• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KEGIATAN FIELD TRIP PADA KONSEP EKOSISTEM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KEGIATAN FIELD TRIP PADA KONSEP EKOSISTEM."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA MELALUI KEGIATAN FIELD TRIP PADA KONSEP

EKOSISTEM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

ELANDA NURHAFIZH RAHMAWATI

0800575

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Profil Keterampilan Proses Sains dan

Motivasi Belajar Siswa melalui

Kegiatan Field Trip pada Konsep

Ekosistem

Oleh

Elanda Nurhafizh. R

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Elanda Nurhafizh. R. 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA MELALUI KEGIATAN FIELD TRIP PADA KONSEP

EKOSISTEM

Oleh

Elanda Nurhafizh Rahmawati

0800575

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. Amprasto, M.Si

NIP: 1966 0716 1991 011001

Pembimbing II

Hj. Tina Safaria, M.Si

NIP: 1973 0317 2001 122002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M.Si

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Profil Keterampilan Proses Sains dan Motivasi

Belajar Siswa melalui Kegiatan Field Trip pada Konsep Ekosistem”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran keterampilan proses sains dan motivasi belajar siswa SMP melalui metode field trip pada pembelajaran ekosistem. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian siswa kelas VII SMPN 3 Cipeundeuy sebanyak 32 siswa, tahun ajaran 2011/2012. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, tes KPS, dan LKS untuk mengetahui jenis keterampilan proses, serta angket motivasi belajar untuk menjaring motivasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan tes penguasaan konsep sebagai data penunjang. Secara umum kemunculan keterampilan proses sains yang banyak muncul dalam data yang dijaring oleh lembar observasi adalah keterampilan observasi (100%) dan keterampilan prediksi serta interpretasi memiliki persentase terendah (60%), sedangkan keterampilan yang paling dikuasi siswa adalah keterampilan berkomunikasi (84,38%) dan yang kurang dikuasai siswa adalah keterampilan interpretasi (15,63%). Adapun motivasi belajar siswa secara keseluruhan berada pada kategori sedang (69%) dengan indikator yang memiliki persentase tertinggi yaitu arah sikap terhadap sasaran kegiatan (78,8%) dan yang paling kecil persentasenya yaitu tingkatan aspirasi (68,4%).

Kata kunci : Field Trip, Keterampilan Proses Sains, Motivasi Belajar, Ekosistem

ABSTRACT

The study is titled "Science Process Skills Profiles and Student Motivation through the Activity Field Trip on Ecosystem Concepts". This study aimed to obtain a picture of science process skills and student motivation Junior High through the field trip method on learning ecosystem. This research is descriptive research with total subject of 32 students class VII SMPN 3 Cipeundeuy, the school year 2011/2012. The data were obtained by using observation sheets, tests of KPS, and worksheets to determine the types of skills and learning motivation questionnaire to solicit the students' motivation. It is also used the test of concept mastery as data supporting. In general, the emergence of science process skills that are appearing in the data that captured by the observation sheet are observation skills (100%) and the prediction and interpretation skills had the lowest percentage (60%), while the most dominated students' skills are communication skills (84.38% ) and the lack of interpretation skills are mastered students (15.63%). The motivation to study the whole middle category (69%) with an indicator which has the highest percentage of attitudes toward the target activity (78.8%) and the smallest percentage of the level of aspiration (68.4%).

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………...

A. Latar Belakang ……….

A. Keterampilan Proses Sains ………...

B. Motivasi Belajar ………...

C. Field Trip sebagai Metode Pembelajaran ………

D. Keterkaitan antara Field Trip dengan Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar ……….. E. Tinjauan Materi Ekosistem ……….. BAB III METODE PENELITIAN ……….

A. Metode Penelitian ………

B. Lokasi Penelitian ………..

C. Populasi dan Sampel ………

D. Definisi Operasional ………

E. Instrumen Penelitian ………....

F. Analisis Butir Soal ………...

(6)

H. Teknik Analisis Data ………...

I. Prosedur Penelitian ………..

J. Alur Penelitian ……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………

A. Hasil Penelitian ………....

1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa ……….

2. Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa …………...

3. Motivasi Belajar Siswa ………...

4. Hasil Tes Penguasaan Konsep Ekosistem ……….

5. Hasil Analisis Angket ………

B. Pembahasan ……….

1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains ………...

2. Penguasaan Keterampilan Proses Sains ……….

3. Motivasi Belajar ……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya ……… 3.1 Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses berdasarkan Indikator KPS ….

3.2 Kriteria Nilai KPS ………

3.3 Pengkategorian Motivasi Belajar Siswa ……….. 3.4 Kriteria Angket Motivasi Tiap Indikator ………. 4.1 Persentase Rata-rata Kemunculan Keterampilan Proses Sains

berdasarkan Lembar Observasi ……… 4.2 Persentase Rata-rata Kemunculan Keterampilan Proses Sains

berdasarkan LKS ………..………... 4.3 Persentase Penguasaan Keterampilan Proses Sains berdasarkan

Soal KPS ………..……… 4.4 Hasil Pengukuran Motivasi Belajar Siswa ……….. 4.5 Pengelompokan Nilai Motivasi Siswa ………. 4.6 Persentase Kemunculan untuk Setiap Indikator Motivasi ……….. 4.7 Hasil Tes Penguasaan Konsep Ekosistem ……….…….. 4.8 Hasil Analisis Angket Siswa ………...

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Hubungan Saling Ketergantungan ………...……… 3.1 Alur Penelitian ……….

Halaman

25

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Perangkat Pembelajaran ………..……… A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………...…. A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ……… B. Instumen Penelitian …………..………... B.1 Instrumen Lembar Observasi ………….………. B.2 Instrumen LKS ……… B.3 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan KPS …..………...

B.4 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ………...

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak orang tersebut masih bayi

sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, et al dalam Warsita, 2008:62). Belajar dapat

dilakukan di mana saja baik itu di sekolah maupun di lingkungan tempat siswa

berada. Sumber belajar yang paling sering dan yang paling banyak dimanfaatkan

tidak lain adalah guru (Semiawan, et al., 1987). Guru berperan sebagai sumber

informasi, penyampai informasi, dan hakim yang bertindak pada saat ujian. Jika

peran guru sangat dominan, maka siswa akan sedikit sekali belajar (Semiawan, et

al., 1987). Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang dapat melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam merangsang siswa

untuk belajar sendiri dalam artian menemukan dan mengembangkan fakta atau

konsep yang telah diterima adalah pendekatan keterampilan proses. Dalam

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk

terbiasa membangun pengetahuan melalui suatu proses yang harus dilaluinya

sehingga mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep.

Ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkannya pendekatan

keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran menurut Semiawan, et al.

(1987), salah satunya adalah perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung

(11)

2

dan konsep kepada siswa. Selain itu para ahli psikologi umumnya sependapat

bahwa siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika

disertai contoh-contoh yang konkret yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang

dihadapi.

Salah satu cara untuk merangsang adanya keterampilan proses dalam

belajar adalah melalui metode field trip. Dalam kegiatan field trip ini siswa diajak

untuk dapat melakukan berbagai keterampilan proses sains. Melalui kegiatan field

trip siswa akan dihadapkan pada contoh-contoh konkret yang ada di lingkungan

sekitar sekolah. Selain itu, dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan

proses, siswa mampu mengembangkan dan menemukan sendiri fakta dan konsep

serta dapat menjadi roda penggerak penemuan serta pengembangan fakta dan

konsep serta pertumbuhan dan pengembangan nilai atau sikap.

Keterampilan proses terdiri dari sejumlah keterampilan yang satu sama

lain sebenarnya menunjukkan saling keterkaitan, yaitu observasi, klasifikasi,

prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan

konsep, dan mengajukan pertanyaan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa

model-model pembelajaran yang menempatkan aktivitas siswa sebagai yang

utama, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan

dengan berbagai objek belajar, dan adanya hubungan baik antara guru dan siswa,

dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan mendorong

partisipasi aktif siswa (Nur, 1997 dalam Haryono, 2006).

Selain itu, kegiatan field trip juga akan memberikan

(12)

3

merupakan salah satu faktor yang dapat memicu motivasi belajar. Siswa dapat

belajar dengan baik apabila dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan, dan dalam

kondisi yang merangsang untuk belajar. Menurut Warsita (2008:86) kegiatan

belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami

sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi

peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang berbeda. Melalui kegiatan

field trip siswa diajak untuk keluar kelas sehingga akan memberikan suatu

pengalaman belajar langsung dan menuntut siswa untuk mengeksplorasi secara

bebas apa saja yang ada di alam.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Merliana (2009) mengemukakan

bahwa pembelajaran yang dilakukan di sekolah pada umumnya cenderung kurang

bervariasi dengan mengandalkan metode ceramah. Kondisi seperti ini kurang

memunculkan motivasi belajar pada siswa, sedangkan dalam kegiatan belajar

tentunya diperlukan adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk belajar.

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu.

Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Motivasi yang timbul berkaitan erat dengan adanya suatu tujuan yang selanjutnya

mempengaruhi adanya kegiatan.

Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan di SMPN X, di Kecamatan

Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, didapatkan informasi bahwa kurang

adanya pemanfaatan lingkungan sekolah yang begitu potensial. Lingkungan

sekitar sekolah masih berupa kebun-kebun kosong yang tidak begitu terpelihara

(13)

4

tumbuhan buah seperti rambutan, pisang dan yang lainnya, akan tetapi

pohon-pohon tersebut ditinggalkan begitu saja oleh para pemiliknya sehingga selain

pohon buah ada juga berbagai jenis rumput yang tumbuh secara liar. Selain itu,

terdapat area persawahan dan kebun bambu yang tidak jauh dari lingkungan

sekolah. Melihat kondisi seperti itu, maka lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan

dalam membelajarkan biologi khususnya ekosistem.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah: “Bagaimana profil

keterampilan proses sains dan motivasi belajar siswa SMP melalui kegiatan field

trip pada konsep Ekosistem?”

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk memperjelas rumusan masalah di atas, maka dimunculkan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keterampilan proses sains siswa melalui metode field trip?

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode field

trip?

3. Dari indikator motivasi belajar yang digunakan, indikator mana yang paling

dominan dan yang kurang muncul melalui kegiatan field trip?

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti

(14)

5

1. Keterampilan proses sains pada penelitian ini meliputi keterampilan

observasi, klasifikasi, berkomunikasi, interpretasi, menggunakan alat dan

bahan, dan prediksi. Keterampilan proses sains ini diukur melalui lembar

observasi siswa selama kegiatan field trip, soal KPS dalam bentuk uraian,

serta LKS .

2. Motivasi dalam penelitian ini adalah motivasi belajar diketahui melalui

beberapa indikator yang diungkapkan oleh Makmun (2007:40).

3. Materi yang menjadi pokok bahasan pada pembelajaran yang dilakukan

selama penelitian ini berlangsung adalah terbatas pada konsep ekosistem

dengan standar kompetensi “Memahami saling ketergantungan dalam

ekosistem” dan kompetensi dasar “Menentukan ekosistem dan saling

hubungan antara komponen ekosistem”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini secara umum

antara lain adalah untuk mengetahui profil keterampilan proses sains dan motivasi

belajar siswa serta mengidentifikasi indikator motivasi belajar yang dominan dan

yang kurang muncul melalui metode field trip.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai

(15)

6

1. Bagi siswa

a) Mengembangkan kemampuan keterampilan proses sains siswa dalam

kegiatan field trip.

b) Memberikan motivasi dan suasana baru pada siswa dalam belajar dengan

kegiatan field trip.

c) Memberikan pengalaman belajar yang menunjang dalam peningkatan

motivasi belajar.

2. Bagi guru

a) Dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengembangkan keterampilan

proses sains siswa.

b) Dapat menjadi suatu sumber informasi mengenai gambaran motivasi siswa

pada saat kegiatan field trip.

c) Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penentuan strategi dan

pendekatan pembelajaran yang sesuai.

3. Bagi peneliti lain

Dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian yang

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif. Penelitian deskriptif tidak membuat perbandingan variabel itu pada

sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang

lain (Sugiyono, 2008:56).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 3 Cipeundeuy yang

bertempat di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter keterampilan

proses sains dan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3

Cipeundeuy tahun ajaran 2011/2012. Sampel penelitiannya adalah

karakteristik keterampilan proses sains dan motivasi belajar dari 32 orang

siswa kelas VII SMP Negeri 3 Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat,

yang terjaring melalui instrumen penelitian. Kelas dipilih secara random.

D. Definisi Operasional

1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains dalam penelitian ini didapat dari hasil

skor yang dijaring melalui lembar observasi, soal KPS, dan LKS, yang

(17)

27

prediksi, dan menggunakan alat. Soal KPS yang digunakan memilik nilai

reliabilitas 0,67 yang termasuk pada kategori tinggi.

2. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi yang dimaksud adalah motivasi belajar siswa yang dikur

setelah melakukan pembelajaran di luar kelas (field trip). Motivasi belajar

diketahui melalui beberapa indikator yang diungkapkan oleh Makmun

(2007:40). Indikator-indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk

pernyataan positif dan negatif dalam angket yang disusun berdasarkan

skala Likert yang dimodifikasi, yang digunakan untuk menjaring data

mengenai motivasi belajar siswa. Angket diberikan setelah selesai

kegiatan pembelajaran.

3. Metode Field Trip

Metode field trip yang dimaksud adalah metode pembelajaran

dengan membawa siswa belajar di luar kelas. Pada penelitian ini siswa

dituntut untuk dapat mengetahui komponen-komponen ekosistem beserta

interaksi yang ada di lapangan. Tempat yang akan dikunjungi adalah

lingkungan sekitar sekolah yang memiliki karakteristik sebagai ekosistem

kebun heterogen.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan antara lain adalah sebagai

(18)

28

1. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana

keterampilan proses sains siswa di lapangan selama kegiatan field trip

berlangsung. Lembar observasi mencakup 6 jenis keterampilan proses

sains, diantaranya keterampilan observasi, klasifikasi, berkomunikasi,

interpretasi, prediksi, dan menggunakan alat atau bahan. Lembar

observasi yang digunakan adalah daftar checklist.

2. Soal Keterampilan Proses Sains

Untuk mengetauhi keterampilan proses sains setelah kegiatan

pembelajaran melalui meode field trip, keterampilan proses sains dijaring

menggunakan tes uraian KPS. Soal tes uraian tersebut terdiri dari 10 soal

dengan jenis keterampilan klasifikasi, komunikasi, interpretasi, prediksi,

dan menerapkan konsep.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses berdasarkan Indikator KPS

Jenis KPS Indikator No soal

Klasifikasi Mencari dasar

pengelompokkan 1, 2

Komunikasi

Mengubah bentuk uraian

dalam bentuk bagan 3

Mengubah uaraian dalam

bentuk tabel 4

Mengubah gambar dalam

bentuk uraian 5

Prediksi

Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

6

Interpretasi

Menemukan pola dalam suatu

seri pengamatan 7, 8

Menyimpulkan 9

Menerapkan Menerapkan konsep pada

(19)

29

3. Angket motivasi

Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa

setelah melakukan pembelajaran diluar kelas (field trip). Angket motivasi

dalam penelitian ini menggunakan indikator yang diungkapkan oleh

Makmun (2007:40), yaitu:

1. Durasi kegiatan (berapa lama kemampuannya untuk melakukan

kegiatan).

2. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode

tertentu).

3. Persistensinya (ketetapan dan kelekantannya) pada tujuan kegiatan.

4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan

dan kesulitan untuk mencapai tujuan.

5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, pikiran, tenaga, bahkan

nyawanya) untuk mencapai tujuan.

6. Tingkatan aspirasi (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan

idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

7. Tingktan kualifikasi prestasi atau produk/output yang dicapai dari

kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau

tidak).

8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike; positif atau

negatif).

Indikator-indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk pernyataan positif

dan negatif dalam angket.

4. Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa

pada konsep ekosistem, yaitu berupa tes objektif sebanyak 10 soal pilihan

(20)

30

5. Angket

Angket yang digunakan bertujuan untuk menjaring respon dan

tanggapan siswa setelah pembelajaran yang dilakukan. Selain itu hasil

analisis angket juga dapat dijadikan sebagai data penunjang untuk

keterampilan proses yang dimiliki siswa sebelumnya berdasarkan

pengalaman belajarnya.

F. Analisis Butir Soal

1. Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Soal mudah merupakan soal yang tidak merangsang siswa

untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, sedangkan soal

sukar merupakan soal yang akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mencoba lagi dalam memecahkan masalah.

Rumus tingkat kesukaran:

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal.

L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap soal.

T = jumlah seluruh siswa dari kelompok atas dan bawah. 2. Daya pembeda

Daya pembeda yaitu kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

(21)

31

Keterangan:

DP = daya pembeda

U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal

L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap soal

T = jumlah seluruh siswa dari kelompok atas dan bawah

3. Validitas

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrument sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk

menganalisis validitas butir soal, dapat digunakan rumus (Arikunto, 2007),

sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba X = skor tiap item

Y = skor seluruh item responden uji coba

4. Uji reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau ketetapan soal. Suatu

tes dikatakan mempuntai taraf keajegan yang tinggi jika tes tersebut

memberikan hasil yang tetap. Untuk menghitung reliabilitas (Arikunto,

(22)

32

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

n : banyaknya item

s : standar deviasi dari tes (akar varians)

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Mengidentifikasi keterampilan proses sains siswa selama kegiatan field

trip berlangsung melalui lembar observasi dengan bantuan observer pada

saat pembelajaran berlangsung. Keterampilan proses sains yang lainnya,

dijaring menggunakan pertanyaan di lembar kerja siswa (LKS) yang telah

dibuat sedemikian rupa agar keterampilan proses sains dapat muncul.

Selain itu, untuk mengetahui keterampilan proses sains setelah

pembelajaran digunakan soal keterampilan proses sains dalam bentuk

uraian.

2. Menjaring informasi mengenai motivasi belajar siswa melalui angket

motivasi siswa yang digunakan setelah pembelajaran selesai. Angket

motivasi dalam penelitian ini menggunakan indikator yang diungkapkan

oleh Makmun (2007:40)

3. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep ekosistem, penulis

(23)

33

penelitian ini. Tes kognitif berupa soal pilihan ganda dengan jenjang

C1-C3 dengan empat pilihan jawaban.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis lembar observasi kinerja siswa.

Penghitungan persentase kemunculan tiap item aspek keterampilan

proses sains dengan rumus:

Keterangan :

X = persentase munculnya aspek keterampilan proses sains selama

pembelajaran.

N = jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran

berlangsung.

n = jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran.

2. Analisis data hasil tes keterampilan proses

Untuk mengetahui angka persentase keterampilan proses sains

yang dimiliki siswa digunakan rumus:

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

(24)

34

Kemudian hasil perhitungan disesuaikan dengan kriteria di bawah ini:

Tabel 3.2 Tabel Kriteria Nilai KPS

Interval (5%) Kriteria

86-100 Baik sekali

76-85 Baik

60-75 Sedang

55-59 Kurang

< 54 Kurang sekali

` (Purwanto, 2011:103)

3. Analisis Angket Motivasi Belajar

a. Melakukan penyekoran motivasi yang dilanjutkan dengan penentuan

nilai motivasi dengan rumus:

(Arikunto, 2001:236)

b. Mengelompokkan nilai motivasi ke dalam kategori tinggi, sedang, dan

rendah. Adapun kategori tinggi, sedang, dan rendah disajikan dalam

Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3. Pengkategorian Motivasi Belajar Siswa

No Interval Nilai Kategori

1. X ≥ X + SD Tinggi

2. X –SD ≤ X < X + SD Sedang

3. X < X – SD Rendah

Keterangan:

X : Nilai Motivasi

X : Rata-rata nialai motivasi

SD : Standar deviasi dari nilai motivasi

(25)

35

c. Menentukan nilai persentase motivasi belajar untuk setiap indikator

dengan menggunakan rumus:

Nilai persentase tiap indikator yang didapat kemudian ditafsirkan

dalam bentuk kalimat dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Angket Motivasi Tiap Indikator

Persentase Kategori

76 % - 100 % Baik

56 % - 75 % Cukup

41 % - 55 % Kurang baik

0 % - 40 % Tidak baik

(Arikunto 2001:245)

4. Analisis data hasil tes kognitif

Tes kognitif ini digunakan sebagai data penunjang untuk

mengetahui pengetahuan mengenai konsep ekosistem. Analisis dilakukan

dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab dengan

menggunakan rumus berikut:

Keterangan :

B = jumlah soal yang terjawab benar

(26)

36

5. Analisis data hasil angket respon siswa

Dalam penenlitian ini, pengolahan angket menggunakan rumus:

I. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Observasi awal terhadap sampel penelitian mengenai

masalah-masalah yang terdapat pada pembelajaran Biologi.

b. Perumusan judul penelitian.

c. Kajian Pustaka.

d. Penyusunan proposal dan melakukan bimbingan dengan dosen.

e. Pengajuan proposal penelitian pada seminar proposal.

f. Perbaikan proposal penelitian berdasarkan hasil seminar.

g. Peyusunan instrumen penelitian.

h. Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian oleh dosen ahli.

i. Revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil judgement dosen.

j. Uji coba instrumen penelitian.

k. Analisis butir soal berdasarkan hasil uji instrumen penelitian.

l. Revisi instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan kegiatan field trip berupa pendahuluan materi ekosistem,

(27)

37

bahan yang diperlukan pada kegiatan field trip, dan mempersiapkan

perizinan untuk kegiatan field trip.

b. Pelaksanaan kegiatan field trip.

c. Selama kegiatan field trip berlangsung, dilakukan observasi oleh

beberapa pengamat untuk mengetahui ada tidaknya respon siswa

terhadap indikator keterampilan observasi siswa yang telah

ditentukan, dengan jumlah observer satu orang untuk satu kelompok.

d. Pelaksanaan presentasi laporan hasil field trip oleh siswa.

e. Penjaringan informasi mengenai penguasaan KPS melalui pemberian

soal KPS berupa uraian.

f. Penjaringan informasi mengenai motivasi belajar siswa melalui

pemberian angket di akhir pembelajaran.

g. Penjaringan informasi mengenai penguasaan konsep siswa melalui

soal pilihan ganda mengenai materi ekosistem.

h. Pemberian angket mengenai respon siswa terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

a. Pelaksanaan analisis data hasil penelitian.

b. Pelaksanaan pembahasan dan penarikan kesimpulan dari hasil analisis

data.

(28)

38

J. Alur Penelitian

Observasi Awal

Perumusan Masalah

Seminar Proposal Penelitian Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan Instrumen

Revisi

Judgement Instrumen oleh Dosen Ahli

Revisi Uji Coba Instrument

Pelaksanaan Penelitian

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan dan Saran

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, secara umum kemunculan

keterampilan proses sains dalam pembelajaran melalui metode field trip cukup

baik. Keterampilan yang proses yang paling banyak muncul adalah

keterampilan observasi, dan keterampilan proses yang banyak dikuasai siswa

adalah keterampilan komunikasi. Pada penelitian ini keterampilan komunikasi

yang lebih banyak dikuasai adalah komunikasi secara tulisan daripada lisan.

Motivasi siswa secara keseluruhan berada pada kategori sedang,

sedangkan indikator yang memiliki persentase paling tinggi adalah indikator

nomor 8 yaitu arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Indikator motivasi yang

memiliki nilai persentase paling rendah adalah indikator nomor 6 yaitu

tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

Motivasi belajar padaa saat field trip menjadi baik karena dianggap tidak

membosankan dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar karena ada

“sesuatu” yang dikerjakan, tidak seperti pada saat di kelas yang aktivitasnya

terbatas.

B. Saran

Penelitian ini memiliki keterbatasan, salah satunya dalam jumlah aspek yang

dituntut muncul dari setiap jenis keterampilannya. Keterbatasan tersebut tidak

(30)

55

pembelajaran yang sesuai dengan model yang digunakan. Hal ini

menyebabkan keterbatasan pada hasil penelitian dan pembahasan yang

dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka terdapat

beberapa saran berkenaan dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Indikator kemunculan keterampilan proses sains yang diamati pada

penelitian ini masih kurang, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat

ditambah lagi agar kemampuan siswa yang belum teramati menjadi

teramati.

2. Pengamatan observer harus lebih ditingkatkan lagi dalam melakukan

observasi keterampilan proses sains yang dilakukan siswa. Selain itu,

dapat dilakukan dengan perekaman kegiatan pembelajaran agar

kemunculan keterampilan-keterampilan proses siswa benar-benar teramati

dengan baik.

3. Tempat untuk kegiatan field trip sebaiknya terus dipantau agar tidak

terjadi hal-hal yang diluar dugaan yang dapat berpengaruh kepada kegiatan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ango, L. M. (2002). Mastery of Science Process Skill and Their Effective Use in the Teaching Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. Dalam International Journal of Educology [Online], Vol. 16 (1), 20 halaman. Tersedia: http://search.proquest.com.(04 Desember 2012).

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Campbell, N A, Reece, J B., Mitchell, LG. (2004). Biologi Edisi Kelima-jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1986). Peran Keterampilan Proses dalam Pendidikan IPA. Jakarta: BP3K.

Dewi, L.P. (2010). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Praktikum Difusi dan Osmosis. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Djamarah, S. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ermala, Celmi. (2009). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa pada Model Reciprocal Teaching pada Konsep Arthropoda. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar [Online], Vol.7 (1),

13 halaman. Tersedia:

ww.unesa.ac.id%2Fbank%2Fjurnal%2FModel_Pembelajaran_Berb asis_Peningkatan_Ketrampilan_Proses_Sains.pdf. (24 November 2011).

Makmun, A. S. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(32)

57

Nabors, L, Edwards, L dan Murray, R. (2009). Making The Case for Field Trips: What Research Tells Us and What Site Coordinators Have to Say. Dalam Proquest Education Journal [Online], Vol 129 (4), 7 halaman.Tersedia:http://search.proquest.com/docview/231218116/fu lltextPDF/134465C040373F29FD3/1?accountid=35150

(15November 2011).

Nwagbo, C dan C. Chukelu. (2011). Effects of Biology Practical Activities on Student’s Process Skill Acquisition. Dalam Proquest Journals [Online], 12 halaman. Tersedia: http://search.proquest.com (04 Desember 2012).

Pasquier, M dan Narguizian, P. (2006).Using Nature as a Resource: Effectively Planning an Outdoor Field Trip. Dalam Proquest Agriculture Journals [Online], Vol 43 (2), 5 halaman. Tersedia: http://search.proquest.com/docview/231097944/fulltextPDF/134465 C040373F29FD3/26?accountid=35150 (29 Desember 2011).

Pratiwi, Andharini Dwi. (2007). Profil Komunikasi Siswa SMP pada Kegiatan Pembelajaran Di Luar Kelas (Field Trip) dengan Pengelompokkan berdasarkan Pembagian Tugas (Wheather & Dunleavy). Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Purwanto, N. (2011). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rustaman, Y. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND ._BIOLOGI/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/KPS_ vs_KG.pdf. (29 Desember 2011).

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

(33)

58

Sadirman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Pratama.

Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Saktiyono. (2007). IPA Biologi SMP dan MTs untuk Kelas VII. Jakarta: Esis

Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S., Matahelemual, Y., Suseloarjo, W. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharlina, E. (2009). Profil KeterampilanProses Sains Siswa pada Model Pembelajaran Berbasis Praktikum dalam Konsep Pencemaran. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Uno, H. dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumu Aksara.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel
Gambar   Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses berdasarkan Indikator KPS
Tabel 3.2 Tabel Kriteria Nilai KPS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA di Bandung mengenai pembelajaran field trip pada materi

Kemampuan dan Perbedaan Sikap Terhadap Sains Siswa SMA Sebelum dan Setelah Diterapkan Pembelajaran Field Trip pada Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Materi

Pengambilan data pada penelitian ini melalui lembar observasi keterampilan proses sains dengan delapan aspek keterampilan proses sains, tes keterampilan proses

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemunculan nilai-nilai karakter, peningkatan keterampilan proses sains, dan penguasaan konsep siswa melalui pembelajaran inkuiri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep memiliki hubungan yang signifikan untuk siswa kelas VII bergaya kognitif field

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains mahasiswa dan persepsi mahasiswa pada pembelajaran berbasis kerja ilmiah pada praktikum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep memiliki hubungan yang signifikan untuk siswa kelas VII bergaya kognitif field

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep memiliki hubungan yang signifikan untuk siswa kelas VII bergaya kognitif field dependent ( r (36)