• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Manuver Jaringan 6 FEB 2017 plus.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III Manuver Jaringan 6 FEB 2017 plus.pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III BAB III

MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI

Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan / pekerjaan modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan / pekerjaan  jaringan sehingga

 jaringan sehingga tetap tercapainya tetap tercapainya kondisi penyaluran kondisi penyaluran tenaga listrik tenaga listrik yang maksimalyang maksimal atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah mengurangi dareah pemadaman. atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah mengurangi dareah pemadaman. Kegiatan yang dilakukan dalam manuver jaringan:

Kegiatan yang dilakukan dalam manuver jaringan:

1.

1. Menghubungkan beberapa bagian jaringan (yang terpisah menurut keadaanMenghubungkan beberapa bagian jaringan (yang terpisah menurut keadaan

operasi normalnya), baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak bertegangan. operasi normalnya), baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak bertegangan.

2.

2. Memisahkan jaringan menjadi beberapa bagian jaringan (yang semula terhubungMemisahkan jaringan menjadi beberapa bagian jaringan (yang semula terhubung

menurut keadaan operasi normalnya), baik dalam keadaan bertegangan maupun menurut keadaan operasi normalnya), baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak bertegangan.

tidak bertegangan.

Jadi manuver merupakan pekerjaan menutup (memasukkan) atau membuka Jadi manuver merupakan pekerjaan menutup (memasukkan) atau membuka (melepas) peralatan-peralatan penghubung/pemisah seperti: Seksionaliser (pemisah), (melepas) peralatan-peralatan penghubung/pemisah seperti: Seksionaliser (pemisah), interupter (pemutus) dan pemutus tenaga (PMT).

interupter (pemutus) dan pemutus tenaga (PMT).

3.1

3.1 Peralatan Peralatan ManuverManuver

Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan jaringan

Peralatan jaringan yang dimaksud adalah yang dimaksud adalah peralatan-hubung yang terdiri peralatan-hubung yang terdiri dari:dari:

1.

1. Pemisah (Disconecting Switch), peralatan ini tidak memiliki kemampuanPemisah (Disconecting Switch), peralatan ini tidak memiliki kemampuan

memutus atau menutup jaringan, bila memiliki kemampuan ini sangat kecil. memutus atau menutup jaringan, bila memiliki kemampuan ini sangat kecil. Perlu diketahui kemampuan memutus dan kemampuan menutup merupakan Perlu diketahui kemampuan memutus dan kemampuan menutup merupakan dua hal yang berbeda. Misalnya sebuah pemutus beban dengan kemampuan dua hal yang berbeda. Misalnya sebuah pemutus beban dengan kemampuan membuka hanya 200 A (arus nominal), tetapi memiliki kemampuan menutup membuka hanya 200 A (arus nominal), tetapi memiliki kemampuan menutup 10.000 A (arus hubung singkat).

10.000 A (arus hubung singkat).

2.

2. Pemutus Beban (Load Break Switch), jenis pemutus beban tergantungPemutus Beban (Load Break Switch), jenis pemutus beban tergantung

 penggunaan

(2)

 pembukaan kontak pemutus (misalnya pemutus gas, pemutus udara vacum). Kemampuan dalam memutus biasanya disesuaikan dengan rating arus nominal saluran dimana alat ini ditempatkan, tetapi ia harus mampu melakukan tugas  penutupan denga arus sangat besar (arus hubung singkat) tanpa mengalami

kerusakan.

Jenis-jenis pemutus beban:

a. Menurut cara kerjanya: pemutus beban optomatis, pemutus beban

manual.

b. Menurut pemasangannya: pasangan gardu, pasangan luar.

c. Menurut penempatannya: pemutus beban untuk trafo distribusi

(biasanya dilengkapi juga dengan sekering sebagi pengaman trafo),  pemutus beban untuk jaringan (beberapa gardu).

Cara pengoperasian pemutus beban tidak sama dengan pemisah, biasanya memalui suatu peralatan penggerak mekanis yang mempunyai tenaga torsi  pegas. Operator harus memutar poros engkol terlebih dahulu, baru kemudian

mengeksekusi pamasukan atau pengeluaran pemutus beban. Dengan demikian kecepatan pemutus maupun pemasukan yang diperlukan ditentukan secara mekanis.

3. Pemutus Tenaga (PMT), memiliki kemampuan pembukaan atau penutupan

yang besar, yaitu kemampuan pada keadaan abnormal (pembukaan dan  penutupan pada keadaan hubung singkat). Seperti halnya pemutus beban,  pemutus tenaga juga memiliki karakteristik pembukaan pada penutupan cepat yang dapat diatur secara manual. Perbedaanya adalah bahwa pemutus tenaga dapat bekerja dengan relai proteksi maupun relay reclosing. PMT umumnya terpasang seri dengan pemisah (di depan dan dibelakangnya) antara lain  berfungsi untuk memisahkan bagian yang beroperasi normal atau tidak, dan  juga untuk keperluan-keperluan pemeliharaan dan inspeksi.

Penempatan PMT harus didahului dengan perhitungan hubung singkat maksimum untuk mementukan kapasitas dan rating PMT nya. PMT tersebut

(3)

harus memiliki kemampuan penutupan dan pembukaan sekurang-kurangnya sama dengan daya hubung singkat di tempat tersebut.

3.1.1 Peralatan Manuver pada SUTM Sistem Radial 1. Pole Top Switch (PTS)

Dioperasikan secara lokal, untuk membuka setelah jaringan bebas dari  beban / tegangan, sedang untuk memasukkan kembali diusahakan beban di

sisi hilirnya tidak terlalu besar.

2. Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out ( CO ) Dioperasikan sama dengan PTS

3. Pole Top

 – 

 Load Break Switch ( PT

 – 

 LBS )

Dioperasikan secara lokal, maupun jarak jauh bila dilengkapi peralatan control jarak jauh. Untuk membuka dan menutup kembali sirkit dapat dilakukan dalam keadaan berbeban.

4. Sectionalizer

Akan membuka secara otomatis bila jaringan di sisi hilirnya mengalami gangguan hubung singkat, setelah melalui beberapa kali PMT disisi hulunya trip. Untuk memasukkan kembali dilakukan secara manual di lokasi.

5. Recloser

Berupa PMT yang dilengkapi dengan peralatan proteksi arus lebih dan  penutup-balik ,. Bila ada gangguan pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan-balik sampai beberapa kali tergantung penyetelannya atau membuka secara permanent. Penormalan kembali dilakukan secara manual di lokasi.

6. Automatic Vacum Switch ( AVS )

Pengoperasiannya hampir sama dengan Sectionalizer, perbedaannya hanya  pada peraltan deteksi yang menyebabkan terbukanya alat-hubungnya, yaitu  berdasarkan tegangan.

(4)

3.1.2 Peralatan Manuver pada SUTM sistem Lingkar / Loop

Peralatan manuver terletak pada ujung-ujung jaringan yang dapat dioperasikan lingkar, berupa PTS atau PT-LBS.

3.1.3 Peralatan Manuver pada Jaringan sistem Spindel

Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu-Hubung, Gardu-Tengah atau Gardu Distribusi.

Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dengan peralatan kontrol jarak jauh.

3.2 Persiapan Manuver

Pekerjaan manuver jaringan apabila tidak dilakukan dengan hati-hati dan cermat, disertai dengan perlengkapan dan aturan-aturan, dapat membahayakan  petugas pelaksana maupun rusaknya peralatan jaringan. Karena itu suatu manuver  jaringan perlu dipersiapkan secara matang sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan, dan sebaliknya bahkan dapat dilakukan dengan keyakinan dan tanggung  jawab sepenuhny. Persiapan itu berupa:

1. Mengetahui keadaan operasi normal maupun darurat dari jaringan melalui

 bagian jaringan yang mutakhir. Kesalahan operasi dapat mengakibatkan  pemdaman-pemadaman yang tidak perlu.

2. Mengetahui kemampuan seluruh peralatan yang terpasang pada jaringan. 3. Mengikuti secara kronologis keadaan yang terjadi pada jaringan,

manuver-manuver yang berlangsung, sehingga indikasi perubahan keadaan/posisi  peralatan dapat diketahui secara pasti.

4. Mengetahui tata cara komunikasi dalam operasi jaringan. a. Indikasi lawanbicara: nomor telepon atau tanda panggil.

b. Perhatikan pesan yang harus disampaikan, gunakan kalimat yang lengkap

dan sependek mungkin, ulangi apabila perlu untuk mencegah salah tangkap yang dapat mengakibatkan kesalahan-kesalahan manuver.

(5)

c. Laporan oleh pelaksanan apabila pesan telah selesai dilakukan dengan

 baik.

Termasuk perlengkapan pengaman sarung tangan, sepatu pengaman, sabuk  pengaman, topi pengaman dst. Peralatan kerja berupa meger; ampere tang;

schakel stock dan tester dan lain-lain.

5. Pelaksana manuver lapangan mempersiapkan perlengkapan berupa : a. Perlengkapan pengaman.

b. Peralatan kerja, K3 /K2, Alat ukur dan SOP. c. Sarana transportasi / kendaraan.

3.3 SOP/ Prosedur Tetap Dalam Pelaksanaan Manuver Jaringan.

Dengan kemajuan teknologi, manuver jaringan dapat dilakukan secara otomatis baik dengan penggunaan alat kontrol lokal maupun melalui jarak jauh. Meskipun demikian manuver-manuver yang dilakukan manual masih tetap diperlukan misalnya sebagian besar gardu distribusi, atau jika peralatan kontrol otomatis gagal bekerja, dan juga dijaringan tegangan rendah.

Pada dasarnya tingkat pelaksanaan manuver jaringan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Manuver secara manual : mengirim petugas ketempat / lapangan.

2. Manuver dengan control lokal : manuver sekumpulan peralatn dilapangan

dilakukan dari stasiun kontrol yang tidak jauh dari peralatan, misalnya sistem kontrol di gardu induk (GI) / GH atau pusat pusat listrik.

3. Manuver dangan control jarak jauh : dilakukan dari pusat control APD yang

melayani daerah / area yang cukup luas. Misalnya Pusat Pengatur Distribusi (DCC)

Keperluan akan tingkat pelaksanaan manuver yang lebih tinggi tentu dipertimbangkan dari berbagai segi misalnya keadaan tempat serta kelangsungan penyaluran yang dikehendaki. Suatu kota kecil dengan jringan

(6)

yang kecil dan sederhana tentu lebih praktis menggunakan manuver secara manual.

Sebaliknya suatu kota metpropolitan seperti Jakarta, Bandung atau Surabaya yang merupakan pusat segala macam aktivitas, sangat perlu dipertimbangkan memiliki suatu pusat perngaturan distribusi dengan kontrol  jarak jauh.

Manuver JTM dari suatu wilayah kelistrikanpun mungkin berbeda caranya. Dipusat kota bisa menggunakapn kontrol jarak dan manuver secara manual untuk beberapa gardu sebagai penunjang, tapi di pinggiran atau luar kota semata

 – 

 mata mengandalkan operasi manual.

Pada dasarnya memang tidak ada rumusan pelaksanaan manuver mengingat variasi tempat gangguan dan pekerjaan jaringan yang bisa terjadi dimana

 – 

 mana. Yang penting adalah bagaimana melaksanakan manuver dengan efektif.

Prosedur operasi dalam manuver normal dan keadaan gangguan haruslah ditetapkan, dengan menggunakan prinsip bahwa tingkat kelangsungan  penyaluran harus dipertahankan setinggi mungkin mengingat keadaan jaringan.

3.4 Pemadaman

1. Pemadanan akibat gangguan pada jaringan, sehingga alat proteksi bekerja memutus jaringan. Macam gangguan pada saluran tegangan menengah  berupa

a. Gangguan hubung singkat di penghantar. b. Penghantar jaringan putus.

c. Gangguan pada gardu distribusi. d. Pelepasan beban.

(7)

2. Pemadaman direncanakan.

a. Adanya pekerjaan pemeliharaan jaringan, namun pada dasarnya harus

diusahakan agar konsumen tidak mengalami pemadaman berkali-kali  pada pekerjaan yang sama.

b. Adanya pekerjaan perluasan jaringan, bila telah selesai dilaksanakan dan

dinyatakan siap untuk dioperasikan pada bagian-bagian tertentu yang  pengerjaan penyambungan memerlukan pedoman maka dilakukan  pemadangan berencana.

c. Untuk memperkecil rugi-rugi jaringan maka dilakukan perubahan

tegangan menengah dari 6 kV atau 12 kV menjadi 20kV. Pekerjaan untuktahap pelaksanaan maupun akhirnya juga memerlukan pemadaman  berencana.

d. Bila persediaan tenaga listrik berkurang yang disebabakan oleh karena

energy terbatas ataupun kapasitas terbatas,karena hal ini telah dapat diperkirakan sebelumnya maka dilaksanakan pemadaman berencana.. 3. Menghitung Kerugian Pemadaman

Ada beberapa macam pemadaman berencana:

a. Untuk pembangunan, biasanya pemadaman dilakukan pada waktu akan

menyambung antara jaringan baru dengan jaringan yang lama.

b. Untuk pemeliharaan, pemadaman ini harus diperhitungkan secara matang

 jaringan sampai pelangggan mengalami pemadaman sampai dua kali  pada pemeliharaan yang sama.

c. Pemadaman akibat perubahan teganagan menengah, ini perlu waktu

 padam lebih lama karena menunggu sampai pekerjaan selesai.

d. Pemadaman bergilir, karena cadangan daya kurang, hal ini harus kita atur

(8)

Menghitung kerugian pemadaman, apabila daya yang padam kita ketahui dan waktu padam juga kita ketahui, maka kWh yang tidak tersalurkan adalah:

= kVA x Cosφ x jam

Jumlah pemadaman kedua gangguan rata-rata per pelanggan:

=

∑(      )/

∑ 

Lama pemadaman karena gangguan rata-rata per pelanggan:

=

∑(     )/

∑ 

Jumlah pemadaman terencana rata-rata per pelanggan:

= ∑(   ℎ  ) ∑ 

Pemadaman terencana / pelanggan

Petunjuk Menentukan Jumlah Pelanggan Padam

1. Pemadaman di sisi JTM

Jumlah Pelanggan per Penyulang =  

    ℎ  Keterangan:

KVA padam ; jumlah KVA yang padam

KVA trafo : jumlah KVA trafo terpasang per Cabang Jumlah pelanggan : jumlah pelanggan tersambung per Cabang

(9)

Contoh :

T1 T2

A B C

Gambar 3.1 Penyulang dengan 2 seksi Keterangan:

T = lama pemadaman daerah (A-C) (jam) T1 = lama pemadaman daerah (A-B) (jam)

T2 = lama pemadaman daerah (B-C) (jam)

Frekuensi pemadaman = (KVA padam (A-C) / KVA trafo) x jumlah pelanggan Lama pemadaman:

a. Daerah padam tanpa manuver jaringan

Lama pemadaman = (KVA padam (A-C) / KVA trafo) x jumlah pelanggan x T  b. Daerah padam bertahap dengan manuver jaringan

Lama pemadaman = (KVA padam (A-B) / KVA trafo) x jumlah pelanggan x T1

Lama pemadaman = (KVA padam (B-C) / KVA trafo) x jumlah pelanggan x T2

2. Pemadaman bertahap di sisi Gardu Distribusi dan JTR Jumlah pelanggan per jurusan JTR = (X1

 – 

 X2) / X3

Jumlah pelanggan per Gardu =(X1

 – 

 X2) / X4

Keterangan:

X1 = Jumlah pelanggan per cabang

X2 = Jumlah pelanggan khusus per cabang

X3 = Jumlah JTR per cabang

(10)

3.5 Rangkuman

Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan /  pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik

yang maksimal.

Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan.

Peralatan Manuver pada SUTM Sistem Radial: 1. Pole Top Switch (PTS); 2.  Fuse Cut-Out  ( FCO ) atau Cut- Out  ( CO ); 3. Pole Top

 – 

 Load Break Switch ( PT

 – 

  LBS ); 4. Sectionalizer; 5.  Recloser ; 6.  Automatic Vacum Switch  ( AVS ).

Peralatan Manuver pada SUTM sistem Lingkar / Loop, peralatan manuver terletak  pada ujung-ujung jaringan yang dapat dioperasikan lingkar, berupa PTS atau

PT-LBS. Peralatan Manuver pada Jaringan sistem Spindel, peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu- Hubung, Gardu-Tengah atau Gardu Distribusi, dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dengan peralatan kontrol jarak jauh.

Pada dasarnya tingkat pelaksanaan manuver jaringan dapat digolongkan sebagai berikut: 1.Manuver secara manual; 2. Manuver dengan kontrol lokal; 3 Manuver dangan control jarak jauh.

Pemadaman jaringan pada dasarnya ada dua kondisi, yaitu: 1. Pemadaman akibat gangguan pada jaringan sehingga peralatan proteksi bekerja memutus  jaringan. 2. Pemadaman berencana: a. untuk pembangunan; b. untuk pemeliharaan;

c. untuk pemadaman akibat perubahan tegangan menengah; d. untuk pemadaman  bergilir.

(11)

3.6 Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud manuver jaringan ?

2. Sebutkan factor yang mempengaruhi keberhasilan manever jaringan !

3. Sebutkan peralatan yang diperlukan untuk manuver pada jaringan Radial ,  jaringan Loop dan jaringan Spindel !

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan siklus I direncanakan peneliti satu kali pertemuan, selanjutnya peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, adapun persiapan

insulin yang diberikan pada penderita DM tipe II apabila: (a) terapi jenis lain tidak dapat mencapai target pengendalian kadar glukosa darah, (b) pasien dalam keadaan

Pantai Indah Naga Permai Gampong Suak Puntong Kecamatan, Kuala Pesisir 5.. Pantai Suak Dama Gampong Babah Lueng Kecamatan,

maintenance ini Berbeda dengan corrective maintenance, perbedaan yang dapat dari system ini dimana preventive maintenance ini memperkecil waktu down time pada mesin

Sekarang coba Anda bayangkan, jika partner tersebut seharian bertemu dengan 10 bahkan sampai 20 orang baru yang belum pernah di kenal. Dan ketika mereka membuka

Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.. UGM

[r]

Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen = 68,21 dan kelompok kontrol =64,157, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran