• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi-Gis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi-Gis"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI INDUSTRI

WISATA BERBASIS PHP DAN MYSQL

(Study Kasus pada Kota Bandar Lampung)

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Strata Satu (S1) jurusan

Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

Muhammadiyah Jakarta

Nama

: NURYADIN

NIM

:

Jurusan

: Sistem Informasi

Dosen Pembimbing

: Dedi Setiadi, SE, M.Kom

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

MUHAMMADIYAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

: SISTEM

INFORMASI

GEOGRAFIS

POTENSI

INDUSTRI WISATA BERBASIS PHP DAN MYSQL

(Study Kasus pada Kota Bandar Lampung)

Disusun oleh

: NURYADIN

NIM

:

Jurusan

: Sistem Informasi

Tanggal Sidang

: …. Oktober 2011

Tanggal disahkan

:

Menyetujui,

Penguji I

Nama Dosen

Penguji II

Nama Dosen

Dosen Pembimbing,

Dedi Setiadi, SE, M. Kom

Ketua Jurusan Teknik Informatika,

(3)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI WISATA

BERBASIS PHP DAN MYSQL

(Study Kasus pada Kota Bandar Lampung)

Abstraksi

Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan perekonomian, perdagangan, industri dan wisata. Bandar Lampung memiliki beberapa kawasan wisata untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata. Untuk mengetahui keberadaan potensi industri dan wisata daerah ini, diperlukan sebuah sistem komputer untuk membantu mengumpulkan data, menyimpan data serta menganalisis objek beserta data geografis yang bersifat penting untuk dianalisis. Sistem Informasi Geografis (SIG) telah diperkenalkan di Indonesia sejak pertengahan tahun 1980-an dan telah dikembangkan menjadi SIG berbasis web dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dibidang internet, dan selanjutnya dengan memanfaatkan teknologi tersebut akan dibuatkan sebuah web yang dapat memberikan keterangan lengkap dan terperinci mengenai hal yang berkaitan dengan produk industri wisata yang dituju.

Format data spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah format data vektor karena posisi objek dicatat pada sistem koordinat yaitu longitude dan latitude setelah melalui proses digitasi dan konversi ke ArcView SIG serta interface program dengan menggunakan PHP-MySQL. Hasil yang didapat dari sistem informasi geografis berbasis web ini adalah informasi daerah-daerah yang mempunyai produk wisata di Kota Bandar Lampung. Pencarian daerah-daerah yang mempunyai potensi industri wisata berbasis web di Kota Bandar Lampung dapat dilakukan dengan memasukkan suatu kata kunci berupa produk industri wisata dan juga daerah yang berpotensi dalam hal ini adalah kelurahan.

.

Kata Kunci : Sistem, Informasi, Geografis, GIS, Wisata, Potensi.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan hidayah dan ridhlo-Nya, sSkripsi ini dapat selesai disusun. Salam serta shalawat senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan dan umat Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Ketua STMIK Muhammadiyah Jakarta, Bapak Faiz Rafdhi, M.Kom 2. Bapak Dedi Setiadi, SE. M.Kom, selaku Dosen Pembimbing dan dosen ketua

Jurusan Sistem Informasi di STMIK Muhammadiyah Jakarta.

3. Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan karyawan di STMIK Muhammadiyah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa pebulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai penyempurnaan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak terhingga semoga Alloh, SWT membalas kebaikan kita semua, Amin.

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan

kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan perekonomian, perdagangan, industri dan wisata. Letak yang strategis menjadikan daerah ini sebagai daerah transit kegiatan perekonomian antara pulau jawa. Letak tersebut berada di teluk lampung dan diujung selatan pulau sumatera, yang memiliki luas wilayah 207.50 km2 terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan. Penduduknya terdiri dari berbagai suku, bangsa (heterogen), dari hasil proyeksi penduduk tahun 2008 jumlah penduduk Kota Bandar Lampung tercatat 812.087 jiwa, kepadatan penduduk 4.597 jiwa/km² dan tingkat pertumbuhan penduduk 3,79 % per tahun.(BPS Prop. Lampung, 2008)

Bandar Lampung memiliki sumberdaya industri dan produk wisata yang potensial untuk dikembangkan. Keberadaan industri dan produk wisata daerah ini dapat diketahui melalui sebuah sistem yang terdiri dari software dan hardware, data dan pengguna serta institusi untuk menyimpan dan manipulasi informasi geofrafis. Teknologi ini dirancang untuk membantu mengumpulkan data, menyimpan data serta menganalisis objek beserta data geografis yang bersifat penting untuk dianalisis. Sistem Informasi Geografis (SIG) telah diperkenalkan di Indonesia sejak pertengahan tahun 1980-an dan telah dikembangkan menjadi SIG berbasis web dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dibidang internet, dan selanjutnya dengan memanfaatkan teknologi tersebut akan dibuatkan sebuah web yang dapat memberikan keterangan lengkap dan terperinci mengenai hal yang berkaitan dengan produk industri wisata yang dituju.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

(7)

1. Penelitian ini dapat menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai potensi industri dan produk wisata di kota Bandar Lampung.

2. Sistem mampu melakukan pencarian berdasarkan kata kunci yang diinputkan pengguna.

3. Admin dapat mengelola data dalam suatu informasi berbasis geografis.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian pada sistem informasi geografis potensi industri wisata ini difokuskan pada berbagai hal sebagai berikut :

1. Penggunaan bahasa pemrograman dalam bentuk PHP versi 5.2.6, penerapan database jenis MySQL untuk phpMyAdmin versi 2.10.3, penggunaan HTML, dan Apache sebagai web server versi 2.2.8.

2. Penyajian informasi tentang industri wisata yang berpotensi di Kota Bandar Lampung disertai dengan data pendukung dan akan membantu pengguna dalam proses pencarian industri wisata berdasarkan query yang dimasukkan adalah nama industrinya juga wilayah adminstrasinya yaitu kelurahan tempat industri wisata berada.

3. Format data spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah format data vektor dengan jumlah layer yang digunakan adalah layer kecamatan, layer kelurahan dan layer industri wisata.

1.4 Keaslian Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi mengenai potensi industri dan produk wisata yang ada dan memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari daerah kelurahan yang memiliki potensi industri wisata. Administrator sistem juga dapat memanajemen data-data industri wisata di kota Bandar Lampung. Sistem Informsi Geografis (SIG) ini berbasis web dengan menggunakan SVG Viewer sebagai representasi data spasial peta dengan model data vektor untuk digunakan sebagi informasi dengan dukungan peta digital.

(8)

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, penelitian ini berbeda

dengan Soyusiawaty,dkk dalam hal informasi jenis wisata dan fasilitas pendukung, dan jarak menuju objek wisata di Bangka Belitung. Selain itu,

dengan Wijaya berbeda dalam hal penyajian letak geografis dan juga memperkenalkan fasilitas-fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, tempat ibadah, stasiun kereta api, terminal, sarana olahraga, Hotel dan tempat penginapan, kantor - kantor pemerintahan di Kota Bandar Lampung.

Penelitan yang juga pernah dilakukan Susanto pada pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Pacitan adalah berbeda dengan yang penulis lakukan dalam hal tools yang digunakan seperti MapScript, MS4W, dan MapMaker serta sistem mampu menginventariasi lokasi – lokasi industri di Pacitan yang dituangkan dalam sebuah produk database dan peta pengembangan sektor industri. Penelitian mengenai Perancangan dan Implementasi Webgis

Pariwisata Kabupaten Sumba Timur oleh Tanaamah juga menggunakan tools MapServer OpenSource dan MapScript sehingga sistem mampu memberikan informasi posisi daerah wisata dan fasilitas search untuk membantu pengguna dalam mendapatkan informasi dalam lokasi database WebGIS secara detail.

Penelitian yang dilakukan Dwidasmara berbeda juga dengan yang penulis lakukan dalam hal dukungan teknologi yang digunakan yaitu mobile device dengan mengintegrasikan teknologi mobile yang memiliki fasilitas koneksi internet dengan SIG menggunakan SVG dan SVG Tiny sebagai representasi data spasial peta dengan model data vektor dan dengan menggunakan algoritma Djikstra, sistem dapat menentukan jarak terpendek menuju lokasi pariwisata di Bali dan Yogyakarta.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sistem informasi geografis berbasiskan web yang ditampilkan dengan bantuan plug-in SVG Viewer sebagai media pendukung dalam membantu memberikan informasi mengenai daerah potensi industri wisata di kota Bandar Lampung.

(9)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan sebuah sistem informasi geografis yang dapat menunjukkan lokasi daerah-daerah yang berpotensi industri wisata di Kota Bandar Lampung. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Menyediakan informasi-informasi mengenai potensi industri wisata di Kota Bandar Lampung.

2. Memudahkan pengguna untuk mencari lokasi daerah-daerah yang berpotensi industri wisata di Kota Bandar Lampung.

3. Sebagai bahan penelitian lanjutan pada bidang sistem informasi geografis dan menggabungkan dengan metode optimasi pencarian jarak lokasi- lokasi yang memiliki potensi industri wisata.

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

2.

Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari literatur teori dasar yang mendukung penelitian; pencarian dan pengumpulan data-data yang

dibutuhkan ke Dinas Pariwisata dan Biro Pusat Statistik Propinsi Lampung. Data spasial berupa peta kota Bandar Lampung sebagai peta dasar pembuatan SIG ini. Data non spasial (data tabular) berupa deskripsi industri wisata dan lainnya yang berhubungan dengan industri wisata ini. Selain itu juga dilakukan studi lapangan dengan observasi langsung ke lapangan. Analisis dan Perancangan Sistem

Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun, setelah mengumpulkan berbagai kebutuhan pengguna sistem, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah perancangan sistem yang diharapkan dapat memenuhi keinginan dari pengguna, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengaksesnya dan memperoleh informasi yang diinginkan.

Metode Analisis dengan SIG dimulai dengan a) Pengumpulan berbagai data baik itu data spasial maupun data-data atribut/non spasial yang akan dijadikan

(10)

input data dalam pengolahan dengan SIG., b) Mengorganisasikan kedua jenis data di atas (data spasial dan data atribut ke dalam sebuah basis data

sedemikian rupa sehingga bisa diakses, diupdate dan diedit., c) Menampilkan informasi-informasi yang dapat dihasilkan dengan SIG. Dalam hal ini yaitu informasi-informasi yang berkaitan dengan keberadaan industri wisata. Perancangan dimulai dengan membuat Interface dari Sistem informasi web industri wisata kota Bandar Lampung.

3. Implementasi

Tools yang digunakan seperti sistem operasi Windows, Apache web server, opensvgmapserver101, MySQL database, web browser dan SVG Viewer.

Pada tahap ini merupakan implementasi hasil rancangan ke dalam program komputer yang dalam hal ini menggunakan bahasa pemrograman PHP. Untuk pemrograman ini diperlukan data atribut yang berupa basis data, data spasial yang berupa peta kota Bandar Lampung dan data grafis untuk pembuatan interface untuk memperindah tampilan sehingga lebih atraktif.

a. Data Atribut

Data atribut ini disusun dalam bentuk sistem basis data. Dalam aplikasinya nanti, basis data ini memiliki kemudahan dalam hal updating berupa

penambahan, penghapusan data maupun pengeditan sehingga memudahkan dalam manajemen data.

b.

c.

Data Spasial

Data spasial berupa peta kota Bandar Lampung yang berguna untuk menunjukkan posisi dari lokasi industri wisata serta akses jalannya. Dalam data spasial ini juga memiliki data tabular yaitu informasi tentang

kecamatan, desa/kelurahan, industri wisata. Data Grafis

Data grafis yaitu berupa data gambar, foto dan tulisan yang bertujuan untuk membuat interface pada sistem ini lebih menarik dan interaktif. Untuk data foto yaitu berupa foto situasi dari objek (lokasi) yang diambil.

(11)

4. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem apakah hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan menjawab permasalahan yang telah ditentukan.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam Laporan Penulisan yang sistematis dengan urutan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan masalah, Batasan Masalah, Keaslian Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang referensi mengenai penelitian terdahulu yang mendukung serta mendasari semua yang berkaitan dengan permasalahan yang dipilih.

Bab III. Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori dan tools yang akan digunakan dalam penelitian. Bab IV. Analisis dan Rancangan Sistem

Bab ini membahas tentang deskripsi sistem, análisis sistem, proses perancangan yang meliputi pemodelan, database dan perancangan user interface.

BAB V. Implementasi Sistem

Bab ini akan membahas mengenai implementasi hasil rancangan. Bab VI. Hasil Dan Pembahasan

Bab ini menunjukkan pengujian sistem dengan menampilkan output dari sistem yang dibuat.

Bab VII. Kesimpulan Dan Saran

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari pembahasan permasalahan yang telah dilakukan dalam penelitian dan saran yang diberikan oleh penulis untuk penelitian

(12)
(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai sistem informasi geografis potensi industri wisata berbasis web pernah dilakukan oleh Soyusiawaty, dkk (2007). Sistem ini

menggunakan metode konteks diagram dan DFD dalam perancangan implementasi sistem. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi

geografis di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berbasis web yang didalamnya juga terdapat informasi jenis wisata, fasilitas pendukung dan jarak.

Susanto (2008), melakukan penelitian mengenai Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (Web GIS). Penelitan ini bertujuan untuk Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Pacitan. Sistem ni mampu

menginventariasi lokasi – lokasi industri di Pacitan yang dituangkan dalam sebuah produk database dan peta pengembangan sektor industri.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) mengenai Sistem Informasi Geografis kota Bandar Lampung Berbasis Website. Pengembangan sistem ini dilakukan guna mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat Kota Bandar Lampung. Sistem ini mampu menyajikan letak Geografis dan juga memperkenalkan fasilitas-fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, tempat

ibadah, stasiun kereta api, terminal, sarana olahraga, Hotel dan tempat

penginapan, kantor - kantor pemerintahan, dan banyak lagi yang disediakan oleh Pemerintah yang ada di Kota Bandar Lampung.

Tanamah (2008), melakukan penelitian mengenai Perancangan dan Implementasi Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur. Sistem ini mampu memberikan informasi posisi daerah wisata dan fasilitas search untuk membantu pengguna dalam mendapatkan informasi dalam lokasi database WebGIS secara detail.

Sistem Informasi Geografis Berbasis SVG untuk Perjalanan Wisata dengan Dukungan Teknologi Mobile (Mobile Device) dilakukan oleh Dwidasmara,

(14)
(15)

Algoritma Dijkstra. Penelitian ini akan mengintegrasikan teknologi mobile yang memiliki fasilitas koneksi internet dengan SIG menggunakan SVG dan SVG Tiny sebagai representasi data spasial peta dengan model data vector, sehinggga sistem yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai pusat informasi pariwisata dengan dukungan pemetaan digital. Hasil dari sistem ini dapat membantu dalam penentuan jalur-jalur terpendek untuk mencapai suatu lokasi wisata.

(16)

Penulis Judul Tahun Sistem Domain Metode Tools

Soyusiawaty, dkk

SIG Objek Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Berbasis Web

2007 Web GIS untuk Pariwisata di Bangka Belitung Informasi jenis wisata, fasilitas pendukung dan jarak menuju tempat wisata di Bangka Belitung Konteks diagram dan DFD SIG, dreamweaver, PHP, MySQL

Susanto Aplikasi Web GIS untuk pengembangan sektor industri di kabupaten Pacitan

2008 Web GIS untuk menginventarisasi lokasi-lokasi industri

Lokasi industri di kabupaten Pacitan

Database dan peta pengembangan sektor industri SIG, PHP- Mapscript, MS4W,Mapmak er

Wijaya SIG kota Bandar Lampung

2010 Letak geografis fasilitas umum

BandarLampung dan fasilitas yang tersedia di dalamnya

Metodologi waterfall dengan perancangan menggunakan konteks diagram dan DFD

SIG, PHP, MySQL

Tanaamah Perancangan dan Implementasi WebGIS Pariwisata Kabupaten Sumba Timur 2008 WebGIS pariwisata kabupaten Sumba Timur Informasi posisi daerah wisata dan Fasilitas Search

Database SIG, DFD SIG, MapServer OpenSource, PHP,

MapScript

(17)

Penulis Judul Tahun Sistem Domain Metode Tools

Dwidasmara Sistem informasi geografis berbasis SVG untuk perjalanan wisata

dengan dukungan teknologi mobile (mobile device) dan

perncarian rute terpendek dengan algoritma dijktra. 2009 WebGIS pariwisata di Bali dan Yogyakarta berbasis mobile Informasi pariwisata dan bantuan dalam penentuan jalur terpendek untuk mencapai lokasi wisata.

Peta digital, data vektor dan algoritma

dijktra Dituangkan dalam

teknologi mobile

SIG, SVG Tiny, web GIS

Sesunan Sistem Informasi Geografis Potensi Industri Wisata berbasis WEB (studi kasus : Kota Bandar

Lampung)

2010 WebGIS potensi industri wisata kota

Bandar Lampung

Informasi pada peta, yaitu industri

wisata; pencarian daerah industri wisata; manajemen database industri wisata yang dilakukan oleh admin

Data vektor, SVG SIG, SVG Viewer, Web Programming

(18)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian sistem

McLeod dan Schell (2001) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis, yang implementasinya memanfaatkan teknologi komputer, penulis mencoba membawa “sistem” yang dimaksud adalah sistem berbasis komputer. Dengan meminjam definisi dari

Webster’s Dictionary sebagaimana dikutip oleh Pressman dalam bukunya

“Rekayasa Perangkat Lunak”, sistem berbasis komputer didefinisikan sebagai :

Serangkaian atau tatanan elemen-elemen yang diatur untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya melalui pemrosesan informasi.

Tujuan yang dimaksud dimungkinkan untuk mendukung fungsi bisnis dari sistem itu sendiri. Selanjutnya, elemen-elemen sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud terdiri dari :

a. b. c. d. e. f.

Perangkat Lunak (software); program (aplikasi) komputer, struktur data, dan dokumen yang berhubungan yang berfungsi untuk mempengaruhi metode logis, prosedur, dan kontrol yang dibutuhkan

Perangkat Keras (hardware); perangkat elektronik yang memberikan kemampuan penghitungan, dan perangkat elektromekanik.

Manusia; pemakai dan operator perangkat keras dan lunak.

Database; kumpulan data yang besar dan terorganisasi yang diakses melalui

perangkat lunak.

Dokumentasi; manual, formulir, dan informasi deskriptif lainnya yang

menggambarkan penggunaan dan atau pengoperasian sistem.

(19)

masing-masing elemen sistem atau konteks prosedural dimana sistem berada.

(20)

Elemen-elemen tersebut bergabung dengan cara tertentu untuk selanjutnya mentransformasikan informasi. Dalam kesimpulannya, sistem informasi merupakan sistem yang berisi jaringan sistem pengolahan data yang dilengkapi dengan kanal-kanal komunikasi yang digunakan dalam sistem organisasi data. (Witarto, 2004). Elemen proses dari sistem informasi antara lain mengumpulkan data, mengelola data yang tersimpan, menyebarkan informasi.

3.1.2 Data dan informasi

Data adalah representasi dari suatu fakta yang dimodelkan dalam bentuk gambar, kata, dan/atau angka. (Witarto, 2004), manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan tentang fakta. Data yang baik, adalah yang sesuai dengan faktanya.

Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung denga waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya. (Witarto, 2004), intensitas dan lamanya kejutan dari informasi, disebut nilai informasi. “Informasi” yang tidak mempunyai nilai, biasanya karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa.

Karakteristik dari informasi adalah, penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi belum mengetahui menjadi kondisi mengetahui. Perubahan ini mengandung unsur tidak terduga. Informasi yang benar dan baru, dapat mengoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi dapat juga dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan.

(21)

3.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) 3.2.1 Definisi SIG

Definisi SIG sangatlah beragam, karena memang definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, beberapa definisi SIG :

ESRI (1989), mendefinisikan SIG sebagai : An organized collection of computer

hardware, software, geographic data and personal designed to efficiently capture, store, update, manipulated, analyze, and display all forms of geographically referenced information. Pada bagian lain ESRI meringkasnya, SIG sebagai sistem

komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan.

Kelebihan SIG adalah dapat menyerap dan mengolah data-data dari

bermacam sumber yang memiliki skala besar dan struktur yang berbeda. Selain itu SIG juga dapat melakukan operasi data-data keruangan yang bersifat kompleks.

Aplikasi SIG terlibat dalam berbagai bidang disiplin ilmu, diantaranya yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pemetaan tanah dan pemetaan prasarana kota Pemetaan kartografi dan peta tematik

Ukuran tanah dan fotogrametri Penginderaan jauh dari analisa citra Ilmu komputer

Perencanaan wilayah (planologi) Ilmu tanah

Geografis

Berdasarkan sejarah perkembangan SIG dengan cepat menjadi peralatan pengelolaan sumber daya alam. SIG banyak digunakan untuk mebantu

pengambilan keputusan dengan menunjukkan bermacam-macam pilihan dalam perencanaan pembangunan dan konservasi.

(22)

3.2.2 Komponen-komponen SIG

Komponen-komponen SIG memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu :

a) Perangkat Keras Komputer Terdiri beberapa komponen. 1) CPU (Cental Processing Unit ). 2) Memory (Utama dan tambahan)

3) Storage (alat penyimpanan data dan informasi) 4) Alat tambahan (Periferal)

a. Alat Masukan (Input Device): keyboard, moue, digitizer, pemindai (scanner), kamera digital, workstation fotogrametris digital. b. Alat keluaran (Output Device) : monitor, printer, plotter, perekam

film, dan lain-lain.

b) Perangkat Lunak (Software) Komputer

Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi. Pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan data, analisis data, dan penayangan informasi geografis.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari software SIG: 1. Merupakan Database Management System (DBMS)

2. Memiliki fasilitas Pemasukan dan Manipulasi Data Geografiss 3. Memiliki fasilitas Query, Analisis, dan Visualilasi

4. Memiliki kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat

menyajikan hasil (Penayangan dan Printout) informasi berbasis geografis dan memudahkan untuk akses terhadap seluruh fasilitas yang ada. Perangkat lunak SIG terdiri atas sistem operasi, compiler dan program aplikasi.

1. Sistem Operasi (Operating System/OS), seperti: Window, Linux, UNIX,

Sun Solaris, dan lain-lain. 2. Compiler

(23)

Menerjemahkan program yang ditulis dalam bahasa komputer pada kode mesin sehingga CPU mampu menjalankan program yang harus

(24)

dieksekusi. Bahasa compiler yang biasa digunakan adalah C, C++, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain.

3. Program Aplikasi pembangun SIG, seperti Mapinfo, Arcview, Arcinfo, ArcGIS, dan lain-lain.

c) Data dan Informasi Geografis

Data yang digunakan dalam SIG merupakan fakta-fakta dipermukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif maupun referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta.

1. Referensi relatif

Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya adalah data jumlah penduduk per kabupaten dikaitkan dengan data administrasi kabupaten.

2. Referensi absolut

Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis (sudah memiliki koordinat tertentu di permukaan bumi). Misalnya adalah data titik-titik yang diperoleh dengan menggunakan GPS (Global Positionng System). d) Sumberdaya Manusia (User)

Sumberdaya manusia yang terlatih merupakan sebagai komponen terkahir dari SIG. Perannya adalah sebagai pengoperasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menangani data geografis dengan kedua perangkat tersebut.

Sumberdaya manusia juga merupakan sebagai sistem analis yang menerjemahkan permasalahan riil dipermukaan bumi dengan bahasa SIG sehingga permasalahan dapat diidentifikasi dan dicari solusinya.

e) Methods (Prosedur)

Model dan Teknik Pemrosesan yang perlu dibuat untuk berbagai aplikasi SIG.

(25)

3.2.3 Manfaat penyimpanan dan pengolahan data digital dengan SIG

Kelebihan data digital dalam SIG adalah variasi tampilan yang beragam memiliki keanekaragaman dan kombinasi informasi, efesiensi, dan kemudahan proses pembaharuan data.

a) Variasi Tampilan Data

Data digital memiliki variasi tampilan yang hampir tidak terbatas. Baik bentuk, warna, ukuran garis, simbol, dan teks dapat disajikan sesuai dengan keinginan si pembuat peta. Disamping itu perubahannya dapat dilakukan dengan cepat dan diproduksi dalam jumlah berapapun dalam waktu singkat.

b) Keanekaragaman dan Kombinasi

Data digital spasial, jika dikombinasikan atau diintergrasikan dengan data lain baik spasial maupun non spasial dapat menggunakan data digital spasial baru. Misalnya data spasial jenis tanah, curah hujan, lereng, jenis batuan, dengan tabel persyaratan tubuh tanaman dapat menghasilkan data tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu.

c) Efesiensi

Data digital dapat diakses atau digunakan secara bersama-sama oleh beberapa orang sekaligus untuk keperluan analisis yang berbeda.

d) Pembaharuan

Data digital relatif lebih mudah diperbaharui, dengan menggunakan fasilitas editing yang ada. Tidak seperti data manual pada peta analog (peta cetak kertas).

3.2.4 Model data spasial

Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang/bersifat keruangan. Contoh pada fungsi analisis spasial adalah classification (contoh : mengklasifikasikan ketinggian suatu objek), network (merujuk pada titik atau garis sebagai satu kesatuan jaringan yang tidak terpisahkan), overlay (fungsi

(26)
(27)

Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur. b) Informasi deskriftif (atribut) atau informasi non spasial. Contohnya populasi, pendapatan per tahun. Data SIG dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Secara garis besar, data grafis dibedakan menjadi tiga macam yaitu data titik, garis, dan area. Data tabular adalah data deskriftif yang menyatakan nilai dari data grafis. Data atribut menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk struktur data vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. (Nuarsa, 2008)

Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific (1996),

mendefinisikan model data sebagai suatu set logika atau aturan dan karakteristik dari suatu data spasial. Model data merupakan representasi hubungan antara dunia nyata dengan data spasial.

Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu model data raster dan model

data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam

pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi dari obyek-obyek geografis yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer. Klasifikasi data spasial berdasarkan Economic and Social Comminssion for Asia

(28)

Gambar 3.1 Klasifikasi model data spasial

Kedua model data spasial yang telah disebutkan diatas (raster dan vektor) mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat bergantung pada tujuan, analisis, sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel 3.1 memperlihatkan perbandingan diantara kedua model tersebut.

(29)

Parameter Vektor Raster

Akurasi Akurat dan lebih presisi Sangat bergantung dengan ukuran grid/sel

Atribut Relasi langsung dengan DBMS (database)

Grid/sel merepresentasikan atribut. Relasi dengan DBMS tidak secara langsung

Kompleksitas Tinggi. Memerlukan algortima dan proses yang sangat kompleks

Mudah dalam mengorganisasi dan proses

Output Kualitas tinggi sangat bergantung dengan

plotter/printer dan kartografi

Bergantung terhadap output printer/plotter

Analisis Spasial dan atribut terintegrasi.

Kompleksitasnya sangat tinggi

Bergantung dengan algortima dan mudah untuk dianalisis

Aplikasi dalam Remote Sensing

Tidak langsung, memerlukan konversi

Langsung, analisis dalam bentuk citra sangat dimungkinkan Simulasi Kompleks dan sulit Mudah untuk dilakukan simulasi Input Digitasi, dan memerlukan

konversi dari scanner

Sangat memungkinkan untuk diaplikasikan dari hasil konversi dengan menggunakan scan Volume Bergantung pada kepadatan

dan jumlah verteks

Bergantung pada ukuran grid/sel Resolusi Bermacam-macam Tetap

(30)

3.2.5 Database 3.2.5.1 Sistem database

Ramakrishnan dan Gehrke (2003) menyatakan bahwa database adalah kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas satu organisasi yang berhubungan atau lebih. Database management system atau DBMS adalah perangkat lunak yang di desain untuk membantu memelihara dan memanfaatkan kumpulan data yang besar. Kebutuhan terhadap sistem tersebut, termasuk juga penggunaannya, berkembang secara pesat. Alternative penggunaan DBMS adalah untuk menyimpan data dalam file dan menulis kode aplikasi tertentu untuk mengaturnya.

3.2.5.2 Database SIG

Database yang digunakan untuk membangun sistem informasi geografiss sering disebut dengan geodatabase (geographic database (Riyanto dkk., 2009). Beberapa fasilitas geodatabase antara lain :

a) Mampu menangani tipe data yang beragam.

b) Menggunakan aturan relasional yang sudah baku, seperti pembuatan relasi antar tipe data, topologi, jaringan geometik, dan lain-lain.

c) Mampu mengakses data geografiss yang besar, baik yang disimpan dalam bentuk berkas maupun dalam sebuah DBMS.

Keuntungan dalam menerapkan konsep geodatabase antara lain : 1. Data geografis yang tersimpan memiliki keseragaman data. 2. Proses entry dan editing data menjadi lebih akurat.

3. Data-data ditampilkan secara lebih dinamis. 4. Hasil peta yang lebih baik akan terbentuk. 5. Bentuk dari tiap fitur didefinisikan lebih baik.

6. Banyak user dapat melakukan proses editing secara simultan.

3.3 Desain Sistem

(31)

perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan digunakan pada sistem yang akan dibuat. (Kendall & Kendall, 2002). Ada 2 hal yang perlu diperhatikan

(32)

dalan desain sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer utuk sistem yang baru. Beberapa alat bantu yang digunakan dalam desain sistem yaitu DFD (Data Flow Diagram), Kamus Data (Data Dictionary), Diagram Konteks (Context

Diagram).

3.4 Perangkat Lunak SIG

Perangkat lunak SIG berbasis internet sudah banyak tersedia, baik yang komersial maupun yang non-komersial dengan masing-masing karakter yang khas diantaranya adalah : ArcIMS, MapServer, MapXtreeme, MapObjects IMS, Arcview IMS, Demis, Autodesk MapGuide, GeoMedia WebMap Publisher, Alov MAP, Carto Web, BeyondGeo, Reef Base, KMap, GeoNetwork opensource, dan masih banyak lagi. Pengguna bebas memilih tools ini beserta scripting

compilernya (untuk membangun server aplikasinya) sesuai dengan kebutuhan.

(Prahasta, 2007)

3.4.1 ArcView

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop sistem informasi geografis (SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI. ArcView memiliki kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya. (Prahasta, 2005)

Secara umum beberapa kemampuan ArcView sebagai berikut :

1. Pertukaran data, membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya yaitu :

a. ArcView dapat membaca data spasial, raster yang ditulis dalam format- format perangkat lunak SIG dan penginderaan jauh, misal : JPEG, BMP, TIFF, ERDAS dan lain-lain.

b. ArcView dapat membaca data spasial vektor yang dituliskan dalam format-format SIG lainnya (import), misal : ArcInfo, MapInfo (MIF), AutoCad (DWG), dan DXF.

(33)

c. ArcView dapat menuliskan basis data spasial, vektornya ke dalam format shape file sendiri maupun ke dalam perangkat lunak SIG lainnya, seperti MapInfo.

2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis. 3. Menampilkan informasi (basis data) spasial maupun atribut, yaitu :

a. ArcView dapat menampilkan informasi (basis data dengan format sendiri) baik yang terdapat pada sistem komputer yang bersangkutan maupun yang tersebar di jaringan komputer.

b. ArcView dapat mengakses dan menampilkan basis data eksternal. c. ArcView dapat menampilkan informasi atau data dalam bentuk view

(tampilan di layar monitor) layout, tabel, grafik.

4. Menghubungkan informasi spasial dengan atribut-atributnya yang terdapat (disimpan) dalam basis data atribut, menggunakan SQL sebagai standar untuk melakukan query terhadap basisdata nya.

5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG seperti analisis sederhana spasial seperti menyediakan alat bantu analisis spasial sederhana untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan seperti berapa jumlah sumur bor yang terdapat dalam suatu area pertambangan.

6. Membuat peta tematik yaitu :

a. Menyediakan pustaka simbol dan warna (fitur) untuk pembuatan peta tematik.

b. Menggunakan simbol dan warna untuk merepresentasikan fiturnya berdasarkan atribut-atributnya.

7. Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa script atau bahasa pemrograman sederhana yaitu Avenue untuk mengotomatiskan pengoperasian rutin dan meng-customize aplikasi-aplikasi SIG yang dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak ArcView.

8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG ArcView)

(34)

seperti : network analisis, 3D analisis, tracking analisis, image analisis, internet map analisis, dan lain-lain.

(35)

3.5 SVG (Scalable Vektor Graphic)

SVG adalah singkatan dari Scalable Vector Graphics dan merupakan format file baru untuk menampilkan grafik dalam pengembangan web yang berbasis XML (eXtensible Markup Language). Selain SVG, ada juga MathML

(Mathematic Markup Language) - berbasis XML- untuk menampilkan rumus- rumus matematika dan juga CML (Chemical Markup Language) untuk kimia. (Januar, 2004)

SVG dapat mengkreasikan sebuah grafik yang terdiri dari banyak vektor yang berbeda-beda. Sebuah vektor pada dasarnya adalah garis yang menghubungkan dua titik. Fungsi SVG untuk menampilkan grafik 2 dimensional dalam kode XML dan juga dapat mengkreasikan sebuah grafik yang terdiri dari banyak vektor yang berbeda-beda. Pada dasarnya, SVG dapat digunakan untuk membuat tiga jenis objek grafik, yaitu :

1. Path, terdiri dari garis lurus dan kurva. 2. gambar.

3. teks.

Kelebihan yang paling utama adalah image tidak akan kehilangan kualitasnya apabila diperbesar atau diperkecil (scalable), karena dibuat berdasarkan metode vektor bukan pixel seperti pada format grafik umumnya yaitu GIF, JPEG dan PNG. Sehingga memungkinkan pengembangan web dan juga designer untuk membuat grafik dengan mutu tinggi. Grafik vektor ('lines') adalah suatu cara menyajikan gambar bukan sebagai baris dan kolom piksel ('dots'), tetapi lebih sebagai suatu set instruksi bagaimana membuat sebuah gambar melalui garis atau titik yang terhubung. Sebuah gambar 'raster' seperti bitmap, PNG, JPEG, atau GIF, hanyalah sebuah seri piksel yang tidak terkoneksi ('color dots'), sedangkan sebuah gambar vektor merepresentasikan bagian yang berbeda dari suatu gambar sebagai objek yang berlainan, sehingga memungkinkan interaktivitas yang lebih

(36)
(37)

kabur atau tidak jelas ('pixelated'). Berbeda jika menggunakan gambar vektor yang tetap tampil baik di segala resolusi/skala layar. Gambar vektor juga umumnya memiliki ukuran berkas yang lebih kecil (terutama saat dikompresi) dibanding gambar 'raster' sejenis.

Walaupun berbasis vektor, SVG ternyata juga dapat dikreasikan untuk efek bayangan, gradasi warna, atau juga pencahayaan. Selain itu, animasi juga dapat dikembangkan SVG. Informasi yang disimpan SVG berbentuk teks (dalam XML), bukan binary code, ini menyebabkan SVG memiliki keunggulan dalam kecepatan proses download karena kecilnya kapasitas.

Untuk menampilkan file dalam format SVG, kita perlu menginstall sebuah plug-in. jika browser yang digunakan tidak mendukung SVG, maka perlu mendownload sebuah SVG viewer untuk menampilkan file SVG. Jika yang digunakan browser Firefox 1.5 atau Opera 9 yang sudah mendukung SVG tidak diperlukan sebuah plug-in/SVG viewer.

3.6 Kepariwisataan

Damanik dan Weber (2006) menyatakan bahwa industri yaitu suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari wisatawan (orang yang melakukan kegiatan wisata).

Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik

(38)
(39)

Daya tarik wisata merupakan faktor utama dalam suatu kegiatan pariwisata. Secara garis besar daya tarik wisata dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus. Wisata alam meliputi wisata pantai, hutan, dan pegunungan. Wisata budaya meliputi wisata di tempat-tempat peninggalan bersejarah seperti candi dan museum, serta wisata di pusat-pusat kesenian dan kebudayaan. Sedangkan untuk wisata minat khusus meliputi wisata agro, wisata petualangan dan wisata tirta.

Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.

(40)

BAB IV

ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

4.1 Deskripsi Sistem

Dalam pembuatan sistem informasi geografis berbasis web industri wisata di kota Bandar Lampung pada penelitian ini adalah sistem yang dibangun untuk menghasilkan informasi mengenai potensi industri dan produk wisata sesuai dengan data-data yang telah dikumpulkan, sekaligus menghasilkan informasi yang mendekati harapan pengguna. Informasi yang ditampilkan selain berupa data teks juga dalam bentuk visual (peta lokasi).

Sistem yang didapatkan nantinya akan dapat memberikan informasi tentang industri dan produk wisata yang berpotensi di Kota Bandar Lampung disertai dengan data pendukung dan akan membantu pengguna dalam proses pencarian tempat industri wisata berdasarkan query yang dimasukkan.

4.2 Perencanaan Kegiatan Penelitian

Proses penyusunan yang bersifat sementara tentang hal-hal yang dibutuhkan dan akan dikerjakan dalam penelitian ini sehingga dapat menggambarkan sistem yang dibuat. Gambar 4.1 menunjukkan diagram alir kegiatan dalam pelaksanaan kerja.

(41)
(42)

No Kecamatan Ibu kota Jml kelurahan

1 Tanjungkarang Pusat Palapa 11 2 Tanjungkarang Barat Gedong Air 6 3 Tanjungkarang Timur Kota Baru 11 4 Teluk Betung Utara Kupang Kota 10

5 Teluk Betung Barat Bakung 8

6 Teluk Betung Selatan Sukaraja 11

7 Panjang Panjang Selatan 7

8 Kemiling Sumberejo 7

9 Kedaton Kampung Baru 8

10 Rajabasa Rajabasa 4

11 Tanjung Seneng Tanjung Seneng 4

12 Sukarame Sukarame 5

13 Sukabumi Sukabumi 6

JUMLAH 98

4.3 Analisis Sistem

4.3.1 Analisis potensi industri wisata kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan dan 98 (sembilan puluh delapan) Kelurahan, dan sebagai Ibukota Provinsi lampung Kota Bandar Lampung merupakan pusat dari semua kegiatan, baik dibidang pemerintahan, sosial, politik, pendidikan, kebudayaan maupun perekonomian yang secara ekonomis sangat menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan daerah. Sebagai motto Kota Bandar lampung dalam penyelenggaraan kegiatan yaitu Lampung sebagai kota tertib, aman, patuh, iman, sejahtera, serta bersih, sehat, rapih dan indah. Pada tabel 4.1 menunjukkan pembagian kecamatan dan kelurahan yang ada di Bandar Lampung.

Tabel 4.1 Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

(43)

NO BWK

NAMA FUNGSI KOTA PERANAN KOTA

A GEDONG MENENG Fungsi Utama : 1. Pusat Pendidikan Tinggi 2. Terminal Regional 3. Pengembangan Kawasan Permukiman (kasiba/lisiba) Fungsi Pendukung : 1. Pusat Kebudayaan 2. Rumah Sewa/kost 3. Pusat Pelayanan Lokal 4. Pertanian skala kecil. 1. Menyediakan sarana kegiatan dengan skala pelayanan regional. 2. Menyediakan pusat

penelitian dan pendidikan tinggi.

3. Pusat

Pergerakan/transportasi regional

4. menyediakan lahan permukiman skala besar (kasiba/Lisiba)

1. Menciptakan karakterkota budaya dan agama. 2. menyediakan areal kawasan

perumahan 3. pengembangan rumah

sewa/kost untuk mahasiswa 4. kegiatan perdagangan

penunjang pendidikan tinggi 5. kegiatan industri kecil

menunjang pendidikan tinggi (percetakan, fotocopi, dan lain-lain) B SUKARAME Fungsi Utama : 1. Perumahan skala besar 2. Perdagangan skala kota Fungsi Pendukung :

1. Pusat Industri Kecil 2. Pengembangan Hutan Kota

3. Cadangan pengembangan kota 4. Pusat pelayanan kota

5. Menciptakan lingkungan perumahan dengan segala sarananya 6. Meningkatkan pelayanan sarana prasarana kota untuk memenuhi kebutuhan penduduknya sendiri agar tidak tergantung dengan pusat kota 1. Menetapkan kawasan industri kecil dengan persyaratan tertentu

2. Menyediakan sarana pelayanan skala local.

Kota Bandar Lampung dibagi dalam 8 (delapan) Bagian Wilayah Kota (BWK). Secara lebih jelas fungsi dan peran bagian wilayah kota atau kawasan wilayah pembangunan (KWP) Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel 4.2.

(44)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

Bandar Lampung telah ditetapkan sebagai Pusat Pertumbuhan Daerah (PPD), dengan memanfaatkan keberadaan Pelabuhan Panjang sebagai pelabuhan ekspor. Bandar Lampung merupakan penyatuan dua kota tua, yakni Telukbetung dan Tanjungkarang. Prasarana dan sarana tersedia cukup di sini, seperti taksi, bus dalam kota dan antarkota, kereta api, taksi/travel antarjemput antarkota provinsi, hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan. Kota yang strategis bagi kunjungan wisata ke berbagai industri wisata. Karena wisata yang satu dan lainnya saling

berdekatan, bisa dipastikan kunjungan atau perjalanan wisata menjadi tidak monoton, dan menjadi lebih beragam karena banyak tempat yang bisa dilihat.

(45)

NO BWK

NAMA FUNGSI KOTA PERANAN KOTA

C D E PANJANG SUKABUMI/ TANJUNG KARANG TIMUR TANJUNG KARANG/ PUSAT KOTA Fungsi Utama : 1. Pusat pelabuhan samudera 2. Pergudangan 3. Terminal Barang 4. Industri pengolahan Fungsi Pendukung :

1. Sentra Industri kecil 2. Kawasan konservasi dan hutan lindung Fungsi Utama : 1. Perdagangan/jasa 2. Kawasan industri Fungsi Pendukung : 1. Perumahan 2. Industri kecil 3. Cagar budaya · Fungsi Utama : · 1. Perdagangan umum · 2. Jasa Umum Fungsi Pendukung : 1. sarana penunjang perdagangan/parker/taman 2. Perumahan fungsi ganda 3. Pusat Budaya

1. Kawasan konservasi

3. Menyediakan sarana pelayaran ekspor/impor

4. Menyediakan sarana pergudangan 1. Pengembangan sentra industri kecil 2. Mempertahankan areal konservasi lahan

1. Penyediaan kawasan perdagangan 2. penyediaan fasilitas parker Menyediakan sarana pelayanan dengan skala local.

1. Penataan sarana perdagangan 2. Menciptakan karakter kota dagang 3. Menyediakan jaringan prasarana penunjang perdagangan.

1. Penyediaan sarana/prasarana penunjang perdagangan (parker, taman)

2. Mengarahkan bangunan berfungsi ganda (mixed use):

Perumahan/perdagangan Perumahan/perkantoran Perumahan/jasa wisata merupakan salah satu peningkatan pendapatan daerah. Kota Bandar Lampung juga mempunyai potensi industri wisata yang sangat baik dan didukung topografi

(46)

tinggi berbukit, gunung dan dataran rendah dekat dengan pantai, oleh karenanya memungkinkan untuk dikembangkan. Hal ini sangat besar potensinya sebagai daya tarik investor dibidang pariwisata dan daya tarik turis domestik dan manca negara.

4.3.2 Potensi industri dan produk wisata kota Bandar Lampung

Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung memiliki beberapa kawasan yang berpotensi (ditinjau dari perspektif kepariwisataan) untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata karena merupakan tempat yang strategis bagi kunjungan wisata ke berbagai industri wisata. Beberapa industri dan produk wisata yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, antara lain :

1. Pantai Hiburan Duta Wisata, Wisata Pantai ini terletak di Jalan

Laksamana Martadinata, Kelurahan Sukamaju Kecamatan Telukbetung Barat, tidak jauh dari objek wisata Pantai Puri Gading. Daya tarik wisata ini adalah pemandangan alam Teluk Lampung yang dapat dinikmati dari saung yang dibangun sepanjang pesisir pantai.

2. Pantai Hiburan Tirtayasa, Pantai Tirtayasa merupakan salah satu objek

wisata alam yang terletak di Jalan Laksamana Martadinanata Kecamatan Telukbetung Barat selain pantai Duta Wisata dan Puri Gading. Daya tarik wisata ini adalah tidak berbeda dengan daya tarik wisata bahari lainnya seperti Pantai Puri Gading dan Pantai Duta Wisata lempasing. Di pantai ini pengunjung dapat melihat lebih dekat pulau-pulau yang menghadap ke pantai ini yakni Pulau Kubur dan Pulau Tangkil.

3. Pantai Puri Gading, wisata bahari yang terletak di jalan Laksamana

Martadinata kelurahan Sukamaju, Kecamatan Telukbetung Barat. Letaknya bersebelahan dengan Pantai Duta Wisata dan Pantai Tirtayasa. Daya tarik wisata ini adalah pemandangan alam Teluk Lampung yang memang posisinya bersebelahan dengan Pantai Duta Wisata selain itu

(47)
(48)

salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke pantai ini.

4. Rumah Adat Lampung Olok Gading, merupakan Rumah Adat

Lampung Pesisir yang terdapat di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Telukbetung Barat. rumah khas Lampung di kota Bandar Lampung jarang sekali ditemukan selain di museum Bandar Lampung. Padahal, arsitektur tradisional Lampung memiliki nilai keindahan yang tinggi. Rumah adat Lampung yang terdapat di jalan Dr. Setia Budi,

Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Telukbetung Barat merupakan rumah adat Lampung Pesisir (Kebandaran Marga Balak). Daya Tarik wisata ini adalah rumah adat Lampung memiliki elemen-elemen yang menjadi ciri khas, antara lain bubungan yang terdapat di tengah atap, teras panggung yang terdapat di bagian depan rumah dan atap rumah menutupi hingga tangga depan rumah. Selain itu, terdapat beberapa perabot rumah warisan kerajaan, seperti meja, kursi, perabot interior, serta beberapa senjata kerajaan dan perkakas peninggalan yang berasal dari India serta terdapat pula silsilah keluarga Lampung yang dipajang di rumah ini. Penduduk dilingkungan ini masih memegang budaya Lampung seperti tari Bedana yang dapat dilakukan dari yang muda sampai yang tua dan juga arak-arakan pengantin serta sunatan.

5. Pulau Kubur, Pulau Kubur merupakan salah satu pulau yang terdapat di

Teluk Lampung. Pulau ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Telukbetung Barat. Selain itu, dapat pula ditempuh melalui pantai Puri Gading ataupun Pantai Tirtayasa dengan menggunakan perahu motor dengan waktu tempuhnya sekitar 10 menit. Daya tarik wisata ini adalah berupa kuburan tua dengan usia sekitar 200 tahun dan selain itu objek wisata yang dapat dikembangkan adalah rekreasi memancing, juga panorama alam yang masih sangat alami.

(49)

Teluk Betung Barat. Pulau ini ditempuh dengan menggunakan perahu mesin, objek yang dikembangkan di daerah ini adalah kerajinan ikan asin.

(50)

Pulau Pasaran merupakan salah satu pulau yang ada di Kecamatan Telukbetung Barat yang berpenduduk sekitar 300 kepala keluarga. Daya tarik di Pulau Pasaran ini adalah pelelangan ikan segar hasil tangkapan nelayan dan ikan asin karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan produksi ikan asin. Di Pulau ini pengunjung dapat belajar banyak dengan nelayan-nelayan yang tinggal di sekitar pulau ini tentang penangkapan ikan dengan menggunakan bagan dan pengolahan ikan asin. Pulau pasaran dapat dijadikan sebagai wisata alternatif untuk mengetahui proses pengelolahan ikan dan mengetahui penangkapan ikan dengan menggunakan Bagan.

7. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, kawasan Hutan Lindung

terletak pada ketinggian 250 meter dari permukaan laut, terletak di sebelah Barat Kota Tanjungkarang. Taman Hutan ini akan dikembangkan sebagai obyek wisata alam, seperti hiking karena terdapat Gunung Sukma Hilang atau biasa disebut gunung Betung, Camping, penelitian dan lain-lain. Wan Abdul Rachman merupakan taman hutan raya Kota Bandar Lampung yang terletak di Jalan Laksamana Martadinata, Kecamatan Telukbetung Barat. Daya tarik obyek wisata ini adalah panorama alam dan kekayaan flora berupa tanaman hutan yang tersebar seluas 22.249 hektar dan juga terdapat air terjun, salah satunya adalah air terjun Talang Rabun. Tahura ini masih sangat alami sehingga masih banyak ditemukan berbagai jenis serangga seperti Kupu-Kupu, Belalang dan sebagainya.

8. Taman Wisata Alam Batu Putuk, Wisata Alam Batu Putuk merupakan

salah satu kawasan hutan yang letaknya di Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Telukbetung Utara. Lokasi ini tidak begitu jauh dari Taman Wisata Bumi Kedaton (TWBK) dan juga Taman Kupu-Kupu. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai wisata alam ini sekitar 20-30 menit dari Tanjungkarang yang jaraknya 20 Km. Air terjun yang berada di lokasi ini menambah kesejukan wisata alam Batu Putu. Wisata alam ini juga dikenal

(51)
(52)

pisang, manggis dan palawija sehingga dapat menikmati buah-buahan ketika sedang berlibur di kawasan ini.

9. Bumi Kedaton, Taman wisata ini terletak di Jalan Wan Abdul Rahman,

Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Telukbetung Utara. Wisata ini berada tidak jauh dari wisata alam Batu Putu dan Taman Kupu-Kupu. Taman Wisata Bumi Kedaton yang berada di kawasan perbukitan, air sungai yang mengalir berasal dari Gunung Betung dan berbagai macam jenis binatang di taman wisata ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain itu, wisata inipun tak lepas dari kebudayaan Lampung, dimana rumah khas Lampung, patung penari budaya Lampung ada disini sehingga pengunjung dapat berlibur sekaligus mengenal kebudayaan Lampung.

10. Taman Wisata Lembah Hijau merupakan salah satu andalan wisata alam

buatan di kota Bandar Lampung. Taman wisata yang berlokasi di JI. AR. Raden Imba Kesuma Ratu, Kampung Sukajadi, Kel. Sukadanaham, Kec. Tanjung Karang Barat, Bandar lampung, kini menjadi andalan bagi wisatawan yang berkunjung ke Lampung.

11. Monumen Gunung Krakatau, di Telukbetung kelurahan Teluk Betung

tepatnya di jalan WR. Supratman, monumen peringatan meletusnya Gunung Krakatau di Taman Dipangga. Monumen ini berupa rambu laut seberat setengah ton yang terlempar akibat gelombang pasang tsunami setinggi 30 meter yang ditimbulkan letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Taman ini merupakan bagian lokasi kantor Residen Lampung.

12. Sukadanaham, Kawasan Sukadanaham berada di Kecamatan Tanjung

Karang Barat. Kawasan ini merupakan dataran tinggi terletak di sebelah barat Kota Bandar Lampung. Oleh karena itu, sepanjang jalan Muhammad Ali (Sukadanaham) terbentang pemandangan alam Kota Bandar Lampung berupa Teluk Lampung, pulau-pulau yang berada di Teluk lampung, serta rangkaian bukit barisan. Dan jalan ini pula yang menghubungkan

(53)

Tempur Sukadanaham. Simulasi tempur ini dikelola oleh Suzuki Center yang juga merupakan arena outbond atau simulasi tempur yang luas

(54)

keseluruhan 80 ha. Namun yang dipakai 10 ha. Simulasi Tempur ini mempunyai beberapa permainan outbond, antara lain Flying Fox

(meluncur dari ketinggian 15 meter), Human Jamp (Mengambil bantalan yang berada ditengah tali dengan ketinggian 12-13 meter), Wish (jalan diatas tali), Paintball (tembak-tembakan dengan menggunakan cat air) dan spider wap (naik jaring Laba-laba dari bawah ke atas dengan ketinggian 7 meter). Selain itu, lokasi ini disediakan pula villa, aula, dan zona tempur yang dikenal dengan anti terror. Untuk mengikuti permainan ini minimal 20 orang. Lokasinya berada di dataran tinggi dan tersebarnya pohon cemara di sekitar simulai tempur ini menambah keindahan lokasi ini.

13. Taman Kupu-Kupu, merupakan penangkaran Kupu-Kupu yang terletak

di Kecamatan Kemiling. Wisata ini tidak jauh dari lokasi wisata Batu Putu dan Taman Wisata Bumi Kedaton. Jarak tempuh dari wisata Batu Putu sekitar 7-10 menit dengan menggunakan kendaaran pribadi. Taman Kupu- Kupu ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena taman ini memiliki ciri khas tersendiri berupa penangkaran kupu-kupu dan

pengunjung pun dapat melihat berbagai jenis spesies Kupu-Kupu yang ada di taman ini dan juga Kupu-Kupu yang telah diawetkan dan dibingkai seperti Kupu-Kupu yang berasal dari Liwa Lampung Barat. Jika

pengunjung tertarik, bisa memesan Kupu-Kupu tersebut yang diambil dari kepompong Kupu-Kupu.

14. Kawasan hutan taman kota, Kawasan hutan kota itu dijadikan warga

setempat sebagai tempat rekreasi alternatif murah, bisa dilihat daerah PKOR tepatnya di jalan Soekarno Hatta kelurahan Perumnas Wayhalim Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Di dalamnya terdapat kawasan wisata 'embung' atau danau buatan untuk berburu ikan (memancing) atau sekedar melihat suasana di sekitar kawasan itu. Embung atau danau buatan seluas sekitar satu hektare itu, setiap hari selalu ramai dikunjungi warga.

(55)

tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Terletak dijalan Z.A. Pagaralam 5

(56)

kilometer disebelah utara pusat kota tanjungkarang dan hanya 400 meter dari terminal bus rajabasa. Koleksi yang dapat dijumpai adalah benda- benda hasil karya seni, keramik dari negeri siam dan china pada zaman dinasti ming, stempel dan mata uang kuno pada masa penjajahan belanda dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut berjumlah 2.893 buah meliputi benda-benda geologi, biologi, etnografi, arkeologis, dan lainnya. Salah satu jenis koleksi yang berkaitan dengan Kebudayaan Lampung adalah koleksi etnografika, klasifikasi koleksi jenis ini meliputi semua benda yang cara pembuatan dan pemakaiannya memperlihatkan ciri khas etnis tertentu.

16. Sentra Industri Keripik, terdapat di kawasan kedaton dan gunung terang

tepatnya di Jalan Pagar Alam Bandar Lampung. Jika anda berkunjung ke Kota Bandar Lampung sepertinya belum lengkap kalau belum singgah ke Kawasan Sentra Industri Kripik yang terletak di jantung Kota Bandar Lampung dan dapat dituju melalui Jl. Teuku Umar atau melalui Jl. Imam Bonjol. Masyarakat Kota Bandar Lampung lebih suka menyebut Kawasan Sentra Industri Kripik dengan sebutan Kripik Gang PU. Kawasan Sentra Industri Kripik dari Terminal Rajabasa atau dari Stasiun Kereta Api Tanjungkarang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit. Berbagai jenis kripik yang ditawarkan untuk menjadi buah tangan

memiliki jenis yang beragam mulai dari kripik pisang, singkong, ubi jalar, sukun, nangka dan berbagai jenis lannya. Citra rasa yang ditawarkan pun tidak kalah dengan citra rasa kripik yang dijual di pasar swalayan mulai dari rasa gurih, asin manis, rasa keju, rasa coklat, balado dan berbagai citra rasa lainnya dengan harga yang sangat sangat terjangkau bagi kantong.

17. Salah satu industri kerajinan khas Lampung diantaranya dapat ditemui

di berbagai kelurahan seperti berikut : a. SERAI SERUMPUN

(57)
(58)

b. PUTRA INDONESIA

Jl. S. Parman No. 37 – Bandar Lampung Telp. (0721) 255073, GOTONG ROYONG

c. MULYASARI

Jl. MH. Thamrin 79 – Bandar Lampung Telp. (0721) 261609, GOTONG ROYONG

d. KRUI PUTRA

Jl. Wijaya Kusuma No. 27 – Bandar Lampung Telp. (0721) 253493, PAHOMAN

e. RADEN INTAN Art Gallery

Jl. Nusa Indah No. 45 – Bandar Lampung Telp. (0721) 252563 – 254136, RAWALAUT

f. TAPIS HELAU

Jl. Dr. Sutomo No. 26 – Bandar Lampung Telp. (0721) 704871, PENENGAHAN

Email : Tapis Helau @ hot mail.com g. DEKRANAS DAERAH LAMPUNG

Jl. Ir. H. Juanda No. 6 – Bandar Lampung Telp. (0721) 269957 (pameran tetap), PAHOMAN

h. BUTIK BUSANA DESY MUNAF

Designer, Busana bordir, Sulam Usus dll, Jl. Mataram No.44 – Bandar Lampung, ENGGAL

Telp. (0721 )250530

i. BUTIK BUSANA AAN IBRAHIM

Jl. Kota Baru Bandar Lampung Telp. 0811 791282, KOTA BARU

Kerajinan Sulam usus (secara harfiah "bordir usus"), yang berisi

poliester dengan motif-motif dalam bentuk sulur yang mirip usus ayam dengan berbagai berbentuk motif pakaian serta berbagai asesoris dan

(59)

kerajinan tangan lainnya. Kerajinan kain Tapis (kain lari), yaitu kain khas wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun

(60)

benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; "Cucuk"). Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak. Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Data industri dan produk wisata yang ada di kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel 4.3.

(61)
(62)

No Nama Objek Lokasi Jarak dari pusat kota Alamat Kecamatan / Kelurahan 1 Pantai Hiburan Duta

Wisata Jl. Laksamana Martadinata Sukamaju-Teluk Betung Barat 20 km 2 Pantai Hiburan Tirtayasa Jl. Laksamana Martadinata Sukamaju-Teluk Betung Barat 21 km 3 Pantai Puri Gading Jl. Laksamana

Martadinata

Sukamaju-Teluk Betung Barat

14 km 4 Pulau Kubur Pesisir kota

Bandar Lampung

TBB (Pulau Kubur)

5 Pulau Pasaran Pesisir kota Bandar Lampung

TBB (Pulau Pasaran)

6 Rumah Adat Lampung Pesisir

Jl. Dr. Setia Budi Negeri Olok Gading-Teluk Betung Barat

16 km

7 Tahura Wan Abdul Rahman Jl. R.E Martadinata Teluk Betung Barat 23 km 8 Taman Wisata Batu

Putuk

Jl. Dr. Setia Budi Batu Putu-Teluk Betung Utara

20 km 9 Bumi Kedaton

(kebun binatang)

Jl. Dr. Setia Budi Batu Putu-Teluk Betung Utara 19 km 10 Taman Wisata Lembah Hijau Jl. AR. Raden Imba Kesuma Sukadana Ham- Tanjung Karang Barat 11 Monumen Gunung Krakatau Jl. W.R. Supratman Teluk Betung - Teluk Betung 12 Sukadanaham Jl. Muhammad Ali Sukadana Ham- Tanjung Karang Barat 11 km

13 Taman Kupu-kupu Jl. Palem Raya Sumber Rejo- Kemiling

21 km 14 Hutan Taman Kota Jl. Soekarno

Hatta Perumnas Way Halim-Kedaton 15 Museum Negeri Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam Gedung Meneng- Rajabasa 5 km 16 Sentra Industri Keripik

Jl. Pagar Alam Gunung Terang- Tanjung Karang Barat 4 km 17 Kerajinan Khas „CV. Aan Ibrahim‟ Jl. Perintis Kemerdekaan Tanjung Karang Timur

(63)

4.4 Kebutuhan data

Secara garis besar data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data spasial dan non spasial yang saling berhubungan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Table 4.4 Klasifikasi data

4.5 Aturan bisnis

Beberapa aturan bisnis mengenai relasi antar entitas dalam rancangan basis data sistem informasi potensi industri wisata kota Bandar Lampung berbasis SIG adalah :

1. Pengguna hanya bisa melakukan proses view informasi melalui sistem yang disediakan

2. Pengguna bisa mendapatkan informasi industri wisata secara visual (peta lokasi) dengan mengetikkan kata kunci dan memilih kelurahan pada fasilitas pencarian

3. Satu orang administrator dapat menambahkan banyak industri wisata 4. Satu nama industri wisata memiliki sebuah deskripsi

5. Satu nama industri wisata memiliki sebuah file gambar 6. Satu kecamatan terdapat beberapa kelurahan

7. Satu kategori wisata dapat memiliki beberapa industri wisata 8. Satu kelurahan terdapat beberapa industri wisata

4.6 Perancangan Data Non Spasial

(64)

Jenis Data Nama Data Keterangan Non Spasial industriwisata, dan data wilayah

administrasi (kecamatan dan kelurahan), admin, kategori wisata, dan tamu

Ditabulasi ke dalam tabel basis data

Spasial industriwisata, dan data wilayah administrasi (kecamatan dan kelurahan)

Data spasial

relationship diagram) yang merepresentasikan secara grafis hubungan antar

(65)

kecamatan 1 kategoriwisata 1 punya industriwisata m memiliki m m 1 kelurahan terdapat

Gambar 4.2 ER-D data non spasial 4.7 Perancangan Data Spasial

Sistem informasi geografis berbasis web ini dirancang untuk dapat digunakan pengguna sebagai sarana mendapatkan informasi mengenai posisi industri wisata yang ada di wilayah kota Bandar Lampung secara visual (peta lokasi). Sistem informasi spasial yang dibuat ini memiliki beberapa jenis layer, yaitu : 1. Layer industri wisata

Layer ini berisi posisi atau koordinat lintang dan bujur dari masing-masing

industri wisata dan dikonversi ke dalam koordinat UTM. 2. Layer wilayah administrasi kecamatan

Layer ini berisi batas-batas administrasi kecamatan di wilayah kota Bandar

Lampung.

3. Layer wilayah administrasi kelurahan

Layer ini berisi batas-batas administrasi kelurahan/desa di wilayah kota Bandar

Lampung.

4.8 Perancangan Proses-proses Informasi Geografis Berbasis Web Industri Wisata Kota Bandar Lampung

Kehadiran pemetaan geografis berbasis web dalam pengembangan pariwisata sangatlah penting untuk memberikan informasi tentang objek wisata, jaring jalan, lokasi, dan fasilitas-fasilitas pendukung dalam mempromosikan wisata kota Bandar Lampung. Perancangan yang dilakukan pada bertujuan sebagai acuan dalam pengembangan piranti lunak agar dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat.

(66)

Dari analisis sistem yang dilakukan maka selanjutnya masuk ke tahapan perancangan dalam pembuatan sistem yang akan diusulkan tersebut. Rancangan

(67)

sistem ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada, rancangan dituangkan dalam bentuk Context Diagram dan Data Flow Diagram.

4.8.1 Data flow diagram informasi geografis berbasis web kota Bandar Lampung

Dalam sistem ini, DFD yang dibuat mencakup dua entitas luar yaitu

administrator dan user. Data Context Diagram dapat juga disebut Diagram Aliran

Data level 0. Data Context Diagram berisi penjelasan umum atau global tentang

proses yang terjadi dalam sistem yang menggambarkan interaksi antara sistem dan entity luar. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka Diagram Konteks untuk informasi geografis berbasis web Pariwisata kota Bandar Lampung dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Diagram Konteks Sistem yang diusulkan

Pada diagram konteks diatas user dapat mengakses informasi melalui internet untuk mendapatkan informasi mengenai industri wisata yang ada di Kota Bandar Lampung, Informasi yang disajikan harus selalu ter-update dengan demikian

administrator harus meng-update informasi yang disediakan atau informasi

terbaru yang ada di Kota Bandar Lampung khususnya letak industri wisata tersebut.

User adalah pengguna yang hanya membutuhkan informasi industri wisata yaitu dengan mengklik titik yang ditunjuk pada peta, maka akan mendapatkan aliran data yang dibutuhkan yaitu informasi mengenai industri wisata yang ditunjuk.

(68)

Dari konteks diagram yang ditunjukkan pada gambar 4.3, dekomposisi kedalam DFD level 1 akan lebih memperjelas sistem yang akan diusulkan yang

Gambar

Tabel 4.1 Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Tabel 4.2 Pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK)
Tabel 4.6 Kecamatan
Tabel 4.8 Kategoriwisata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain untuk menyimpan variabel publik, modul standar juga dapat digunakan untuk menyimpan prosedur general-purpose yang bisa dipanggil dimana saja dalam

Diharapkan dengan melakukan positivisasi hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional akan dapat menanggulangi per- masalahan bangsa karena pijakan yang digunakan untuk

Dalam perencanaan, pembangunan, hingga pengelolaan, serta penyelenggaraan pelabuhan merupakan hal yang sangat penting yang harus dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah

Hasil analisis 8 SNP terlihat perbedaan persentase terbesar pada Standar Proses dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, perlu adanya peningkatan terhadap pemantauan

Dari Hotel Grand Kemang, Mini Me Donuts dapat ditempuh dengan jarak 650m dan memakan waktu kurang lebih 2 menit menggunakan kendaraan beroda 4 atau lebih jika perjalanan lancar

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pajak (ETR). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan

Hasil ini sama dengan penelitian yang di lakukan oleh Jundi (2014), skripsi dengan judul" Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Provinsi- Provinsi di