• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KENYAMANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SMP NEGERI 30 PADANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KENYAMANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SMP NEGERI 30 PADANG."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KENYAMANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

PADA SMP NEGERI 30 PADANG

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Andalas Padang

Oleh

ASRI ECO YUDISTIRA 06 972 010

Pembimbing

TITI KURNIATI, MT

SRI UMIATI, MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ABSTRACT

(3)

with similarity linear Y = 0,914x + 123,8 with determination coefisien R² = 0,351.

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan dan Manfaat...3

1.3 Batasan Masalah...4

1.4 Sistematika Penulisan...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Lalu Lintas...6

2.2 Pendekatan Pemahaman Arus Lalu Lintas...6

2.3 Teori Dasar Kebisingan...7

2.3.1 Tekanan Suara...11

2.3.2 Karakteristik Suara...12

2.3.3 Alat Pengukur Tekanan Suara...13

2.4 Kebisingan Akibat Lalu Lintas...13

2.5 Variabel Lalu Lintas...15

2.5.1 Volume Lalu Lintas (traffic flow)...15

(5)

v

2.5.3 Kerapatan (density)...17

2.6 Jenis Kebisingan...17

2.6.1 Kebisingan Lingkungan...19

2.6.1.1 Sumber Kebisingan Lingkungan...19

2.6.1.2 Kebisingan di Perkotaan...20

2.7 Batasan Kebisingan...24

2.8 Pengendalian Kebisingan...25

2.9 Pengaruh Kebisingan Terhadap Konsentrasi Belajar anak...29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum...31

3.2 Rencana Kerja...31

3.3 Studi Pendahuluan...32

3.4 Penentuan Lokasi, Periode Survei dan Peralatan...33

3.4.1 Penentuan Lokasi...33

3.4.2 Penentuan Periode Survei...34

3.4.3 Peralatan Yang Digunakan...34

3.5 Metoda Pengumpulan Data...35

3.6 Pengolahan Data...35

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL KERJA 4.1 Survei Volume Lalu lintas, Kebisingan & Kecepatan.36 4.1.1 Cara Pelaksanaan Survei...36

4.1.2 Waktu Pelaksanaan Survei...38

(6)

vi

4.3 Hasil Survei Pada Saat Jam Belajar...38

4.3.1 Hasil Survei Volume Lalu Lintas...38

4.3.2 Hasil Survei Kecepatan...42

4.3.3 Hasil Survei Noise...45

4.4 Hasil Survei Pada Saat Tidak Jam Belajar...47

4.4.1 Hasil Survei Volume Lalu Lintas...47

4.4.2 Hasil Survei Kecepatan...49

4.4.3 Hasil Survei Noise...50

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan Hasil Data Survei...52

5.1.1 Analisa Volume Lalu Lintas Dengan Kebisingan...52

5.1.2 Analisa Persentase Kendaraan Berat Dengan Kebisingan...57

5.1.3 Analisa Kecepatan Kendaraan Dengan Kebisingan...63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan...68

6.2 Saran...69

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial,

budaya, politis dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia,

yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang juga hambatan bagi berlangsungnya

proses pendidikan.

Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan manusia dan barang dari satu tempat ketempat lain. Dengan

majunya transportasi maka aktivitas manusia akan lebih dinamis dalam usaha untuk meningkatkan kualitas

hidupnya, yang pada gilirannya usaha untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dapat segera terwujud.

Kegiatan transportasi tidak lepas dari adanya kendaraan bermotor, dan semakin meningkatnya kepemilikan

kendaraan bermotor, baik milik pribadi maupun yang dipergunakan untuk usaha, semakin meningkatkan

kepadatan arus lalu lintas dijalan raya. Padatnya arus lalu lintas dapat menurunkan kualitas lingkungan yang

diakibatkan oleh transportasi tersebut, antara lain kebisingan, polusi udara, polusi air tanah serta getaran.

Kawasan sekolah memerlukan lingkungan yang tenang dan jauh dari kebisingan. Tetapi pada kenyataannya

untuk daerah perkotaan sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang, karena diperkotaan yang padat lalu

lintasnya kebisingan bukan merupakan masalah baru lagi, tetapi permasalahan lama yang perlu dipecahkan

bersama.

Djunaedi (2003) mengungkapkan ada dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran dengan baik.

Pertama, lingkungan yang tidak bising. Bising latar belakang ini bisa dating dari lalu lintas dijalan, aktivitas

disekitar sekolah, suara dari kelas sebelah, dan bising dari mesin penyejuk udara. Kedua adalah waktu dengung

yang rendah. Waktu dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suara akan menghilang. Semakin

tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu bertahan di dalam ruangan.

Dua kriteria yang digunakan oleh ANSI-S12.60 (Standar Kualitas Akustik Bangunan Sekolah) untuk

mematok kualitas akustik ruang kelas. Pertama, bising lingkungan tidak boleh melebihi 35 dBA dan 55dBC

diseluruh bagian ruangan kelas (dBA dan dBC adalah satuan kekuatan suara yang sudah memperhitungkan

kandungan frekuensi sumber suara). Kedua, waktu dengung yang tidak boleh lebih dari 0,6 detik.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu pendengaran manusia. Salter (1976) menyatakan jumlah

sumber bunyi bertambah secara teratur di lingkungan sekitar, dan ketika bunyi menjadi tidak diinginkan maka

bunyi ini disebut kebisingan. Murwono (1999) mendefinisikan kebisingan sebagai suara yang tidak diinginkan

dan pengukurannya menimbulkan kesulitan besar karena bervariasi diantara perorangan dalam situasi yang

berbeda. Kebisingan di perkotaan yang padat lalu lintasnya bukan merupakan masalah baru lagi, tetapi

permasalahan lama yang perlu dipecahkan bersama.

Menurut Kryter (1996), tingkat kebisingan dijalan raya dapat mencapai 70-80 dB, sedangkan disekitar jalur

kereta api mencapai 90 dB dan disepanjang jalur take off pesawat dapat mencapai 110 dB. Shield (2005)

melaporkan bahwa 88 % sumber bising dilingkungan sekolah adalah berasal dari mobil. Hal ini dapat

mempresentasikan intensitas bising di jalan raya, dengan volume kendaraan yang sangat padat dengan jenisnya

(8)

Selain itu kebisingan juga dapat dikatakan sebagai salah satu gangguan lingkungan yang dapat disebabkan

oleh lalu lintas. Ketika tingkat kebisingan disuatu wilayah sudah melampaui ambang batas yang dipersyaratkan

keputusan MENLH no. 48/MENLH/11/1996, maka penanganan terhadap sumber maupun titik penjalarannya

perlu dilakukan. Pedoman ini disusun untuk dapat membantu upaya penanganan kebisingan yang ditimbulkan

oleh lalu lintas sehingga kebisingan yang terjadi tidak memperburuk kondisi lingkungan disuatu kawasan.

Penelitian ini mencoba mengungkapkan bagaimana pengaruh kebisingan akibat lalu lintas terhadap proses

belajar mengajar. Penelitian ini mengambil kasus pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Padang, karena

sekolah tersebut terletak pada jalan dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Penulisan Tugas akhir ini antara lain bertujuan

 untuk mengetahui tingkat kebisingan akibat lalu lintas pada SMP N 30 Padang.  Untuk mengetahui tingkat kebisingan sekolah dan diluar sekolah SMP 30 padang

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

 Memberikan informasi kepada guru bahwa ada pengaruh kebisingan akibat lalu lintas dan berdampak pada mereka dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

 untuk mengetahui tingkat kebisingan yang disebabkan oleh arus lalu lintas pada SMP N 30 padang, sehingga nantinya dapat menjadi acuan untuk mengendalikan masalah kebisingan tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini memiliki ruang lingkup pembahasan meliputi :

o Arus lalu lintas yang melewati titik pengamatan

o Lingkup wilayah ruas jalan meliputi :

 Volume lalu lintas yang melewati titik pengamatan.  Variasi kendaraan yang melewati titik pengamatan.  Kecepatan kendaraan bermotor dari titik pengamatan.  Lingkup wilayah ruas jalan meliputi :

o Lokasi : Andalas, kota padang

o Ruas jalan Andalas

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah maka penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa

Referensi

Dokumen terkait

Dani dan Haikal bocah yang masih sekolah SDN di Tugu Utara ini warga Jalan Rumbia, Kel Tugu Utara hidup ditengah keprihatinan. Ia tinggal bersama ibunya, sementara

Adapun program-program CSR ITS yang bisa menggunakan pembiayaan dengan kerjasama perusahaan mitra adalah alternatif program CSR yang telah dikelompokkan pada bidang

Demikian sejarah ekonomi rakyat berawal jauh sebelum Indonesia merdeka, namun tidak banyak pakar mengenalnya karena para pakar, khususnya pakar-pakar ekonomi, memang hanya

lingkungan/wilayah laut Indonesia disusun dan dilakukan dalam suatu politik hukum yang memperhatikan ketentuan-ketentuan internasional yang berkaitan dengan pencemaran

Pada bagian ini menjelaskan mengenai hasil dari perancangan media pembelajaran interaktif yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari mata pelajaran

tugas akhir yang berjudul KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM KELUARGA ETNIS JAWA-MAKASSAR (Studi Pada Keluarga Etnis Jawa-Makassar di Asrama Yon Zipur 10/2 Kostrad

³ 'HVD PD\DQJ SRQJNDL LQL PHUXSDNDQ desa yang sangat baik letaknya dimana hanya berjarak lebih kurang 4 km dari pusat kecamatan permasalahan lambatnya pembangunan

Untuk mengetahui apakah Rasio Profitabilitas pada Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Desa Kembung Luar sudah sesuai dengan perspektif syari‟ah..