELAJAR SISWA PENELITIAN KELUARAN

\

PEUYANAN KESEHATAN \

/

TENAGAKESEHATAN

/

HASIL PENELITIAN m m z rn *n c z 0 0 c/>> - 2 23J

> - l

(22)

15

C. TUJUAN DAN KEGUANAAN PENELITIAN

1. Tujuan

Secara umum penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui effektivitas

Program pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin,

dengan penelaahan aspek organisasi formal baik dalam dimensi nomotetis

maupun dimensi idiografis. Akan tetapi secara khusus, dalam operasionalnya

tujuan tersebut dapat dikemukakan seperti di bawah ini:

a. untuk menelaah faktor-faktor kelembagaan Rumah Sakit Hasan

Sadikin yang diperkirakan dapat mempengamhi fungsinya sebagai Rumah Sakit Pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan program

kepaniteraan;

b. mengungkapkan permasalahan yang muncul secara nyata pada obyek penelitian di dalam proses administratif;

c. memperoleh gambaran tentang hubungan struktural antara Rumah

Sakit Hasan Sadikin dengan Fakultas Kedokteran UNPAD yang pada

gilirannya akan mencerminkan tingkat efektifitas, baik dalam fungsi pendidikan maupun fungsi pelayanan kesehatan;

d. menemukan variabel-variabel efektivitas yang lemah dalam

komponen administrasi pendidikan, yang dilaksanakan oleh Fakultas

Kedokteran UNPAD, yang diduga akan mempengamhi efektifitas

administrasi pendidikan; dan

e. mengungkapkan. permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

(23)

2. Kegunaan Penelitian

Seandainya tujuan-tujuan penelitian tersebut dapat tercapai sebagaimana

yang direncanakan, maka hasilnya bisa digunakan untuk:

a. Peningkatan fungsi Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai Rumah

Sakit Pendidikan {Teaching Hospital)',

b.

Untuk pengembangan bidang administrasi Rumah Sakit {Hospital

Management) maupun sebagai kontribusi informasi pengetahuan

bam bagi pengembangan displin ilmu administrasi pendidikan;

c Untuk masukan ke Fakultas Kedokteran UNPAD guna penyempurnaan sistim kepaniteraan yang dilaksanakan di Rumah

Sakit Hasan Sadikin;

d. Sebagai bahan rekomendasi, baik untuk Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan maupun ke Departemen Kesehatan sebagai bahan

kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan Rumah Sakit

Pendidikan; dan

e. sebagai bahan masukan bagi pimpinan Rumah Sakit Hasan Sadikin

dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan, khususnya dalam

(24)

A. RESPONDEN

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

54

Berdasarkan pembatasan masalah dan anggapan dasar yang telah dibahas dalam Bab I, penulis berpendapat bahwa fokus pembahasan dan pengkajian

yang akan dianalisis, sebetulnya perlu meliputi keselumhan karakteristik

Rumah Sakit Hasan Sadikin. Menumt penulis karakteristik tersebut mempakan variabel-variabel yang diduga mempengamhi efektifitas

manajemen di Rumah Sakit Hasan Sadikin maupun program pendidikan yang

dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Oleh karena itu fokus penelitian yang akan ditelaah meliputi komponen sumberdaya manusia,

kondisi organisasi dan lingkungannya, sarana maupun prasarana yang ada

kaitannya dengan efektivitas organisasi.

Dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang terorganisir selalu ada

tiga komponen sumber daya manusia, yang saling ketergantungan dalam

melaksanakan tugasnya yaitu:

1. komponen personal, yaitu orang-orang yang menerima pelayanan

(receiver);

2. komponen profesional, yaitu orang-orang yang memberikan

pelayanan (provider); dan

3. komponen sosial yaitu organisasi-organisasi swasta ataupun

pemerintah yang oleh karena fungsinya maka pelayanan kesehatan

(25)

55

Ketiga komponen tersebut saling berkaitan, yang secara keselumhan membentuk suatu sistem yang disebut medical caresystem.

Kalau hal ini dihubungkan dengan landasan teoritis yang digunakan oleh penulis sebagai acuan penelitian, maka gambaran manajemen Organisasi

Layanan Masyarakat seperti Rumah Sakit, sangat terikat oleh Public Policy. Maka dengan demikian komponen sumber daya manusia yang ada dalam

medical care system tersebut, mempakan sistem pelayanan kesehatan yang

mencerminkan tata nilai politik yang kita anut. Oleh karena itu komponen personal, komponen sosial dan tokoh formal yang terkait dengan Rumah

Sakit Hasan Sadikin, relevan untuk dijadikan sebagai sumber informasi

dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga keselumhan responden penelitian meliputi:

1. tokoh formal yang terkait dalam perkembangan dan pengawasan Rumah Sakit Hasan Sadikin,

2. dokter-dokter ahli,

3. staf pengajar, termasuk dokter dari Departemen Kesehatan yang

dijadikan tenaga pengajar, 4. dokter gigi,

5. aphoteker,

7. ahli administrasi,

8. teknisi.

9. perawat,

Level, S and Lomba, NP, Health Care Administration: A Managerial Prespektive,

(26)

56

10. pasen, dan 11. siswa.

Responden dari komponen-komponen diatas dengan status pimpinan, tokoh, staf, dosen, karyawan dan mahasiswa. Disamping itu, dilakukan pengkajian kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin dan lingkungan mmah sakit dalam hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti, dan dilakukan

triangulasi. Berikut gambar yang menunjukkan prosedur penentuan responden danmetode penelitian yang digunakan.

GAMBAR 7

PROSEDUR PENENTUAN RESPONDEN DAN METODE

KELOMPOK

PROFESIONAL

1.0BSERVASI

2. WAWANCARA

3. STUDI DOKUMEN

TASI DAN

KE-PUSTAKAAN

4. TRIANGULASI

KELOMPOK

SISWA DAN

DOSEN

RESPONDEN

KELOMPOK

STAF DAN

TOKOH

B. METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian tersebut, penulis ingin meneliti dalam situasi yang wajar atau dalam natural setting, sehingga akan dilakukan pengamatan langsung dalam lingkungan responden, berinteraksi dengan mereka

(27)

57

terjadi. Model ini ditempuh oleh penulis dalam rangka mencari kebenaran,

karena menumt Nasution bahwa;

" kenetralan dalam penelitian sosial selalu mempakan problem dan tidak ada yang disebut obyektivitas. "Knowledge is socially constitued, historically embedded,

and valuationally based" .

Dengan demikian pengetahuan sangat dipengamhi oleh faktor sosial,

historis dan nilai.

Faktor lain yang dijadikan dasar untuk menentukan metode penelitian dalam kesempatan sekarang ini ialah pendapat para ahli yang menyatakan

bahwa pendidikan mempakan suatu social institution, dan administrasi

pendidikan sendiri mempakan suatu proses sosial yang tidak bisa terlepas dari

sistem sosial yang ada. Menumt Theodorson G.A. tentang social institution,

menyatakan bahwa institusi sosial adalah:

"... an interrelated system of social roles and norms

organization about the satisfaction of inportant social need of

function"

Dengan demikian peneliti menganggap bahwa Rumah Sakit Hasan

Sadikin mempakan institusi sosial, dimana proses belajar yang terjadi di dalamnya melalui interaksi antara komponen sistem yang diikat oleh

norma-norma yang ada dan hams dihayati oleh peserta didik. Adapun

norma-norma yang mengikat tersebut yaitu, peraturan-peraturan dan

etik profesi.

2 Nasution, S., Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung, Tarsito, 1988

Sudardja, A, Sosiologi Pendidikan, Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan

(28)

58

Dengan adanya anggapan demikian, maka peneliti memutuskan untuk

menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam pelaksanaan penelitian ini

karena adanya situasi sosial yang tercipta di Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Disamping itu juga peneliti menganggap bahwa penelitian yang akan dilaksanakan ini sebagai studi kasus terhadap Rumah Sakit yang berfungsi ganda yaitu fungsi Pelayanan Kesehatan, pendidikan dan penelitian sesuai dengan

yang dikehendaki oleh sumber otoritas.

Menumt Stephen Isaac tentang penelitian deskriptif adalah sebagai

berikut:

"..to describe systematically the facts and characteristics of a

given population or area of interest, factually and

accurately"

Melihat pendapat Stephen Isaac tersebut, berarti metode deskriptip tidak terbatas hanya mengumpulkan data saja, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data yang terkumpulkan. Maka untuk terpenuhi syarat-syarat metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan pada

penelitian ini ialah:

1. Teknik observasi. Pengamatan akan dilakukan secara langsung

terhadap obyek penelitian di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Dengan demikian dapat diperoleh suatu gambaran yang nyata tentang kondisi

sosial di tempat penelitian"4

2. Teknik komunikasi langsung. Wawancara akan dilakukan secara

langsung dengan responden yang terdiri dari pimpinan dan staf,

dosen, karyawan dan mahasiswa. Sifat wawancara dilaksanakan

Menurut Nasution : "Dengan observasi dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang

kehidupan sosiaL yang sukar diperoleh dengan metode-metode lain" ( Nasution. 1982 •

(29)

59

secara terbuka (Open ended), participant observation dan analisis

dokumen.

3. Teknik studi Dokumentasi. Pengkajian akan dilaksanakan

berdasarkan data-data tertulis yang dimiliki oleh Rumah Sakit Hasan Sadikin maupun Lembaga yang ada di Rumah Sakit Hasan

Sadikin.

4. Studi Kepustakaan. Akan dilakukan untuk mendukung data yang terkumpulkan, sehingga diperoleh landasan teori yang berhubungan denganpokok masalah yang dibahas, serta sebagai bahan bandingan

utama dengan keadaan yang ada pada obyek penelitian.

Dengan demikian ciri-ciri penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif yang memiliki natural setting sebagai sumber data langsung dan penulis sebagai peneliti mempakan instrument

inti.

2. Penelitian bersifat deskriptif.

3. Peneliti lebih menekankan pada proses dari pada hasilnya.

4. Peneliti cenderung untuk menganalisis data secara induktif. 5. Sangat mengutamakan makna.

Dilain pihak penulis menyadari bahwa dalampenelitian, tidak mungkin dapat menghilangkan sama sekali bias pribadi terhadap obyek penelitiannya, dan

juga sulit untuk memperoleh persesuaian yang sempurna antara yang ingin

dipelajari dengan yang dipelajari sesungguhnya atau setting yang disajikan

peneliti

Bogdan et aL Qualitative Research for Education: an Introduction to the Theory and

(30)

60

Dengan demikian peneliti akan bemsaha untuk menjaga bias pribadi

dengan cara sebagai berikut:

1. Menyusun catatan secara rinci tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan agar benar-benar dapat diperoleh data secara lengkap dan akurat, karena hal ini mempakan dasar penting

untuk langkah analisis selanjutnya.

2. Setiap langkah penelitian akan dirancang secara fleksibel karena

penelitian kualitatif biasa berkembang tatkala observasi sedang

dilakukan.

3. Dalam proses pelaksanannya akan menggunakan pendekatan analytic induction, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam

(31)

61

C. TAHAP PENELITIAN

Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan penulis, bisa dilihat

dalam skema sebagai berikut:

GAMBAR VIII

TAHAP-TAHAP PENELITIAN

OBSERVASI

TAHAP ORIENTASI

DISAIN PENELITIAN

-Penelitian

-Rumusan Masalah

TAHAP EKSPLORASI

WAWANCARA

-t=

OBSERVASI WAWANCARA DOKUMENTASI STUDIKEPUSTAKAAN

- t

DATA

ANALISA DATA

-Reduksi Data

-Display Data

-Verifikasi Data

TAHAP MEMBERCHEK

RESPONDEN

REVISI TEORI

KESIMPULAN AKHIR

Tahap pertama yang dilaksanakan penulis adalah tahap orientasi di

Rumah Sakit Hasan Sadikin. Orientasi dilakukan dengan menggunakan observasi terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan di Rumah Sakit

(32)

62

diharapkan bisa menghasilkan fokus penelitian dan mmusan masalah yang

akan diteliti.

Tahap kedua adalah tahap eksplorasi. Pada tahap eksplorasi akan dilakukan pengumpulan data dengan berpusat pada fokus penelitian, dan diarahkan untuk bisamenjawab masalah penelitian. Pada tahap eksplorasi

dilaksanakan observasi dan wawancara terbuka kepada responden yang telah ditentukan. Sedangkan untuk mengkonfirmasikan data digunakan studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Data yang terkupulkan selama tahap eksplorasi, secara terns menerus akan dianalisis penulis selama penelitian berlangsung. Analisis data dilakukan melalui reduksi data untuk memilih data yang relevan, kemudian dibuat display data, dan diadakan verifikasi.

Tahap ketiga adalah tahap member check. Tahap member check dilakukan untuk memeriksa laporan sementara, hasil analisis data, dan dilaksanakan kepada responden yang menjadi sumber data. Apabila terdapat kekeliman atau kekurangan, maka akan dilakukan sejumlah revisi. Selanjutnya, dikonfirmasikan terhadap teori-teori yang relavan untuk kemudian diabut suatu kesimpulan akhir.

D. PERTANYAAN PENELITIAN

Untuk memudahkan kegiatan pengumpulan data dan observasi di lapangan, perlu disusun paduan tentang data yang hams dikumpulkan agar kegiatan selama dilapangan benar-benar terarah, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya pengembangan data.

Adapun data yang hams dikumpulkan ialah data-data yang bersifat

(33)

manajemen pendidikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Berikut mmusan

pertanyaan penelitian yang digunakan.

1.

Apakah kondisi kelembagaan Rumah Sakit Hasan Sadikin, sebagai

Rumah Sakit Pendidikan, menopang program Fakultas Kedokteran UNPAD?. Pertanyaan penelitian ini dielaborasikan sebagai berikut:

a. Bagaimana mang lingkup organisasi Rumah Sakit Hasan Sadikin setelah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan ?

b.Bagaimana struktur organisasi Rumah Sakit Hasan Sadikin dan

hubungan stmkturalnya dengan Fakultas Kedokteran ? c. Bagaimana gambaran tugas Rumah Sakit HasanSadikin?

d. Bagaimana gambaran sumberdana keuangan di Rumah Sakit

Hasan Sadikin?

e. Bagaimana gambaran fasilitas fisik Rumah Sakit Hasan Sadikin?

f. Bagaimana upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit Hasan Sadikin sehubungan statusnya berubah menjadi

Rumah Sakit Pendidikan ?

2. Apakah administrasi pendidikan program kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNPAD, telah sesuai dengan syarat-syarat administrasi

yang efektif dan efisien?. Pertanyaan penelitian ini dielaborasikan

sebagai berikut:

a. Apakah dasar hukum pelaksanaan program kepaniteraan

Fakultas Kedokteran UNPAD di Rumah Sakit Hasan Sadikin?

b. Bagaimana mekanisme dan pelaksanaan program kepaniteraan

Fakultas Kedokteran UNPAD yang dilaksanakan di Rumah

Sakit Hasan Sadikin?

c. Apakah pelaksanaan program kepaniteraan Fakultas Kedokteran

(34)

64

d. Apakah pelaksanaan program kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNPAD di Rumah Sakit Hasan Sadikin efisien?

E. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Ada tiga macam instrumen yang dipergunakan untuk pengumpulan data,

yaitu:

pedoman wawancara,

pedoman observasi dan pedoman studi

dokumentasi.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun berdasarkan variabel penelitian. Dan

responden yang ditetapkan yaitu pimpinan, staf pengajar, siswa maupun

personil lainnya. Adapun sifat informasi yang ingin dicapai oleh pedoman

ini ialah:

a. Dekrispsi

maupun

refleksi,

responden

tentang

pengorganisasian Rumah Sakit Hasan Sadikin.

b. Refleksi responden tentang kompleksitas Rumah Sakit Hasan

Sadikin akibat adanya dua sumber otoritas dan fungsi ganda.

c. Deskripsi responden tentang misi, target yang ingin dicapai

d. Deskripsi dan refleksi responden mengenai sarana, prasarana

Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk pelayanan kesehatan dan

pendidikan.

e. Deskripsi

dan

refleksi

responden

tentang

proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di wilayah kerja

administrasi pendidikan.

f. Deskripsi dan refleksi responden tentang komunikasi organisasi

(35)

g-g. Refleksi responden tentang kualitas personil, dan motivasi

personil.

h. Deskripsi dan refleksi responden tentang pelaksanaan program

kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNPAD di Rumah Sakit Hasan

Sadikin.

i. Refleksi responden tentang unsur-unsur program pendidikan

yaitu tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, metode

pengajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Pedoman Observasi

Instrumenini digunakan sebagai pegangan untuk melakukan pengamatan

langsung terhadap fokus penelitian agar proses pengamatan itu sendiri terarah.

Pedoman ini cukup fleksibel supaya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan informasi lapangan. Observasi lapangan akan dilaksanakan sendiri oleh peneliti,

sesuai dengan saran dari Biklen dan Bogdan yang menyatakan bahwa obsevasi

perlu dilakukan sendiri supaya tidak ada penafsiran lain dari orang ketiga 6.

Melalui instrumen ini diharapkan dapat temngkap data-data tentang:

a. Kegiatan Rumah Sakit Hasaan Sadikin dalam melaksanakan fungsinya sebagai Rumah Sakit Pendidikan.

b. Pelaksanaan tugas wewenang yang diberikan kepada unit-unit

pelaksana fungsional sebagai laboratorium Fakultas

Kedokteran UNPAD.

c. Kondisi prestasi siswa kepaniteraan lainnya maupun studi siswa dalam menyelesaikan lingkaran kepaniteraan.

d. Kondisi sistem informasi yang berlangsung.

(36)

66

e. Hubungan kerja antara siswa dengan tenaga medik, tenaga

edukatif dan para medik.

f. Komunikasi siswa dengan pasen, dengan tenaga edukatif maupun

tenaga medis dan para medis.

3. Pedoman Studi Dokumentasi

Instmmen ketiga yang digunakan dalam penelitian ini ialah dokumen-dokumen yang mengatur status, peran dan fungsi Rumah Sakit Hasan

Sadikin dan dokumen-dokumen yang ada ikatan

fungsional

dengan

lembaga-lembaga lainnya. Melalui instmmen ini diharapkan data-data tentang :

a. Sejarah perkembangan Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai

Rumah Sakit pendidikan

b. Unsur-unsur program pendidikan yaitu tujuan pendidikan,

kurikulum, metode pengajaran dan evaluasi Hasil Belajar.

c. Misi Rumah Sakit Hasan Sadikin.

d. Stmktur danpola organisasi Rumah SakitHasan Sadikin.

e. Gambaran tugas dan wewenang Personil maupun unit

fungsional.

f. Jumlah Siswa program kepaniteraan Fakulatas Kedokteran

UNPAD di Rumah Sakit Hasan Sadikin.

g. Jumlah tenaga Administratif, tenaga edukatif, tenaga medik dan

(37)

F. RANCANGAN JADWAL PENELITIAN Berikuttabel rancangan jadwal penelitian:

TABEL1

JADWAL PENELITIAN

BULAN KE

NO KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1. 3engajuan rancangan dan seminar X 2. Pengangkatan pembimbing dan

Surat Keputusan Dekan X 3. Konsultasi dengan pembimbing

dalam rangka penyempurnaan

disain penelitian X

4. Penelitian Lapangan I X X X

5. Pengolahan data X

6. Penelitian Lapangan II (recheck) X

7. Penulisan Laporan X X

(38)

114

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Kondisi Kelembagaan Rumah Sakit Hasan Sadikin

a. Ruang Lingkup Organisasi dan Hubungan Struktural

1) Ruang Lingkup Organisasi

Rumah Sakit Hasan Sadikin mempakan Rumah Sakit yang sangat penting

karena keberadaannya di Jawa Barat sangat menopang kepentingan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan maupun di bidang pendidikan tenaga medis

maupun tenaga paramedis. Kedudukan penting ini tidak terlepas dari latar

belakang sejarah terbentuknya Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung yang

disponsori oleh tokoh-tokoh Rumah Sakit Hasan Sadikin pada waktu itu.

Dengan demikian mang lingkup Rumah Sakit Hasan Sadikin sejak berdirinya Fakultas Kedokteran UNPAD tahun 1957 sudah berfungsi ganda yaitu di bidang pelayanan kesehatan maupun di bidang pendidikan dan penelitian. Resmi berstatus Rumah Sakit Pendidikan (teaching hospital) sejak

dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor :

201/BX/Pes/HUK/SK/1970.

Oleh karena itu wajar kalau kondisi Rumah Sakit Hasan Sadikin

memenuhi syarat-syarat sebagai Rumah Sakit Pendidikan, baik ditinjau dari segi hukum maupun aspek mang lingkup pelayanan kesehatan. Aspek pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan spesialis,

pelayanan damrat dankegiatan penunjang medik sangat menopang kepentingan

(39)

kekurangan kasus-kasus penyakit tertentu untuk kepentingan program

pendidikan SiFakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

2) Hubungan Stmktural

Dengan adanya hukum positif yang mengikat Fakultas Kedokteran

UNPAD dan Rumah Sakit Hasan Sadikin , maka hubungan stmktural kedua

lembaga itu sangat tergantung dari ikatan hukum yang mengatumya. Dengan

demikian maka hubungan stmktural kedua lembaga tersebut sebagai berikut;

a) Hubungan Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan Fakultas Kedokteran UNPAD ataupun dengan lembaga pendidikan lainnya hanya berdasarkan SK Menkes nomor 134/ Men-kes /SK /TV /1978 dan Surat Keputusan Bersama antara Mendikbud, Menkes dan Mendagri tahun 1981. Dengan demikian

hubungan stmktural antara lembaga- lembaga pendidikan tersebut hanya bersifat koordinasi. Secara teknis koordinasi tersebut dilaksanakan oleh

Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan Rumah Sakit Hasan Sadikin

Hubungan koordinasi tersebut bisa di gambarkan sebagai berikut:

GAMBAR 15

HUBUNGAN KORDINASI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

DENGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

Feed Back

LEMBAGA PENDIDIKAN DIREKSI RS. HASAN SADIKIN

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

HASAN SADIKIN

Keterangan:

~= Garis Koordinasi

= Garis Fungsional

= Feed Back

Feed Back

(40)

116

Dengan demikian administrasi pendidikannya dilaksanakan penuh oleh

lembaga pendidikan itu sendiri dan pelaksanaannya berkoordinasi dengan

Rumah Sakit Hasan Sadikin melalui Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan.

b) Hubungan Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan Fakultas Kedokteran UNPAD sifatnya berbeda , tidak sama dengan lembaga pendidikan lainnya.

Sifat hubungan Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan Fakultas Kedokteran

UNPAD ditentukan oleh dua hal yang penting yaitu : Pertama oleh sejarah lahirnya Fakultas Kedokteran UNPAD maupun sejarah diangkatnya Rumah

Sakit Hasan Sadikin sebagai Teaching Hospital oleh SK Gubernur Jawa Barat

Nomor :2011/D/TU/K/XII/1986.

Dengan adanya ikatan sejarah dan ikatan hukum demikian, maka misi

kedua lembaga tersebut menjadi satu misi. Ikatan hukum demikian akan

mempengamhi wilayah kerja administrasi kedua lembaga tersebut, sehingga hubungan stmktural juga bukan hanya bersifat koordinatif, tetapi sudah

terintegrasi di tingkat UPF/laboratorium.

Dengan adanya integrasi hanya di tingkat UPF/laboratorium maka hubungan stmktural kedua lembaga tersebut masih bersifat koordinatif, tetapi

hubungan fungsional kedua lembaga tersebut sudah bersifat integratif. Dengan

adanya hubungan fungsional yang bersifat integratif, hubungan kedua

(41)

GAMBAR 16

HUBUNGAN FUNGSIONAL YANG BERSIFAT INTEGRATIF ANTARA RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN DENGAN FAKULTAS

KEDOKTERAN UNPAD

DEKAN FAKULTAS

KEDOKTERAN UNPAD

Keterangan:

= Garis Fungsional

= Garis Koordinasi

UPF/LAB

UPF/LAB

UPF/LAB

UPF/LAB

UPF/LAB

DIREKSI RUMAH SAKIT

HASAN SADIKIN

c) Sifat hubungan kelembagaan RS Hasan Sadikin , baik dengan Fakultas Kedokteran UNPAD maupun lembaga-lembaga pendidikan sangat

berpengamh terhadap pelaksanaan administrasi pendidikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin . Dengan demikian, maka lembaga pendidikan yang hubungan

kelembagaannya bersifat koordinatif, administrasi pendidikannya penuh di bawah otoritas lembaga pendidikan tersebut dengan wilayah kerja

administrasinya di luar wilayah kerja administrasi pelayanan kesehatan.

Sebaiknya hubungan koordinasi Fakultas Kedokteran UNPAD dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan hubungan funsionalnya bersifat integratif

(42)

118

administrasi pendidikannya terintegrasi dengan manajemen Rumah Sakit pada batas-batas tertentu. Dengan demikian ,maka penyelenggaraan manajemen pendidikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin dapat digambarkan sebagai

berikut:

GAMBAR 17

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN MAHASISWA

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG

Keterangan:

= Garis Fungsional

= Garis Koordinasi

Berdasarkan skema diatas terlihat adanya batas pemisah antara

administrasi pendidikan dan administrasi Rumah Sakit. Dekan Fakultas

Kedokteran UNPAD memiliki wewenang dan tanggung jawab di bidang administrasi pendidikan. Dengan adanya kewenangan dan tanggung jawab

berbeda , maka bisa disimpulkan bahwa status kelembagaannya terpisah

denan otoritas masing- masing. Oleh karena itu hubungan stmktural kedua

lembaga tersebut bersifat koordinatif walaupun berada dalam wilayah kerja

(43)

Walaupun status kelembagaan kedua lembaga tersebut terpisah , tetapi

terbukti oleh pendekatan analisis mikro diwilayah kerja administrasi

pendidikan, terdapat indikator-indikator positif yang menunjukkan adanya unifikasi dengan manajemen pelayanan kesehatan. Hal ini bisa dilihat dari

gambaran wilayah kerja administrasi pendidikan sebagai berikut:

GAMBAR 18

INDIKATOR-INDIKATOR POSITIF UNIFIKASI ADMINISTRASI PENDIDKAN DAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN DILIHAT DARI WILAYAH KERJA ADMINISTRASI

NOMOTETIS

PERENCA PELAKSA- PEMBI

\

NAAN ^JAAN NAAN

\

M S F M S F M S F

\

PERENCANAAN + + + + + + + + +

\

PRODUK

PELAKSANAAN + + + + + + + + +

P)

1.JUMLAH LULUSAN

PEMBINAAN + + + + + + + + +

2.MUTU LULU

SAN

3. RELEVANSI

LULUSAN

Keterangan: M = Sumber Daya

S = Sumber Belaja F = Fasilitas Belaja

Man

r r

usia

Dengan adanya unifikasi di tingkat UPF/lab maka akan terjadi kesatuan

(44)

120

kerja kedua lembaga tersebut. Indikator-indikator tersebut, membuktikan bahwa

hubungan fungsional kedua lembaga tersebut bersifat integratif, dan akan mencegah terjadinya dualisme. Malahan sebaliknya tercipta sinergi antara administrasi pendidikan yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran dengan

administrasi pelayananyang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Hasan Sadikin.

b. Personil

Jumlah para medis secara kuantitatif maupun kualitatif sangat membantu

terhadap berlangsungnya program pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Sakit

Hasan Sadikin. Dengan demikian,status sebagai tenaga medis di UPF/laboratorium , dan status sebagai tenaga medis kepada tenaga edukatif Fakultas Kedokteran yang ada di UPF. Dengan adanyastatus formal yang sama, sehubungan adanya Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit, akan menciptakan

performance kerja yang optimal.

Dengan adanya hak dan kewajiban yang sama baik bagi tenaga edukatif maupun tenaga medis di tingkat UPF/Laboratorium, maka wilayah kerja administrasi pendidikan sudah terintegrasi di dalam wilayah kerja administrasi

pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan tenaga, baik tenaga edukatif maupun tenaga medik harus disamakan, khususnya dalam

pembinaan wawasan di bidang pendidikan seperti kursus atau seminar Proses

Belajar Mengajar yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran, dan program

Akta mengajar.

Denganmengacu pada paradigma keefektifan dari Gibson,dan studi analisis

tentang ketenagaan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, peneliti bisa menunjukkan

(45)

GAMBAR 19

INDIKATOR-INDIKATOR KEEFEKTIFAN BERDASARKAN PERSPEKTIF KEEFEKTIFAN LEMBAGA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNPAD keefektifan Kelompok KEEFEKTIFAN INDIVIDU KEMAMPUAN + KEAHLIAN + PENGETAHUAN -f SIKAP Tf-MOTIVASI t STRESS -KETERANGAN

+ = MENOPANG

- = TIDAK MENOPANG

KEPADUAN + KEPEMIMPINAN + STRUKTUR + STATUS + PERANAN t NORMA-NORMA + KEEFEKTIFAN ORGANISASI UNGKUNGAN + TEKNOLOGI +

PIUHAN STRA•

TEGIS +

STRUKTUR +

PROSES +

KEBUDAYAAN +

Berdasarkan paradigma tersebut peneliti bisa menyimpulkan bahwa keefektifan individu tenaga edukatif / tenaga medis cendemng efektif karena

ditopang oleh tingkat pendidikan personil yang merata, minimal berpendidikan

sarjana kedokteran. Keefektifan kelompok cendemng efektif, temtama di UPF /

(46)

122

/kepemimpinan yang dipilih langsung oleh anggota kelompok. Dengan demikian,

keefektifan organisasi secara keselumhan cendemng efektif. Oleh karena itu peneliti bisa menyimpulkan bahwa kondisi kelembagaan Rumah Sakit Hasan

Sadikin menopang terhadap efektifitas program pendidikan.

2. Efektifitas dan efisiensi program kepaniteraan

a. Efektifitas kepaniteraan

1) Efektifitas administrasi pendidikan dengan indikator efektivitas

keselumhan bisa dikatagorikan efektif. Kondisi efektif tersebut disebabkan keberhasilan administrasi kepanitraan dan mekanismenya bersifat integratif dengan mekanisme pelayanan kesehatan. Ada tiga faktor yang

menyebabkan terintegrasinya program kepaniteraan dengan pelayanan kesehatan. Pertama adanya kompetensi siswa untuk melayani pasien, Kedua adanya unifikasi kepalaUPF/laboratorium yang mengkondisikan adanya

otoritas tunggal (single authority) dan tanggung jawab dari tenaga pengajar

di bidang pendidikanmaupun pelayanan kesehatan dengan tidak membedakan induk kepegawaiannya (NIP 13 ataupun NIP 14).Ketiga adanya loyalitas dan kebersamaan (espirit the corps) yang akan mentolelir hal-hal yang dianggap tidak adil dalam prinsip pengupahan dan ganjaran.

2) Dengan menggunakan indikator nisbah prestasi siswa terhadap lama studi

siswa , administrasi pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan

Sadikin cendemng efektif ini terlihat berdasarkan analisa dari data lulusan

peserta kepaniteraan tahun ajaran 1985/1986 sampai dengan tahun ajaran

1989/1990sebagai berikut:

Pertama, persentase lulusan dari siswa terdaftar (enrollment) rata-rata sebesar 64,9% , bisa menyelesaikan program kepaniteraan dengan lama

(47)

kriteria dari Sudjana Syafei, maka proses kepaniteraan di Rumah Sakit

Hasan Sadikin termasuk efektif.

Kedua, berdasarkan analisis alur siswa kepaniteraan, didapatkan

nisbah input terhadap out put:

Dengan berpatokan terhadap optimum input-input ratio siswa kepaniteraan, e0 = 2 maka didapatkan wastage ratio :

Dengan ideal wastage ratio : w = 1,00 maka wastage ratio di Rumah

Sakit Hasan Sadikin termasuk rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak adanya siswa drop out di dalam lingkaran kepaniteraan selama 1985/1986 sampai 1989/1990, kecuali siswa yang mengundurkan diri sebanyak 0,32%.

3) Dengan menggunakan indikator kepercayaan terhadap proses

kepaniteraan, ternyata terbukti ada kecendemngan kurang efektif. Kondisi

kurang efektif ini berdasarkan indikator-indikator yang bersifat immaterial

berikut ini.

(48)

124

kurangnya staf pengajar, sumber belajar, komunikasi, dan metode evaluasi

hasil belajar.

Kedua, refleksi pasien yang dirawat di Poliklinik Rumah Sakit Hasan

Sadikin di mana para siswa melakukan praktek. Pasien dan keluarganya

merasakan bahwa perawatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan

Sadikin bertele-tele. Penyebab keadaan ini yaitu keterbatasan fasilitas yang

dimiliki Rumah Sakit Hasan Sadikin, sedangkan jumlah pasien relatif

banyak.

Berdasarkan refleksi siswa dan keluarga pasien tersebut, bisa

dikatakan bahwa kepercayaan terhadap program pendidikan dan pelayanan

yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin kurang dipercayai. Hal ini muncul disebabkan pembimbing siswa kepaniteraan adalah dokter spesialis

dari Departemen Kesehatan, dan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, sehingga kritisnya dokter dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan tidak banyak pengamhnya pada masalah pendidikan tetapi

lebih pada pelayanan. Dengan adanya indikator demikian, bisa dinilai

bahwa lingkaran kepaniteraan di Rumah Sakit Hasan Sadikin cendemng

kurang efektif.

b. Efisiensi Program Kepaniteraan

Dengan menggunakan indikator material dan immaterial, ternyata didapatkan indikator-indikator yang menunjukkan hal sebagai berikut:

1) Indikatoryang menunjukkan adanya efisiensi, yaitu:

a) Kualitas lulusan yang tinggi dengan indikator sebanyak 55,64%

(49)

b) Masa studi minimal yang ditempuh oleh siswa sebanyak 64,9%

c) Lulusan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat

d). Kejelasan otoritas, kepastian tanggung jawab dan kepuasan kerja

diantara sumberdaya manusia yang berasal dari lingkungan NIP 13

dan 14.

2) Indikator yang menunjukkan adanya inefesiensi yaitu:

a) Siswa terdaftar (enrollment) kepaniteraan tidak merata

b)

Angka yang mengulang (repetation)

yang tinggi pada program

kepaniteraan tahap II, mempakan faktor pemborosan karena biaya yang telah dikeluarkan cendemng tidak menghasilkan apa yang diharapkan. Selain itu dengan adanya siswa yang mengulang, maka fasilitas digunakan secara bemlang untuk proses yang sama.

Walaupun demikian tingkat efesiensi tidak terlalu tinggi, sebab lebih dari 80% siswa kepaniteraan yang mengulang hanya ikut ujian tanpa

haras mengikuti program kepaniteraan lagi.

B. REKOMENDASI

1. Rekomendasi Umum

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan jaman, maka fungsi Rumah Sakit Hasan Sadikin perlu ditingkatkan secara berimbang baik dalam fungsi pendidikan maupun dalam fungsi pelayanan

kesehatan. Dengan demikian, perlu adanya pemantapan kelembagaannya sebagai

(50)

126

Aspek kelembagaan bisa mantap kalau ditopang oleh struktur organisasi

yang bisa menjamin teriaksananya sistem kontrol yang efektif dan ditopang oleh

proses manajerial, yang berperan producing, implementing, innovating, dan

integrating. Hasil penelitian yang diuraikan dalam Bab IV dan Bab V, terungkap

ada kendala-kendala yang menghambat efektivitas sistem kontrol dan manajerial.

Kendala-kendala tersebut terdiri atas : Pertama, terlalu lebarnya straktur

kontrol secara horizontal yaitu 18 UPF dan 6instalasi; Kedua, adanya personil

yang heterogen baik ditinjau dari kelompok profesi maupun dari induk kepegawaiannya ; Ketiga, adanya sarana maupun sarana penunjang mmah sakit yang kurang memadai; dan Keempat, adanya perencanaan program yang

terintegrasi antara kedua lembaga bam di tingkat UPF/Laboratorium.

Oleh karena itupeneliti mengusulkan sebagai berikut:

a. Departemen Kesehatan perlu melakukan restrukturisasi kelembagaan mmah sakit umum yang ditunjuk sebagai Teaching Hospital dengan memperhatikan prinsip subordinasi kelembagaan setara dengan Fakultas Kedokteran, sehingga prinsip spend of control dan sifat integratif hubungan fungsional

kedua lembaga bisa lebih luas tidak hanya di UPF/Laboratorium.

b. Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin sebaiknya melakukan revitalisasi bidang

diklat berdasarkan prinsip-prinsip administrasi pendidikan, khususnya di

wilayah kerja administrasi pendidikan.

c. Sebaiknya semua tenaga pengajar laboratorium Fakultas Kedokteran di

lingkungan Rumah Sakit Hasan Sadikin hams diangkat sebagai tenaga medis

mmah sakit.

d. Dekan Fakultas Kedokteran sebaiknya mengangkat direksi Rumah Sakit

(51)

administrasipendidikan.

e. Dekan Fakultas Kedokteran sebaiknya mengangkat semua tenaga medik

Rumah Sakit Hasan Sadikin yang ada di UPF/Laboratorium, Kepala Bidang Penunjang Medik, Kepala Bidang Pelayanan Medik, Kepala Bidang

Perawatan, dan Kepala Bidang Diklat sebagai tenaga edukatif bila induk

kepegawaiannya Departemen Kesehatan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan dalam pembinaan, karena mereka berada di dalam wilayah kerja

administrasi pendidikan.

2. Rekomendasi Khusus

Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan dalam Bab IV, ternyata program kepaniteraan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin sudah berjalan cukup efektif. Tetapi hasil pengkajian alur siswa kepaniteraan dan kepercayaan siswa terhadap pelaksanaan program, ada indikator-indikator yang menunjukkan

tidak efektif.

Kondisi demikian terjadi karena adanya faktor-faktor tertentu yang muncul sebagai kendala di dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut ialan faktor internal sebagai potensi siswa, dan faktor ekstemal sebagai sistem instruksional khususnya komponen tenaga edukatif dan sumber belajar. Oleh karena itu, Dekan Fakultas Kedokteran UNPAD perlu

mengadakan tindakan-tindakan sebagai berikut ini.

a. Revitalisasi kelembagaan bimbingan dan counselling.

b. Penyempurnaan sistem kerja dosen wali dan mekanismenya.

(52)

128

d. Memberikan hak pengembangan personel dan ganjaran (remuneration) yang

sama terhadap tenaga edukatif maupun medikdi UPF/Laboratorium.

e. Merencanakan mmah sakit-rumah sakit daerah sebagai lahan praktek siswa.

f. Meningkatkan fungsi SBA dalam pengelolaan kegiatan akademis, sehingga

lebih menopang fungsi administrasi pendidikan program kepaniteraan khususnya, dan mmah sakit pendidikan pada umumnya. Dengan demikian, kompetisi antara program kepaniteraan dan program lainnya (seperti PPDS)

dalam menangani kasus yang jumlahnya terbatas dapat dihindari. Misalnya

melalui analisis terhadap flow siswa yang disesuaikan dengan kondisi yang ada

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Blang, Mark, an Introduction to Economics of Educatioan, London, The

Penguin Press, 1970

Boyden, et al, Qualitative Research for Educatioan: an Introduction to Theory

andMethods, Allija and Bacon Inc., 1982

Castetter, WB, The Personal Function in Educational Administration, 3rd ed.,

New York: Mc Millan Publishing Co., 1982

Capt, JE Stode, Hospital Organization and Management, London, Faber and Faber Ltd, 1976

Chester I, Bernard, Organization and Management, Harvard University, 1978

Ernest Dale, Planning and Developing the Organization Structure American

ManagementAssociation, New York, 1952

Engkoswara, Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan, Bandung,

Yayasan Amal keluarga, 1986

Fieldman, et.al, Managing Individual, and Group Behaviour in Organization,

McGaraw Hill, Intenational Boo Company, 1977

Gary E. Dikson, James CW, The Management of Information System, New

York, McGrawHill Book Company, 1984

Gibson, Ivancevich, Donnelly, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta,

Erlangga, 1985

Harold ES, Hospital Management Engineering: a Guide to the Improvement of

Hospital Management System, New Jersey, Prentice Hall, Inc, 1980

John W, Sutherland, Management Handbook for Public Administration, New

York, VNS Company, 1980

Koontz, O'Donnel, Principles ofManagement, 3rd ed, McGraw Hill International Book Co.,1961

Krech, Crutcfield, Ballachay, Individual in Society, McGraw Hill International Book Co, 1961

Paul Hersey, Ken Blanchard, Management of Organizational Behavior, 4th ed.

New Jersey, 1984

(54)

Steers, Richard M, Efektivitas Organisasi, seri Manajemen No. 47, PPM Jakarta,

Erlangga, 1988

William B. Castetter, The Personal Function in Educational Administration, 3rd

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas, terlihat sekitar 82.5 % atau 33 orang dari responden yang menyatakan setuju terhadap karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai

Berdasarkan uraian tersebut, mengingat jalan Pandanaran merupakan salah satu kawasan padat lalulintas dan memiliki tingkat polusi yang telah melebihi ambang batas normal

Laboratorium kontrak bisnis diarahkan untuk membekali mahasiswa FH UMSIDA dengan kemahiran dalam mereview dan membuat kontrak dan/atau akta-akta perusahaan, satu kemahiran

•  Merubah pilihan Prodi ke Prodi lain di PTN lain dengan peluang yang lebih baik, •  Himbauan kepada Siswa dengan portofolio akademik ‘terbaik’ untuk memilih 1 PTN. dan 1

Tuturan (14) adalah contoh tuturan tindakan komisif yang mengikat penuturnya untuk berjanji dengan sungguh-sungguh akan membeli burung Luri yang dijual oleh

Penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk memberikan informasi empiris dari parameter proses (variasi jenis fluks dolomite, limestone, dan quicklime) yang optimal

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Fluktuasi Kurs Rupiah, dan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan berpikir logika mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan SEA dibandingkan