• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DI PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK : Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DI PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK : Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh :

Mutia Ramadanti Nur

0906314

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL

DI PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK

(Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013)

Oleh

Mutia Ramadanti Nur

0906314

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mutia Ramadanti Nur

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Mutia Ramadanti Nur (0906314). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial

di Perguruan Tinggi dengan Prestasi Akademik (Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013). Skripsi. Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian sosial, prestasi akademik dan hubungan antara penyesuaian sosial dengan prestasi akademik. Responden dalam penelitian ini adalah 62 mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI Tahun Akademik 2012-2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner penyesuaian sosial berdasarkan teori dari Schneiders (1964) dan prestasi akademik menggunakan dokumen kartu hasil studi yang menunjukkan IPK semester 1 dan 2. Sebelumnya, peneliti melakukan uji coba alat ukur kepada 100 responden untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penyesuaian sosial. Koefisien reliabilitas Alfa Cronbach untuk instrumen penyesuaian sosial adalah sebesar 0,944 yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dapat dikatakan reliabel. Wawancara juga dilakukan kepada responden yang mewakili setiap kategori perolehan skor penyesuaian sosial dan prestasi akademik. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan prestasi akademik karena ρ 0,652 > 0,05. Sumbangan yang diberikan penyesuaian sosial hanya 0,3364 % terhadap prestasi akademik, sehingga 99,6636 % bersumber dari faktor penentu lainnya. Wawancara menunjukkan bahwa banyak faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar, diantaranya motivasi belajar, minat terhadap jurusan psikologi, dan kepribadian. Diharapkan Jurusan Psikologi UPI dapat memperhatikan penyesuaian sosial serta faktor-faktor penentu prestasi akademik lainnya, sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.

(6)

ABSTRACT

Mutia Ramadanti Nur (0906314). Relationship between Social

Adjustment with Academic Achievement in Higher Education (Correlational study on the Students of Psychology Department Batch 2012, Academic Year 2012-2013). S1 thesis. Psychology Department Indonesia University Of Education. Bandung 2013.

This research is focused on depicting students’ social adjustments, their academic achievement as well as the relationship between them. 62 students batch 2012 from psychology department, Indonesia University of Education are employed as the respondents of this research. The method employed in this research is quantitative, specifically using correlation study. Framework used in this study is mainly designed using Schneider’s theory (1964) suited with students’ report card from their first year learning. The writer previously tried out this framework to the 100 respondents to test its validity and reliability before use. For the result, Alfa Cronbach shows the 0.944 indicating reliable instrument for use as data collection procedure in terms of social adjustment. Interviews are also conducted to the respondents representing every category of the acquisition of social adjustment scores and academic achievement. From the analysis, it can be concluded that there is no significant correlation between students’ social adjustment towards their academic achievement because ρ 0,652 > 0,05. Social adjustment only contribute in the percentage of 0,3364% towards students’ academic achievement rather than other factors contributing 99,6636%. Interviews obtained that many other factors are more influential on student achievement, such as motivation, interest in majoring in psychology, and personality. Therefore, it is expected that the department can notice both factors affecting students’ achievement to improve them.

Keywords: Social Adjustment, Academic Achievement, Psychology

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ....xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian ... 7

E. Manfaat Penulisan ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. ... Peny esuaian Sosial ... 10

2. ... Prest asi Akademik ... 32

(8)

4. ... Hasil

Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 42

B. Kerangka Berpikir ... 43

C. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

A. Metode dan Pedoman Penelitian ... 46

B.Variabel Penelitian ... 47

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 49

E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ... 51

F. Kategorisasi Skor ... 58

G. Teknik Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Hasil Penelitian ... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua

peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial,

manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk melakukan interaksi.

Oleh karena itu, manusia harus dapat melakukan penyesuaian terhadap

lingkungan di sekitarnya. Penyesuaian diri merupakan kebutuhan untuk

mempertahankan hidup sebagai manusia (Gerungan, 2004:59).

Schneiders (1964:51) mengemukakan penyesuaian diri berarti proses

individu dalam merespon sesuatu yang bersifat behavioral dan mental dalam

usaha mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, ketegangan emosi, frustrasi dan

konflik, dan menjaga keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan

tuntutan norma masyarakat.

Schneiders (1964:429) membagi penyesuaian diri menjadi empat aspek,

yaitu penyesuaian diri personal, penyesuaian sosial, penyesuaian perkawinan, dan

penyesuaian vokasional atau jabatan. Penyesuaian sosial merupakan aspek

penyesuaian diri yang berkaitan dengan interaksi individu dengan lingkungan

sosial. Penyesuaian sosial bertujuan untuk mencapai kesesuaian antara kebutuhan

diri individu dengan keadaan lingkungan tempat individu berada dan berinteraksi.

Pengertian penyesuaian sosial menurut Schneiders (1964:454) adalah

kemampuan individu berinteraksi secara tepat dengan kenyataan, situasi, dan

hubungan sosial sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial yang layak dan

memuaskan dapat terpenuhi. Penyesuaian sosial ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu

penyesuaian di rumah dan keluarga, penyesuaian di perguruan tinggi, dan

penyesuaian di lingkungan masyarakat. Penyesuaian sosial di perguruan tinggi

meliputi aspek menghargai dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi;

tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi; menjalin relasi

sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat, dosen, dan

(11)

tanggung jawab sebagai mahasiswa di perguruan tinggi; serta membantu

merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi tersebut

(Schneiders 1964:454).

Penyesuaian sosial di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang harus

dilakukan oleh semua mahasiswa. Rata-rata usia mahasiswa adalah 18-23 tahun

yang dalam tahap perkembangnnya termasuk periode remaja. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Hall (Santrock, 2003:10), bahwa periode usia

remaja adalah 12-23 tahun.

Penyesuaian pada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai

bermacam-macam tingkat ketegangan emosional (Hurlock, 1980:9). Ketidakmampuan dalam

melakukan penyesuaian menimbulkan sikap tidak realistis, tidak relevan, dan

tidak logis. Dalam konsep pergaulan sosial, sikap ini disebut sebagai

maladjustment (Dewi, 2010:5). Penyesuaian sosial sangat diperlukan oleh semua

orang khususnya remaja, karena menurut Santrock (2003:10) kegoncangan dan

perubahan dalam diri banyak dialami pada usia remaja. Salah satu penyebab pola

perilaku yang tidak matang adalah karena kegagalan dalam melakukan

penyesuaian sosial (Willis, 2004:66). Akibatnya adalah perasaan terisolir, rendah

diri, tidak percaya diri, yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Schneiders (1964:454) yaitu :

...seseorang peserta didik yang mengalami kegagalan dalam mencapai kepuasan dalam penyesuaian sosial akan mengalami kesulitan. Ketidakmampuan penyesuaian diri dalam area ini menyebabkan banyak gejolak emosi, juga konflik dan frustrasi. Kemampuan penyesuaian sosial dapat mempengaruhi konsentrasi, upaya intelektual, kebiasaan dan kesungguhan dalam belajar. Sehingga semakin tinggi kemampuan penyesuaian sosial akan semakin membuka kesempatan untuk dapat berprestasi.

Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, remaja memiliki cita-cita

dan harapan dalam meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi favoritnya

masing-masing. Dapat diterima di jurusan yang sesuai dengan cita-cita dan

perguruan tinggi favorit merupakan harapan setiap remaja. Namun terkadang,

pada kenyataannya tidak sedikit remaja yang tidak diterima di perguruan tinggi

(12)

diminatinya. Hal ini berdampak pada ketidaksungguhan dalam belajar yang dapat

menyebabkan prestasi akademik yang kurang memuaskan.

Fenomena pemilihan jurusan yang berpengaruh terhadap prestasi

akademik ini diperoleh dari fakta berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan

beberapa mahasiswa jurusan Psikologi UPI. Diperoleh informasi bahwa salah satu

penyebab prestasi akademik yang tergolong rendah adalah karena tidak berminat

kuliah di jurusan psikologi. Informan lain mengatakan, penyebab prestasi

akademiknya yang tergolong rendah adalah karena sering terlambat

mengumpulkan tugas. Tugas yang terlambat dikumpulkan menyebabkan nilai

untuk tugas itu dikurangi. Hal itu terjadi karena banyaknya tugas yang diberikan

dosen pada waktu yang bersamaan. Tugas, Praktikum, Ujian Tengah Semester,

Ujian Akhir semester dan berbagai kewajiban lain yang harus dikerjakan sebagai

mahasiswa dapat menjadi penyebab stres.

Data menyebutkan bahwa terjadi beberapa kasus bunuh diri yang

dikarenakan stres dalam menghadapi berbagai masalah sebagai mahasiswa.

Sebuah penelitian di Amerika menemukan, bahwa pada perguruan tinggi dengan

rata-rata mahasiswa S1 berjumlah 18.000, sebanyak 1.080 mahasiswa serius

memikirkan bunuh diri minimal sekali dalam setahun (David, 2008). Kasus bunuh

diri pada mahasiswa juga terjadi di Indonesia. Pada 13 April 2011, empat orang

mahasiswa di sebuah universitas di Indonesia memutuskan untuk bunuh diri

bersama karena masalah yang mereka hadapi (Nyunyu, 2012).

Bila dicermati secara mendalam, masalah-masalah psikologis pada

mahasiswa bersumber pada aspek akademik maupun non-akademik, dan dari

faktor internal maupun eksternal mahasiswa. Masalah-masalah akademik terutama

disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan studi,

misalnya akibat salah memilih jurusan, metode pembelajaran yang berbeda

dengan SMA, cara dosen mengajar, tugas perkuliahan, masalah-masalah dalam

pengerjaan skripsi, dan kekhawatiran terhadap karier dan masa depan.

Permasalahan non-akademik terutama berasal dari tekanan sosial yang dialami

mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang terkait dengan keluarga,

(13)

riwayat pola pengasuhan dari orangtua, perbedaan prinsip dengan orang tua.

Selain itu masalah-masalah yang bersumber dari kehidupan di tempat tinggal,

hubungan perteman dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda,

kesulitan adaptasi umum, masalah dalam hubungan lawan jenis, serta masalah di

dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan sering merupakan sumber

permasalahan yang serius bagi mahasiswa (Gadjah Mada Pers, 2012).

Mahasiswa memiliki peran utama yaitu belajar dan memperoleh hasil

belajar yang memuaskan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan (Ahmadi dan Widodo, 2004:128).

Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi pada mahasiswa,

diperlukan adanya suatu penilaian atau yang biasa disebut prestasi akademik.

Prestasi akademik sering juga disebut prestasi belajar. Purwanto (1986:28)

mengartikan prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam laporan hasil belajar. Prestasi

belajar juga diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami

suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan

kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang

menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan.

Penelitian terhadap prestasi belajar ini menjadi hal yang penting

khususnya dalam dunia pendidikan. Karena dengan melakukan penilitian

mengenai prestasi belajar ini, banyak manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang

diperoleh tersebut dapat menjadi saran bagi mahasiswa, bagi orang tua, bagi

dosen, dan bagi perguruan tinggi. Salah satu topik dari prestasi belajar yang

menarik untuk diteliti adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pengenalan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berpenting dalam rangka

membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor

(14)

diri (eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

dibagi menjadi dua, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis.

Penyesuaian sosial merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi

prestasi belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:138).

Penelitian yang relevan dilakukan Dewi (2010) mengenai Pengaruh

Penyesuaian Sosial terhadap Prestasi Belajar dengan Subjek Siswa kelas VII SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun 2009-2010. Skripsi tersebut

menunjukkan bahwa penyesuaian sosial memiliki peranan yang cukup penting

dalam pencapaian hasil belajar siswa. Semakin tinggi penyesuaian sosial, terbukti

semakin tinggi pula prestasi belajarnya dan begitu pula sebaliknya.

Calaguas (dalam Sartika, 2011:38) juga melakukan penelitian mengenai

hubungan antara prestasi akademik dengan kesulitan penyesuaian akademik pada

mahasiswa baru. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang

signifikan antara prestasi akademik dengan kesulitan penyesuaian akademik pada

mahasiswa baru.

Ketertarikan melakukan penelitian ini adalah karena peneliti mengamati

fenomena penyesuaian sosial yang dialami oleh mahasiswa di Jurusan Psikologi

UPI. Penyesuaian terhadap kehidupan di perguruan tinggi yang merupakan

lingkungan baru bagi mereka dan kewajiban untuk belajar dan memperoleh hasil

belajar yang memuaskan bukanlah hal yang mudah.

Hasil wawancara dan observasi pada beberapa mahasiswa, didapatkan data

pendahuluan bahwa mahasiswa yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri

dengan kegiatan dan lingkungan perguruan tinggi memiliki prestasi akademik

yang rendah, begitu pula sebaliknya. Untuk menguji data pendahuluan tersebut,

peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan antara penyesuaian sosial di

perguruan tinggi dengan prestasi akademik. Penelitian ini difokuskan meneliti

hubungan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik

pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik

(15)

B. Rumusan Masalah

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai

faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (internal) maupun faktor dari

luar diri (eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

dibagi menjadi dua, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis.

Penyesuaian sosial merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi

prestasi belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:138).

Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi secara

tepat dengan kenyataan, situasi, dan hubungan sosial sehingga persyaratan untuk

kehidupan sosial yang layak dan memuaskan dapat terpenuhi (Schneiders,

1964:455). Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis

merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini. Rumusan

masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran umum penyesuaian sosial di perguruan tinggi

pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik

2012/2013?

2. Bagaimanakah gambaran umum prestasi akademik pada mahasiswa

angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial di

perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan

2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan

prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun

akademik 2012/2013. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus, diantaranya

yaitu :

1. Mengetahui gambaran umum penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada

mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik

(16)

2. Mengetahui gambaran umum prestasi akademik pada mahasiswa angkatan

2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

3. Mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian

sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa

angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi adalah karena sesuai dengan

tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada

mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa

kuesioner dan dokumen kartu hasil studi yang menunjukkan Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK) dari semester 1 dan 2. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup

sebagai alat ukur dalam penelitian ini karena pelaksanaan dan pemberian skor

dalam kuesioner tertutup bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah

kepada analisis (Furchan, 2011:260).

Untuk mempermudah proses perhitungan, software Statistical Passage for

Social Science (SPSS) versi 18.00 akan digunakan dalam penelitian ini.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi sosial mengenai penyesuaian

sosial. Penelitian ini juga dapat dilakukan untuk membuktikan teori yang sudah

ada. Selain itu, hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memperkuat atau

memperlemah penelitain sebelumnya. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini

(17)

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa yaitu dapat membantu untuk

mengevaluasi hubungan antara penyesuaian sosial yang mereka lakukan dengan

prestasi akademik yang diperoleh. Bagi jurusan psikologi dan perguruan tinggi,

dapat menambah informasi mengenai hubungan antara penyesuaian sosial yang

dilakukan oleh mahasiswa dengan prestasi akademik yang diperoleh. Sedangkan

bagi Orang Tua, dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara

penyesuaian sosial yang dilakukan anaknya dengan prestasi akademik yang

diperoleh.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas

secara keseluruhan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu struktur organisasi

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan menganai latar belakang masalah, identifikasi

masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori penyesuaian sosial, prestasi

akademik, penelitian-penelitian yang terkait, kerangka pemikiran serta

hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai metode penelitian yang digunakan,

meliputi metode dan pedoman penelitian; variabel penelitian dan definisi

operasional variabel penelitian; populasi, sampel dan teknik sampling;

pengembangan instrumen pengumpul data; kategorisasi skor; dan teknik

analisis data yang terdiri dari uji normalitas, uji korelasi, uji signifikansi,

(18)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai penelitian dan pembahasan hasil

analisis mengenai gambaran penyesuaian sosial dan prestasi akademik

serta hubungan penyesuaian sosial dengan prestasi akademik pada

mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan

Indonesia tahun akademik 2012-2013.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang dapat

bermanfaat bagi mahasiswa, orang tua, dosen, perguruan tinggi, dan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pedoman Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi adalah karena sesuai dengan

tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada

mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa

kuesioner dan Kartu Hasil Studi (KHS) yang menunjukkan Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK) dari semester 1 dan 2. Tipe kuesioner yang digunakan adalah

tipe kuesioner tertutup, artinya pilihan jawaban atas pertanyaannya ditentukan

oleh peneliti. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup sebagai alat ukur dalam

penelitian ini karena pelaksanaan dan pemberian skor dalam kuesioner tertutup

bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah kepada analisis (Furchan,

2011:260).

Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Likert. Dengan

menggunakan skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

dimensi, dimensi menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan menjadi

indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur

ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa

pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan, 2003:

12). Dalam proses perhitungan, software Statistical Passage for Social Science

(SPSS) versi 18.00 akan digunakan dalam penelitian ini.

Untuk memperdalam informasi yang diperoleh dari kuesioner, wawancara

juga dilakukan kepada responden yang mewakili setiap kategori perolehan skor

penyesuaian sosial dan prestasi akademik. Wawancara dilakukan kepada empat

orang responden, yaitu responden yang memperoleh skor penyesuaian sosial

(20)

penyesuaian sosial rendah dan prestasi akademik tinggi; responden yang

memperoleh skor penyesuaian sosial tinggi dan prestasi akademik rendah;

responden yang memperoleh skor penyesuaian sosial tinggi dan prestasi akademik

tinggi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

berdasarkan dimensi dan indikator dari penyesuaian sosial (Schneiders, 1964:

454) serta melakukan inqiuiry atas setiap jawaban dari responden.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent)

dan variabel terikat (dependent). Untuk penelitian ini, variabel bebasnya adalah

penyesuaian sosial dan variabel terikatnya adalah prestasi akademik.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Penyesuaian Sosial

Schneiders (1964:454) mengemukakan karakteristik dari siswa yang mampu

menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini,

karakteristik tersebut adalah mahasiswa yang mampu memenuhi kriteria dalam

kehidupan sosial di perguruan tingginya. Karakteristik penyesuaian sosial

menurut Schneiders (1964:454) adalah sebagai berikut :

a. Menghargai dan bersedia menerima otoritas di perguruan tinggi.

Adanya otoritas baik berupa aturan-aturan yang mengatur kehidupan di

perguruan tinggi maupun dosen yang berkedudukan sebagai figur otoritas

merupakan salah satu realitas yang harus dihadapi sebagai mahasiswa. Hal ini

ditunjukkan dengan sikap dan perilaku menerima dan patuh terhadap

peraturan yang berlaku serta menghormati dan menghargai dosen.

b. Tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi

Memiliki minat dan bersedia terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan yang ada

di kampus, dapat menyalurkan aspirasinya, dan memiliki kesempatan lebih

luas untuk bergaul dengan teman seusianya. Contohnya, mahasiswa yang

(21)

memiliki kelompok belajar bersama teman, mengikuti berbagai pelatihan,

seminar, atau perlombaan yang diadakan di perguruan tinggi.

c. Menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat,

dosen, dan unsur-unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya.

Membina relasi yang baik dengan orang-orang yang ada di perguruan tinggi,

yaitu dengan teman, kakak tingkat, dosen dan unsur lainnya. Relasi yang baik

terhadap orang-orang tersebut ditunjukkan dengan bergaul dengan banyak

teman dan berperilaku dengan penuh sopan santun terhdap seluruh unsur di

perguruan tinggi.

d. Mampu menerima batasan dan tanggung jawab yang diberikan sebagai

mahasiswa di perguruan tinggi.

Mahasiswa yang mampu untuk bertingkah laku sesuai dengan norma yang

berlaku dan dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik.

Diantaranya yaitu berpakaian sesuai dengan aturan; membayar uang kuliah

tepat waktu, mengambil SKS sesuai ketentuan; dan mengerjakan tugas, UTS,

serta UAS dengan maksimal.

e. Membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi.

Membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuan dari perguruan tinggi

ditunjukkan dengan mengetahui dan mendukung visi dari perguruan tinggi

dan menjaga nama baik jurusan dan perguruan tinggi. Mewakili perguruan

tinggi dalam berbagai perlombaan baik secara nasional maupun internasional

juga merupakan salah satu bentuk partisipasi mahasiswa dalam membantu

mewujudkan tujuan dari lembaga tersebut.

2. Prestasi Akademik

Prestasi akademik juga sering disebut prestasi belajar. Prestasi belajar

merupakan kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang

menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan (Purwanto, 1986:28).

(22)

Tabel 3.1

Acuan Menentukan Nilai Akhir

Tingkat Penguasaan Materi/ Kompetensi (%)

Nilai

88-100 A = 4

75-87 B = 3

62-74 C = 2

50-61 D =1

< 50 E = 0

Penilaian keberhasilan studi dilakukan pada setiap akhir semester, meliputi

seluruh mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada semester tersebut dengan

menggunakan rumus perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif (Pedoman

Akademik UPI, 2012:60) sebagai berikut:

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kumulatif

x = Nilai Mata Kuliah

y = Satuan Kredit Semester (SKS)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Berdasarkan

pengertian tersebut, maka ditetapkan bahwa populasi penelitian adalah mahasiswa

angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012-2013. Penentuan

mahasiswa angkatan 2012 sebagai subjek adalah karena pertimbangan bahwa

mereka merupakan mahasiswa yang berkuliah pada tahun pertama yang sedang

dalam proses penyesuaian sosial terhadap kehidupan di perguruan tinggi. Selain

itu, rata-rata usia yaitu 18-19 tahun yang sedang dalam masa remaja.

IPK=

(23)

Anggota populasi berjumlah 73 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelas.

Dengan penjelasan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Mahasiswa Angkatan 2012

Jurusan Psikologi UPI Tahun Akademik 2012-2013

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sedangkan teknik sampling adalah teknik yang digunakan

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono,

2012:118). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012:122). Jenis

nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling purposive, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria yang telah

dirumuskan terlebih dahulu (Sugiarto dalam Desniah, 2013:58).

Kriteria sampel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun

akademik 2012/2013 dan aktif mengikuti perkuliahan

Tahun akademik 2012/2013 merupakan tahun pertama bagi mahasiswa

angkatan 2012 untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pada tahun

pertama ini banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh mereka,

diantaranya adalah penyesuaian sosial terhadap lingkungan perguruan tinggi.

2. Berusia 18-23 tahun

Rata-rata usia mahasiswa adalah 18-23 tahun yang dalam tahap

perkembangnnya termasuk periode remaja. Hal ini sesuai dengan yang

Kelas Populasi Total

Pria Wanita

Psikologi A 7 mahasiswa 30 mahasiswa 37 mahasiswa Psikologi B 8 mahasiswa 28 mahasiswa 36 mahasiswa

(24)

dikemukakan oleh Hall (Santrock, 2003:10), bahwa periode usia remaja adalah

12-23 tahun.

3. Belum Menikah

Karena menurut Santrock (2003:11), individu yang telah menikah tidak lagi

termasuk kategori remaja.

Jumlah minimal sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 62

mahasiswa. Jumlah ini diperoleh berdasarkan rumus pengambilan sampel menurut

Riduwan (Desniah, 2013:59), sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran sampel populasi

e = persentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih

dapat ditolerir atau diinginkan (e = 0,05)

n =

n = 61,7 dibulatkan menjadi 62 mahasiswa

E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa angket atau kuesioner, yang

berisi berbagai pernyataan terstruktur untuk mendapatkan informasi mengenai

penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan

Psikologi UPI Tahun Akademik 2012/2013. Sedangkan untuk instrumen prestasi

akademik yaitu melalui Kartu Hasil Studi yang menunjukkan Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK).

1. Instrumen Penyesuaian Sosial

Instrumen yang digunakan untuk mengukur penyesuaian sosial dalam

penelitian ini adalah berupa kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti

n =

(25)

berdasarkan konsep penyesuaian sosial dari Schneiders (1964: 454). Instrumen ini

terdiri dari 66 pernyataan, yang terdiri dari 33 pernyataan favorable (+) dan 33

pernyataan unfavorable (-). Pernyataan favorable (+) adalah pernyataan yang

mencerminkan kecenderungan terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya, pernyataan

unfavorable (-) adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang tidak

menunjukkan kecenderungan terhadap perilaku tersebut (Ihsan, 2009:44).

Setiap butir pernyataan terdapat empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan

skala penilaian. Cara penilaian skala penyesuaian sosial menggunakan model

skala Likert yang dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Kategori Jawaban dan Cara Pemberian

Nilai Skala Penyesuaian Sosial

Kategori Jawaban Favorable (+) Unfavorable (-)

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 66 pernyataan, yaitu

33 pernyataan favorable (+) dan 33 pernyataan unfavorable (-):

Tabel 3.4.a

Item Pernyataan Favorable dan Unfavorable

(sebelum uji coba)

Pernyataan Nomer Item Pernyataan Jumlah

Favorable 1, 2, 4, 6, 7, 11, 12, 14, 15, 16, 21,25, 26, 28, 31, 34, 36, 37, 38, 41, 42, 44, 46, 47, 49, 51, 54, 55, 56, 57, 58, 63, 65

33 item

Unfavorable 5, 3, 8, 9, 10, 13, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 27, 29, 30, 32, 33, 35, 39, 40, 43, 45, 48, 50, 51, 52, 53, 59, 60, 62, 64, 66

33 item

(26)

Tabel 3.4.b

Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data

Penyesuaian Sosial

(sebelum uji coba)

No Dimensi Indikator No.Item Jumlah

(27)

Skor total diperoleh dengan menjumlahkan semua jawaban responden,

untuk mengetahui penyesuaian sosialnya. Semakin tinggi skor yang diperoleh

responden, semakin tinggi penyesuaian sosial mereka.

2. Instrumen Prestasi Akademik

Untuk mengetahui profil prestasi akademik mahasiswa digunakan

dokumen Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa jurusan Psikologi UPI angkatan

2012 semester satu dan dua tahun akademik 2012/2013. Di dalam KHS semester

satu, terdapat sembilan mata kuliah yaitu Filsafat Pendidikan, Pendidikan Agama

Islam, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Psikologi Umum I, Filsafat

Umum, Biopsikologi, Sosiologi, dan Statistik Deskriptif. Sedangkan dalam KHS

semester dua, terdapat delapan mata kuliah yaitu Pendidikan Kewarganegaraan,

Psikologi Umum I, Psikologi Perkembangan I, Psikologi Kepribadian I, Psikologi

Faal, Ilmu Pernyataan, Psikodiagnostik I, dan Statistik Inferensial. Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK) maksimum yang diperoleh dari 62 subjek adalah 3,85 sedangkan

IPK minimum adalah 2,48.

3. Intrumen Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperdalam informasi yang diperoleh

berdasarkan kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk wawancara adalah

dengan menggunakan pedoman wawancara berdasarkan dimensi dan indikator

(28)

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Suatu alat ukur dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu

memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi kriteria valid

dan reliabel.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Azwar (2012: 10) mengatakan bahwa validitas adalah sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Alat

ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut dapat

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran

tersebut (Azwar, 2012:10 ).

Uji validitas instrumen menggunakan teknik validitas isi dan validitas

item. Validitas isi dilakukan dengan bantuan dosen ahli terhadap item-item yang

terdapat dalam instrumen. Dosen yang diminta penilaiannya adalah Ibu Dra.

Rahayu Ginintasasi, M.Si, Bapak Helli Ihsan, M.Si, dan Bapak Drs. M.I.F

Baihaqi, M.Si.

Langkah selanjutnya setelah pengujian oleh ahli, maka instrumen

diujicobakan pada sampel lain yang memiliki karakter sama dengan sampel

penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 9-12 September 2013 kepada 100

orang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Kemudian, hasil uji coba

tersebut diolah untuk diuji validitas item dan reliabilitas instrumen. Pengujian

validitas item dan reliabilitas instrumen ini menggunakan software SPSS 18.00

for windows.

Untuk mengetahui item-item yang valid, maka item-item tersebut dipilih

berdasarkan kriteria pemilihan item dengan menggunakan rix> 0,30 (Ihsan,

2009:47), maka ada 12 item yang gugur dan dihasilkan 54 item yang valid dari 66

item keseluruhan. Berikut ini kisi-kisi instrumen penyesuaian sosial setelah uji

(29)

Tabel 3.4.c

Item Pernyataan Favorable dan Unfavorable

(setelah uji coba)

Pernyataan Nomer Item Pernyataan Jumlah

Favorable 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 16, 20, 21, 23, 28, 30,

No Dimensi Indikator No.Item Jumlah

(30)

Selanjutnya, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Formula Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS 18.00 for windows

dengan output sebagai berikut:

Dengan kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Koefisien Reliabilitas α Kriteria

(31)

0,20 ≤ α ≤ 0,40 Kurang Reliabel

α ≤ 0,20 Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh indeks reliabilitas instrumen

penyesuaian sosial adalah sebesar 0,944. Kriteria koefisien reliabilitas diatas

menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini sangat reliabel.

F. Kategorisasi Skor

Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut

yang diukur (Azwar, 2012:147). Untuk melihat profil karakteristik sumber data

penelitian dilakukan pengkategorisasian data.

Dalam penelitian ini, data dari variabel penyesuaian sosial dan prestasi

akademik dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Pengelompokkan tersebut berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.6.a

Rumusan Tiga Kategori

Rentang Skor Kategori

X < (μ- 1,0σ) Rendah (μ- 1,0σ) ≤ X ≤ (μ+1,0σ) Sedang

X>(μ+1,0σ) Tinggi

(Ihsan, 2012:53)

Keterangan :

X = Skor Subjek

μ = Mean (nilai rata-rata)

σ = Standar Deviation (deviasi standar)

Kategorisasi skor ini kemudian digunakan sebagai norma dalam

pengelompokkan skor sampel berdasarkan norma kelompoknya. Baik pada skor

(32)

Tabel 3.6.b

Kategorisasi Skor

Kategori Penyesuaian Sosial Prestasi Akademik

Rendah X <154 X < 2,95

Sedang 154 ≤ X ≤ 181 2,95 ≤ X ≤ 3,65

Tinggi X > 181 X > 3,65

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data sebagai syarat menentukan teknik perhitungan statistik

yang dilakukan. Teknik statistik parametrik dapat dilakukan apabila hasil uji

normalitas menunjukkan data berdistribusi normal. Sebaliknya, teknik statistik

nonparametrik dapat dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan data

tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS

versi 18.00 for windows. Uji normalitas yang dipakai adalah nilai signifikasi

Kolmogorov-Smirnov karena responden > 50. Berikut output dari uji normalitas

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 3.7

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Penyesuaian_Sosial ,140 62 ,004

Prestasi_Akademik ,130 62 ,011

a. Liliefors Significance Correction

Oleh karena nilai 0,004 < 0,05 dan 0,011 < 0,05 maka variabel

penyesuaian sosial dan variabel prestasi akademik tidak berdistribusi normal.

(33)

adalah teknik statistik nonparametrik yaitu dengan menggunakan uji korelasi

Spearman Rho.

2. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk mengukur derajat atau tingkat hubungan

antara dua variabel. Uji korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

seberapa signifikan hubungan antara penyesuaian sosial dengan prestasi

akademik. Uji korelasi yang digunakan adalah dengan uji korelasi Spearman Rho

dengan bantuan software SPSS versi 18.00 for windows. Setelah diperoleh

besarnya koefisien korelasi, untuk menginterpretasikannya dapat menggunakan

norma berikut:

Tabel 3.8

Norma Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2008:257)

3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang

signifikan antara variabel penyesuaian sosial (X) dengan variabel prestasi

akademik (Y). Hipotesis yang digunakan untuk mengambil keputusan

berdasarkan hasil uji signifikansi adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

H1 = Ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas menggunakan

kriteria:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.

(34)

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase

hubungan variabel penyesuaian sosial (X) dengan variabel prestasi akademik (Y).

Koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus:

d = rxy2 . 100%

(Reksoatmodjo, 2009:135)

Keterangan:

d = koefisien determinasi

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Gambaran Penyesuaian Sosial di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa angkatan

2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012

2013 berada pada kategori sedang. Artinya, dalam dimensi tertentu mahasiswa

dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik, tetapi tidak demikian pada

dimensi penyesuaian sosial lainnya.

2. Gambaran Prestasi Akademik Mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013 berada pada

kategori sedang. Artinya, mayoritas mahasiswa memiliki prestasi yang cukup

baik namun tidak jauh berbeda dengan kemampuan rata-rata kelompoknya.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan

prestasi akademik. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa tingkat hubungan

untuk kedua variabel adalah hubungan yang tidak searah dengan derajat hubungan

yang sangat rendah.

Bila hubungan dijelaskan berdasarkan setiap dimensi dari variabel

penyesuaian sosial maka, hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi menghargai

dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi dengan prestasi

akademik.

b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi tertarik dan

berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi dengan prestasi

akademik.

c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi menjalin

(36)

dosen, dan unsur-unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya dengan

prestasi akademik.

d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi mampu

menerima batasan dan tanggung jawab yang diberikan sebagai

mahasiswa di perguruan tinggi dengan prestasi akademik.

e. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi mampu

membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan

tinggi dengan prestasi akademik.

B. Saran

Berikut ini disampaikan saran untuk beberapa pihak yang bersangkutan

terkait langkah selanjutnya dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Tugas utama sebagai mahasiswa yaitu belajar harus dilaksanakan dengan

penuh tanggung jawab, karena mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa

yang sangat diharapkan oleh masyarakat agar di masa depan dapat menjadi

pemimpin yang yang lebih baik. Proses belajar yang ditempuh di perguruan tinggi

membutuhkan banyak penyesuaian, karena perguruan tinggi adalah lembaga

pendidikan formal yang mempunyai aturan yang pada dasarnya bertujuan untuk

kebaikan dari setiap elemen dari perguruan tinggi tersebut. Dengan melakukan

penyesuaian sosial yang baik di perguruan tinggi dan mempertimbangkan

faktor-faktor lainnya, mahasiswa akan dapat memperoleh prestasi akademik yang

memuaskan.

2. Bagi Orang Tua

Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam prestasi akademik

anak-anaknya. Orang tua sebagai keluarga terdekat hendaknya dapat menjalin

komunikasi yang baik dan hubungan yang harmonis dengan anaknya. Terutama

terkait pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Hendaknya orang tua memfasilitasi

(37)

di perguruan tinggi merupakan salah satu faktor penentu prestasi akademik

mahasiswa.

3. Bagi Jurusan Psikologi UPI

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi jurusan psikologi UPI

yang sedang berkembang. Untuk dapat meningkatkan kualitas dari Jurusan

Psikologi UPI, hendaknya Jurusan Psikologi UPI memperhatikan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi dari prestasi akademik mahasiswa. Karena apabila

mahasiswa memiliki prestasi akademik yang tinggi maka akan berdampak pada

kualitas dan nama baik Jurusan Psikologi UPI. Variasi dalam metode mengajar

yang diterapkan oleh dosen sebaiknya ditingkatkan agar mahasiswa lebih tertarik

untuk memperhatikan mata kuliah yang disampaikan. Penyampaian materi yang

dikaitkan dengan kejadian sehari-hari yang disertai dengan contoh konkret, akan

membuat mahasiswa lebih paham hingga akhirnya informasi tersebut dapat masuk

ke long therm memory.

4. Bagi Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi sebagai tempat mahasiswa menuntut ilmu, memegang

peranan penting dalam perkembangan penyesuaian sosial dan peningkatan

prestasi akademik mahasiswa. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah

satu universitas yang berkualitas, hendaknya selalu berusaha meningkatkan

prestasi akademik mahasiswanya. Salah satu caranya yaitu dengan memfasilitasi

setiap kebutuhan dalam proses belajar dan mengajar. Untuk di Fakultas Ilmu

Pendidikan yang di dalamnya ada Jurusan Psikologi, fasilitas serta sarana dan

prasarana perlu ditingkatkan lagi. Karena hal itu merupakan kewajiban dari

Perguruan Tinggi dan hak dari mahasiswa.

5. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Banyak membaca penelitian sebelumnya untuk memperkaya wawasan dan

(38)

b. Dalam melakukan penelitian, persiapan yang dilakukan harus lebih

matang dan terstruktur. Mulai dari tahap pengumpulan literatur hingga

pembuatan laporan, hendaknya dilakukan dengan lebih baik lagi.

c. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil penelitian menjadi tidak

signifikan, diantara jumlah sampel yang terlalu sedikit. Untuk penelitian

selanjutnya, pengambilan sampel yang lebih banyak dapat dilakukan untuk

meminimalisir hasil penelitian yang tidak signifikan.

d. Penggunakan teori yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap hasil

penelitian. Teori Penyesuaian Akademik dari Schneiders mungkin lebih

tepat bila dihubungkan dengan Prestasi Akademik.

e. Untuk pembuatan instrumen, hendaknya sebelum melakukan uji coba

terhadap instrumen tersebut peneliti sendiri membaca dan mengisi

instrumen itu. Sehingga, ia dapat menilai sendiri apa yang kurang dari

instrumen itu dan diharapkan dapat meminimalisir kebingungan yang

dirasakan responden ketika mengisi instrumen tersebut.

f. Karakteristik dari populasi juga menentukan hasil penelitian. Populasi

yang berbeda akan memungkinkan hasil penelitian yang berbeda pula.

Oleh karena itu, peneliti tidak dapat melakukan generalisasi terhadap

setiap hasil penelitian.

g. Agar dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai

penyesuaian sosial dan prestasi akademik, penelitian kualitatif dapat

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, A dan W. Supriyono, (2004). Psikologi Belajar Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. dan Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Pers.

Andjani dan Adam. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar. Makalah: Fakultas Ekonomi-Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya: Tidak Diterbitkan.

Andreas. (2007). Hubungan antara Prokrastinasi dengan Prestasi Akademik. [Online]. Tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/Pendahuluan.pdf. [20 September 2013].

Arikunto, Suharsimi. (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2011). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(40)

Azwar, Saifuddin. (2011). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Calagus, Glenn. (2011). Academic Achievement and academic adjustment Difficulties Among College Freshmen. Journal of Arts, Science & Commerce. International Refereed Research. I-II. (72).

Calhoum and Acocella. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship (third ed). new York: McGraw-Hill Publishing Company.

Chen dan Rubin. (1992). Relation Between Academic Achievement and Social Adjustment. : Evidence From Chinese Children. Developmental Psychology Journal by the American Psychological Asssociation, Inc. 33. (3), 518-525.

Darajat, Zakiah. ( 1994). Kesehatan Mental. Bandung: Refika Aditama.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desniah. (2013). Hubungan Antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja Dengan Intensi Turn Over Karyawan Divisi Produksi PT. Poly Tama Propindo. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Dewi. (2010). Pengaruh Penyesuaian Sosial terhadap Prestasi Belajar dengan Subjek Siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun 2009-2010. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

(41)

Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Grissom, Dick. (2005). Physical Fitness and Academic Achievement. Journal of Exersice Physiology. 8, (1), 67-78.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth (1997). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helli ( 2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: tidak diterbitkan.

James, Calhoun dan Acocella, Joan. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian Diri dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Pers.

Kartono, Kartini.(2000). Psikologi Umum. Bandung: Rajawali Pers.

Kartono, Kartini. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Bandung: Rajawali Pers.

Kusumaningsih. (2009). Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131490-T-27469-Faktor-faktor%20utama-Tinjauan%20literatur.pdf [20 September 2013].

Madonna. (2012). Hubungan Minat Jurusan di Perguruan Tinggi dengan Prestasi Akademik. Skripsi: Fakultas Keperawatan-Universitas Negeri Manado. Manado: Tidak Diterbitkan.

Nyunyu. (2012). Kasus-Kasus Bunuh Diri Mahasiswa. [Online]. Tersedia:

(42)

Purwanto, Ngalim. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Reksoatmodjo, Tedjo. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Santrock, John. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sartika, Guslia. (2011). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial Di Sekolah Dengan Prestasi Belajar. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Schneiders, Alexander. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rineheart and Winston.

Semium, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudianto. (2007). Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi Akademik. pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang. Skripsi: Fakultas Psikologi UIN. Malang: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, Syaodih. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

(43)

Sunartom. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: Sunartombs.wordpress.com [1 Mei 2013]

Surya, Muhammad. (1990). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumardi. (2004). Psikologi Kependidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Susanto. (2006). Pengaruh Penerapan Metode Modifikasi Perilaku Token Economy terhadap Regulasi Diri Siswa Peserta Mata Pelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/11097/1/JUR-NAL_ANITA_AISAH_M2A605006.pdf [20 September 2013].

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

TN. (2012). Survey BNN: 4,7 % Pelajar-mahasiswa Pemakai Narkoba. [Online]. Tersedia: wartapedia.com [7 Juni 2013]

TN. (2012). Survey LSM Sahara: 51,5 % Remaja di Kota Bandung melakukan hubungan seks di tempat kost. Tersedia: http://www.seksualitas.net/maha-siswi-bandung-seks-kos.html [8 Juni 2013]

TN. (2012). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

TN. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

(44)

Utami. (2011). Kesehatan-Mental-Sekolah-Program-Kampus-Indonesia-Sejahte-ra.[Online]. Tersedia: http://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/kesehatan-men-tal-sekolah/program-kampus-indonesia-sejahtera/dasar-pemikiran/html [10 Mei 2013]

Willis, Sofyan. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Winkel. (1994). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Winkel. (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta: Grasindo.

Yafi. (2011). 5 Kota Seks Terparah di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.unikgaul.com/2013/04/5-kota-sex-terparah-di-indonesia.html. [10 Mei 2013]

Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.1 Acuan Menentukan Nilai Akhir
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kategori Jawaban dan Cara Pemberian
Tabel 3.4.b
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Konsumen terhadap Kepuasan Pelanggan di Warung Bakso Sabar Menanti Medan. 2013.Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

( ix + 25 + lampiran ) Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penjualan adalah kegiatan pemasaran, karena dengan kegiatan pemasaran diharapkan apa yang dihasilkan perusahaan

DAFTAR SATUAN PENDIDIKAN (SEKOLAH) PER Kec.. Abdurrohman Dusun

 Agar mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama..  Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor kesehatan

Sebaliknya, Emosi-emosi positif seperti happiness dapat menjadi indikator penunjang yang dapat meningkatkan kesehatan pasien serta meningkatkan kualitas hidupnya

Standar Nasional Indonesia( SNI ) 03 – 1968 – 1990 Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.. Badan Peneliti dan Pengembangan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Konsumsi nutrisi yang tidak adekuat dapat ditemukan pada pasien dengan IBD seperti vitamin.. A,C,D,E,