• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISTRIBUSI GURU YANG PROPORSIONAL"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DISTRIBUSI

GURU YANG

PROPORSIONAL

Januari 2013

Fasilitasi untuk 3 Kab/Kota Rintisan

Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil mulai berlaku efektif pada tanggal 2 Januari 2012. Di Aceh masih banyak kabupaten/kota yang mengalami kesulitan dalam melakukan analisis untuk penataan dan pemerataan guru PNS. SEDIA memfasilitasi Kota Sabang, Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Gayo Lues dalam melakukan analisis dan menyusun rekomendasi untuk penataan

(2)

DISTRIBUSI GURU YANG

PROPORSIONAL

PENDAHULUAN

Distribusi guru yang proporsional merupakan kebutuhan prioritas mengingat kondisi yang dihadapi dalam ketenagaan guru di Indonesia. Data guru dari seluruh propinsi di Indonesia menunjukkan terdapat kelebihan dan kekurangan guru pada satuan pendidikan, pada kabupaten/kota dan propinsi; yang juga ditambahi dengan adanya alih fungsi guru. Hal tersebut telah menimbulkan kesenjangan pemerataan guru antara satuan pendidika, antar jenjang, dan antar jenis pendidikan, antar kabupaten/kota, dan antar propinsi.

Untuk mengatasi masalah distribusi yang dihadapi hamper seluruh daerah di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri pada Oktober 2011 lalu. Kesepakatan di antara Menteri Pendidikan Nasional, Menter Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi reformasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama tersebut, dimaksudkan untuk terlaksananya peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Peraturan bersama tersebut megatur agar guru pegawai negeri sipil (PNS) dapat dipindahtugaskan pada satuan pendidikan di kabupaten/kota dan propinsi lain.

Kesungguhan pemerintah dalam mencoba mengatasi masalah distribusi guru ditunjukkan dengan pemberian wewenang sekaligus mewajibkan gubernur dan bupati/walikota untuk melakukan penataan dan pemerataan guru PNS. Pelaksanaan dan penataan guru PNS antar satuan pendidikan, antar jenjang dan antar jenis pendidikan; akan dipantau dan dievaluasi secara bersama-sama oleh kelima menteri yang menandatangani peraturan bersama tersebut. Hal lain yang secara jelas menunjukkan kesungguhan pemerintah adalah pemberian sangsi bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan tentang penataan guru PNS di daerahnya secara teat waktu.

KONDISI GURU DI ACEH

Sejak tahun 2009 program SEDIA berbantuan AusAID telah menjadikan penataan guru sebagai salah satu prioritas. Dengan kesadaran bahwa analisis penataan guru tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan data yang sahih dan akurat, program SEDIA memulai dukungan kepada pemerintah Aceh dengan penguatan kapasitas Dinas Pendidikan dan Kemenag di seluruh kabupaten di Aceh dalam pengelolaan data pendidikan. Penguatan Kelompok Kerja Data Pendidikan di seluruh kabupaten/kota dilakukan dengan bersamaan dengan penguatan masyarakat sekolah dalam pengisian Lembar Informasi Sekolah (LI). Hasil analisis tentang data guru di tahun 2009 dan 2010 telah dilaporkan

(3)

-469 -445 -295 -246 -233 -158 -132 -132 -130 -100 -86 -73 -72 -65 -60 -2 6 8 14 20 37 45 120 -500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 Ka b. Ace h Ut ar a Ka b. Ace h Tim ur Ka b. Ace h Tami ang Ka b. Ace h Pidie Ka b. Ace h Be sar Ka b. Ace h Se lat an Ka b. Ace h Te nga h Ka b. Ace h Sin gki l Ka b. Be ne r Me riah Ka b. Ace h Jay a Ko ta Lh ok se um awe Ka b. N ag an Ray a Ka b. Ace h Bar at Kab. A ce h Bar at … Ka b. Sim eu lu e Ko ta Sabang Ka b. Pidie Ja ya Kab. Bire ue n Ka b. Gay o Lue s Ko ta Lan gs a Ko ta Su bul us salam Ko ta Banda Ace h Ka b. Ace h Te ngg ar a

Sumber : Laporan Individu Sekolah Tahun 2011

Data Kelebihan / Kekurangan Guru Kelas (PNS) Pada

SD Negeri

Per Kabupaten Kota Tahun 2011

dalam laporan pendidikan tahunan melalui Laporan Perkembangan Pendidikan Aceh (LPPA) tahun 2010 dan 2011. Analisis di tingkat propinsi selain dilakukan untuk melihat gambaran secara umum (tingkat propinsi), juga untuk mengenali perbedaan kondisi penyebaran guru di antara kabupaten/kota.

Analisis di tingkat propinsi tentang kecukupan guru di tingkat sekolah dasar berdasarkan LI tahun 2011/2012 menunjukkan adanya kelebihan guru sekolah dasar, baik untuk guru kelas, guru pendidikan agama maupun guru pendidikan jasmani dan kesehatan (Grafik1). Tetapi analisis yang lebih terinci dilakukan pada guru MNS di Sekolah Dasar Negeri menunjukkan adanya kondisi kecukupan guru kelas yang tidak merata (Grafik 2). Hanya 8 dari 23 kabupaten/kota di Aceh yang mengalami kelebihan guru kelas di SDN, selebihnya mengalami kekurangan guru kelas yang cukup signifikan.

Grafik 1. Kelebihan – Kekurangan Guru di SD/MI (2011)

Grafik 2. Sebaran Kecukupan Guru PNS pada SD Negeri per Kabupaten/Kota (2011)

38008 10750 3968 27137 5658 3392 10871 5092 576 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000

Guru Kelas Pendidikan Agama Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(4)

3,025 1,337 2,196 2,270 2,486 3,249 2,340 575 1,357 642 658 (500) - 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 P. Agama Islam PPKN Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Mematika IPA IPS Seni Budaya Penjaskes TIK Muatan Lokal

Kelebihan/Kekurangan Guru Kebutuhan Guru Jumlah Guru

Pada jenjang sekolah menengah pertama, analisis di tingkat propinsi menunjukkan kelebihan guru pada hamper seluruh mata pelajaran. Kekurangan guru ditemukan pada mata pelajaran seni budaya, TIK dan Muatan Lokal (Grafik 3). Sementara pada jenjang SMA ditemukan kelebihan guru pada sejumlah mata pelajaran dan kekurangan guru pada mata pelajaran lainnya, dengan perbandingan yang hamper berimbang (Grafik 4).

Grafik 3. Kecukupan guru mata pelajaran pada SMP dan MTs (2011)

Grafik 4. Kecukupan Guru PNS di SMA (2011)

Dukungan SEDIA untuk mensosialisasikan Laporan Perkembangan Pendidikan Aceh 2009 ke seluruh kabupaten/kota di Aceh pada akhir tahun 2010, telah membuka perhatian masyarakat tentang masalah yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan. Salah satu yang mengundang perhatian dan menjadi wacana publik adalah tentang perlunya segera dilakukan upaya untuk menangani

-800 -600 -400 -200 0 200 400 600 PAI PP Kn B. In d & … B. In gg Mtk Fisik a Bio lo gi Kim ia Se jar ah Se ni Bu d. Pe njas TIK Ke te rampil an … Ge ogr af i Ek on o. So siolo . An tr opo . Mu lo k BP

Lebih Kurang Guru PNS di SMA (2011)

(5)

masalah penyebaran guru yang tidak merata. Pemerintah di beberapa kabupaten/kota, diantaranya Aceh Tengah, Aceh Besar dan Banda Aceh, telah melakukan langkah nyata dalam mengatasi masalah penyebaran guru yang tidak merata. Pengalaman Banda Aceh dan Aceh Besar tersebut telah dipresentasikan dalam pertemuan nasional (Eductaion Sector Working Group) di Jakarta pada awal tahun 2011.

Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh (TKPPA) dengan dukungan program SEDIA menjadikan dukungan untuk meningkatkan kapasitas kabupaten/kota dalam menangani masalah penataan guru sebagai prioritas utama. Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu pelaksanaan program dan kemampuan untuk memfasilitasi seluruh kabupaten/kota, telah ditetapkan tiga kabupaten rintisan untuk difasilitasi oleh program SEDIA. Pengalaman yang diperoleh ketiga kabupaten/kota serta hasilnya, dapat didiseminasikan ke kabupaten/kota lainnya di Aceh sebagai rujukan untuk penyusunan strategi kabupaten/kota dalam penataan dan penyebaran guru secara proporsional.

LOKAKARYA ANALISIS KEBUTUHAN GURU

Fasilitasi untuk meningkatkan kemampuan ketiga kabupaten/kota rintisan diawali dengan lokakarya yang dilaksanakan pada September 2012. Lokakarya diarahkan untuk menghasilkan analisis awal penataan guru dan draft rekomendasi dari masing-masing kabupaten/kota. Pada praktiknya, kegiatan lokakarya juga merupakan wadah untuk membangun kejelasan tentang apa yang dituntut oleh SKB 5 Menteri dan membangun kapasitas peserta dalam menganalisis kecukupan guru di tingkat SD sampai SMA. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari tiga kabupaten/kota rintisan, serta melibatkan perwakilan dari BKPP Aceh dan FKIP Unsyiah.

Fasilitasi analisis kebutuhan untuk tiga kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakan data tahun 2011yang sudah tervalidasi dan tersedia secara lengkap. Beberapa hal menarik yang dapat diinformasikan tentang lokakarya adalah sbb.

 Pelibatan BKPP Aceh dan perwakilan BKPP Kab/Kota dalam lokakarya untuk menganalisis kebutuhan distrbusi guru dirasakan snagat tepat mengingat lembaga tersebut bertanggung jawab atas pengangkatan dan penempatan tenaga pegawai negeri sipil, termasuk guru PNS. Hal menarik yang juga terungkap adalah bahwa sebelumnya kurang ada koordinasi yang cukup baik diantara BKPP Kab/Kota dengan Dinas Pendidikan Kab/Kota dalam pengangkatan guru dan penempatannya.

 Banyak terungkap bahwa selama ini pemerintah kab/kota, khususnya Dinas Pendidikan, mengalami kesulitan dalam melaksanakan aturan tentang rekrutmen dan distribusi guru, karena masih adanya campur tangan pimpinan daerah. Intervensi Bupati/Walikota terpilih dalam rekrutmen dan penempatan guru diakui masih sangat kuat terjadi di daerah. Keberadaan SKB 5 Menteri dan khususnya sangsi terhadap pemerintah daerah yang tidak melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan tentang penataan guru didaerahnya, perlu disosialisasikan kembali kepada seluruh bupati/walikota dan DPRK untuk menjamin tidak ada lagi intervensi dalam rekrutmen dan penataan guru di kabupaten/kota.

 Bagi lembaga pendidikan tenaga kependidikan termasuk FKIP Unsyiah yang memegang peran dalam menghasilkan calon tenaga guru, mendapatkan kesempatan belajar dan bekerja bersama staf dan pejabat yang bertanggung jawab dalam rekrutmen guru di tingkat

(6)

kabupaten/kota, merupakan pengalaman yang berarti. Informasi tentang masalah penataan guru dan pengalaman dalam melakukan analisis, merupakan hal yang baru bagi mereka. Hal lain adalah ketika mereka dihadapkan dengan data yang valid dan akurat bahwa saat ini terjadi kelebihan guru dalam sejumlah mata pelajaran tertentu dan kekurangan guru dalam mata pelajaran lainnya, muncul pemikiran tentang perlunya lembaga pendidikan bagi calon guru untuk menata kembali arah dan kebijakan dalam membuka program untuk mahasiswa baru di perguruan tinggi mereka.

 Pelibatan pejabat terkait dari Bappeda Propinsi dan Kabupaten/Kota juga cukup penting. Bappeda yang sangat berperan dalam menyetujui rencana yang diajukan SKPK merasakan manfaat dari keterlibatan dalam lokakarya ini. Mendapatkan informasi yang signifikan dalam pembuatan keputusan yang akan harus dilakukan oleh Bappeda, adalah hal yang sangat penting untuk menjamin pemerintah daerah menyediakan anggaran untuk perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penataan guru di kabupaten/kota.

 SKB 5 Menteri menginstruksikan pemerintah daerah melakukan analisis tentang guru PNS. Dalam praktiknya, jumlah guru Non PNS di daerah sangatlah besar. Temuan tentang kekurangan guru PNS pada jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA, maupun di antara satuan pendidikan, menjadi terbalik menjadi kelebihan guru bila guru PNS dimasukkan ke dalam analisis. Hal ini tentunya harus dimasukkan ke dalam pertimbangan dalam menyusun rekomendasi yang akan dilakukan oleh masing-masing kabupaten/kota.

 Hal lain adalah tentang guru yang bertugas di bawah tanggung jawab Dinas Pendidikan dan mereka yang berada di bawah tanggung jawab Kementerian Agama. Isyu ini terkait dengan kewenangan yang berbeda di antara kedua lembaga ini dalam rekrutmen tenaga guru.

Melalui lokakarya yang dilaksanakan selama empat hari, dimana dua hari pertama lebih terarah pada pengenalan lebih dalam SKB 5 Menteri dan bagaimana cara membuat analisis kebutuhan guru di daerah masing-masing; baru dapat dihasilkan analisis kebutuhan guru di tingkat kabupaten/kota. Analisis untuk masing-masing kabupaten/kota belum dapat dilakukan untuk melihat sebaran per kecamatan, terlebih untuk melihat sebaran per satuan pendidikan.

DAMPAK SEMENTARA DAN TINDAK LANJUT DI KABUPATEN/KOTA

RINTISAN

Setelah lokakarya pertama di September 2012, masing-masing kabupaten/kota rintisan melakukan kegiatan untuk menindaklanjuti hasil lokakarya. Gambarannya adalah sbb:

Aceh Singkil

 Ditemukan adanya perbedaan data ketenagaan guru yang ada dan digunakan oleh Dinas Pendidikan dengan yang ada di BKPP, Kemeneterian Agama dan Bappeda. Hal ini menjadi dasar untuk dilaksanakannya pemutakhiran dan sinkronisasi data di antara lembaga tersebut.

 Isyu tentang distribusi guru yang proporsional menjadi wacana, terutama tentang kelebihan atau penumpukan guru di kecamatan tertentu dan untuk mata pelajaran tertentu. Wacana ini

(7)

memunculkan kesadaran tentang perlunya segera dilakukan analisis sebagai dasar untuk penataan guru yang lebih efektif.

 Mengingat dalam lokakarya analisis kecukupan dilakukan dengan menggunakan data pada tahun 2011, sementara untuk tahun 2012 harus membuat perencanaan berdasarkan hasil analisis di tahun berjalan (2012), Dinas Pendidikan Aceh Singkil telah melakukan pemutakhiran data guru. Validasi data dilakukan bersama dengan bantuan LSM Daun yang bekerja melalui program KINERJA-USAID khususnya dalam membantu Aceh Singkil dalam penataan guru. Sejumlah 19 peserta (26% perempuan) terlibat dalam kegiatan validasi data ini.

 Pada bulan desember 2012 Ketua TK PPK melakukan pertemuan dengan perwakilan MPD, Bappeda, BKPP, Mapenda - Kemenag, Dinas Pendidikan, Perwakilan Komite Sekolah, PGRI, Korps Barisan Guru Bersatu (LSM Guru), perwakilan SMA/ MA, SMP/ MTs, SD/MI, dan UPTD, Pengawas Sekolah, Kinerja USAID, SEDIA dan LSM Daun. Kegiatan ini didanai secara bersama – sama oleh Dinas Pendidikan dan SEDIA. Sejumlah 35 peserta (14% perempuan) terlibat aktif dalam diskusi. Dari pertemuan tersebut telah dibentuk Tim Pengawal Pelaksanaan Distribusi Guru yang Proporsional.

Gayo Lues

 Menindaklanjuti hasil lokakarya untuk penataan guru, telah dilaksanakan pertemuan di lingkungan Dinas Pendidikan. Kepala Dinas bersama jajarannya (Sekretaris Dinas, Para Kepala Bidang dan Kepala Seksi) melakukan pembahasan untuk Penyusunan RAPBK 2013 dan Penyusunan DUK (Daftar Urut Kepegawaian). Selain itu telah dibuat pembagian tugas untuk sekolah dan UPTD demi keperluan Distribusi Guru yang merata di Gayo Lues. Hasil pertemuan tersebut sudah disosialisasikan ke seluruh kepala sekolah SMP-SMA.

 Awal Januari 2013 Dinas Pendidikan melanjutkan sosialisasi hasil pertemuan ke seluruh di tingkat Sekolah Dasar.

 Pada 15 Januari 2013 terjadi mutasi besar pada 235 pejabat eselon II, II dan IV di seluruh SKPD. Kondisi ini akan berdampak pada perlunya mensosialisasikan kembali hasil analisis tentang penataan guru kepada para pejabat baru.

Sabang

 Dua kegiatan telah dilaksanakan oleh tim koordinasi di Kota Sabang, yaitu (i) validasi data kebutuhan guru sesuai dengan kewajiban memenuhi jam mengajar dan (ii) presentasi hasil validasi data dalam pertemuan Pleno TKPPK.

(8)

175 29 25 25 175 63 32 28 - 34 7 3 - 50 100 150 200

Guru Kelas Guru PAI Guru Penjas Guru Mulok Kebutuhan Ketersediaan Kelebihan / kekUrangan

37 12 5 5 44 13 5 - 7 1 0 -5 -10 0 10 20 30 40 50 GURU

KELAS GURU PAI PENJAS BAHASA ARAB Kebutuhan Guru Bezetting Kelebihan / Kekurangan

ANALISIS KEBUTUHAN PENATAAN GURU

KOTA SABANG

Analisis kebutuhan penataan guru untuk Kota Sabang menggunakan data yang bersumber dari Lembar Informasi (LI) sekolah untuk tahun ajaran 2011-2012. Kota Sabang memiliki sekolah dalam jumlah yang relative sangat sedikit dibandingkan dengan di kabupaten/kota lainnya. Data tahun 2011 menunjukkan hanya ada 52 sekolah (sejak TK sampai SMA/SMK, 14 diantaranya adalah TK) ) di bawah Dinas Pendidikan dan 10 madrasah di bawah Kementerian Agama (sejak RA sampai MA). Analisis kecukupan guru di Kota Sabang dilakukan secara terpisah untuk sekolah yang berada di bawah Dinas Pendidikan dengan madrasah yang berada di bawah Kementerian Agama. Analisis dibuat dengan menggunakan data yang bersumber dari LI (Lembar Informasi sekolah) tahun 2011. Secara singkat hasil analisis adalah sebagai berikut.

 Untuk SD, jumlah guru kelas mencukupi, sementara kelebihan guru ditemukan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (34 orang), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (7 orang), dan Muatan Lokal (3 orang), sebagaimana dapat dilihat dalam table 5. Untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah, ditemukan kelebihan 7 orang guru untuk Guru Kelas dan 1 orang untuk Guru Pendidikan Agama Islam. Guru Pendidikan Jasmani untuk MI mencukupi sedang untuk guru Bahasa Arab ditemukan kekutrangan sebanyak 5 orang (Grafik 6).

Grafik 5. Kecukupan guru SD di Kota Sabang (2011) Grafik 6. Kecukupan Guru MI di Kota Sabang

(9)

-2 0 2 4 6 8 10 12 4 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 0 12 3 3 2 4 3 4 0 2 1 0 3 8 2 1 - 2 1 2 -1 1 0 -1 3

Kebutuhan Guru Bezetting Kelebihan / Kekurangan

4 4 9 9 9 9 9 4 4 4 4 7 18 10 19 15 18 34 26 5 10 6 11 13 14 6 10 6 9 25 17 1 6 2 7 6 - 5 10 15 20 25 30 35 40

Kebutuhan Ketersediaan Kelebihan / kekurangan

 Untuk tingkat sekolah menengah pertama, secara umum kondisi yang dihadapi SMP dan MTS hampir sama, dimana kelebihan guru ditemukan pada sejumlah mata pelajaran (PAI, PPKN, IPS, IPA, Bahasa Inggris dan Matematika). Secara keseluruhan, tidak ada kekurangan guru di Madrasah Tsanawiyah, sementara di SMP terjadi kekurangan guru dalam mata pelajaran tertentu (Seni Budaya, Muatan Lokal dan Bimbingan Konseling). (lihat Grafik 7 dan Grafik 8).

Grafik 8. Lebih kurang guru pada SMP di Kota Sabang Grafik 9. Lebih kurang guru pada MTs di Sabang

 Kota Sabang memiliki tiga SMA, satu MA (di bawah Kementerian Agama) dan satu SMK. Analisis mengenai kebutuhan guru SMK belum sempat dilakukan karena dalam lokakarya disepakati bahwa SEDIA akan bekerjasama dengan GIZ dalam penghitungan kecukupan guru ini. Hasil analisis kecukupan guru untuk SMA di Sabang menunjukkan gambaran yang cukup patut menjadi perhatian pemerintah daerah. Untuk tiga SMA yang ada di Sabang, secara keseluruhan terdapat kelebihan 53 guru mata pelajaran, yang tersebar pada hampir semua pelajaran kecuali untuk Sosiologi (cukup) (Grafik 10). Sementara pada MA, selain ada kelebihan guru pada 8 mata pelajaran, juga ditemukan kekurangan guru pada enam mata pelajaran lainnya (Grafik 11).

242 100 43 212 44 27 30 56 17 0 50 100 150 200 250 300

Guru Kelas Pendidikan

Agama Penjaskes

Gambaran Umum Kecukupan Guru Jenjang SD/MI Kota Sabang

Jumlah guru yang ada

(10)

2 2 5 5 5 4 4 4 2 2 2 2 2 1 2 2 6 6 8 8 7 11 6 9 7 7 5 6 3 5 2 6 2 7 4 6 3 2 6 2 5 3 5 3 4 1 3 1 4 - 1 - 2 4 6 8 10 12

Kebutuhan Ketersediaan Kelebihan / kekurangan

1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 0 1 1 1 2 0 0 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 -1 1 -1 -2 0 0 0 1 -1 -2 1 1 0 0 0 -1 0 0 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Q ur a n H a d is t A q id a h A kh la k Fi q ih Seja ra h … Pend id ik a n … Ba ha sa In d ones ia Ba ha sa A ra b Ba ha sa In g g ris Ba ha sa A sin g Fi sik a Biolog i K im ia M a tem a tik Sa st ra In d ones ia A nt op olog i Seja ra h Ek onom i G eog ra fi Sos iolog i Seni Bud a ya Pend id ik a n … Teh nol og i Im for m a si … M ua ta n Loka l

Kebutuhan Bezeting Plus/Minus

0.0% 0.5% 1.0% 1.5% 2.0% 2.5% 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 TAHUN PENSIUN 1.7% 0.2% 0.4% 0.7% 0.9% 1.1% 1.5% 1.5% 2.4% 1.1% 0.7% 0.4% 0.4% 0.7% 0.4% 0.5% 0.5% 1.0%

Persentase Guru Pensiun (PNS) Sampai Tahun 2021 Setiap Jenjang Sekolah

Kota Sabang

TK - RA SD - MI SMP - MTs SMA - MA- SMK Total 989, Sumber Data : SIMNUPTK Kota

Sabang, 2011

Grafik 10. Kecukupan Guru SMA di Sabang Grafik 11. Kecukupan guru MA di Sabang

Selain menganalisis kecukupan guru dengan menggunakan data yang bersumber dari LI tahun 2011, Kota Sabang juga melakukan proyeksi tentang guru yang akan pensiun sampai tahun 2021. Data diambul dari NUPTK Kota Sabang yang telah dimutakhirkan pada tahun 2011. (Grafik 12).

Grafik 12. Persentase Guru yang Akan Pensiun Sampai tahun 2021.

KABUPATEN ACEH SINGKIL

 SEDIA bukan satu-satunya program donor yang memberikan perhatian kepada masalah distribusi guru. Distribusi Guru yang Proporsional (DGP) juga menjadi salah satu focus binaan KINERJA-USAID di beberapa kabupaten/kota, antara lain di Aceh Singkil dan Simeulue. Bila pendekatan yang digunakan program SEDIA adalah bekerja melalui dan dengan pemerintah (yang sebelumnya sudah dibangun kapasitasnya) maka KINERJA selain bekerja dengan pemerintah juga memperkuat LSM Pendidikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat madani. Karena itulah maka fasilitasi SEDIA untuk Kabupaten Aceh Singkil, khususnya dalam menangani isyu distribusi guru, dilakukan bersama-sama dengan KINERJA USAID dan LPM Daun.

(11)

-238 -73 -47 1 -1 -2 -250 -200 -150 -100 -50 50

Gr KELAS Gr PAI Gr PENJAS

Sumber : Lembar Individu Sekolah Tahun 2012 Lebih / Kurang Guru PNS jenjang SD dan MI Negeri

Kab. Aceh Singkil Tahun 2012

SD MI 66 -9 -17 6 -1 -2 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 80

Gr Kelas Gr PAI Gr Penjas

Sumber : Lembar Individu Sekolah 2012

Lebih / Kurang Guru PNS+NONPNS jenjang SD dan MI Negeri

Kab. Aceh SingkilTahun 2012

SD MI -31 -15 -12 -12 -3 1 3 5 6 8 18 18 -40 -30 -20 -10 10 20 30 BP TIK Seni Bud

Mulok B. Ingg Penjas Mtk B. Ind IPS IPA PAI PPKn

Sumber Data : Lembar Individu Sekolah Tahun 2012

Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel Berstatus PNS Jenjang SMP Negeri Kab. Aceh Singkil 2012

-25 -1 1 2 13 18 20 23 26 26 27 38 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 BP Mulok Seni Bud

TIK Penjas B. Ingg IPS B. Ind Mtk PPKn IPA PAI

Sumber : Lembar Individu Sekolah 2012 Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel Berstatus PNS+NONPNS

Jenjang SMP Negeri Kab. Aceh Singkil 2012

Sumber data untuk analisis berikut adalah Lembar Informasi (LI) sekolah/madrasah tahun ajaran 2012/2013.

Grafik 13a. Kecukupan Guru PNS di SD/MI di Aceh Singkil

Grafik 13b. Kecukupan Guru PNS+Non PNS di Sd/MI di Aceh Sngkil

Dari Grafik 13a dan 13b diatas, dapat dilihat bahwa kecukupan guru di Aceh Singkil pada jenjang SD/MI adalah:

 Bila analisis dibatasi pada guru PNS, maka pada SD terjadi kekuranganguru kelas sebesar 238 orang, kekurangan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 73 orang dan

kekurangan guru pendidikan jasmani sebanyak 47 orang. Pada MI terjadi kelebihan guru

kelas (1 orang) dan kekurangan guru PAI sebanyak 1 orang dan kekurangan guru Penjas sebanyak 2 orang.

 Bila analisis juga memperhitungkan guru PNS dan Non PNS, ditemukan kondisi yang berbeda dimana pada SD maupun MI terdapat kelebihan guru kelas (total sebanyak 72 orang), dan kekurangan guru PAI dan Guru Pendidikan Jasmani dalam jumlah yang lebih kecil.

 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa saat ini terdapat guru Non PNS pada jenjang

SD/MI dengan sebaran sbb: 172 guru kelas di SD; 5 guru kelas di MI; 70 guru PAI di SD;

dan 30 guru Pendidikan Jasmani di SD.

Grafik 14a. Kecukupan Guru PNS di SMP Aceh Singkil

(12)

14 7 6 6 7 10 9 9 --4 2 -4 -6 2 13 -1 --6 -18 2 1 1 2 4 2 1 1 1 1 1 1 -2 1 1 - --2 -20 -15 -10 -5 5 10 15 20

Sumber : Lembar Individu Sekolah 2012

Lebih / Kurang Guru Mata Pelajaran Status PNS+NONPNS Jenjang SMA dan MA NegeriKab. Aceh Singkil

Tahun 2012 SMA MA 8 6 1 3 2 8 5 9 -1 -5 1 -7 -6 -9 -4 --7 -19 1 - 1 -1 1 - 1 1 1 - - - - 1 - - - --2 -25 -20 -15 -10 -5 5 10 15

Sumber : Lembar Individu Sekolah Tahun 2012

Lebih / Kurang Guru Mata Pelajaran Status PNS Jenjang SMA dan MA Kab. Aceh Singkil 2012

SMA MA -2 -1 -1 -1 -1 - - - -1 2 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5

BP TIK Mulok PPKn Seni

Bud

Mtk IPS B. Ingg Penjas B. Ind IPA PAI

Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel PNS Jenjang MTS Negeri Kab. Gayo Lues

-3 - - - - -1 1 1 1 2 3 -3 -2 -1 1 2 3 4

BP TIK Mulok PPKn Seni

Bud

IPS Mtk B. Ingg Penjas B. Ind IPA PAI

Sumber : Lembar Individu Sekolah 2012 Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel PNS+NONPNS

Jenjang MTS Negeri Kab. Aceh Singkil Dari kedua grafik diatas dapat dilihat bahwa :

 Bila hanya diperhitungkan guru PNS, terdapat kekurangan guru pada lima mata pelajaran (BP, TIK, Seni Budaya, Mulok dan Bahasa Inggris) sebanyak total 63 orang, dan kelebihan

guru pada mata pelajaran lainnya (total 59 orang).

 Bila analisis memperhitungan guru Non PNS, diperoleh gambaran yang sangat berbeda. Jumlah kekurangan guru hanya sebesar 26 orang pada total tiga mata pelajaran, dan

kelebihan guru sebanyak 164 orang.

 Kondisi tersebut menunjukkan adanya 152 guru di SMP berstatus Non PNS.

Grafik 15a. Kecukupan Guru PNS di MTS Aceh Singkil

Grafik 15b. Kecukupan Guru PNS+Non PNS di MTS Aceh Singkil

Analisis kecukupan guru di MTs sebagaimana ditunjukkan oleh kedua grafik di atas adalah:

 Bila hanya diperhitungkan guru PNS, terdapat kekurangan guru pada lima mata pelajaran (Bimbingan Konseling, TIK, Seni Budaya, Mulok dan Bahasa Inggris) sebanyak total 6 orang,

dan kelebihan guru pada tiga mata pelajaran lainnya (total 7 orang).

 Bila analisis memperhitungan guru Non PNS, kekurangan guru hanya sebesar 3 orang untuk mata pelajaran Bimbingan Konseling, dan kelebihan guru sebanyak 9 orang.

 Kondisi tersebut menunjukkan ada sejumlah 5 guru MTS berstatus Non PNS.

Grafik 16a. Kecukupan Guru PNS di SMA dan MA Aceh Singkil

(13)

Analisis kecukupan guru di SMA dan MA di Kabupaten Aceh Singkil adalah sebagai berikut:

 Bila hanya diperhitungkan guru PNS, di SMA kelebihanguru (pada total sepuluh mata pelajaran) sebesar total 51 orang, dan kekurangan guru pada tujuh mata pelajaran lainnya

(total 49 orang). Pada MA, terdapat kelebihan 7 guru (pada total 7 mata pelajaran) dan

kekurangan 3 orang guru (Bahasa Inggris dan Bimbingan Konseling).

 Bila analisis memperhitungkan guru Non PNS, angka kelebihan guru pada SMA meningkat

menjadi 85 orang guru dan angka kekurangan guru menurun menjadi 39 orang. Demikian

juga pada MA, angka kelebihan guru meningkat menjadi 22 orang guru dan kekurangan guru menurun menjadi hanya 3 orang.

 Kondisi tersebut menunjukkan ada sejumlah 44 guru Non PNS yang saat ini mengajar di SMA dan 16 guru Non PNS di MA.

Analisis dan usulan rekomendasi untuk Aceh Singkil:

1. Pada tingkat SD dan MI

 Secara umum terdapat total kekurangan guru (kelas, guru PAI dan guru Pendidikan Jasmani) sebanyak 361 orang pada SD dan MI. Sementara itu terdapat 277 guru PNS yang saat ini juga bertugas di SD dan MI.

 Pemenuhan kebutuhan guru kelas, guru PAI dan guru Penjas di SD/MI

o Rekrutmen guru baru dengan mempertimbangkan (i) memberikan kesempatan kepada guru Non-PNS yang telah bertugas di SD dan MI untuk mengikuti seleksi; (ii) hanya calon/kandidat yang memiliki kualifikasi yang disyaratkan (minimal S1) yang dapat mengikuti seleksi; (iii) calon adalah lulusan perguruan tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang terakreditasi; (iv) calon harus mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan mendapatkan sertifikat guru sebelum diangkat menjadi pegawan negeri; dan (v) diprioritaskan pada mereka yang telah mengabdi minimal 3 tahun.

o Rekrutmen guru baru perlu dilakukan dengan melibatkan LPTK dalam prosesnya (khususnya untuk tes calon guru).

o Karena adanya kecenderungan guru hanya bersedia ditempatkan di daerah perkotaan, perlu dibuat perjanjian kerja dengan calon yang lulus seleksi, untuk menjamin mereka siap ditempatkan di sekolah manapun.

 Penempatan guru baru harus dilakukan dengan mempertimbangkan kecukupan guru berdasarkan sebaran guru per kecamatan dan per sekolah.

2. Pada tingkat SMP dan MTS.

 Bila hanya memperhitungkan tenaga PNS saja maka di SMP dan MTS terdapat

kekurangan guru sebanyak 69 orang untuk mata pelajaran tertentu (BP, TIK, Seni

(14)

-23 -6 1 5 -3 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10

Gr KELAS Gr PAI Gr PENJAS

Kurang / Lebih Guru PNS Jenjang SD dan MI

Kab. Gayo LuesTahun 2012

SD MI 60 105 79 17 17 20 40 60 80 100 120

Sumber : Lembar Individu Sekolah Tahun 2012

Lebih / Kurang Guru PNS+NONPNS jenjang SD dan MI Negeri

Kab. GayoLues Tahun 2012

SD MI

lainnya (IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PAI, Matematika, PPKN, dan Pendidikan Jasmani). Saat ini juga terdapat 132 tenaga guru Non PNS yang mengajar di SMP dan MTs.

 Pemenuhan kebutuhan guru di SMP dan MTS untuk mata pelajaran dapat dilakukan dengan (i) memindahkan guru mata pelajaran tertentu ke mata pelajaran lain yang bukan bidangnya, dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan guru yang bersangkutan dengan mata pelajaran yang akan diampu (dikenal denan istilah alih fungsi/profesi); (ii) merekrut guru baru untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan alih fungsi/profesi guru. Guru alih fungsi /profesi harus mengikuti pendidikan/pelatihan/penataran agar mendapatkan kompetensi professional yang memenuhi syarat.

 Pemenuhan kebutuhan guru Bimbingan Konseling (31 untuk SMP dan 2 untuk MTs) dapat diatasi dengan (i) memindahkan guru dari satuan pendidikan lain atau dari kabupaten/kota lain.

 Terdapat 132 guru Non-PNS di SMP dan 5 guru Non PNS di MTs. Dengan melihat hasil analisis dimana kekurangan guru pada sejumlah mata pelajaran masih dapat diatasi dengan alih fungsi/profesi guru mata pelajaran lain yang berlebih, pemerintah daerah sebaiknya menghindari keputusan untuk merekrut guru baru atau

mengangkat guru Non PNS menjadi PNS. Pertimbangannya adalah : (i) dengan

adanya peraturan tentang pemenuhan tuntutan mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, pengangkatan guru baru (dari non PNS menjadi PNS) akan menyulitkan guru yang ada dalam memenuhi tuntutan mengajar tersebut; (ii) pengangkatan guru non-PNS menjadi PNS akan berimplikasi pada meningkatnya belanja untuk gaji guru.

3. Pada Tingkat SMA dan MA.

 Melihat kondisi kecukupan guru di SMA dan MA hampir serupa dengan yang terjadi di SMP dan MTs, usulan untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan guru di SMA dan MA serupa dengan usulan untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan guru pada SMP dan MTs.

KABUPATEN GAYO LUES

Sumber data untuk analisis berikut adalah Lembar Informasi (LI) sekolah/madrasah tahun ajaran 2012/2013.

Grafik 17a. Kecukupan Guru PNS di SD/MI di Gayo Lues

(15)

-27 -11 -11 -3 -1 2 3 6 6 9 11 12 -30 -25 -20 -15 -10 -5 5 10 15

BP TIK Mulok Seni Bud

B. Ind Penjas B. Ingg Mtk PPKn IPS PAI IPA

Sumber : Lembar Individu Sekolah Tahun 2012

Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel Berstatus PNS Jenjang SMP NegeriKab. Gayo Lues2012

-24 -6 2 3 7 10 12 12 14 19 20 23 -30 -20 -10 10 20 30

BP Mulok TIK Seni Bud

B. Ind Penjas B. Ingg Mtk PPKn IPS PAI IPA

Sumber Data : Lembar Individu Sekolah 2013 Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel BerstatusPNS+NONPNS

Jenjang SMP Negeri Kab. Gayo Lues 2012

-2 -1 -1 -1 -1 - - - -1 2 4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5

BP TIK Mulok PPKn Seni Bud

Mtk IPS B. Ingg Penjas B. Ind IPA PAI

Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel PNS Jenjang MTS Negeri Kab. Gayo Lues

-2 -1 -1 -1 - -1 1 1 2 3 7 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 BP Mulok PPKn Seni Bud

TIK Penjas Mtk B. Ingg B. Ind IPS IPA PAI

Kelebihan / Kekurangan Guru Mapel PNS+NONPNS Jenjang MTS Negeri Kab. Gayo Lues

Dari Grafik 17a dan 17b diatas, kecukupan guru di Gayo Lues pada jenjang SD/MI adalah sbb:

 Data kecukupan guru SD/MI di Gayo Lues cukup mengagetkan. Bila analisis dibatasi pada

guru PNS, maka pada SD terjadi kekuranganguru kelas sebesar 76 orang, kekurangan

guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 23 orang dan kekurangan guru pendidikan jasmani sebanyak 9 orang. Pada MI terjadi kelebihan guru kelas (1 orang) dan kelebihan

guru PAI sebanyak 5 orang dan kekurangan guru Penjas sebanyak 9 orang.

 Bila analisis juga memperhitungkan guru PNS dan Non PNS, ditemukan kondisi yang berbeda dimana pada SD maupun MI terdapat kelebihan guru kelas (total sebanyak 77 orang), dan

kelebihan guru PAI sebanyak 112 orang dan kelebihan Guru Pendidikan Jasmani

sebanyak 80 orang.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa saat ini pada SD/MI terdapat 152 guru kelas, 130 guru PAI dan 89 guru Pendidikan Jasmani guru kelas; yang berstautus Non PNS.

Grafik 18a. Kecukupan Guru PNS di SMP Gayo Lues

Grafik 18b. Kecukupan Guru PNS+Non PNS di SMP Gayo Lues

Grafik 19a. Kecukupan Guru PNS di MTs di Gayo Lues

(16)

4 1 -1 -7 8 10 6 2 -4 1 -4 -5 4 2 -3 --7 -14 2 1 - -1 -3 1 1 1 1 - -1 1 1 - --2 -15 -10 -5 5 10 15

Sumber : Lembar Individu Sekolah 2012

Lebih / Kurang Guru Mata Pelajaran Status PNS Jenjang SMA dan MA NegeriKab. Gayo Lues2012

SMA MA 9 7 13 14 15 11 14 10 6 -8 4 -1 8 8 4 --1 -4 2 1 -1 1 1 3 2 1 1 1 - -1 1 1 - --1 -5 5 10 15 20

Sumber : Lembar Individu Sekolah 2012

Lebih / Kurang Guru Mata Pelajaran Status PNS+NONPNS Jenjang SMA dan MA NegeriKab. Gayo Lues

Tahun 2012

SMA MA

Dari keempat grafik diatas dapat dilihat bahwa:

 Pada SMP, bila hanya diperhitungkan guru PNS, terdapat kekurangan guru pada lima mata pelajaran (BP, TIK, Seni Budaya, Mulok dan Bahasa Inggris) sebanyak total 53 orang, dan

kelebihan guru pada mata pelajaran lainnya (total 47 orang). Bila analisis memperhitungkan

guru Non PNS, diperoleh gambaran yang sangat berbeda. Jumlah kekurangan guru hanya

sebesar 30 orang pada total dua mata pelajaran, dan kelebihan guru sebanyak 122 orang

(total pada 7 mata pelajaran). Kondisi tersebut menunjukkan adanya 79 guru di SMP berstatus

Non PNS.

 Pada MTs, terdapat kekurangan 6 guru PNS untuk mata pelajaran Bimbingan Konseling, TIK, Mulok, Seni Budaya dan PPKN; dan kelebihan guru 7 guru (Bahasa Indonesia, IPA dan PAI). Bila analisis memasukkan guru Non PNS maka terdapat kekurangan 5 guru (untuk Mulok, BK, Seni Budaya dan PPKN) dan kelebihan 15 guru untuk Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PAI). Artinya ada 9 guru Non PNS di MTs.

Grafik 20a. Kecukupan Guru PNS di SMA/MA di Gayo Lues

Grafik 20b. Kecukupan Guru PNS+Non PNS di SMA/MA di Gayo Lues

Analisis kecukupan guru di SMA dan MA di Gayo Lues adalah sebagai berikut:

 Kondisi kecukupan guru di SMA bila hanya diperhitungkan guru PNS, terdapat kelebihanguru

sejumlah 44 orang (pada total sepuluh tujuh mata pelajaran), dan kekurangan guru

sejumlah 35 orang (pada tujuh mata pelajaran lainnyatermasuk untuk Bimbingan Konseling).

Pada MA, terdapat kelebihan 14 guru (pada total 11 mata pelajaran) dan kekurangan 2

orang guru untuk Bimbingan Konseling.

 Bila analisis memperhitungkan guru Non PNS, angka kelebihan guru pada SMA meningkat

menjadi 127 orang guru dan angka kekurangan guru menurun menjadi 6 orang. Demikian

juga pada MA, angka kelebihan guru meningkat menjadi 17 orang guru dan kekurangan guru menurun menjadi hanya 1 orang.

 Kondisi tersebut menunjukkan ada sejumlah 112 guru Non PNS yang saat ini mengajar di SMA dan 4 guru Non PNS di MA.

(17)

Analisis dan usulan rekomendasi untuk Gayo Lues:

1. Pada tingkat SD dan MI

 Secara umum terdapat total kekurangan guru (kelas, guru PAI dan guru Pendidikan Jasmani) sebanyak 110 orang pada SD dan MI. Sementara itu terdapat 152 guru kelas, 130 guru PAI dan 89 guru Penjas, yang berstatus non PNS, yang saat ini bertugas di SD dan MI.

 Pemenuhan kebutuhan guru kelas, guru PAI dan guru Penjas di SD/MI

o Kekurangan 75 guru kelas di SD/MI dipenuhi dengan (i) satu orang guru kelas dari MI dialihtugaskan ke SD; (ii) mengangkat guru 74 guru Non PNS menjadi guru kelas PNS. Pengangkatan guru Non PNS dilakukan dengan pertimbangan: (i) memberikan kesempatan kepada guru Non-PNS yang telah bertugas di SD dan MI untuk mengikuti pegawai negeri; (ii) hanya calon/kandidat yang memiliki kualifikasi yang disyaratkan (minimal S1) yang dapat diangkat menjadi PNS; (iii) calon adalah lulusan perguruan tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang terakreditasi; (iv) calon harus mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan mendapatkan sertifikat guru sebelum diangkat menjadi pegawan negeri; dan (v) diprioritaskan pada mereka yang telah mengabdi minimal 3 tahun.

o Kekurangan 23 guru PAI di SD dapat dipenuhi dengan (i) alih tugas 5 guru PAI di MI (dibawah Kementerian Agama) ke SD yang membutuhkan guru PAI; (ii) melakukan seleksi terhadap 130 guru PAI non-PNS, sesuai dengan persyaratan dan ketetapan pemerintah pusat; dan dengan pertimbangan yang sama dengan butir diatas. Rekrutmen guru baru perlu dilakukan dengan melibatkan LPTK dalam prosesnya (khususnya untuk tes calon guru).

o Karena adanya kecenderungan guru hanya bersedia ditempatkan di daerah perkotaan, perlu dibuat perjanjian kerja dengan calon yang lulus seleksi, untuk menjamin mereka siap ditempatkan di sekolah manapun.

 Penempatan guru baru harus dilakukan dengan mempertimbangkan kecukupan guru berdasarkan sebaran guru per kecamatan dan per sekolah.

2. Pada tingkat SMP dan MTS.

 Bila hanya memperhitungkan tenaga PNS saja maka di SMP dan MTS terdapat

kekurangan guru sebanyak 59 orang untuk mata pelajaran tertentu (Bimbingan Konseling

30 orang, dan 29 guru untuk TIK, Seni Budaya, Mulok dan Bahasa Inggris) dan kelebihan

54 guru pada mata pelajaran lainnya (IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PAI, Matematika,

PPKN, dan Pendidikan Jasmani). Bila memasukkan guru Non PNS maka terdapat kelebihan 147 guru mata pelajaran dan kekurangan 7 guru untuk mata pelajaran lainnya. Saat ini juga terdapat 132 tenaga guru Non PNS yang mengajar di SMP dan MTs.

(18)

Pemenuhan kekurangan guru mata pelajaran di SMP dan MTS dapat dilakukan dengan (i) memindah tugaskan (alih profesi/fungsi) 30 guru (dari 54 kelebihan guru) mata pelajaran (IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PAI, Matematika, PPKN, dan Pendidikan Jasmani) untuk mengajar mata pelajaran TIK, seni Budaya, Mulok dan Bahasa Inggris yang kekurangan guru. Alih tugas/fungsi ini harus mempertimbangkan kesesuaian atau kedekatan latar belakang pendidikan guru yang bersangkutan dengan mata pelajaran yang akan diampu. Guru alih fungsi /profesi harus mengikuti pendidikan/pelatihan/penataran agar mendapatkan kompetensi professional yang memenuhi syarat.

 Khususnya untuk memenuhi kebutuhan guru Bimbingan Konseling, yaitu total sebanyak 30 guru BK untuk SMP dan MTs, dapat dilakukan (i) mengangkat guru Non PNS (2 orang) yang saat ini sudah bertugas sebagai guru BK; (ii) menerima pindahan guru BK atau dari kabupaten/kota lain; atau (iii) merekrut guru baru dengan kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan kompetensi guru BK.

 Dari jumlah kelebihan guru mata pelajaran sebanyak 54 orang, bila 30 diantaranya di-alih profesi/fungsi-kan, maka masih terdapat kelebihan sebanyak 24 tenaga guru PNS. Alternatif yang mengatasi kelebihan guru ini adalah (i) alih profesi ke guru SD (lihat bagian sebelumnya, di SD/MI terdapat kekurangan guru kelas sebanyak 110 orang guru kelas, guru

PAI dan guru Pendidikan Jasmani); (iii) guru yang mendekati masa pension disarankan untuk

pension dini; (iv) guru yang berkinerja rendah dialihfungsikan menjadi tenaga administrasi; dan (v) guru yang berprestasi tinggi dipromosikan untuk menjadi pengawas, dengan melalui prosedur yang ditetapkan pemerintah.

 Terdapat 79 guru di SMP dan 9 guru di MTs yang berstatus non PNS. Dengan melihat hasil analisis dimana kekurangan guru pada sejumlah mata pelajaran masih dapat diatasi dengan alih fungsi/profesi guru mata pelajaran lain yang berlebih, pemerintah daerah sebaiknya menghindari keputusan untuk merekrut guru baru atau mengangkat guru

Non PNS menjadi PNS. Pertimbangannya adalah : (i) dengan adanya peraturan tentang

pemenuhan tuntutan mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, pengangkatan guru baru (dari non PNS menjadi PNS) akan menyulitkan guru yang ada dalam memenuhi tuntutan mengajar tersebut; (ii) pengangkatan guru non-PNS menjadi PNS akan berimplikasi pada meningkatnya belanja untuk gaji guru.

3. Pada Tingkat SMA dan MA.

 Secara umum pada SMA dan MA ada kelebihan guru sebanyak 58 orang pada mata pelajaran tertentu; kekurangan guru BK sebanyak 14 orang dan kekurangan guru

sebanyak 23 orang untuk mata pelajaran lainnya. Juga terdapat sejumlah 112 guru Non

PNS yang saat ini mengajar di SMA dan 4 guru Non PNS di MA.

 Alih profesi bisa dilakukan terhadap 23 guru (dari 58 guru yang berlebih pada mata pelajaran tertentu) untuk memenuhi kebutuhan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, Seni Budaya, Bahasa Asing, Sosiologi dan Mulok. Pemilihan guru yang akan dialih profesikan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kedekatannya dengan latar

(19)

belakang pendidikan. Pelatihan/pendidikan khusus juga perlu diberikan untuk membekali guru sebelum ditugasi mengajar pada mata pelajaran yang baru.

 Kepada sejumlah guru (mata pelajaran tertentu yang jumlah gurunya berlebih), pilihan untuk menanganinya adalah (i) mereka yang mendekati usia pension, dapat disarankan untuk mengambil pension dini; (ii) guru yang berkinerja buruk atau kurang kompeten, dipindahtugaskan ke tugas administrasi atau tenaga pustakawan atau laboran; (iii) guru yang berkinerja baik dan kompeten dipromosikan untuk menjadi pengawas sekolah/madrasah.

 Kekurangan guru BK sebanyak 16 orang untuk SMA dan MA dapat dilakukan dengan (i) menerima pindahan guru BK dari kabupaten/kota lain; atau (ii) rekrutmen guru BK secara khusus, sesuai prosedur yang ditetapkan peperintah pusat.

 Keberadaan 116 guru Non PNS di SMA dan MA berpengaruh pada sulitnya guru PNS memenuhi tuntutan mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Pemerintah bersama PGRI dan organisasi guru lainnya perlu duduk bersama untuk mencari cara bagaimana menangani keberadaan 116 guru non PNS tersebut, karena data jelas menunjukkan bahwa bila sudah terjadi untuk guru PNS saja, secara umum terdapat kelebihan guru di SMA dan MA.

(20)

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Dalam mengelola Distribusi Guru yang Proporsional

Apa tujuan dan amanat dari SKB 5 Menteri?

Surat Keputusan Bersama 5 Menteri dikeluarkan dalam rangka menjamin pemerataan guru antar satuan pendidikan, antar jenjang, dan antar jenis pendidkan, antar kabupatenn, antar kota, dan antar provinsi; serta dalam upaya mewujudkan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan formal secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Apa tanggung jawab dan tugas Pemeri ntah Kabupaten/Kota?

Tanggung jawab dan kewenangan pemerintah kabupaten/kota sesuai sebagaimana dinyatakan dalam SKB 5 Menteri adalah:

1. Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya membuat perencanaan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

2. Bupati/Walikota bertanggung jawab dan wajib melakukan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota yang kelebihan dan kekurangan guru PNS. 3. Bupati/Walikota mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS untuk penataan dan

pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya.

4. Penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berdasarkan pada analisis kebutuhan dan persediaan guru sesuai dengan kebijakan standardisasi teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

5. Analisis kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disusun dalam suatu format laporan yang dikirimkan kepada Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing dan diteruskan ke Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Keuangan

6. Pendanaan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, atau antarjenis pendidikan antarkabupaten/kota, atau antarprovinsi pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota dibebankan pada APBD kabupaten/kota sesuai dengan mekanisme yang berlaku

(21)

Apa yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten/Kota ?

1. Sosialisasi SKB 5 Menteri agar seluruh pemangku kepentingan di kabupaten/kota memiliki

pengetahuan tentang kebijakan pemerintah dalam distribusi guru. Sasaran sosialisasi adalah pimpinan dari

(i) Komisi Pendidikan DPRK; (ii) Bappeda;

(iii) Badan Kepegawaian Daerah; (iv) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (v) UPTD Dinas Pendidikan

(vi) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; (vii) Majelis Pendidikan Daerah

(viii) PGRI

(ix) LSM Pendidikan

(x) Universitas atau Perguruan Tinggi Lokal (xi) Pengawas Sekolah/Madrasah

(xii) Seluruh kepala sekolah/madrasah

2. Perencanaan kebutuhan guru pada TK/RA, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,

dan SMK. Perencanaan kebutuhan dilakukan oleh pejabat Pembina kepegawaian

kabupaten/kota. Persiapan dan atau kegiatan yang harus dilakukan adalah

(i) Setiap sekolah/madrasah harus mengisi Lembar Informasi (LI) sekolah/madrasah secara akurat dan mengirimkannya ke Dinas Pendidikan dan Bidang Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Kementrian Agama Kabupaten/Kota. Pengawas sekolah/madrasah memfasilitasi sekolah dalam pengisian LI di sekolah/madrasah.

(ii) UPTD Pendidikan Kecamatan memonitor agar pengiriman LI ke Kabupaten/Kota tidak terlambat.

(iii) Kelompok Kerja Data Pokok Pendidikan (KK Datadik) di kabupaten/kota melakukan validasi dan verifikasi data.

(iv) Perencanaan kebutuhan dan analisis optimalisasi guru dilakukan oleh Bidang Ketenagaan Pendidikan - Dinas Pendidikan (untuk guru sekolah) dan Mapenda Kemenag (untuk guru madrasah) dengan mengacu kepada pola perhitungan kebutuhan guru sebagaimana dijelaskan dalam Petunjuk Teknis SKB 5 menteri.

(v) Rekapitulasi kebutuhan guru dari Dinas Pendidikan dan Mapenda Kemenag disampaikan kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

(vi) Badan Kepegawaian bersama Dinas Pendidikan dan Mapenda Kemenag menyusun perencanaan kebutuhan dan analisis optimalisasi guru.

(vii) Peta kelebihan-kekurangan (atau kecukupan) guru serta dan analisis optimalisasi guru disosialisasikan kepada pemangku kepentingan utama (Komisi Pendidikan dan Komisi Anggaran DPRK, Bappeda, Majelis Pendidikan Daerah, dan PGRI). Sosialisasi penting dilakukan agar (i) PGRI memahami pentingnya perencanaan kebutuhan dan dapat memaklumi langkah yang perlu diambil untuk mengatasi kondisi yang ada; (ii) Bappeda dan DPRK memiliki komitmen untuk mendukung pelaksanaan kegiatan terkait distribusi guru yang proporsional, termasuk mendukung tersedianya anggaran untuk perencanaan dan pelaksanaannya; (iii) Majelis Pendidikan Daerah dapat memediasi Dinas Pendidikan dan

(22)

Badan Kepegawaian Daerah dalam menyampaikan hasil perencanaan dan analisis optimalisasi guru kepada Bupati/Walikota; dan (iv) mendapat masukan konstruktif mengenai alternative cara untuk optimalisasi guru yang tidak merugikan pemerintah daerah dan pembangunan pendidikan pada umumnya, tetapi juga tidak akan menimbulkan gejolak atau penentangan.

3. Hasil perencanaan dan analisis optimalisasi guru dari kabupaten/kota disampaikan paling

lambat bulan Februari tahun berjalan ke Dinas Pendidikan Provinsi. Kabupaten/Kota yang

tidak membuat perencanaan dan atau terlambat menyampaikan hasil perencanaannya ke Dinas Pendidikan provinsi akan dikenai sangsi berupa penghentian sebagian bantuan finansial fungsi kependidikan.

4. Melaksanakan kegiatan untuk optimalisasi guru dan distribusi guru yang proporsional.

(i) Penyusunan Petunjuk Teknis dan Kriteria.

Bidang Ketenagaan Pendidikan - Dinas Pendidikan bersama Mapenda Kemenag, PGRI, Badan Kepegawaian Daerah dan Majelis Pendidikan Daerah; perlu menyusun pedoman dan kriteria untuk pelaksanaan:

 alih fungsi/profesi guru;

 mutasi atau pemindahan guru antar satuan pendidikan, antar jenjang dan antar jenis pendidikan;

 rekrutmen guru untuk mata pelajaran tertentu (yang tidak bisa dipenuhi oleh guru yang ada);

 pension dini;

 promosi guru menjadi pengawas;

 penugasan guru menjadi tenaga administrasi atau tenaga kependidikan (laboran, pustakawan dll).

 Pelatihan atau pendidikan tambahan untuk guru yang alih fungsi/profesi

(ii) Perencanaan anggaran untuk pelaksanaan optimalisasi guru.

Anggaran untuk pelaksanaan optimalisasi guru diperlukan untuk

 sosialisasi kebijakan pemerintah (SKB 5 Menteri);

 perencanaan kebutuhan dan analisis optimalisasi guru;

 mutasi guru (insentif atau uang transport tambahan bagi guru yang dipindahtugaskan ke sekolah yang jauh dari domisilinya);

 biaya untuk pelatihan dan pendidikan tambahan bagi guru yang akan alih fungsi/profesi

Anggaran disusun oleh Bidang Perencanaan Program – Dinas Pendidikan berdasarkan hasil analisis kebutuhan penataan dan optimalisasi guru.

(23)

5. Pemantauan dan Evaluasi

Pemerintah kabupaten/kota melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS pada TK/RA, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK. Pemantauan an evaluasi harus mampu menjawab pertanyaan:

 Apakah proses perencanaan penataan dan pemerataan guru sudah didasarkan pada kebutuhan yang ada? Apakah proses perencanaan tersebut dapat dipertanggung jawabkan (akuntabel)?

 Apakah pelaksanaan penataan dan pemerataan guru telah memenuhi criteria efektif, obyektif, adil, dan akuntabel? Adakah permasalahan atau kendala dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru?

 Apakah kegiatan penataan dan pemerataan guru berdampak pada peningkatan

efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah?

6. Membuat laporan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS antar satuan pendidikan,

antar jenjang dan antar jenis pendidikan; dan menyampaikannya kepada pemerintah provinsi dengan tembusan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, paling lambat bulan Juni tahun berjalan.

Hal lain terkait penataan dan optimalisasi guru

1. Pemerintah Kabupaten/Kota perlu menyusun produk hukum dalam bentuk peraturan bupati/walikota atau produk hukum lainnya terkait penataan dan pemeratan guru PNS dengan merujuk pada SKB 5 menteri

2. Pemerintah Kabupaten/Kota perlu menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota lainnya dalam rangka penataan dan pemerataan guru.

3. Kesepakatan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam rangka penataan dan optimalisasi guru.

Gambar

Grafik 1. Kelebihan – Kekurangan Guru di SD/MI (2011)
Grafik 3. Kecukupan guru mata pelajaran pada SMP dan MTs (2011)
Grafik 5. Kecukupan guru SD di Kota Sabang (2011)    Grafik 6. Kecukupan Guru MI di Kota Sabang
Grafik 8. Lebih kurang guru pada SMP di Kota Sabang      Grafik 9. Lebih kurang guru pada MTs di  Sabang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Trust atau rasa percaya (mempercayai) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain

Dalam Catechesi Tradendae Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa: “Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya

Perkembangan yang ditemukan dalam penelitian ini terlihat dua orang responden pada kelompok intervensi menunjukkan peningkatan produksi suara, walaupun tidak

Hal ini melatarbelakangi saya karena di negara maju seperti Jepang dan Amerika banyak ditemukan bangunan struktur bertingkat tinggi yang didalamnya dipasang TMD ( Tuned Masss

[r]

Menimbang,bahwa memperhatikan poin permohonan Pemohon dalam petitum dua agar dinyatakan nama sebagaimana seharusnya dalam kutipan akta Nikah Nomor 0180/80/V/1981

Tahapan normalisasi adalah (1) normalisasi ukuran plat nomer yang telah disegmentasi menjadi ukuran standart, dalam penelitian ini 600 x 1000 pixel, (2) normalisasi warna sehingga

Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Ekonomi- Akuntansi SMAN 1 Plumbon Tahun Ajaran