• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Guru Ipa Kelas Vii Smp Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo Dalam Menggunakan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Guru Ipa Kelas Vii Smp Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo Dalam Menggunakan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2016/2017"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKOHARJO

DALAM MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

KHUSNUL CHOTIMAH A420130091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKOHARJO

DALAM MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 TAHUN AJARAN 2016/2017

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Khusnul Chotimah A420130091

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh

Dosen Pembimbing

Dra. Hariyatmi, M.Si. NIP. 196212161988032001

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKOHARJO

DALAM MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 TAHUN AJARAN 2016/2017

OLEH

KHUSNUL CHOTIMAH A420130091

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 11 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji

1. Dra. Hariyatmi, M.Si. (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Triastuti Rahayu, M.Si. (...) (Anggota Dewan Penguji I)

3. Drs. Djumadi, M.Kes. (...) (Anggota Dewan Penguji II)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. NIP. 196504281993031001

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 11 Juli 2017 Penulis

KHUSNUL CHOTIMAH

(5)

1

GAMBARAN KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKOHARJO

DALAM MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 TAHUN AJARAN 2016/2017

ABSTRAK

Guru menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik.

Pedagogical Content Knowledge (PCK) dibutuhkan agar guru dapat mengajar dengan baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan PCK guru IPA Kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo dalam menggunakan kurikulum 2013 melalui identifikasi RPP tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian deskriptif dengan teknik dokumentasi RPP. Populasi meliputi seluruh guru IPA kelas VII Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo yang menggunakan kurikulum 2013. Sampel meliputi satu guru pada setiap sekolah dengan teknik random sampling sehingga total guru 13 orang. Jumlah RPP yang diidentifikasi sebanyak 4 RPP untuk setiap gurunya dengan total RPP 52 buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 sub aspek PCK yang diidentifikasi, terdapat 10 sub aspek yang sudah baik dan 4 sub aspek yang cukup baik. Kemampuan tertinggi adalah menyesuaikan strategi dengan jenjang peserta didik (84,77%) dan terendah adalah kesesuaian materi dengan kurikulum (41,54%). Kemampuan PCK guru IPA Kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo dalam menyusun RPP kurikulum 2013 tahun ajaran 2016/2017 dapat disimpulkan termasuk baik (66,02%).

Kata kunci: PCK, guru IPA, RPP

ABSTRACT

Teachers hold in determining process and learning outcomes of learnes. Pedagogical Content Knowledge (PCK) is needed for teachers to carry out the study. The purpose of the study is to find out the PCK capability of science teachers at seventh grade junior high school in Sukoharjo in applying curriculum 2013 academic year 2016/2017. The research is descriptive with documentation lesson plan. The population was all science teachers at seventh grade junior high school in Sukoharjo with curriculum 2013. Samples were taken by random sampling which one teacher in each school with totaling 13 teachers. There were 52 lesson plan that identified by taking 4 lesson plan from each teacher. The results showed that PCK capability from 14 sub aspects identified, there were 10 sub aspects was good and 4 sub aspects that still low. The highest capability was used strategies suitable grade of learners (84,77%) and the lowest was arranging content suitable curriculum (41,54%). The PCK capability of the science teachers at seventh grade junior high school in Sukoharjo in arranging lesson plan with curriculum 2013 academic year 2016/2017can be concluded is good (66,02%).

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Tugas utama guru adalah mendidik dan mengajar. Guru sebagai tenaga pengajar profesional harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogi, profesional, kepribadian, dan sosial (Permendiknas No 16 Tahun 2007). Selain menguasai materi ajar (konten), guru juga harus menguasai cara pengajaran dengan mengetahui strategi pembelajaran yang tepat sehingga memudahkan pemahaman peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang disebut sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK) (Purwianingsih, 2010).

Shulman (1986) menyatakan bahwa PCK adalah perpaduan antara kompetensi profesional atau Content Knowledge (CK) dan kompetensi pedagogi atau Pedagogical Knowledge (PK). PK meliputi pengetahuan tentang proses, metode, tujuan pendidikan, dan nilai-nilai sedangkan CK adalah pengetahuan tentang konten meliputi konsep, teori, kerangka kerja konseptual serta kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan tersebut (Shulman dalam Arends, 2008). Pengetahuan konsep yang mendalam disertai keterampilan menggunakan strategi mengajar yang baik akan menghasilkan kemampuan yang disebut PCK (Loughran, 2006).

Kemampuan PCK guru dibutuhkan dalam pembelajaran tidak terkecuali bagi guru IPA. Dalam melaksanakan kurikulum 2013, guru IPA dituntut untuk menguasai konsep IPA dan kompetensi pedagogi. Pelaksanakan pembelajaran mengarah pada ranah afektif spiritual dan sosial, kognitif, dan psikomotorik serta berbasis keterpaduan atau integrative sains (Susilowati, 2015). Sesuai Permendiknas No 16 Tahun 2007, guru IPA perlu menguasai hubungan antar cabang IPA, penerapan hukum IPA dalam kehidupan dan teknologi, serta pelaksanaan eksperimen IPA untuk pembelajaran dan penelitian.

Kemampuan PCK guru IPA dapat diketahui dari proses pembelajaran maupun dari perencanaan atau RPP yang telah disusun. RPP adalah perencanaan tertulis mengenai tujuan pembelajaran, keluasan dan kedalaman materi, strategi sesuai materi dan karakteristik peserta didik, serta evaluasi

(7)

3

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik (Nur, 2010). Dalam RPP memuat aspek PCK karena di dalamnya berisi aspek CK dan PK serta perpaduan antara keduanya. Aspek CK dapat terlihat dalam RPP yaitu sejauh mana pengusaan guru terhadap materi, pemilihan bahan ajar, keluasan dan kedalam materi (Lodang, 2013). Aspek PCK dalam RPP terlihat dari bagaimana guru memilih strategi, media, dan evaluasi yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan kebutuhan peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih baik (Indriyani, 2013 dan Rahmadhani, 2016).

Kemampuan PCK berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Sesuai penelitian Hill (2008) bahwa kemampuan PCK guru berkorelasi positif dengan efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Juang (2008), pengembangan PCK juga mulai ditingkatkan bagi guru sekolah di Taiwan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang diajar berdasarkan kurikulum yang berlaku untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pengalaman mengajar dan latar belakang pendidikan guru dapat menentukan bagaimana kemampuan PCK guru (Purwianingsih, 2010). Penelitian Rahmadhani (2016) menyatakan bahwa PCK guru Biologi SMA di Kota Cimahi masih rendah karena dalam RPP tidak ditemukan beberapa aspek PCK. Berbeda dengan penelitian Susilowati (2015) bahwa PCK guru IPA di SMPN 8 Yogyakarta dengan kurikulum 2013 sudah baik. Perencanaan pembelajaran dalam RPP sudah baik, penggunaan alokasi waktu pembelajaran sudah efisien, dan pembelajaran berbasis saintifik.

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kemampuan PCK guru IPA kelas VII SMP Negeri Se-Sukoharjo dalam menggunakan kurikulum 2013 tahun ajaran 2016/2017. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai PCK dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja guru IPA.

(8)

4

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017 di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo yang telah menggunakan kurikulum 2013 dengan jumlah sekolah yang diteliti 13 sekolah. Jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi RPP. Populasi meliputi semua guru IPA kelas VII yang telah menggunakan kurikulum 2013. Jumlah sampel sebanyak 13 guru yang berasal dari 13 sekolah dengan teknik random sampling. Jumlah RPP yang diidentifikasi sebanyak 4 RPP untuk setiap gurunya sehingga total RPP yang diidentifikasi adalah 52 RPP. Data RPP yang telah diperoleh kemudian diidentifikasi, ditabulasikan, dan dideskripsikan kemudian menentukan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data kemampuan PCK guru diperoleh dari hasil identifikasi aspek kesesuaian aspek CK dan PK yang terbagi menjadi 14 sub aspek (Tabel 1). Sesuai hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan PCK guru IPA kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo dalam menggunakan kurikulum 2013 tahun ajaran 2016/2017 adalah 66,02% (baik).

Tabel 1. Kemampuan PCK Guru IPA Kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo dalam Menggunakan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2016/2017

No Sub Aspek (%) Keterangan

1 Kesesuaian strategi pembelajaran dengan materi 78,54 B

2 Kesesuaian media pembelajaran dengan materi 61,15 B

3 Kesesuaian evaluasi pembelajaran dengan materi 58,46 C

4 Kesesuaian strategi dengan jenjang peserta didik 84,77 SB

5 Kesesuaian media dengan jenjang peserta didik 65,15 B

6 Kesesuaian evaluasi dengan jenjang peserta didik 62,62 B

7 Kesesuaian pengembangan materi dengan kondisi sekolah 64,23 B

8 Kesesuaian strategi dengan kondisi sekolah 74,69 B

9 Kesesuaian media dengan kondisi sekolah 82,23 B

10 Kesesuaian materi dengan kurikulum 41,54 C

11 Kesesuaian strategi dengan kurikulum 73,23 B

12 Kesesuaian evaluasi dengan kurikulum 50 C

13 Penerapan evaluasi dalam pembelajaran 71,77 B

14 Kaidah penyusunan rencana pembelajaran 55,85 C

Rata-rata 66,02 B

Kriteria Penilaian (Widoyoko, 2013)

>80% : Sangat Baik (SB) 20% < p ≤ 40% : Kurang Baik (KB)

60% < p ≤ 80% : Baik (B) ≤ 20% : Sangat Kurang (SK)

(9)

5

Berdasarkan 14 sub aspek yang diidentifikasi, terdapat 10 sub aspek yang sudah baik dan 4 sub aspek yang cukup baik. Pengetahuan PCK tertinggi yaitu kemampuan menyesuaikan strategi dengan jenjang peserta didik (84,77%) karena model, pendekatan, dan metode yang dipilih sesuai dengan jenjang peserta didik SMP. Guru menggunakan model pembelajaran aktif yang melatih peserta didik memecahkan masalah, menemukan konsep secara mandiri, dan melatih mewujudkan ide-idenya. Penggunaan pendekatan saintifik serta metode diskusi ekperimen membuat pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik juga telah sesuai dengan kurikulum 2013. Sejalan dengan Nurbaedah (2013) bahwa peserta didik SMP mengalami perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik yang pesat, maka pembelajaran dengan strategi yang tepat dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya.

Lama mengajar guru berpengaruh terhadap pemilihan strategi pembelajaran (Anwar, 2014). Berdasarkan penelitian, semua sampel guru termasuk guru berpengalaman (senior) dengan pengalaman mengajar >10 tahun. Berdasarkan pengalamannya tersebut, guru memiliki pengetahuan bagaimana memilih strategi yang sesuai materi yaitu 78,54% (baik) sehingga sesuai dengan indikator dan tujuan yang telah ditetapkan. Latar belakang guru yang berasal dari LPTK juga memberikan dampak positif karena guru sudah mempunyai pengetahuan bagaimana menerapkan pedagogi untuk mengajarkan materi spesifik sesuai karakteristik materi dan kebutuhan peserta didik.

Guru dalam memilih strategi sudah sesuai dengan yang diharapkan kurikulum 2013 yaitu strategi pembelajaran aktif yaitu 73,23% (baik). Adanya panduan Buku Guru juga memberikan pedoman dalam melaksanakan strategi sesuai alokasi waktu. Meskipun begitu, pemilihan strategi juga harus lebih memperhatikan karakteristik peserta didik pada masing-masing sekolah. Tiga belas SMP negeri yang diteliti tersebar dari daerah perkotaan hingga pedesaan dengan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik yang bervariasi. Berdasarkan hasil wawancara bahwa peserta didik di lingkungan sekolah

(10)

6

pedesaan sulit untuk diajak aktif sehingga perhatian dan bimbingan yang lebih dari guru dibutuhkan peserta didik.

Selain kemampuan menggunakan strategi, kemampuan guru dalam memilih media sesuai materi 61,15% (baik) dan pemilihan media sesuai jenjang peserta didik 65,15% (baik) karena media yang digunakan sudah sesuai dengan materi dan jenjang peserta didik SMP, namun dalam membuat media yang kreatif dan inovatif secara mandiri masih terbatas. Guru lebih banyak memanfaatkan media konvensional yang sudah ada sebelumnya, sedangkan penggunaan media teknologi masih minim. Perlu dilakukan pengembangan media oleh guru yang lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik, sejalan dengan Yudasmara (2015) bahwa pengembangan media yang menarik melalui media interaktif audio visual dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Keikutsertaan guru dalam seminar dan pelatihan pengembangan media pembelajaran bisa dilakukan agar dapat meningkatkan wawasan guru tentang media.

Konteks mengajar dapat mempengaruhi kemampuan PCK guru (Purwianingsih, 2010), salah satunya kondisi sekolah beserta sarana dan prasarananya. Secara umum kemampuan guru dalam menyesuaikan pengembangan materi sesuai kondisi sekolah 64,23% (baik), pemilihan strategi sesuai kondisi sekolah 74,69% (baik), pemilihan media sesuai kondisi sekolah 82,23% (sangat baik). Pemilihan Buku Siswa sebagai sumber belajar sudah tersedia di sekolah. Pengembangan LKS dan pelaksanaan praktikum harus lebih disesuaikan kondisi sekolah mengingat fasilitas laboratorium yang berbeda-beda pada setiap sekolah. Guru bisa melakukan perubahan strategi secara fleksibel jika sarana prasarana di sekolah tidak ada (Rahmadhani, 2016). Pembagian kelompok peserta didik dalam diskusi lebih diperhatikan sesuai jumlah peserta didik agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar yang sama. Penggunaan media teknologi yang masih kurang karena menyesuaikan kondisi fasilitas sekolah yang belum memadai.

Kemampuan guru dalam menyusun materi dan evaluasi masih kurang. Kesesuian materi dengan kurikulum 41,54% (cukup) karena guru belum

(11)

7

sepenuhnya menguasai materi. Penyusun materi masih kurang tersebut menyebabkan belum terpenuhinya kompetensi dasar. Guru belum terbiasa mengajar IPA secara terpadu. Sebelumnya dalam kurikulum KTSP, materi Fisika dan Biologi diajarkan secara terpisah. Latar belakang pendidikan guru juga tidak berasal dari pendidikan IPA melainkan dari pendidikan Biologi atau pendidikan Fisika juga berpengaruh terhadap penguasaan materi. Pembelajaran IPA seharusnya bersifat keterpaduan dan berorientasi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Susilowati, 2015).

Guru sudah melakukan evaluasi dalam pembelajaran yaitu 71,77% (baik) seperti adanya klarifikasi, refleksi, dan pemberian pertanyaan terkait materi, namun penyusunan penilaiannya masih kurang. Penilaian tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik belum sepenuhnya dilakukan, terlihat pada tabel 1 bahwa kemampuan guru menyesuaikan evaluasi dengan kurikulum 50% (cukup) dan kurang sejalan dengan kurikulum 2013 bahwa penilaian harus autentik. Hambatan yang dialami guru dalam penilaian tiga ranah adalah keterbatasan waktu. Banyaknya instrumen penilaian yang harus dibuat juga menambah kesulitan guru dalam melaksanakan penilaian.

Kemampuan guru menyesuaikan evaluasi dengan jenjang peserta didik 62,62% (baik) karena soal yang disusun sesuai dengan jenjang peserta didik yaitu berkisar berkisar antara ranah kognitif Bloom C1-C4. Sesuai penelitian Nopitalia (2010) bahwa soal tes bagi peserta didik SMP/MTs didominasi pada ranah C1-C4. Meskipun sudah sesuai jenjang, namun dalam penyusunannya masih belum sesuai materi yaitu 58,46% (cukup). Soal untuk penilaian kognitif maupun instrumen penilaian afektif dan psikomotorik belum memenuhi/ menyesuaikan indikator materi maupun KD. Guru sebaiknya melakukan penilaian disesuaikan dengan materi untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dan memanfaatkannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Perlu dilakukan pelatihan bagi guru secara berkesinambungan mengenai penilaian.

Pengetahuan guru mengenai kaidah penyusunan RPP adalah 55,85% (cukup) karena guru belum mampu menyusun RPP secara sistematis dan

(12)

8

belum mengaitkan antar komponen RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat aspek CK, PK, dan PCK. Pengetahuan PCK sangat diperlukan dalam penyusunan RPP agar penyusunan materi sesuai KD dan menggunakan strategi yang tepat yang disesuaikan dengan materi, kondisi masing-masing sekolah, dan karakteristik peserta didik.

4. PENUTUP

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan PCK guru IPA Kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo dalam menggunakan kurikulum 2013 adalah baik (66,19%).

PERSANTUNAN

Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua, Ibu Hariyatmi selaku dosen pembimbing, Bapak dan Ibu dosen FKIP Biologi UMS, Bapak dan Ibu guru IPA kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo, dan semua pihak yang telah membantu penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. (2008). Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hill, H. C. (2008). Unpacking PCK: Conceptualizing and Measuring Teacher’s Topic-Specific Konwledge of Students. Journal for Research in Mathematics Education, 39 (4).

Indriyani, F. (2013). Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Senakin. Artikel Penelitian. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

(13)

9

Juang, Y. R., Liu, T. C., & Chan, T. W. (2008). Computer-Supported Teacher Development of PCK through Developing School-Based Curriculum.

Educational Technology & Society, 11 (2), 149-170.

Loughran, J. M., Mulhall, P., & Berry A. (2006). Exploring PCK in Science Teacher Education”. International Journal of Science Education, 30, 1301-1320.

Nopitalia. (2010). Analisis Soal Tes Buatan Guru Biologi MTs Negeri Se-Jakarta Selatan Berdasarkan Aspek Kognitif Taksonomi Bloom. Skripsi. Jakarta: UIN.

Nur, S. (2010), Studi Tentang Faktor Penghambat yang dihadapi Guru Biologi Dalam Menyusun RPP KTSP di SMP Se Kecamatan Bastem Kabupaten Luwu. Skripsi, Makasar: FMIPA UNM.

Nurbaedah, N. S. (2013). Internalisasi Nilai-nilai Berfikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Sains. Tesis. Bandung: UPI.

Purwianingsih, W., Rustaman, N. Y., & Redjeki, S. (2013). Pengetahuan Konten Pedagogi (PCK) dan Urgensinya dalam Pendidikan Guru. Jurnal Pengajaran MIPA, 15 (2), 87-94.

Rahmadhani, Y., Rahmat, A., & Purwianingsih, W. (2016). Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota Cimahi. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains. Vol 6, 17–24

Republik Indonesia. (2007). Salinan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Kemendiknas.

(14)

10

Shulman, L. S. (1986). Those Who Understand: Knowledge Growth in Teaching.Educational Research, 15 (2), 4-14.

Susilowati. (2015). Analisis PCK Guru IPA SMP Kelas VIII dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 3 (1).

Widoyoko. S. E. P. (2013). Evaluasi Progam Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel  1.  Kemampuan  PCK  Guru  IPA  Kelas  VII  SMP  Negeri  Se-Kabupaten  Sukoharjo  dalam Menggunakan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2016/2017

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jadi dari sini dapatlah kita ketahui bahwa guru Pendidikan Agama Islam terutama mata pelajaran Al Qur’an Hadits selalu berusaha untuk menerapkan pembelajaran aktif meskipun

gulma dan pada tanah perakaran gulma yang menunjukkan gejala abnor-mal. Pengujian virulensi pada daun gulma M.vaginalis me-nyebakan gejala nekrosis dengan

Juga diamatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Petunjuk Peraturan Pelaksanaan Undang- undang Nomor 28 tahun 2002, bahwa

Data (38a) merupakan kalimat berita karena isi dari kalimat tersebut memberitakan sesuatu tentang kekuasaan Allah kepada manusia melalui firman Allah dalam surat

KEMAMPUAN PREDIKTIF LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

[r]

Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh antara motivasi kerja dengan organizational citizenship behavior (OCB).Hal ini mendukung penelitian