• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK KIMIA AIR PANAS DI SEKITAR GUNUNG TALANG SUMATERA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK KIMIA AIR PANAS DI SEKITAR GUNUNG TALANG SUMATERA BARAT."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK KIMIA AIR PANAS

DI SEKITAR GUNUNG TALANG

SUMATERA BARAT

OLEH :

RAHMAT FIRDAUS 0810211010

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

KARAKTERISITIK KIMIA AIR PANAS DI SEKITAR GUNUNG

TALANG SUMATERA BARAT

ABSTRAK

Indonesia memiliki banyak sumber mata air panas yang terbentuk akibat adanya aktifitas vulkanik yang terjadi di dalam perut bumi. Sumatera Barat memiliki banyak gunung api, salah satunya adalah gunung Talang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik air panas pada beberapa titik sumber air panas pada daerah di sekitar gunung Talang. Penelitian ini dilaksanakanpada daerah sumber air panas gunung Talang di kenagarian Cupak, kenagarian Koto Anau dan kenagarian Batu Bajanjang. Sampel penelitian diambil pada interval jarak dan interval waktu 1x 15 hari.suhu sumber air panas Batu Bajanjang memiliki suhu yang paling tinggi kemudian diikuti dengan sumber air panas Cupak dan Koto Anau. Reaksi pH air pada lokasi penelitian tergolong basa. Ca terlarut air panas daerah penelitian memiliki rentang nilai 5.11-7.61 mg/l. Kandungan Mg terlarut memiliki nilai terendah 6.00 mg/l dan nlai tertinggi 9.43 mg/l. Kandungan PO42- terlarut memiliki range yaitu 1.31-14.56 mg/l. Kandungan SO42- terlarut memiliki nilai terendah yaitu 0.22 mg/l dan nilai tertinggi yaitu 21.00 mg/l. Terdapat hubungan suhu dengan ion terlarut, Kandungan Ca terlarut dan Mg terlarut memiliki korelasi yang positif terhadap suhu pada beberapa lokasi pengambilan sampel, sementara korelasi PO42- dan SO4 2-dengan suhu memiliki hubungan yang negatif.

(3)

CHEMICAL CHARACTERISTICS OF HYDROTHERMAL AROUND TALANG MOUNTAIN WEST SUMATRA

ABSTRACT

Indonesia has many hot springs formed by volcanic activity that occurs in the earth's core up to the border of asthenosphere with lithosfer. West Sumatra has many volcanoes, one of which is Mount Talang. It has several thermal spring water. The purpose of this study was to determine the characteristics of water at several points of the thermal spring water in the areas (Cupak village, KotoAnauvillage and BatuBajanjangvillage) around Mount Talang. Water samples were taken in every 15 days. The results showed that the temperature of the thermal spring water at BatuBajanjang was the highest, then followed by thermal spring water in KotoAnau and Cupak. The pH value of the water at the study sites was classified as alkaline. Calsium dissolved in the thermal spring water studied was between 5.11 and 7.61 mg/l, dissolved Mg was 6.00 mg/l and 9.43 mg/l. Then, dissolved PO42- in the range of 1.31 and 14.56 mg/l, dissolved SO42- 12.22 mg/l and 21.00 mg/l. There was a relationship exist between the temperature of the thermal spring water and dissolved cation and anion. Dissolved Ca and Mg content had positive correlation with temperature at several sampling locations. While PO42- and SO42-negatively correlated with temperature.

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata air panas banyak dijumpai di kawasan gunung berapi aktif di seluruh dunia sebagai akibat dari peristiwa erupsi, serta manifestasi dari sistem hidrotermal (Wohletz dan Heiken,1992). Suhu dan tingkat debit mata air panas tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat di mana air bersirkulasi melalui sistem saluran bawah tanah. Indonesia memiliki banyak sumber mata air panas, hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat sumber mata air panas yang terbentuk akibat adanya aktifitas vulkanik yang terjadi di dalam perut bumi. Sumber air panas tidak hanya terjadi permukaan tanah namun ada juga yang muncul dari dasar laut (Monroe, 2005).

Air panas merupakan salah satu indikator adanya aktifitas vulkanik. Ini dapat digunakan sebagai acuan atau dasar dalam memberikan informasi adanya aktifitas vulkanik yang terjadi. Hubungan antara sistem air panas dan vulkanik serta perubahan aktifitas vulkanik berkaitan dengan waktu (Fischer et al, 1997). Mata air panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geotermal. Air yang keluar suhunya di atas 37°C, mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau radium. Mata Air panas mempunyai suhu beragam dan panas hingga di atas titik didih (Monroe, 2005).

Kebanyakan sumber daya panas bumi terjadi akibat magma (batuan cair) yang bergerak ke atas dan menembus lapisan atas bumi (litosfer). Ketika batuan di sekitar magma dipanaskan akan menciptakan kondisi yang cukup permeabel sehingga memungkinkan terbentuknya sirkulasi air, sehingga air panas atau uap yang dihasilkan disebut sebagai sumber daya hidrotermal (Green dan Nix, 2006). Aliran air panas yang disuplai dari kawah danau vulkanik yang memiliki pH rendah dan muatan kimia yang tinggi akan berpotensi mengancam lingkungan dan ekosistem lokal (Rowe et al., 1995)

(5)

dari sulfur dan senyawa asam halogen dari gunung api seperti SO2, H2S, HCl dan HF akan menjadikan tanah lebih masam sehingga akan mempengaruhi sifat tanah dan proses pembentukan tanah di gunung api Masay di Nicaragua (Delmelle et al., 2001)

Danau kawah vulkanik membutuhkan pasokan air tinggi, impermeabilitas yang relatif dari dinding batuan, dan transfer panas serta uap yang terus menerus dari dasar tubuh magma pada kedalaman yang dangkal. Danau kawah bertindak sebagai kondensor besar yang mengikat lebih zat terlarut (SO2, H2S, HF, HCl, dan HBO2). Reaksi hidrolisis dan ionisasi cairan ini menyebabkan pembentukan asam terlarut yang akan melarutkan unsur-unsur pembentukan batuan (Al, Fe, Mn., Mg, Ca, Na, K) dan terkait melacak logam (Giggenbach, 1974) dengan demikian, danau kawah dapat dianggap sebagai manifestasi dari permukaan sistem air panas oleh gunung berapi aktif.

Hasil penelitian Delmelle dan Bernard (1994) menunjukan air danau kawah Ijen memiliki kemasaman yang tinggi (pH =0.2) konsentrasi yang tinggi dari SO4, Cl dan F sebagai pantulan volatil magma (SO2, H2S, HCl, dan HF) di bawah danau yang berasal dari magma, konsentrasi yang tinggi juga ditunjukn oleh kation seperti Mg, Ca, Al, Fe, dan K.

(6)

Belum adanya informasi tentang kandungan kation terlarut air panas yang dilakukan di wilayah Sumatra Barat terutama di sekitar gunung Talang manjadi latar belakang dilaksanakan penelitian ini. Lokasi penelitian air panas ini terdapat di Kanagarian Cupak terletak pada Kecamatan Gunung Talang dengan ketinggian 400 m d.p.l yang memiliki curah hujan 2168 mm/tahun, Kanagarian Koto anau pada ketinggian 800 m d.p.l, dan Kanagarian Batu Bajanjang pada ketinggian 1250 m d.p.l, kedua nagari ini terletak pada Kecamatan Lembang Jaya yang miliki curah hujan 1472 mm/tahun, ketiga daerah ini terdapat di sekitar gunung Talang. Masyarakat di sekitar lokasi penelitian sebagian besar membudidayakan padi sawah dengan sumber irigasi yang utama berasal dari sumber mata air panas pada daerah tersebut. Akan tetapi penelitian tentang karakteristik kimia air panas di daerah Sumatra Barat belum pernah dilakukan. Berdasarkan informasi dan penjelasan yang telah dikemukakan maka penulis telah melakukan penelitian terhadap karakteristik air panas pada sumber mata air panas sekitar gunung Talang Sumatera Barat dengan judul. “Karakteristik Kimia Air Panas di Sekitar Gunung Talang Sumatera Barat”

1.2 Tujuan

Referensi

Dokumen terkait

Teras III pada situs Lemah Duhur memiliki beberapa bangunan dari batu kali yang disusun dari batu-batu kali membentuk persegi panjang (kemungkinan menyerupai struktur I dan

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan dua simulasi terhadap solusi pola pengelolaan fungsi Subak Lodtunduh yang optimal, yaitu simulasi 1 jika terjadi

Pengujian karakteristik pemerintah daerah yang berupa tingkat kekayaan daerah (PAD), belanja modal (BM), dan temuan audit (TEMUAN) terhadap kinerja

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan peneliti

Berdasarkan hasil uraian di atas dapat kita ketahui bahwa hasil belajar pada peserta didik rendah, hal tersebut disebabkan karena peserta didik belum bisa

Oleh karena itu pemberian asam humat melalui daun dengan pupuk K diharapkan dapat meningkatkan produksi tana man, khususnya untuk budida ya tanaman hortikultura.Berdasarkan

6) Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas tulang

Menurut Fogarty (1991) kelebihan dari model pembelajaran tematik adalah ; (1) factor motivasi, karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa, (2) penulisan