MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP –CAKAP
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap kelompok B TK. Pertiwi Tahun ajaran 2011 – 2012 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi PG-PAUD FIP UPI
Oleh : Yuliana NIM 0702659
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Kelompok B TK PERTIWI Tahun Ajaran 2011-2012)
Oleh Yuliana 0702659
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi PG-PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
© Yuliana
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Yuliana
0702659
Meningkatkan kemampuan Berbicara Anak Usia Dini melalui Metode Bercakap-cakap
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap kelompok B TK. Pertiwi
Tahun ajaran 201 – 2012 )
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing 1
Dr. Aan Listiana, MPd NIP. 19720803 200112 2 002
Pembimbing II
Yeni Rachmawati, MPd NIP. 19730308 200032 001
Mengetahui
Ketua Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap kelompok B TK LOSARI Cirebon Tahun Ajaran 2011-2012)
Yuliana 0702695
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berbicara anak kelompok B di TK. Pertiwi yang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan berkaitan dengan berbahasa di TK adalah masih terbatasnya perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak yang ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan anak dalam mengungkapkan ide/gagasan ketika menjawab pertanyaan guru tentang suatu hal atau kejadian tertentu. Kurangnya partsisipasi aktif anak dalam berinteraksi secara lisan dengan sekitarnya. Melalui berbicara, anak dapat berkomunikasi, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan sehingga anak mampu berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya stimulasi yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak, salah satunya melalui metode bercakap-cakap.
Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui: (1). Kondisi objektif pengembangan kegiatan bahasa, khususnya dalam kegiatan berbicara anak di TK
Pertiwi. (2). Pelaksanaan metode bercakap-cakap dalam
meningkatkankemampuanberbicara anak di TK Pertiwi. (3). Kemampuan berbicara anak di TK Pertiwi setelahdilakukankegiatan dengan menggunakan metode bercakap-cakap.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dimana subjek penelitiannya adalah anak-anak kelompok B TK. Pertiwi Tahun Ajaran 2011-2012 yang berjumlah 18 orang.
Deskripsi hasil penelitian sebelum dilakukan tindakan adalah kemampuan berbicara anak yang perlu ditingkatkan, dimana masih sedikit anak yang dapat menjawab pertanyaan guru saat dilakukan kegiatan bercakap-cakap maupun saat kegiatan pengembangan bahasa lainnya. Kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan yang sangat baik saat dilakukan metode bercakap-cakap terutama dengan menggunakan media sebagai objek pembicaraan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya anak yang dapat berpartisipasi aktif secara lisan saat proses pembelajaran berlangsung.
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
IMPROVING SPEAKING ABILITY OF CHILDREN THROUGH EARLY AGE METHOD CONVERSING.
(Research Action Group Against Class B TK Pertiwi Losari Cirebon school year 2011-2012).
Yuliana 0702659
This research is motivated by the ability to speak in kindergarten children in group B earth that still needs to be improved. Based on observations made with regard to language in kindergarten is still limited vocabulary which is owned by the child indicated by the lack of children's ability to express an idea / ideas when answering a teacher's question about a particular thing or event. The lack of active participation of children in their interaction with the surrounding orally. Through speaking, the child can communicate, convey thoughts, ideas and feelings so that children are able to interact with the surrounding social relations. Therefore, the need for stimulation that can improve children's ability to speak, one of them through the method of conversing.
The purpose of this study was to determine (1). Objective conditions of language development activities, especially in speaking activities children in kindergarten Pertiwi. (2). Implementation method of conversing daalam improve speaking skills in kindergarten children Pertiwi. (3). The ability to speak a child in kindergarten Pertiwi after the events by using the method of conversing. The research method used in this study was classroom action research study in which subjects were children B group Pertiwi kindergarten school year 2011-2012, which
amounts to 18 people.
Description of the research prior to the action is the ability to speak the child needs to be improved, which is still a little boy who can answer the teacher's question while chatting, activities and current development activities of other languages. The ability to speak a child has increased very well when done conversing methods, especially by using the media as an object perbicaraan. This is the show with the increasing number of children who can participate orally
active during the learning process takes place.
Yuliana, 2014
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Penejelas Istilah dalam Variabel Penelitian ... 9
F. Asumsi Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Konsep Perkembangan Bahasa Anak ... 12
B. Konsep Perkembangan Berbicara Anak ... 26
C. Konsep Tentang Metode Bercakap-Cakap... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Metode Penelitian... 38
B. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
C. Penjelas Istilah ... 41
D. Instrumen Penelitian... 41
E. Kisi-Kisi Instrumen ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 44
G. Prosedur Penelitian... 46
H. Analisis Data ... 49
I. Validitas Data ... 49
BAB IV PEMBAHASAN ... 51
A. Data Hasil Penelitian ... 51
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Rekomendasi ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerjasama
dengan orang lain di muka bumi ini. Komunikasi merupakan salah satu bentuk
interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Kegiatan berkomunikasi ini dapat kita
temukan oleh siapapun dan dimanapun tanpa memandang kedudukan ekonomi
ataupun tingkat intelegensi. Manusia memiliki akal sebagai pembeda dengan
makhluk lainnya di muka bumi ini. kita menggunakan akal untuk berpikir, dan
pikiran kita bekerja dengan bahasa. Sebagaimana diungkapkan Setiawati dalam
Mulyati, Yeti. (2009:2.3) bahwa “akal manusia dapat digunakan dengan bahasa,
tanpa bahasa manusia tidak dapat berpikir”. Bahasa digunakan juga sebagai alat
untuk berkomunikasi. Dhieni, Nurbiana (2007:1.12) mengungkapkan bahwa bahasa
merupakan modifikasi komunikasi yang meliputi sistem simbol khusus yang
difahami dan digunakan sekelompok individu untuk mengkomunikasikan berbagai
ide dan informasi.Komunikasi dilakukan baik secara verbal maupun non verbal.
Berbicara merupakan bentuk komunikasi verbal yang kemampuannya sudah dimiliki
sejak lahir. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pada dasarnya memiliki
kemampuan untuk berbahasa.
Kemampuan bahasa tidak sama dengan berbicara. Broemley dalam Dhieni,
Nurbiana (2007:1.19) menyatakan bahasa merupakan suatu sistem tata bahasa yang
relatif rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan berbicara merupakan
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelafalan bunyi, melainkan suatu alat untuk mengkomunikasikan ide, gagasan atau
mengungkapkan isi hati kepada orang lain. Berbicara merupakan suatu kemampuan
berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh kemampuan menyimak. Kegiatan
menyimak dan berbicara merupakan komunikasi dua arah yang dilakukan secara
langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh dari
kegiatan menyimak dan membaca.
Lembaga pendidikan anak usia dini (selanjutnya ditulis PAUD) merupakan
lembaga yang melayani pendidikan untuk anak usia nol sampai enam tahun. Dalam
PERMENDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini
lembaga TK, RA atau bentuk lain yang sederajat menetapkan penyelenggaraannya
untuk anak usia empat sampai sekitar enam tahun. Lembaga ini memiliki tugas untuk
memfasilitasi setiap kebutuhan berbagai aspek perkembangan anak secara optimal,
diantaranya adalah aspek bahasa. Kemampuan berbahasa yang telah dimiliki sejak
lahir ini akan berkualitas lebih apabila mendapatkan stimulus dari sekitarnya. Anak
harus memiliki kesempatan untuk mengekspresikan gagasannya di saat berinteraksi
dengan lingkungannya.
Pengembangan bahasa merupakan salah satu bidang yang harus dikuasai anak.
Pada masa ini usia Taman Kanak-Kanak memerlukan berbagai rangsangan yang
dapat meningkatkan perkembangan bahasa agar tercapai optimal. Pada anak usia
dini, kemampuan berbahasa yang paling ummdan efektif dilakukan adalah
kemampuan berbicara. Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pikiran, gagasan dan perasaan. (Tarigan dalam Fauziah 2011:3). Perkembangan
zaman yang semakin pesat menuntut kita untuk terus mengembangkan pengetahuan.
Berbicara merupakan salah satu cara seseorang mengungkapkan ide atau gagasan
dan mencurahkan isi hati/perasaan. Tarigan dalam Elyawati, Desi (2009:1)
menyatakan bahwa “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi dari kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan”. Berbicara merupakan proses bahasa, Dhieni,
Nurbiana (2007: 3.9) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun
yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Belajar
berbicara dapat dilakukan oleh seorang anak dengan melakukan percakapan dengan
orang dewasa. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan
meningkatkan pengetahuan.
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki peran penting dalam
mengembangkan keterampilan berbicara anak. Pengalaman belajar yang
mengesankan bagi anak tentu saja harus di dukung oleh keterampilan guru dalam
menggunakan metode dan media yang tepat karena merupakan bagian dari sumber
belajar. Hal ini dikuatkan oleh pendapan Moeslichatoen dalam Fauziah (2013:3)
bahwa guru mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan media
yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara, mendengar,
membaca dan menulis. Guru memberi kesempatan anak memperoleh pengalaman
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode bercakap-cakap merupakan salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan berbicara anak di lingkungan PAUD. Bercakap-cakap tidak sama
dengan tanya jawab, karena pada metode bercakap-cakap interaksi antara anak
dengan guru atau temannya terjadi tidak kaku, namun secara menyenangkan. Metode
bercakap-cakap merupakan suatu cara penyampaian bahan pengembangan bahasa
yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya-jawab antara anak
dengan anak atau guru yang dikomunikasikan secara lisan dan salah satu bentuk
mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau kemampuan
mewujudkan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu dialog yang terjadi dalam
suatu situasi. Dhieni, Nurbiana(2007:7.6).
Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak sejak dini menjadi salah satu alasan
semakin maraknya pendirian lembaga tersebut. Ironisnya kurangnya kontrol dari
lembaga yang menaungi (dinas pendidikan/instansi lain yang berwenang dalam
pengelolaan dan pengembangan pendidikan anak usia dini) menjadikan banyak
lembaga yang malah memberikan perlakuan kurang tepat bagi perkembangan anak.
Termasuk dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Tuntutan masyarakat
tentang PAUD menginginkan hasil yang instan untuk anak. Banyak orang tua yang
menginginkan anak mereka pandai menulis, membaca dan berhitung (CALISTUNG)
tanpa memperhatikan proses pembelajarannya. Akhirnya banyak guru yang
mengarahkan proses belajar sesuai dengan permintaan tersebut.
Fenomena yang penulis temukan di lapangan, masih banyak anak yang memiliki
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya sedikit anak yang berpartisipasi aktif di dalam kelas. Sebagian besar dari
mereka malah ribut dan saling mengganggu antara satu dengan yang lainnya. Saat
melakukan observasi di lapangan, penulis tidak menemukan variasi yang diberikan
oleh guru dalam mengajar, metode bermain yang menyenangkan maupun media
yang menarik perhatian anak. Setiap hari anak belajar layaknya di lembaga
pendidikan formal sekolah dasar (SD). Anak-anak disuguhkan buku-buku yang
berisikan tugas menulis dan berhitung tanpa ada gambar maupun proses komunikasi
antara guru dengan anak. Guru berbicara satu arah, seakan-akan anak sudah mengerti
apa yang dia minta. Guru tidak melakukan percakapan maupun cerita pagi dengan
anak. Hal ini dianggap penulis sebagai salah satu faktor yang membuat anak tidak
memiliki kesempatan atau kemampuan untuk berbicara.
Saat pagi hari, anak-anak mulai masuk kelas, setelah guru mengajak anak
berdo’a bersama, guru sedikit melakukan apersepsi dan kemudian meminta anak
-anak mengeluarkan alat tulis mereka. Kadang-kadang guru sudah menyiapkan materi
yang harus anak-anak pelajari dengan menuliskan di setiap buku mereka. Atau juga
menulis di atas papan tulis apa yang harus mereka kerjakan. Baru kemudian
membiarkan mereka mengerjakan tugas. Saat kegiatan berlangsung ada anak yang
memang fokus pada kerjaan mereka, adapula yang malah bermain-main dengan
temannya.
Tidak diberi kesempatanya anak untuk mengungkapkan ide/gagasan dengan
bahasa lisan akan membuat kemampuan berbahasa khususnya kemampuan berbicara
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan berbahasa lainnya seperti membaca dan menulis. Sebagaimana
diungkapkan oleh Broemley dalam (Dhieni, 2007:1.20) bahwa anak dapat
memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat kesempatan untuk
membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya dan memanipulasinya. Anak
belajar membaca dan menyimak jika mereka mendapat kesempatan untuk
mengekspresikan pemahaman mereka dengan membicarakannya maupun
menuliskannya untuk diri mereka sendiri maupun pada orang lain.
Bahasa dan belajar merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Belajar
terjadi apabila ada interaksi antara anak dengan guru, anak dengan anak, anak
dengan buku atau media lainnya atau anak dengan lingkungan sekitarnya. Berbicara
merupakan salah satu prasyarat anak dapat ikut berperan serta dengan
lingkungannya. Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam
kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok social.
Hurlock (1993:176).
Mengingat begitu pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa anak,
khususnya berbicara maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang
meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap-cakap.
Bahasa dan belajar merupakan kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Belajar
terjadi apabila ada interaksi antara anak dengan guru, anak dengan anak, anak
dengan buku atau media lainnya atau anak dengan lingkungan sekitarnya. Berbicara
merupakan salah satu prasyarat anak dapat ikut berperan serta dengan
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagiandari kelompok sosial.
Hurlock (1993:176).
Mengingat begitu pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa anak,
khususnya berbicara maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang
meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap-cakap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah secara umum dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana meningkatkan
Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Metode bercakap-cakap dengan
Kartu Pintar? .”
Adapun secara khusus rumusan masalah dituangkan dalam pertanyaan berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif kegiatan pengembangan bahasa, khususnya
kemampuan berbicara di TK Pertiwi?
2. Bagaimana pelaksanaan metode bercakap-cakap dalam meningkatkan
kemampuan berbicara anak TK Pertiwi?
3. Bagaimana kemampuan berbicara anak TK Pertiwi setelah dilakukan
kegiatan bercakap-cakap?
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
berbicara pada anak usia dini khususnya anak TKPertiwi melalui kegiatan
bercakap-cakap.
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui kondisi objektif pengembangan kegiatan bahasa, khususnya
dalam kegiatan berbicara anak di TK Pertiwi?
b. Mengetahui pelaksanaan metode bercakap-cakap dalam meningkatkan
kemampuan berbicara anak di TK Pertiwi
c. Mengetahui kemampuan berbicara anak di TK Pertiwi setelah dilakukan
kegiatan dengan menggunakan metode bercakap-cakap.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini melalui penggunaan
metode bercakap-cakap.
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Bagi Peneliti, memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi peneliti
dalam mengembangkan program PAUD, khususnya kemampuan
berbicara anak TK.
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan informasi bagi guru dalam mengembangkan kegiatan
dengan cara yang menyenangkan bagi anak, dalam hal ini kemampuan
berbicara.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru, orang tua ataupun
mahasiswa dalam mengembangkan pengkajian lebih lanjut dan
mendalam untuk peningkatan kemampuan berbicara anak usia dini.
c. Bagi Lembaga, sebagai informasi bahwa di tengah maraknya pendirian
lembaga PAUD dan pelaksanaan program PG PAUD masih banyak
ditemukan ketidak sesuaian fungsi lembaga dalam memfasilitasi
kebutuhan perkembangan peserta didik. Banyak permasalahan dan
kesullitan bagi guru dalam mempraktekan teori yang ada sehingga perlu
kerjasama yang lebih intens baik dengan lembaga perguruan tinggi atau
pihak lain yang berperan penting dalam perkembangan pelaksanaan
program PAUD.
E. Penjelas Istilah
Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka definisi operasional variabel
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku anak yang
menunjukkan kemampuannya dalam bertanya dan merespon/menjawab
pertanyaan secara sederhana, mengungkapkan bunyi atau kata-kata,
mengekspresikan diri menggunakan kata dan mengembangkan kalimat.
2. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap adalah kegiatan tanya-jawab atau percakapan antara
guru dengan anak dalam suasana yang menyenangkan dengan guru
merangsang kemampuan anak melalui pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan media yang telah dipersiapkan.
F. Asumsi Penelitian
Penelitian ini didasari oleh:
1. Desmita (2009:139) yang berpendapat bahwa proses perkembangan
bahasa anak mengalami perkembangan bahasa yang pesat seiring dengan
kemunculan simbolis dalam fase prakonseptual. Perkembangan bahasa
yang pesat ini dianggap sebagai hasil perkembangan simbolisasi. Dengan
demikian pada masa ini anak-anak telah mengalami sejumlah
nama-nama dan hubungan antara simbol-simbol. Ia juga dapat membedakan
berbagai benda di sekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Dhieni, Nurbiana (2007: 3.9) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa
anak usia 4-6 tahun yang paling umum dan efektif dilakukan adalah
kemampuan berbicara. Belajar berbicara dapat dilakukan oleh seorang
anak dengan melakukan percakapan dengan orang dewasa. Dengan
bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan meningkatkan
pengetahuan.
3. Broemley dalam (Dhieni, 2007:1.20) berpendapat bahwa anak dapat
memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat
kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya,
menggambarkannya dan memanipulasinya. Anak belajar membaca dan
menyimak jika mereka mendapat kesempatan untuk mengekspresikan
pemahaman mereka dengan membicarakannya maupun menuliskannya
untuk diri mereka sendiri maupun pada orang lain.
4. Berbicara merupakan salah satu prasyarat anak dapat ikut berperan serta
dengan lingkungannya. Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan
penting lainnya dalam kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi
bagian dari kelompok social. Hurlock (1998:176).
5. Zaman (2008:4.3) menyatakan bahwa salah satu prinsip pembelajaran di
TK adalah kekonkretan, artinya bahwa anak diharapkan dapat
mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian, pemebelajaran di
TK harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan media sebagai saluran penyampaian pesan dari guru kepada
anak didik agar pesan/informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak
dengan baik. Sehingga diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku
berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap dan
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
action research) karena ruang lingkup penelitiannya adalah kelas, yang berusaha
mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan hasil dan proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Sudikin
dalam Eliyawati (2009:14) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dia
hadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
Pendapat lain mengenai penelitian tindakan kelas dikemukakan Hardjodipuro
dalam Eliyawati (2009:41) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki
pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan
praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut, dan agar mau
untuk mengubahnya.
Menurut Ernalis, (2005:56), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara profesional. Mc Niff dalam Ernalis, (2005:56)
memandang penelitian dalam setting kelas sebagai bentuk penelitian reflektif,
partisipatif dan kolaboratif antara guru sebagai pelaku utama dengan peneliti luar
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengacu pada pendapat beberapa ahli yang telah diuraikan di atas, penelitian
tindakan kelas disimpulkan sebagai suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan
oleh guru dalam memecahkan persoalan yang terjadi di dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil dan proses pembelajaran serta hasil
pengembangannya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak antara lain guru,
sekolah dan pemegang kebijakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru
beserta peneliti bekerjasama melakukan praktek pembelajaran yang dilakukan di
kelas terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya di dalam kelas.
Aqib dalam Eliyawati (2009:42) menyebutkan tujuan penelitian tindakan
kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas
secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam menunaikan
misi kependidikannya.
Karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Aqib dalam Eliyawati
(2009:42) yaitu:
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik instruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan
yangmelakukan observasi terhadap berlangsungnya proses tindakan
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini, guru dan peneliti secara
bersama melakukan penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran
secara reflektif di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan, yang dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dari perencanaan, tindakan atau
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam rangka memperbaiki praktek-praktek
pembelajaran menjadi lebih berhasil guna dengan memecahkan masalah dan
untuk meningkatkan kinera guru.
B. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif antara guru sebagai pelaku
utama dan peneliti sebagai mitra kerjasama dalam proses perubahan dan
peningkatan suasana kelas terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara
anak usia dini, khususnya kelompok B di TK. Pertiwi yang berada di jl. Gatot
Subroto no. 1 Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Subjek pelaku
tindakan adalah guru kelompok B. Subjek penerima tindakan adalah anak TK.
Pertiwi kelompok B tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 18 orang, terdiri dari
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Penjelas istilah
Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka definisi operasional variable/
penjelas istilah diuraikan sebagai berikut:
1. Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku anak
yang menunjukkan kemampuannya dalam bertanya dan
merespon/menjawab pertanyaan secara sederhana, mengungkapkan bunyi
atau kata-kata, mengekspresikan diri menggunakan kata dan
mengembangkan kalimat.
2. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap adalah kegiatan tanya-jawab atau percakapan
antara guru dengan anak dalam suasana yang menyenangkan dengan
guru merangsang kemampuan anak melalui pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan media yang telah dipersiapkan.
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian diartikan sebagai nalat yang dapat menampung
sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan pengujian hipotesis (Arikunto dalam Fauziah,
2011: 45). Lebih jauh lagi Arikunto menjelaskan bahwa instrument penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi bentuk checklist dan
wawancara.
Observasi merupakan suatu kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan alat penglihatan, penciuman pendengaran dan
bila perlu melalui perabaan dan pengucapan (Arikunto dalam Fauziah, 2011:
45). Observasi dalam penelitian ini adalah bentuk instrument berupa panduan
observasi yang bersifat sistematis. Artinya pengamatan dilakukan dengan
menggunakan pedoman berdasarkan indicator-indikator yang terdapat pada
definisi operasional terhadap sejumlah sampel instrument pengamatan
(Arikunto dalam Fauziah, 2011: 45). Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui keterampilan berbicara anak usia dini dengan
metode bercakap-cakap.
E. Kisi-Kisi Instrumen
Arikunto dalam Fauziah 2011:46 mengungkapkan bahwa kisi-kisi instrument
merupakan sebuah table yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang
disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom.
Kisi-kisi penyusunan instrument menunjukkan kaitan antara variable yang diteliti
dengan sumber data dari mana data tersebut akan diambilm, metode yang
digunakan dan instrument yang disusun (Arikunto dalam Fauziah 2011:46).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:185) tentang
tugas utama dalam belajar berbicara, disebutkan bahwa dalam belajar
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kata, membangun kosa kata dan membentuk kalimat. Merujuk pada teori
tersebut, maka kisi-kisi instrument dalam penelitian ini berupa:
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN BERBICARA ANAK
No Indikator Deskripsi
1 Mengungkapkan bunyi atau
kata-kata
- Anak mampu menirukan kembali
3-4 urutan kata.
- Anak menirukan kembali minimal 3
kata yang didengarnya dari guru
- Anak mampu menyebutkan kata lain
dari suku kata awal yang sama.
2 Mengekspresikan diri
menggunakan kata dan
mengembangkan kalimat
- Anak mampu menyebutkan
gambar/benda yang dilihatnya
- Anak mampu menceritakan secara
urut pengalamannya/kegiatan yang
telah dilaluinya
- Menceritakan secara sederhana
gambar yang diperlihatkan
3 Merespon pertanyaan - Merespon pertanyaan dengan kata
tanya apa, dimana, mengapa,kapan
dan bagaimana.
4 Mengajukan pertanyaan
sederhana
Mengajukan pertanyaan secara
sederhana dengan kata tanya apa,
[image:27.595.107.519.225.650.2]Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti
menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Margono dalam Setiawan (2009:5) menyebutkan bahwa observasi adalah
sistem rencana untuk mengamati perilaku. Selain itu observasi juga diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Arikunto dalam Eliyawati 2009:44 menyatakan
“observasi yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera”.
Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
berbicara anak, respon anak terhadap apa yang dilakukan guru ketika
menggunakan metode bercakap-cakap dengan kartu pintar, sikap anak pada
saat kegiatan berlangsung, cara guru menggunakan kartu saat kegiatan
bercakap-cakap serta sikap guru terhadap anak.
Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non
partisipatif yang hanya mengamati da mencatat semua perilaku anak dan guru
dalam proses pembelajaran pengembangan bahasa yang menggunakan
metode bercakap-cakap dengan kartu pintar.
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti
dengan responden sebagai upaya memperoleh informasi yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Informasi-informasi yang dianggap
sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam praktik
pembelajaran. Menurut Denzin dalam Wiriaatmadja (2008:117) Wawancara
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal
yang dipandang perlu.
Arikunto dalam Eliyawati (2009:45) mengatakan wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
invormasi dari terwawancarawa.
Wawancara dilakukan peneliti kepada responden seperti kepala TK.
Pertiwi dan guru kelompok B untuk mengetahui kondisi guru, situasi sekolah,
latar belakang siswa, bagaimana keterampilan berbicara anak kelompok B,
program yang dilakukan untuk merangsang keteampilan berbicara anak,
kendala dan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan
berbicara anak.
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis
maupun elektronik. Menurut Guba dan Lincoln dalam Setiawan (2009:18)
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena adanya permintaan penyidik. Selain itu Setiawan (2009:18)
menyebutkan bahwa dokumen yang telah diperoleh kemudian diuraikan
(analisis), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu kaian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi dalam hal ini peneliti mengumpulkan berbagai
dokumen yang diperlukan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak
kelompok B TK. Pertiwi, khususnya keterampilan berbicara serta metode
yang dilakukan oleh guru selama ini.selanjutnya peneliti mengkaji dokumen
tersebut.
beberapa dokumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian, yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tindakan
kelas, yakni keterampilan berbicara anak kelompok B TK. Pertiwi adalah:
a. Program Semester
b. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana KegiatanHarian
RKH
c. Portopolio
d. Berbagai photo kegiatan anak di kelas saat praktek penelitian tindkan
kelas berlangsung.
G. Prosedur Penelitian
Tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan mengungkapkan
permasalahan penting yang perlu dipecahkan berkaitan dengan
pengembangan bahasa khususnya keterampilan berbicara anak kelompok B di
TK. Pertiwi selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang ditemukan dari
hasil studi pendahuluan pada kondisi awal (objektif) sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan hasl wawancara dengan guru kelompok B dirasakan adanya
permasalahan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak, khususnya
keterampilan berbicara anak yang masih rendah, selanjutnya adalah
bersama-sama mengidentifikasi masalah yang ada yaitu ketidakmampuan anak dalam
mengungkapkan ide, gagasan pada saat menceritakan pengalaman atau
keadian, ketidakmampuan anak melakukan perintah serta sulit menjawab
pertanyaan tentang keterangan secara sederhana.
Guru dan kepala TK menyambut baik alternatif pemecahan masalah yang
diajukan peneliti adalam penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan
peningkatan keterampilan berbicara anak kelompok B yaitu dengan
menggunakan metode bercakap-cakapdengan kartu pintar.
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan:
a. Membuat skenario pembelajaran dengan membuat perencanaan
tertulis untuk kegiatan pembelajaran yang berupa Rencana Kegiatan
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mempersiapkan fasilitas berupa kartu pintar untuk digunakan dalam
kegiatan bercakap-cakap yang akan dilakuakn oleh guru.
c. Mempersiapkan instrumen, merekam dan menganalisis data dari hasil
proses dan hasil pelaksanaan.
d. Membuat pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil
tindakan, lembar wawancara untuk kepala Tk dan guru
e. Melakukan simulasi cara penggunaan kartu pintar dalam kegiatan
bercakap-cakap untuk menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan
diri dalam pelaksanaannya.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan meliputi skenario tindakan yang telahdirencanakan,
dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini
juga disertai dengan kegiatan observasi. Pelaksanaan meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu
pintar dalam kegiatan bercakap-cakap
b. Peneliti melakukan observasi pada saat kegiatan berlangsung
4. Observasi
Elyawati 2009:48 menyebutkan bahwa observasi berfungsi untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan
untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung mulai dari siklus I, Siklus II, dan siklus berikutnya yang dapat
menghasilkan perubahan yang diinginkan serta yang terpenting adalah
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gejala-gejala yang direncanakan dan yang tidak direncanakan, yang bersifat
mendukung maupun menghambat efektivitas tindakan.
5. Refleksi
Data-data yang ditemukan dari kegiatan observasi digunakan sebagai
umpan balik bagi peneliti dan guru sebagai mitra dalam rangka memperbaiki
berbagai macam kendala selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Elyawati 2009:48 mengungkapkan bahwa refleksi merupakan kegiatan
mengkai semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Kegiatan refleksi
dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru untuk
mendiskusikan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan pada bagian refleksi
dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang
diumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan
tindakan yang dilaksanakan.
Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
digambarkan di bawah ini.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah dan
menggolongkan data. Trip dalam Elyawati 2009:49 mengatakan analisis data
merupakan proses mengurai sesuatu ke dalam bagian-bagian yaitu
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini pad dasarnyamenggunakan analisis data kualitatif. Data diperoleh
dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
I. Validitas Data
Validitas data merupakan salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh
jenis penelitian termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Proses validasi data
yang dilakuakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Member-Chek (Nasution dalam Ernalis 2005:73), mengecek kebenaran
data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan dengan data yang
lainnya.
2. Triangulasi (Ernalis 2005:73), untuk memeriksa kebenaran data dengan
menggunakan sumber lain (guru-guru lain- anak), serta dengan
membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data
yang diperoleh dari observasi sehingga diperoleh derajat keterpercayaan
yang tinggi
3. Expert Opinion (Nasution dalam Ernalis 2005:74), ialah proses
konfirmasi tentang data/infoormasi kepada ahli atau pakar dalam bidang
73
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Simpulan secara khusus adalah:
1. Kemampuan berbicara anak TK. Pertiwi kelompok B tahun ajaran 2011-2012
sebelum menggunakan metode bercakap-cakap belum berkembang dengan
baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan sedikitnya anak yang dapat
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan bahasa, khusunya berbicara
seperti dalam mengungkapkan ide/gagasan dengan kalimat sederhana.
2. Pengembangan kemampuan berbicara yang dilakukan di TK. Pertiwi,
kelompok B. Adalah melalui kegiatan bercakap-cakap yang dilakukan dalam
tiga siklus kegiatan. Setiap siklus menggunakan tema dan media yang
berbeda.
3. Terdapat peningkatan kemampuan berbicara abak kelompok B TK. Pertiwi
yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya anak yang dapat mengungkapkan
ide/gagasan dengan baik.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini dapat lebih bermanfaat, berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka penulis merekomendasikan
kepada beberapa pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada Guru
a. Bagi guru penggunaan metode bercakap-cakap ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif media yang digunakan dalam proses
74
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
berbicara anak, sebagaimana diketahui bahwa metode bercakap-cakap
merupakan salah satu metode yang menyenangkan yang memberikan
kesempatan pada anak untuk mengungkapkan ide/gagasan mereka.
b. Sebaiknya dalam penggunaan metode bercakap-cakap guru lebih
terampil dalam memberikan kesempatan pada anak untuk
mengungkapkan isi pikiran mereka, lebih terampil dalam pemilihan
media atau hal lain yang lebih menarik untuk diangkat sebagai topik
pembicaraan.
c. Guru sebaiknya lebih selektif dalam memilih media dan menggunakan
bahasa yang baik serta memberikan lebih banyak kesempatan kepada
anak untuk berbicara.
2. Kepada Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah sebaiknya memberikan banyak waktu kepada anak
untuk lebih banyak berinteraksi secara lisan dengan sekitarnya, tidak
banyak menjejali anak dengan program sekolah yang membuat
mereka lebih banyak berinteraksi dengan alat tulis.
b. Bagi pihak sekolah mulai mempertimbangkan penggunaan metode
bercakap-cakap yang lebih menyenangkan dalam proses
pengembangan bahasa anak di sekolah, dilihat dari manfaatnya, jika
guu dan sekolah dapat memfasilitasi dan merangsang anak dengan
baik, metode bercakap-cakap ini sangat menunjang bagi proses
pembelajaran anak khusunya dalam hal mengembangkan kemampuan
berbicara anak.
75
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
UniversitasPendidikanIndonesiarepository.upi.eduperpustakaan.up i.edu
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan,
maka peneliti selanjutnya diharapkan agar:
a. Melakukan penelitian mengenai kemampuan berbicara anak ditinjau
dari penggunaan metode serta media lainnya, karena masih banyak
metode, pendekatan maupun strategi yang dapat lebih meningkatkan
kemampuan berbicara anak.
b. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat penggunaan
metode bercakap-cakap terhadap kemampuan-kemampuan lain yang
menunjang.
76
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap
75
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita.(2009). PsikologiPerkembangan.Bandung: ROSDA
Dhieni, Nurbiana, dkk. (2007). MetodePengembanganBahasa PGTK2203.
Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Elyawati, Desi. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak
Melalui Teknik Membaca Nyaring Buku Cerita Bergambar. Skripsi
PGPAUD:UPI
Ernalis, dkk. (2005). LaporanPenelitian: PenggunaanMetode SAS dalamPembelajaranMembacadanMenulisPermulaan di SekolahDasar.
UPI:PGSD
Fauziah, Fiza. (2011). Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran VCD Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak. SKRIPSI UPI tidak diterbitkan
Fridana, Lara, dkk. (2009). Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini PAUD4503. Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Hurlock, Elizabeth. (1993). Perkembang Anak.Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak Edisi keenam. Erlangga
Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka
Mulyati, Yeti, dkk. (2009). Bahasa Indonesia MKDU4110.Jakarta: DEPDIKNAS-Universitas Terbuka
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak, Jilid I. Jakarta: Erlangga
Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI
Setiawan, Denny, dkk. (2009). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan
76
Yuliana, 2014
Meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini melalui metode bercakap –cakap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tarigan, Henry Guntur (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Undang, Gunawan. (2009). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. SAYAGATAMA
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk
meningkatkan Kineja Guru dan Dosen. Bandung: ROSDA
Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: ROSDA.