• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN NILAI VSWR DAN DTF MENGGUNAKAN SITE MASTER TYPE ANRITSU S331D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN NILAI VSWR DAN DTF MENGGUNAKAN SITE MASTER TYPE ANRITSU S331D"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

PENGUKURAN NILAI VSWR DAN DTF MENGGUNAKAN SITE MASTER TYPE ANRITSU S331D

Bagus A¹, Ir. Sudjadi, MT.²

¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto S.H Tembalang, Semarang

Abstrak – VSWR dan DTF merupakan salah satu parameter BTS dalam bentuk gelombang sinusoida yang dipakai untuk mengetahui kemampuan perangkat BTS dalam bekerja pada frekuensi tertentu. Di PT. Indosat Tbk telah menentukan limit nilai VSWR berada pada amplitude under 1.2 sedangkan DTF berada pada amplitude under 1.03

VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi. Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang diinginkan.

DTF (Distance To Fault) adalah titik- titik kerusakan atau pelemahan pada kabel saluran transmisi. Jika kabel atau konektor pada saluran transmisi mengalami kerusakan maka penetrasi signal yang dihasilkan akan semakin lemah dan daya pancar tidak optimal sehingga performance BTS akan mengalami degraded.

Kata kunci : VSWR,DTF

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di era kehidupan yang semakin modern kita dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman ini, terutama dalam bidang telekomunikasi. Awalnya dimulai dari telpon kabel yang proses pensakalrannya masih konvensional yang masih menggunakan tenaga operator manusia, atas dasar itulah mulai dikembangkannya suatu sistem komunikasi yang mempunyai kompatibilitas yang tinggi yang menunjang kebutuhan hidup manusia, dengan semakin tingginya tuntutan kebutuhan manusia dalam telekomunikasi guna mendapatkan kualitas komunikasi yang memadahi maka muncul suatu sistem jaringan telekomunikasi yang berbasis digital seperti GSM (Global System for Mobile), yang waktu itu banyak digunakan oleh negara negara di dataran

Eropa, karena perbedaan kualitas dengan sistem analog salah satunya kelebihan yang dimiliki jaringan GSM adalah GSM mempunya kualitas suara yang jernih dan mempunyai tingkat sekuritas yang tinggi sehingga sulit sekali disadap. Pada tahun 1992, jaringan GSM sudah mulai dirintis dimana pada tahun 1993 salah satu perusahaan telekomunikasi mulai didirikan, seperti PT. Indosat Tbk yg sebelumnya bernama PT. Satelindo Tbk.

PT. Indosat Tbk adalah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang terkemuka di Indonesia yang terkemuka dengan memberi kepuasan pelanggan melalui pelayanan cepat, akurat dan handal. Dengan upaya-upaya yang disertai inovasi-inovasi yang dilakukan secara maksimal baik dari sisi marketing maupun dari sisi pemeliharaan jaringan sudah dipastikan bahwa PT. Indosat selalu menjaga agar

(2)

pelanggan puas dengan pelayanan yang diberikan. Karena bagi PT. Indosat pelanggan merupakan aset penting untuk berlangsungnya dan semakin majunya perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut maka Indosat selalu menjaga kualitas jaringan yang disediakan. Divisi yang bertanggung jawab menangani jaringan telekomunikasi di PT. Indosat Tbk ini adalah divisi Network Operation and Maintenance (NOM). Dimana pada divisi ini bertanggungjawab untuk selalu menjaga keutamaan pada cakupan wilayah (coverage), kapasitas sambungan (capasity) maupun mutu jaringan (quality ).

Dalam Divisi Network Operation and Maintenance (NOM) tersebut terbagi menjadi beberapa depertement dan sub departement di bawahnya. Salah satunya yaitu Project and Quality Improvement (ProQI) dimana departement ini yang bertanggung jawab menjaga kualitas performance jaringan. Divisi ProQI ini bertugas melaksanakan dan mengevaluasi mutu jaringan dan pelayanan kepada pelanggan, menjaga dan meningkatkan performance jaringan, mengoptimalisasikan BTS, redimesioning network, dan drive test, serta memonitor dan menganalisa kecurangan baik intern maupun ekstern. Sesuai dengan tanggungjawabnya yaitu menjaga kualitas jaringan, maka sudah semestinya ProQI mencari berbagai inovasi dan berbagai cara agar kualitas jaringan tetap baik. Salah satu upayanya yaitu dengan dilakukukan analisis performance yang dilakukan secara rutin. Hal ini dilakukan untuk mengatahui sedini mungkin apabila terjadi penurunan performance akibat gangguan atau kerusakan jaringan dan selalu termonitornya performance.

Untuk mendukung hal tersebut perlu dibuatlah suatu laporan atau report yang menginformasikan suatu kondisi jaringan yang dibuat seara teratur, baik laporan harian, bulanan, mingguan, bahkan tahunan.

Sehingga kualitas jaringan dapat selalu terkontrol.

Hal tersebut diupayakan agar PT.Indosat Tbk tetap selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik pada pelanggannya.

1.2 Tujuan

a. Untuk Mengetahui Sistem dan lingkungan kerja di PT. Indosat, Tbk Semarang. Dengan demikian penulis diharapkan mampu mempraktekkan apa yang telah dipelajari selama kuliah, sehingga dapat memperoleh pengalaman secara nyata.

b. Melatih dan memperluas wawasan dalam pengembangan kreativitas dan pemecahan permasalahan dalam bidang elektronika dan ketenagalistrikan

c. Melatih untuk bisa bekerja sama dengan orang lain diluar disiplin ilmu Teknik Elektro.

1.3 Batasan Masalah

1. Pengenalan secara umum mengenai PT.INDOSAT Tbk.

2. Mempelajari secara umum sistem GSM.

3. Mempelajari cara penggunaan site master dan implementasi di lapangan.

II. VSWR DAN DTF

2.1 Diskripsi VSWR dan DTF

VSWR dan DTF merupakan salah satu parameter BTS dalam bentuk gelombang sinusoida yang dipakai untuk mengetahui kemampuan perangkat BTS dalam bekerja pada frekuensi tertentu. Di PT. Indosat Tbk telah menentukan limit nilai VSWR berada pada amplitude under 1.2 sedangkan DTF berada pada amplitude under 1.03

(3)

VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi. Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang diinginkan.

High VSWR terjadi ketika ada sebuah penghalang yang tidak cocok pada alat sistem RF. "Mismatched" dalam konteks ini, berarti bahwa satu bagian alat mempunyai penambah atau pengurang dari penghalang daripada bagian dari peralatan yang disambungkan. VSWR bisa disebabkan oleh sinyal RF yang direfleksikan pada suatu poin impedance mismatch pada alur sinyal. VSWR menyebabkan kehilangan titik balik, dimana dapat diartikan sebagai kehilangan energi penerus melalui suatu sistem untuk mematikan energi yang direfleksikan kembali menuju transmitter. Bila akhir dari penghalang pada sebuah koneksi tidak cocok, maka jumlah maximum dari energi yang ditransmisikan tidak akan diterima oleh antena. Ketika bagian dari sinyal RF direfleksikan kembali menuju transmitter, level sinyal pada berbagai variansi garis lainnya akan tetap. Variansi ini merupakan indikator dari VSWR.

2.3 Pengertian DTF

DTF (Distance To Fault) adalah titik- titik kerusakan atau pelemahan pada kabel saluran transmisi. Jika kabel atau konektor pada saluran transmisi mengalami kerusakan maka penetrasi signal yang dihasilkan akan semakin lemah dan daya pancar tidak optimal sehingga performance BTS akan mengalami degraded.

Beberapa penyebab terjadinya High VSWR dan DTF adalah

 Konektor kabel feeder kendor atau tidak presisi

 Konektor dan feeder kemasukan air  Kabel feeder rusak atau penyok  Faktor alam (hujan, panas, terbakar)

2.4 Site Master

Site master adalah alat yang

berfurngsi untuk mengukur nilai kerusakan dan nilai pelemahan pada sistem transmisi pemancar frekuensi (antenna, konektor, feeder) .

Di dalam alat ini terdapat beberapa instrument pendukung untuk melakukan pengukuran di antaranya kabel jumper, kalibrator, konektor dan kunci pas.

2.4.1 Kalibrasi Site Master

Gambar 4.1 Site master dan Tools pendukung

Adapun cara melakukan kalibrasi dan men-setting site master :

1. Tekan tombol ON untuk menghidupkan site master. Di display akan muncul perintah : PRESS ENTER TO CONTINUE

2. Tekan tombol ENTER.

3. Pasang calibrator di port RF out.

4. Tekan tombol MODE untuk memilih “Measurement Mode” ( FREQ-

(4)

SWR)/(DTF-SWR) misal kita memilih menu FREQ-SWR lalu tekan ENTER.

5. Atur frekuensi yang ditentukan dengan cara tekan tombol F1 dan F2 untuk menentukan nilai batasan.

Frekuensi Indosat dapat dilihat pada table dibawah :

Tabel 4.1 Frekuensi Band Indosat 6. Tekan tombol Amplitudo untuk

menentukan limit frequency untuk Indosat VSWR = 1.20.

7. Tekan tombol "START CAL" untuk memulai kalibrasi

Di layar akan muncul perintah :

CONNECT OPEN TO RF Out PORT, PRESS ENTER

8. Tekan ENTER Di layar akan muncul perintah.

CONNECT SHORT TO RF Out PORT, PRESS ENTER

9. Tekan ENTER Di layar akan muncul perintah.

CONNECT LOAD TO RF Out PORT, PRESS ENTER

10. Tekan ENTER Setelah itu di layar akan muncul

indikasi bahwa kalibrasi sudah CAL ON

11. Tekan tombol SAVE SETUP untuk menyimpan settingan yg telah dikalibrasi

12. Beri nama settingan kalibrasi tadi sesuai freq yang di kalibrasi(informatif ). Misal beri nama “890MHz-960MHz” 13. Tekan ENTER, proses kalibrasi selesai

Cara peng-kalibrasian DTF hampir sama dengan kalibrasi VSWR , hanya

dibedakan ketika memilih mode kalibrasinya.

2.4.2 Pengukuran VSWR

Sebelum melakukan pengukuran , maka Block BTS yang akan dilakukan pengukuran site master.

Berikut beberapa tahapan dalam pengukuran VSWR :

1. Lepas konektor BTS yang akan dilakukan pengukuran VSWR/DTF 2. Pasang konektor pada port RF Out site

master (sesuai type konektor BTS). 3. Hidupkan site master dengan menekan

tombol ON

4. Tekan tombol RECALL SETUP untuk memilih frequensi mana yang akan diukur. Di layar akan mencul MODE PARAMETERS

Dimana, didalamnya terdapat menu settingan dar hasil kalibrasi yang sudah ON. Misal : Memilih H OSL SWR 890.00-960.00MHz tekan ENTER. Berarti kita sudah memilih frequency GSM Indosat untuk pengukuran.

5. Amati layar , disitu akan muncul gelombang frequency (890-960MHz)Frequency GSM adalah Uplink (890MHz-900MHz) Downlink

(935MHz-945MHz).

6. Setelah frequency gelombang tampil di layar.Beri tanda (marker) untuk nilai uplink dan downlink serta limit untuk amplitudonya.

7. Tekan tombol Amplitudo untuk memberi marker amplitudo VSWR kemudian pilih menu SINGLE LIMIT ketik 1.20 lalu ENTER

8. Tekan tombol MARKER untuk menandai limitan frequency gelombang GSM.

M1 = 890MHz M5 = Marker to Peak for Uplink

M2 = 900MHz M6 = Marker to Peak for Downlink

(5)

M3 = 935MHz M4 = 945MHz

9. Setelah pe-marker-an selesai, simpan hasil pengukuran tersebut dengan cara tekan tombol SAVE DISPLAY . Misal yang diukur adalah site Ngrembel1 maka dapat diberi nama: “Ngrembel1A”

10. Tekan ENTER, hasil pengukuran yang telah disimpan dapat dilihat dengan cara tekan tombol RECALL DISPLAY dan di layar akan muncul list dari hasil pengukuran yang telah disimpan.

2.4.3 Pengukuran DTF

1. Tekan tombol RECALL SETUP untuk memilih menu untuk pengukuran DTF. Di layar akan mencul MODE PARAMETERS. Dimana, didalamnya terdapat menu settingan dar hasil kalibrasi yang sudah ON.

Misal memilih : DTF 80 , itu bearrti batasan nilai DTF untuk kabel feeder hanya muncul sampai nilai 80 meter. Tekan ENTER

2. Di layar akan muncul gelombang sinusoida dari pngukuran. Pastikan nilai D1=0, D2 80 untuk tower yang tingginya 80 Misal tinggi tower hanya 50m dapat diatur denga menekan tombol FREQ/DIST

3. Tekan AMPLITUDO

Untuk memberi limit amplitudonya ketik 1.03 lalu ENTER

4. Tekan tombol MARKER untuk menandai gelombang per connector-nya dan nilai DTF yang melebihi limit 1.03 M1 = konektor di Anritsu ( 0 m ) M2 = konektor setelah M2 M3 = konektor setelah M3 M4 = konektor setelah M3 (konektor antenna)

M5 & M6 untuk memarker nilai DTF yang melebihi limit 1.03 5. Setelah me-marker limit DTF,

M1-M4 maka simpan hasil pengukuran DTF dengan cara tekan tombol SAVE DISPLAY Misal yang dikur site Karangawen 2A Bisa kita beri nama “KARANGAWEN2A

6. Tekan ENTER

Hasil pengukuran yang telah disimpan dapat dilihat dengan cara tekan tombol RECALL DISPLAY, Di layar akan muncul list dari hasil pengukuran yang telah disimpan.

2.5 Pengukuran VSWR Dan DTF BTS GEBANGSARI_PL

Berikut salah satu contoh hasil pengukuran dan penanganan problem BTS GEBANGSARI_PL1.

Pada tanggal 29 April 2012, performance BTS GEBANGSARI_PL1 mengalami degraded yaitu adanya penurunan nilai KPI Call Drop Rate (CDR )dan Call Setup Succes Rate (CSSR). Sebagaimana yang telah disepakati dan ditetapkan KPI CDR sebesar ≤ 2% dan CSSR sebesar ≥ 98%.

Diamati pada daily statistic, gambarnya sebagai berikut :

Gambar 4.2 Performance BTS GEBANGSARI PL 29 April 2012 Berikut hasil pengukuran VSWR dan DTF sebelum dilakukan perbaikan :

(6)

Gambar 4.3 Nilai VSWR BTS GEBANGSARI_PL1 Sebelum Diperbaiki

DTF GEBANGSARI_PL1 :

Gambar 4.4 Nilai DTF BTS

GEBANGSARI_PL1 Sebelum Diperbaiki Gambar diatas menunjukan bahwa

nilai VSWR dan DTF BTS

GEBANGSARI_PL1 berada diatas limit VSWR 1,2 dan DTF 1,03 sehingga berkontribusi dalam penurunan performance BTS GEBANGSARI_PL1.

2.6 Trobleshooting BTS GEBANGSARI_PL1

Setelah didapat hasil pengukuran VSWR dan DTF berada diatas limit, maka selanjutnya melakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya problem. Analisa menyimpulkan problem terjadi akibar konektor feeder yang kemasukan air. Lihat gambar dibawah ini :

Gambar 4.5 Feeder Kemasukan Air Untuk memperbaiki konektor feeder tersebut dapat dilakukan dengan cara membuka konektor feeder kemudian dibersihkan dengan air spirtus dan dikeringkan. Setelah 1 jam pengeringan konektor dipasang kembali kemudian dilakukan kembali pengukuran VSWR dan DTF

Berikut hasil pengukuran VSWR dan DTF setelah dilakukan perbaikan :

VSWR GEBANGSARI_PL1 :

Gambar 4.6 Nilai VSWR BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah Diperbaiki

(7)

DTF GEBANGSARI_PL1 :

Gambar 4.7 Nilai DTF BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah Diperbaiki Setelah didapat pengukuran VSWR dan DTF kembali normal, maka selanjutnya melakukan monitoring performance BTS untuk mengetahui KPI CDR dan CSSR pada tanggal 1 Mei 2012.

Berikut gambar performance BTS GEBANGSARI_PL1 pada tanggal 30 April 2012 :

Gambar 4.6 Performance BTS GEBANGSARI PL 30 April 2012

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa performance BTS GEBANGSARI_PL1 sudah kembali pada standart KPI yang sudah ditentukan (CDR sebesar ≤ 2% dan CSSR sebesar ≥ 98%. ). Dengan demikian problem HIGH VSWR pada BTS GEBANGSARI_PL sudah solving.

IV. PENUTUP Kesimpulan

1. Pelaksanaan KP (Kerja Praktek) memiliki peranan penting dalam membantu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, produktif dan komponen khususnya dalam kerja.

2. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi. Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang diinginkan.

3. VSWR bisa disebabkan oleh sinyal RF yang direfleksikan pada suatu poin impedance mismatch pada alur sinyal. VSWR menyebabkan kehilangan titik balik, dimana dapat diartikan sebagai kehilangan energi penerus melalui suatu sistem untuk mematikan energi yang direfleksikan kembali menuju transmitter. Bila akhir dari penghalang pada sebuah koneksi tidak cocok, maka jumlah maximum dari energi yang ditransmisikan tidak akan diterima oleh antena.

Saran

1. Memberikan bimbingan serta penjelasan yang lebih baik pada saat Kerja Praktek sehingga diharapkan mahasiswa tersebut mampu memahami dan mengerti tentang seluk beluk dunia kerja pada umumnya 2. Memberikan kesempatan lebih banyak

kepada mahasiswa untuk mencoba serta menganalisa lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang masalah yang ada pada industri tersebut. 3. Mempermudah prosedur dalam

pelaksanaan Kerja Praktek sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk melaksanakan Kerja Praktek.

4. Mempermudah prosedur dalam pelaksanaan Kerja Praktek sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk melaksanakan Kerja Praktek.

(8)

DAFTAR PUSTAKA [1] NSS Team,1998, INTRODUCTION TO NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM OVERVIEW , PT. Indosat Tbk. [2] http://www.mobilecomms-technology.com [3] http://www.ericsson.com [4] http://www.indosat.com [5] http://mobileindonesia.net/wp-content/uploads/2007/06/sms_networ k2.JPG

[6] Rahmad Fauzi, Suherman. 2006. Jaringan Telekomunikasi. Medan

(9)

BIODATA PENULIS

Bagus Aditya (L2F607013) dilahirkan di Semarang 30 Agustus 1988, menempuh seluruh pendidikan dari SD sampai SMA di Semarang dan saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang konsentrasi

Elektronika Telekomunikasi

Semarang, Februari 2010 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing

Ir. Sudjadi, MT

Gambar

Gambar 4.1 Site master dan Tools                    pendukung
Gambar 4.4 Nilai DTF BTS
Gambar 4.6 Performance BTS  GEBANGSARI PL  30 April 2012

Referensi

Dokumen terkait

In order to find out students’ perception toward the contribution of group presentation technique in learning process, the data were collected from the questionnaire distributed

• Berbagai komponen seleksi (radiasi sinar gamma, toksin murni atau filtrat, Al dan pH rendah, PEG, zat pengatur tumbuh, dan lain-lain) dapat digunakan untuk meningkatkan

Tingkat perencanaan yang matang dan ditunjang dengan mekanisme manajerial yang baik serta terdapat dukungan sumber daya dan sumber dana yang memadai, akan sangat

Sehingga jelaslah bahwa dalam mencapai keberhasilan dalam proses belajar memperbaiki motor listrik diperlukan kompetensi yang dapat diandalakan oleh setiap individu

Sistem informasi adalah koleksi dari hardware, software, data, orang, dan prosedur yang bekerja bersama untuk menghasilkan informasi yang berkualtas.... Perubahan dalam

Bila tidak ada tissue lakukan batuk sesui etika batuk; (6) bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh; (7) menggunakan

Dengan pemateri pertama yaitu Yuli Kalson Sagala adalah pimpinan Biro Arsitektur KsAD yang terletak di Surabaya, sedangkan Felandro Madjid adalah salah satu

membandingkan kapasitas tahanan lateral (Qu) pondasi tiang pancang tunggal kondisi kepala tiang jepit (fixed end) ujung bawah terbuka dengan ujung bawah tertutup model tiang skala