• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Anita Nurlela Dinata

NIM 1003123

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Anita Nurlela Dinata

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Anita Nurlela Dinata 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skrispi yang berjudul “PENGARUH FIELD TRIP TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP SAINS

SISWA SMA PADA MATERI EKOSISTEM” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung

resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika

keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

Anita Nurlela Dinata

(5)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA pada

Materi Ekosistem”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk memeroleh

gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari

peran serta pihak-pihak yang turut membantu. Pada kesempatan yang sangat

berbahagia ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc. selaku pembimbing I atas

bimbingan, saran, motivasi, dan inspirasinya kepada penulis.

2. Bapak Drs. Amprasto, M.Si. selaku pembimbing II atas bimbingan dan

motivasinya kepada penulis.

3. Ibu Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si. selaku pembimbing akademik.

4. Bapak Dr. Riandi, M.Si.sebagai ketua jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA

UPI dan seluruh staf akademik.

5. Orang tua tercinta yang senantiasa memotivasi dan mendoakan.

6. Bapak Edi Supiandi, S.Pd., M.Pd. selaku wakasek urusan kurikulum SMAN I

Pangalengan.

7. Ibu Yani sebagai guru di kelas X MIA SMAN I Pangalengan.

8. Siswa kelas X MIA I dan X MIA 4 SMAN I Pangalengan yang sangat

antusias dalam penelitian ini.

9. Keluargaku KPA Biocita Formica yang senantiasa mengobarkan api

semangat “Tabah Sampai Akhir”.

10.Teman-teman seperjuangan satu bimbingan, khususnya Rachmi

Satwhikawara teman seperjuangan Sapta Kirana yang senantiasa membantu

(6)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11.Teman-teman terdekat A4 (Arrum, Agit, Ara) yang senantiasa saling

menyemangati.

12.Teman seperjuangan antigen A , dan Formica 2010.

13.Teman bermain Nurunnisa yang tak pernah lelah menyemangati dan

membantu.

14.Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa perubahan

dan manfaat, baik bagi penulis maupun pihak-pihak yang bergerak dalam bidang

pendidikan, khususnya pendidikan biologi di masa yang akan datang. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, Agustus 2014

(7)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Manfaat ... 5

F. Asumsi ... 6

G. Hipotesis ... 6

BAB II FIELD TRIP, LITERASI SAINS DAN SIKAP TERHADAP SAINS SISWA SMA PADA MATERI EKOSISTEM A. Field Trip ... 7

B. Literasi Sains ... 12

C. Sikap Terhadap Sains ... 16

D. Hubungan Field Trip dan Literasi Sains ... 17

E. Tinjauan Materi Ekosistem... 19

F. Penelitian yang Relevan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 23

B. Definisi Operasional ... 24

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24

(8)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Tehnik Pengolahan Data... 31

F. Prosedur Penelitian ... 33

G. Alur Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Literasi Sains 1. Hasil Penelitian ... 36

2. Pembahasan ... 41

B. Data Sikap Terhadap Sains 1. Hasil Penelitian ... 47

2. Pembahasan ... 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tempat yang dapat dijadikan kegiatan lapangan dan hal yang dapat

dipelajarinya ... 10

Tabel 2.2 Kompetensi Ilmiah PISA 2006 ... 13

Tabel 2.3 Sikap Terhadap Sains pada PISA 2006... 15

Tabel 2.4 Hubungan antara Field Trip dan Literasi Sain ... 17

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... 22

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kompetensi Literasi Sains Menurut PISA 2006 ... 24

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal ... 25

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 26

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 26

Tabel 3.6 Kriteria Taraf Kesukaran Soal ... 27

Tabel 3.7 Kriteria Kisi-kisi Sikap Terhadap Sains Menurut PISA 2006 ... 28

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 32

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Statistik Pretest dan Posttest Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 35

Tabel 4.2 Persentase Keterlaksanaan Kinerja Field Trip pada Empat Kelompok di Kelas Eksperimen ... 36

Tabel 4.3 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Field Trip pada Empat Kelompok di Kelas Eksperimen ... 38

Tabel 4.4 Penilaian Presentasi Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen ... 38

Tabel 4.5 Penilaian Laporan Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen ... 39

Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Statistik Capaian Tiap Kompetensi Literasi Sains pad8 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 40

(10)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15

Gambar 2.2 Kerangka Penilaian Sains PISA 2006 ... 15

Gambar 3.1 Alur Penelitian... 35

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Posttest Kompetensi Literasi

Sains Siswa pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 39

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Posttest Sikap Terhadap Sains

(11)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol………. 60

A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen……. 67

A.3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol……….72

A.4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen……… 75

B. Instrumen Penelitian B.1.Instrumen Kemampuan Literasi Sains dan Instrumen Skala Sikap Terhadap Sains……… 77

B.2.Indikator Kemampuan Literasi Sains……….……… 86

B.3.Indikator Sikap Terhadap Sains……….……… 94

B.4.Lembar Observasi Keterlaksanaan Tahapan Field Trip………. 97

B.5.Rubrik Penilaian Presentasi……… 98

B.6.Rubrik Penilaian Laporan………99

C. Analisis Butir Soal C.1.Analisis Uji Coba Butir Soal Literasi Sains Menggunakan ANATES…101 C.2.Rekapitulasi Analisis Butir Soal Literasi Sains……….. 114

C.3.Analisis Uji Coba Skala Sikap Terhadap Sains………..…… 115

C.4.Rekapitulasi Analisis Skala Sikap Terhadap Sains………. 123

C.5. Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Tahapan dan Kinerja Field Trip pada Empat Kelompok di Kelas Eksperimen ……… 124

C.6.Penilaian Presentasi Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen ……… 125

C.7.Penilaian Laporan Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen ……… 126

(12)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.2. Rekapitulasi Data Skala Sikap Terhadap Sains………...133 D.3. Hasil Uji Statistik Data Penelitian Kemampuan Literasi Sains…… 138 D.4. Hasil Uji Statistik Data Penelitian Skala Sikap Terhadap

Sains………. 142 E. Surat Izin Penelitian

E.1.Surat Izin Uji Coba Instrumen Penelitian……… 144

E.2.Surat Izin Penelitian……… 145

E.3.Surat Telah Melaksanakan Penelitian……….. 146

F. Dokumentasi Penelitian

(13)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran field trip memberikan

pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran diskusi.

Kemampuan literasi sains siswa SMA sama sebelum diterapkan pembelajaran

field trip dan kemampuan literasi sains siswa meningkat pada kelas eksperimen

setelah dilakukan pembelajaran field trip. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji

hipotesis yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

posttest kemampuan literasi sains kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan nilai t hitung sebesar 0.003 dan α sebesar 0.05.

Pengaruh pembelajaran field trip juga memberikan pengaruh terhadap sikap.

Setelah dilakukan pembelajaran field trip, sikap siswa terhadap sains lebih positif

pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest sikap

tehadap sains siswa pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan nilai t

hitung sebesar 0.000 dan α sebesar 0.05.

Perbedaan kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah pada capaian tiap kompetensi literasi sains. Terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata nilai hasil posttest kompetensi identifikasi

permasalahan ilmiah dengan nilai t hitung sebesar 0.005 dan menjelaskan

fenomena secara ilmiah dengan nilai t hitung sebesar 0.002 dan α sebesar 0.05

pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Pada kompetensi menggunakan

bukti ilmiah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol

dengan kelas eksperimen dengan nilai t hitung sebesar 0.498 dan α sebesar 0.05.

Perbedaan sikap terhadap sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

(14)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan diri sebagai pembelajar

(15)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan lingkungan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran

yang ingin disampaikan kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Kepada peneliti selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya

tentang field trip dan pengaruhnya terhadap literasi sains dan sikap terhadap

sains.

2. Kepada guru

Guru dapat benar-benar mengimplementasikan metode pembelajaran field

(16)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kemampuan dan Perbedaan Literasi Sains Siswa SMA Sebelum dan Setelah Diterapkan Pembelajaran Field Trip pada Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Materi Ekosistem.

1. Hasil

Hasil penelitian literasi sains siswa diperoleh dari instrumen berbentuk

pilihan ganda. Data berupa skor tes, yang kemudian dikonversi menjadi nilai.

Tes diberikan kepada kelas X Matematika dan Ilmu Alam (MIA) I sebagai

kelas eksperimen dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol di SMA Negeri I

Pangalengan tahun ajaran 2013/2014. Berikut tabel 4.1 di bawah ini

menyajikan hasil uji statistik pretest dan posttest kemampuan literasi sains

siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Statistik Pretest dan posttest Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Komponen Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Jumlah Siswa 37 39 37 39

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kemampuan literasi sains kelas

0.003 < 0.050 maka Ho ditolak

(17)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(18)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap pelaksanaan field trip pada kelas eksperimen diamati oleh tiga orang

pengamat (observer) dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan

kinerja field trip. Rata-rata data persentase keterlaksanaan tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.2 dan 4.3 di bawah ini, sebagai berikut.

Tabel 4.2 Persentase Keterlaksanaan Tahapan Field Trip pada Empat

Kelompok di Kelas Eksperimen

No. Tahapan

diselidiki secara ilmiah. 4 100%

Baik

penyelidikan ilmiah. 4 100%

Baik sekali

Persentase tahap persiapan field trip 100% Baik

sekali

Persentase tahap pelaksanaan field trip 100% Baik sekali yang ditarik dari data yang tersedia.

Persentase tahap akhir field trip 75% Baik

Jumlah 775% Baik

sekali

(19)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

Skor maksimal tahap persiapan field trip = 12 Skor maksimal tahap pelaksanaan field trip = 4 Skor maksimal tahap akhir field trip = 20

Tabel4.3 Persentase Keterlaksanaan Kinerja Field Trip pada Empat Kelompok di Kelas Eksperimen

No. Kelompok Skor

Presentase keterlaksanaan maksimal = 100%

Setelah tahap pelaksanaan selesai, tahap selanjutnya pada kelas

eksperimen adalah tahap akhir field trip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

nilai presentasi tiap kelompok pada kelas eksperimen dalam kategori tuntas

memenuhi nilai KKM biologi di SMAN I Pangalengan yaitu 75. Berikut

tabel 4.4 di bawah ini merupakan tabel penilaian presentasi pada kelas

eksperimen.

Tabel 4.4 Penilaian Presentasi Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas

(20)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Skor maksimal = 15 Nilai maksimal = 100

Selain melakukan presentasi pada tahap akhir field trip, setiap kelompok

membuat laporan pengamatan. Berdasarkan rubrik penilaian laporan

(Lampiran B.5) diperoleh hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.5

sebagai berikut.

Tabel 4.5 Penilaian Laporan Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen

No. Kelompok Skor Nilai Keterangan

1 1 30 83 Tuntas

2 2 31 86 Tuntas

3 3 30 83 Tuntas

4 4 31 86 Tuntas

Jumlah 122 356

Tuntas

Rata-rata 30.5 84.5

Keterangan:

Skor maksimal = 36 Nilai maksimal = 100

Capaian tiap kompetensi literasi sains diperoleh dari data hasil posstest.

Hal ini dikarenakan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak

berbeda. Adapun ketercapaian kompetensi literasi sains kelas kontrol dan

(21)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Posttest Kompetensi

Literasi Sains Siswa pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

(22)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 di bawah ini menyajikan hasil uji statistik ketercapaian kompetensi literasi

sains kelas kontrol dan eksperimen.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Statistik Capaian Tiap Kompetensi Literasi Sains pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Komponen

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Jumlah Siswa 37 39 37 39 37 39 rata nilai hasil posttest kompetensi

(23)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.1 rata-rata nilai

pretest literasi sains kelas kontrol lebih besar dibandingkan dengan kelas

eksperimen. Selisih rata-rata nilai pretest dari kedua kelas ini adalah 4.91. Uji

hipotesis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

pretest kemampuan literasi sains kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan nilai t hitung sebesar 0.104 dan α sebesar 0.05. Kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan literasi sains yang sama sebelum

dilakukan pembelajaran.

Setelah pembelajaran dengan penerapan field trip selesai, baik itu pada

kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberikan kembali tes kemampuan

literasi sains (posttest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran field trip terhadap kemampuan literasi sains siswa pada kelas

eksperimen. Tes yang diberikan sama halnya dengan tes yang diberikan

sebelum pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata nilai posttest kelas

kontrol lebih kecil dibandingkan dengan kelas eksperimen dengan selisih

rata-rata nilai posttest 7.98. Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil posttest kemampuan literasi sains kelas kontrol

dengan kelas eksperimen, dengan nilai t hitung sebesar 0.003 dan α sebesar

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran field trip dapat meningkatkan

kemampuan literasi sains siswa pada kelas eksperimen dibandingkan dengan

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran diskusi.

Berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran field trip memberikan

pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran diskusi.

Sesuai dengan hasil penelitian Jannah (2009), hasil penelitian menunjukkan

adanya pengaruh pembelajaran menggunakan field trip terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi ekosistem. Salah satu alasan yang membuat

pembelajaran field trip lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran diskusi

(24)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2010), salah satu kelebihan field trip adalah siswa dapat menemukan sumber

informasi pertama untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Dimana

dalam literasi sains siswa dituntut untuk mengidentifikasi permasalahan

ilmiah. Kelebihan lain menurut Asmani (2010) adalah siswa dapat

memperdalam dan memperluas pengalaman. Siswa mengalami pengalaman

langsung dengan melakukan pengamatan di luar kelas sehingga kompetensi

literasi sains siswa lebih berkembang dibandingkan dengan kelas kontrol.

Sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2006), bahwa proses pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pada kelas kontrol dengan pembelajaran diskusi, siswa tidak mendapatkan

pengalaman langsung melakukan pengamatan seperti pada kelas eksperimen.

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan

gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui

proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses

mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses

mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret media pembelajaran yang

digunakan siswa dalam proses pembelajaran, contohnya melalui pengalaman

langsung yaiu dengan field trip, maka semakin banyak pengalaman yang

diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman,

contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit

pengalaman yang akan diperoleh siswa (Sanjaya, 2008). Hal ini menyebabkan

kompetensi literasi sains siswa pada kelas eksperimen lebih berkembang. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawan (2011),

yang menunjukkan terdapat perbedaan hasil prestasi siswa pada pembelajaran

dengan menggunakan metode observasi dan metode diskusi pada materi

ekosistem kelas X semester 2 SMA Negeri I Mijen tahun ajaran 2010-2011.

Kemampuan literasi sains menurut PISA 2006 meliputi tiga aspek

(25)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah. Pada kompetensi

mengidentifikasi permasalahan ilmiah dengan indikator mengenali

permasalahan yang dapat diselidiki secara ilmiah, mengidentifikasi kata-kata

kunci untuk memeroleh informasi ilmiah, dan mengenal fitur penyelidikan

ilmiah terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil posttest. Gambar 4.1

menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas

kontrol. Kompetensi mengidentifikasi permasalahan ilmiah ini

terimplementasi pada tahap persiapan field trip dengan persentase 100%

dalam kategori baik sekali, dapat dilihat pada Tabel 4.2. Pada tahap persiapan

field trip siswa mencari ide permasalah yang dapat diselidiki secara ilmiah,

mengidentifikasi kata-kata kunci informasi ilmiah, dan mengenali fitur

penyelidikan ilmiah dengan persentase 100% dalam kategori baik sekali.

Pada kompetensi menjelaskan fenomena secara ilmiah dengan indikator

mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan,

mendeskripsikan atau menginterpretasi fenomena secara ilmiah dan

memprediksi perubahan terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil posttest.

Gambar 4.1 menunjukkan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terjadi karena pada kelas

eksperimen pembelajarannya mendukung untuk berkembangnya kompetensi

menjelaskan fenomena secara ilmiah tersebut. Dapat dilihat pada abel 4.2

tahap pelaksanaan field trip yaitu mengaplikasikan pengetahuan sains dalam

situasi yang diberikan terlaksana 100% dengan kategori baik sekali

terimplementasi pada tahap pelaksanaan field trip. Selanjutnya indikator

mendeskripsikan fenomena ilmiah dengan persentase 100% dalam kategori

baik sekali dan memprediksikan perubahan yang terjadi dengan persentase

50% dalam kategori cukup terimplementasi pada tahap akhir field trip.

Indikator memprediksikan perubahan yang terjadi memiliki persentase

terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil

(26)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan bahwa melalui kegiatan field trip pada konsep ekosistem secara

umum kemunculan keterampilan proses sains yang banyak muncul dalam

data yang dijaring dengan lembar observasi adalah keterampilan observasi

(100%) dan keterampilan prediksi serta interpretasi memiliki persentase

terendah (60%). Beberapa kelompok siswa masih belum mampu melakukan

pengamatan secara menyeluruh, yaitu belum mampu menemukan pola

hubungan dari objek yang diamati.

Pada kompetensi menggunakan bukti ilmiah, yaitu menggunakan bukti

ilmiah dengan indikator menafsirkan bukti ilmiah dan membuat serta

mengomunikasikan kesimpulan, mengidentifikasi bukti dan alasan di balik

kesimpulan, dan merefleksikan implikasi sosial dan perkembangan sains dan

teknologi terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil posttest. Gambar 4.1

menunjukkan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen kompetensi

menggunakan bukti ilmiah tersebut terimplementasi pada kegiatan tahap

akhir field trip, dapat dilihat pada Tabel 4.2. Indikator menarik kesimpulan

berdasarkan bukti ilmiah dengan persentase keterlaksanaan 75% dalam

kategori baik, memberikan alasan untuk mendukung atau menolak

kesimpulan yang ditarik dari data yang tersedia dengan persentase 50%

dalam kategori cukup, dan mengomunikasikan kesimpulan dan bukti

terlaksana 100% dalam kategori baik sekali. Dua kelompok dari empat

kelompok siswa belum mampu memberikan alasan untuk mendukung atau

menolak kesimpulan yang ditarik dari data yang tersedia, dapat dilihat pada

lampiran penilaian presentasi (Lampiran C.6). Beberapa kelompok siswa

belum mampu menggambarkan hubungan yang jelas dan logis antara bukti

dan kesimpulan, sehingga siswa kesulitan dalam memberikan alasan untuk

mendukung atau menolak kesimpulan. Masing-masing kelompok

melaksanakan field trip dengan baik sekali dapat dilihat pada tabel 4.3 dengan

(27)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan presentasi dengan rata-rata nilai 85.25 dalam kategori tuntas sesuai

KKM (Tabel 4.4). Laporan pengamatan dengan rata-rata nilai 84.50 dalam

kategori tuntas sesuai KKM (Tabel 4.5).

Tabel 4.6 menunjukkan capaian tiap kompetensi literasi sains pada kelas

kontrol dan eksperimen. Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata nilai hasil posttest kompetensi mengidentifikasi

perrmasalahan ilmiah kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Kompetensi

mengidentifikasi permasalahan ilmiah memiliki rata-rata nilai posttest yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi lainnya. Hal ini terjadi karena

pada kelas eksperimen mengalami serangkaian pembelajaran yang

mendukung siswa untuk dapat mengidentifikasi permasalahan ilmiah.

Contohnya adalah pada tahapan persiapan, siswa dibawa ke lapangan

langsung dan mengidentifikasi permasalahan yang ada bersama anggota

kelompoknya. Sejalan dengan Firman (2007) capaian aspek proses

“menjelaskan fenomena secara ilmiah” sedikit lebih tinggi dari aspek proses

lainnya, karena memang keterampilan proses itu yang cenderung lebih

dilatihkan dalam pembelajaran IPA ketimbang keterampilan proses lainnya.

Capaian kompetensi menjelaskan fenomena secara ilmiah dapat dilihat

pada tabel 4.6 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata nilai hasil posttest kompetensi menjelaskan fenomena secara ilmiah

kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Kompetensi menjelaskan fenomena

secara ilmiah memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingan dengan

menggunakan bukti ilmiah dan memiliki rata-rata nilai paling rendah

dibandingkan dengan kompetensi mengidentifikasi permasalahan ilmiah. Hal

ini terjadi karena pada kompetensi mengidentifikasi permasalahan ilmiah

siswa masih dalam bimbingan guru sedangkan pada kompetensi menjelaskan

fenomena secara ilmiah siswa lebih mandiri, begitupun dalam menggunakan

bukti ilmiah. Sejalan dengan Firman (2007) capaian aspek proses

(28)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya, karena memang keterampilan proses itu yang cenderung lebih

dilatihkan dalam pembelajaran IPA ketimbang keterampilan proses lainnya.

Tabel 4.6 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata nilai hasil posttest kompetensi menggunakan bukti ilmiah kelas

kontrol dengan kelas eksperimen. Kompetensi menggunakan bukti ilmiah ini

memiliki rata-rata nilai paling kecil diantara kompetensi literasi sains lainnya.

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herdiani (2013)

kompetensi literasi sains yang ketiga yaitu menggunakan bukti ilmiah

memiliki persentase yang paling besar dibandingkan dengan dua kompetensi

lainnya. Berbeda halnya dengan Firman (2007) yang menyatakan bahwa

capaian literasi pada ketiga aspek proses/kompetensi masih rendah, tetapi

yang relatif lebih dikuasai adalah menjelaskan fenomena secara ilmiah,

sedangkan yang terendah adalah aspek proses/kompetensi menggunakan

bukti ilmiah. Faktor penyebab kurangnya capaian pada aspek proses menurut

Firman (2007) praktek pembelajaran IPA di banyak SMP di Indonesia

cenderung memberikan materi sebagai hafalan. Hampir dapat dipastikan tidak

terjadi pembelajaran yang bernuansa “proses”, yang di dalamnya peserta

didik dilatih untuk memformulasi pertanyaan ilmiah untuk penyelidikan,

menggunakan pengetahuan yang diajarkan untuk menerangkan fenomena

(29)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Kemampuan dan Perbedaan Sikap Terhadap Sains Siswa SMA Sebelum dan Setelah Diterapkan Pembelajaran Field Trip pada Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Materi Ekosistem.

1. Hasil

Hasil penelitian sikap terhadap sains diperoleh dari instrumen berbentuk

skala sikap. Instrumen skala sikap diuji cobakan dan dianalisis terlebih dahulu

sebelum digunakan untuk penelitian. Analisis yang dimaksud adalah

pemberian skor pada setiap butir pernyataan yang terdapat dalam skala sikap,

setelah itu pemilihan pernyaaan terbaik. Hasil uji coba menunjukkan dari 49

soal pernyataan yang telah dibuat, terpilih 24 butir soal pernyataan. Data

skala sikap berupa skor tes, yang kemudian dikonversi menjadi nilai. Berikut

Tabel 4.7 di bawah ini menyajikan hasil uji statistik pretest dan posttest sikap

terhadap sains pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Statistik Pretest dan Posttest Sikap Terhadap Sains pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Komponen Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Jumlah Siswa 37 39 37 39

Keterangan 0.057 > 0.050 Normal Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest sikap terhadap sains siswa pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen

0.000 < 0.05 maka Ho ditolak

(30)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Capaian tiap indikator sikap terhadap sains diperoleh dari data hasil

posstest. Adapun ketercapaian indikator sikap siswa terhadap sains pada kelas

kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Posttest Sikap Terhadap Sains pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

2. Pembahasan

Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan skala sikap terhadap

sains sebelum dilakukan pembelajaran (pretest). Sikap terhadap sains tersebut

meliputi empat aspek indikator utama yaitu dukungan terhadap inkuiri ilmiah,

keyakinan diri sebagai pembelajar sains, ketertarikan terhadap sains, dan

tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan. Tes berupa skala

sikap yang dianalisis dengan menggunakan skala Likert. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui sikap awal siswa. Berdasarkan tabel 4.7 rata-rata nilai

pretest kelas kontrol lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen.

Selisih rata-rata nilai pretest dari kedua kelas ini adalah 1.43. Uji hipotesis

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest

(31)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap terhadap sains pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dengan

nilai t hitung sebesar 0.067 dan α sebesar 0.05. Kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki sikap yang sama sebelum dilakukan pembelajaran,

dengan demikian pengujian hipotesis didasarkan atas hasil posttest.

Setelah pembelajaran selesai baik itu pada kelas kontrol ataupun kelas

eksperimen, diberikan kembali skala sikap terhadap sains (posttest). Hal ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran field trip terhadap sikap

terhadap sains siswa. Tes yang diberikan sama dengan tes yang diberikan

sebelum pembelajaran. Rata-rata nilai posttest kelas kontrol lebih kecil

dibandingkan kelas eksperimen dengan selisih nilai 13.68 dan nilai

maksimum 88.89 pada kelas eskperimen (Tabel 4.7). Uji hipotesis

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest sikap

terhadap sains siswa pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dengan

nilai t hitung sebesar 0.000 dan α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran field trip dapat meningkatkan sikap terhadap sains siswa pada

kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan

pembelajaran diskusi. Hal ini sejalan dengan penelitian Charunisa (2013)

yang menunjukkan terdapat peningkatan nilai sikap terhadap sains siswa

senilai 78,7% dalam kategori baik setelah diterapkan pembelajaran dengan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran field trip memberikan

pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran diskusi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Awalludin (2010) yang menunjukkan bahwa

implementasi field trip pada pembelajaran ekosistem memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap penguasaan konsep dan sikap siswa pada kelas

eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran diskusi. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa rata-rata

indeks gain sikap ilmiah di antara kelas kontrol dan eksperimen termasuk

(32)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (Suryani, 2013). Berbeda

halnya dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dahlia (2013)

bahwa hasil uji sikap ilmiah menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Mayuri (2013) bahwa nilai posttest sikap ilmiah antara kelas kontrol dan

eksperimen berbeda signifikan. Salah satu alasan yang membuat

pembelajaran field trip lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran diskusi

dapat dilihat dari segi kelebihan, seperti yang diungkapkan oleh Dzajamarah

(2006), salah satu kelebihan field trip adalah membuat apa yang dipelajari di

sekolah lebih relevan dengan kenyataan. Kelebihan lain adalah pengajaran

serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa. Menurut Sagala (2006)

kelebihan lainnya adalah anak didik dapat menghayati

pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan. Kaitan

field trip dengan sikap adalah sikap dipengaruhi oleh infomasi yang diterima,

dialami (pengalaman), dan pengetahuannya. Pada kelas kontrol dengan

pembelajaran diskusi, siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung

melakukan pengamatan dan ini menyebabkan sikap terhadap sains lebih

positif pada kelas eksperimen. Sejalan dengan pernyataan Yager (1996, dalam

Gusfarenie, 2013) bahwa ciri-ciri siswa yang literat terhadap sains salah

satunya adalah memiliki sikap positif terhadap sains dan teknologi.

Sikap terhadap sains menurut PISA 2006 meliputi empat aspek indikator

utama yaitu dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan diri sebagai

pembelajar sains, ketertarikan terhadap sains, dan tanggung jawab terhadap

sumber daya dan lingkungan. Perbedaan sikap terhadap sains antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari ketercapaian tiap indikator

sikap terhadap sains pada gambar 4.2. Capaian tiap indikator sikap terhadap

sains diperoleh dari data hasil posstest karena menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Berdasarkan gambar 4.2 pada indikator dukungan terhadap inkuiri

(33)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmiah (berfikiran terbuka) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,

mendukung penggunaan informasi faktual dan eksplanasi rasional agar tidak

terjadi bias, dan menunjukkan pemahaman bahwa proses yang bias, kritis dan

cermat diperlukan dalam mengambil kesimpulan menunjukkan rata-rata nilai

posttest indikator dukungan terhadap inkuiri ilmiah pada kelas eksperimen

lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen siswa

menemukan sendiri masalah, memecahkan masalah dengan pertanyaan

penelitian dan membuat kesimpulan. Sejalan dengan Depdiknas (2003),

menyatakan bahwa sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode-metode berdasarkan observasi sains berkaitan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya

penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Akcay

(2010), sikap terhadap sains memengaruhi pandangan siswa terhadap karir

masa depan, dan partisipasi mereka di dalam kelas. Siswa yang memiliki

sikap positif menunjukan peningkatan perhatian terhadap intruksi yang

diberikan di dalam kelas dan lebih berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah.

Pada indikator keyakinan diri sebagai pembelajar sains dengan sub

indikator keyakinan dalam menangani persoalan ilmiah secara efektif,

keyakinan dalam menangani kesulitan dalam menyelesaikan masalah,

keyakinan dalam menunjukkan kemampuan ilmiah yang tinggi, menunjukkan

rata-rata nilai posttest indikator keyakinan diri sebagai pembelajar sains pada

kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol (Gambar

4.2). Hal ini terjadi karena siswa mengidentifikasi permasalah ilmiah pada

materi ekosistem di lapangan langsung. Sesuai menurut Adisendjaja (2013),

dengan melaksanakan kegiatan lapangan, siswa akan belajar secara langsung

(first-hand experiences), mengalami dan mengobservasi sendiri (hands-on)

(34)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan-pernyataan

dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung.

Pada indikator ketertarikan terhadap sains dengan sub indikator

mengindikasikan keingintahuan tentang sains, isu-isu sains dan

mempraktikan sains, menunjukkan keinginan untuk memeroleh tambahan

pengetahuan dan keahlian ilmiah, menggunakan beragam sumber dan metode

ilmiah, dan menunjukkan keinginan untuk mencari informasi dan memiliki

keterkaitan terus menerus terhadap sains, termasuk mengembangkan karir

yang berkaitan dengan sains menunjukkan rata-rata nilai posttest indikator

ketertarikan terhadap sains pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan

dengan kelas kontrol (Gambar 4.2). Hal ini terjadi karena pembelajaran yang

dilakukan di luar kelas membuat siswa lebih tertarik untuk belajar dan siswa

melihat kenyataan langsung kondisi yang berada di lapangan. Sejalan dengan

Sagala (2006) yang mengungkapkan bahwa salah satu kelebihan field trip

adalah siswa dapat mengamati kenyataan beraneka ragam dari dekat.

Rata-rata nilai posttest indikator ketertarikan terhadap sains lebih kecil

dibandingkan dengan rata-rata nilai posttest indikator lainnnya. Hal ini

menunjukkan kurangnya ketertarikan siswa terhadap sains. Hassoubah (2004)

menyatakan bahwa fenomena yang terjadi hingga saat ini dalam dunia

pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah siswa datang ke sekolah tetapi

cara belajar mereka hanya sebatas mendengarkan keterangan guru, kemudian

mencoba memahami ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru, dan

mengungkapkan kembali ilmu pengetahuan yang telah mereka hafalkan pada

saat ujian. Sejalan dengan Firman (2007) yang menyatakan bahwa hampir

dapat dipastikan banyak peserta didik di Indonesia tidak mampu mengaitkan

pengetahuan IPA yang dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terjadi

di dunia, karena tidak memperoleh pengalaman untuk mengaitkannya. Bagi

anak-anak IPA seolah-olah terpisah dari dunia tempat mereka berada. Hal ini

(35)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada indikator tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan

dengan sub indikator menunjukkan rasa tanggung jawab personal untuk

memelihara lingkungan, menunjukkan perhatian terhadap konsekuensi

aktivitas manusia terhadap lingkungan, dan menunjukkan keinginan untuk

mengambil bagian dalam aktivitas pemeliharaan sumber daya alam

menunjukkan rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan dengan kelas kontrol, (Gambar 4.2). Hal ini terjadi karena

siswa mengamati sendiri lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan rasa

cinta akan lingkungan dan timbul rasa untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Selain itu, akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari

ketika mengambil keputusan sehubungan dengan pengelolaan dan perubahan

lingkungan sekitarnya. Witherington (1982) mengemukan bahwa:

Kehidupan di antara ke empat dinding kelas sangat terbatas. Di luar kelas mereka berhadapan dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal dapat mereka pelajari. Darmawisata bukan piknik melainkan memindahkan kelas untuk sementara ke luar, lamanya mungkin beberapa menit atau sejam, mungkin juga beberapa hari atau bulan. Dengan Darmawisata, kita menggunakan sumber-sumber dari lingkungan dan mempererat hubungan antara sekolah dan lingkungan masyarakat. dari sudut didaktis, darmawisata banyak mempunyai kebaikan, seperti membangkitkan minat, aktivitas, dan sebagainya.

Dengan demikian penggunaaan lingkungan sangat baik dalam pembelajaran

siswa. Menurut Rakhmat (1992), sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa

sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar.

Dilihat dari keseluruhan indikator, pada kelas eksperimen kemampuan

literasi sainsnya lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol, begitupun

dengan sikap siswa terhadap sains. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rubba

(1993, dalam Hendriani, 2010) yang menyatakan bahwa karakteristik

individu yang memiliki literasi sains diantaranya adalah bersikap positif

terhadap sains, memiliki pengetahuan tentang konsep dan prinsip sains, serta

(36)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

(37)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Kehidupan masyarakat saat ini telah berkembang seiring pesatnya

perkembangan sains dan teknologi. Hal ini menuntut manusia untuk semakin

bekerja keras menyesuaikan diri dalam segala aspek kehidupan, salah satunya

adalah aspek pendidikan. Pendidikan diharapkan berperan sebagai jembatan yang

akan menghubungkan individu dengan lingkungannya ditengah-tengah era

globalisasi yang semakin berkembang, sehingga individu mampu berperan

sebagai sumber daya manusia yang berkualitas (Sumartati, 2009).

Dalam dunia yang dipenuhi dengan produk-produk kerja ilmiah, literasi

sains menjadi suatu keharusan bagi setiap orang (Zuriyani, 2011). Literasi sains

didefinisikan Programme for International Student Asessment (PISA) sebagai

kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi

permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka

memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan

terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007). Literasi sains sangatlah

penting hal ini disebabkan karena warga negara dihadapkan pada

pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara

berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang

perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan (Zuriyani, 2011).

Sikap terhadap sains juga tak kalah pentingnya dengan literasi sains.

Motivasi siswa terhadap sains, sikap siswa terhadap lingkungan, pandangan siswa

terhadap ilmuwan, dan kegiatan siswa untuk menjadi ilmuwan, dan keinginan

siswa untuk menjadi ilmuwan telah diselidiki oleh pendidik sains selama

bertahun-tahun (Moore & Foy, 1997). Menurut Rubba (1993, dalam Hendriani,

2010) karakteristik individu yang memiliki literasi sains diantaranya adalah

bersikap positif terhadap sains, memiliki pengetahuan tentang konsep dan prinsip

(38)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Organisation for Economic Cooperation and Depelopment (OECD) (2010)

menyatakan bahwa pendidikan sains ditantang untuk menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas, yang tidak hanya cakap dalam bidang sains dan

teknologi tetapi juga memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, serta

memiliki literasi sains sehingga mampu memecahkan berbagai persoalan

kehidupan sehari-hari. Fakta yang terjadi pada saat ini berbeda dengan harapan.

Studi internasional PISA tahun 2006, diperoleh hasil bahwa kemampuan literasi

sains siswa Indonesia berada pada peringkat ke- 50 dari 57 negara. Skor rata-rata

sains yang diperoleh siswa Indonesia adalah 393. Skor rata-rata tertinggi dicapai

oleh Finlandia (563) dan terendah dicapai oleh Kyrgyzstan (322). Kemampuan

literasi sains rata-rata siswa Indonesia tidak berbeda secara signifikan dengan

kemampuan literasi sain siswa dari Argentina, Brazil, Colombia, Tunisia, dan

Azerbaijan (Tjalla, 2009). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

secara umum kemampuan literasi sains siswa Indonesia masih belum memadai.

Penelitian pencapaian literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi

ekosistem telah dilakukan oleh Kurniasih (2013). Hasil penelitian menunjukkan

terdapat perbedaan dan peningkatan literasi sains pada kelas eksperimen

dibandingkan dengan kelas kontrol dengan N-gain 0,40 (sedang), dan N-gain 0,17

(rendah) untuk sikap ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran inquiry

lab dapat meningkatkan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP. Oleh karena

itu, dibutuhkan metode pembelajaran lainnya yang dapat lebih meningkatkan

literasi sains dan sikap siswa terhadap sains.

Fenomena yang terjadi hingga saat ini dalam dunia pendidikan di Indonesia

pada umumnya adalah siswa datang ke sekolah tetapi cara belajar mereka hanya

sebatas mendengarkan keterangan guru, kemudian mencoba memahami ilmu

pengetahuan yang diajarkan oleh guru, dan mengungkapkan kembali ilmu

pengetahuan yang telah mereka hafalkan pada saat ujian (Hassoubah, 2004).

Badan penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006)

(39)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar.

Berdasarkan pernyataan di atas, untuk mencapai kemampuan yang

diharapkan pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

peristiwa alam dibutuhkan suatu strategi pembelajaran di luar kelas untuk

melengkapi pengalaman belajar tertentu, terutama tentang ekosistem.

Ekosistem mempelajari interaksi, baik interaksi antar mahkluk hidup

maupun antara makhluk hidup dengan lingkungannya, sehingga membutuhkan

pembelajaran dengan menggunakan field trip.Menurut Roestiyah (2001) field trip

bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan

melihat kenyataan.

Kajian sains berkaitan erat dengan fenomena alam, sehingga alam menjadi

laboratorium terbesar yang menyediakan berbagai fenomena alam yang sejalan

dengan kajian sains (Adisendjaja, 2013). Kegiatan lapangan akan membuat siswa

belajar secara langsung, mengalami dan mengobservasi sendiri kenyaatan yang

ada. Kegiatan belajar secara hands-on merupakan cara belajar yang sangat

dianjurkan untuk belajar sains (Adisendjaja, 2013). Berdasarkan hasil penelitian

Jannah (2011) menunjukkan bahwa adanya pengaruh pembelajaran menggunakan

karyawisata (field trip) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Pengaruh

tersebut yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dari rata-rata

kemampuan berpikir kritis awal sebesar 41,47% menjadi 63,5% setelah dilakukan

pembelajaran menggunakan karyawisata dengan rata-rata indeks gain yang

termasuk ke dalam kategori sedang. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa

(40)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan terhadap penguasaan konsep dan sikap siswa pada kelas eksperimen

dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran diskusi

(Awalludin, 2010). Hal ini menunjukan bahwa field trip berpengaruh dalam

proses pembelajaran siswa.

Mengingat pentingnya peningkatan kemampuan literasi sains dan sikap

terhadap sains pada siswa, maka penulis melakukan suatu penelitian. Penelitian

ini untuk mengidentifikasi kemampuan literasi sains dan sikap terhadap sains

siswa SMA pada materi ekosistem dengan menggunakan metode pembelajaran

field trip.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh field trip

terhadap kemampuan literasi sains dan sikap sains siswa SMA yang mendapatkan

pembelajaran field trip pada materi ekosistem?”. Masalah umum di atas dapat

menjadi beberapa pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan literasi sains siswa SMA sebelum dan setelah

diterapkan pembelajaran field trip pada materi ekosistem?

2. Bagaimanakah sikap terhadap sains siswa SMA sebelum dan setelah

diterapkan pembelajaran field trip pada materi ekosistem?

3. Bagaimanakah perbedaan kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol pada materi ekosistem?

4. Bagaimanakah perbedaan sikap terhadap sains antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada materi ekosistem?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kemampuan literasi sains dan sikap terhadap sains siswa melalui metode

pembelajaran field trip pada materi ekosistem. Tujuan yang lebih jelasnya adalah

(41)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kemampuan literasi sains siswa SMA sebelum dan setelah diterapkan

pembelajaran field trip pada materi ekosistem.

2. Sikap terhadap sains siswa SMA sebelum dan setelah diterapkan

pembelajaran field trip pada materi ekosistem.

3. Perbedaan kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada materi ekosistem.

4. Perbedaan kemampuan sikap terhadap sains antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol pada materi ekosistem.

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa SMAN 1 Pangalengan kelas X semester 2

tahun ajaran 2013/2014.

2. Penelitian literasi sains dibatasi hanya pada aspek kompetensi ilmiah

berdasarkan PISA 2006. PISA 2006 dipilih karena pada tahun 2006 penelitian

PISA difokuskan pada aspek sains, sementara dua aspek lainnya (matematika

dan membaca) menjadi pendamping.

3. Materi ekosistem yang dijadikan dalam pembelajaran ini adalah dengan

kompetensi dasar 4.14 (Melakukan pengamatan pada suatu ekosistem dan

mengidentifikasi komponen-komponen penyusunnya serta menggambarkan

hubungan antar komponen dan kaitannya dengan aliran energi).

E. Manfaat

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

berbagai pihak di antaranya:

1. Bagi guru :

Memberikan alternatif pembelajaran yang dapat menggali kemampuan siswa

dalam belajar.

(42)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Siswa memperoleh pengalaman belajar langsung yang cenderung lebih

bermakna.

b. Siswa lebih aktif dan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi

dalam pembelajaran.

c. Menghilangkan rasa jenuh belajar di kelas.

3. Bagi peneliti dan dunia pendidikan:

Dapat menambah wawasan dan dapat mengambil serta mengaplikasikan

hal-hal yang positif yang didapat dalam penelitian pengaruh field trip terhadap

kemampuan literasi sains dan sikap terhadap sains siswa SMA pada materi

ekosistem.

F. Asumsi

Kegiatan lapangan akan meningkatkan pengetahuan anak dalam subyek

tertentu. Berkunjung ke museum akan lebih menarik anak daripada melihat video

atau membaca buku teks (Semlak & Beck, 1999).

G. Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan literasi sains dan sikap sains siswa

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi ekosistem.

H1 = Terdapat perbedaan kemampuan literasi sains dan sikap sains siswa antara

(43)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II

FIELD TRIP, LITERASI SAINS DAN SIKAP TERHADAP SAINS SISWA SMA PADA MATERI EKOSISTEM

A. Field Trip

1. Pengertian Field Trip

Metode pembelajaran tidak ada yang sempurna. Setiap metode selalu

memiliki kekurangan dan kelebihan. Kadang-kadang dalam proses belajar siswa

perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat-tempat atau objek yang lain.

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah field trip. Menurut Roestiyah

(2001) field trip bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam

pelajaran dengan melihat kenyataan. Karena itu dikatakan teknik field trip yaitu

cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek

tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti

meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian dan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa field trip

adalah pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas dengan mengunjungi suatu

tempat untuk mempelajari sesuatu dengan proses pembelajaran yang tetap

mengacu kepada tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran.

2. Tahapan Kegiatan Lapangan

Menurut Roestiyah (2001), menyusun tahapan pembelajaran dengan

menerapkan metode field trip adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran

dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin

obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya,

penyusunan rencana yang matang, membagi tugas-tugas, mempersiapkan

sarana, serta pembagian siswa ke dalam beberapa kelompok.

(44)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan field trip, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya,

(45)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila

perlu.

c. Tahap akhir

Pada akhir field trip siswa mengadakan diskusi mengenai segala hasil

kegiatan field trip, menyusun laporan yang memuat kesimpulan yang

diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan field trip seperti membuat grafik,

gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.

Asmani (2010), menyatakan ada beberapa kelebihan dan kekurangan

menerapkan metode field trip dalam pembelajaran. Kelebihan penerapan metode

field trip dalam pembelajaran diantaranya yaitu:

a. Siswa dapat memahami dan menghayati langsung keadaan di lokasi field trip

b. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengalaman

c. Siswa dapat menemukan sumber informasi pertama untuk memecahkan

persoalan yang dihadapi

d. Siswa memperoleh pengetahuan integratif tentang objek yang ditinjau

e. Membuat materi pembelajaran di sekolah lebih relevan dengan kenyataan

f. Pembelajaran dapat lebih merangsang kreativitas siswa.

Sedangkan kekurangan metode field trip menurut Asmani (2010)

diantaranya yaitu:

a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang

c. Unsur rekreasi sering menjadi prioritas sedangkan unsur studinya terabaikan

d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap gerak-gerik siswa di

lapangan

e. Biayanya cukup mahal

f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran dan

(46)

Anita Nurlela Dinata, 2014

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Roestiyah (2001), field trip dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut:

a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para

petugas pada obyek field trip itu, serta mengalami dan menghayati langsung

apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh di sekolah;

sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau

keterampilan mereka.

b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun

secara kelompok dan dihayati secara langsung; yang akan memperdalam dan

memperluas pengalaman mereka.

c. Siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama

untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,sehingga mungkin

mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke

dalam praktek.

d. Siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman

yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari

hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan

Gambar

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Statistik Pretest dan posttest Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas
Tabel 4.2     Persentase Keterlaksanaan Tahapan  Field Trip pada Empat Kelompok  di Kelas  Eksperimen
Tabel 4.4 Penilaian Presentasi Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen
Tabel 4.5 Penilaian Laporan Pengamatan Hasil Field Trip pada Kelas Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

peneliti membuat suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Nilai- Nilai Pada Pembelajaran Biologi Mengenai Ekosistem Terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap

Pengaruh Metode Field Trip Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi pada Peserta didik Tunarungu (Studi Eksperimen pada Peserta didik Kelas V SDLB

Aspek kelayakan isi dari E-book berbasis STEM pada materi ekosistem untuk melatihkan kemampuan literasi sains yang dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran mengacu pada

Pada indikator peka terhadap lingkungan, siswa saling menjaga kebersihan selama kegiatan field trip, siswa mengambil sampah-sampah yang berserakan di sepanjang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin

Pengaruh Field Trip Terhadap Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Sains Siswa SMA Pada Materi Ekosistem.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan perbedaan rata-rata nilai siswa yang berdampak terhadap peningkatan rata-rata kemampuan literasi sains siswa pada kelas yang

Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan perbedaan rata-rata nilai siswa yang berdampak terhadap peningkatan rata-rata kemampuan literasi sains siswa pada kelas yang