• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUD1 EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN PERANAN WANITA DAERAH TRANSMIGRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUD1 EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN PERANAN WANITA DAERAH TRANSMIGRASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUD1 EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) PROGRAM PENINGKATAN

PERANAN WANITA DAERAH TRANSMIGRASI

(Kasus Unit Pemukiman Transmigrasi Rqntau Kumpai II, Kecamatan Pengmdonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Propinsi Sumatera selatan)

Andi Akmal Pasluddin A. 30.1162

JURUSAN EMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000

(2)

Andi Akmal Pasluddin. Studi Evaluasi Pelaksanaan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Proyek Peningkatan Peranan Wanita Daerah Transmigrasi (Kasus UPT Rantau Kumpai

II,

Kecamatan Pengandonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Propinsi Sumatera Selatan) ( dibawah bimbingan

Siti Sugiah Mugniesyah ).

Tujuan penulisan Skripsi adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Rantau Kumpai 11, 2) Mengetahui profil peserta Kelompok Usaha Bersama (KUB) di lingkungan UPT Rantau Kumpai 11, 3) Mempelajari penyelenggaraan pelatihan KUB dan pengaruhnya dalam membah perilaku peserta dan 4) Mempelajari hasil (ozitput), pengamh (effect) dan dampak (impnct) pembentukan KUB dalam upaya meningkatkan keberdayaan wanita transmigran.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metodologi survey yang dilaksanakan di lokasi UPT Rantau Kumpai 11, Kecamatan Pengandonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, pada tanggal 25 Nopember-13 Desember 1997. Penelitian ini mempakan bagian dari proyek penelitian Pusat Studi Wanita (PSW) IPB dengan Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode survey dan observasi digunakan untuk memperoleh data primer. Data sekunder mencakup semua data yang berkenaan dengan administrasi, organisasi

(3)

serta perlengkapan KUB laimya, baik yang ada di tingkat kelompok maupun di tingkat UPT Rantau Kumpai 11.

Unit Pemukiman Transmigrasi (UF'T) Rantau Kumpai I1 termasuk pola transmigrasi umum pola pangan lahan kering. Ini dapat dimaklumi karena kondisi daerahnya termasuk kering, sehingga hal ini mempengaruhi pola pertanian warga transmigran. Sistem usaha tani mereka dengan tumpang sari, baik di lahan pekarangan maupun di lahan usaha. Tanaman yang ditanam di lahan usaha adalah padi gogo dan jagung. Sedangkan di lahan pekarangan tanaman lebih beragam seperti sayuran (kacang panjang, terung dan katuk) dan buah-buahan (mangga dan jeruk).

Jumlah penduduk UPT Rantau Kumpai I1 sebanyak 1175 jiwa dengan 250 Kepala Keluarga (KK). Ada 2 suku yang dominan yaitu Suku Ogan sebanyak 200

KK dan Suku Bali sebanyak 50 KK. Dilihat dari struktur umur terdapat 16 persen penduduk usia produktif dan hanya 0,85 persen yang merupakan penduduk usia non produktif

Dalam hal profil anggota peserta KUB, 50 persen merupakan keluarga kecil yang mempunyai 2-4 orang anak, keluarga muda atau keluarga inti. Tingkat pendidikan hanya 10 persen lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan sisanya 90 persen lulusan Sekolah Dasar yang disebabkan oleh keterbatasan dana dan lokasi sekolah lanjutan yang jauh ditambah pula dengan sarana transportasi yang tidak memadai.

Departemen Transmigrasi dan PPH bekejasama dengan Kantor Menteri Negara Peranan Wanita melaksanakan Program Peningkatan Peranan Wanita (PzW)

(4)

berupa Program Pelatihan dan pembentukan KUB. Program tersebut dilaksanakan di Unit Pemukiman Transmigrasi

(UPT)

tahap pengembangan (T+3) dan syarat lain adalah kemudahan transportasi. UPT Rantau Kumpai I1 diambil sebagai UPT sasaran program pelatihan dan pembentukan KUB karena memenuhi syarat yang ditetapkan. Di UPT Rantau Kumpai program pelatihan dan pembentukan KUB telah berjalan

selama 2 tahap. Tahap I pada tahun 1995 dan pada Tahap I1 tahun 1996.

Tahap I bertempat di Balai Pertemuan Transmigrasi UPT Rantau Kumpai I1 dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang dan peserta adalah semua warga UPT Rantau Kumpai 11. Materi pelatihan yang diberikan meliputi materi budidaya temak ayam buras, pengolahan hasil pertanian dan pengetahuan di bidang pembukuan sederhana. Jenis stimulan (bantuan) yang diberikan ditentukan dari atas, sehingga peserta pelatihan tidak bisa memilih jenis usaha lain. Tahap I1 juga dilaksanakan di Balai Pertemuan UPT Rantau Kumpai I1 dengan jumlah peserta 30 orang yang terdiri dari 18 peserta dari UPT Rantau Kumpai I1 dan 12 orang peserta dari Satuan Pemukiman (SP) 6 dan SP 7. Atas dasar "pemerataan" menurut Kandep Transmigrasi dan PPH Kab. OKU. Dari segi materi yang diberikan tidak jauh berbeda, hanya perbedaan stimulan (bantuan) berupa itik dan ikan.

Menurut pendapat peserta pelatihan KUB, pelaksanaan pelatihan telah berjalan di UPT Rantau Kumpai 11, namun metode pelatihan dinilai terlalu banyak menggunakan metode cerarnah.(75 persen) dan hanya 25 persen yang menggunakan metode praktek atau demonstrasi cara. Pemahaman dan penghayatan peserta terhadap materi pelatihan baik artinya peserta bisa menerangkan dan menjelaskan dan mengingat kembali materi yang pemah diikuti, sebanyak 80 persen bisa memahami

(5)

materi yang diberikan dan hanya 20 persen yang tidak memahami. Secara umum diakui oleh peserta, Pelatihan KUB telah membawa manfaat yang banyak bagi mereka, mulai dari adanya peningkatan pengetahuan (budidaya tanaman pangan, ternak, ikan dan mengelola hasil pertanian), perubahan sikap dan penambahan keterampilan. Pembahan sikap terlihat dengan berubahnya pola pikir mereka bahwa wanita ternyata bisa bekerja di bidang produktif bukan hanya reproduktif. Adanya penambahan keterampilan jelas terlihat yaitu dengan adanya kemampuan peserta pelatihan di dalam mengelola usahanya bahkan adanya perguliran dan keuntungan yang mereka bisa dapatkan. Dan yang lebih berkesan bagi wanita peserta pelatihan bahwa pelatihan ekonomis produktif (KUB) merupakan sesuatu yang pertama kali bagi mereka.

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dari Deptrans dan PPH, setelah pelatihan dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Jenis usaha pada pembentukan KUB-KUB pada tahap I adalah jenis usaha ayam buras ditambah stimulan (bantuan) modal awal uang sebesar Rp. 50.000 setiap anggota. Adapun narna-nama KUB yang terbentuk pada Tahap I adalah KUB mandiri, KUB Sejahtera, KUB Nastiti, KUB Unggul dan KUB Bersahaja. Pada Tahap 11 jenis usaha KUB adalah itik dan ikan. Adapun KUB yang terbentuk pada tahap I1 adalah KUB Mawar, KUB Anggrek, KUB Melati

(UPT

Rantau Kumpai 11), KUB Dahlia dan Nusa Indah (SP 6 dan 7).

Proses pembentukan KUB tidak dilaksanakan secara demokratis, begitupun dengan pembentukan pengurus. Yang sangat berperanan dalam pembentukan KUB

(6)

dan penentuan pengurus KUB adalah berturut-turut Kepala UPT Rantau Kumpai 11, Kepala Desa Panai Makmur (UPT Rantau Kumpai 11) dan ibu-ibu pengurus PKK.

Pandangan bahwa dana KUB memiliki misi pemerataan melahirkan pemahaman bahwa dana KUB hams dunikmati secara merata oleh masyarakat sehingga yang,tejadi KUB menjadi banyak dan struktur KUB terkesan lebih rumit dengan pola pengembangan cenderung vertikal. Contohnya kecenderungan ini adalah ikut sertanya warga Satuan Pemukiman (SP) 6 dan SP 7 dalam pelatihan dan pembentukan KUB dan secara otomatis mereka mendapatkan stimulan.

Dampak pembentukan KUB bagi anggota dilihat dari hasil (output) yang meliputi bertambahnya pengetahuan, sikap, keterampilan dan pendapatan. Bertarnbahnya pengetahuan dapat dilihat dari kemampuan anggota KUB dalam menerangkan kembali tentang usaha kelompoknya. Terlihat bahwa untuk peserta KUB jenis ayam buras 85 persen dapat menerangkan dengan baik, bahkan 100 persen dapat menjelaskan proses pengguliran yang pernah dilakukan oleh kelompoknya. Namun untuk KUB itik dan ikan terlihat hanya 50 persen yang dapat menjelaskan kembali, budidaya itik dan ikan yang pemah mereka usahakan dan tidak ada satupun anggota KUB itik dan ikan yang dapat menerangkan proses pengguliran usahanya. Salah satu penyebabnya adalah kegagalan kelompok dalam mengeiola usaha itik dan ikan akibat pemilihan babodbibit itik yang salah dan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.

Hasil lain yang dapat dilihat adalah adanya perubahan paradigma dikaiangan wanita peserta KUB bahwa wanitapun sesungguhnya dapat berhngsi produktif dan tidak hanya befingsi reproduktif Hal ini sangat positif dalam rangka memberikan

(7)

kepercayaan diri kepada wanita untuk membantu suami menambah pendapatan rumah tangga (effect). Sebanyak 85 persen mengatakan bahwa KUB dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan selebihnya sebesar 25 persen mengatakan biasa saja.

Dilihat dari aspek penambahan keterampilan, pelatihan dan pembentukan KUB telah menambah pengalaman mengelola usaha. Hal ini dapat dilihat pada pelatihan dan pembentukan KUB tahap I yang telah berhasil menggulirkan usaha ayam buras ke KUB yang lain.

Peningkatan pendapatan anggota KUB terlihat bahwa sebanyak 80 persen mendapatkan hasil dari usaha KUB ayam buras sebesar antara Rp. 5000-35.000/bulan dan 20 persen yang berhasil mendapatkan Rp. 40.000-75.000/bulan. Dari segi penggunaan pendapatan terlihat bahwa sangat dominan atau 80 persen pendapatan dari KUB digunakan untuk kebutuhan konsumsi, 15 persen digunakan untuk menambah modal usaha dan hanya 5 persen untuk biaya pendidikan anak.

Terlepas dari penilaian mengenai efektivitas KUB, dalam skala kecil KUB dapat dikatakan telah dapat memberikan kontribusi pe~ngkatan perekonomian anggota KUB, membuka kesempatan berusaha dan kesempatan memperoleh pendapatan yang selanjutnya akan berpengaruh positif terhadap perkembangan

UPT

Rantau Kumpai 11.

Selain itu dengan adanya KUB, dilihat dari sudut pemberdayaan wanita transmigran dan usaha menggerakkan perekonomian rakyat desa maka KUB dalam pengertian umum telah berhasil. Disamping itu KUB di Rantau Kumpai

JJ

telah memenuhi misi KUB dalam menumbuh kernbangkan rasa kegotong-royongan di

(8)

masyarakat. Selain itu adanya KUB mendorong usaha pelembagaan institusi ekonomi transmigran di tingkat UPT Rantau Kumpai

I1

(impact).

(9)

STUD1 EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) PROGRAM PENINGKATAN

PERANAN WAMTA (PzW) DAERAH TRANSMIGRASI

( Kasus : Unit Pemukimsn Transmigrasi (UPT) Rantau Kumpai 11, Kecamatan Pengandonan,

Kabupaten OKU, Propinsi Sumatera Seiatan)

Oleh

Andi Akmal Pasluddin A. 30.1162

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Fakultas Pertanian - Institut Pertanian Bogor

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 2000

(10)

JUDUL : STUD1 EVALUASI PELAKSANAAN PELATMAN DAN PEMBENTUKAN KF,LOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) PROGRAM PEMCNGKATAN PERANAN W M T A (P2W) DAERAH TRANSMIGRAN. (Kasus : Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Rantau Kumpai 11, Kecamatan pengandonan, Kabupaten OKU, Propinsi Sumatera selatan)

Nama : Andi Akmal Pasluddin Nomor Pokok : A. 30.1162

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

.

,

Ir. Siti Sugiah Mupniesvah, MS

NIP:

130779504

Referensi

Dokumen terkait

Sementara survei opini menunjukkan bahwa keluhan terbesar dari para peserta protes itu berpusat pada masalah korupsi, khususnya di sektor keuangan yang telah membawa dunia ke

Hasil penelitian kadar air minyak bulus diperoleh nilai 0,12%, sehingga nilai tersebut dapat dikatakan baik pada minyak bulus sesuai dengan SNI yang telah

Paparan di atas mengurai dengan jelas bahwa ada pedoman tertulis tentang sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja dosen dan tenaga kependidikan pada jurusan

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct , sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf e, dibuat oleh pelaksana Wasrik dan dikrim kepada Obrik yang tidak menindaklanjuti temuan sesuai jadwal yang

Contoh implikasinya dalam perusahaan adalah jika perusahaan memiliki keunggulan bersaing di bidang harga dan kualitas, karena perusahaan dapat membuat produk dengan harga

Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam screening syariah yaitu: apakah obyek yang akan dibiayai halal, apakah proyek

Peta tumpang susun antara peta kandungan bakteri coli dengan peta jenis sistem sanitasi limbah menunjukkan bahwa pada tengah daerah penelitian, terdapat jaringan limbah