• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Aplikasi Android untuk Mengidentifikasi Kualitas Beras dengan Citra Digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Aplikasi Android untuk Mengidentifikasi Kualitas Beras dengan Citra Digital"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

336

Pengembangan Aplikasi Android untuk Mengidentifikasi

Kualitas Beras dengan Citra Digital

Arif Budiman Harahap1, Ristu Saptono2, Esti Suryani3

1,2,3

Jurusan Informatika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret

Email: 1abud21@student.uns.ac.id, 2ristu.saptono@staff.uns.ac.id, 3suryapalapa@yahoo.com

Abstrak

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, beras yang beredar di pasaran harus memiliki standar dan kualitas yang baik. Namun, harga beras yang semakin melonjak menyebabkan banyak beras dengan kualitas yang kurang baik beredar di pasaran, sehingga dibutuhkan standar kualitas beras yang dapat digunakan langsung oleh konsumen beras. Standar pengujian kualitas beras dapat dilakukan secara laboratorium dan secara visual. Pengujian secara visual adalah salah satu cara yang digunakan oleh pihak Bulog untuk menguji kualitas beras, dan dapat diterapkan secara langsung menggunakan citra beras melalui kamera smartphone konsumen beras. Proses pengujian diukur dari nilai putih, bersih, dan utuh dari citra beras yang telah dipisah dengan background. Nilai putih dan nilai bersih beras diperoleh dengan menganalisis nilai HSV pada citra beras, sedangkan nilai utuh diperoleh dengan menganalisis luas objek beras. Kemudian nilai putih, bersih dan utuh citra beras tersebut diklasifikasi ke dalam 3 kelas yaitu baik, kurang, dan buruk dengan menggunakan pohon keputusan C4.5. Hasilnya, identifikasi kualitas beras dengan citra digital dapat diaplikasikan di smartphone android dengan menggunakan metode waterfall dan telah dilakukan uji coba dengan menggunakan black box testing. Kata Kunci: Android, Beras, Decision tree, Pengolahan citra, Waterfall

Abstract

Rice is the staple food for most people in Indonesia. Therefore, rice on the market must have a standard and good quality. However, rice prices increase causing a lot of rice with poor quality on the market, so it needs rice quality standards that can be used directly by consumers of rice. Standard testing the quality of rice can be carried out laboratory and visually. Standard testing visual quality of rice is one of the ways used by Bulog to test the quality of rice, and can be applied directly using the image of rice through the smartphone's camera consumers of rice. The testing process can be measured from white, clean, and roundness values from image of rice that has been split with background. White and clean values of rice obtained by analyzing the value of HSV on the image of rice, while roundness obtained by analyzing the wide region of rice. Then the values of white, clean and roundness image of rice are classified into three classes i.e, good, fair and poor using C4.5 decision tree. The results, quality of rice identification with digital image can be applied in android smartphone by using the method waterfall, and has been tested by using black box testing.

Keyword: Android, Rice, Decision Tree, Image Processing, Waterfall

1. PENDAHULUAN

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional pada tahun 2009-2013 meskipun terjadi grafik penurunan konsumsi beras sebesar 1,62% per tahunnya, namun konsumsi beras rata-rata per tahun per kapita pada tahun 2013 mencapai 85,514 kg [1]. Besarnya beras yang dikonsumsi per tahun juga diikuti dengan harga beras yang cenderung meningkat sehingga banyak beras yang diperjualbelikan di masyarakat memiliki kualitas yang buruk. Selain itu, banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui cara membedakan beras berkualitas baik atau buruk, dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah membuat para pedagang beras semakin bebas menjual beras dengan kualitas yang tidak meyakinkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah standar mutu kualitas beras berskala nasional.

Terdapat beberapa cara dalam menguji kualitas beras yang dapat dibagi menjadi secara laboratorium dan secara visual. Secara laboratorium, kualitas beras dapat diuji berdasarkan kadar air dan tingkat transparansi beras. Sedangkan secara visual, kualitas beras dapat diuji dari keutuhan, kebersihan, dan putihnya beras [2]. Namun untuk menguji kualitas beras secara visual dibutuhkan pengalaman dan alat yang mumpuni sehingga tidak semua konsumen beras dapat menguji beras secara visual. Maka dari itu dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu konsumen beras dalam mengetahui kualitas beras. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan identifikasi kualitas beras dengan citra digital [3]. namun belum dapat digunakan secara langsung oleh konsumen beras karena mengharuskan pengguna untuk menyimpan citra digital yang dihasilkan oleh kamera berbasis mobile ke sistem yang berbasis desktop.

(2)

337

Padahal saat ini sebagian besar konsumen beras telah memiliki smartphone berbasis android dengan kamera yang cukup mumpuni, maka untuk memudahkan konsumen beras dibutuhkan aplikasi pengujian kualitas beras secara visual berbasis android. Penelitian lainnya tentang segmentasi citra beras juga telah dilakukan oleh Ajay, et al [4]. Penelitian dilakukan untuk mengklasifikasi beras yang utuh dengan beras yang patah menggunakan metode morfologi citra. Hasilnya menunjukkan bahwa morfologi citra cukup efisien untuk mengklasifikasi beras utuh dan beras patah. Penelitian mengenai android telah dilakukan oleh Sharma & Jha [5]. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi teks dengan metode Optical

Character Recognition (OCR) berbasis android. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengenalan

karakter atau teks dapat dilakukan menggunakan android dengan menggunakan kamera sebagai scanner

atau input.

2. METODE

Metode penelitian mengenai pengembangan aplikasi android untuk mengidentifikasi kualitas beras dengan citra digital menggunakan metode waterfall. Dalam System Development Life Cycle alur proses metode waterfall dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan penelitian metode waterfall

1) Analisis

Dalam proses analisis ini dilakukan identifikasi business case, selanjutnya menentukan requirement

(kebutuhan sistem) yang akan digunakan dalam proses pembuatan aplikasi. Selain itu, juga dilakukan studi terhadap hal yang berhubungan dengan kebutuhan sistem.

2) Desain Sistem

Setelah mengetahui kebutuhan dan fitur yang akan dibuat dari proses analisis, maka selanjutnya pada desain sistem dilakukan perancangan sistem. Perancangan ini meliputi desain UI (User Interface), alur program dan rancangan sistem. Rancangan sistem nantinya akan dibuat berdasarkan diagram UML.

3) Implementasi

Merupakan tahap menterjemahkan model atau desain yang telah ditetapkan pada proses analisis dan desain sistem ke dalam bahasa yang dimengerti komputer.

4) Pengujian

Setelah penyelesaian proses implementasi, selanjutnya dilakukan testing. Tahapan ini ialah tahapan di mana developer harus menguji kelayakan aplikasi. Pengujian pada penelitian ini menggunakan black

box testing, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah semua fungsional sistem berjalan sesuai yang

direncanakan atau tidak.

5) Deployment

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Aplikasi yang sudah selesai kemudian dilakukan pemasangan atau dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.

(3)

338

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis

Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada pembangunan sistem informasi adalah hasil dari pembangunan sistem informasi gagal memenuhi kebutuhan pengguna dari sistem informasi tersebut. Untuk itu perlu adanya definisi kebutuhan sistem yang terdiri dari identifikasi kebutuhan pengguna dan identifikasi kebutuhan sistem [6].

a. Identifikasi Kebutuhan Pengguna:

Skenario kebutuhan pengguna yang hanya terdiri dari satu macam pengguna yaitu user antara lain: 1) User dapat mengambil citra beras.

2) User dapat menggunakan sistem untuk mengidentifikasi kualitas beras yang telah diklasifikasi ke dalam 3 kelas yaitu baik, kurang dan buruk menggunakan pohon keputusan C4.5 berdasarkan citra beras yang diambil.

3) User dapat melihat hasil klasifikasi citra beras.

b. Identifkasi Kebutuhan Sistem:

1) Sistem dapat mengidentifikasi kualitas beras sesuai dengan citra beras yang diperoleh user, kemudian mengkalsifikasikan beras tersebut ke dalam 3 kelas yaitu baik, kurang dan buruk menggunakan pohon keputusan C4.5.

2) Sistem dapat menampilkan hasil klasifikasi citra beras.

3.2 DesainSistem

Secara keseluruhan, arsitektur pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Desain sistem Keterangan:

a. Pengambilan citra

Citra beras yang telah diambil oleh user kemudian diubah menjadi citra HSV untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada saat pengolahan citra.

b. Pemisahan citra

Citra yang telah diubah menjadi citra HSV kemudian dipisahkan antara beras sebagai objek dengan

background, termasuk penghilangan noise yang terdapat pada citra beras. Pemisahan antara beras

dengan background dilakukan dengan menggunakan algoritma grabcut [7]. c. Hasil pemisahan citra

Hasilnya adalah berupa objek beras tanpa background yang kemudian setiap objek dianalisa nilai putih, bersih dan nilai utuhnya.

d. Analisa citra

Hasil dari analisa citra beras yang telah diambil ditunjukkan berdasarkan parameter citra pada Tabel 1. Pengambilan citra Pemisahan citra Hasil pemisahan citra Analisa citra Klasifikasi

(4)

339

Tabel 1. Penentuan parameter citra beras

Nilai putih Hue ≥ 36°

Saturation ≤ 20%

Batas prosentase 97 %

Nilai bersih Hue 72° ≤ H ≤ 288°

Saturation ≤ 40%

Value ≥ 60%

Nilai utuh Utuh Object Region ≥ 75% Tidak utuh Object Region < 75%

Nilai putih dan nilai bersih diperoleh berdasarkan nilai HSV setiap objek beras. Penentuan parameter ini berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan pada penelitian identifikasi beras dengan citra digital [3].

Nilai utuh dihitung berdasarkan nilai luas setiap objek beras. Penentuan parameter nilai utuh berdasarkan penelitian quality evaluation of rice grains using morphological methods [4].

e. Klasifikasi

Setelah diperoleh nilai putih, bersih, dan utuh, beras kemudian diklasifikasi ke dalam 3 kelas yaitu baik, kurang dan buruk. Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan rules yang didapatkan dari pohon keputusan C4.5 berdasarkan penelitian identifikasi beras dengan citra digital [3]. Rules

klasifikasi pohon keputusan C4.5 ada pada Tabel 2.

Tabel 2.Rules klasifikasi pohon keputusan C4.5

Bersih Putih Utuh Kelas

Bersih Putih Utuh Baik

Bersih Putih Tidak utuh Baik

Bersih Tidak putih Utuh Baik

Bersih Tidak putih Tidak utuh Kurang

Tidak bersih Putih Utuh Kurang

Tidak bersih Putih Tidak utuh Kurang

Tidak bersih Tidak putih Utuh Buruk

Tidak bersih Tidak putih Tidak utuh Buruk 3.3 Implementasi

a. Pengambilan citra

Citra beras diambil dengan menggunakan kamera smartphoneandroid pengguna, kemudian diubah menjadi citra HSV. Hasilnya tampak seperti Gambar 3.

Gambar 3. Citra beras b. Pemisahan citra

Citra beras yang telah diubah menjadi citra HSV, kemudian dipisahkan antara beras sebagai

foreground dan telapak tangan sebagai background. Pemisahan dilakukan dengan menerapkan

algoritma grabcut, setelah dipisah kemudian ditentukan threshold untuk menghilangkan noise. c. Hasil pemisahan citra

Pada Gambar 4 ini merupakan hasil dari pemisahan antara citra beras dengan background,sehingga objek dapat di analisa nilai putih bersih dan nilai utuhnya.

(5)

340

Gambar 4. Hasil pemisahan antara beras dengan background

d. Analisa citra

Hasil citra yang telah dilakukan pemisahan antara beras dengan background kemudian dianalisa sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Hasil analisa dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Analisa citra Keterangan:

a) Beras dengan garis hijau menunjukkan beras yang memenuhi syarat beras utuh, putih dan bersih. b) Beras dengan garis merah menunjukkan beras yang tidak memenuhi syarat beras utuh, namun

memenuhi syarat putih dan bersih. e. Klasifikasi

Pada Tabel 3 di klarifikasikan hasil nilai putih, bersih dan utuh yang diperoleh dari citra beras kemudian diklasifikasi dengan menggunakan rules yang didapatkan dari pohon keputusan C4.5.

Tabel 3. Klasifikasi citra beras

Data Gambar Nilai Putih Nilai Bersih Nilai Utuh Kelas

Bersih (100%) Putih (100%) Utuh

(82%) Baik

3.4 Pengujian

Pengujian yang dilakukan pada pengembangan aplikasi ini menggunakan metode Black Box Testing. Hasilnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

(6)

341

Tabel 4. Hasil pengujian black box

Functional Skenario Input Harapan Hasil Kesimpulan

User dapat mengambil gambar beras User mengambil gambar beras - Sistem dapat mengambil gambar Sistem mengambil gambar Berhasil User dapat menggunakan sistem untuk mengidentifikasi kualitas beras Sistem melakukan pengolahan citra dan mengklasifikasi hasil citra Citra beras Sistem dapat mengolah citra dan mengklasifi kasi hasil citra Sistem melakukan pengolahan citra dan menampilkan hasil klasifikasi Berhasil User dapat melihat hasil klasifikasi citra beras

User melihat hasil klasifikasi citra beras - Sistem dapat menampilk an hasil klasifikasi citra beras Sistem menampilkan hasil klasifikasi citra beras Berhasil 4. SIMPULAN

Identifikasi kualitas beras berbasis dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengembangan aplikasi

waterfall. Pengambilan citra dilakukan dengan menggunakan kamera smartphoneandroid dan kemudian

diklasifikasi dengan menggunakan rules yang didapatkan dari pohon keputusan C4.5.

5. REFERENSI

[1] Kementrian Pertanian RI. 2013. Konsumsi Rata-rata per Kapita Setahun Beberapa Bahan Makanan

di Indonesia, 2009-2013. http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabe-15b-konsumsi-rata.pdf, diakses

20 April 2016.

[2] Standar Nasional Indonesia. 2015. Standar Mutu Beras. (SNI 6128-2015), Jakarta.

[3] Nurcahyani, A. A. & Saptono, R. 2015. Identifikasi Kualitas Beras dengan Citra Digital. Scientific

Journal of Informatics.Vol.2(1): 63-72.

[4] Ajay, G., Suneel, M., Kumar, K. K. & Prasad, P. S. 2013. Quality Evaluation of Rice Using Morphological Method. International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE),

Vol.2(6): 35-37.

[5] Sharma, A. & Jha, S. K. 2015. Identification of Alphanumeric Pattern using Android. International

Journal on Recent and Innovation Trends in Computing andCommunication (IJRITCC), Vol.3(4):

2466-2470.

[6] Ian Sommerville. 2007. Software Engineering, 8thed. Addison-Wesley, United Kingdom.

[7] Rother, C., Kolmogorov, V., and Blake, A. 2004. Grabcut: Interactive Foreground Extraction using Iterated Graph Cuts. SIGGRAPH. Vol. 23(3):309-314.

Gambar

Gambar 1. Tahapan penelitian metode waterfall
Gambar 2. Desain sistem
Tabel 2. Rules klasifikasi pohon keputusan C4.5
Gambar 4. Hasil pemisahan antara beras dengan background  d.  Analisa citra
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mataair dapat diidentifikasi dari beberapa pendekatan menggunakan parameter fisik lahan, yaitu kemiringan lereng, bentuklahan, pola aliran, penggunaan lahan, pola kelurusan,

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua yaitu kegunaan yang dirasakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berbelanja kembali pada situs jual

Langkah-langkah keselamatan ini telah dibahagikan kepada tiga perkara utama yang dijadikan sebagai objektif iaitu, pengetahuan bakal guru sains mengenai peraturan am di dalam

The conclusion of the research that maher zain is the singer muslim and the genre RNB and the researcher finding the figures of speech used in freedom and open your eyes song are

CRBSI merupakan diagnosis klinis ditegakkan (1) kuman yang didapatkan dari kultur darah sama dengan kuman yang tumbuh dari kultur ujung kateter, (2) secara kuantitatif kultur

Semakin besar kesuburan tanah maka semakin besar pertumbuhan vegetasi sehingga diduga akan semakin besar karbon yang akan tersimpan pada tegakan maupun tumbuhan bawah

meneladani akhlak mulia Rasul Ulul Azmi. Peserta didik dengan bantuan guru diajak untuk membuat kesimpulan berkaitan dengan materi hikmah meneladani akhlak mulia

Mempelajari program rumah sakit, kebijakan Direktur, rencana kerja Wakil Direktur Pelayanan Medis, peraturan dan perundang–undangan serta pedoman yang berlaku sebagai bekal