• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Mikroorganisme pada Sikat Gigi Mahasiswa Pengguna Dental Braces (Kawat Gigi) Angkatan 2014 Fakultas Kedoteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Mikroorganisme pada Sikat Gigi Mahasiswa Pengguna Dental Braces (Kawat Gigi) Angkatan 2014 Fakultas Kedoteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan mulut merupakan salah satu kesehatan umum yang sangat penting bagi kualitas hidup, tetapi nyatanya data global menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut menjadi masalah dunia yang dapat memengaruhi kesehatan secara umum dan kualitas hidup. National Institution of Health di Amerika Serikat melaporkan bahwa karies gigi menjadi penyakit kronis yang paling sering diderita anak umur 5 – 17 tahun (60-90%), yang kasusnya lima kali lebih banyak dibanding asma dan tujuh kali dari demam akibat alergi. Jika tidak diobati, karies gigi dapat menyebabkan sakit, gangguan penyerapan makanan, mempengaruhi pertumbuhan tubuh anak dan hilangnya waktu sekolah. Tidak hanya karies gigi, ada juga penyakit gigi dan mulut yang tercatat secara global seperti, penyakit periodental (gusi) 15-20% pada usia menengah (35-34 tahun), hilangnya gigi pada manusia 30% pada lansia, kanker mulut pada kebanyakan negara tercatat 10 dari 100.000 kasus, dan masih banyak lagi penyakit yang menyerang gigi dan mulut (WHO, 2012).

Prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia adalah 25,9 persen dengan proporsi tertinggi pada usia produktif 35 – 44 tahun sebesar 30,5 persen, 45-54 tahun sebesar 31,9 persen, dan sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) melaporkan data menyikat gigi di Indonesia setiap hari adalah 94,2 persen sebanyak 15 provinsi berada dibawah prevalensi nasional (Riskesdas, 2013).

Untuk perilaku benar dalam menyikat gigi berkaitan dengan faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat tinggal. Sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore (76,6%). Menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, di Indonesia ditemukan hanya 2,3 persen untuk menyikat gigi dengan benar (Riskesdas, 2013).

(2)

Riskesdasjuga telah mencatat prevalensi masalah gigi dan mulut setiap provinsi. Dari 33 provinsi telah tercatat yang menduduki posisi teratas adalah Sulawesi Selatan dengan angka 36,2%, sedangkan Sumatera Utara meduduki posisi ke 28 dengan angka 19,4%. Tidak hanya mengenai masalah gigi dan mulut, Riskesdas juga mencatat bahwa Sumatera Utara memiliki angka yang cukup tinggi dalam menyikat gigi yaitu 94,5 persen (Riskedas, 2013).

Tujuan membersihkan gigi adalah untuk menghilangkan plak (Boedihardjo, 1985). Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan (Panjaitan, 1997). Pembentukan plak tidak terjadi secara acak tetapi terjadi secara teratur (Forrest, 1989). Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa jaringan mulut, leukosit, limfosit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri (Tarigan, 1995).

Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. Tersedia berbagai variasi dalam desain sikat gigi, berbagai metode penyikatan gigi, frekuensi penyikatan gigi, dan waktu penyikatan gigi (Wendari, 2001). Waktu menyikat yang baik adalah saat sesudah makan pagi dan sebelum tidur (Riskesdas, 2013). Sedangkan frekuensi penyikatangigi yang baik adalah dua kali sehari, dengan durasi minimal 2 menit setiap penyikatan gigi (Carranza, 2002).

Perawatan ortodontik adalah perawatan yang dilakukan untuk mengoreksi maloklusi yang ada dan membutuhkan waktu perawatan yang cukup lama (Wayan, 2009). Dalam perawatan ortodontik, secara otomatis seseorang harus memberi perhatian lebih dalam menjalani praktikkebersihan gigi dan mulut agar kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani perawatan ortodontik antara lain kontrol rutin yang dilakukan setiap 3 minggu sekali, pembersihan karang gigi secara berkala, dan juga penggunaan sikat gigi dengan desain khusus. Pasien harus lebih rajin dan teliti melakukan pembersihan dan penyikatan gigi dan alat ortodontiknya selama perawatan, karena

(3)

adanya alat ortodontik di dalam mulut mempermudah terjadi timbunan sisa makanan yang menempel pada gigi dan alat ortodontik tersebut(Wayan, 2009). Kondisi ini memungkinkanterjadinya pernurunantingkat kebersihan gigi dan mulut.

Plak ini tidak semuanya dapat hilang dengan tindakan menyikat gigi. Plak tidak bewarna dan tidak dapat dilihat dengan mata, dan untuk dapat melihat plak diperlukan suatu bahan. Bahan tersebut adalah disclosing, yang dapat berbentuk tablet dan cairan (Boedihardjo, 1985).

Setelah menyikat gigi sering dilupakan bagaimana menjaga sikat giginya sehingga tercemar oleh mikroorganisme roongga mulut dan dari luar tubuh. Mikroorganisme yang dapat mencemari, merupakan hasil berbagai tindakan sterilisasi dan penyimpanan alat-alat yang tidak baik. Hal tersebut sangat penting dalam menunjang faktor kontaminan. Apabila terdapat mikroorganisme kontaminan pada sikat gigi merupakan suatu keadaan yang sangat tidak menguntungkan bagi pengguna sikat gigi, karena sikat gigi tersebut merupakan fokus infeksi yang dapat menyebabkan panyakit rongga mulut dan seluruh tubuh (Mangundjaja, 2001).

Persentase penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat beberapa bakteri pada 20 sikat gigi yang telah dipergunakan kurang lebih tiga bulan seperti,

streptococcus 100 persen, staphylococcus 90 persen, diplococcus 20 persen, batang gram negatif 20 persen. Terdapat juga perbandingan yang sangat mencolok antara bakteri coccus gram positif dan bakteri batang gram negatif dimana bakteri

coccus gram positif yang dapat diisolasi 91,3 persen, sedangkan bakteri batang gram negatif sekitar 8,7 persen (Villa H, 2004).

Berdasarkan latar belakang diatas, saya ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana gambaran mikroorganisme pada sikat gigimahasiswa pengguna kawat gigi di FK USU.

(4)

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana gambaranmikroorganismeyang terdapat pada sikat gigi mahasiswa pengguna kawat gigi angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran mikroorganisme yang dapat ditemukan pada sikat gigi mahasiswa pengguna kawat gigi angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

- Identifikasi mikroorganisme flora normal mulut pada sikat gigi. - Identifikasi mikroorganisme kontaminan pada sikat gigi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Untuk Ilmu Pengetahuan

Sebagai sumbangan ilmiah bagi ilmu kedokteran, khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut tentang mikroorganisme yang berperan pada rongga mulut.

1.4.2. Manfaat Untuk Masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk mengetahui jenis dan peran mikroorganisme pada sikat gigi.

1.4.3. Manfaat Untuk Penelitian

Sebagai bahan referensi penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai perbaikan metode melihat mikroorganisme pada sikat gigi yang ada dan yang diusulkan.

Referensi

Dokumen terkait

- Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari..

Greenhouse delineation: color infrared composite of selected study area (a), SVM classification result after filtering operations (b), the obtained plastic greenhouses (red

1. Posisi badan pada renang gaya bebas adalah .... Gerakan kaki pada renang gaya bebas adalah .... Posisi kepala saat bernapas pada renang gaya bebas adalah .... Sebelum latihan

This paper proposes techniques to classify the object in the satellite image by using ROI automatic detection technique based on histogram segmentation.. The ROI

For example, at flight altitude of 150 m and in case of absolute attitude determina- tion, the improved attitude determination through VDM/INS/GNSS integration would reduce the

[r]

Kepala Urusan Manajemen Risiko selaku Asisten Risk Manager:.. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan penerapan manajemen risiko di unit

The last step consists in projecting the hy- perspectral data using this new navigation data and performing a last correction, taking into account the boresight between the