• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERATOGENIC EFFECT OF JAMU PELANCAR HAID TOWARDS FETAL DEVELOPMENT IN PREGNANT MICE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TERATOGENIC EFFECT OF JAMU PELANCAR HAID TOWARDS FETAL DEVELOPMENT IN PREGNANT MICE."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v

ABSTRACT

Jamu is the type of herbal medicine which is widely used in Indonesia and has been practised in the Indonesian community to maintain good health and treat diseases. There are many types of jamu used and one of the most commonly used is

Jamu Pelancar Haid which has a function to regulate abnormal menstrual cycle which has a warning sign stating that it is contraindicated for pregnant woman and may cause an abortion. Due to this statement woman are finding alternatives to get rid of an unwanted pregnancy and they use this particular type of jamu in the hopes that it may induce an abortion. The objective of this study is to find out the teratogenic effects of Jamu Pelancar Haid towards fetal development during pregnancy. The experimental animals used were 28 healthy pregnant female mice each aged between 910 weeks weighing about 2530 grams each. The mice were divided into 4 different groups of 7. Group 1 as control given aquadest, group 2 received 0.29 g/kgBW ofJamu Pelancar Haid, group 3 given1.43 g/kgBW of Jamu Pelancar Haid and group 4 given 2.86 g/kgBW of Jamu Pelancar Haid. Treatment was given from day 6 13 of pregnancy and on the 18th day pregnancy the mice is killed using neck dislocation method and dissected. Observations were done on number and percentage of live fetus, dead fetus, resorbed embryos, formation of external fetal abnormalities, weight and height of the litter. The result of experiment showed thatJamu Pelancar Haid decreased the percentage of live fetus, weight and height of litter, and increased percentage of embryos resorption and formation of external abnormalities. It can be concluded that Jamu Pelancar Haid used shows teratogenic effect towards fetal development in pregnant mice.

(2)

vi

ABSTRAK

Jamu banyak digunakan di Indonesia dan telah dipraktekkan di masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit. Ada banyak jenis jamu yang digunakan dan salah satu yang paling umum digunakan adalah Jamu Pelancar Haid yang memiliki fungsi untuk mengatur siklus haid yang tidak normal yang memiliki tanda peringatan yang menyatakan bahwa jamu ini tidak sesuai diminum oleh wanita hamil karena dapat menyebabkan aborsi. Karena pernyataan ini wanita menemukan alternatif untuk menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan dengan menggunakan jamu ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek teratogenik Jamu Pelancar Haid pada perkembangan janin. Hewan-hewan percobaan yang digunakan adalah 28 mencit betina hamil yang sehat dan setiap satu berusia antara 9 - 10 minggu dengan berat sekitar 25 - 30 gram. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok yang berbeda terdiri dari 7 ekor setiap kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol diberi aquades, kelompok 2 menerima 0,29 g / kgBB Jamu Pelancar Haid, kelompok 3 diberi 1.43 g / kgBB Jamu Pelancar Haid dan kelompok 4 diberikan 2,86 g / kgBB Jamu Pelancar Haid. Pengobatan diberikan dari hari ke 6 -13 kehamilan dan pada kehamilan hari ke-18 tikus dibunuh menggunakan metode dislokasi leher dan dibedah. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah fetus hidup, fetus mati dan embrio yang diresorpsi, pembentukan kelainan janin eksternal, berat dan tinggi badan mencit.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jamu Pelancar Haid mengakibatkan penurunan persentase fetus hidup, berat badan dan tinggi fetus serta peningkatan persentase embrio resorpsi dan peningkatan pembentukan kelainan eksternal fetus. Bisa disimpulkan bahwa Jamu Pelancar Haid yang digunakan mempunyai efek teratogenik pada mencit.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum dalam kajian ini ada empat komponen utama yang dikaji berkaitan dengan kinerja usaha kecil pertanian terhadap bantuan Program PUAP di Kabupaten

Pengeringan merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mengawetkan rempah-rempah namun seringkali metode pengeringan yang kurang tepat akan

Secara umum harga saham akan coba naik dan tembus normal lower band pada uptrend channel yang masih relatif valid dengan r-squared = 0.865 selama 32 minggu

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi dan tidak meneliti perusahaan di sektor lainnya yang memungkinkan

penelitian yang lebih banyak dari semua perusahaan yang terdaftar indonesia, selain itu juga data penelitian yang dapat digunakan dengan menggunakan periode yang

Pada penggunaan antibiotik kombinasi pada pasien anak tahun 2014 yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi ampisilin dengan kloramfenikol.. Terapi kombinasi

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa famili Zingiberaceae yang paling banyak digunakan yaitu terdapat 11 tumbuhan obat dalam pengobatan tradisional di Kecamatan

Pengolahan tumbuhan obat oleh Etnis Tionghoa di Kecamatan Pemangkat Cara pengolahan yang paling banyak digunakan yaitu dengan cara direbus dengan nilai sebesar 37%, dimasak dengan