• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Wisn Ifrs 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Wisn Ifrs 2017"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 bahwa yang dimaksud Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 bahwa yang dimaksud  pekerjaan kefarmasian

 pekerjaan kefarmasian adalah pembadalah pembuatan termasuk uatan termasuk pengendalian pengendalian mutu sediaan mutu sediaan farmasi,farmasi,  pengamanan,

 pengamanan, pengadaan, pengadaan, penyimpanan penyimpanan dan dan pendistribusian pendistribusian atau atau penyaluran penyaluran obat,obat,  pengelolaan

 pengelolaan obat, obat, pelayanan pelayanan atas atas resep resep dokter, dokter, pelayanan pelayanan informasi informasi obat, obat, sertaserta  pengembangan obat, bah

 pengembangan obat, bahan obat.an obat.

Pelaksana pekerjaan kefarmasian tersebut adalah Apoteker dan tenaga teknis Pelaksana pekerjaan kefarmasian tersebut adalah Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian atau asisten apoteker (SMF maupun D3 Farmasi) yang mempunyai Surat kefarmasian atau asisten apoteker (SMF maupun D3 Farmasi) yang mempunyai Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRT

Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRT TK) dan SIK. Kedua syarat tersebutTK) dan SIK. Kedua syarat tersebut dapat menunjukkan bahwa seseorang sudah mempunyai keahlian dan kewenangan dalam dapat menunjukkan bahwa seseorang sudah mempunyai keahlian dan kewenangan dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian.

melaksanakan pekerjaan kefarmasian.

Standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit Nomor 72 Tahun 2016 Standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit Nomor 72 Tahun 2016 mempersyaratkan bahwa pada suatu instalasi farmasi di rumah sakit harus terdapat mempersyaratkan bahwa pada suatu instalasi farmasi di rumah sakit harus terdapat  jumlah tenaga kefarmasian yang cukup,

 jumlah tenaga kefarmasian yang cukup, kualifikasi memenuhi, berpengalaman dkualifikasi memenuhi, berpengalaman dan telahan telah mengikuti pelatihan. Hal-hal yang mempengaruhi peningkatan jumlah tenaga di instalasi mengikuti pelatihan. Hal-hal yang mempengaruhi peningkatan jumlah tenaga di instalasi farmasi

farmasi diantaranya adalah diantaranya adalah :: a.

a. Peningkatan jumlah pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.Peningkatan jumlah pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.  b.

 b. Rencana penambahan depoRencana penambahan depo c.

c. Pelaksanaan Informasi obat yang harus dijalankan.Pelaksanaan Informasi obat yang harus dijalankan. d.

d. Diharuskannya shift siang dan shift malam ada apoteker.Diharuskannya shift siang dan shift malam ada apoteker. Dengan jumlah tenaga yang ter

Dengan jumlah tenaga yang terbatas batas sekarang ini kami khawatir sekarang ini kami khawatir tidak akan bisatidak akan bisa memberikan pelayanan yang maksimal baik kepada pasien maupun unit

memberikan pelayanan yang maksimal baik kepada pasien maupun unit

 – 

 – 

unit di rumahunit di rumah sakit. Berdasarkan

sakit. Berdasarkan hal tersebut hal tersebut di atas di atas kami ajukan analiskami ajukan analisa ketenagaan di a ketenagaan di InstalasiInstalasi Farmasi BLUD RSD dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Tahun 2017, sebagai bahan Farmasi BLUD RSD dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Tahun 2017, sebagai bahan  pertimbangan untuk pengadaan

 pertimbangan untuk pengadaan tenaga di instalasi farmasi.tenaga di instalasi farmasi.

Demikian segala saran dan masukan yang bersifat membangun dalam Demikian segala saran dan masukan yang bersifat membangun dalam meningkatkan pelayanan farmasi di Instalasi Farmasi BLUD RSD dr.H.Soemarno meningkatkan pelayanan farmasi di Instalasi Farmasi BLUD RSD dr.H.Soemarno Soroatmodjo sangat berarti bagi kami.

Soroatmodjo sangat berarti bagi kami.

Tanjung

Tanjung Selor, Selor, Mei Mei 20172017 Direktur

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

Dalam perencanaan kebutuhan SDM di rumah sakit, masing masing jenis tenaga harus di kaji atau di analisis agar kegiatan dari masing masing bagian/ instalasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta dapat memenuhi tututan masyarakat akan layanan yang bermutu/  professional. Hal ini menyebabkan pihak management rumah sakit sering menghadapi masalah

yang berhubungan dengan ketenagaan, baik medis, paramedis maupun administrasi. Kesesuaian  jenis dan jumlah tenaga di rumah sakit dengan beban kerja yang harus mereka kerjakan akan

mempengaruhi mutu pelayanan di rumah sakit.

Selama ini telah dikenal beberapa metode untuk merencanakan keb utuhan SDM di rumah sakit, seperti metode rasio, metode gillies, metode loka karya keperawatan, methode Thailand dan Filipina dan metode perhitungan Analisis Beban Kerja (WISN). Tetapi metode tersebut  belum memperhitungkan semua aspek yang diperlukan dalam menghitung kebutuhan SDM,

sehingga hasil yang di dapat belum menggambarkan secara nyata kebutuhan SDM di rumah sakit.

Sesuai SK Menkes No. 81/ Menkes/SK/2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan sumber daya manusia kesehatan di tingkat propinsi kabupaten/kota serta rumah sakit. Perhitungan analisis kebutuhan tenaga kerja yang digunakan adalah menggunakan metode workload indicator staff need (WISN) yaitu model perhitungan analisis tenaga berdasarkan  beban kerja

Metode WISN adalah metoda yang berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap katagori SDM kesehatan pada tiap unit fasilitas pelayanan kesehatan. Adapun langkah perhitungan SDM berdasarkan WISN meliputi 5 langkah yaitu:

1. Menetapkan unit kerja dan katagori SDM (instalasi farmasi) 2. Menetapkan waktu kerja tersedia

3. Menyusun standar beban kerja 4. Menyusun standar kelonggaran

5. Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja

2. TUJUAN

Untuk mengetahui dan melakukan pengkajian kebutuhan SDM dengan metode WISN di Instalasi Farmasi RSUD dr.H. Soemarno Sosroatmodjo apakah sudah sesuai dengan kebutuhan

(3)

BAB II

WORKLOAD INDI CATOR STAFF NEE D (WISN)

TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (ASISTEN APOTEKER)

Dalam metode ini perlu dilakukan 5 (lima) langkah yaitu:

Langkah-1 : Menetapkan Unit kerja dan katagori SDM

Menetapkan unit kerja dan katagori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan  pasien, keluarga dan masyarakat didalam dan diluar rumah sakit. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan unit kerja dan kategori SDM adalah peraturan menteri kesehatan RI No. 58 tahun 2011 tentang standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit.

Dalam langkah-1 ini diperoleh data:

 Unit kerja adalah instalasi farmasi

 SDM yang dianalisis adalah Apoteker, Asisten Apoteker, dan tenaga administrasi

Langkah-2 : Menetapkan waktu kerja tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja efektif selama kurun waktu 1 tahun masing masing kategori SDM yang bekerja di rumah sakit

Data yang diperoleh dari langkah-2 adalah:

 Hari kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RS adalah 1 minggu 6 hari kerja,

dalam 1 tahun adalah 6x52 minggu= 312 hari (A)

 Cuti Tahunan sesuai dengan ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap

tahun (B)

 Pendidikan dan pelatihan sesuai ketentuan yang berlaku untuk mempertahankan atau

meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan,seminar, lokakarya rata rata 5 hari dalam 1 tahun (c)

 Hari libur nasional berdssarkan keputusan bersama menteri terkait hari libur nasional dan

cuti bersama di hitungkan 11 hari kerja (D)

 Ketidakhadiran. Rata-rata ketidak hadiran kerja karena sakit dan ijin tidak masuk selama

satu tahun adalah 6 hari (E)

 Waktu kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RS adalah 1 hari kerja 6 jam (6 hari

kerja dalam seminggu)

(4)

Keterangan: A=hari kerja B= Cuti tahunan

C= pendidikan dan pelatihan E=ketidakhadiran kerja F=Waktu kerja

Waktu kerja yang tersedia =[hari kerja-(cuti tahunan + diklat + libur nasional + ketidakhadiran kerja)] x waktu kerja per hari

= 312 –  (12+5+14+6) x 6 = 1650 Jam

Waktu kerja di rumah sakit setelah melalui perhitungan adalah 1650 jam=99.000 menit setahun

Langkah-3 : Menyusun standar beban kerja

Penyusunan standar beban kerja adalah diperolehnya volume/ kuantitas kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama 1 tahun masing masing kategori SDM di tiap unit kerja rumah sakit sesuai dengan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing masing kategori SDM. Adapun rumus perhitungan untuk memperoleh standart beban k erja masing masing kategori SDM adalah:

Standard beban kerja (SBK) = waktu kerja tersedia

Rata-rata waktu perkegiatan pokok

Rata-rata waktu adalah satuan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok (jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap kegiatan pelayanan oleh masing masing kategori SDM. Kebutuhan waktu untuk kegiatan pelayanan sangat bervariasi karena  pelayanan kesehatan perorangan bersifat individualistis spesifik dan unik sesuai dengan karateristik pasien (umur, jenis kelamin) jenis dan berat ringannya penyakit, ada tidaknya komplikasi, standar pelayanan, standar prosedur operasional (SOP) serta penggunaan teknologi kedokteran dan prasarana yang tersedia serta kompetensi SDM.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standar beban masing masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut:

- Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja yang telah ditentukan - Waktu kerja tersedia yang telah di tetapkan

- Kegiatan pokok (jenis dan kuantitas) pada tiap unit kerja rumah sakit

- Rata rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk menyelesaikan tiap jenis kegiatan pokok

(5)

- Standard profesi, standard pelayanan, standard prosedur operasional (SOP) yang berlaku di Rumah Sakit

Kegiatan pokok adalah kumpulan atau gabungan kegiatan yang dilakukan oleh SDM / tenaga sesuai kompetensi, kewenangan yang dimiliki dan mengacu pada standar pelayanan, standar  prosedur operasional yang berlaku di rumah sakit.

Rata-rata waktu kegiatan pelayanan atau kegiatan pokok dapat ditentukan berdasarkan referensi hasil hasil penelitian atau diperoleh dengan melaksanakan penelitian. Secara bertahap dalam waktu tertentu rumah sakit dapat melakukan penelitian secara intensif untuk menyusun rata rata waktu yang di butuhkan menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh masing masing kategori SDM  pada tiap unit kerja.

Dalam langkah ini instalasi farmasi menghitung rata-rata waktu dengan:

- Menghitung waktu 1 (satu) resep umum, BPJS, SKTM baik racikan atau non racikan mulai administrasi, skrining resep, pelayanan pengambilan, peracikan, penyerahan Obat, PIO dan konseling pada rawat jalan.

- Menghitung waktu 1 (satu) resep umum, BPJS, STKM baik racikan atau non racikan mulai administrasi, skrining resep, pelayanan pengambilan, peracikan, penyerahan Obat, PIO dan konseling pada rawat inap.

- Menghitung waktu 1 (satu) faktur obat, 1 (satu) PBF mulai dari pengecekkan, administrasi dan penataan Obat Di Gudang.

(6)

Dari pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

RAWAT JALAN

Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Asisten apoteker Menyiapkan amprahan ke gudang (melihat obat habis, mencatat amprahan)

30 3300

Mencocokkan dan merapikan  permintaan obat dari gudang

35 2829

Melayani resep:

Mengecek administrasi

resep,menghitung harga obat, mengentry resep ke

komputer, menyiapkan obat, meracik, mengemas obat, koreksi dan etiket resep

35 2829

(7)

DEPO FARMASI IGD

Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Asisten apoteker Menyiapkan amprahan ke gudang (melihat obat habis, mencatat amprahan)

30 3300

Mencocokkan dan merapikan  permintaan obat dari gudang

35 2829

Melayani resep:

Mengecek administrasi

resep,menghitung harga obat, mengentry resep ke

komputer, menyiapkan obat, meracik, mengemas obat, koreksi dan etiket resep

25 3960

(8)

RAWAT INAP

Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Asisten apoteker Menyiapkan amprahan ke gudang (melihat obat habis, mencatat amprahan)

30 3300

Mencocokkan dan merapikan  permintaan obat dari gudang

35 2829

Melayani resep:

Mengecek administrasi

resep,menghitung harga obat, mengentry resep ke

komputer, menyiapkan obat, meracik, mengemas obat, koreksi dan etiket resep

35 2829

(9)

GUDANG FARMASI Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Kuantitas per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebuutuhan SDM Asisten apoteker Mengecek / mencatat suhu di ruang  penyimpanan 312 2 49.500 0,0063 Menyiapkan amprahan obat dari apotek rawat  jalan dan rawat inap

312 120 825 0,378

Mutasi stok dari gudang ke apotek rawat inap dan rawat jalan

312 60 1.650 0,1891

Mengantar barang amprahan dari gudang ke apotek rawat

inap,rawat jalan, depo IGD

312 60 1.650 0,1891

Pengecekan Obat Kurang atau kosong

60 30 3300 0,02

Penerimaan dan  pengecekan obat

936 30 3.300 0,28364

Penataan obat/mencatat stok ke kartu stok

936 30 3.300 0,28364

Pemantauan kedaluarsa obat, penempelan stiker lasa, high alert, dll

312 30 3.300 0,0945

Stok op name 4 720 138 0,02898

Memasukkan stok obat ke dalam komputer, mengecek harga 936 30 3.300 0,2836 Membuat Laporan  Narkotika 12 300 330 0,0363 TOTAL 1,77316

(10)

ADMINISTRASI

Jenis tenaga Kegiatan

 pokok/unit kerja Kuantitas  per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebutuhan SDM

administrasi Pembuatan klaim obat kronis dan klaim klaim lain

936 60 1650 0,5672 Administrasi keuangan 312 60 825 0,3782 SPJ tagihan obat 936 120 825 1,1345 Mengurus administrasi tagihan obat 936 120 825 1,1345 Amprah Blanko,Form,ATK 12 30 3300 0,0036 TOTAL 3,218

Langkah-4 : Menyusun standart kelonggaran (dalam hal ini kami tidak memperhitungkan standar kelonggaran)

Penyusunan stadar kelonggaran tujuannya adalah diperolennya kebutuhan waktu masing-masing kategori SDM untuk menyelesaikan tiap factor kelonggaran atau kegiatan-kegiatan yang tidak/kurang terkait langsung atau tidak dipengaruhi tinggi rendahnya kuantitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Penyusunan standart kelonggaran masing-masing kategori SDM yaitu:

- Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien misalnya: rapat, penyusunsn laporan kegiatan dan sebagainya

- Frekuensi tiap factor kelonggaran dalam; satuan hari, minggu, bulan

- Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan factor kelonggaran

Adapun rumus perhitungan standar kelonggaran yang dimiliki masing-masing kategori SDM adalah sebagai berikut:

Standart kelonggaran = Jumlah rata-rata waktu perfaktor kelonggaran Waktu kerja tersedia

(11)

Langkah-5 : Penghitungan kebutuhan SDM per unit kerja

Perhitungan kebutuhan SDM perunit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah masing-masing kategori SDM yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh beban kegiatan pada tiap unit kerja di rumah sakitselama kurun waktu 1 tahun. Data dan informasi yang di butuhkan untuk  perhitungan kebutuhan SDM masing masing kategori SDM per unit kerja utamanya ad alah:

- Waktu kerja tersedia

- Standart beban kerja masing-masing kategori SDM

- Standart kelonggaran masing masing kategori SDM (tidak diperhitungkan) - Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu 1 tahun

Perhitungan kebutuhan SDM pada tiap unit kerja dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

Kebutuhan SDM= kuantitas kegiatan pokok Standart beban kerja

(12)

Kuantitas kegiatan pokok adalah Total kegiatan pokok dalam 1 tahun RAWAT JALAN Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Kuantitas  per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebutuhan SDM Asisten apoteker Menyiapkan amprahan ke gudang (melihat obat habis, mencatat amprahan)

312 30 3300 0,09455

Mencocokkan dan merapikan

 permintaan obat dari gudang 312 40 2475 0,126 Melayani resep: Mengecek administrasi resep,menghitung harga obat, mengentry resep ke komputer, menyiapkan obat, meracik, mengemas obat, koreksi dan etiket resep 60311 20 4950 12,1840 Cek stok/stok op name 4 720 138 0,028 Mengerjakan adm laporan harian 312 30 3300 0,09455 Mencatat Suhu,Menempel Stiker Hi-Alert 24 20 4950 0,0048 TOTAL 12,53

(13)

DEPO FARMASI IGD Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Kuantitas  per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebutuhan SDM Asisten apoteker Menyiapkan amprahan ke gudang (melihat obat habis, mencatat amprahan)

312 30 3300 0,0945

Mencocokkan dan merapikan

 permintaan obat dari gudang 312 20 4950 0,063 Melayani resep: Mengecek administrasi resep,menghitung harga obat, mengentry resep ke komputer, menyiapkan obat, meracik, mengemas obat, koreksi dan etiket resep 13680 20 4950 2,763 Cek stok/stok op name 4 360 275 0,0145 Mengerjakan adm laporan harian 312 30 3300 0,0945 TOTAL 3,03

(14)

RAWAT INAP Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Kuantitas  per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebutuhan SDM Asisten apoteker Menyiapkan amprahan ke gudang (melihat obat habis, mencatat amprahan)

312 30 3300 0,093

Mencocokkan dan merapikan

 permintaan obat dari gudang 312 35 2829 0,1091 Melayani resep: Mengecek administrasi resep,menghitung harga obat, mengentry resep ke komputer, menyiapkan obat, meracik, mengemas obat, koreksi dan etiket resep 78672 20 4950 15,893 Cek stok/stok op name 4 720 138 0,0287 Mengerjakan administrasi laporan harian 312 30 3300 0,1870 TOTAL 16,311

(15)

GUDANG FARMASI Jenis tenaga Kegiatan pokok/unit kerja Kuantitas per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebuutuhan SDM Asisten apoteker Mengecek / mencatat suhu di ruang  penyimpanan 312 2 49.500 0,0063 Menyiapkan amprahan obat dari apotek rawat  jalan dan rawat inap

312 120 825 0,378

Mutasi stok dari gudang ke apotek rawat inap, rawat jalan ,Depo IGD

312 60 1.650 0,1891

Mengantar barang amprahan dari gudang ke apotek rawat

inap,rawat jalan, depo IGD

312 60 1.650 0,1891

Pengecekan Obat Kurang atau kosong

60 30 3300 0,02

Penerimaan dan  pengecekan obat

936 30 3.300 0,28364

Penataan obat/mencatat obat ke kartu stok

936 30 3.300 0,28364

Pemantauan kedaluarsa obat, penempelan stiker lasa, high alert, dll

312 30 3.300 0,0945

Stok op name 4 720 138 0,02898

Memasukkan stok obat ke dalam komputer, mengecek harga 936 30 3.300 0,2836 Membuat Laporan  Narkotika 12 300 330 0,0363 TOTAL 1,77316

(16)

ADMINISTRASI

Jenis tenaga Kegiatan

 pokok/unit kerja Kuantitas  per tahun Rata rata waktu (menit) Standart Beban kerja (SBK) Kebutuhan SDM

administrasi Pembuatan klaim obat kronis dan klaim klaim lain

936 60 1650 0,5672 Administrasi keuangan 312 60 825 0,3782 SPJ tagihan obat 936 120 825 1,1345 Mengurus administrasi tagihan obat 936 120 825 1,1345 Amprah Blanko,Form,ATK 12 30 3300 0,0036 TOTAL 3,218

Perhitungan kebutuhan apoteker sesuai dalam permenkes RI No 72 tahun 2016 adalah: - 1 Apoteker untuk Ka Instalasi Farmasi

- 2 Apoteker untuk apotek Rawat Jalan

- 5 Apoteker untuk Apotek Rawat Inap ( jumlah TT142 bed) - 1 Orang Apoteker Untuk Ruang ICU

- 1 Orang Apoteker Untuk Ruang PICU/NICU - 1 orang Apoteker untuk ruang IGD

- 1 orang Apoteker untuk PIO dan konseling

(17)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan metode analisis beban kerja atau WISN di peroleh jumlah tenaga ideal di instalasi farmasi adalah:

Tabel Kebutuhan Tenaga IFRS BLUD RSDSS pada Tahun 2017 :

NO Tenaga Ruangan

Total Apotek RJ Depo IGD Apotek RI Gudang

1 Apoteker Pelayanan 3 1 6 1 11 2 Asisten Apoteker 12,53 3,03 13,11 1,733 30,4 3 Administrasi - - - 3 3 Total Kebutuhan Tenaga (orang) 15,53 4,03 19,11 5,733 44,403

Total kebutuhan Tenaga asisten apoteker 30,4 atau 30 orang asisten apoteker tanpa memperhitungkan standar kelonggaran Sedangkan kebutuhan tenaga Administrasi adalah 3 orang.

Dalam perhitungan dengan metode WISN IFRS tahun 2017 tenaga asisten apoteker untuk instalasi Gawat darurat dipisah dari rawat jalan karena telah menjadi unit tersendiri dan mulai  beroperasi 24 jam dari desember tahun 2016. Total Kebutuhan ten aga di instalasi farmasi sesuai

dengan analisis beban kerja (WISN) adalah:

1. Apoteker 11 orang diluar kepala instalasi Farmasi 2. Asisten apoteker 30 orang

3. Tenaga administrasi 3 orang

Dalam penentuan jenis tenaga di instalasi farmasi yang berhubungan dengan pelayanan resep sesuai dengan PP no 52 tahun 2009 tentang pelayan an kefarmasian yang diijinkan adalah Tenaga Teknis farmasi (asisten Apoteker) dan Apoteker. Sedangkan Skrining Resep, penyerahan obat, konseling dan PIO wajib dilaksanakan oleh apoteker. Sedangkan pelayanan rawat inap kebutuhan tenaga disesuaikan dengan pelayanan obat dengan sistem satelit sesuai dengan Permenkes RI nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian.

Jumlah tenaga di Instalasi Farmasi saat ini pada tahun 2017 adalah: 1. Apoteker : 12 orang termasuk kepala Instalasi

(18)

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan

Dari analisis kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan menggunakan Analisis  beban kerja atau WISN (Workload Indicator Staff Need ) penambahan jumlah tenaga ideal

untuk Instalasi Farmasi BLUD RSD Soemarno Soroatmodjo Tahun 2017 adalah: 1. ApotekerTidak diusulkan Penambahannya untuk tahun 2017

2. Asisten apoteker/ Tenaga Teknis Kefarmasian yang diusulkan adalah13 orang untuk Tahun 2017

3. Tenaga Admnistrasi Tidak diusulkan penambahan untuk Tahun 2017

B. Saran

Pada perhitungan WISN ini tidak memasukkan kegiatan keuangan yang dilakukan di apotik RJ, Apotik RI, serta Depo IGD, sehingga jika menambahkan tugas/ kegiatan ini maka jumlah tenaga akan bertambah ditiap ruang tersebut, mengingat tugas keuangan bukanlah tugas kefarmasian melainkan tugas bagian keuangan maka mohon sekiranya menambah tenaga keuangan (Cashier) ditiap unit pelayanan tersebut atau menyesuaikan dengan kebijakan keuangan yang ada.

Tanjung Selor, 08 Mei 2017 Mengetahui,

Kepala Instalasi Farmasi BLUD RSDSS

 Nuur Hanifah, S.Si.,Apt., Sp.FRS  Nip. 19750822 200604 2 006

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Saip. Peter, Workload Indicator of Staffing Need (WISN) A Manual Implementation, World Health Devision of Human Resource Development and Capacity Building, Gen eva, Switzerland, 1998.

Stiena, A.K,Darwin, Deswinar,  Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Di  Instalasi Farmasi RSUD Pasaman Barat Tahun 2011, (Tesis Universitas Andalas),

2011.

Yanto, Kajian Kebutuhan Sumber Daya Manusia degan menggunakan Metode WISN di Rumah Sakit Umum Pusat Haji adam malik medan, (tesis Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara), 2005

Gambar

Tabel Kebutuhan Tenaga IFRS BLUD RSDSS pada Tahun 2017 :

Referensi

Dokumen terkait

Adapun perlakuan yang diberikan adalah suatu perlakuan (eksperimen). Adapun perlakuan yang diberikan adalah perbedaan strategi/metode pembelajaran pada siswa. Adapun

Disamping itu juga sebagai informasi dalam menyusun ransum dengan menggunakan tepung darah sebagai pakan tambahan alternatif sumber protein pada ternak kambing untuk meningkatkan

Untuk mencari data dalam penilaian penerapan ISO 9001:2008 pada bidang pendidikan ditinjau dari elemen Realisasi Pelayanan Pendidikan pada Bengkel Kerja Program

Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang breast care pada ibu hamil di BPS Kusni Sri Mawarti Dlingo Bantul Yogyakarta tahun 2015 dapat diketahui

Dinamika hukum waris adat tidak lepas dari peranan pemuka adat dan hakim yang melakukan penemuan hukum dalam memutus perkara di pengadilan. Sistem pewarisan adat mengalami

Jadi, konsumen yang menjadi sasaran dari retailing adalah konsumen akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri, tidak jauh berbeda dengan pendapat Kotler (2007; 592)

Kunker Kunjungan kerja ke daerah dalam rangka pemantauan dan peninjauan UU terkait ketahanan pangan Daerah tujuan Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi

Pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31