• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa UNAIR Tawarkan Sampo Herbal Bu Mamik yang Ramah Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa UNAIR Tawarkan Sampo Herbal Bu Mamik yang Ramah Lingkungan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa UNAIR Tawarkan

Sampo Herbal “Bu Mamik” yang

Ramah Lingkungan

UNAIR NEWS – Bagi setiap orang, rambut merupakan bagian terpenting. Banyak pula yang menganggapnya sebagai ”perhiasan” yang harus dirawat. Rambut yang indah dan sehat perlu perawatan terbaik dengan produk sampo yang memiliki manfaat. Pemilihan sampo yang tidak sesuai bisa membuat rambut tidak sehat, mudah rontok, bercabang dan berketombe.

Kondisi setiap hari yang terpapar oleh polusi dan sinar matahari juga bisa membuat rambut menjadi tidak sehat. Selain itu menurut data Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015, bahwa 68 % sungai di Indonesia termasuk dalam kategori pencemaran berat.

Selama ini masyarakat beranggapan bahwa sumber utama pencemar sungai adalah limbah industri. Padahal mayoritas berasal dari limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga lebih disebabkan dengan pola hidup memakai bahan kimia berbahaya bagi lingkungan, seperti saat keramas menggunakan sampo yang berbahan dan tidak ramah lingkungan.

Mahasiswa Universitas Airlangga menghadirkan inovasi sampo herbal “Bu Mamik”. Inovasi ini digagas oleh Febriansyah Anandya Putra (2016), Niko Rokhman Syahputra (2015), Rana Firdha Azhari (2016), dan Annisa Karyati (2016), mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

Inovasi ini untuk diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bahkan inovasi ini telah lolos penilaian Dikti dan memperoleh bantuan dana pengembangan dari Kementerian Ristek dan Dikti dalam program PKM tahun 2016-2017.

(2)

Sampo herbal ini dibuat dengan bahan alami, tentunya ramah lingkungan karena busa yang dihasilkan tidak terlalu banyak, tetapi memiliki manfaat luar biasa bagi rambut. Yaitu perpaduan bahan minyak biji bunga matahari dan minyak kelapa yang menjadi keunggulan produk sampo “Bu Mamik”.

Kedua bahan tersebut memiliki manfaat bagi rambut, antara lain menyehatkan kulit kepala, memperkuat akar rambut, dan menjadikan rambut tidak bercabang, tidak rontok, dan berketombe.

“Keunggulan produk ini dapat menghilangkan ketombe dan rambut rontok tanpa menimbulkan efek samping, serta baik digunakan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Sebab kebanyakan produk sampo pasaran hanya menggunakan ekstrak minyak kelapa atau ekstrak biji bunga matahari, namun produk ini menawarkan perpaduan keduanya,” kata Febriansyah Anandya, ketua kelompok PKM ini.

Adanya tambahan green tea essential oil dalam sampo herbal ini membuat masyarakat akan mendapat manfaat berlipat karena essensial tersebut sangat membantu percepatan dalam menyehatkan rambut dan rambut beraroma harum setelah berkeramas. Rambut yang halus, lembut, sehat dan tampak indah setelah menggunakan sampo herbal “Bu Mamik” akan menambah kepercayaan diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Keunggulan lain produk sampo ini ialah dikemas dalam bentuk botol berukuran 100 ml, sehingga memudahkan konsumen untuk dibawa kemana-mana, bepergian misalnya. Harganya pun sangat familier, dibanderol sekitar Rp 20.000/botol. Sehingga sangat bersaing dibandingkan dengan produk sejenisnya.

“Sudah saatnya, sampo herbal ‘Bu Mamik’ menjadi pilihan cerdas bagi masyarakat dalam merawat rambut dan berpartisipasi menciptakan lingkungan yang bebas dari pencemaran,” kata Febriansyah. Dan bagi masyarakat yang berminat pada produk sampo herbal “Bu Mamik” ini dapat memesan via instagram:

(3)

sampo_bu mamik atau official line dengan ID: @szb0450g. (*)

Editor: Bambang Bes

FKG Adakan Kuliah Tamu

Regenerasi Gigi

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Perkembangan Penelitian B i d a n g K e d o k t e r a n G i g i R e g e n e r a s i ” . K u l i a h t a m u diselenggarakan pada Rabu (19/7) di Aula Garuda Muka FKG.

Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes., mengatakan kuliah tamu ini merupakan sarana untuk berbagi ilmu dan pengalaman antar sivitas akademika. “Pengalaman yang mereka bagikan adalah hasil dari penelitian yang mereka (pembicara) kembangkan beberapa bulan terakhir,” tutur Darmawan.

Kuliah tamu diselenggarakan atas kerjasama alumni, mahasiswa, dan dosen program pendidikan dokter gigi spesialis (PPDGS). Ketiga pembicara yang hadir dalam kuliah tamu tersebut adalah Ika Dewi Ana, drg., M.Kes., Ph.D, Retno Ardhani, drg., M.Sc., Anne Handrini Dewi, drg., M.Kes., dan Rhudanton, drg., Sp.Perio.

Ketiganya berasal dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Brawijaya.

Para pembicara secara bergantian menyampaikan hasil dari penelitiannya mengenai regenerasi gigi tentang bahan subtitusi tulang. “Ketika kita membuat produk bagaimana caranya agar tidak autolog atau aunogram, yakni mengambil dari tulang

(4)

sendiri,” jelas Ika.

Ika penyampaikan bahwa bahan subtitusi tulang yang bagus adalah jenis gypsum sebab kualitasnya bagus dan mudah didapat. Sedangkan Retno menyampaikan tentang penambahan zat lain pada

gypsum. Berdasarkan penjelasan yang ia paparkan, gypsum

memiliki kelemahan yakni cepat habis. Maka perlu adanya penambahan lain. “Kami menambahkan kalsium karbonat dan juga cinnamaldehyde,” terangnya.

Materi dilanjutkan dengan pembahasan pola regenerasi jaringan yang disampaikan Anne dan Rhudanton seputar penatalaksanaan sinus lift sebelum pemasangan implan.

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

E-Performance

Bantu

Maksimalkan Kinerja Pegawai

UNAIR NEWS – Dibuka dengan tarian Gandrung Bunyuwangi yang dipentaskan oleh mahasiswa FEB UNAIR, Human Resourses Development Forum menjadi ajang ilmiah untuk merumuskan berbagai masalah, khususnya pada bidang sumber daya manusia. Acara ini diiniasi oleh Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Sekolah Pascasarjana, UNAIR.

“Tujuannya untuk kontribusi pada masyarakat, acara ini nantinya diharapkan mampu merumuskan ide-ide pada pemerintah daerah dalam mengembangkan SDM. Tidak hanya pemerintah daerah, tetapi juga SDM se Jawa Timur. Karena kita tahu bahwa SDM itu menjadi sebuah keberhasilan,” ucap Dr. Windiarto, S.E., MSC.

(5)

Windiarto yang juga ketua pelakasana acara menyampaikan bahwa banyak dari mahasiswa PSDM berasal dari PNS. Dilatarbelakangi dari hal itu, HRD forum mengangkat tema “Pengolahan E-Performance dan Tambahan Penghasilan Pegawai dalam Rangka Peningkatan Kinerja” dengan menghadirkan pakar dari birokrasi dan BUMN.

“E-Performance artinya bahwa kinerja pegawai bisa diukur dengan automasi. Misalkan disiplin pegawai dapat diukur dengan tingkat kehadiran yang menggunakan sidik jari atau pengukuran-pengukuran yang berdasarkan based online,” jelasnya.

Selanjutnya, Win juga menyatakan bahwa untuk yang birokasi dapat dilihat dari kendala dan manfaat penerapan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).

“Untuk yang BUMN kita berkiblat kepada mereka yang telah menerapkan itu sehingga kemudian bisa menjadi acuan pemda dalam pengaplikasiannya,” papar Win.

Win menambahkan, seminar ini menjadi bagian penelitian tentang TPP di Jawa Timur. Hasil penelitian akan di cross dengan hasil seminar yang akan ditulis dalam bentuk jurnal. Penambahan pegawai yang merupakan alat remoniasi di jajaran PNS, saat ini sebagai besar kabupaten atau kota di Jawa Timur belum bisa menerapkan.

Terlibat dalam penelitian itu, Purwati Ayu Rahmi memaparkan, ada hubungan positif antara tunjangan kinerja dengan performa pegawai di birokrasi. Surabaya misalnya, pelayanan makin meningkat dapat dilihat dari kepuasan masyarakat dan kedisiplinan.

“Birokrasi itu sedikit mereplikasi dari sektor publik dan BUMN yang lebih dulu sudah mereplikasi sistem swasta,” ucap mahasiswa semester 4 jurusan magister PSDM UNAIR ini.

Diakhir Win kembali menambahkan, komitmen dari pimpinan belum turnin. APBD masih kecil dan menggunakan sistem ini ditakutkan menguntungkan pejabat tertentu.

(6)

“Inilah yang menjadi kendala dimana masih banyak kabupaten atau kota yang belum menerapkan hal ini. Dari forum seperti inilah diharapkan nantinya dapat merumuskan gagasan untuk semua kabupaten-kota agar bisa menerapkan e-performance,” tutup Win.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Nuri Hermawan

LAM-PTKES Akreditasi Prodi

Ilmu

Kardiologi

dan

Kedokteran Vaskular FK UNAIR

UNAIR NEWS – Beberapa waktu lalu, pengurus Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR menerima kunjungan tim Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKES). Agenda kedatangan tim tersebut adalah untuk melakukan visitasi.

Acara visitasi berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak 5-7 Juli 2017. Tim visitasi melakukan assessment lapangan untuk memastikan apakah borang yang diserahkan oleh pihak Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR sudah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

Ketua Program Studi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNAIR Dr. Andrianto, SpJP (K) mengungkapkan, dari 25 prodi di FK, Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular ini yang pertama kali diakreditasi oleh LAM-PTKES.

“Karena dianggap memiliki visi misi yang cukup kuat, maka prodi Kardiologi menjadi prodi yang pertama untuk akreditasi

(7)

LAM-PTKES. Sementara beberapa prodi lain sedang menyusul,” ungkapnya.

Secara struktural, tugas departemen berbeda dengan prodi. Departemen bertugas menaungi pengembangan ilmu sejenis, sementara prodi menyelenggarakan proses pendidikan di bidang keilmuan tertentu.

“Untuk beberapa tahun terakhir, akreditasi lebih mengacu pada akreditasi program studi, bukan departemen. Jika program studi telah terakreditasi dan mutunya baik, maka otomatis nama fakultas juga ikut baik,” tambahnya.

Menurutnya, persiapan menuju assessment terbilang cukup berat. Terlebih lagi, Dr. Andrianto sebagai Ketua Program Studi (KPS) hanya punya waktu 1,5 tahun untuk mempersiapkan segala keperluan akreditasi.

Proses assessment ini melalui beberapa tahap. Pertama, proses diskusi terhadap apa yang ditulis di borang tentang visi misi dan juga dukungan terhadap apa yang sudah dilakukan. Kedua, wawancara terhadap alumni, mahasiswa, dan dosen. Alumni yang datang berasal dari Bojonegoro, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.

“Semua pertanyaan mengarah pada transparansi dan kesesuaian antara apa yang ditulis dalam borang dengan kenyataan di lapangan,” ungkapnya.

Selain penilaian mengenai fasilitas pembelajaran di rumah sakit pendidikan RS Dr. Soetomo dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), tim akreditasi dari LAM-PTKES juga melakukan penilaian terhadap publikasi jurnal, sistem keuangan serta pembukuan, rencana anggaran kegiatan, penilaian terhadap fasilitas IT yang ada seperti IT Support, jaringan di prodi, dan rumah sakit, e-library, dan penilaian yang lain.

“Diharapkan melalui akreditasi ini, kami dapat menjaga mutu dan standar yang ada, serta disiplin mendokumentasikan apapun

(8)

yang sudah kita kerjakan. Hal ini harus menjadi budaya sehingga ke depannya dengan kepatuhan pada standar-standar yang ada, mutu kita dapat terjaga dari segala aspek, mulai dari mahasiswa, dosen, sarana prasarana, hingga sistem keuangan,” ungkapnya.

LAM-PTKES

Seperti diamanatkan Undang-undang, LAM-PTKES adalah lembaga akreditasi eksternal untuk perguruan tinggi kesehatan yang berwenang untuk mengakreditasi lembaga institusi pendidikan. Ini merupakan suatu legalitas penyelenggaraan dari suatu institusi.

Dalam penyelenggaraan akreditasi, LAM-PTKES memiliki sejumlah kode etik atau prosedur tertentu. Antara lain saat pembimbingan tidak diperkenankan bertemu dengan fasilitator, sehingga proses bimbingan dilakukan dalam jaringan (online). Selanjutnya, institusi terkait diberi kesempatan untuk memperbaiki dan menyempurnakan borang dalam kurun waktu 90 hari kerja. Setelah borang dianggap layak, selanjutnya tim asesor akan terjun ke lapangan untuk mendokumentasikan seluruh data yang dilaporkan dengan kenyataannya di lapangan.

Demikian pula ketika assessment lapangan dilakukan. Mereka memiliki kode etik yang spesifik yaitu tidak memiliki konflik kepentingan dengan institusi terkait.

“Termasuk diantaranya tim asesor bukan merupakan alumnus dari institusi yang akan di-assessment. Untuk itu mengapa Audit LAM-PTKES terkesan lebih ketat dari pada audit internal lainnya. Namun hasilnya lebih bisa dipercaya dari audit-audit eksternal lainnya,” ungkapnya.

Kepatuhan yang dibentuk melalui akreditasi ini sebenarnya menguntungkan prodi itu sendiri. Dimana inovasi yang dikembangkan dari laporan-laporan yang disetorkan pada pihak asesor akan mempermudah akreditasi di tahun-tahun berikutnya.

(9)

“Prodi Kardiologi sudah membuat aplikasi untuk mengelompokkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, sehingga dapat mempermudah dalam menyusun dokumen-dokumen yang diperlukan untuk keperluan akreditasi,” jelasnya.

Selain audit eksternal, Prodi Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular juga menjalani audit internal oleh Airlangga Integrated Management System (AIMS). Audit internal ini dilakukan setiap tahun dengan cara memasukkan data-data sesuai dengan standar yang ditentukan secara online. Selanjutnya, data tersebut akan diverifikasi oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNAIR. Kemudian, dilakukan langkah assessment ke prodi yang telah diverifikasi.

“Dilihat dari proses assessment dan pengamatan dari dokumen-dokumen yang sudah dipresentasikan, tim asesor LAM-PTKES mengatakan bahwa semuanya sudah baik dan dilihat dari komentar-komentarnya juga insya Allah mendapatkan akreditasi A. Semoga saja,” tuturnya.

Penulis : Sefya Hayu

Editor : Binti Q. Masruroh

Imam Taufik Wisudawan Terbaik

S-2 Farmasi, Bertekad Majukan

Indonesia Timur

UNAIR NEWS – Imam Taufik tak pernah menyangka akan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik S2 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Imam lulus program studi Ilmu Farmasi dengan IPK 3,90. “Rasanya semua perjuangan yang telah saya jalani dibalas

(10)

Allah dengan karunia yang sama sekali tak kami sangka,” tutur Imam.

Dalam perkuliahan dan penelitian, pria kelahiran Baturaja 17 Juli 1979 ini menjalankan semua tugas dengan ikhlas dan sabar. Walaupun tugasnya banyak dan terjadwal pengumpulannya, ia berusaha memberikan yang terbaik. Sebagai penerima biasiswa LPDP, Imam juga disibukkan kegiatan edufair, sosialisasi setiap pekan, anjangsana, dan kegiatan lain. Tak hanya itu, baru-baru ini ia berpartisipasi dalam International Conference

on Herbal and Traditional Medicine (ICHTM), Khon Kaen

University di Bangkok Thailand. Beragam kegiatan itu tak membuat Imam lupa akan tujuannya kuliah.

“Ilmu itu amanah Allah dan harus memanfaatkannya demi kemashlahatan umat dan kemajuan bangsa,” katanya. Selanjutnya ia menuturkan, berangkat dari permasalahan tempatnya bertugas di Indonesia Timur, di Jayapura dan Ambon yang menjadi daerah endemik malaria, Imam mengangkat topik pengembangan ekstrak kulit batang cempedak sebagai fitofarmaka antimalarial.

“Saya sering menekankan kepada adik-adik, bahwa yang akan terpakai di dunia kerja adalah ilmu, kerendahan hati, dan mampu bekerjasama dengan orang lain. Terlebih selalu mengerjakan sesuatu sungguh-sungguh,” pesan Imam yang saat ini mengajar di salah satu perguruan tinggi di Indonesia Timur itu.

Tips suksesnya? Imam mengatakan mahasiswa harus paham bahwa perkuliahan bukan hanya sekadar untuk mendapatkan nilai A atau IPK tinggi. Melainkan ilmu yang aplikatif yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat umum. Kedepannya, Imam mengaku akan terus melakukan riset dan melanjutkan pendidikan doktoral dibidang farmasi bahan alam dan biomolekular.

“Saya juga akan terus mengajar dan berbagi ilmu kepada orang lain. Khususnya memajukan pendidikan di Indonesia Timur sehingga nantinya tidak kalah bersaing,” pungkasnya. (*)

(11)

Penulis: Siti Nur Umami Editor: Nuri Hermawan

Adelia

Yulma,

Senang

Berorganisasi Jadi Wisudawan

Terbaik S-1 FEB UNAIR

UNAIR NEWS – Adelia Yulma Budiarto, alumnus prodi S-1 Akuntansi menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada wisuda periode Juli 2017. Perempuan kelahiran 1997 ini berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 8 bulan dengan IPK sebesar 3.99.

Della, sapaan karibnya, mengaku bahwa menjadi mahasiswa tidak melulu berkecimpung dengan dunia perkuliahan saja, namun juga harus diselingi dengan berbagai kegiatan lain. Selama menjadi mahasiswa, Della aktif mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Akuntansi dan Airlangga Model United Nations Club. Selain itu, ia juga aktif di Paguyuban Guk dan Yuk Sidoarjo. Hal inilah yang mengasah bakat gadis kelahiran Surabaya ini.

Kepada UNAIR NEWS, Gadis yang pernah mengikuti program akselerasi di tingkat SMP dan SMA ini menceritakan suka dukanya saat mengerjakan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan. Saat memprogram skripsi, Della masih sibuk dengan berbagai kegiatan dan kompetisi. Hal ini membuatr dirinya harus mengerjakan penelitian skripsi sembari mengikuti lomba, fortum, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

“Pada tiga bulan terakhir saat mengerjakan skripsi, saya sedang menjalankan program magang di British Petroleum,

(12)

Jakarta. Sehingga untuk bimbingan, saya cukup kesulitan, ditambah lagi urusan birikrasi kampus sebelum sidang,” ungkap gadis yang memiliki hobi berenang dan menari ini.

Saat ini, Della sudah diterima untuk bekerja di salah satu Big

Four Accounting Firm. Meski demikian, ia memiliki keinginan

untuk melanjutkan studi S-2 nanti.

“Salah satu tantangan buat diri saya sendiri selama kuliah adalah untuk menyeimbangkan segala kegiatan dengan nilai akademik. Alhamdulillah, saya bisa balance,” tambah gadis yang pernah menjadi Best Speaker of ICAEW Regional Business Challenge in Kuala Lumpur Malaysia tahun2016.

“Tidak ada keberhasilan yang datang dengan mudah, serta tidak ada usaha yang akan mengkhianati hasil. Sehingga ketika sudah percaya akan mimpi dan rencanamu, maka usaha dan ikhtiar dengan sungguh-sungguh,” ucap Adelia memberi semangat adik kelasnya. (*)

Penulis : Ainul Fitriyah Editor: Binti Q. Masruroh

Misutarno Wisudawan Terbaik

S-2

Keperawatan,

Sukses

Dimulai dari Disiplin

UNAIR NEWS – Misutarno mengidolakan Dekan Fakultas Keperawatan Prof. Nursalam, S.Kp., M.Nurs sebagai sosok yang menginspirasi dalam mewujudkan cita-citanya. Menurutnya, Prof. Nursalam terus memberikan motivasi bagi dirinya untuk terus berprestasi.

(13)

”Beliau sangat menginspirasi saya. Kondisi sibuk tidak menghalangi Prof. Nursalam untuk berprestasi. Itulah yang menjadi pemacu motivasi saya untuk bisa terus berprestasi,” ucap perawat RSUD Dr. Soetomo ini.

Buktinya, pada tahun 2014, Misutarno dinobatkan sebagai konselor HIV/AIDS terbaik di tingkat nasional. Bersamaan dengan penghargaan tersebut, lelaki kelahiran Sidoarjo ini diangkat sebagai master of trainer HIV/AIDS.

Ia juga mengangkat gagasan mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dalam tesisnya. Tesis berjudul “Manajemen Pelayanan Pasien HIV/AIDS terhadap Tenaga Kerja Indonesia melalui peer groups support terhadap Respon Psikologis terhadap Imunitas di Kabupaten Tulungagung” mengantarkannya sebagai wisudawan terbaik jenjang master.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya TKI yang kembali ke Indonesia dengan membawa penyakit HIV/AIDS. Misutarno berusaha membantu penderita untuk keluar dari stigma diskriminasi yang dialami pengidap. Selain itu, ia juga ingin mensukseskan program pemerintah seperti Zero New HIV

Infection, dan Zero Death Related akibat HIV/AIDS.

Misutarno menyampaikan, peran keluarga cukup besar dalam menentukan keberhasilan. “Kebiasaan belajar saya mulai dari jam 9 sampai 12 malam begitu sangat dimengerti oleh keluarga. Mereka sangat mengerti hal itu,” ucap Sekretaris Dewan Persatuan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Timur.

Ia memiliki prinsip untuk selalu disiplin saat menjalani sesuatu. Sikap disiplin inilah yang paling utama yang menentukan kehidupan orang di masa depan. “Selain disiplin, bersikaplah sabar dan terbuka dalam menerima kritikan dari orang lain,” pungkasnya. (*)

(14)

Editor: Defrina SS

Serum Katak Muda Berekor

Dapat Menghambat Aktivitas

Proliferasi Sel Kanker

UNAIR NEWS – Kanker merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan kematian di dunia. Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian akibat penyakit itu terdapat sekitar 100 orang dalam 100.000 penduduk. Berdasarkan fakta tersebut kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga melakukan penelitian tentang kanker.

Hasil penelitian yang dilakukan bahwa pemberian serum katak muda berekor dapat menurunkan aktifitas sel kanker. Hal ini karena di dalam serum katak muda berekor mengandung hormon tiroksin. Hormon ini berperan penting dalam mendegenerasi ekor katak yang merupakan proses apoptosis.

”Berawal dari hal inilah tim kami mengajukan proposal dan berhasil lolos dari penilaian Dikti untuk mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti dan penelitian ini bisa dilakukan,” kata Imas Hapsari Rahmaningtyas, ketua tim peneliti mahasiswa ini, didampingi keempat temannya yaitu Nur Prabowo Dwi Cahyo, Zeni Prastika, Arliandra Reza Pratama, dan Anjani Marisa Kartikasari.

Penelitian yang dilakukan Imas Dkk ini sekitar tiga minggu di l a b o r a t o r i u m k a m p u s U n i v e r s i t a s A i r l a n g g a d e n g a n menginduksikan reagen kanker, yaitu DMBA (Dimetylbenz (α)

(15)

Antrasen) ke hewan coba yaitu tikus putih jenis Sprague

Dawley. Selama sekitar dua minggu dengan intensitas seminggu dua kali, setiap hari Senin dan Kamis.

ANGGOTA kelompok PKM ini serius mengerjakan penelitiannya di lab. (Foto: Dok PKM-PE)

Setelah menginduksikan kanker, penelitian dilanjutkan dengan memberikan serum katak muda berekor pada mencit setiap hari selama satu minggu. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa serum katak muda berekor dapat menghambat aktivitas proliferasi sel kanker kulit.

Hal tersebut dibuktikan setelah dilakukan uji Imunohistokimia, yang hasilnya menunjukkan adanya warna cokelat yang menandakan adanya apoptosis. Adanya warna cokelat tersebut karena diwarnai oleh Caspase 3 sehingga terlihat warna cokelat. Dari hasil itu sekaligus menunjukkan bahwa serum yang diberikan dapat meningkatkan apoptosis dan menghambat aktivitas proliferasi dari sel kanker.

”Kami berharap dengan adanya temuan serum ini bisa memberikan alternatif atau cara terbaru dalam mengatasi kanker dengan biaya yang lebih murah daripada dilakukan dengan operasi dan

(16)

nanoteknologi,” kata Imas Hapsari Rahmaningtyas. (*) Editor: Bambang Bes

Bertukar Ilmu Lintas Negara

Lewat

Konfererensi

Internasional

UNAIR NEWS – Menyadari perlunya galian inovasi baru tentang deteksi penyakit sejak dini, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga menyelenggarakan konferensi internasional dengan tema “Biotechnology Strengthen Biomedical Science and Veterinary Medicine”. Konferensi berlangsung pada 12-13 Juli lalu bertempat di Aula Tandjung Adiwinata, FKH UNAIR.

Pertemuan antara ilmuan muda dari berbagai negara ini membahas pokok bahasan di bidang kesehatan hewan. Berbagai topik didiskusikan bersama untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan manusia.

Acara diisi oleh 17 pembicara ternama dari berbagai negara yang berasal dari tiga benua, yaitu Asia, Eropa, dan Australia. Ini menjadi satu ajang kolaborasi dan sinergitas dalam meningkatkan penelitian bagi para akademisi di Indonesia, terutama UNAIR. Diantara dari mereka berasal dari Belanda, Jepang, Jerman, Australia, Thailand, dan Indonesia. Wakil Dekan I FKH UNAIR Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam mengatakan, bukan hanya dosen yang dituntut untuk membuat inovasi baru terhadap keilmuan yang digeluti, namun juga mahasiswa. Minimal, dosen dan mahasiswa membuat paper yang

(17)

dipulikasikan tingkat fakultas sampai dengan internasional. “Konferensi seperti ini juga untuk membiasakan mental mahasiswa supaya tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian, terutaman jika ranahnya internasional,” jelas Prof. Fedik yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia The

Veterinary Medicine International Conference 2017.

Konferensi yang dibuka dengan tarian remo tersebut diikuti oleh sekitar 200 partisipan yang terdiri dari dosen, peneliti, dan mahasiswa. Dari Indonesia, peserta berasal dari UNAIR, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, maupun Institut Pertanian Bogor.

Di hari pertama, setelah pemaparan materi dari delapan pembicara asal Asia dan Eropa, dilanjutkan dengan pemaparan hasil penelitian dari 24 pemakalah paralel. Mereka dibagi menjadi empat kelas, diantaranya kelas Biomedical Science, Reproduction, dan One Health.

Delapan materi tersebut diantaranya adalah Wild Infection /

Fever, Skin Stem Cell Resource Potential for Peripheral Nerve Repair, Aplication of Metabolomics in Biomedical and Related Science, Avian Influenza Virus Circulation in Environment, Species and Genetic Diversity of trypanosomes, 21th Century Diseases Threat and Epidemiology, Molecular characterisation of Hepatitis Virus in Indonesia dan New Adjuvant and Vaccine Technology.

Sedangkan di hari kedua, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari sembilan pemateri asal Asia dan Australia. Luaran dari konferensi ini adalah jurnal dan makalah terindeks Scopus yang membahas permasalahan kesehatan hewan dan manusia di dunia. (*)

Penulis : Disih Sugianti Editor : Binti Q. Masruroh

(18)

Bioplastik Limbah Kulit Udang

dan Biji Alpukat, Alternatif

Pengganti

Plastik

Ramah

Lingkungan

UNAIR NEWS – Ditangan mahasiswa jurusan kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, limbah biji alpukat dan limbah kulit udang diinovasi menjadi bioplastik sebagai pengganti plastik yang ramah terhadap lingkungan.

Lima orang mahasiswa yang mensintesis bioplastik ramah lingkungan itu adalah Nurlailiatul Machmudah, Fitria Pebriani, Adi Rachmadji, Tri Susanti, dan Dimas Noor Asyari.

Nurlailiatul Machmudah, ketua tim peneliti ini menjelaskan, bahwa dipilihnya melakukan inovasi ini karena penggunaan perkakas yang terbuat dari plastik, terutama tas, sudah semakin menggila. Hingga Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat mencatat, setiap tahun sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia.

”Inilah ancaman terhadap lingkungan hidup, sebab plastik merupakan material yang sulit dihancurkan oleh organisme. Untuk bisa lebur dan terurai dalam tanah, sampah plastik butuh waktu antara 200 sampai 1.000 tahun,” katanya.

Kemudian, dewasa ini telah ditemukan beberapa macam plastik

biodegradable antara lain, polihidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS) dan poli asam l a k t a t ( P L A ) . N a m u n k e b a n y a k a n b a h a n b a k u p l a s t i k biodegradable itu masih menggunakan sumber daya alam yang

(19)

tidak diperbaharui (non-renewable resources) dan tidak hemat energi.

TIM peneliti ketika melakukan penelitian dan uji coba di Lab FST UNAIR. (Foto: Dok PKMPE FST)

Hasil penelitian yang menarik ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Setelah melalui seleksi Dikti, proposal “Bioplastik Mbah Kilat (Limbah Kulit Udang Dan Biji Alpukat)” ini lolos untuk mendapatkan dana penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Ditambahkan oleh Nurlailiatul, penelitian ini menekankan pada penggunaan limbah yang pemanfaatannya kurang maksimal, antara lain limbah biji alpukat dan limbah kulit udang untuk dibuat sebagai bioplastik ramah lingkungan dan aman untuk digunakan. Bioplastik hasil sintesis ini dinamai bioplastik “Mbah Kilat” (limbah kulit udang dan biji alpukat).

Jadi, bioplastik “Mbah Kilat” ini dibuat dari bahan dasar kitosan kulit udang dan pati (tepung) limbah biji alpukat. Pada biji alpukat itu terdapat banyak kandungan pati yang bisa dijadikan komponen plastik, sehingga plastik mudah didegradasi oleh mikroorganisme.

(20)

Sedangkan pada limbah kulit udang mengandung kitin yang bisa ditransformasi menjadi kitosan sebagai penguat karakter polimer plastik. Untuk menambah karakteristik plastik, maka ditambahkan zat pemlastis atau plastisizer sorbitol.

”Dengan hadirnya bioplastik ‘Mbah Kilat’ ini kami berharap dapat menjadi alternatif plastik pengganti plastik komersial yang aman digunakan, mudah terurai, dan dapat digunakan sebagai solusi mengoptimalisasi pemanfataan limbah,” kata Nurlaili, panggilan akrab mahasiswa S1 FST UNAIR ini. (*) Editor: Bambang Bes

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa data dengan uji stastistic Wilcoxon pada responden didapatkan nilai asymp sig = 0,000 (P < 0,05), Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

Dari pihak kepoliian diterangkan bahwa penyidik tidak melakukan penahanan yang mana dalam hal ini bertentangan dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 bahwa jelas

Tujuan umum dari perancangan hotel resor di kawasan pantai Parang Tritis kabupaten Bantul adalah mewujudkan sebuah perencanaan dan rancangan Hotel Resor untuk

Sekolah-sekolah yang dikategorikan sedang cenderung memiliki orientasi penyelenggaraan KBM yang lebih besar dilihat dari biaya operasional dibanding dengan

Anak anak yang sebelumnya sudah memperlihatkan koordinasi tubuh yang baikakan trlihat seperti anak yang lambat dan sering terlihat seperti akan tersandung oleh

RPO digunakan untuk melihat area dari paru kanan dan LPO bagian paru kiri sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian yang dekat dengan film merupakan gambaran

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif secara bersamaan untuk menjawab rumusan masalah apakah stratifikasi social

• Hari ini Ketua Pengarah Perkhidmatan Awam telah mengeluarkan pekeliling bagi memaklumkan berkenaan arahan ini di mana Ketua Jabatan hendaklah memastikan semua pegawai di