• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK

PENINGKATAN KOMPETENSI UJIAN NASIONAL DI

KABUPATEN MUARO JAMBI, TANJUNG JABUNG

BARAT DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

PROVINSI JAMBI

1

Radiatan Mardiah, Ekawarna, M. Dwi Wiwik Ernawati,

Bambang Haryadi, Sri Winarmi dan Jufrida

2

ABSTRAK

Di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur terdapat permasalahan penyusunan perangkat pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi siswa dan rendahnya motivasi siswa dalam belajar yang terutama dipicu oleh kompetensi guru yang belum memadai. Untuk meningkatkan kompetensi guru dilakukan workshop pengembangan perangkat pembelajaran dengan model TPACK (Technology, Paedagogy, and Content Knowledge). Workshop dilaksanakan di Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 17, 18, dan 25 November 2012 dan diikuti oleh 29 orang guru mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional; yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Dihasilkan perangkat pembelajaran dan data masalah yang bisa digunakan oleh guru dalam implementasi pembelajaran di sekolah. Hasil workshop menunjukkan bahwa model TPACK masih belum efektif bila workshop belum dilanjutkan ke tahap pendampingan guru di kelas.

Kata kunci: perangkat pembelajaran, TPACK.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyusunan perangkat pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi siswa dan rendahnya motivasi siswa dalam belajar merupakan dua masalah yang ditemukan berdasarkan penelitian PPMP pada tahun 2011 di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur (Mardiah dkk. 2011). Kedua masalah ini terutama dipicu oleh kompetensi guru belum memadai. Bila guru kompeten ia akan sanggup menyusun perangkat pembelajaran yang memotivasi dan membelajarkan siswa.

Menurut peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan guru di Indonesia diharapkan punya empat kompetensi dalam menjalankan profesinya. Kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kenyataan di lapangan banyak guru yang belum memenuhi kriteria kompetensi tersebut. Untuk itu guru harus banyak belajar dan berlatih karena pada dasarnya tidak ada guru yang tak bisa mengajar (Chatib 2012).

1 Dibiayai Dana Ditjen Dikti Tahun Anggaran 2012 2

(2)

Salah satu cara belajar dan berlatih bagi guru yang dianggap dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan melaksanakan workshop. Dengan workshop dilakukan program pengembangan perangkat pembelajaran mencakup silabus, RPP, LKS, dan assessment/ penilaian. Dari workshop yang melibatkan guru sembilan mata pelajaran yang diujikan secara nasional diharapkan guru-guru juga saling berbagi ide untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi yang nantinya bisa digunakan oleh guru dalam implementasi pembelajaran di sekolah.

Model pembelajaran Technology, Paedagogy, and Content Knowledge (TPACK) merupakan model yang diimplementasikan dalam workshop. Model tersebut mencakup 4 langkah yaitu: Pemahaman (P), observasi-instruksi (O), latihan instruksi (L), Refleksi (R) (Sutrisno 2012).

PELAKSANAAN PM-PMP

Program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di aula kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi di Sengeti. Kota ini dipilih karena lokasinya yang berada di pertengahan lokasi tersebut dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dari Kuala Tungkal, ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan selama satu jam dari Muara Sabak, ibukota kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dari Universitas Jambi kota Sengeti berjarak lebih kurang 40 km.

Kegiatan pengabdian berupa workshop pengembangan perangkat pembelajaran ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu Sabtu 17 November 2012, Minggu 18 November 2012, dan Minggu 25 November 2012. Tanggal tersebut dipilih dengan pertimbangan agar tidak terlalu banyak jam mengajar peserta terpotong.

Kegiatan ini melibatkan 15 sekolah terdiri atas 10 sekolah dari Kabupaten Muaro Jambi, 3 sekolah dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan 2 sekolah dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada awalnya tim meminta pada masing-masing dinas pendidikan untuk mengirimkan 10 orang guru yang mewakili 9 mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Dinas Pendidikan Muaro Jambi mengabulkannya dengan mengirimkan 10 orang guru dari sepuluh sekolah yang berbeda. Kemudian ditambah lima guru lagi karena guru dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak datang sebanyak permintaan. Dinas pendidikan Tanjung Jabung Timur bersedia mengirimkan 10 orang guru dari 9 mata pelajaran yang berbeda tetapi berasal dari dua sekolah saja. Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Barat menyatakan bersedia pada awalnya, malah mengatakan bersedia membantu sebagian dana transportasi. Namun, pada hari pertama workshop tak satupun guru dari Tanjung Jabung Barat yang datang. Ternyata ada miskomunikasi antara kepala dinas dan bawahannya. Agar tetap ada wakil dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, maka tim pengabdi melakukan pendekatan langsung pada guru. Barulah pada hari kedua ada wakil dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 4 orang dari 3 sekolah yang berbeda.

Kegiatan pengabdian melibatkan 6 dosen FKIP Universitas Jambi, yaitu: Dra. Radiatan Mardiah, M.Hum sebagai ketua, dan DR. H. Ekawarna, M.Psi, Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes, DR. Bambang Hariyadi, Sri Winarni, S.Pd, M.Pd, dan Dra. Jufrida, M.Si sebagai anggota. Sebagai pembantu teknis tim juga melibatkan 2 orang mahasiswa, Ires dan Febi. Mereka bertanggungjawab dalam mendaftar ulang peserta, membagikan konsumsi, mengambil foto dan video, dan hal-hal teknis lainnya. Sementara dari dinas pendidikan Kabupaten Muaro

(3)

Jambi terdapat empat orang yang terlibat yaitu Drs. Ulil Amri sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Abdul Kadir sebagai Sekretaris, Drs. H. Sumedi sebagai Kasi Kurikulum, dan Zuherdi, S.E, sebagai petugas teknis. Pada dasarnya setiap kepala sekolah yang gurunya ditunjuk dinas pendidikan terlibat secara tidak langsung dalam workshop ini, baik saat permintaan guru oleh dinas, ataupun ketika guru membuat tugas workshop pada kepala sekolah yang ikut menandatangani Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru yang bersangkutan.

Pelaksanaan Workshop

1. Workshop Hari Pertama (Sabtu, 17 November 2012)

Peserta mendaftar ulang dan mendapatkan bahan workshop ditambah buku Kreatif Mengembangkan Aktifitas Pembelajaran berbasis TIK tulisan Prof Sutrisno, M.Sc, Ph..D. Pembukaan workshop dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Muaro Jambi diwakili oleh Kasi Kurikulum Drs. H. Sumedi. Acara dilanjutkan dengan presentasi dari Dra. Radiatan Mardiah, M.Hum. mengenai Dasar Kebijakan dan Hasil Pemetaan UN SMA Provinsi Jambi. Presentasi ini menghubungkan antara hasil penelitian tahun 2011 yang menjadi dasar bagi kegiatan pengabdian ini. Peserta tampak antusias mendengarkan narasumber sambil berdiskusi. Dari diskusi itu didapat informasi dari peserta bahwa UN adalah penilaian dari pemerintah. Siswa kurang peduli dan kurang termotivasi karena mereka tahu akan ada bantuan dari sekolah. Ada tim ‘eksekutor’ yang bertanggungjawab menyelesaikan soal untuk kemudian dibagikan ke para siswa. Guru-guru merasa tak dihargai jerih payahnya. Mereka sibuk menyiapkan diri hanya untuk menuju indikator kognitif, dan mengabaikan afektif dan psikomotor, karena UN hanya melihat kompetensi kognitif. Namun, peserta mau berubah ketika diberitahu kalau tujuan pengabdian dan workshop ini adalah untuk berbagi ide dan berusaha memecahkan masalah bersama dimulai dengan pengembangan perangkat pembelajaran. Tagihan workshop adalah silabus, RPP, LKS, dan assessment.

Presentasi dilanjutkan ke isi workshop dengan judul umum Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pembelajaran Terintegrasi menggunakan Technology, Paedagogy, dan Content Knowledge (TPACK). DR. Ekawarna, M.Psi mempresentasikan ‘Model Pembelajaran Terintegrasi menggunakan TPACK’. Bila dilihat dari kerangka kerja TPACK maka pengabdian ini baru pada tahap pemahaman TPACK. Kegiatan belum sampai pada observasi instruksi, latihan instruksi, dan refleksi Instruksi.

Setelah ISHOMA, Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes. mempresentasikan ‘Format silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta Petunjuk Pengisiannya’. Peserta mempertanyakan banyak hal terutama masalah format yang tak sama dengan format yang ada di sekolah atau yang pernah dipelajari dalam pelatihan sebelumnya. narasumber dengan jelas memberikan logika mengapa formatnya demikian dengan contoh yang langsung dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kenapa dalam menyusun silabus setelah kompetensi dasar urutannya adalah indikator kompetensi dan bukan materi. Beliau menjelaskan karena indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan diamati untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar. Bila sudah tahu perilaku seperti apa baru dicari materi yang tepat untuk itu. Peserta tampak antusias memperhatikan dan bertanya diantaranya tentang bagaimana menentukan indikator dan langkah penyusunan RPP.

Presentasi dilanjutkan oleh DR. Bambang Hariyadi, M.Si. dengan dua topik utama ‘Konsepsi Media Pembelajaran’ dan ‘Lembar kegiatan Siswa’. Dari presentasi ini peserta

(4)

mengetahui bahwa media dan LKS bukanlah barang canggih dan mahal yang menjadi pemborosan tetapi alat yang bisa membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih mudah. Narasumber menekankan agar anggapan bahwa tanpa mediapun banyak juga orang pandai bukanlah anggapan yang tepat.

Terakhir, topik mengenai ‘Assessment untuk mencapai Higher Order thinking Skills’dipresentasikan oleh Sri Winarni, S.Pd, M.Pd. Di sini dibahas bagaimana mengembang-kan keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena umumnya guru lebih fokus pada keterampilan berpikir tingkat rendah dalam perencanaan dan aplikasinya. Diskusi tentang topik ini cukup hangat walaupun hari sudah menjelang pukul empat, saatnya workshop hari pertama diakhiri.

2. Workshop Hari Kedua (Minggu, 18 November 2012)

Bila hari pertama workshop dilakukan presentasi dan diskusi maka pada hari kedua workshop adalah bekerja dalam kelompok. Didampingi instruktur workshop, peserta benar-benar berdiskusi dan bekerja yang kadang-kadang diselingi canda. Saat diskusi itulah baru peserta menyadari kalau silabus memang perlu dikembangkan. Indikator perlu ditulis dengan benar dan perangkat pembelajaran harus direvisi sesuai dengan kebutuhan. Perangkat pembelajaran seharusnya tidak hanya disimpan dalam lemari tapi digunakan sebagai dasar implementasi.

Diskusi dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing kelompok. Tiga kelompok tampil sore itu. Presentasi dimulai dari kelompok Bahasa yang diwakili oleh kelompok Bahasa Inggris dengan pembicaranya Rahmat Hidayat, S.PdI, Iedha Kurnianty, SPd, dan Carolina S, S.Pd. Kelompok IPA diwakili oleh kelompok kimia dengan pembicaranya Hasrul, SPd, yang terakhir adalah presentasi kelompok IPS yang diwakili oleh kelompok sosiologi yang dipresentasikan oleh Yulia Sopa, S.Sos.

3. Workshop Hari Ketiga (Minggu, 25 November 2012)

Pada hari ketiga ini dilakukan presentasi pribadi, dari balikan yang diberikan peserta bersama narasumber, tampak guru yang presentasi mulai menyadari bagaimana seharusnya sebuah RPP dikembangkan walau ada yang terlihat bingung karena terdapat perbedaan format dengan beberapa pelatihan yang pernah mereka dapatkan.

General review oleh DR. Ekawarna, M.Psi dilanjutkan penutupan oleh Kasi Kurikulum Diknas Muaro Jambi. Diperlukan keberlanjutan pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kemampuan para guru.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian PPMP tahun 2011 maka model pemecahan masalah yang diimplementasikan pada PM-PMP di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut:

\\\

Secara umum implementasi model tersebut dapat dikatakan tepat sasaran walaupun masih ada diantara para peserta yang terkesan copypaste atau belum mengembangkan indikator yang koheren dengan assessmentnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dapat disimpulkan bahwa ditiap kabupaten terdapat kendala dan penunjang yang tidak jauh berbeda yitu:

PERMASALAHAN: KOMPETENSI GURU dan BAHAN AJAR BELUM MEMADAI

 Guru kurang memahami prinsip penyusunan silabus dan SK-KD sebagai dasar untuk merumuskan indi-kator

 Guru kurang memahami pendekatan dan model pembelajaran kreatif dan inovatif, sehingga RPP jarang direvisi

 Penilaian oleh guru belum per indikator

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH:

Workshop pengembangan perangkat pembelajaran yang meliputi: pengembangan silabus, RPP, lembar kerja siswa, dan assessment

LANGKAH:

1. Presentasi narasumber dan pemberian buku diikuti diskusi seluruh peserta

2. Diskusi kelompok didampingi instruktur

3. Presentasi kelompok dengan pembahasan dari instruktur dan peserta kelompok lain

4. Pemberian buku sebagai hadiah untuk yang menguasai HOTS 5. Presentasi pribadi diikuti komentar

dari instruktur dan peserta lain 6. General review oleh instruktur

EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI:

mengevaluasi melalui focus group discussion menganalisis bukti fisik perangkat pembelajaran

(6)

1. Kabupatan Muaro Jambi

Dari Kabupaten Muaro Jambi terdapat 15 peserta yang berasal dari 10 SMA negeri di kabupaten tersebut. Model yang diaplikasikan pada workshop efektif bagi 6 orang peserta, kurang efektif bagi 7 peserta, dan tidak efektif bagi dua peserta. Kendalanya adalah kecendrungan peserta menganggap perangkat pembelajaran tidak perlu disusun sedemikian rupa, yang penting dalam kepala ada. Kenyataan di lapangan, guru yang membuat perangkat pembelajaran dengan benar dengan yang tidak hampir tidak dibedakan.

Penunjangnya adalah guru-guru peserta masih muda-muda diharapkan masih ada kesempatan untuk mengubah pola pikir mereka. Disamping itu dinas pendidikannya cukup kooperatif dalam pelaksanaan pengabdian. Koordinasi antara dinas, kepala sekolah, dan guru lancar. Sayangnya alokasi dana untuk pelatihan atau workshop bagi guru-guru dari dana pemda kurang.

2. Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Miskomunikasi antara kepala dinas dan bawahan dan tim pengabdi membuat peserta dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat hanya berjumlah 4 orang, 1 efektif dan 3 kurang efektif. Diharapkan kendala seperti ini tidak terjadi lagi. Potensi guru disini sebenarnya cukup bagus tinggal mengembangkannya sebagaimana permintaan mereka untuk menyegarkan kembali ilmu yang ada pada mereka.

3. Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Peserta dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur berasal dari dua sekolah saja. Hal ini membuat mereka cendrung saling tiru (copy paste) dalam membuat tugas. Walaupun mereka berusaha mengubah sesuai mata pelajarannya masing-masing, namun masih terlihat kejanggalan khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Yang menunjang adalah semangat dan usia guru. Masih memungkinkan untuk mengubah pola pikir mereka tentang perangkat pembelajaran yang lebih banyak digunakan hanya untuk hal administratif dan bukan untuk pengembangan pembelajaran peserta didik.

Saran

Dari hasil pengabdian ini disarankan untuk: (1) Melaksanakan pendampingan di kelas agar secara langsung dapat meningkatkan implementasi perangkat dalam kegiatan pembelajaran; (2) Memvariasikan dan meningkatkan sarana prasarana pembelajaran; (3) Membentuk kerjasama antara guru, dinas pendidikan, dan orangtua siswa yang lebih intensif; (4) Melakukan pengawasan dari hati ke hati dan (5) Melakukan penilaian hasil belajar yang komprehensif dan tidak hanya berfokus pada ujian nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. akhmadsudrajat.files. wordpress.com/.../pp-ri-n0-19-th-2005-ttg-snp.

Chatib, M. 2012. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Kaifa, Bandung.

Ikhsan, A. 2012. Guru...Guru...Sebuah Otokritik. Harian Jambi Ekspress. Sabtu, 1 Desember 2012, hal. 6.

(7)

Mardiah, R. dkk. 2011. Pemetaan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Ujian Nasional (UN) SMA di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Jambi: laporan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

GAJI POKOK TERAKHIR : Rp... GAJI POKOK TERAKHIR :

Dari hasil analisis data, disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar sains kimia pokok materi pemisahan campuran antara yang diberi dengan metode pembelajaran life skill

Apakah terdapat pengaruh signifikan positif elemen ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap minat membeli

Dari beberapa definisi tentang anak usia dini di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang umur nol sampai delapan tahun yang

– Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya unit analisa kota, negara, atau

Dalam perancangan basis data untuk Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas di Polres Badung Bali menggunakan ER Diagram, dengan melibatkan beberapa entitas yaitu

2.5 Pengaruh Pajanan Debu Kayu Terhadap Kerja Mukosiliar Hidung Bekerja dalam lingkungan yang dipenuhi oleh debu kayu menyebabkan terhirupnya debu ke saluran nafas

“…Kalau untuk saya untuk mandi itu sumur tapi untuk keperluan lain ada ledeng dari PAM (Perusahaan Air Minum/ Ledeng), sampai dengan agak tinggi kemudian ada