• Tidak ada hasil yang ditemukan

Press Release. Band : Respect 86. : Di Antara Kita. : Modern Rock. : Instagram &

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Press Release. Band : Respect 86. : Di Antara Kita. : Modern Rock. : Instagram &"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Press Release

Band : Respect 86 Single : “Di Antara Kita”

Album : Future

Genre : Modern Rock Executive Producer : Mak Nanan Producer : Mak Nanan

Social Media : Instagram & Twitter: @RESPECT86_ID

(2)

Perjuangan Sang Jawara Festival Band, Menembus Industri Rekaman Selama 9 Tahun

Masa depan yang diidamkan, perlahan berada dalam genggaman. Setelah bertahun-tahun langganan juara di puluhan ajang festival band, kuintet asal Pekanbaru ini berhasil naik kelas menjadi band rekaman. Sebuah album bertitel Future ibarat kado terindah yang dipersembahkan oleh grup band Respect 86 untuk industri musik Indonesia. Sebagai perkenalan, band yang terbentuk tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 ini menyuguhkan single kece berjudul “Di Antara Kita”.

Video musik “Di Antara Kita” sudah bisa dinikmati bareng-bareng lho di YouTube. Bahkan 9 materi lagu bergenre modern rock yang ada di album Future juga sudah bisa didonlot secara legal di iTunes.

Mengenal Para Personel Respect 86 dan Acuan Selera Musiknya

Sebelum mengulas kisah tersembunyi di balik single “Di Antara Kita” dan lagu-lagu di album Future, ada baiknya kita berkenalan sama kelima member Respect 86. Mereka adalah Hendra Rifan Novianto a.k.a Enda (vokal), Wahyu Clinton a.k.a Clinton (gitar), M. Diego Afisyah

a.k.a Diego (bass),Andhika Putra Nugraha a.k.a Dhika (drum), dan Hendri Triswandi a.k.a Angga (keyboard).

Gaya bermusik Respect 86 terinfluence dari genre alternatif dan modern rock. Enda, misalnya. Cowok kelahiran Pekanbaru, 13 Desember 1989 ini terinspirasi oleh Armand Maulana „GIGI‟, Jared Letto „Thirty Seconds to Mars‟, Chris Martin „Coldplay‟, dan Danny O‟ Donoghue The Script. Sementara, Dika lebih terpengaruh oleh para pendekar di scene Electronic Dance Music. Cowok kelahiran Pekanbaru, 6 Januari 1995 ini mengagumi Hardwel, Zedd, dan Cash Cash.

(3)

Bagaimana dengan Diego? Cowok kelahiran Medan, 15 Agustus 1995 yang aktif di dunia modelling ini terpengaruh musik Coldplay, Red Hot Chili Peppers, The Script, dan band Jepang One Ok Rock. Sebelas dua belas sama Angga. Cowok kelahiran Rengat, 31 Mei 1989 ini terinfluence para musisi Negeri Matahari Terbit, macam Kitaro, Light Bringer, dan Abingdon Boys School. Kalau Clinton lebih condong ke ranah british. Cowok kelahiran Pekanbaru, 19 November 1994 ini terpengaruh sama Coldplay, One Republic, Ed Sheeran, sampai Zayn Malik.

Terungkap! Ini Dia Kisah di Balik Lagu “Di Antara Kita” yang Bikin Baper

Tentu ada alasan kuat dong, mengapa track “Di Antara Kita” terpilih sebagai single jagoan? Ternyata eh ternyata, ini pure kisah nyata dari drama cinta LDR sang vokalis. Kepo nih yeee ?

“Begini ceritanya. Jadi ini benar-benar pengalaman pribadi aku pada tahun 2011. Waktu itu pacarku, Amanda, lagi kuliah di luar negeri. Tepatnya di Singapore. Ada sebuah masalah yang menyebabkan kami jadi mis komunikasi. Di tengah kegalauan, ada cewek lain yang mengisi kehampaan itu. Berhubung hubungan udah semakin erat, kami pun jadian,” kenang Enda.

Para pejuang LDR, pasti pernah deh mengalami momen kayak gini. Menjalin cinta dari jarak jauh, memang gampang-gampang susah. Antara kesetiaan dan perselingkuhan menjadi ujian.

“Ternyata aku sadar kalau cewek itu hanya pelarian dalam kesendirian. Hubungan kami hanya bertahan sebulan. Setelah Amanda kembali ke Indonesia, aku berusaha untuk menguatkan

(4)

kembali hubungan yang sempat renggang. Apalagi Amanda merupakan pasangan yang telah mendampingiku selama bertahun-tahun. Dari awal ngeband sampai sekarang ini,” curcol Enda.

Udah tahu kan pesan tersembunyi di balik lagu “Di Antara Kita”? Yupss, mendua itu cuma kesenangan sesaat dan pelarian itu bikin hubungan jadi berantakan. Ketika tiba-tiba muncul orang ketiga, pastikan langkahmu secara matang. Tetap setia kah atau nekat untuk mendua ?

Materi Lagu yang Eksis di Album Future dan Sederet Musisi yang Ikut Berkontribusi

Sebagai pendatang baru di industri musik Indonesia, Respect 86 datang tidak hanya bermodal satu single saja. Mereka telah menyiapkan belasan amunisi terbaiknya. Setelah melalui proses seleksi, Enda dan kawan-kawan bulat memutuskan debut album mereka berisikan 9 lagu. Di antaranya adalah “Wanita Terbaik”, “Hanya Kamu”, “Kagum”, “Arti Hidupku”, “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Temukan Aku”, “Di Antara Kita”, dan “Kau Luar Biasa”.

Keunikan lain album ini adalah antara Pekanbaru dan Jakarta. Maksudnya ada lagu yang dibuat di Pekanbaru dan ada yang diciptakan di Jakarta. Empat lagu yang direkam di Pekanbaru adalah “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Arti Hidupku”, dan “Kau Luar Biasa”. Sisanya direkam di Jakarta.

“Album ini direkam kurang lebih setahun lah. Mulai tahun 2014 sampai 2015. Awal-awal rekaman kami harus banyak beradaptasi gimana caranya ego bermusik selama di festival nggak terbawa penuh saat rekaman untuk kebutuhan industri. Ibaratnya gimana kami harus meramu musik yang dianggap kencang menjadi lebih smooth,” jelas Dhika.

(5)

Oh iya, music director Respect 86 pun berbeda. Kalau di Pekanbaru, mereka dikawal oleh Rizon. Sementara di Jakarta, mereka dibimbing oleh Budhy Haryono. Supaya nggak terlihat berbeda, ke-9 lagu tersebut di balance kembali di Royale Studio, Jakarta. Untuk proses mixing dan mastering, Respect 86 memercayakannya pada Indra Q. Nama besar lain yang dilibatkan dalam rekaman adalah Sandy Canester dan Alam Urbach.

“Kami pun dibantu oleh Sandy Canester. Dia jadi vocal director untuk lagu „Di Antara Kita‟ dan „Temukan Aku‟. Sementara Alam Urbach mengisi part DJ untuk lagu „Temukan Aku‟. Jujur kami masih kaget dan nggak terpikir bisa terjun sampai sejauh ini. Bertahun-tahun jadi band festival, sekarang bisa merekam karya-karya kami ke dalam sebuah album. Sebuah penantian panjang dari tahun 2008 sampai sekarang dengan formasi personel yang sama,” imbuh Enda.

Menelusuri Jejak Bermusik Respect 86, Nama Besar Langganan Juara di Festival Band

Perlu dicatat nih, nama Respect 86 adalah transformasi dari nama mereka sebelum ini, yaitu The Future. Sekadar melongok sejarah, The Future lahir karena pertemanan Dhika dan Diego.

“Aku kenal sama Diego sejak kelas 2 SD dan mulai ngeband bareng sejak kelas 1 SMP. Setelah itu ketemu deh sama Clinton yang merupakan teman SMP kami. Dari situ kami sering jamming di studio sendiri yang sekaligus dijadikan beskem. Kemudian datanglah Enda, yang nggak lain adalah pacar kakak aku. Ternyata dia bisa nyanyi dan bersedia untuk bergabung,” jelas Dhika.

(6)

Setelah nemu vokalis, The Future memberanikan diri ikutan lomba di sebuah acara festival band.

“Pertama ikut festival band di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Penampilan perdana kami langsung dapat juara 2. Tahun-tahun berikutnya kami rajin ikut festival band dan Alhamdulillah sering menang. Terakhir, kami mau bikin konsep berbeda dengan penambahan kibordis. Sekitar tahun 2011, kami ketemu deh sama Angga,” lontar Enda dan Clinton. Perubahan line up dari kuartet menjadi kuintet, ternyata membawa aura positif bagi The Future.

“Sebenarnya tahun 2011 itu kami berenam, plus Kevin sebagai additional gitar. Formasi baru ini yang mengantarkan kami jadi juara 1 umum seluruh Sumatera.

Seringnya nama The Future keluar menjadi juara festival band, membuat para peserta lain jadi iri dan membully mereka. Nggak jarang juga berseliweran tudingan miring kalau kemenangan Enda dan kawan-kawan berkat “bantuan” dari orang dalam yang menjadi panita penyelenggara event.

“Iya kami dituduh KKN karena kenal sama jurinya lah, main sogok lah, ini itu lah. Banyak cercaan dan bully dari peserta yang kalah. Sampai berita tersebut beredar luas di social media. Kami yang tadinya sabar dan menahan diri, mau nggak mau harus bikin klarifikasi. Ternyata setelah dikroscek langsung ke panitia, yang menuduh kami pun pada malu sendiri karena memang nggak terbukti. Mereka pun segera meminta maaf atas perbuatannya,” urai Enda.

Banyak bahkan teramat banyak kisah dan perjuangan The Future ikutan lomba di festival band.

(7)

“Kalau ingat zaman festival band, kami pun bersyukur sudah jalan sampai sejauh ini. Kalau ada festival di Padang, misalnya. Dari Pekanbaru, siangnya kami berangkat ke Padang dengan masih berseragam sekolah. Kami mulai manggung jam 8 malam. Selesai manggung, dapat juara, malam itu juga balik lagi ke Pekanbaru. Soalnya jam 5 pagi udah harus mandi untuk kembali beraktivitas di sekolah,” ratap Dhika yang merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara itu.

Membulatkan Tekad Untuk Merantau Ke Jakarta

Ketika rekaman, mereka mengubah nama The Future jadi Respect 86. Nama tersebut memiliki makna filosofis siap untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Tahun 2012, Clinton memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Personel The Respect pun tinggal 5 orang. Mak Nanan, orang paling setia dan berjasa dalam band ini menanyakan komitmen apakah mereka bersedia hijrah ke Jakarta? Setelah rembukan, tahun 2013 berangkat lah seluruh personel ke ibukota, kecuali Kevin sang additional gitar, yang memutuskan untuk tetap stay di Pekanbaru.

Pola pikir mereka terus berkembang. Mau sampai kapan jadi band festival terus? Apa nggak mau jadi band rekaman yang karyanya bisa didengar di seluruh pelosok negeri? Ternyata, mereka bulat ingin naik kelas. Materi lagu untuk rekaman mulai dicicil, sambil masih mengikuti berbagai festival band di Jakarta dan luar Pulau Jawa lainnya. Festival band pasti akan ada terus dan nggak akan pernah ada habisnya. Terakhir mereka mengikuti festival band pada tahun 2015.

“Kalau mau maju, kami nggak bisa terus berada di daerah. Kami harus merantau untuk melanjutkan perjuangan. Lewat single „Di Antara Kita‟ dan album Future, Respect 86 berharap bisa mengenalkan karya kami secara luas ke masyarakat Indonesia dan juga dunia,” harap Dhika.

Referensi

Dokumen terkait

'eluruh Balita dan  balita BM Bidan Koordinator ATK Transport Dokumentasi 'nack Bidan uni ; Desember !"1# $ p. Melaksanakan re)resing kader  posyandu Agar pengetahuan kader

Perhitungan didasarkan pada jumlah jam kerja yang digunakan oleh tenaga kerja tersebut dalam satuan jam yang dilakukan dalam kurun waktu satu bulan baik itu untuk kegiatan

PENUNJUKAN DOSEN PENGUJI TUGAS AKHIR SKRIPSUTAKS FAKULTAS BAHASA DAN SENI.. UNIVERSITAS NEGERI

In relevant, several experiments were carried out to determine whether ectomycorrhizal (ECM) fungi and arbuscular mycorrhizal (AM) fungi can enhance mycorrhizal colonization,

Untuk memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Agar thread-thread di suatu proses, dapat sharing kode program, data dan sumber daya secara lebih efisien dibanding proses-proses terpisah, sehingga kinerja aplikasi berbasis

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui email juga ditayangkan pada website SPSE Kabupaten Bolaang Mongondow, oleh karenanya Pokja tidak dapat menerima