• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

123

Analisis Deskriptif

Perguruan Tinggi Agama Islam

Tahun Akademik 2011-2012

A. Pengantar

Satuan pendidikan tinggi Islam yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, yaitu Perguruan Tinggi Agama Islam atau kerap disingkat menjadi PTAI. Yang meliputi Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat PTAIN dan Perguruan Tinggi Swasta (PTAIS).

Sedangkan berdasarkan jenisnya pada PTAIN dibagi menjadi 3 kategori, yakni Universitas, Institut dan Sekolah Tinggi, dan untuk PTAIS dibagi menjadi 3 kategori, FAI, Institut dan Sekolah Tinggi.

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) adalah bentuk

Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia yang

menyelenggarakan pendidikan akademik dalam disiplin ilmu keagamaan Islam.

Universitas Islam Negeri (UIN) adalah bentuk Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik pada sejumlah disiplin ilmu pengetahuan termasuk ilmu pengetahuan di luar studi ke Islaman.

(2)

124

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) adalah bentuk Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam disiplin ilmu keagamaan Islam.

Fungsi pengawasan pada Pendidikan Tinggi Islam Swasta (PTAIS) dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (KOPERTAIS) yang secara tidak langsung di perankan oleh UIN/IAIN. Adapun jumlah Kopertais seluruh Indonesia sebanyak 13 Kopertais.

B. Analisis Deskriptif Data

1. Lembaga

Jumlah lembaga yang berhasil dikumpulkan oleh Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Setditjen Pendidikan Islam, untuk tahun akademik 2011-2012, secara nasional sebanyak 645 lembaga PTAI, yang terdiri dari 52 (8,06%) Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan 593 (91,94%) Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS). Dari tahun ke tahun jumlah PTAIS terus bertambah, tahun ini mengalami kenaikan 36 (6,46%) lembaga dari 557 di tahun 2010-2011 menjadi 593 lembaga di tahun 2011-2012.

Hal ini menggambarkan besarnya peran swasta dalam menyelenggarakan layanan pendidikan Tinggi Islam bagi masyarakat. Tapi disisi lain banyak juga lembaga PTAIS yang tidak aktif/tutup dikarenakan tidak adanya mahasiswa atau kurangnya peminat yang mendaftar menjadi mahasiswa.

(3)

125

Ini suatu tantangan bagi Kementerian Agama bagaimana meningkatkan citra Perguruan Tinggi Agama Islam di masyarakat sehingga minat untuk masuk ke PTAI makin meningkat.

Gambar 4.1. Jumlah PTAI Menurut Status Lembaga

Dilihat berdasarkan jenis dan status lembaga, seluruh PTAI yang berbentuk Universitas dan FAI terdiri dari 99 lembaga (15,35%); 44 lembaga (6,82%) berbentuk Institut dan yang berbentuk Sekolah Tinggi 502 lembaga (77,83%).

(4)

126

Gambar 4.2. Jumlah PTAI Menurut Jenis Lembaga

Jika dirinci lebih detil lagi berdasarkan jenis dan status lembaga, untuk PTAIN sejumlah 52 lembaga terdiri dari 6 lembaga (11,54%) berbentuk Universitas, 16 lembaga (30,77%) berbentuk Institut dan 30 lembaga (57,69%) berbentuk Sekolah Tinggi. Sedangkan dari 593 PTAIS yang berbentuk FAI sebanyak 93 lembaga (15,68%), berbentuk Institut 28 lembaga (4,72%) dan berbentuk Sekolah Tinggi sebanyak 472 lembaga (79,60%).

Di lingkungan PTAI ditahun 2012 terdapat 2 lembaga yang mengalami peninggakan status dari Sekolah Tinggi menjadi Institut, yaitu STAIN Bengkulu menjadi IAIN Bengkulu dan satu lembaga swasta berubah menjadi negeri yaitu STAI Gajah Putih Takengon Aceh menjadi STAIN Gajah Putih. Namun untuk pendataan pendidikan Islam tahun 2011-2012 ini, STAIN Gajah Putih masih masuk ke kopertais V Aceh dikarenakan operasional baru berlangsung untuk tahun akademik 2012-2013.

(5)

127

Gambar 4.3. Jumlah PTAI Menurut Jenis dan Status Lembaga

Apabila kita lihat sebaran jumlah lembaga total per propinsi, maka propinsi Jawa Timur memiliki jumlah lembaga terbanyak dengan 131 PTAI, terdiri dari 7 PTAIN dan 124 PTAIS. Diikuti propinsi Jawa Barat dengan 99 PTAI, terdiri dari 2 PTAIN dan 97 PTAIS.

Propinsi yang tidak memiliki lembaga Perguruan Tinggi Negeri, yaitu propinsi Kep. Riau, DKI Jakarta, Bali, NTT, dan Sulawesi Barat. UIN Syarif Hidayatullah secara geografis masuk ke wilayah provinsi Banten, Kab. Tangerang Selatan.

Sedangkan provinsi yang tidak memiliki lembaga Perguruan Tinggi Swasta, yaitu propinsi Kep. Bangka Belitung, Sulawesi Utara, dan Gorontalo.

(6)

128

Gambar 4.4. Sebaran Lembaga PTAI Berdasarkan Provinsi

Jumlah program studi seluruhnya di lingkungan pendidikan Islam tercatat sebanyak 1.877 program studi yang terdiri dari 868 program studi di PTAIN dan 1.009 program studi di PTAIS.

Dari 868 jumlah program studi di PTAIN dengan peringkat akreditasi A tercatat sebanyak 80 prodi (9,22%), peringkat B 415 prodi (47,81%), peringkat C 218 prodi (25,12%). Dan prodi yang belum terakreditasi sebanyak 155 prodi (17,86%).

Untuk PTAIS dengan jumlah 1.009 prodi, peringkat akreditasi A sebanyak 21 prodi (2,08%), peringkat B 236 prodi (23,39%), peringkat C 326 prodi (32,31%), dan yang belum terakreditasi sebanyak 426 prodi (42,22%).

(7)

129

Gambar 4.5. Persentase Peringkat Akreditasi Prodi PTAI

Dengan masih banyaknya program studi yang belum terakreditasi tersebut tentunya para pelaku pendidikan Islam baik pada Direktorat Pendidkan Tinggi Islam – Kementerian Agama dan lembaga Perguruan Tinggi harus bekerja lebih keras lagi dalam pembinaan dan peningkatan pada semua sisi baik dari segi kualitas / mutu pendidikan; peningkatan manajemen, pelayanan dan pengabdian masyarakat serta perbaikan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan.

2. Kemahasiswaan

Jumlah keseluruhan mahasiswa PTAI tahun akademik 2011-2012 sebanyak 617.200 orang mahasiswa, terdiri dari 287.849 orang (46,64%) mahasiswa PTAIN dan 329.351 orang (53,35%) mahasiswa PTAIS.

(8)

130

Gambar 4.6. Jumlah Mahasiswa PTAI Menurut Status Lembaga

Jumlah mahasiswa terbanyak berada di provinsi Jawa Timur dengan total 147.548 orang mahasiswa (23,90%) dari keseluruhan mahasiswa PTAI. Urutan kedua adalah Provinsi Jawa Tengah yang memiliki mahasiwa sebanyak 54.569 orang mahasiswa atau 8,84%.

Jumlah mahasiswa tahun akademik 2011-2012 mengalami peningkatan sekitar 18,58% pada PTAIN. Sedangkan pada PTAIS sedikit mengalami penurunan 1,32% dari tahun 2010-2011.

Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, dari 287.849 orang mahasiswa PTAIN, 130.060 orang mahasiswa (45,18%) berjenis kelamin laki-laki dan 157.789 orang mahasiswa (54,82%) lainnya berjenis kelamin perempuan.

Sedangkan dari 329.351 orang mahasiswa PTAIS, 147.704 orang (44,85%) laki-laki dan 181.647 orang (55,15%) adalah mahasiswa perempuan.

(9)

131

Gambar 4.7. Jumlah Mahasiswa PTAI Menurut Jenis Kelamin

dan Status Lembaga

Secara keseluruhan jumlah mahasiswa perempuan pada PTAI lebih banyak dari mahasiswa laki-laki. Mahasiswa perempuan sebanyak 339.436 orang (55,00%) dan mahasiswa laki-laki sebanyak 277.764 orang (45,00%).

Dilihat berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh mahasiswa, dari 287.849 orang mahasiswa PTAIN yang menempuh jenjang pendidikan Diploma sebanyak 5.267 orang (1,83%), 268.452 orang (93,26%) mahasiswa jenjang Sarjana (S1), dan selebihnya 11.125 orang (3,86%) mahasiswa jenjang S2 dan jenjang S3 sebanyak 3.005 orang mahassiwa (1,04%).

Sedangkan di PTAIS dari 329.351 orang mahasiswa, sebanyak 2.685 orang (0,82%) menempuh jenjang Diploma, 325.349 orang (99,78%) belajar pada jenjang Sarjana (S1). Dan

(10)

132

1.184 orang mahasiswa (0,36%) menempuh jenjang S2 serta 133 orang mahasiswa (0,04%) menempuh jenjang S3.

Gambar 4.8. Jumlah Mahasiswa PTAI Menurut Jenjang Pendidikan dan Status Lembaga

Dari data diatas terlihat bahwa mahasiswa mayoritas menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Islam baik pada negeri maupun swasta pada jenjang pendidikan S1 (Sarjana).

Bila dilihat dari data tahun sebelumnya jumlah mahasiswa PTAIN yang menempuh jenjang pendidikan S2 dan S3 semakin meningkat. Tercatat data tahun 2010-2011 jumlah mahasiswa yang mengambil jenjang pendidikan S2/S3 hanya 9.222 orang saja atau meningkat sebanyak 4.908 orang menjadi 14.130 orang pada tahun sekarang.

Sedangkan di PTAIS naik dari jumlah mahassiwa 472 orang di tahun 2010-2011 meningkat sebanyak 845 orang mahasiswa

(11)

133

menjadi 1.317 orang mahasiswa yang menempuh jenjang S2 dan S3.

Peningkatan ini menunjukkan sesuatu yang cukup menggembirakan, bahwa kesadaran dan kepercayaan masyarakat untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi (S2 dan S3) sesudah pendidikan Sarjana (S1) pada pendidikan tinggi Islam sudah lebih baik.

3. Tenaga Akademik

Jumlah tenaga akademik tahun 2011-2012 pada PTAIN adalah sebanyak 13.841 orang yang terdiri dari 9.325 orang (67,37%) dosen berjenis kelamin laki-laki dan 4.516 orang (32,63%) dosen berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk PTAIS memiliki dosen sebanyak 17.717 orang dosen dengan rincian 14.003 orang (79,04%) dosen berjenis kelamin laki-laki dan 3.714 orang (20,96%) dosen berjenis kelamin perempuan. Dari data dibawah ini terlihat bahwa pada perguruan tinggi Islam baik negeri dan swasta dosen laki-laki jauh lebih dominan dibandingkan dengan dosen perempuan.

Secara total dari jumlah dosen 31.130 orang yang mengajar di PTAI (52 PTAIN dan 593 PTAIS), terdapat 23.328 orang (73,92%) dosen berjenis kelamin laki-laki dan 8.230 orang (26,08%) dosen berjenis kelamin perempuan.

(12)

134

Gambar 4.9. Jumlah Dosen PTAI Menurut Jenis Kelamin dan Status Lembaga

Data dosen yang mengajar pada PTAIN dilihat berdasarkan jenjang pendidikan terakhir menunjukkan bahwa dari sebanyak 13.841 orang dosen PTAIN, rata-rata dosen berpendidikan Master (S2) yaitu 10.484 orang dosen (75,75%), dosen yang berpendidikan Sarjana (S1) 1.567 orang dosen (11,32%). Dan sisanya sebanyak 1.790 orang dosen (12,93%) berpendidikan Doktor (S3).

Sementara untuk dosen PTAIS, dari total dosen 17.717 orang yang ada, 10.836 orang dosen (61,16%) berpendidikan Master (S2), 5.516 orang dosen (31,13%) berpendidikan Sarjana (S1), 1.289 orang dosen (7,28%) dosen yang berpendidikan Doktor (S3), dan ada juga dosen yang berpendidikan diploma sebanyak 76 orang (0,43%).

(13)

135

Gambar 4.10. Jumlah Dosem PTAI Menurut Pendidikan Terakhir

dan Status Lembaga

Masih banyaknya dosen yang berpendidikan diploma dan S1 di PTAIS dan S1 di PTAIN, dapat dievaluasi bahwa tingkat kualifikasi dosen PTAIS sangat rendah dan rendah pada PTAIN. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dosen yang kualifikasinya rendah tersebut. Sehingga di masa mendatang seluruh dosen PTAI minimal berpendidikan master (S2).

Apabila dilihat berdasarkan status dosen di PTAIN dengan total 13.841 orang dosen terdiri dari 10.647 orang (76,92%) berstatus PNS, dan dosen luar biasa sebanyak 2.888 orang (20,87%), dosen honorer dan yayasan masing-maing 247 orang (1,78%) dan 59 orang (0,43%).

Sedangkan untuk status dosen di PTAIS dari 17.717 orang dosen, paling banyak berstatus dosen yayasan yaitu sebesar

(14)

136

9.204 orang (51,95%), dosen honorer sebanyak 5.091 orang (28,74%), dosen luar biasa 2.284 orang (12,69%), dan hanya sedikit dosen yang berstatus PNS yaitu sebanyak 1.289 orang (7,28%).

Gambar 4.11. Jumlah Dosen PTAIN dan PTAIS berdasarkan Status Dosen Jenjang jabatan atau pangkat dosen harus memenuhi jumlah angka kredit yang sudah ditetapkan dengan mengacu pada keputusan menteri pendidikan nasional nomor 36/D/0/2011 tentang petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan dosen.

Untuk jabatan dosen dari 13.841 orang dosen di PTAIN, sebagian besar dosen mempunyai jabatan lektor sebanyak 4.430 orang (32,01%), diikuti asisten ahli 3.405 orang (24,60%), lektor kepala 2.980 orang (21,53%) dan professor/guru besar sebanyak 426 orang (3,08%). Sedangkan yang masih masuk sebagai tenaga pengajar sebanyak 222 orang (1,60%). Sisanya 2.378

(15)

137

orang dosen (17,18%) di PTAIN belum terdata jabatan atau kepangkatannya.

Gambar 4.12. Pangkat/jabatan Dosen di PTAIN

Berbeda dengan di PTAIS dari 17.717 dosen, sebagian besar jabatan dosen adalah asisten ahli sebanyak 5.062 orang (28,57%), lektor 2.024 orang (11,42%), lektor kepala 654 orang (3,69%), dan bergelar professor/guru besar sebanyak 177 orang (1,00%). Sisanya 9.800 orang (55,31%) belum terdata mengenai jabatan atau kepangkatannya.

Dari data mengenai jabatan dosen baik di PTAIN dan PTAIS sangatlah berbeda. Di PTAIN sebagian besar jabatan dosen lektor (32,01%) yang sangat berpengaruh pada karir atau jenjang dosen sebagai PNS. Sedangkan di PTAIS jabatan dosen paling banyak adalah asisten ahli (28,57%). Tentunya perbedaan ini disebabkan banyak dosen di PTAIS yang masih belum memenuhi angka kredit yang ditetapkan.

(16)

138

Ini menjadi bukti bahwa kualitas dosen pada PTAIS masih kurang dikarenakan dosen yang berpangkat lektor yang sudah mempunyai wewenang untuk mengajar baru 11,42%, lektor kepala 3,69% dan guru besar hanya 1%. Sedangkan pada PTAIN lektor 32,01%, guru besar 3,08% dan lector kepala 21,53%.

Gambar 4.13. Pangkat/jabatan Dosen di PTAIS

Dengan jumlah mahasiswa sebanyak 287.849 orang dan dosen sebanyak 13.841 orang, maka rasio mahasiswa-dosen PTAIN pada tahun akademik 2011-2012 adalah sebesar 21. Sedangkan PTAIS yang memiliki mahasiswa sebanyak 329.351 orang dan dosen 17.717 orang, memiliki rasio mahasiswa-dosen sebesar 19.

Rasio mahasiswa-dosen tertinggi PTAIN berada di provinsi Sulawesi Utara sebesar 39 selanjutnya provinsi DI. Yogyakarta 32 dan terkahir di provinsi Maluku sebesar 31. Sedangkan untuk PTAIS rasio mahasiswa-dosen tertinggi berada di provinsi Jawa

(17)

139

Timur sebesar 48 diikuti provinsi Maluku Utara 30 dan Sumatera Barat sebesar 25.

Gambar 4.14. Rasio Mahasiswa dan Dosen Menurut Provinsi dan Status Lembaga

Dari rasio mahasiswa-dosen yang cukup tinggi di 3 provinsi tersebut tentunya perlu mendapat perhatian dari pemerintah untuk menambah kebutuhan tenaga pengajar (dosen).

Apabila kita bandingkan rasio mahasiswa-dosen antara PTAIN dengan PTAIS, terlihat bahwa PTAIN memiliki jumlah dosen yang lebih memadai dibandingkan dengan PTAIS.

4. Tenaga Kependidikan

Untuk memperlancar kegiatan proses perkuliahan di perguruan tinggi Islam perlu adanya dukungan akan tenaga kependidikan di perguruan tinggi Islam. Adapun Jumlah tenaga kependidikan PTAI yang ada dari total 11.763 orang di PTAI, yang paling banyak adalah di bagian administrasi sebesar 7.461 orang (63,43%), diikuti pustakawan 1.023 orang (8,70%),

(18)

140

operator komputer 670 orang (5,70%), laboran 579 orang (4,92%), tenaga teknisi 544 orang (4,62%) arsiparis 372 orang (3,16%). Dan lainnya sebanyak 1.114 orang (9,47%).

Secara lebih rinci tenaga kependidikan di PTAIN dapat dijabarkan dengan lebih lengkap. Dari total tenaga kependidikan 6.217 orang di PTAIN, tenaga administrasi 5.257 orang (84,56%), pustakawan 243 orang (3,91%), lainnya 582 orang (9,36%) dan operator komputer 48 orang (0,77%), laboran 45 orang (0,72%), teknisi dan arsiparis masing-masing sebanyak 24 orang (0,77%) dan 18 orang (0,29%).

Gambar 4.15. Jumlah Tenaga Kependidikan PTAIN

Seperti halnya di PTAIN jumlah tenaga kependidikan yang ada di PTAIS sebagian besar didominasi oleh tenaga adminitrasi sebanyak 2.204 orang (39,74%), pustakwan 780 orang (14,06%), operator komputer 622 orang (11,22%) laboran 534

(19)

141

orang (9,63%), teknisi 520 orang (9,38%), dan arsiparis 354 orang (6,38%). Sedangkan tenaga kependidikan lainnya sebanyak 532 orang (9,59%).

Gambar 4.16. Jumlah Tenaga Kependidikan PTAIS

5. Asal Mahasiswa Baru

Jumlah mahasiswa baru yang ada di pendidikan tinggi Islam terbagi dua yaitu melalui jalur seleksi (ujian masuk) dan tanpa melalui jalur seleksi (PMDK). Dari data pendidikan di tahun 2011-2012 yang terhimpun, dapat terlihat asal calon mahasiswa yang mendaftar (SPMB) yaitu dari SMA, MA, Pontren dan lainnya. a. Mahasiswa Baru Melalui Jalur Seleksi

Untuk asal calon pendaftar mahasiswa di PTAIN yang melalui jalur seleksi dari 147.083 calon mahassiwa di 52 PTAIN persentase terbesar berasal dari SMA sebanyak 62.447 orang

(20)

142

(42,46%), dari MA 52.395 orang (35,62%), pontren 21.644 orang (14,72%) dan lainnya 10.597 orang (7,20%).

Dari 147.083 calon mahasiswa yang mendaftar, hanya 70.301 orang yang diterima (47,80%) dengan rincian dari SMA sebanyak 28.204 orang (40,12%), MA sebanyak 26.081 orang (37,10%), pontren 7.414 orang (10,55%) dan lainnya sebanyak 8.602 orang (12,24%).

Setelah melalui ujian seleksi dari 70.301 calon mahasiswa di PTAIN yang diterima ternyata hampir sebagian besar mendaftar ulang sebagai calon mahasiswa yaitu sebanyak 58.374 orang (83,03%). Dengan rincian asal calon mahasiswa dari SMA sebanyak 24.940 orang (42,72%), MA 22.927 orang (39,28%), pontren 5.637 orang (9,66%) dan lainnya sebanyak 4.870 orang (8,34%).

(21)

143

Sedangkan asal calon mahasiswa yang mendaftar di PTAIS sejumlah 65.146 orang paling banyak berasal dari MA yaitu 23.860 orang (36,63%), diikuti SMA 26,161 orang (40,16%), pontren 8.509 orang (13,06%) dan lainnya 6.748 orang (10,36%).

Dari total 65.146 orang asal calon mahasiswa yang mendaftar di PTAIS, hanya 58.085 orang (89,16%) yang diterima masuk ke PTAIS. Dengan rincian dari MA 20.689 orang (35,62%), SMA 23.634 orang (40,69%), pontren 7.973 orang (13,73%) dan lainnya 5.789 orang (9,97%).

Dengan total mahasiswa yang diterima di PTAIS sebanyak 58.085 orang tersebut, calon mahasiswa yang mendaftar ulang sebanyak 55.430 orang (95,43%) berasal dari MA sebanyak 19.509 orang (35,20%), SMA 22.774 orang (41,09%), pontren 7.573 orang (13,66%) dan lainnya 5.574 orang (10,06%).

(22)

144

Dari data asal calon mahasiswa di PTAIN dan PTAIS diatas terdapat perbedaan dimana sebagian besar asal calon mahasiswa di PTAIN paling banyak berasal dari SMA (Sekolah Umum) diikuti MA (Madrasah Aliyah) dan Pondok Pesantren. Sedangkan di PTAIS jumlah calon mahasiswa yang mendaftar masuk maupun yang daftar ulang terbanyak berasal dari MA (Madrasah Aliyah), diikuti SMA dan Pondok Pesantren.

Untuk perbandingan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dan yang diterima dapat disimpulkan bahwa di PTAIN proses kompetisi sudah cukup baik. Dari jumlah calon mahasiswa yang mendaftar hanya setengahnya yang diterima (47,80%) dari jumlah tersebut persentase yang mendaftar ulang sebesar 83,03%. Ini cukup baik bahwa ada keseriusan pendaftar untuk kuliah di PTAIN karena minat atau sesuai dengan pilihannya.

Namun pada PTAIS kompetisii penerimaan mahasiswa baru belum baik, karena dari jumlah calon mahasiswa pendaftar hampir sebagian besarnya 89,16% diterima. Dan dari jumlah yang diterima 95,43% mendaftar ulang. Ini bisa mempunyai konotasi bahwa PTAIS kurang peminatnya karena yang mendaftar hampir sama dengan jumlah yang diterima dan masuk ke PTAIS hanya sebagai pilihan akhir perguruan tinggi terlihat dari yang diterima hampir mendaftar seluruhnya.

b. Mahasiswa Baru Tanpa Melalui Jalur Seleksi

Calon mahasiswa baru PTAIN yang mendaftar melalui jalur tanpa seleksi (PMDK) berjumlah 15.179 orang. Dari jumlah

(23)

145

tersebut sebagian besar calon mahasiswa berasar dari MA dan SMA, masing-masing berjumlah 6.756 orang (44,51%) dan 6.591 orang (43,42%). Dan sisanya dari Pontren 1.295 orang (8,53%) serta lainnya 537 orang (3,54%).

Dari total 15.179 orang yang mendaftar PMDK, jumlah yang diterima sebanyak 7.449 orang (49,07%). Dengan rincian calon mahasiswa asal MA sebanyak 3.764 orang (50,53%), diikuti SMA 2.875 orang (38,60%), pontren 603 orang (8,10%) serta lainnya 207 orang (2,78%).

Sedangkan calon mahasiswa PMDK yang melakukan daftar ulang di PTAIN sebanyak 5.615 orang (75,38%) dari jumlah yang diterima. Rincian asal mahasiswa dari SMA 2.274 orang (40,50%), dari MA sebanyak 2.702 orang (48,12%), pontren 511 orang (9,10%), dan lainnya sebanyak 128 orang (2,28%).

(24)

146

Untuk calon mahasiswa baru di PTAIS yang mendaftar melalui jalur tanpa seleksi (PMDK) sebanyak 1.563 orang atau hanya 9,33% dari jumlah yang mendaftar PMDK di PTAIN. Dengan rincian asal mahasiswa SMA sebanyak 677 orang (43,31%), asal MA sebanyak 581 orang (37,17%), pontren 127 orang (8,13%) dan lainnya sebanyak 178 orang (11,39%).

Dari 1.563 jumlah calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur PMDK sebanyak 1.324 orang (84,71%) calon mahasiswa diterima masuk di PTAIS. Dengan rincian dari SMA sebanyak 547 orang (41,31%), MA sebanyak 511 orang (38,60%), Pontren 104 orang (7,85%) dan lainnya 162 orang (12,24%).

Sedangkan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar ulang sebanyak 1.245 orang (94,03%) dari yang diterima, berasal dari SMA sebanyak 512 orang (41,12%), MA sebanyak 498 orang (40,00%), Pontren 103 orang (8,27%) dan lainnya 132 orang (10,60%).

(25)

147

Sama dengan jalur seleksi SPMB, calon mahasiswa yang mendaftar tanpa seleksi (PMDK) kempetisi lebih tinggi pada PTAIN daripada di PTAIS. Terlihat persentase yang diterima pada PTAIN lebih kecil 49,07%, sedangkan pada PTAIS 84,71%. Namun pada PTAIN yang mendaftar ulang hanya 75,38% dari yang diterima sedangkan pada PTAIS 94,03%. Ini berarti pilihan masuk ke PTAIN pada jalur tanpa seleksi (PMDK) sebagian yaitu 25% bukan prioritas utama.

6. Latar Belakang Orang Tua Mahasiswa

Latar belakang orang tua mahasiswa dapat dilihat dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan penghasilan. Dari total 287.963 mahasiswa di PTAIN bila dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua, sebagian besar berpendidikan SMA/MA sebanyak 84.459 orang (29,33%), diikuti pendidikan SD/MI 61.206 orang (21,25%), SMP/MTs 52,106 orang (18,09%), sarjana 48.228 orang (16,75%) dan berpendidikan diploma serta tidak bersekolah masing-masing 29.557 orang (10,26%) dan 12.407 orang (4,31%).

Sedangkan di PTAIS orang tua yang berlatar pendidikan SMA/MA sebanyak 88.531 orang (26,88%), SD/MI 75.640 orang (22,97%), SMP/MTs 69.322 orang (21,05%), sarjana 36,607 orang (11,11%) dan tidak SD sebanyak 29.892 orang (9,08%) serta berpendidikan diploma 29.360 orang (8,91%).

(26)

148

Gambar 4.21. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Mahasiswa PTAI

Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa di PTAIN sebagian besar berprofesi petani 58.247 orang (20,26%), pegawai swasta 33.439 orang (11,61%) PNS 30.216 orang (10,49%), pedagang 28.699 orang (9,97%), guru 14,681 orang (5,10%). Sedangkan sisanya bekerja sebagai buruh 16.428 orang (5,70%), bekerja tidak tetap 9.613 orang (3,345%) dan anggota TNI/Polri 6.581 orang (2,29%).

Pekerjaan orang tua mahasiswa di PTAIS sebagian besar adalah petani 99.071 orang (30,08%), diikuti pegawai swasta 53.582 orang (16,27%), pedagang 36.956 orang (11,22%), berprofesi guru 35.178 orang (10,68%), PNS 34,164 (10,37%) dan buruh 18.907 orang (5,74%), nelayan 16.315 orang (4,95%) tidak tetap 14.969 orang (4,55%) dan TNI/Polri 5.864 orang (1,78%).

(27)

149

Gambar 4.22. Jenis Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa PTAI

Tingkat Penghasilan orang tua mahasiswa pada PTAIN rata-rata berpenghasilan menengah ke bawah yaitu antara dibawah 1 juta hingga 2,5 juta perbulan, sebanyak 110.006 orang (38,20%) orang tua berpenghasilan antara 1-2,5 juta dan 109.736 orang (38,11%) berpenghasilan dibawah 1 juta. Orang tua mahasiswa yang berpenghasilan antara 2,5 – 5 juta perbulan sebanyak 56.410 orang (19,59%) dan diatas 5 juta sampai 10 juta, masing-masing sebanyak 9.404 orang (3,27%) dan 2.407 orang (0,84%).

Penghasilan orang tua mahasiswa di PTAIS rata-rata dibawah 2,5 juta, yaitu 132.287 orang (40,17%) berpenghasilan antara 1-2,5 juta perbulan dan berpenghasilan dibawah 1 juta sebanyak 131.820 orang (40,02%). Sedangkan orang tua yang berpenghasilan antara 2.5 juta sampai 5 juta sebanyak 49.991 orang (15,18%), 5 -10 juta sebanyak 12.734 orang (3,87%) dan diatas 10 juta 2.520 orang (0,77%).

(28)

150

Gambar 4.23. Penghasilan Orang Tua Mahasiswa PTAI

Dari data latar belakang pendidikan dan tingkat penghasilan orang tua mahasiswa baik di PTAIN maupun di PTAIS relatif tingkat pendidikan orang tua mahasiswa masih rendah (≤SMA/MA) pada PTAIN 72,99% dan pada PTAIS 79,97%. Untuk jenis pekerjaan orang tua mahasiswa baik PTAIN dan PTAIS sebagian besar dari kalangan Petani 20,26% di PTAIN dan 30,08% di PTAIS. Selanjutnya pekerjaan pegawai swasta di PTAIN 11,61% dan di PTAIS 16,27%. Dan penghasilan orang tua mahasiswa juga relative masih rendah (≤ 2,5 juta) pada PTAIN 76,31% dan pada PTAIS 80,19%. Ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang belajar di Perguruan Tinggi Islam sebagian besar berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah (rendah).

(29)

151

7. Tanah dan Perpustakaan

a. Luas dan Status Tanah

Luas tanah yang ada di PTAI seluruhnya berjumlah 242.621.324 m2. Yang terdiri dari luas tanah PTAIN seluas 13.296.704 m2 (5,48%) dan luas tanah PTAIS seluas 229.324.620.000 m2 (94,52%).

Dari luas tanah di PTAIN yang berjumlah 13.296.704 m2 tersebut, dimana tanah yang merupakan milik pemerintah seluas 11.654.413 m2 (87,65%), tanah dengan status pinjam 104.931 m2 (0,79%), tanah wakaf 56.200 m2 (0,42%) dan mandiri 13.901 m2 (0,10%). Sedangkan sisanya 1.467.259 m2 (11,03%) tidak diketahui statusnya.

Bila dilihat dari status sertifikat tanah yang sudah bersertifikat seluas 7.259.382 m2 (54,60%) dan yang belum bersertifikat hanya 4.570.063 m2 (34,37%), sedangkan tidak diketahui statusnya seluas 1.467.259 m2 (11,03%)

Dengan rincian tanah milik pemerintah yang sudah bersertifikat seluas 7.201.660 m2 (54,16%) dan yang belum bersertifikat seluas 4.452.753 m2 (33,49%), tanah pinjam yang sudah bersertifikat seluas 4.931 m2 (0,04%) sedangkan yang belum sertifikat seluas 100.000 m2 (0,75%), tanah wakaf yang sudah bersertifikat seluas 38.890 m2 (0,29%) dan yang belum bersertifikat 17..310 m2 0,13%). Sedangkan tanah mandiri seluas 13.901 m2 0,10%) sudah bersertifikat seluruhnya. Sisanya 1.467.259 m2 (11.03%) tidak diketahui statusnya.

(30)

152

Tanah terluas di PTAIN adalah tanah di STAIN SAS Bangka Belitung dengan luas 1.215.307 m2. Sedangkan luas tanah terkecil ada di maluku utara (STAIN Ternate) dengan luas hanya 20.108 m2 dan IAIN SMH Banten dengan luas 24.555 m2.

Gambar 4.24. Luas Tanah PTAI (dalam m2)

Sedangkan luas tanah di seluruh PTAIS sebesar 229.324.620 m2, yang terdiri dari tanah pemerintah seluas 163.961 m2, tanah mandiri seluas 227.376.332 m2, tanah wakaf seluas 1.571.840 m2 dan tanah pinjam seluas 212.487 m2.

Adapun total status tanah yang sudah bersertifikat seluas 225.994.061 m2 (98,55%) dan yang belum sertifikat seluas 3.330.560 m2 (1,45%). Dengan rincian tanah milik pemerintah yang sudah bersertifikat seluas 117.645 m2 dan yang belum sertifikat seluas 46.316 m2, tanah mandiri yang sudah bersertifikat seluas 224.541.260 m2 dan yang belum sertifikat seluas 2.835.073 m2, status tanah milik wakaf yang sudah

(31)

153

bersertifikat seluas 1.187.056 m2 dan yang belum bersertifikat seluas 384.784 m2. Dan status tanah pinjam yang bersertifikat seluas 148.000 m2 sedangkan yang belum sertifikat seluas 64.387 m2.

b. Sarana Perpustakaan

Tidak semua Perguruan Tinggi Islam yang ada di Indonesia memiliki sarana perpustakaan yang memadai, baik dari segi ruangan perpustakaan maupun jumlah koleksi buku yang ada, terutama sekali di PTAIS. Padahal untuk mempercepat proses belajar mengajar sarana perpustakan bagi perguruan tinggi merupakan salah satu penunjang untuk mencerdaskan para mahasiswa dan dosen dalam menuntut ilmu dan menambah wawasan baik sebagai bahan/materi kuliah maupun bahan/materi penunjang.

Dari data yang terhimpun sarana perpustakaan di PTAIN hampir seluruhnya memiliki ruangan perpustakaan. Sedangkan di PTAIS dari total 593 PTAIS hanya tercatat 385 PTAIS (64,92%) yang memiliki ruangan perpustakaan sisanya 208 PTAIS (35,08%) belum memiliki ruangan perpustakaan.

Bila dilihat dari jumlah kunjungan mahasiswa yang memanfaatkan fasilitas perpustakaan, diketahui jumlah kunjungan perpustakaan perharinya di PTAIN rata-rata diatas 20 orang mahasiswa per harinya.

(32)

154

Gambar 4.25. Jumlah Kunjungan Mahasiswa per hari ke perpustakaan

Berbeda dengan di PTAIS keadaanya sangat beragam. Dari total 385 PTAIS yang memiliki perpustakaan terdapat jumlah kunjungan mahasiswa perharinya diatas 20 mahasiswa sebanyak 224 ptais, kunjungan antara 10-20 mahasiswa perhari terdapat di 139 PTAIS dan jumlah kunjungan di bawah 10 orang mahasiswa terdapat di 23 PTAIS.

Untuk jumlah koleksi buku yang ada di perpustakaan, dari 52 lembaga PTAIN tercatat koleksi buku rata-rata diatas 5.000 eksempar yaitu di 48 PTAIN dan selebihnya 4 PTAIN hanya memiliki koleksi buku perpustakaan antara 1.000-5.000 eksemplar buku.

Di PTAIS rata-rata jumlah koleksi buku perpustakaan dari 385 PTAIS yang memiliki perpustakaan hanya 182 PTAIS yang memiliki koleksi perputakaan sebanyak 1.000-5.000 eksemplar, 114 PTAIS memiliki koleksi perpustakaan kurang dari 1.000

(33)

155

eksemplar dan hanya 89 PTAIS saja yang memiliki koleksi perpustakaan diatas 5.000 eksemplar.

Gambar 4.26. Jumlah Koleksi perpustakaan

Dengan masih adanya Perguruan Tinggi Agama Islam di swasta yang belum memiliki ruang perpustakaan (35,08%) tentunya harus menjadi perhatian bagi pemangku kepentingan di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam - Kementerian Agama dan Kopertais wilayahnya agar dapat meningkatkan mutu perpustakaan PTAI sesuai dengan grand desain pengembangan perpustakaan PTAI sehingga menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Gambar

Gambar 4.1. Jumlah PTAI Menurut Status Lembaga
Gambar 4.2. Jumlah PTAI Menurut Jenis Lembaga
Gambar 4.3. Jumlah PTAI Menurut Jenis dan Status Lembaga
Gambar 4.4. Sebaran Lembaga PTAI Berdasarkan Provinsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hanya saja, yang dianggap mengalami posisi termarginalkan sekarang adalah pihak perempuan, maka perempuanlah yang lebih ditonjolkan dalam pembahasan untuk mengejar kesetaraan

Sisa potongan bahan baku bisa digunakan untuk proses produksi dan juga dapat digunakan untuk pembuatan fasilitas perusahaan sehingga limbah padat yang dihasilkan

Semakin tebal lapisan selimut beton pada suatu struktur maka akan semakin besar kemampuan dan waktu layan dari struktur dalam menghadapi penetrasi klorida ke

Keadaan cerviks yang baik pada kontraksi uterus yang baik, maka persalinan per vagina dianjurkan, tetapi apabila terjadi gagal induksi cerviks atau induksi cerviks

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kecamatan Tenggarong adalah pelaksanaan atau penerapan

Segmentasi pasar dari produk benih ikan gurame yang diberikan stimulan pertumbuhan ini adalah masyarakat Kota Bogor. Target usaha bisnis benih ikan gurame ini

Contohnya, untuk murid yang mempunyai tingkah laku bermasalah di mana selalu bergerak dalam bilik darjah, guru boleh menetapkan matlamat tingkah lakunya sebagai “Berhenti

Penelitian yang berjudul “AnalisisFaktor Risiko Penyakit Hipertensi Pada Tentara Nasional Indonesia (TNI)(Penelitian di Rumkital Dr. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek