DAFTAR ISI
ABSTRAK...………..………... i
KATA PENGANTAR………..………... iii
UCAPAN TERIMAKASIH………..…………...…... iv
DAFTAR ISI………... vii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang………... 1
1.2Rumusan Masalah………... 3
1.3Batasan Masalah... 4
1.4Tujuan Penelitian... 4
1.5Manfaat Penelitian... ... 4
1.6Tempat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1Tanaman Nanas...………...…... 6
2.2Protease...………... 9
2.3Enzim Bromelin………... .... 12
2.4Pengendapan Protein... 15
2.5Keju... ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………... 24
3.1Alat dan Bahan………... 24
3.1.1 Alat…….………... 24
3.1.2 Bahan…….………... 24
3.2Bagan Alir Penelitian…….………... 25
3.2.1 Bagan Alir Ekstraksi Enzim Bromelin... 25
3.2.2 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage... 26
3.3Metode Penelitian... ... 27
3.3.1 Ekstraksi Enzim Bromelin... 27
3.3.2 Uji Aktifitas Enzim Protease... ... 27
3.3.3 Uji Kadar Protein... ... 28
3.3.4 Pembuatan Bakteri Starter... ... 28
3.3.4.1Pembuatan Media Panthotenat Broth... ... 28
3.3.4.2Preparasi Bakteri Starter... 29
3.3.5 Pembuatan Keju Cottage... 29
3.3.6 Analisis Kualitas Keju Cottage... ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………... 30
4.1Ekstraksi Enzim Bromelin..………... 30
4.2Hasil Pembuatan Keju Cottage... 35
4.3Hasil Analisis Kualitas Keju Cottage... 40
4.3.1 Analisis Kadar Air... 40
4.3.4 Analisis Kadar Kalsium... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 45
5.1Kesimpulan………... ... 45
5.2Saran………... 45
DAFTAR PUSTAKA...………... 47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Nanas...……..………... 6
Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Enzim……..………... 9
Gambar 2.3 Mekanisme Pemutusan Gugus Karboksil oleh Enzim Golongan
Karboksipeptidase... 10
Gambar 2.4 Mekanisme Pemutusan Gugus Amin oleh Enzim Golongan
Aminopeptidase ………...………... 11
Gambar 2.5 Mekanisme Pemutusan Ikatan Peptida oleh Enzim Golongan
Endopeptidase………... 11
Gambar 2.6 Model Tiga Dimensi Struktur Enzim Bromelin pada Batang Nanas .. 13
Gambar 2.7 Mekanisme Reaksi Hidrolisis Peptida oleh Cystein Protease... 14
Gambar 2.8 Salting in dan Salting out ...…………... 16
Gambar 2.9 Proses Dialisis ... ………... 17
Gambar 2.10 Pemotongan Para-Kappa-Kasein oleh Rennet diantara
Phe(105)-Met(106)………...……... 20
Gambar 2.10 Tahapan Reaksi Pembentukan Dadih………... 21
Gambar 3.1 Bagan Alir Ekstraksi Enzim Bromelin ... 25
Gambar 3.2 Bagan Alir Proses Pembuatan Keju Cottage dan Analisis Kualitasnya. 26
Gambar 4.1 Grafik Aktifitas Enzim dari perbedaan tingkat kejenuhan (NH4)2SO4.. 33
Gambar 4.2 Grafik Kadar Protein dari perbedaan tingkat kejenuhan (NH4)2SO4.... 34
Gambar 4.4 Gas CO2 yang dihasilkan dalam Dadih... 38
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Agen presipitasi ……..……...…... 16
Tabel 2.2 Kelarutan Garam dalam Air……... 17
Tabel 2.3 Komposisi Protein Susu ……..……... 18
Tabel 2.4 Parameter Kualitas Keju Cottage Menurut USDA... 22
Tabel 2.5 Kandungan Gizi Keju Cottage per 100 gram...…... 22
Tabel 4.1 Perbandingan Ekstrak Kasar dan Enzim Bromelin hasil dialisis... 35
Tabel 4.3 Waktu Pembentukan Keju Cottage... 39
Tabel 4.4 Kadar Air Keju Cottage (per 100 gram)...…... 40
Tabel 4.5 Kadar Protein Keju Cottage (per 100 gram)...…... 41
Tabel 4.6 Kadar Lemak Keju Cottage (per 100 gram)...…... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Penentuan Aktifitas Enzim ……..……...…... 49
Lampiran II Penentuan Kadar Protein Enzim ……..……... 51
Lampiran III Perbedaan Tingkat Kemurnian antara Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dengan Enzim Bromelin Hasil Pengendapan (NH4)2SO4…...…... 53
Lampiran IV Penentuan Kadar Air Keju Cottage ……..……... 55
Lampiran V Penentuan Kadar Protein Keju Cottage ……..……... 56
Lampiran VI Penentuan Kadar Lemak Keju Cottage ……..……... 58
Lampiran VII Penentuan Kadar Kalsium Keju Cottage ……..……... 59
Lampiran VIII Data Penentuan Analisis Keju...……..……... 60
Lampiran IX Data Scanning Tirosin……..……... 63
Lampiran X Data Scanning Kurva Kalibrasi Tirosin ……..……... 64
Lampiran XI Data Scanning Albumin……..……... 65
Lampiran XII Data Scanning Kurva Kalibrasi Albumin ……..……... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan
efisien terhadap ikatan peptida dari suatu molekul polipeptida. Protease dapat
diisolasi dari hewan, mikroorganisme dan tumbuhan. Bromelin merupakan
protease yang dihasilkan dari tumbuhan. Bromelin dapat diperoleh dari tanaman
nanas baik dari kulit, buah, maupun batang. Menurut Hartadi dalam Herdyastuti
(2006) enzim bromelin lebih banyak terdapat pada batang dan kandungannya
tergantung pada umur tanaman.
Beberapa penelitian tentang isolasi enzim bromelin telah dilakukan,
seperti Wuryanti (2004) melakukan isolasi enzim bromelin dari buah nanas
(Ananas comosus l) dengan metode ekstraksi dan diperoleh aktifitas spesifik
enzimnya sebesar 0.521 U/mg. Penelitian lain melakukan studi pengendapan
bromelin dengan etanol, Polietilen glikol dan amonium sulfat diperoleh bahwa
bromelin tidak terendapkan dengan polietilen glikol, bromelin terendapkan
optimum dengan penambahan amonium sulfat 20-40 % (Soares et al., 2011).
Herdyastuti (2006) telah melakukan isolasi dan karakterisasi ekstrak kasar enzim
bromelin dari batang nanas dengan pengendapan ammonium sulfat diperoleh
bahwa 40-60 % pengendapan terbaik dengan menghasilkan aktifitas enzim
2
Penggunaan protease dari tumbuhan dalam industri banyak digunakan baik
itu industri pangan maupun non pangan seperti pada industri daging kalengan,
minuman bir dan obat-obatan. Penggunaan protease dalam industri pangan telah
dilakukan beberapa penelitian seperti yang telah dilakukan oleh Egrina (2010)
tentang pemanfaatan ekstrak papain sebagai koagulan pada pembuatan keju
cottage menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis,
dan Leuconostoc mesentroides diperoleh bahwa konsentrasi optimum papain yang
menghasilkan keju cottage sebesar 520 ppm. Berdasarkan hal tersebut bahwa
enzim protease yang berasal dari tumbuhan berfungsi sebagai koagulan pada
pembuatan keju dan menjadi alternatif pengganti enzim rennet dalam pembuatan
keju. Enzim rennet berasal dari lambung anak sapi sehingga jumlahnya terbatas
dan harganya relatif mahal. Dengan demikian dengan adanya protease dari
tumbuhan dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi penggunaan
enzim rennet sebagai koagulan pada pembuatan keju.
Selain enzim papain, penggunaan enzim bromelin dalam pembuatan keju
juga sudah dilakukan beberapa penelitian seperti yang telah dilakukan oleh
Solihah (2009) tentang pemanfaatan batang nanas dalam pembuatan keju cottage
dan diperoleh bahwa kondisi optimum dalam pembuatan keju cottage dengan
penambahan enzim bromelin dengan konsentrasi 320 ppm dengan suhu inkubasi
30oC. Penelitian lain mengenai optimasi pembuatan keju cottage terhadap enzim
bromelin dan jumlah starter gabungan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus diperoleh bahwa kondisi optimum dalam pembutan keju cottage
3
6% (Tita, 2009). Irma (2009) juga melakukan optimasi pembuatan keju cottage
terhadap suhu fermentasi starter gabungan Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus dan enzim bromelin diperoleh kondisi optimum
untuk pembuatan keju cottage adalah pada suhu 40oC dan penambahan
konsentrasi bromelin sebesar 700 ppm.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
pemanfaatan ekstrak kasar enzim bromelin dari batang nanas sebagai koagulan
pada pembuatan keju cottage. Ekstrak kasar enzim bromelin diperoleh dengan
metode pengendapan dengan menggunakan amonium sulfat. Penambahan enzim
bromelin sebagai koagulan pada pembuatan keju cottage diharapkan menjadi
alternatif pengganti enzim rennet yang dapat menghasilkan keju cottage yang
berkualitas, bergizi dan harganya relatif lebih murah.
1.2Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana menghasilkan enzim
bromelin dari batang nanas untuk menghasilkan keju cottage yang berkualitas
baik, dengan sub masalah sebagai berikut;
1. Berapa tingkat kejenuhan amonium sulfat dalam isolasi enzim bromelin
yang menghasilkan aktifitas enzim dan kadar protein yang tinggi?
2. Berdasarkan waktu koagulasi, manakah jenis enzim bromelin terbaik pada
4
3. Bagaimana kualitas keju cottage yang ditambahkan enzim bromelin dengan
starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, Leuconostoc
mesenteroides dilihat dari kandungan protein, lemak, air dan kalsium?
1.3Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut;
1. Kejenuhan amonium sulfat yang digunakan 30 %, 40%, 50% dan 60%.
2. Bagian dari tanaman nanas yang digunakan hanya batang nanas.
3. Batang nanas yang digunakan umur 6 ½ bulan.
4. Jenis nanas yang digunakan nanas Cayenne.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah didapatkannya tingkat kejenuhan
amonium sulfat terbaik dalam menghasilkan enzim bromelin dan mengetahui
enzim bromelin terbaik dalam pembuatan keju cottage agar diperoleh keju cottage
dengan kualitas baik.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah meningkatkan daya guna hasil samping
tanaman nanas (batang nanas) sebagai sumber ekstrak kasar enzim bromelin
5
1.6Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat yaitu:
1. Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Instrumen, Jurusan Pendidikan
Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan
di laboratorium ini meliputi preparasi enzim, analisis aktifitas enzim dan
kadar protein, dan pembuatan keju cottage.
2. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan di laboratorium ini adalah preparasi
bakteri starter.
3. Laboratorium Teknologi Pangan UNPAS Bandung. Adapun tahapan
pekerjaan yang dilakukan di laboratorium ini adalah analisis kadar protein,
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan
pada produksi keju.
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat gelas dan alat
pendukung. Alat gelas yang digunakan terdiri dari cawan penguap, labu
erlenmayer, gelas kimia, gelas ukur, labu ukur, tabung reaksi, pipet tetes, pipet
volum. Alat pendukung yang digunakan terdiri dari sentrifuse, UV-Vis mini,
water bath shaker, autoklaf, pemanas listrik, batang magnet, pH meter, ball
pipet.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan baku dan
bahan kimia. Bahan baku yang digunakan adalah susu skim, batang nanas, dan
bakteri starter (Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, dan
Leuconostoc mesentroides). Bahan kimia yang digunakan adalah etanol, buffer
fosfat pH 7, albumin, tirosin, NaOH, reagen Lowry (NaOH, Na2CO3,
25
asetat, glukosa, agar, natrium asetat, natrium klorida, Na-EDTA, BaCl2,
NaHCO3 dan yeast ekstrak.
3.2 Bagan Alir Penelitian
3.2.1 Bagan Alir Ektraksi Enzim Bromelin
ditambahkan dalam buffer posfat pH 7
didialisis Batang Nanas
Kejenuhan (NH4)2SO4 (b/v) 30%,
40%, 50%, dan 60%
Data Uji Aktifitas enzim
didiamkan dalam lemari es selama semalam
disentrifugasi 2500 g selama 20 menit
didekantasi
diuji aktifitas proteolitik enzim
Data Uji Kadar Protein
dipotong kecil-kecil
diblender dan disaring
disentrifugasi pada kecepatan 2500 g selama 20 menit
ditambahkan (NH4)2SO4
Endapan
Suspensi Enzim
Suspensi Enzim Hasil dialisis
26
3.2.2 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage
Pembuatan keju cottage ini dilaksanakan berdasarkan pada penelitian
Solihah (2009) dan bagan alirnya ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2 Bagan Alir Proses Pembuatan Keju Cottage dan Analisis
Gizinya Diaduk hingga homogen
Diinkubasi pada suhu 30oC selama 1 jam (sampai penurunan pH) Dimasukkan ke dalam 4 gelas, masing-masing dengan volume 200 ml Ditambahkan ekstrak kasar enzim bromelin dengan konsentrasi 320 ppm Diinkubasi kembali sampai tercapai pH 4,6
Dipanaskan pada suhu 38oC (suhu dibiarkan naik secara bertahap sampai 48oC) Dijaga suhu agar tetap selama 10 menit sambil dilakukan pengadukan
Dilakukan penyaringan dengan menggunakan saringan sambil dilakukan pembilasan dengan aquades sampai terpisah antara dadih/ curd dengan whey
Whey
Ditambahkan aquades sebanyak 4500 ml Dipasteurisasi pada suhu 63oC selama 30 menit Didinginkan sampai suhu 30oC
Diukur pHnya
900 gram susu skim
Ditambahkan
Susu skim hasil pasteurisasi Bakteri starter 10% v/v
Ditimbang
Ditambahkan garam sebanyak 4% w/w
Dadih
Keju cottage
Diuji kadar gizinya meliputi
27
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Ektraksi Enzim Bromelin
Batang nanas dipotong kecil, diblender, diperas, disaring, sehingga
diperoleh cairan. Cairan ekstrak kasar enzim bromelin ditambahkan amonium
sulfat hingga mencapai kejenuhan dalam ekstrak kasar enzim bromelin sebesar
30%, 40%, 50% dan 60% kemudian dibiarkan selama semalam dalam lemari es.
Selanjutnya dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 2.500 rpm selama 20 menit.
Endapan dilarutkan dalam buffer posfat pH 7 dan didialisis selama 24 jam.
Endapan hasil dialisis dilarutkan dalam buffet posfat pH 7 dan disimpan pada
suhu 4oC.
3.3.2 Uji Aktifitas Enzim Protease
Aktifitas protease dari enzim Bromelin ditetapkan dengan metode
Sigma’s non specific protease activity assay (2008) dengan tirosin sebagai
standar. 3 mL substrat ditambahkan 0.5 mL larutan enzim dan diinkubasi selama
10 menit pada suhu 37oC. Kemudian ditambahkan 3,5 mL larutan TCA, dan
diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC. Selanjutnya disenstrifuse dengan
kecepatan 13.000 rpm selama 10 menit. Supernatan diambil sebanyak 2 mL
kemudian ditambahkan 5 mL Na2CO3 dan 0,5 mL reagen folin, dan diinkubasi
selama 30 menit. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 739
nm. Satu unit aktifitas enzim dinyatakan sebagai banyaknya enzim yang
28
3.3.3 Uji Kadar Protein
Kadar protein enzim bromelin diuji dengan metode Lowry. Larutan
enzim sebanyak 1 mL ditambahkan 5 mL kompleks reagen pembentuk
kemudian dibiarkan selama 10 menit pada suhu kamar. Setelah 10 menit
ditambahkan 0,5 mL reagen folin didiamkan selama 30-60 menit pada suhu
kamar (tidak boleh lebih dari 60 menit) dan diukur pada panjang gelombang 749
nm.
3.3.4 Pembuatan Bakteri Starter
Dalam pembuatan bakteri starter untuk pembuatan keju cottage ini
dilakukan dalam dua tahapan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan
Solihah (2009) yaitu, pembuatan media dan inkubasi bakteri.
3.3.4.1 Pembuatan Media Panthotenate Broth
Proses pembuatan panthotenate broth dimulai dengan menimbang
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk 1 liter media panthotenat broth yaitu
diantaranya glukosa sebanyak 5 g, natrium asetat sebanyak 5 g dan yeast
extract sebanyak 20 g. Semua bahan tersebut dilarutkan dalam 1 liter aquades,
kemudian dipanaskan dan diaduk dengan magnetic stirrer. Pemanasan
dilakukan hingga mendidih selama 15 menit. Media yang telah ada didinginkan
kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmayer dan ditutup dengan kapas
yang dibalut kassa. Selanjutnya sterilisasi dengan autoklap pada suhu 121oC
29
3.3.4.2 Preparasi Bakteri Starter
Bakteri starter yang digunakan merupakan campuran 3 jenis bakteri
dengan konsentrasi 10 % v/v yaitu bakteri Streptococcus thermophilus,
Lactococcus lactis, dan Leuconostoc mesentroides dengan perbandingan 3:1:2
dan masing-masing inokulum berturut-turut 6, 4 dan 8 jam. Ketiga jenis bakteri
tersebut di inkubasi dalam media panthotenate broth menggunakan shaker
berpenangas pada suhu 30oC sesuai umur inokulum masing-masing bakteri.
Bakteri starter hasil inkubasi disimpan dalam lemari es pada suhu 4oC.
3.3.5 Pembuatan Keju Cottage
Pada pembuatan keju cottage ini mengikuti prosedur sebelumnya pada
penelitian pemanfaatan batang nanas dalam pembuatan keju cottage (Solihah,
2009). Metode yang digunakan dalam pembuatan keju cottage ini adalah
metode setting pendek (Nurhidayati dalam Solihah, 2009). Konsentrasi ekstrak
enzim Bromelin yang ditambahkan sebesar 320 ppm.
Susu skim merupakan bahan dasar keju dan dipasteurisasi
menggunakan metode Batch yaitu pasteurisasi pada suhu 63oC selama 30 menit
sambil diaduk, didinginkan sampai suhu 30oC sebagai suhu inkubasi kemudian
ditambahkan 10% (v/v) starter campuran, pHnya diukur menggunakan pH
meter dan disimpan dalam inkubator pada suhu 30oC. Setelah terjadi
30
320 ppm. Susu diinkubasi kembali pada suhu 30oC dan pH diuji secara
kontinue hingga mencapai pH 4,6-4,7. Setelah pH tercapai dilakukan
pemasakan di water bath pada suhu 38oC, pemanasan dilakukan secara
bertahap hingga suhu 48oC dan dibiarkan selama 10 menit. Setelah itu whey
yang diperoleh dipisahkan dari dadih menggunakan saringan sambil dibilas
menggunakan aquades. Dadih yang dihasilkan kemudian ditimbang dan
ditambahkan garam sebanyak 4% (w/w).
3.3.6 Analisis Kualitas Keju Cottage
Analisis gizi yang akan dilakukan ini diantaranya analisis kandungan
protein, lemak, air dan kalsium pada keju cottage. Analisis kandungan protein
ini dilakukan dengan metode Kjehdahl. Pada analisis lemak dilakukan dengan
metode soxhletasi. Penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven. Pada
analisis kalsium menggunakan kompleksometri. Uji tersebut dilakukan di
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut;
1. Enzim bromelin dari batang nanas menghasilkan aktifitas enzim dan kadar
protein tertinggi dengan konsentrasi amomium sulfat dalam enzim sebesar
60% yaitu aktifitas enzim sebesar 6,4245 U/mL dan kadar protein sebesar
0,1104 mg/mL.
2. Berdasarkan penelitian bahwa keju cottage dengan penambahan enzim
bromelin hasil pengendapan dan dialisis memiliki waktu tercepat dalam
pembentukan dadih daripada keju dengan penambahan ekstrak kasar enzim
bromelin yaitu dengan waktu koagulasi 32 jam.
3. Berdasarkan penelitian bahwa keju cottage dengan penambahan enzim
bromelin hasil pengendapan dan dialisis memiliki kadar air sebesar
60,1891%, protein 23,9785%, lemak 2,5734%, dan kalsium 984,788 mg/kg.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan dilakukan penelitian
lanjutan yaitu;
46
2. Perlu dilakukannya variasi konsentrasi dari ekstrak kasar hasil pengendapan
untuk menghasilkan keju cottage dengan waktu koagulasi cepat dan kualitas
keju yang baik.
3. Perlu dilakukannya pengujian mikrobiologis, masa kadaluarsa dan uji
48
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, M. (2011). Presipitasi protein (Salting In dan Salting Out). [Online]. Tersedia: fuadrruddin91.student.umm.ac.id/2011/08/11/presipitasi-protein-salting-in-dan-salting-out/. [Akses: 7 Agustus 2012].
Anonim. (2008). Ananas comasus Pineapple. [Online]. Tersedia: http://www.geochembio.com/biology/organisms/ananas/. [Akses: 24 Oktober 2012].
Apriyantono, A, dkk. (1989). Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan da Gizi IPB.
Banerjee, 2004. Pineaple Stem Structure. [Online]. Tersedia: http://www.ebi.ac.uk/pdbsum/1w0q. [Akses: 22 Oktober, 2011].
Dynnar, N. (2011). Pemurnian dan Karakterisasi Enzim Katepsin dari Ikan
Bandeng (Chanos Chanos Forskall). Skripsi. Departemen Teknologi Hasil
Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Diterbikan.
Ed. (2011). Kelarutan Garam dalam Air. [Online].
Tersedia:http://www.wikipedia.org. [Akses: 31 Oktober 2012].
Enyard, C. (2008). Sigma's Non-specific Protease Activity Assay - Casein as a Substrate. J. Vis. Exp. (19), e899, DOI : 10.3791/899.
Ferreira, J., et al. (2011). The Effect of pH on Bromelain Partition from Ananas
comosus by PEG4000/Phosphate ATPS. Brazilian Archives Of Biology And Technology An International Journal, Vol.54, n. 1: pp. 125-132.
Gautam, S., et al. (2010). Comparative Study of Extraction, Purification and Estimation of Bromelain from Stem and Fruit of Pineapple Plant. Thai J.
Pharm. Sci. 34, 67-76.
Hallen, E. (2008). Coagulation Properties of Milk. Thesis. Swedish University of Agricultural Sciences.
48
Kosim, M dan Putra, S. (2010). Pengaruh Suhu pada Protease Dari Bacillus
Subtilis. Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA ITS. Diterbitkan.
Laht, T. (..). Rennet coagulation of milk. Tallin University of Technology.
Ma, S., et al. (2007). Molecular Dynamics Simulations of the Catalytic Pathway of a Cysteine Protease: A Combined QM/MM Study of Human Cathepsin K. J. Am. Chem. Soc, 129 (44), 13633-13645.
Nakanishi, T., Minamiura, N., dan Yamamoto, T. (1974). Agricultural Biological
Chemistry 38, 37-44.
Ophardt, C. (2003). Mechanism of Enzyme Action. [Online]. Tersedia: http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/571lockkey.html. [Akses: 27 Sepetember 2012].
Poedjiadji, A dan Supriyanti, F.M. (2006). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Prabudiansyah, I. (2009). Isolation of Protein. [Online]. Tersedia: http://irfanchemist.wordpress.com/2009/04/19/isolation-of-protein/. [Akses: 7 Agustus 2012].
Prakash, S. (2010). Reverse Micellar Extraction Coupled Absorption for
Purification of Bromelain. Departement of Food Engineering Central Food
Technological Research Institute.
Prihatman, K. (2000). Nanas (Ananas Comosus). Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Ratnawati. (2001). Isolasi, Karakterisasi Enzim Bromelin dari Kulit, Buah, dan
Bonggol serta Amobilisasi Enzim Bromelin dari Bonggol Nanas (Ananas comasus L). Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA UNDIP. Diterbitkan.
Soares, P. et al. 2011. Studies on Bromelain Precipitation by Ethanol, Poly(Ethylene Glycol) and Ammonium Sulphate. Chemical Engineering
Transactions, v. 24, p. 5, ISSN 1974-9791.
Solihah, S. 2009. Pemanfaatan Batang Nanas dalam Pembuatan Keju Cottage. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Diterbitkan.
Wuryanti. W. 2004. Isolasi dan Penentuan Aktifitas Spesifik Enzim Bromelin dari
Buah Nanas (Ananas comosus L). Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA UNDIP.