• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK: Pada Konsep Pesawat Sederhana di Kelas V Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK: Pada Konsep Pesawat Sederhana di Kelas V Sekolah Dasar."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian penelitian dan

penulisan tesis ini.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah

siswa dan penguasaan konsep. Hal ini dilatar belakangi oleh kondisi pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru yang masih memiliki paradigma bahwa

pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher centered), keadaan ini

menjadikan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Diperlukan

adanya perubahan paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru, menjadi

berpusat kepada siswa. Pembelajaran IPA harus menekankan kepada proses, agar

siswa menemukan sejumlah fakta atau konsep dari berbagai kegiatan percobaan

dan pengamatan. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran akan membekali siswa

dengan pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna

(meaningful-use).

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan tesis ini, dan

penulis menantikan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis

berharap, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam

pengembangan pendidikan IPA di sekolah Dasar.

(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan tesis ini dapat dilaksanakan dengan baik, karena tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak yang dengan tulus memberikan bimbingan, motivasi

dan dukungannya. Untuk itu, penulis memberikan penghargaan dan terima kasih

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. H. Wahyu Sopandi, MA, selaku pembimbing dan sekaligus

pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan

arahannya kepada penulis selama masa studi sampai akhir penyusunan

tesis ini.

2. Bapak Dr. Andi Suhandi, M.Si, yang telah menyempatkan waktu dan

dengan penuh ketelitian telah membantu penulis dalam validasi seluruh

instrumen.

3. Bapak Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed, menyempatkan waktu untuk

membantu penulis dalam validasi instrumen.

4. Bapak Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd, MA, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Dasar, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan kemudahan

penulis dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA.,

(3)

memberikan kesempatan dana arahannya selama masa studi dan

penyusunan tesis.

6. Seluruh Dosen di Program Studi Pendidikan Dasar, Sekolah Pascasarjana

Univesitas Pendidikan Indonesia, yang telah membekali dan memberikan

wawasan selama masa studi.

7. Kepada kedua orang tua dan adik tercinta, yang telah memberikan

dukungan moril dan materil.

8. Ibu Sediasih, M.Pd., selaku kepala sekolah SDN Karyawangi 2, Bapak A.

Sayari, SS., selaku kepala sekolah SDN Sukasari 1, yang telah

memberikan waktu tempat dan kesempatannya kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian.

9. Bapak Adim Gunawijaya, S.Pd., selaku guru kelas V di SDN Karyawangi

2, dan Ibu Mamah Masamah, S.Pd., selaku guru kelas V di SDN Sukasari I

yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data.

10.Rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendas angkatan 2010, yang selalu

memberikan motivasi penulis.

11.Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang selalu memberikan dukungannya.

12.Semua pihak yang telah membantu dan ikut andil dalam penyusunan tesis

ini.

(4)

Daftar isi

Abstrak ...i

Kata pengantar ...ii

Ucapan terima kasih ...iii

Daftar isi ...v

Daftar tabel ...vii

Daftar gambar...viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Rumusan Masalah ...5

1.3Tujuan Penelitian ...6

1.4Manfaat ...6

1.5Definisi Operasional ...6

1.6Hipotesis ...7

1.7 Asumsi penelitian ...7

BAB II KERANGKA TEORI ...10

2.1Model Pembelajaran Berbasis Proyek ...10

2.2 Kemampuan kerja ilmiah ...27

2.3Penguasaan konsep ...28

2.4Peningkatan kemampuan kerja ilmiah melalui model pembelajaran berbasis proyek ...31

2.5Peningkatan penguasaan konsep melalui model pembelajaran berbasis proyek ...32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...34

3.1Metode Penelitian ...34

3.2Subjek dan Waktu Penelitian ...35

3.3Prosedur Penelitian ...35

3.4Instrumen penelitian ...38

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...49

4.1 Kemampuan kerja ilmiah ...49

4.2 Penguasaan Konsep ...58

4.3 Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek ...64

4.4 Tanggapan guru terhadap model pembelajaran berbasis proyek ...66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...71

5.1 Kesimpulan ...71

5.2 Saran ...72

Daftar pustaka ...74

(6)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek ... 14

Tabel 2.2 Garis besar rencana kegiatan pembelajaran ... 23

Tabel 3.1 Desain kuasi eksperimen ... 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi penguasaan konsep ... 38

Tabel 3.3 Validasi soal penguasaan konsep ... 39

Tabel 3.4 Kisi-kisi kemampuan kerja ilmiah ... 40

Tabel 3.5 Validasi soal kemampuan kerja ilmiah ... 44

Tabel 3.6 Kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek ... 45

Tabel 3.7 Kriteria N-Gain ... 46

Tabel 4.1 Data kemampuan kerja ilmiah ... 54

Tabel 4.2 Data penguasaan konsep ... 60

Tabel 4.3 Hasil wawancara guru tentang pembelajaran berbasis proyek ... 67

Tabel 4.4 perbedaan aktifitas kegiatan guru dan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 68

(7)

Daftar gambar

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian ... 37

Gambar 4.1 Diagram kemampuan kerja ilmiah setiap indikator ... 50

Gambar 4.3 Diagram penguasaan konsep setiap indikator ... 58

Gambar 4.4 Diagram tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Sains merupakan sebuah proses untuk menggali informasi mengenai

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Proses pencarian informasi tersebut

untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep, prinsip dan kemampuan kerja

ilmiah. Pendidikan sains bukan hanya kumpulan pengetahuan berupa fakta,

prinsip dan konsep saja, melainkan menekankan pada kegiatan praktis dan

pengamatan langsung yang bertujuan untuk mencari tahu serta memahami alam

sekitar. Melalui pengamatan dan kegiatan praktis diharapkan siswa mampu

mengembangkan kemampuan dan pengetahuan sehingga memperoleh

pemahaman serta wawasan yang luas dalam mempelajari fenomena alam

disekitarnya.

Pembelajaran sains harus mampu merangsang kemampuan berpikir siswa,

mengembangkan rasa ingin tahu, mengembangkan keterampilan proses,

mengembangkan kecakapan hidup dan mengembangkan kreativitas siswa. Untuk

dapat mencapai itu semua, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran

sains dan menjadi fasilitator, sehingga siswa dapat dilibatkan secara aktif pada

(9)

Sudah saatnya terjadi perubahan paradigma dalam pembelajaran sains,

yang mengubah dari pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher center),

kepada pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center). Guru

mempunyai peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembelajaran di

sekolah. Pada pelaksanaannya, pengajaran yang dilaksanakan oleh guru masih

bertahan dengan pola-pola lama, yaitu dengan menggunakan metode ceramah,

sehingga pembelajaran sains masih dianggap pelajaran yang menghadirkan

sejumlah fakta, konsep atau hukum-hukum yang harus dihapalkan oleh siswa.

Seharusnya guru mampu menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan

menghadapkan siswa pada pengalaman nyata berupa demonstrasi, percobaan,

proyek ataupun pengamatan.

Masalah pokok dan klasik yang terjadi pada pembelajaran terutama

pembelajaran sains terletak pada; pertama, dalam pembelajaran sains di sekolah

masih menggunakan cara-cara lama dalam mengajar, yaitu menempatkan siswa

pada kondisi sebagai penerima ilmu pengetahuan dan guru sebagai pusat atau

pemberi ilmu pengetahuan, sehingga pembelajaran cenderung monoton dan

membosankan bagi siswa. Kedua, penyajian materi pelajaran yang disajikan oleh

guru masih berupa konsep abstrak dan hapalan, sehingga pada saat siswa dituntut

untuk menyelesaikan soal yang bersifat berpikir lanjut yang membutuhkan

pemahaman konsep atau kasus-kasus khusus, siswa akan mengalami kesulitan

(10)

Salah satu langkah konkrit mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah

model pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mampu mengoptimalkan

dalam pembelajaran ialah pembelajaran berbasis proyek (project based learning),

pembelajaran berbasis proyek sebuah model pembelajaran yang inovatif. Fokus

pembelajaran ini terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu

disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan

kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja

secara otonom mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai

puncaknya menghasilkan produk nyata (Thomas, 2010).

Pada prosesnya model pembelajaran berbasis proyek menuntut siswa

untuk bekerja dan mendesain sendiri proyek yang akan dikerjakan. Dalam proses

mengerjakan proyek, siswa juga mengalami proses belajar dan membangun

pengetahuannya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan salah satu prinsip belajar sains

yaitu learning by doing, yang mana sains dibangun dengan proses-proses

menemukan dan mencari sendiri melalui pengalaman nyata. Sehingga

membangun abstraksi seseorang dengan benda konkrit yang diciptakan sendiri

(Leksono, 2010).

Kerja ilmiah merupakan salah satu kemampuan atau keterampilan yang

harus dimiliki oleh siswa sebagai bekal untuk melanjutkan studi dan bekal kerja.

Kemampuan kerja ilmiah merupakan perluasan dari metode ilmiah (Rustaman,

(11)

memecahkan masalah. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 23 tahun 2006 tentang SKL dijelaskan bahwa kemampuan memecahkan

masalah tertuang dalam standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP)

lebih lanjut lagi tertuang dalam standar kompetensi kelompok mata pelajaran

(SK-KMP) (Firman, 2010). Hal tersebut ditegaskan pula dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 menyebutkan mengenai pembelajaran

sains harus dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (Solihat, 2010).

Karena pembelajaran sains di sekolah dasar menekankan pada pengalaman belajar

secara mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menemukan fakta-fakta dan

bekerja ilmiah.

Konsep pesawat sederhana sebenarnya merupakan sebuah konsep yang

menarik untuk dipelajari oleh siswa, akan tetapi mempelajari pesawat sederhana

terutama mempelajari jenis-jenis pesawat sederhana, siswa mengalami kesulitan

dalam memahaminya, karena pembelajarannya selalu menggunakan metode

ceramah, sehingga siswa hanya dapat memperkirakan dan membayangkan

mengenai prinsip kerja dari pesawat sederhana.

Dari uraian di atas penulis mengajukan sebuah studi yang berjudul

“PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KERJA

(12)

PROYEK PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DI KELAS V SEKOLAH DASAR”.

1.2Rumusan masalah

Beranjak dari latar belakang di atas, sebagai dasar serta acuan pada

penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “

Bagaimana pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan model pembelajaran

berbasis proyek yang dapat meningkatkan kemampuan kerja ilmiah dan

penguasaan konsep?”

Rumusan masalah di atas akan dioperasionalkan dalam bentuk pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan kerja ilmiah, antara siswa

yang mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek, dengan siswa

yang mendapatkan model pembelajaran konvensional pada konsep

pesawat sederhana?

2. Adakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep, antara siswa yang

mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek, dengan siswa yang

mendapatkan model pembelajaran konvensional pada konsep pesawat

sederhana?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran

(13)

4. Bagaimana tanggapan guru terhadap penerapan model pembelajaran

berbasis proyek?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas maka tujuan pada penelitian ini adalah

untuk mengetahui gambaran dari pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan

model pembelajaran berbasis proyek yang dapat meningkatkan kemampuan kerja

ilmiah dan penguasaan konsep.

1.4Manfaat

Manfaat dari penelitian ini sebagai informasi atau bukti mengenai potensi

implementasi model pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan

kemampuan kerja ilmiah dan penguasaan konsep aspek kognitif yang nantinya

memperkaya hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya, serta dapat

digunakan oleh berbagai pihak, seperti guru, lembaga-lembaga pendidikan, para

peneliti, praktisi pendidikan, para mahasiswa dan dosen LPTK, dan lain-lain.

1.5Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda, maka beberapa

istilah diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model yang

menekankan pada proyek yang diberikan oleh guru, untuk diselesaikan

pada tenggang waktu tertentu dan menghasilkan sebuah karya. Dengan

(14)

belajar, (2). Membimbing penyelidikan kelompok, (3). Menghadapkan

siswa pada tugas proyek. (4). Refleksi dan tindak lanjut.

2. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami dan

menguasai isi dari konsep pesawat sederhana, yang diukur melalui soal

test berupa pilihan ganda, dengan indikator: (1). Menyebutkan definisi,

fungsi dan keuntungan dari pesawat sederhana, (2). Mengidentifikasi

berbagai jenis pesawat sederhana, (3). Menggolongkan berbagai alat

rumah tangga yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana, (4).

Mengidentifikasi jenis tuas dan jenis katrol, (5). Menghitung keuntungan

mekanik yang dihasilkan oleh pesawat sederhana, (6). Menerapkan prinsip

atau konsep pesawat sederhana dalam kehidupan sehari -hari.

3. Menurut Rustaman (2010), kemampuan kerja ilmiah meliputi enam

subvariabel diantaranya; (1). merumuskan masalah, (2). membuat

hipotesis, (3). Merancang percobaan, (4). Melakukan pengukuran, (5).

Membuat kesimpulan, (6). Mengkomunikasikan. Dalam penelitian ini,

keenam subvariabel tersebut dioperasionalkan dalam bentuk sebelas

indikator, meliputi; (1). Menghubungkan antara variabel bebas dan terikat,

(2). Membuat pertanyaan penelitian, (3). Mengajukan jawaban atau

perkiraan sementara dari suatu percobaan, (4). Menentukan alat dan bahan

yang digunakan dalam percobaan atau proyek, (5). Menentukan objek

yang akan diteliti, (6). Menentukan variabel yang mempengaruhi hasil

(15)

menerapkan rumus matematika untuk menghitung jumlah atau mengukur,

(9). Membuat kesimpulan berdasarkan penalaran atau data yang tersedia,

(10). Kemampuan merangkum informasi, (11). Kemampuan menggunakan

diagram dan charta. Data kemampuan kerja ilmiah dijaring dengan tes

berupa pilihan ganda.

4. Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang

biasa dilaksanakan pada kelas kontrol, yang mana pada penelitian ini

pembelajarannya meliputi tahap sebagai berikut: (1). Apersepsi siswa, (2).

Penguatan konsep pesawat sederhana, (3). Mendemonstasikan prinsip

kerja pesawat sederhana, (4). Memberikan latihan soal kepada siswa, (5).

Kesimpulan pembelajaran.

1.6Hipotesis

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kerja ilmiah antara siswa

yang mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek, dengan siswa

yang mendapatkan model pembelajaran konvensional.

2. Terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep antara siswa yang

mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek, dengan siswa yang

mendapatkan model pembelajaran konvensional.

1.7Asumsi Penelitian

1. Teori belajar konstruktivisme menjelaskan bahwa perkembangan

intelektual siswa terjadi pada saat individu berhadapan dengan

(16)

model pembelajaran berbasis proyek akan memberikan pengalaman

belajar yang menekankan kepada pemecahan masalah, membangun

konsep dan menemukan fakta-fakta.

2. Model pembelajaran berbasis proyek akan melatih siswa untuk

menemukan dan merumuskan pengetahuan yang akan diperolehnya,

peneliti berkeyakinan bahwa dengan mengerjakan sebuah proyek,

siswa akan mengalami proses belajar dan menemukan pengetahuan.

Selain pengetahuan, dalam proses mengerjakan proyek siswa juga akan

melatih kemampuan kerja ilmiah.

3. Kemampuan kerja ilmiah dan penguasaan konsep dapat ditingkatkan

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang

menekankan kepada proses hasil belajar dengan berupa tindakan dan

proses berpikir lanjut, sehingga dengan proses tersebut siswa dapat

menguasai pengetahuan, menemukan konsep dan mengasah

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

eksperimen semu, dengan menggunakan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah

randomized control group pretest-posttest design, karena kedua kelas memiliki

karakteristik yang sama.

Selanjutnya dua kelas tersebut diberikan dua perlakuan yang berbeda, pada

kelas eksperimen siswa mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek,

sedangkan pada kelas kontrol siswa mendapatkan pembelajaran dengan model

pembelajaran konvenional. Untuk memperoleh data, maka dilakukan pretest dan

posttest. Desain eksperimennya sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Eksperimen Semu

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O X1 O

Kontrol O X2 O

(18)

3.2Subjek dan waktu penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukasari I dan SDN

Karyawangi 2 dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang di SDN Sukasari dan 35

orang di SDN Karyawangi 2, akan tetapi pada pengolahan data hanya mengambil

30 orang karena kurangnya kelengkapan data berupa tidak mengikuti pretest atau

posttest. Sampel ditentukan dengan teknik cluster sampling, karena pengambilan

sampel secara random yang didasarkan pada kelompok (Ruseffendi, 2005).

Tempat pelaksanaan penelitian ini di SDN Sukasari I dan SDN

Karyawangi 2, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 14, 15 dan 16 Juni 2012, pada semester

genap dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V pada

dua sekolah tersebut. Pemilihan kedua sekolah ini pula didasarkan pada

persamaan karakteristik sekolah baik letak geografis, kondisi lingkungan, hasil

belajar yang ditunjukan pada nilai rata-rata UASBN yaitu 6,83 untuk SDN

Sukasari 1 dan 6,84 untuk SDN Karyawangi 2, bangunan fisik, profil guru serta

sarana dan prasarana sekolah.

3.3Prosedur penelitian

a. Tahap persiapan

1. Melakukan kajian KTSP terutama pada kelas tinggi, mengidentifikasi

kompetensi dasar dan konsep yang dapat dikembangkan melalui model

(19)

2. Mendesain pembelajaran model pembelajaran berbasis proyek yang

dilengkapi dengan perangkatnya yang meliputi RPP, sumber belajar dan

media.

3. Menyusun instrumen berupa tes yang akan digunakan sebagai pretest dan

posttest bagi siswa, untuk menguji penguasaan konsep dan kemampuan

kerja ilmiah menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda. Kemudian

melakukan uji coba instrumen yang dilakukan pada sekolah yang berbeda

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda dengan menggunakan anatest.

4. Peneliti melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran bersama guru

dengan cara berdiskusi mengenai bahan ajar dan RPP, kemudian melatih

guru, dilanjutkan dengan melaksanakan simulasi, untuk memperlancar

pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek.

b. Tahap pelaksanaan

1. Melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

2. Pemberian pretest untuk mengetahui kemampuan kerja ilmiah dan

penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa sebelum perlakuan

dilaksanakan.

3. Melaksanakan penelitian yaitu menerapkan model pembelajaran berbasis

proyek pada kelas eksperimen. Pada kelas kontrol pembelajaran

(20)

4. Melaksanakan tes akhir untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan

kemampuan kerja ilmiah siswa pada kedua kelas.

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

Studi pendahuluan

Identifikasi masalah

Kajian literatur

Penyusunan proposal

Pembuatan instrument RPP/Angket/paper test

Uji coba instrumen Diskusi

dan melatih guru

Tes awal

Kelas eksperimen Model pembelajaran

berbasis proyek

Kelas kontrol Model pembelajaran

konvensional

Tes akhir

Analisis data Dan pembahasan

(21)

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk menjaring data dan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian. Semua instrumen yang digunakan pada penelitian

ini telah melalui uji validasi baik melalui uji lapangan dan uji ahli. Uji lapangan

dilakukan kepada siswa sekolah dasar yang memiliki karakter yang sama dengan

populasi sampel, dan uji ahli dilakukan kepada dua orang dosen yang kompeten

dalam bidang sains dan pembelajaran sains. Berikut ini jenis instrumen yang

dipergunakan pada penelitian ini:

1. Instrumen tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dan

kemampuan kerja ilmiah pada konsep pesawat sederhana, dengan jumlah

soal sebanyak 16 item untuk penguasaan konsep dan 18 item untuk

kemampuan kerja ilmiah. Pengembangan instrumen tes didasarkan pada

pengembangan kisi-kisi di bawah ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi penguasaan konsep

No Standar

kompetensi Kompetensi dasar Indikator

Jumlah soal 1 Memahami

gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

Menjelaskan

pesawat sederhana

yang dapat

membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

Menyebutkan definisi, fungsi dan keuntungan dari pesawat sederhana

2

2 Mengidentifikasi

berbagai pesawat sederhana

5

3 Menggolongkan

berbagai alat rumah

tangga yang

(22)

kerja pesawat sederhana

4 Mengidentifikasi jenis

tuas dan jenis katrol

3

5 Menghitung

keuntungan mekanik yang dihasilkan oleh pesawat sederhana

2

6 Menerapkan prinsip

atau konsep pesawat

sederhana dalam

kehidupan sehari-hari 2

Jumlah 16

Tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan kerja ilmiah

No Kemampuan kerja ilmiah Indikator

Butir

soal

1 Kemampuan siswa dalam merumuskan masalah

-Menghubungkan antara variabel bebas dan terikat

3

-Membuat pertanyaan penelitian 1

2 Kemampuan siswa dalam membuat hipotesis pada pelaksanaan proyek pesawat sederhana

-Mengajukan jawaban atau perkiraan sementara dari suatu percobaan.

1

3 Kemampuan siswa dalam merancang percobaan

-Menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan atau proyek.

1

-Menentukan objek yang akan diteliti.

1

-Menentukan variabel yang mempengaruhi hasil percobaan atau proyek

5

-Menentukan langkah kerja. 2

4 kemampuan siswa dalam pengukuran

-Mampu menerapkan rumus matematika untuk menghitung jumlah atau mengukur.

(23)

5 Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan dari hasil proyeknya.

-Membuat kesimpulan

berdasarkan penalaran atau data yang tersedia.

2

6 Kemampuan dalam

mengkomunikasikan

-Kemampuan merangkum

informasi.

1

-Kemampuan menggunakan

diagram dan charta,

1

Jumlah 20

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengecek kemunculan indikator dari

model pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan oleh guru, yang meliputi

fase-fase model pembelajaran berbasis proyek.

3. Angket

Angket skala sikap digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

model pembelajaran berbasis proyek. Berupa skala sikap dengan kriteria; SS =

sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = Sangat tidak setuju. Jumlah

butir item pernyataan sebanyak 23 buah. Adapun kisi-kisi instrumen angket

sebagai berikut;

Tabel 3.4 kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran

berbasis proyek

No Indikator Butir

soal 1 Siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek

3

2 Siswa model pembelajaran berbasis proyek merupakan model yang baru digunakan.

4

3 Siswa merasa terbantu dalam belajar setelah menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

(24)

ilmiah setelah menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

5 Siswa merasa jika model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan penguasaan konsep pesawat sederhana

5

Jumlah 23

3.5Teknik analisis data

Teknik analisis data dilakukan dengan dua jenis yaitu:

1. Teknik analisis untuk menguji kelayakan instrumen:

a) Validitas

Rumus menentukan validitas:

r = n ΣXY −(ΣX)(ΣY)

√ .Σ 2− Σ 2 .ΣY2(Σ )2

Keterangan:

r = koefisien korelasi

∑Xi = jumlah skor item

∑ = jumlah skor total

N = jumlah responden

Kemudian dihitung dengan uji-t, dengan rumus: =r √n−2 √1− 2

Keterangan:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r

n = Jumlah responden (Akdon, 2008)

Kaidah keputusan : jika t hitung t tabel berarti valid sebaliknya

(25)

b) Reliabilitas.

r11 = 2. 1 + rb

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item.

rb = korelasi (Akdon, 2008)

Kaidah keputusan : jika r11 r tabel berarti reliabel sebaliknya

r11 r tabel berarti tidak reliabel.

c) Tingkat kesukaran.

Rumus menentukan tingkat kesukaran: P = B

JS x 100

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar.

JS = jumlah seluruh siswa (Arikunto, 2008)

Dengan kriteria

Sangat sukar : 0-20

Sukar : 21-40

Sedang : 41-60

Mudah : 61-80

Sangat mudah : 81-100

d) Daya pembeda.

Rumus daya pembeda, sebagai berikut: D =

� −

BB

(26)

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas.

JB = banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

dengan benar.

BB =

� = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

dengan benar.

PA = BB

� = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan

benar.

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

0,00 – 0,20 : jelek

0,21 – 0,40 : cukup

0,41 – 0,70 : baik

0,71 – 1,00 : baik sekali (Arikunto, 2008)

Untuk pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan program

anatest.

a. Hasil pengujian instrumen penguasaan konsep

Berikut ini hasil pengujian validasi, pada instrumen penguasaan konsep

(27)

Tabel 3.5 validasi soal penguasaan konsep

No Daya pembeda

Tingkat kesukaran

Reliabilitas Validitas Keputusan

1 Baik Sangat mudah

Reliabel

Valid Dipakai

2 Baik sekali Mudah Valid Dipakai

3 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

4 Baik Sedang Valid Dipakai

5 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

6 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

7 Baik Sedang Valid Dipakai

8 Baik Sedang Valid Dipakai

9 Baik Sedang Valid Dipakai

10 Jelek Sedang Tidak Valid Tidak Dipakai

11 Baik Sedang Valid Dipakai

12 Baik sekali Mudah Valid Dipakai

13 Baik Sukar Valid Dipakai

14 Baik Sedang Valid Dipakai

15 Baik Sukar Valid Dipakai

16 Baik Mudah Valid Dipakai

Keterangan : Tes reliabel (r11) = 0,90 dengan nilai r tabel 0,36

Nilai t tabel = 1,70

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka ada satu soal yang tidak valid,

akan tetapi untuk memperoleh sebaran soal yang merata pada setiap indikator,

maka diputuskan bahwa setiap indikator diwakili oleh dua soal item, keputusan

diambil dengan melihat nilai korelasi paling besar dari soal pada setiap indikator.

Nomor soal yang dipakai untuk menjaring data penguasaan konsep berjumlah 12

item, dengan nomor soal 1,2,4,7,8,9,10,11,13,14,15,16.

b. Hasil pengujian instrumen kemampuan kerja ilmiah

Berikut ini hasil perhitungan validasi soal untuk kemampuan kerja ilmiah

(28)

Tabel 3.6 Tabel validasi soal kemampuan kerja ilmiah siswa

No Daya pembeda Tingkat kesukaran

Reliabilitas Validitas Keputusan

1 Baik sekali Sedang

Reliabel

Valid Tidak Dipakai

2 Cukup Mudah Valid Tidak Dipakai

3 Baik sekali Sedang Valid Dipakai

4 Cukup Sangat mudah Valid Tidak Dipakai

5 Baik Sedang Valid Dipakai

6 Cukup Sedang Valid Tidak Dipakai

7 Cukup Sangat sukar Valid Tidak Dipakai

8 Baik sekali Sedang Valid Dipakai

9 Baik Sedang Valid Dipakai

10 Baik sekali Sedang Valid Dipakai

11 55,56 Sedang Valid Dipakai

12 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

13 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

14 Baik sekali Sedang Valid Dipakai

15 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

16 Baik Sedang Valid Dipakai

17 Baik Sedang Valid Dipakai

18 Baik Sedang Valid Tidak Dipakai

19 Cukup Sangat sukar Valid Dipakai

20 Baik Sedang Valid Dipakai

Keterangan : Tes reliabel (r11) = 0,85 dengan nilai r tabel 0,36

Nilai t tabel = 1,70

Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil perhitungan menunjukan ada

dua soal yang tidak signifikan dan artinya itu tidak dipakai, akan tetapi untuk

memilki sebaran yang merata, akhirnya diputuskan bahwa setiap indikator hanya

memakai masing-masing satu soal. Soal yang digunakan merupakan soal yang

memiliki nilai korelasi yang besar pada setiap indikator, yaitu soal nomor

(29)

2. Teknik analisis data untuk membuktikan hipotesis

a) Terlebih dahulu data dianalisis berdasarkan persentase, untuk

mengetahui gambaran penguasaan konsep dan kemampuan kerja

ilmiah siswa serta kemunculan indikator, dengan kategori:

90%-100% = sangat tinggi

80%-89% = tinggi

65%-79% = sedang

55%-64% = rendah

0%-54% = sangat rendah (Juanengsih, 2006)

b) Mengolah data (N-Gain) untuk melihat peningkatan kompetensi pada

sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran, dengan rumus:

N−Gain = −

� −

Dengan kriteria tingkat gain dinormalisasi sebagai berikut:

Tabel 3.7 Tabel kriteria N-Gain

Batas Kategori

N-Gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7 Sedang

N-Gain < 0,3 Rendah

c) Melakukan uji homogenitas dan normalitas.

(30)

1) Jika data hasil uji distribusi normal, maka teknik yang digunakan

adalah t-testindevendent, dengan prosedur sebagai berikut:

a) Mencari standar deviasi gabungan

b) Menentukan thitung

Jika asumsi homogenitas terpenuhi (n1=n2) digunakan rumus

sebagai berikut:

= � 1− � 2

� 12

1 + 2

2 2

(Subana, 2005:88)

Jika asumsi homogenitas tidak terpenuhi (n1≠n2) maka

digunakan rumus sebagai berikut:

= � 1− � 2

12 1 +

2 2 2

(Furqan, 2002:181)

2) Jika data hasil distribusi tidak normal, maka teknik yang digunakan

adalah uji Mann Whitney.

e) Mencari skor pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

f) Jika hasil t-tesindevendent atau uji Mann Whitney menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan antara skor pre test antara kelas kontrol dan

(31)

1) Melakukan treatmen pada kelas eksperimen

2) Melakukan postes di kelas eksperimen maupun kelas kontrol

3) Jika hasil t-tesindevendent atau uji Mann Whitney tidak menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara skor pretes antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen, maka dilakukan langkah

selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

a) Melakukan treatment di kelas eksperimen

b) Melakukan postes di kelas kontrol maupun kelas eksperimen

c) Melakukan uji ANOVA yang bertujuan untuk mengontrol

variabel-variabel di luar variabel yang diteliti tetapi dianggap

bisa mempengaruhi perbedaan skor antara kelompok kontrol

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan analisis, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kerja ilmiah yang sifnifikan

(p= 0,00) pada konsep pesawat sederhana antara siswa yang mendapatkan

model pembelajaran berbasis proyek (N-Gain = 0,52) dengan siswa yang

mendapatkan model pembelajaran konvensional (N-Gain = 0,28).

2. Tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep pesawat

sederhana yang signifikan (p = 0,08) antara siswa yang mendapatkan

model pembelajaran berbasis proyek (N-Gain = 0,73) dengan siswa yang

mendapatkan model pembelajaran konvensional (N-Gain = 0,64).

3. Pada hasil penyebaran angket tanggapan siswa terhadap penerapan model

pembelajaran berbasis proyek, diketahui bahwa 86,67% siswa merasa

senang setelah mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek.

4. Tanggapan guru terhadap penerapan model pembelajaran proyek memiliki

tanggapan yang positif. Sebagai wujud dari keberlanjutan dari penerapan

model pembelajaran berbasis proyek pada konsep pesawat sederhana, guru

akan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada konsep

(33)

Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan:

1. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang

berpusat pada keaktifan siswa, sehingga model pembelajaran ini dapat

meningkatkan kemampuan kerja ilmiah, akan tetapi kemampuan kerja

ilmiah pada konsep pesawat sederhana masih dalam taraf sedang, untuk

lebih meningkatkannya lagi diperlukan ; (1). Siswa harus dibiasakan

belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek, (2). Siswa harus

dibiasakan mengerjakan soal kemampuan kerja ilmiah, (3). Proses

pembelajaran berbasis proyek harus dominan dimunculkan oleh guru, (4).

Dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mengembangkan indikator

kemampuan kerja ilmiah.

2. Untuk dapat meningkatkan penguasaan konsep pesawat sederhana dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Penulis menyarankan;

Pertama, proporsi waktu yang seimbang antara pelaksanaan proyek dan

penguatan konsep. Kedua, kurang maksimalnya pembahasan percobaan

yang dilakukan oleh guru. Ketiga, siswa dibiasakan untuk membaca buku

sebagai pijakan konsep saat melakukan proyek atau percobaan.

3. Dari hasil penyebaran angket, diketahui bahwa model pembelajaran

berbasis proyek dianggap menyenangkan oleh siswa, hal ini dapat

(34)

penelitian Wahyuni (2010), bahwa 60,35% motivasi belajar siswa

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sehingga penulis

menyarankan bila model pembelajaran berbasis proyek dapat dijadikan

salah satu alternatif pada proses pembelajaran, terutama pembelajaran

(35)

Daftar Pustaka

Akdon. (2008). Aplikasi statistika dan metode penelitian untuk administrasi dan

manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bereiter, C. & Scaedamalia, M. 1999. Process and product in PBL research. Toronto: University of Toronto.

BIE. (2002). Learning for the 21st century (2002) and framework for 21st century learning. www.bie.org. diunduh 15 januari 2010.

Carin, A. & Sund, B. (1997). Teaching science throught discovery. Columbus, Ohio: merill publishing Co.

Collins, A., J.S. Brown and S.E. Newman (1989). “Cognitive apprenticeship :

Teaching the crafts of reading, writing, and mathematics”, in L.B. Resnick (Ed.), Knowing, Learning, and Instruction : Essays in Honor of Robert Glaser, Hillsdale, NJ, Lawrence Erlbaum Associates, p. 453-494.

Dayakisni, T &Hudaniah.(2006). Psikologi social. Malang: UMM Press.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 SMA pedoman khusus pengembangan silabus

dan nilai mata pelajaran biologi. Jakarta: Depdiknas.

Dewey, J. 2004. Experience and Education filsafat pendidikan John Dewey. Bandung: Mizan.

Duran, M & Ozdemir, O. (2010). The effective of scientific process skill-based science teaching on student’s attitude toward science. US-China education

review. Vol 7.

Firgiawan, D. & Rahayu, E.S. (2009). Project based learning. Makalah. Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Firman, H. & Widodo, A. (2008). Panduan pembelajaran ilmu pengetahuan alam

SD/MI. Jakarta: Pusat perbukuan Depdiknas.

Flavell, J, H. (1977). Cognitive development. Englewood cliffs. New Jersey : prentice-hall.

(36)

Meningkatkan Penguasaan Konsep IPA Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar.Tesis.UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hung, D.W. & Wong, A. F. L. (2000). Activity theory as a framework for project

work in learning environment. Educational technology. 40 (2),

Iqbalissar, T, M. (2011).Penerapan model pembelajaran sains teknologi

masyarakat untuk meningkatkan penguasaan konsep energi dan kemampuan aplikasi sains siswa SD. Tesis. UPI Bandung: tidak terbit.

Juanengsih, N. (2006). Meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan kerja

ilmiah siswa di kelas X pada konsep bioteknologi dengan pembelajaran inkuiri. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Killpatrick, W. H. (1918). The project method. Teachers College Record,19, 319-335. (HTML])

Knoll, M (1997). The Project Method: Its Vocational Education Origin and

International Development, Journal of Industrial Teacher Education, 43 (3).

Lambros Ann (2004). Problem based Learning in Middle and High Classrooms. California: Corwin Press

Lang, H.R & Evans, D.N. (2006). Models, strategies, and methods for effective

teaching. USA: Person Education Inc.

Leksono, S.M. (2010). Project Based Learning. Makalah. UPI: tidak diterbitkan.

Lumsden, L. (1999). Student motivation. USA: University of Oregon.

Markham, T, et al. (2003), Project Based Learning Handbook, Buck Institute for Education, ISBN 0974034304

Neal.A.P & D’Avanzo.C.(1996). Student active science, models of innovationin college science teaching.Saunder college publishing.

Mergendoller, J, R. And Thomas. J. W. (2003). Managing Project Based

Learning: Principles from the Field (2003) , The Buck Institute for

Education, PDF

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak –Kanak. Jakarta:

Rineka Cipta.

(37)

Purnawan. (2008). “project based learning”, http://yudipurnawan.

wordpress.com/ category/ project-based learning/diakses 13 Januari 2012.

Ramsey. J. (1993). “Reform movement implication social responsibility”. Science education, 77 (2).

Rijadi. (2011). Penerapan metode proyek pada pembelajaran IPAtentang energi

gerak untuk meningkatakan hasil belajar siswa. Skripsi. UPI Bandung:

tidak diterbitkan

Ruseffendi, (2005). Dasar-dasar penelitian pendidikan dan bidang non-eksakta lainnya. Badung: Tarsito.

Rustaman. N.Y. (2007). Kemampuan dasar bekerja ilmiah dalam pendidikan

sains dan assesmentnya. UPI: tidak diterbitkan.

Rustaman. N.Y. (2010). “Pengembangan pembelajaran sains berbasis kemampuan dasar bekerja ilmiah”. Teori, paradigma, prinsip dan pendekatan

pembelajaran MIPA dalam konteks Indonesia. Bandung: FMIPA UPI.

Santrock, JW. (2008). Children. (10thed.). New York: Mc Graw-Hill.

Solihat, I. (2010). Dampak pelaksaanaan pembelajaran IPA berbasis inquiri

dalam meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Stiggin, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Sunny Press.

Susilawati. (2008). Pemahaman guru terhadap hakikat sains dan praktik

pembelajaran sains di sekolah dasar islam terpadu sekota madya pekanbaru. Tesis. Bandung: tidak diterbitkan.

Synteta, P.(2002). Project-Based e-Learning: The model and the mehod, the

practice and the portal. Unpublished PhD proposal (Accepted oct, 2002),

University of Geneva, Geneva, Switzerland.

Synteta, P. (2003). Project-Based e-Learning in higher education: The model and

the method, the practice and the portal. Studies in Communication, New

Media in Education. pp. 263-269.

The George Lucas Educational Foundation .(2005).Instructional Module Project

(38)

Thomas, J. W., Mergendoller, J.R., & Michaelson, A. (1999). Project-based

learning: A handbook for middle and high school teachers. Novato, CA:

The Buck Institute for Education.

Thomas, J. W. (2000). A review of research on project-based learning. PDF - PDF - HTML Summary.

Vygotsky, L. (1978). Mind in society: the development of higher psycologycal proccesses. Harvard Press.

Wahyuni, L,T. (2010). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi

belajar akutansi di SMA 3 Pasundan Bandung. Skripsi. UPI Bandung: tidak

Gambar

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian ........................................................................
Tabel 3.1. Desain Eksperimen Semu
Gambar 3.1 Bagan alur penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi penguasaan konsep
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

Pemanfaatan Sumber Daya Lokal dan Inovasi Teknologi dalam Mendukung Pengembangan Sapi Potong di Indonesia.. Pengembangan

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari keseluruhan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa program aplikasi Visual Basic 6 tidak hanya ditujukan bagi para programer handal yang membuat aplikasi yang rumit, tetapi

Belajar bahasa Inggris tentang buah dan sayuran membantu anak-anak agar bisa bahasa Inggris dan mengetahui tentang buah-buahan dan sayuran agar mereka lebih mengerti lagi dan

bahwa dafam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2ZI?MR.ASEOOT tentang Pemberian uang Makan bagi Pegawai Negeri sipit telah diatur jumlah hari kerja dan besaran uang makan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Industri Rumah Tangga Keripik Tempe Di Kabupaten Blora.. Universitas

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.