• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Audit 570

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Audit 570"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Audit 570

Kelangsungan Usaha

Pendahuluan

Ruang Lingkup

Standar Audit ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan

keuangan yang berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.

Asumsi Kelangsungan Usaha

Berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis untuk masa depan yang dapat diprediksi. Laporan keuangan bertujuan umum disusun atas suatu basis kelangsungan usaha, kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi entitas atau menghentikan operasinya, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain melakukan tindakan tersebut di atas

Tanggung Jawab Penilaian atas Kemampuan Entitas untuk Mempertahankan

Kelangsungan Usahanya

Beberapa kerangka pelaporan keuangan mengandung suatu ketentuan eksplisit bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya. Kelangsungan usaha merupakan suatu prinsip yang fundamental dalam penyusunan laporan keuangan, jadi penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk menilai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan ketika kerangka pelaporan keuangan tidak mencakup suatu ketentuan eksplisit untuk melakukan hal tersebut.

Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melibatkan suatu pertimbangan. Faktor-faktor berikut ini adalah relevan dengan pertimbangan tersebut:

1. Tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan hasil suatu peristiwa atau kondisi meningkatkan secara signifikan. Untuk alasan tersebut, kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mencantumkan secara eksplisit adanya keharusan suatu penilaian oleh manajemen menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia.

2. Ukuran dan kompleksitas entitas, sifat dan kondisi bisnisnya, serta tingkat keterpengaruhannya oleh faktor eksternal.

(2)

3. Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas informasi yang tersedia ketika pertimbangan dilakukan. Peristiwa setelah tanggal pelaporan dapat

menghasilkan keluaran yang tidak konsisten.

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Potensial dari keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar untuk peristiwa atau kondisi di masa depan yang dapat menyebabkan suatu entitas untuk berhenti mempertahankan kelangsungan usahanya. Auditor tidak dapat memprediksi peristiwa atau kondisi di masa depan tersebut. Oleh karena itu, ketiadaan pengacuan pada ketidakpastian kelangsungan usaha dalam suatu laporan auditor tidak dapat dipandang sebagai suatu jaminan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Tujuan auditor adalah:

a) Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan; b) Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu

ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

c) Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.

Ketentuan

Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait

Dalam melakukan prosedur penilaian risiko jika terdapat peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Maka auditor harus menentukan apakah manajemen telah melakukan suatu penilaian awal atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, dan:

a) Jika penilaian tersebut telah dilakukan, maka auditor harus mendiskusikan penilaian tersebut dengan manajemen dan menentukan apakah manajemen telah

mengidentifikasi peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual maupun secara kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dan, jika demikian, rencana manajemen untuk menghadapinya; atau auditor harus mempertimbangkan.

b) Jika penilaian tersebut belum dilakukan, maka auditor harus mendiskusikan dengan manajemen basis penggunaan asumsi kelangsungan usaha yang dimaksudkan, dan

(3)

meminta keterangan kepada manajemen apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang, baik secara individual atau secara kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen

Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor harus mencakup periode yang sama seperti yang digunakan oleh manajemen untuk membuat penilaiannya seperti yang disyaratkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau oleh peraturan perundang-undangan jika periode yang dicakup merupakan suatu periode yang lebih lama. Jika penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya mencakup suatu periode yang kurang dari dua belas bulan dari tanggal laporan keuangan, maka auditor harus meminta manajemen untuk

memperluas periode penilaiannya menjadi sekurang-kurangnya dua belas bulan dari tanggal tersebut. Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor harus mempertimbangkan apakah penilaian manajemen mencakup seluruh informasi relevan yang diketahui oleh auditor berdasarkan hasil audit yang dilakukannya.

Periode Setelah Penilaian Manajemen

Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang pengetahuan manajemen atas peristiwa atau kondisi setelah periode penilaian manajemen yang dapat menyebabkan

keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi

Ketika peristiwa atau kondisi telah diidentifikasi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menentukan apakah terdapat suatu ketidakpastian material melalui pelaksanaan prosedur audit tambahan, termasuk

pertimbangan atas faktor-faktor yang memitigasi. Prosedur tersebut harus mencakup a) Jika manajemen belum melakukan suatu penilaian atas kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya, maka auditor meminta manajemen untuk melakukan penilaian tersebut.

b) Mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan di masa depan yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha entitas, apakah hasil rencana tersebut kemungkinan memperbaiki situasi, dan apakah rencana manajemen layak dilaksanakan sesuai dengan kondisinya.

c) Jika entitas telah membuat suatu prakiraan arus kas, dan analisis atas prakiraan tersebut merupakan suatu faktor yang signifikan dalam mempertimbangkan hasil masa depan dari peristiwa atau kondisi dalam mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan di masa depan, maka auditor :

 Mengevaluasi keandalan data yang melandasi  Menentukan apakah terdapat dukungan yang cukup

(4)

d) Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan telah tersedia sejak tanggal dilakukannya penilaian tersebut oleh manajemen. penyusunan prakiraan tersebut; dan untuk asumsi yang melandasi prakiraan tersebut.

e) Meminta representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang

bertanggung jawab atas tata kelola, tentang rencana mereka untuk tindakan di masa depan dan kelayakan rencana tersebut.

Kesimpulan Audit dan Pelaporan

Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa baik secara individual maupun kolektif, dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu ketidakpastian material terjadi ketika signifikansi dampak potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikian rupa yang, menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan implikasi

ketidakpastian tersebut diperlukan untuk:

a) Dalam hal kerangka penyajian laporan keuangan wajar: penyajian yang wajar atas laporan keuangan, atau

b) Dalam hal kerangka kepatuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan.

Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu

Ketidakpastian Material

Jika auditor menyimpulkan bahwa penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai dengan kondisinya,tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan keuangan:

(a) Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan rencana manajemen.

(b) Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini tanpa modifikasian dan mencantumkan suatu paragraf Penekanan

(a) Menekankan keberadaan suatu ketidakpastian material yang berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan

(b) Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan hal-hal yang dirujuk dalam paragraf 18.5

Jika pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar,

(5)

sesuai dengan kondisinya, dalam laporan auditor terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Keengganan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya

Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk melakukan hal itu oleh auditor maka auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor.

Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas,7 auditor harus mengomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, peristiwa atau kondisi yang mungkin menimbulkan keraguan signifikan. Komunikasi seperti itu dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola harus meliputi hal-hal berikut:

(a) Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidakpastian material;

(b) Apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan; dan

(c) Kecukupan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

Penundaan Signifikan dalam Persetujuan atas Laporan Keuangan

Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan ataslaporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus menanyakan alasan penundaan tersebut. Jika auditor meyakini bahwa penundaan tersebutmungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan, serta mempertimbangkan pengaruhnyaterhadap kesimpulan auditor tentang keberadaan suatu ketidakpastian material.

Materi Penerapan dan Penjelasan Lain

Asumsi Kelangsungan Usaha

Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik

Penggunaan asumsi asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen juga relevan bagi entitas sektor publik. Peristiwa atau kondisi dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dalam sektor publik dapat mencakup situasi yang di dalamnya entitas sektor publik mengalami kekurangan pendanaan untuk melanjutkan eksistensinya atau ketika keputusan kebijakan dibuat yang memengaruhi layanan yang disediakan oleh entitas sektor publik tersebut.

(6)

Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait\

Peristiwa atau Kondisi yang dapat Menyebabkan Keraguan tentang Asumsi Kelangsungan Usaha

Di bawah ini disajikan contoh-contoh peristiwa atau kondisiyang, baik secara individual maupun secara kolektif :

Keuangan:

o Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih.

o Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya tanpa prospek yang realistis atas pembaruan atau pelunasan; atau pengandalan yang berlebihan pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai aset jangka panjang.

o Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor.

o Arus kas operasi yang negatif, yang diindikasikan oleh laporan keuangan historis atau prospektif.

o Rasio keuangan utama yang buruk.

o Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai aset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas.

o Dividen yang sudah lama terutang atau yang tidak berkelanjutan. o Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo. o Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman.

o Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi transaksi tunai ketika pengiriman.

o Ketidakmampuan untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan produk baru yang esensial atau investasi esensial lainnya.

Operasi:

o Intensi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan operasinya. o Hilangnya manajemen kunci tanpa pengggantian.

o Hilangnya suatu pasar utama, pelanggan utama, wara laba, lisensi, atau pemasok utama.

o Kesulitan tenaga kerja.

o Kekurangan penyediaan barang/bahan. o Munculnya kompetitor yang sangat berhasil. Lain-lain:

o Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan statutori lainnya. o Perkara hukum yang dihadapi entitas yang jika berhasil dapat mengakibatkan

tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat dipenuhi oleh entitas. o Perubahan dalam peraturan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang

diperkirakan akan memberikan dampak buruk bagi entitas.

o Kerusakan aset yang diakibatkan oleh bencana alam yang tidak diasuransikan atau kurang diasuransikan.

(7)

Pengevaluasian atas Penilaian Manajemen

Penilaian dan Analisis Pendukung Manajemen, serta Pengevaluasian Auditor

Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya merupakan suatu bagian utama dari pertimbangan auditor atas penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen. Bukan merupakan tanggung jawab auditor untuk mengoreksi kekurangan analisis yang dilakukan oleh manajemen. Kelangsungan usaha oleh manajemen sudah tepat sesuai dengan kondisinya.

Periode Penilaian Manajemen

Kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan suatu penilaian manajemen yang eksplisit menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia.

Pertimbangan Spesifik Bagi Entitas yang Lebih Kecil

Manajemen entitas yang lebih kecil belum tentu telah menyiapkan suatu penilaian detail atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, tetapi sebagai penggantinya, kemungkinan manajemen mengandalkan pengetahuannya yang mendalam tentang bisnis dan prospek di masa depan yang diantisipasi. Namun, berdasarkan ketentuan SA ini, auditor perlu untuk mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Bagi entitas yang lebih kecil, kemungkinan tepat bagi auditor untuk mendiskusikan pendanaan jangka menengah dan jangka panjang entitas dengan manajemen, selama argumen manajemen dapat dikoroborasi oleh bukti yang dapat didokumentasi secara memadai dan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas

Periode Setelah Penilaian Manajemen

Auditor tetap waspada terhadap kemungkinan adanya peristiwa yang diketahui, baik yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal, atau kondisi yang akan terjadi setelah periode penilaian yang digunakan oleh manajemen. Jika peristiwa atau kondisi teridentifikasi, maka auditor kemungkinan perlu untuk meminta manajemen untuk mengevaluasi signifikansi potensial dari peristiwa atau kondisi tersebut sehubungan dengan penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan

Prosedur Audit Tambahan Ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi

Prosedur audit yang relevan dengan ketentuan dalam paragraf dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:

(8)

 Menganalisis dan membahas arus kas, laba, dan prakiraan relevan lainnya dengan manajemen.

 Menganalisis dan membahas laporan keuangan interim terakhir entitas yang tersedia.  Membaca persyaratan perjanjian pinjaman dan menentukan apakah terdapat

pelanggaran persyaratan tersebut.

 Membaca risalah rapat pemegang saham, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan komite-komite yang relevan untuk mengetahui adanya kesulitan pendanaan.

 Menanyakan penasihat hukum entitas tentang keberadaan litigasi dan klaim, serta kewajaran penilaian oleh manajemen tentang hasil dan estimasi dampak keuangan dari litigasi dan klaim tersebut.

 Mengonfirmasi keberadaan, legalitas, dan kemampuan penegakan dari pengaturan untuk menyediakan atau memelihara dukungan keuangan dari pihak berelasi dan pihak ke tiga, serta menilai kemampuan keuangan dari pihak-pihak tersebut dalam menyediakan dan tambahan.

 Mengevaluasi rencana entitas untuk menghadapi pesanan pelanggan yang tidak dapat dipenuhi.

 Melakukan prosedur audit atas peristiwa yang terjadi setelah tanggal pelaporan untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang memitigasi atau memengaruhi

Pengevaluasian atas Rencana Manajemen untuk Tindakan di Masa Depan

Pengevaluasian atas rencana manajemen untuk tindakan dimasa depan dapat mencakup pengajuan pertanyaan kepada manajemen tentang rencana manajemen untuk tindakandi masa depan, termasuk, sebagai contoh, rencana untukmelikuidasi aset,

meminjam dana atau merestrukturisasi utang, mengurangi atau menunda pembelanjaan, atau meningkatkan permodalan.

Periode atas Penilaian Manajemen

Auditor dapat membandingkan:

Informasi keuangan prospektif untuk periode lalu terkinidengan hasil historis; dan  Informasi keuangan prospektif untuk periode kini dengan hasil yang telah dicapai

sampai dengan tanggal dilakukannya prosedur ini.

Kesimpulan Audit dan Pelaporan

Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material

(9)

Kecukupan Pengungkapan Ketidakpastian Material

Penentuan kecukupan pengungkapan laporan keuangan dapat melibatkan penentuan apakah informasi tersebut secara eksplisit membawa perhatian pembaca pada kemungkinan bahwa entitas tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal.

Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha yang tidak Tepat

Jika laporan keuangan telah disusun dengan menggunakan basis kelangsungan usaha tetapi, menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen tidak tepat, maka ketentuan bagi auditor untuk menyatakan suatu opini tidak wajar, tanpa memperhatikan apakah laporan keuangan mencantumkan atau tidak mencantumkan pengungkapan tentang ketidaktepatan pengggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen. Auditor dapat melaksanakan audit atas laporan keuangan tersebut selama auditor menentukan bahwa basis alternatif tersebut merupakan suatu kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterima dalam kondisi tersebut. Auditor juga dapat

menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan tersebut selama terdapat pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan tersebut, tetapi dapat

mempertimbangkan sebagai suatu hal yang tepat atau perlu untuk mencantumkan suatu paragraf penekanan dalam laporan auditor untuk membawaperhatian pengguna laporan keuangan pada basis alternatif tersebut dan alasan penggunaannya.

Keengganan Manajemen untuk Membuat atau Memperluas Penilaiannya

Dalam kondisi tertentu, auditor dapat meyakini bahwa perlu meminta manajemen untuk membuat atau memperluas penilaiannya. Jika manajemen tidak bersedia untuk melakukan hal tersebut, maka auditor dapat menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat dalam laporan auditor, karena tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang

penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan, seperti bukti audit tentang adanya rencana yang telah disiapkan oleh manajemen atau adanya faktor-faktor mitigasi lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Metode nilai pasar atau produktivitas banyak digunakan untuk menilai pengaruh suatu pembangunan, misalnya pembangunan bendungan, jalan tol, PLTA dan sistem

Perspektif masyarakat kota Banda Aceh terhadap sistem endorsement yang dilakukan perusahaan wardah kosmetik sangat baik dan sudah sesuai dengan syariah, endorser

Dalam kata lain juga dapat disimpulkan bahwa semakin negatif respon individu terhadap hilangnya hubungan keluarga dan sosial akan semakin rendah persepsi kemampuannya dalam

Menurut Hartono, tindak kejahatan di Internet merupakan perbuatan yang mempunyai pengetahuan dibidang internet yang mana kejahatan melalui internet merupakan

Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.05/2013 tanggal 12 September 2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (Lembaran Negara

Gambar 2.8 Arsitektur virtual server secara umum Pada gambar dapat dilihat bahwa real server yang merupakan server yang sebenarnya pada virtual server cluster

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan ditemukan 50 bentuk register petani padi dan 3 faktor penyebab terjadinya register petani padi di desa Banyubiru,

Negeri serta Rasio Murid dan Guru Terhadap Sekolah Dirinci Menurut Kecamatan .... Banyaknya Sekolah, Murid, Lulusan, Putus Sekolah, dan