• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PEMOHON I Ir. H. Abdullah Tuasikal, M.Si, sebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tengah, selanjutnya disebut Pemohon I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PEMOHON I Ir. H. Abdullah Tuasikal, M.Si, sebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tengah, selanjutnya disebut Pemohon I."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 123/PUU-VII/2009

Tentang

UU Pembentukan Kab. Seram bagian Timur,

Kab. Seram bagian Barat dan Kab. Kep. Aru di Provinsi Maluku “Dualisme administrasi pemerintahan ”

I. PEMOHON I

Ir. H. Abdullah Tuasikal, M.Si, sebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tengah, selanjutnya disebut Pemohon I.

PEMOHON II

Azis Matulete, S.H., sebagai Ketua DPRD Kab. Maluku Tengah.

Muhammad Umarella, S.E., sebagai Wakil Ketua DPRD Kab. Maluku Tengah.

R.C. Nikijuluw, sebagai Wakil Ketua DPRD Kab. Maluku Tengah, selanjutnya disebut Pemohon II.

PEMOHON III

Drs. Herkop Adam Maatoke, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Sanahu. Simon Wasia, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Wasia.

Chrestian Waeleruny, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Samasuru. Fredrik Kasale, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Sahulau.

Ny. Hj. Halidjah Polanunu, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Wakasihu. Abdul Mutalib Ely, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Larike.

Ali Ely, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Asilulu.

Drs. Hi. Abdullah Laitupa, sebagai Kepala Pemerintah Negeri Ureng, selanjutnya disebut Pemohon III.

KUASA HUKUM

Chaidir Arief, S.H., M. Ariel Muchtar, S.H., Muhammad Fahdi, S.H., Anthoni Hatane, S.H., dan Junaidi Albab Setiawan, S.H., M.C.L., Advokat-advokat pada kantor Advokat dan Penasehat Hukum J.A. Setiawan & Partners, berkedudukan di Komplek Angkasa Pura Blok Q nomor 22, Kotabaru Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat-10630.

II. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI :

Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang Nomor 40 Tahun

(2)

2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku adalah :

⌧ Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh undang-undang dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”.

⌧ Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi ”menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

III. KEDUDUKAN PEMOHON (LEGAL STANDING)

Bahwa menurut ketentuan Pasal 51 Ayat (1) UU Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK), agar seseorang atau suatu pihak dapat diterima sebagai pemohon dalam permohonan pengujian undang-undang terhadap UUD 1945, maka orang atau pihak dimaksud haruslah;

a. menjelaskan kedudukannya dalam permohonannya, yaitu apakah yang sebagai perorangan warga negara Indonesia, kesatuan masyarakat hukum adat, badan hukum, atau lembaga negara;

b. kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya, dalam kedudukan sebagaimana dimaksud pada huruf (a), sebagai akibat diberlakukannya undang-undang yang dimohonkan pengujian.

Atas dasar ketentuan tersebut Pemohon perlu terlebih dahulu menjelaskan kedudukannya, hak konstitusi yang ada pada Pemohon, beserta kerugian spesifik yang akan dideritanya sebagai berikut :

Pemohon adalah lembaga negara dan perorangan warga negara Indonesia yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya telah dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku.

(3)

IV. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI. A. NORMA MATERIIL

- Sebanyak 2 (dua) norma : 1. Pasal 7 ayat (4) :

“Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), digambarkan dalam peta wilayah administrasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.”

2. Penjelasan Pasal 7 ayat (4)

“Peta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah Peta Wilayah Kabupaten Seram bagian Timur, Kabupaten seram Bagian Barat, dan Kabupaten Kepulauan Aru dalam bentuk Lampiran Undang-Undang.”

B. NORMA UUD 1945 SEBAGAI ALAT UJI - Sebanyak 4 (empat) norma, yaitu :

1. Pasal 1 ayat (3) berbunyi :

“Negara Indonesia adalah Negara hukum.”

2. Pasal 18 ayat (1) berbunyi :

“Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.”

3. Pasal 25A berbunyi :

“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.”

4. Pasal 28D ayat (1) berbunyi :

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.”

(4)

V. Alasan-Alasan Pemohon Dengan Diterapkan UU a quo Bertentangan Dengan UUD 1945, karena :

1. Bahwa dengan diundangkannya UU 40/2003, terutama di dalam penerapan Pasal 7 ayat (4), undang-undang a quo ternyata justru menimbulkan ketidakpastian hukum yang mengakibatkan kerugian bagi Para Pemohon;

2. Bahwa dalam kenyataannya maksud dan tujuan diundangkannya UU 40/2003, terutama menyangkut masalah kewilayahan, kependudukan, anggaran dan administrasi telah memberikan ketidakpastian secara hukum dan mengganggu perasaan keadilan yang ada dan hidup di dalam masyarakat Kabupaten Maluku Tengah umumnya, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kecamatan Leihitu dan Kecamatan Leihitu Barat khususnya, sehingga merugikan Para Pemohon;

3. Bahwa ketidakpastian secara hukum pada akhirnya menimbulkan masalah - masalah dalam kehidupan bermasyarakat yang akibatnya merugikan PARA PEMQHQN secara Konstitusional, yang secara lengkap dapat PARA PEMOHON uraikan sebagai berikut : a. di wilayah Kecamatan Teluk Elpaputih Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di

Negeri Sapaloni berdiri kantor kecamatan Elpaputih (tanpa kata TELUK), Dinas Pendidikan dan Puskesmas Elpaputih yang dibentuk dan didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat, padahal kegiatan pemberian pelayanan kepada masyarakat oleh dan dari 3 (ketiga) instansi tersebut dilaksanakan oleh kantor kecamatan Teluk Elpaputih, Dinas Pendidikan dan Puskesmas Teluk Elpaputih yang berada dibawah koordinasi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendirian kantor kecamatan Elpaputih, Dinas Pendidikan dan Puskesmas Elpaputih yang dibentuk dan didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat tersebut adalah merupakan intervensi pemerintahan dari Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat Terhadap Kabupaten Maluku Tengah;

b. telah terjadi ketidaktertiban administrasi dan pencatatan kependudukan, karena baik Kecamatan Teluk Elpaputih maupun Kecamatan Elpaputih, sama-sama menerbitkan Kartu Tanda Penduduk, sehingga dimungkinkan satu orang penduduk memiliki 2 (dua) KTP;

(5)

tetapi penduduk yang berada di wilayah-wilayah tersebut dijadikan dasar penghitungan oleh Pemerintah Seram Bagian Barat untuk mendapatkan DAU (dana alokasi umum) dari pemerintah pusat, sehingga akibat perbuatan yang demikian itu Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah kehilangan anggaran sebanyak Rp. 63. 196.860.000,- (Enam puluh tiga milyar seratus sembilan puluh enam juta delapan ratus enam puluh ribu rupiah) pada tahun anggaran 2009;

d. pengurangan DAU tersebut dikarenakan Departemen Keuangan menggunakan patokan Iuas wilayah kabupaten berdasar Paso! 7 ayat (4) UU No. 40 Tahun 2003 sebagai dasar pemberian DAU, bagi Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat, hal ini Terbukti ada penurunan dana DAU tahun 2009 jika dibanding tahun 2008 dan 2007. Dimana DAU pada tahun 2009 sebesar Rp. 437.604.230.000,- sedangkan Tahun 2007 sebesar Rp. 500.035.000.000,- dan tahun 2008 sebesar Rp. 500,739,450,000,-;

e. sekalipun Anggaran DAU mengalami pengurangan yang sangat berarti, sebagai akibat berkurangnya wilayah Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yang diakibatkan oleh ketentuan pasal 7 ayat (4) UU Nomor 40 tahun 2003, Namun Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan, pelayanan dan kegiatan kemasyaratan Iainnya di Negeri Sapaloni, Negeri Sanahu dan Negeri Wasia (Kecamatan Teluk Elpaputih), Negeri Larike dan Negeri Wakasihu (kecamatan Leihitu Barat), Negeri Ureng dan Negeri Asitutu (Kecamatan Leihitu) ;

f. hak-hak politik, yaitu dalam Pemilu Legislatif tahun 2004 dan 2009, sebagian penduduk di wilayah Kecamatan Elpaputih yang didirikan dan dibentuk oleh Kabupaten Serarn Bagian Barat, tidak menggunakan hak pilihnya karena tidak ada kepastian wakil-wakilnya yang dipilih akan duduk di DPRD kabupaten mana (Maluku Tengah atau Seram Bagian Barat);

g. tindakan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat, yang memasukkan Negeri Sapaloni, Negeri Wasia dan Negeri Sanahu di Kecamatan Teluk Elpaputih, Negeri Larike dan Negeri Wakasihu di Kecamatan Leihitu Barat, Negeri Ureng dan Asilulu di Kecamatan Leihitu sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, telah menimbulkan ketidakpastian hukum dan ketidakadilan;

(6)

h. akibat adaya dualisme kekuasaan atau tepatnya dualisme pemerintahan di dalam satu wilayah yang soma (disatu wiayah terdapat 2 kantor kecamatan, yakni kecamatan Teluk Elpaputih dan Kecamatan Elpaputih), maka telah terjadi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat, karena sebagian masyarakat ada yang menundukkan diri kepada Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat, sehingga di daerah konflik tersebut terpaksa didirikan Pos Keamanan.

4. Bahwa dalam kedudukannya sebagaimana diterangkan di atas, maka telah terbukti Para Pemohon memiliki hubungan sebab akibat (causal verband) antara kerugian konstitusional dengan berlakunya UU No. 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru, khususnya pada Pasal 7 Ayat (4) UU No. 40 Tahun 2003 ;

V. PETITUM

1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan pasal 7 ayat (4), berikut penjelasan pasal 7 ayat 4 sepanjang menyangkut Lampiran II Undang-Undang 40 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru, Propinsi Maluku, sebagaimana telah diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 155 harus dibatalkan karena bertentangan dengan Pasal 1 ayat (3), Pasal 18 ayat (1), Pasal 25A dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945;

3. Menyatakan Pam! 7 ayat (4), berikut penjelasan pasal 7 ayat (4) sepanjang menyangkut Lampiran II, Undang-Undang 40 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru, Propinsi Maluku, sebagaimana telah diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 155 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat karena bertentangan dengan Pasal 1 ayat (3), Pasal 18 ayat (1), Pasal 25A dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945;

4. Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya ;

Atau ;

1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan pasal 7 ayat (4) berikut penjelasan pasal 7 ayat (4) sepanjang menyangkut Lampiran II, Undang-Undang 40 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten

(7)

Indonesia Tahun 2003 Nomor 155, Konstitusional Bersyarat sepanjang sesuai dan tidak bertenmtangan dengan ketentuan Pasal 4, Pasal 6 ayat (1), pasal 7 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2003;

3. Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya;

Atau ;

Jika Majelis Hakim berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas IV MI Muhammadiyah 2 dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Reciprocal Teaching pada

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Varietas Tuk-Tuk Asal Biji Dengan Perlakuan Pupuk Cair dan Jarak Tanam.. Skripsi.Universitas

Dari data tersebut dilakukan analisis kondisi geo ogi teknik seperti struktur geologi, sifat keteknikan tanah dan batuan, hasil pemboran inti, hasil pengujian Standart Penetration

Seiring dengan majunya perekonomian Indonesia dewasa ini, para pengusaha saling berlomba-lomba dalam menciptakan suatu barang atau produk yang menguasai pasar dan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012-sekarang1.

KARAKTERISTIK PENDERITA RINOSINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN

Self efficacy adalah keyakinan yang ada dalam diri individu bahwa ia mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga akhirnya dapat membentuk perilaku yang sesuai,

Potensi panas bumi Danau Ranau (terduga 40 MWe) ini cukup besar untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di wilayah tersebut, bahkan mungkin juga bisa memasok kebutuhan