• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH PENYULUHAN OBAT SWAMEDIKASI DIARE UNTUK ANAK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU DI DESA TEGAL OMBO, WAY BUNGUR, LAMPUNG TIMUR. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi. Oleh : Monika Gita Kurniasih NIM : 158114021. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Halaman Judul PENGARUH PENYULUHAN OBAT SWAMEDIKASI DIARE UNTUK ANAK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU DI DESA TEGAL OMBO, WAY BUNGUR, LAMPUNG TIMUR. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi. Oleh : Monika Gita Kurniasih NIM : 158114021. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Tuhan, segala apa yang terbaik, yang Kau pilihkan untuk aku dan masa depanku, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. “Ecce ancilla Domini, fiat mihi secundum verbum tuum” “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”. Karya ini ku persembahkan untuk : Tuhanku Yesus yang selalu menggandeng dan menggendongku dalam segala hal; Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu siap menjadi rumah tempat aku berkeluh kesah; Ketiga kakakku yang selalu mendukung dan menemaniku dalam berproses; Sahabat, kekasih dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan doa; Dosen pembimbing dan penguji yang selalu sabar membantuku sampai pada titik ini; serta Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Obat Swamedikasi Diare Untuk Anak Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur” dengan baik dan lancar. Penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam penyelesaian naskah skripsi ini, antara lain : 1. 2.. 3. 4.. 5.. 6.. 7.. 8.. 9.. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Ketua RT Desa Tegal Ombo, Kepala SD Negeri 2 Tegal Ombo beserta guruguru yang telah memberikan ijin dan mendukung sebelum dan selama penelitian berlangsung, serta seluruh responden yang berkontribusi besar selama dilaksanakan penelitian ini. Bapak Yusuf Suprianto, A.Md.,Kep. yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi narasumber sekaligus pendamping dalam penelitian ini. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana yang telah memberikan izin penelitian berdasarkan kode etik yang berlaku. Pusat Kajian CE&BU Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada yang telah membantu melakukan analisa data statistik. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. sebagai dosen pembimbing utama dan ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. sebagai dosen pembimbing pendamping yang selalu sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan semangat selama proses penyusunan naskah skripsi ini. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan naskah skripsi ini. Bapak dan Ibuku tercinta, Petrus Suwarno dan Euphrosyna Murniningsih, yang selalu setia mendukung dan menemaniku dengan cinta kasih, doa, perhatian, dan kasih sayang. Ketiga kakakku tercinta, Michael Bakti Prasetya yang setia membantu selama proses penelitian, Cornelius Cahya Sandi yang selalu menjadi motivator baik dalam hal cita maupun cinta, serta Henrikus Tri Jatmiko yang selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk proses penyusunan skripsi ini.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN. ...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. ................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ...................................................... vi PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH. ..................................... vii PRAKATA. ................................................................................................. viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR. .................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN. .............................................................................. xiii ABSTRAK. ................................................................................................. xiv ABSTRACT. .................................................................................................. xv PENDAHULUAN. ........................................................................................ 1 METODE PENELITIAN. .............................................................................. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. ................................................................... 10 KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................. 27 LAMPIRAN. ................................................................................................ 29 BIOGRAFI PENULIS. ................................................................................ 55. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel I.. Kuisioner Penelitian ......................................................................... 7. Tabel II.. Distribusi Karakteristik Responden ............................................... 10. Tabel III. Nilai Rata-rata Responden ............................................................. 14 Tabel IV. Nilai p Pretest, Posttest 1, dan Posttest 2 ...................................... 14 Tabel V.. Dimensi Definisi Swamedikasi dan Definisi Diare........................ 16. Tabel VI. Dimensi Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Diare. ....................... 18 Tabel VII. Dimensi Obat Diare, Cara Pakai Obat, dan Kapan Harus ke Dokter. ................................................................. 21. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.. Alur Penentuan Jumlah Sampel Penelitian .................................... 4. Gambar 2.. Persentase Responden Melakukan Pengobatan diare secara mandiri .............................................................................. 11. Gambar 3.. Persentase Obat yang Pernah Digunakan ................................... 12. Gambar 4.. Persentase Tempat Memperoleh Obat ......................................... 12. Gambar 5.. Persentase Sumber Informasi Terkait Obat ................................. 13. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1.. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 30. Lampiran 2.. Ethical Clearance ...................................................................... 31. Lampiran 3.. Surat Keterangan Lisensi SPSS ................................................. 32. Lampiran 4.. Lembar Penjelasan Penelitian Kepada Responden.................... 33. Lampiran 5.. Lembar Persetujuan (Informed Consent)................................... 35. Lampiran 6.. Lembar Identitas Responden ..................................................... 36. Lampiran 7.. Skrining Pendahuluan ................................................................ 37. Lampiran 8.. Kuisioner Penelitian .................................................................. 38. Lampiran 9.. Lembar Pernyataan Validitas .................................................... 40. Lampiran 10. Nilai Uji Reliabilitas .................................................................. 41 Lampiran 11. Uji Pemahaman Bahasa. ............................................................ 42 Lampiran 12. Data Karakteristik dan Nilai Pretest, Posttest Responden ........ 44 Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 45 Lampiran 14. Hasil Uji Wilcoxon pada Data Total ......................................... 45 Lampiran 15. Hasil Uji Wilcoxon pada Data Perdimensi ................................ 45 Lampiran 16. Materi Penyuluhan..................................................................... 48 Lampiran 17. Leaflet. ....................................................................................... 53 Lampiran 18. Dokumentasi Kegiatan .............................................................. 54. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Swamedikasi diare merupakan pengobatan secara mandiri yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan tentang buang air besar yang melebihi batas normal dengan keadaan feses encer atau cair. Kasus diare yang terjadi pada anak masih cukup tinggi. Terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat swamedikasi diare menjadi faktor utama terjadinya kesalahan pengobatan. Adanya kesalahan pengobatan tersebut dapat berakibat fatal bila terjadi pada masyarakat luas, khususnya anak-anak. Permasalahan ini dapat diatasi dengan memberikan edukasi tentang obat swamedikasi diare untuk anak melalui metode penyuluhan kepada ibu-ibu. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental, desain studi one group pre-test/post-test dengan tujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam swamedikasi diare. Metode sampling menggunakan non random sampling, dengan purpossive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data analitik dianalisis dengan Uji Wilcoxon. Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna sesudah diberikan penyuluhan tentang obat swamedikasi diare untuk anak dengan nilai signifikansi pretest ke posttest 1, dan pretest ke posttest 2 berturut-turut 0,001 dan . Pada posttest 1 ke posttest 2 diperoleh nilai signifikansi 0,190 sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna. Tingkat pengetahuan ibu meningkat setelah diberikan penyuluhan dengan nilai rata-rata pretest 20,27, menjadi 22,86 dan 22,97 pada posttest 1 dan posttest 2. Kata kunci : pengetahuan, swamedikasi, diare, penyuluhan. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Diarrhea self-medication is a cure independently done by the society to overcome the disease as the sufferers defecate the liquid feces excessively, exceeding the normal limit. The diarrhea cases around the children still highly occur. The knowledge limit of the society about the use of diarrhea selfmedication drugs is the main factor of the medication error occurrence. It can be very harmful if it happens in the large society, especially children. This problem can be solved by giving education about the diarrhea self-medication drugs for children through the counseling method for the mothers. This research is the quasi-experimental research, one group pretest/post-test study design is used in order to observe the effect of the counseling towards the mothers' knowledge about diarrhea self-medication. Sampling method applied is non random sampling, with purposive sampling fitting the inclusion and exclusion criteria. The analytical data are scrutinized by Wilcoxon Test. There is a significant difference of the knowledge after the mothers are given the counseling about the diarrhea self-medication drugs for children with a significance value of pretest to first posttest, and pretest to second posttest is 0.001 and less than 0.001. In the first posttest to second posttest, the significance value is 0.190, so that statistically, there is a meaningless difference. The knowledge level of the mothers increases after the mothers are given the counseling with the average of pretest 20.27, becoming 22.86 and 22.97 in first posttest and second posttest. Keywords: knowledge, self-medication, diarrhea, counseling. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAHULUAN Kesehatan diartikan sebagai kondisi dimana seseorang berada dalam keadaan sehat secara fisik, mental, spritual maupun sosial sehingga seseorang tersebut mungkin untuk hidup produktif baik secara sosial dan ekonomis (Kemenkes RI, 2009). Pengobatan secara mandiri atau dikenal dengan istilah swamedikasi merupakan suatu upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri (Depkes RI, 2007). Swamedikasi yang dilakukan seseorang biasanya untuk mengatasi penyakit ringan dan keluhan-keluhan yang banyak dialami di masyarakat, seperti nyeri, batuk, demam, pusing, flu, kecacingan, maag, diare, penyakit kulit, dan lain-lain (Depkes RI, 2007). Pelaksanaan swamedikasi di masyarakat pada dasarnya dapat menimbulkan adanya kesalahan pengobatan akibat terbatasnya pengetahuan masyarakat terkait obat dan penggunaanya (Meriati, Goenawi, dan Wiyono, 2013). Dalam pelaksanaannya, tentunya swamedikasi harus dapat memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional dan didasari oleh pengetahuan yang memadai (Depkes RI, 2008). Diare merupakan salah satu penyakit yang menyerang pada anak-anak di seluruh dunia termasuk di beberapa negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahunnya diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi pada anak-anak dan balita di seluruh dunia. Akibat terjadinya dehidrasi dan malnutrisi pada anak-anak maka penyakit diare ini membawa kematian lebih cepat dibandingkan orang dewasa (Humrah dkk., 2018). Sejumlah 103.860 atau 35,2 persen dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi, dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (56,4%) dan terendah di Nusa Tenggara Timur (17,2%) (Kemenkes RI, 2013). Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2012 menunjukkan bahwa persentase penduduk Indonesia yang memilih untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami sebanyak 67,71%, masyarakat yang melakukan swamedikasi di Provinsi Lampung sebesar 70,98%. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahun 2016 terjadi 3 kali KLB diare yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten, yaitu NTT (Kabupaten Kupang), Jawa tengah (Kabupaten. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Purworejo), dan Sumatera utara (Kabupaten Binjai), dengan jumlah penderita 198 orang dan kematian 6 orang (Kemenkes RI, 2017). Kasus diare selalu menjadi 10 besar penyakit yang paling banyak dijumpai di Provinsi Lampung. Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015 menyebutkan bahwa penyakit diare dan gastrointestinal oleh penyakit tertentu menempati posisi ke tujuh sebagai penyakit yang paling banyak dijumpai dan menyebabkan morbiditas. Angka kesakitan diare pada semua kelompok umur di Provinsi Lampung meningkat pada tahun 2005-2014, yaitu dari 9,8 per 1.000 penduduk menjadi 21,4 per 1.000 penduduk. Kasus diare berdasarkan data tahun 2015 juga mengalami peningkatan dari 171.760 (tahun 2014) menjadi 173.710 kasus. Jumlah perkiraan kasus diare tertinggi berdasarkan kabupaten/kota yaitu pada Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 26.517 kasus, selanjutnya Kabupaten Lampung Timur menempati posisi kedua sebagai perkiraan kasus diare terbanyak (21.588 kasus) (Dinkes Lampung, 2015). Kasus diare menurut kelompok umur pada tahun 2012 tertinggi pada kelompok umur lebih dari 5 tahun, yaitu 57%, umur 1-4 tahun sebesar 15%, dan umur kurang dari 1 tahun sebesar 28% (Dinkes Lampung, 2014). Penelitian ini dilakukan di Desa Tegal Ombo yang berlokasi di jalan raya Lintas Timur, daerah perbatasan Lampung Timur dan Lampung Tengah. Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek, serta tempat praktek dokter berada sekitar 5 km di luar desa Tegal Ombo sehingga masyarakat cenderung melakukan swamedikasi sebagai alternatif pengobatan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan responden mengenai penggunaan obat swamedikasi diare setelah dilakukan edukasi berupa penyuluhan.. 2.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. METODE PENELITIAN Desain dan Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental semu dengan desain studi one group pre-test/post-test yang dilakukan melalui pengukuran terhadap suatu kelompok responden, kemudian responden diberi intervensi berupa penyuluhan melalui media leaflet, dan powerpoint presentation, lalu diukur kembali setelahnya. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan rangkaian waktu dengan menggunakan serangkaian observasi yang dilakukan lebih dari satu kali baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan pada kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai dan merawat anak di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur, yang telah menandatangani informed consent. Kategori usia anak yang dimaksud pada subjek ini adalah anak usia 7-12 tahun (anak usia SD/setingkat) (Kemenkes RI, 2014). Kriteria inklusi ibu-ibu dalam penelitian ini yaitu : 1. Mempunyai atau merawat anak berusia 7 sampai 12 tahun 2. Dapat membaca dan menulis 3. Bersedia mengikuti penyuluhan dan bersedia menandatangani lembar informed consent serta mengisi kuisioner dengan lengkap Kriteria eksklusi ibu-ibu dalam penelitian ini yaitu : 1. Memiliki latar belakang pendidikan dibidang kesehatan 2. Tidak hadir secara penuh dalam kegiatan penelitian Metode yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode non random sampling, yaitu purpossive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik ini dipilih karena peneliti memiliki keterbatasan dalam hal biaya, waktu dan tenaga. Menurut Dahlan (2009), pada penelitian sosial, sampel yang digunakan sebaiknya melibatkan minimal 30 subyek untuk penelitian tanpa populasi yang diketahui. Dalam penelitian ini menggunakan 37 responden dengan alur pengambilan sampel secara terperinci disajikan pada gambar 1.. 3.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Populasi ibu-ibu 42 responden Eksklusi : a. 2 responden tidak dapat membaca dan menulis b. 3 responden tidak hadir pada saat post 2 Responden penelitian 37 responden Gambar 1. Alur penentuan jumlah sampel penelitian Definisi Operasional 1. Penyuluhan obat merupakan suatu metode edukasi dengan dilakukan proses pemberian informasi obat kepada masyarakat sasaran secara lisan dengan cara presentasi dan menggunakan media powerpoint serta leaflet. 2. Diare merupakan suatu keadaan seseorang mengalami buang air besar melebihi batas normal (lebih sering dari biasanya) dengan kondisi feses lebih encer atau dapat berupa air saja. 3. Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia antara 7-12 tahun (usia SD/setingkat). 4. Swamedikasi merupakan kegiatan atau tindakan seseorang untuk mengobati diri sendiri atas keluhan yang dialami menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas, ataupun Obat Wajib Apotek (OWA). 5. Swamedikasi diare adalah pengobatan secara mandiri yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan tentang buang air besar yang melebihi batas normal dengan keadaan feses encer atau cair. 6. Tingkat pengetahuan merupakan hasil yang didapat dari informasi yang disampaikan dan dapat diperhatikan, dimengerti serta diingat. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan penelitian dilakukan dengan mengajukan surat ijin penelitian kemudian diserahkan kepada Ketua RT Desa Tegal Ombo Kecamatan. 4.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Way Bungur, lalu dari Ketua RT memberikan surat pengantar ijin penelitian kepada Kepala SD Negeri 2 Tegal Ombo yang merupakan tempat akan dilakukan penelitian. Pada pengajuan ijin penelitian ini, peneliti juga melampirkan Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) Nomor : 918/C.16/FK/2019 yang dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana sebagai persyaratan etik untuk dilaksanakan penelitian. Selanjutnya, pihak SD Negeri 2 Tegal Ombo mengeluarkan surat ijin penelitian serta menentukan tanggal untuk diadakan penelitian. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta daftar nama Ibu dari siswa beserta alamat sebagai data untuk diberikan undangan serta mendapatkan penjelasan terkait tujuan penelitian, kerahasiaan identitas responden, serta hak dan kewajiban responden. 2. Tahap Pembuatan Kuisioner Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa kuisioner, leaflet dan powerpoint. Leaflet dan powerpoint digunakan untuk mempermudah memahami serta mengingat materi yang disampaikan pada saat penyuluhan. Kuisioner berisi pernyataan tertulis yang tersusun baik dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data melalui jawaban yang diberikan oleh responden (Notoatmodjo, 2012). Kuisioner ini digunakan pada soal pretest, posttest 1, dan posttest 2 dengan 32 pernyataan yang telah diacak dan masingmasing berisi 16 pernyataan favorable dan 16 pernyataan unfavorable. Tanggapan responden yang dapat diberikan berupa jawaban forced choice yaitu dengan pilihan jawaban “benar” dan “salah”. 3. Tahap Pengujian Kuisioner Tahap pengujian kuisioner diawali dengan pengujian validitas konten, dan reliabilitas instrumen kemudian dilakukan pengujian pemahaman bahasa. a. Pengujian Validitas Konten Uji validitas konten dilakukan untuk memastikan bahwa setiap item pernyataan yang akan digunakan dapat mencakup keseluruhan isi serta tidak menyimpang dari batasan tujuan penelitian. Pengujian validitas konten dilakukan oleh seorang expert judgement, yaitu Apoteker. Uji validitas konten ini dilakukan. 5.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pada kuisioner yang akan digunakan untuk menguji tingkat pengetahuan responden. Pada uji validitas konten kuisioner ini terdapat 8 kata/kalimat yang perlu ditambah, diganti atau dihapus agar setiap pernyataan pada kuisioner tetap valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Selain pada kuisioner, uji validitas konten juga dilakukan pada materi penyuluhan yang sudah dibuat dalam powerpoint presentation dan akan digunakan untuk mengedukasi responden. Hasil uji validitas konten pada materi penyuluhan ini terdapat 12 kata/kalimat yang perlu diubah agar materi yang akan digunakan tetap valid dan mencakup keseluruhan isi dan tujuan penelitian. b. Pengujian Reliabilitas Instrumen secara Statistik Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari instrumen penelitian, semakin tinggi koefisien reliabilitas maka instrumen tersebut semakin reliabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara mengolah jawaban dari hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada 30 orang responden uji coba yang sesuai dengan kriteria inklusi namun berbeda dengan responden penelitian, kemudian dianalisis menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 yang dilakukan oleh CE&BU UGM untuk melihat nilai cronbach alpha dari pernyataan yang dibuat. Suatu kuisioner dapat dikatakan reliabel jika memiliki nilai. > 0,6 (Budiman dan Riyanto, 2013). Hasil uji reliabilitas. terhadap 32 pernyataan memiliki nilai. sebesar 0,563. Karena belum reliabel,. maka peneliti menghapus 5 item pernyataan sehingga nilai. yang diperoleh. menjadi 0,680. Hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran 10. c. Pengujian Pemahaman Bahasa Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam kuisioner sudah dapat dimengerti responden, selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar pemahaman responden terhadap maksud dan tujuan pernyataan. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada 5 orang responden yang berbeda dari responden penelitian sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Pada saat dilakukan uji pemahaman bahasa, peneliti bertemu dan menanyakan secara langsung kepada responden supaya peneliti mengetahui bagian pernyataan pada kuisioner yang. 6.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tidak jelas dan perlu diganti. Berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa ini, semua responden tidak mengetahui arti kata swamedikasi pada kuisioner sehingga peneliti. menambahkan. keterangan. “pengobatan. mandiri”. setelah. kata. swamedikasi. Uji pemahaman bahasa ini dapat dilihat pada lampiran 11. Kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengujian Hasil dari berbagai uji kuisioner mendapatkan 27 pernyataan berisi 14 pernyataan favorable dan 13 pernyataan unfavorable. Pernyataan-pernyataan ini akan dilakukan pengacakan urutan untuk digunakan dalam pretest, posttest 1, dan posttest 2. Tabel I. Kuisioner Penelitian Kuisioner Pretest. Posttest 1. Posttest 2. Penomoran pernyataan favorable 1,2,4,7,9,12,14,15,16,18,. Penomoran pernyataan unfavorable 3,5,6,8,10,11,13,17,19,21,. 20,23,25,27. 22,24,26. 3,5,6,8,10,11,13,17,19,. 1,2,4,7,9,12,14,15,16,18,. 21,22,24,26. 20,23,25,27. 1,2,4,7,9,12,14,15,16,18,. 3,5,6,8,10,11,13,17,19,21,. 20,23,25,27. 22,24,26. 4. Pelaksanaan Pengumpulan Data Sebelum dilaksanakan proses pengumpulan data, peneliti bekerja sama dengan pihak sekolah mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Pengumpulan data dilakukan dalam dua waktu yaitu pada 14 Februari 2019 diadakan pretest, penyuluhan dan posttest 1, dan hari ketujuh setelah dilakukan posttest 1, yaitu pada 21 Februari 2019 untuk diadakan posttest 2 dan pembagian kompensasi sebagai tanda ucapan terima kasih. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula SD Negeri 2 Tegal Ombo pada pukul 10.00 WIB. Dalam kegiatan ini, 42 responden yang diundang seluruhnya hadir untuk mengikuti acara, kemudian peneliti mulai membagikan kuisioner pretest dan menjelaskan mengenai cara pengisian kuisioner mulai dari informed consent, identitas diri, skrining pendahuluan, serta cara menjawab setiap pernyataan pada kuisioner. Setelah seluruh responden. 7.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dipastikan sudah mengerti terkait cara pengisian kuisioner, maka segera dilakukan pretest selama lebih kurang 20 menit. Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan tingkat pengetahuan responden mengenai swamedikasi diare untuk anak sebelum dilakukan intervensi penyuluhan. Setelah pretest selesai, seluruh kuisioner dikumpulkan dan dilanjutkan dengan penyuluhan. Pada saat dilakukan pretest ini, peneliti mengetahui 2 responden yang tidak dapat membaca dan menulis sehingga jumlah responden yang masuk kriteria inklusi menjadi 40 responden. Penyuluhan dilakukan dengan media powerpoint selama lebih kurang 20 menit, setelah penyuluhan diberikan, responden diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas atau membingungkan. Pendamping dalam kegiatan penyuluhan ini merupakan seorang perawat dari Puskesmas Induk Kota Metro yang bernama Yusuf Suprianto, A.Md.,Kep. Setelah sesi tanya jawab selesai, peneliti kemudian membagikan kuisioner posttest 1 untuk diisi oleh responden. Posttest 1 ini dilakukan selama 15 menit. Setelah pengisian kuisioner selesai, kemudian diakhiri dengan pemberian leaflet untuk dibawa pulang oleh responden. Hari. ketujuh. setelah. dilakukan. intervensi. penyuluhan,. peneliti. mengundang 40 responden yang sudah mengikuti pretest dan posttest 1 untuk mengikuti posttest 2, namun jumlah responden yang hadir hanya 37 orang. Posttest 2 dilakukan di tempat yang sama namun peneliti tidak didampingi lagi. Posttest 2 ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pengetahuan responden dibandingkan dengan pretest dan posttest 1. Responden diberikan kuisioner dan diberi waktu selama 15 menit untuk mengisi kuisioner tersebut, setelah selesai, kuisioner langsung dikumpulkan kepada peneliti dan diakhiri dengan pemberian kompensasi berupa cindera mata sebagai tanda ucapan terima kasih dari peneliti. 5. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : a. Editing dan Scoring Data yang didapat terdiri dari 37 responden, setelah responden mengisi kuisioner yang diberikan maka dilakukan editing dan scoring oleh peneliti.. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tanggapan pada setiap pernyataan dalam kuisioner akan diberi skor yang berbeda sesuai dengan jenis jawabannya. Ketentuan scoring pada pernyataan favorable akan diberikan skor 1 apabila responden menjawab “benar” dan akan diberikan skor 0 bila responden menjawab “salah”. Ketentuan scoring pada pernyataan unfavorable akan diberikan skor 1 bila responden menjawab “salah” dan akan diberikan skor 0 bila responden menjawab “benar”. Setelah selesai scoring, data kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi program microsoft excel. b. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran populasi asal data. Uji normalitas ini menggunakan statistik non parametrik dengan teknik uji Saphiro-Wilk (sampel < 50). Berdasarkan hasil yang diperoleh, data penelitian tidak terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai p pada pretest 0,010, pada posttest 1 dan posttest 2. . Hasil uji normalitas dapat dilihat pada. lampiran 13. c. Uji Hipotesis Pada hasil uji normalitas yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini tidak normal (p value < 0,05), sehingga uji hipotesisnya menggunakan uji Wilcoxon. Pada analisis data menggunakan uji Wilcoxon ini, hipotesis diterima bila p-value < 0,05 dan hipotesis ditolak jika pvalue > 0,05. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%.. 9.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Responden yang bersedia mengisi kuisioner dan mengikuti penelitian secara penuh sebanyak 37 responden. Beberapa aspek karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan, dan pekerjaan. Tabel II. Distribusi Karakteristik Responden Jumlah Responden. Persentase. (n = 37). (%). 2. 5,4. Dewasa awal (26-35) Dewasa akhir (36-45) Lansia awal (46-55) Lansia akhir (56-65) Pendidikan Terakhir. 12 14 8 1. 32,4 37,9 21,6 2,7. SD SMP SMA S1 Pekerjaan Responden. 9 13 5 10. 24,3 35,1 13,5 27,1. Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Petani PNS. 14 8 10 5. 37,8 21,6 27,1 13,5. Karakteristik responden Usia (tahun) Remaja akhir (17-25). Berdasarkan data pada Tabel II, usia responden dikelompokkan menjadi 5 berdasarkan Kemenkes RI (2010). Dalam penelitian ini, responden yang hadir paling banyak berada pada rentang usia dewasa akhir yaitu sebanyak 37,9%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wawan dan Dewi (2011), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pada kelompok usia dewasa, apabila kesehatannya terganggu, orang dewasa akan mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan sendiri.. 10.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pada Tabel II, pendidikan terakhir responden terbanyak adalah lulusan SMP sebanyak 35,1%. Perbedaan tingkat pendidikan dapat menyebabkan perbedaan penggunaan pelayanan kesehatan oleh individu yang berkaitan dengan pengetahuan kesehatan, nilai, dan sikap (Notoatmodjo, 2005). Pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga, sebesar 37,8%. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan terkait swamedikasi karena melalui pekerjaan tersebut masyarakat akan lebih sering melakukan komunikasi dengan orang lain, dan setiap proses yang dijalani selama bekerja setidaknya mempengaruhi pola pikir masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pengobatan yang diambil (Husnawati dkk, 2015). 2. Skrining Pendahuluan Setelah responden mengisi lembar identitas dengan lengkap, responden lalu mengisi skrining pendahuluan berupa 4 pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui latar belakang riwayat swamedikasi responden yang mungkin berpengaruh pada tingkat pengetahuan responden.. 24%. Pernah Tidak pernah. 76%. Gambar 2. Persentase responden melakukan pengobatan diare secara mandiri Berdasarkan pertanyaan “Apakah Anda pernah melakukan pengobatan diare secara mandiri?”, didapatkan sebanyak 76% responden pernah melakukan swamedikasi dan 24% responden menyatakan tidak pernah melakukan swamedikasi. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pernah atau tidaknya masyarakat melakukan swamedikasi mungkin berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang swamedikasi diare.. 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21%. Oralit 79%. Lain-lain*. Keterangan: *Sawo mentah, rebusan daun jambu, Diapet®, campuran air putih ditambah gula dan garam Gambar 3. Persentase obat yang pernah digunakan Berdasarkan pertanyaan “Obat apa yang pernah Anda gunakan dalam penanganan diare pada anak?”, didapatkan sebanyak 79% responden menggunakan oralit untuk mengatasi diare. Hal ini sudah sesuai dengan manajemen terapi berdasarkan Dipiro et al (2011) yaitu penanganan diare secara non farmakologi dapat diberikan rehidrasi oral (oralit), diet makanan dan sebagainya. Sebanyak 21% responden yang menggunakan obat lain untuk mengatasi diare pada anak menyebutkan oralit buatan dalam rumah tangga (rebusan daun jambu, campuran air putih ditambah gula dan garam), obat herbal dalam bentuk langsung (jamu) dan obat herbal dalam bentuk olahan (Diapet®) untuk mengatasi diare, hal ini mungkin juga disebabkan karena responden tinggal di daerah pedesaan dan lokasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek, serta tempat praktek dokter berada jauh di luar desa sehingga memungkinkan untuk memperoleh obat-obat tradisional dibandingkan obat sintetis. 3%. 47%. Apotek Toko obat Warung terdekat Lain-lain*. 40%. 10%. Keterangan: *Kebun Gambar 4. Persentase tempat memperoleh obat Berdasarkan pertanyaan “Dimanakah Anda memperoleh obat untuk penanganan diare pada anak?”, menunjukkan bahwa sebanyak 47% responden memperoleh obat untuk swamedikasi di warung terdekat, dan 40% responden memperoleh obat dari Apotek. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian orang 12.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sudah menyadari bahwa tempat memperoleh obat yang paling tepat adalah di Apotek, meskipun begitu posisi warung yang berada di desa cukup strategis sehingga lebih berperan serta dalam upaya swamedikasi yang dilakukan oleh masyarakat. Responden yang menjawab lain-lain menyebutkan kebun sebagai tempat untuk memperoleh obat. Hal ini sesuai dengan jawaban responden pada skrining tempat memperoleh obat yang telah disebutkan sebelumnya. 5%. 3% 3%. 27%. 62%. Keluarga Tetangga Iklan Media sosial Lain-lain*. Keterangan : *Pemikiran sendiri Gambar 5. Persentase sumber informasi terkait obat Berdasarkan pertanyaan “Dari manakah Anda memperoleh informasi terkait obat diare untuk anak?”, data yang didapat sebanyak 62% responden memperoleh informasi terkait obat dari keluarga, dan 27% responden memperoleh informasi dari tetangga. Hal ini menunjukkan besarnya peranan keluarga, teman, maupun saudara dalam mempengaruhi seseorang untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan secara mandiri. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, hal inilah yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dilihat, didengar, atau dirasa yang sebagian besar berasal dari keluarga, teman, maupun saudara. 3. Pengaruh penyuluhan swamedikasi diare pada anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu Pada penelitian ini, sebanyak 37 responden ibu-ibu yang memiliki anak berusia antara 7-12 tahun (anak usia SD/setingkat) diukur tingkat pengetahuan mengenai obat swamedikasi diare pada 3 kali pengukuran, yaitu pretest sebelum diberikan penyuluhan, posttest 1 setelah penyuluhan, dan posttest 2 pada hari. 13.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ketujuh setelah dilakukan posttest 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pengetahuan pretest, posttest 1, dan posttest 2 sebagai berikut : Tabel III. Nilai rata-rata responden Hasil uji. Nilai rata-rata. Pretest. 20,27. Posttest 1. 22,86. Posttest 2. 22,97. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel III, diketahui bahwa dari 37 responden yang mengikuti penelitian dari awal sampai selesai, didapat rata-rata nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 terjadi peningkatan, walaupun pada posttest 1 ke posttest 2 hanya meningkat 0,11 dari nilai sebelumnya. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan secara keseluruhan dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang menunjukkan pengetahuan responden meningkat karena adanya edukasi berupa penyuluhan. a. Perbedaan nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon dilakukan untuk membuktikan hipotesis dalam mengetahui pengaruh penyuluhan swamedikasi diare pada anak terhadap tingkat pengetahuan ibu. Uji hipotesis ini dilakukan dengan interpretasi hasil melalui uji pretest, posttest 1, dan posttest 2, yaitu apabila nilai p < 0,05, keputusan uji statistik yang diperoleh hipotesis diterima. Tabel IV. Nilai p pretest, posttest 1, posttest 2 Perbandingan uji p value Pretest – Posttest 1. 0,001. Posttest 1 – Posttest 2. 0,190. Pretest – Posttest 2. < 0,001. Pengaruh metode penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan responden mengenai obat swamedikasi diare dapat diketahui dari hasil perbandingan nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2. Data pada Tabel IV menunjukkan hasil uji Wilcoxon pada pretest dibandingkan dengan posttest1, dan pretest dibandingkan dengan posttest 2 didapatkan nilai p < 0,05 sehingga secara statistik terdapat. 14.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan. Meningkatnya pengetahuan responden ini dapat terjadi karena media dan bahasa yang digunakan serta teknik diskusi dalam proses penyuluhan sudah tepat dan dapat diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinuhaji (2018) bahwa pemberian penyuluhan ternyata mampu meningkatkan pengetahuan ibu. Selain itu juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2002) membuktikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu. Pada posttest 1 dibandingkan dengan posttest 2 didapatkan nilai p > 0,05 sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna sesudah diberikan edukasi berupa penyuluhan (posttest 1) dengan hari ketujuh setelah penyuluhan (posttest 2). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan atau penurunan pengetahuan responden yang tidak signifikan yang berarti bahwa tingkat pengetahuan responden tetap, dalam hal ini jumlah jawaban benar responden pada posttest 2 tidak berbeda jauh dengan posttest 1 sehingga diketahui bahwa responden masih mengingat materi penyuluhan yang disampaikan setelah jeda waktu tujuh hari. Hal ini dapat dikaitkan dengan karakteristik usia responden terbanyak pada penelitian ini adalah usia dewasa akhir dimana menurut penelitian yang dilakukan oleh Rubiyanto, Rosmimi, dan Untari (2018), apabila semakin bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan tentang swamedikasi yang diperolehnya semakin baik. Peningkatan pengetahuan responden ini juga kemungkinan berkaitan dengan pekerjaan responden yang rata-rata sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga, apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit, maka ibu rumah tangga tersebutlah yang sering melakukan swamedikasi terutama swamedikasi diare akut sehingga mendorong keingintahuan untuk mencari informasi yang benar terkait swamedikasi diare akut tersebut (Rubiyanto, Rosmimi, dan Untari, 2018).. 15.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Data per dimensi dalam kuisioner Untuk melihat adanya peningkatan pengetahuan responden terkait swamedikasi diare secara rinci, maka data dikelompokkan berdasarkan masingmasing dimensi sebagai berikut : Tabel V. Dimensi definisi swamedikasi dan definisi diare Pernyataan. Jumlah responden dengan jawaban benar Pre. Post 1. Post 2. 35. 36. 23. 22. 26. 29. 14. 16. 35. 24. 27. 26. 35. 37. 37. 33. 32. 32. Signifikansi PrePost1. Post1Post2. PrePost2. 0,193. 0,029. 0,005. 0,360. 0,745. 0,585. Definisi swamedikasi. 1. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi) termasuk menggunakan obat-obatan sisa yang disimpan di rumah 2. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi) termasuk memperoleh obat dengan resep dokter 3. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi) merupakan suatu upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri Definisi Diare. 1. Diare tidak termasuk ketika seseorang mengalami buang air besar berupa air saja 2. Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar dengan feses yang lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja 3. Diare merupakan kondisi saat seseorang mengalami buang air besar satu kali dalam sehari. Berdasarkan data pada Tabel V diketahui bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada posttest 2 pernyataan 1 dimensi definisi swamedikasi. Hal ini kemungkinan terjadi karena secara karakteristik, usia responden terbanyak pada. 16.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penelitian ini adalah usia dewasa akhir yang memungkinkan terjadinya penurunan pengetahuan pada hari ketujuh setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan. Maulana (2007) menyebutkan bahwa ada faktor fisik yang menghambat proses belajar pada orang dewasa seperti gangguan penglihatan dan pendengaran sehingga membuat penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan bekerja. Selain itu, beberapa kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya penurunan pengetahuan responden pada pernyataan ini adalah adanya sumber informasi lain yang mungkin didapatkan oleh responden melalui sumber-sumber informasi non formal yang dapat mempengaruhi responden selama tujuh hari setelah diberikan edukasi dan ketidakmampuan peneliti untuk mengatasi hal tersebut. Berbeda dengan pernyataan 1 dimensi definisi swamedikasi, pada pernyataan 3 justru terjadi peningkatan yang signifikan baik pada posttest 1 maupun posttest 2. Hasil yang berbeda pada pernyataan 3 ini kemungkinan disebabkan karena pada pernyataan 3 responden lebih terbantu memahami definisi swamedikasi dari keterangan ”pengobatan secara mandiri” sebelum kata swamedikasi yang memudahkan untuk diingat dan dipahami sehingga tingkat pengetahuan respondenpun meningkat secara signifikan pada pernyataan ini. Pada dimensi definisi diare terlihat bahwa secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan. Berdasarkan data pada tabel diketahui bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan memang sudah tinggi, yang berarti bahwa sebelumnya responden sudah mengetahui tentang definisi diare sehingga pada dimensi ini peningkatan pengetahuan responden tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rubiyanto, Rosmimi, dan Untari (2018) bahwa sebelum diberikan edukasi, sudah banyak responden yang mengetahui tentang definisi diare, dari 60 responden terdapat 47 responden yang sudah paham terkait definisi diare.. 17.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel VI. Dimensi penyebab, gejala, dan pencegahan diare Jumlah responden dengan jawaban benar Pernyataan Pre. Post 1. Post 2. 34. 34. 36. 35. 36. 35. 9. 30. 35. 17. 29. 32. 15. 28. 27. 32. 30. 34. 34. 33. 35. Signifikansi PrePost1. Post1 Post2. PrePost2. Penyebab diare. 1. Keracunan makanan merupakan salah satu penyebab diare 2. Lingkungan yang kotor tidak akan menyebabkan diare 3. Stress karena ujian atau akan bepergian dapat menyebabkan diare 4. Terbatasnya ketersediaan air bersih bukan merupakan penyebab diare. 0,564. Gejala Diare. 1. Sakit atau kejang pada perut tidak termasuk gejala diare 2. Salah satu gejala diare adalah ketika seseorang mengalami buang air besar dengan kotoran atau feses berupa padat 3. Buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari merupakan salah satu gejala diare. 18. 0,085. 0,225. 0,006.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lanjutan Tabel VI Jumlah responden dengan jawaban benar Pernyataan Pre. Post 1. Post 2. 25. 26. 31. 25. 32. 28. 34. 34. 34. 34. 36. 37. Signifikansi PrePost1. Post1 Post2. PrePost2. Pencegahan Diare. 1. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, serta sebelum menyiapkan makanan tidak termasuk pencegahan penyakit diare 2. Menggunakan jamban yang bersih dan berfungsi baik tidak termasuk dalam pencegahan penyakit diare 3. Ketersediaan air bersih yang cukup dapat membantu mencegah terjadinya diare 4. Sampah yang tidak dikelola dengan baik merupakan salah satu penyebab diare. 0,086. 0,527. 0,047. Berdasarkan data pada Tabel VI pernyataan 1 dan 2 dimensi penyebab diare terlihat bahwa pengetahuan responden tidak mengalami peningkatan secara signifikan, namun dapat dilihat bahwa pada kedua pernyataan ini pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan sudah tinggi, yaitu sebanyak 34 dan 35 responden dari total 37 responden. Hal ini mungkin karena penyebab diare pada pernyataan 1 dan 2 sudah tidak asing lagi bagi responden sehingga pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi sudah baik. Berbeda dengan pernyataan 3 dan 4, terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan baik pada posttest 1 maupun posttest 2. Hal ini berarti bahwa banyak responden yang semakin mengerti bahwa stress dan ketersediaan air bersih dapat menjadi penyebab diare khususnya pada anak. Peningkatan pengetahuan responden ini mungkin juga karena sesudah diberikan edukasi, responden menerapkan apa yang didapatkan. 19.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. selama penyuluhan sehingga responden menjadi semakin paham terkait penyebab diare ini. Pada pernyataan 1 dimensi gejala diare terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan pada posttest 1, hal ini menunjukkan semakin banyak responden yang mengetahui bahwa sakit atau kejang pada perut merupakan salah satu gejala diare, namun pada hari ketujuh setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan terjadi penurunan tingkat pengetahuan responden. Demikian halnya dengan pernyataan 2 dan 3 pada posttest 1 terjadi penurunan tingkat pengetahuan responden. Hal ini kemungkinan disebabkan karena beberapa faktor eksternal seperti adanya responden yang terburu-buru untuk segera melanjutkan aktivitas mereka, mengingat bahwa karakteristik pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga dan petani sehingga mungkin responden tidak membaca pernyataan pada kuisioner secara lengkap sehingga responden yang awalnya sudah paham dan menjawab benar justru menjadi salah karena keterbatasan waktu yang dimiliki responden dan ketidakmampuan peneliti untuk mengatasi hal tersebut. Pada dimensi pencegahan diare, terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan, namun terjadi penurunan pada pernyataan 2 posttest 2. Peningkatan pengetahuan pada dimensi ini mungkin dikarenakan responden menerapkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya diare pada anak sehingga responden semakin paham dan tetap mengingat sampai hari ketujuh setelah penyuluhan. Penurunan pada pernyataan 2 posttest 2 kemungkinan disebabkan karena pernyataan ini merupakan pernyataan unfavorable sehingga beberapa responden yang terburuburu dan tidak membaca pernyataan dengan lengkap mungkin berpengaruh pada hasil jawaban responden. Selain itu, kemungkinan lain yang menyebabkan penurunan pada posttest 2 pernyataan 2 ini adalah adanya hal-hal yang menjadi hambatan dalam proses peningkatan pengetahuan seperti rerata usia responden yang tidak muda sehingga lebih lambat dalam penerimaan informasi dan akan mengalami penurunan dalam suatu waktu tertentu (Supardi, Sampurno, dan Notosiswoyo, 2004).. 20.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel VII. Dimensi obat diare, cara pakai obat, dan kapan harus ke dokter. Pernyataan. Jumlah responden dengan jawaban benar Pre. Post 1. Post 2. 36. 37. Signifikansi PrePost1. Post1Post2. PrePost2. 0,729. 0,796. 0,669. 0,023. 0284. 0,003. Obat Diare. 1. Oralit merupakan obat diare yang dapat mengganti cairan tubuh yang keluar bersama tinja sehingga tidak terjadi dehidrasi 2. Obat kombinasi kaolinpektin dapat mengurangi jumlah buang air besar, memadatkan tinja, dan menyerap racun pada penderita diare 3. Pemberian obat zinc tidak dianjurkan dalam pengobatan diare akut. 37. 33. 35. 37. 25. 25. 23. 6. 19. 24. 29. 36. 36. 31. 27. 27. Cara Pakai Obat Diare. 1. Apabila diare sudah berhenti, pemberian obat zinc boleh dihentikan walaupun kurang dari 10 hari 2. Untuk anak usia 6-12 tahun, attapulgit diminum 1 tablet setiap sesudah buang air besar 3. Diare tanpa dehidrasi yang dialami pada anak berusia di atas 5 tahun dapat diberikan oralit 1 gelas setiap kali anak diare. 21.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lanjutan Tabel VII. Pernyataan. Jumlah responden dengan jawaban benar Pre. Post 1. Post 2. 35. 36. 37. 34. 34. 36. Signifikansi PrePost1. Post1Post2. PrePost2. 0,864. 0,033. 0,020. Kapan Harus ke Dokter. 1. Penderita diare harus segera dibawa ke dokter apabila terdapat darah atau lendir pada tinja 2. Klinik merupakan salah satu tempat tujuan penderita diare jika mengalami buang air besar dengan darah atau lendir pada tinja 3. Diare yang disertai demam, muntah dan rasa sakit yang tidak tertahankan pada bagian perut dapat ditangani dengan pengobatan mandiri tanpa perlu dibawa ke dokter 4. Apabila diare terjadi lebih dari 48 jam secara terus menerus maka penderita diare belum perlu untuk dibawa ke dokter. 31. 28. 32. 31. 34. 36. Berdasarkan data pada Tabel VII dimensi obat diare diketahui bahwa nilai p dari perbandingan ketiganya menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan, dan hari ketujuh setelah penyuluhan. Hal ini juga dapat dilihat dari jumlah responden dengan jawaban benar pada ketiga pernyataan tidak meningkat secara signifikan. Pada pernyataan 1 tentang oralit, terlihat bahwa semua responden sudah menjawab benar pada pretest dan posttest 2, hal ini mungkin terjadi karena pada skrining pendahuluan telah disebutkan bahwa sebagian besar responden menggunakan oralit untuk penanganan diare pada anak, sehingga responden sudah tidak asing lagi dengan oralit. Sedangkan pada. 22.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pernyataan 3 tentang pemberian obat zinc pada diare akut, tidak terjadi peningkatan pada posttest 1 dan menurun pada posttest 2. Dalam hal ini diketahui bahwa responden mungkin terlalu asing dengan obat zinc sehingga kemungkinan untuk lupa dan kurang paham lebih besar dibandingkan dengan pernyataan tentang obat lain yang mungkin sudah pernah dikenal responden sebelumnya. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Illahi, Firnanda, dan Sidharta (2016) bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan apapun memiliki pengetahuan yang baik mengenai oralit, sedangkan untuk penggunaan zinc, sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan apapun masih banyak yang belum mengetahui terkait obat zinc ini. Pada dimensi cara pakai obat diare diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan yang cukup signifikan pada pernyataan 1. Peningkatan pengetahuan tentang cara pakai obat zinc ini kemungkinan karena banyaknya responden yang belum mengetahui terkait penggunaan obat zinc untuk penanganan diare akut sehingga responden menjadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh terkait obat zinc dengan cara mendengarkan dan memahami pada saat diberikan penyuluhan. Hal ini juga diketahui dari adanya responden yang menanyakan terkait obat zinc pada saat diskusi sehingga memperbesar kemungkinan untuk semakin banyak responden yang paham tentang cara pakai obat zinc ini. Pada pernyataan 2 dan 3, jumlah responden dengan jawaban benar tidak terjadi peningkatan atau penurunan (tetap) sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna antara sesudah penyuluhan dengan hari ketujuh setelah penyuluhan. Tidak adanya peningkatan pada posttest 1 ke posttest 2 ini mungkin disebabkan karena adanya beberapa hambatan dalam proses peningkatan pengetahuan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supardi, Sampurno, dan Notosiswoyo (2004) beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam proses peningkatan pengetahuan adalah adanya beberapa responden yang hadir dengan membawa anak kecil/bayi sehingga kemungkinan perhatian mereka terbagi dan tidak bisa menerima materi secara penuh dan mungkin sebagian besar materi yang terlewatkan adalah pada dimensi ini. Selain itu, pemberian leaflet pada dimensi ini juga tidak berpengaruh besar terlihat dari tidak adanya peningkatan posttest 2. 23.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pada pernyataan 2 dan 3. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Norviatin dan Adiguna (2016) bahwa pemberian leaflet menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu tentang diare sebelum dan sesudah diberi leaflet, dimana pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu tidak menjadi lebih baik setelah diberi leaflet meskipun ada beberapa aspek yang meningkat. Berbeda dengan dimensi cara pakai obat diare, pada dimensi kapan harus ke dokter, diketahui bahwa peningkatan jumlah responden dengan jawaban benar dari pretest ke posttest 1 pada keempat pernyataan tidak signifikan dengan sedikit peningkatan yang terjadi, namun pada posttest 1 ke posttest 2 terjadi perbedaan yang signifikan terutama pada pernyataan 3. Meskipun demikian, pada dimensi ini tingkat pengetahuan responden pada awal sebelum diberikan penyuluhan memang sudah tinggi, sehingga diketahui bahwa masyarakat memang sudah paham terkait kapan harus ke dokter ketika anak mengalami diare yang tidak dapat diatasi dengan swamedikasi. Berdasarkan hasil per dimensi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah dilakukan penyuluhan dilihat dari peningkatan nilai total rata-rata jawaban responden. Namun bila dilihat dari nilai p pada uji Wilcoxon posttest 1 ke posttest 2 didapat p>0,05 sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna antara sesudah penyuluhan (posttest 1) dan hari ketujuh setelah penyuluhan (posttest 2). Bila dilihat perdimensi, ada beberapa pernyataan pada masing-masing dimensi yang tidak meningkat yang mungkin disebabkan karena beberapa hal yang mungkin menjadi hambatan dalam proses peningkatan pengetahuan seperti rerata usia responden yang tidak muda sehingga lebih lambat dalam menerima informasi, pendidikan responden dengan persentase terbesar pada tingkat SMP sehingga lebih lambat untuk mengadopsi semua pesan yang disampaikan, kondisi ruangan, ukuran bangku dan meja SD tidak sesuai untuk orang dewasa, juga tangis bayi atau suara anak yang dibawa sasaran mungkin mempengaruhi proses penerimaan pesan. Selain itu, adanya beberapa faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti seperti keterbatasan waktu. 24.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang dimiliki responden serta adanya informasi lain yang diperoleh responden selama rentang waktu tujuh hari setelah diadakan penyuluhan juga mungkin berpengaruh, sehingga bila dilakukan penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada dimensi dan pernyataan-pernyataan yang tidak meningkat pada penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini diantaranya waktu penelitian yang terbatas, selain itu, penelitian ini hanya melihat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu tanpa dihubungkan dengan karakteristik responden secara rinci sehingga tidak diketahui apakah karakteristik responden berpengaruh besar pada hasil penelitian ini.. 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan hasil analisis statistik yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakteristik responden di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur sebanyak 37,9% responden pada rentang usia 36-45 tahun dengan rata-rata pendidikan terakhir responden pada jenjang SMP sebanyak 35,1% dan pekerjaan responden terbanyak sebagai ibu rumah tangga (37,8%). 2. Terdapat pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu dengan nilai signifikansi pretest-posttest1, pretest-posttest2, dan posttest1-posttest2 berturut-turut 0,001 ;. , dan. 0,190, dengan nilai rata-rata pretest 20,27 dan meningkat ketika diberikan penyuluhan dengan nilai rata-rata posttest 1 22,86, dan meningkat lagi pada hari ketujuh setelah dilakukan penyuluhan dengan nilai rata-rata posttest 2 22,97. Saran 1. Perlunya diadakan penyuluhan secara rutin di berbagai desa untuk menambah pengetahuan terkait swamedikasi terutama tentang diare pada anak untuk mengurangi kesalahan praktik swamedikasi yang masih banyak dilakukan masyarakat terkhusus di daerah pedesaan yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan. 2. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam penggunaan obat swamedikasi diare untuk anak lebih difokuskan pada macam-macam obat diare (oralit dan zinc), cara penggunaan obat diare, dan gejala diare.. 26.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuisioner : Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta, hal. 11-22. Dahlan, M. S., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta, hal. 9, 48-51. Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta, hal. 48-51. Dinas Kesehatan Lampung, 2014. Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2014. Bandar Lampung, hal. 91. Dinas Kesehatan Lampung, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar Lampung, hal. 194. Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey, L. M., 2011. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. McGraw-Hill Companies, Inc. United States. Humrah, Safiyanthy, I., Wong, A., dan Mukarramah, S., 2018. Gambaran Pengetahuan Ibu Balita dalam Penanganan Awal Balita Diare di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2017. Jurnal Bidan “Midwife Journal”. 5 (1). Husnawati, Fernando, A., Pratami, A.A., Aryani, F., 2015. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Swamedikasi di Apotek-apotek Pekanbaru. Jurnal Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik. 5. Illahi, R. K., Firnanda, F., dan Sidharta, B., 2016. Tingkat Pendidikan Ibu dan Penggunaan Oralit dan Zinc pada Penanganan Pertama Kasus Diare Anak Usia 1-5 Tahun : Sebuah Studi di Puskesmas Janti Malang. Pharmaceutical Journal of Indonesia. 2 (1). Kementrian Kesehatan RI, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Kementrian Kesehatan Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.. 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kementrian Kesehatan RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI, 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Maulana, H. 2007. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Meriati, N. W. E., Goenawi, L. R., dan Wiyono, W., 2013. Dampak Penyuluhan Pada Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemilihan dan Penggunaan Obat Batuk Swamedikasi di Kecamatan Malalayang. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (3). Norviatin, D., dan Adiguna, T.Y., 2016. Pengaruh Penyuluhan dan Pemberian Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan, Perilaku, dan Sikap Ibu Tentang Diare pada Balita di Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka. Jurnal Ilmiah Kohesi. 16 (1). Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Rubiyanto, Rosmimi, M., dan Untari, E. K., 2018. Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut di Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal Pendidikan. 16 (1). Sinuhaji, L. N., 2018. Efektifitas Penyuluhan dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Tentang Gizi Buruk di Dusun VII Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Utara Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kohesi. 1. Supardi, S., 2002. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Bayi/Anak Balita Serta Persepsi Masyarakat dalam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan Pneumonia. Buletin Penelitian Kesehatan. Supardi, S., Sampurno, O. D., Notosiswoyo, M., 2004. Pengaruh Penyuluhan Obat Terhadap Peningkatan Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturan. Buletin Penelitian Kesehatan. 32 (4). Umar, H., 2010. Metode Riset Bisnis : Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan Riset Dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang. Wawan, A., dan Dewi, M., 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.. 28.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. 29.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 2 Ethical Clearance. 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 3 Surat Keterangan Lisensi SPSS. 32.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN Saya, Monika Gita Kurniasih dari Prodi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penyuluhan Obat Swamedikasi Diare Untuk Anak Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu Di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur”. Maka saya mohon kesediaan ibu-ibu yang melakukan swamedikasi (pengobatan mandiri) diare untuk anak berusia 7-12 tahun, terdaftar sebagai masyarakat Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur untuk menjadi responden dalam penelitian ini. A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Jika Anda menyetujui untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian, Anda dapat mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat untuk berhenti dalam partisipasi tanpa dikenakan denda ataupun sanksi apapun. Tidak ada konsekuensi bagi Anda jika tidak bersedia menjadi responden. B. Prosedur Penelitian Jika Anda setuju untuk menjadi responden, Anda diminta menandatangani lembar pernyataan kesediaan menjadi responden sebanyak dua rangkap, satu untuk Anda simpan dan satu untuk peneliti. C. Kewajiban Subjek Penelitian Sebagai subjek penelitian, Anda memiliki kewajiban untuk mengisi kuisioner yang telah peneliti buat. Apabila ada hal yang kurang jelas, dapat ditanyakan kepada peneliti. D. Risiko Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan tidak akan menimbulkan risiko karena tidak terdapat tindakan invasif (pemberian obat). Pengisian kuisioner akan berlangsung ± 30 menit, sehingga ada risiko kehilangan waktu selama pengisian kuisioner. Meskipun demikian, Anda dapat berhenti kapan saja jika merasa tidak nyaman untuk mengikuti penelitian. E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi terkait pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu di desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur. 2. Dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai dasar pengembangan model edukasi penyuluhan sehubungan dengan peningkatan pengetahuan penggunaan obat swamedikasi.. 33.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Kerahasiaan Semua informasi yang berhubungan dengan identitas responden akan dijaga kerahasiaannya dan hanya diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan tanpa identitas subjek penelitian. G. Kompensasi Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan Ibu-ibu menjadi responden sehingga membantu berlangsungnya penelitian ini. Kompensasi tersebut berupa dompet dan gantungan kunci. H. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih lanjut dapat ditanyakan kepada peneliti Monika Gita Kurniasih melalui pertanyaan langsung atau sms/telp. ke nomor 081228268243 / 085664618701 (WA) atau kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.. Yogyakarta,. Februari 2019 Peneliti. Monika Gita Kurniasih. 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 5 LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama. :. Usia/Tanggal Lahir : Alamat. :. No.Telp/HP. :. Menyatakan bahwa : 1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian berjudul : “Pengaruh Penyuluhan Obat Swamedikasi Diare Untuk Anak Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur” 2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kondisi: a. Secara sukarela untuk mengisi kuisioner pretest dan posttest (1 dan 2) serta mengikuti kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dan data kuisioner tersebut digunakan untuk kepentingan penelitian. b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah 3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai suatu informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat swamedikasi diare.. Yogyakarta,. Februari 2019. Yang membuat pernyataan,. (…………………………….). 35.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 6 Lembar Identitas Responden Tuliskan identitas Anda pada tempat yang telah tersedia di bawah ini. Data ini hanya untuk keperluan penelitian saja dan dijamin kerahasiaannya. Nama. :. Umur. :. Pendidikan terakhir. :. Pekerjaan. :. Penghasilan keluarga : No. HP. :. Alamat (RT/RW). :. No. Rumah. :. Kampung/Dusun. :. Desa. :. Kecamatan. :. 36.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 7 SKRINING PENDAHULUAN Data ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian saja dan dijamin kerahasiaannya. 1. Apakah Anda pernah melakukan pengobatan diare secara mandiri? a. Pernah b. Tidak pernah (jika pernah, jawablah pertanyaan berikut) 2. Obat apa yang pernah Anda gunakan dalam penanganan diare pada anak? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Oralit b. Karbo adsorben c. Kombinasi kaolin-pektin d. Attapulgit e. Zinc f. Lain-lain : (sebutkan) 3. Dimanakah Anda memperoleh obat tersebut? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Apotek b. Toko obat c. Warung terdekat d. Lain-lain : (sebutkan) 4. Dari manakah Anda memperoleh informasi terkait obat tersebut? (jawaban boleh lebih dari 1) a. Keluarga b. Tetangga c. Iklan d. Media sosial e. Lain-lain : (sebutkan). 37.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 8 Kuisioner Penelitian. Tingkat Pengetahuan mengenai Swamedikasi Diare Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pernyataan di bawah ini. JAWABAN BENAR SALAH. PERNYATAAN 1.. 2.. 3. 4. 5. 6.. 7. 8. 9. 10. 11.. 12.. 13. 14.. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi) termasuk menggunakan obat-obatan sisa yang disimpan di rumah Oralit merupakan obat diare yang dapat mengganti cairan tubuh yang keluar bersama tinja sehingga tidak terjadi dehidrasi Apabila diare sudah berhenti, pemberian obat zinc boleh dihentikan walaupun kurang dari 10 hari Keracunan makanan merupakan salah satu penyebab diare Sakit atau kejang pada perut tidak termasuk gejala diare Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, serta sebelum menyiapkan makanan tidak termasuk pencegahan penyakit diare Penderita diare harus segera dibawa ke dokter apabila terdapat darah atau lendir pada tinja Diare tidak termasuk ketika seseorang mengalami buang air besar berupa air saja Untuk anak usia 6-12 tahun, attapulgit diminum 1 tablet setiap sesudah buang air besar Lingkungan yang kotor tidak akan menyebabkan diare Menggunakan jamban yang bersih dan berfungsi baik tidak termasuk dalam pencegahan penyakit diare Klinik merupakan salah satu tempat tujuan penderita diare jika mengalami buang air besar dengan darah atau lendir pada tinja Pengobatan secara mandiri (swamedikasi) termasuk memperoleh obat dengan resep dokter Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar dengan feses yang lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja 38.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Obat kombinasi kaolin-pektin dapat mengurangi jumlah buang air besar, memadatkan tinja, dan menyerap racun pada penderita diare 16. Stress karena ujian atau akan bepergian dapat menyebabkan diare 17. Salah satu gejala diare adalah ketika seseorang mengalami buang air besar dengan kotoran atau feses berupa padat 18. Ketersediaan air bersih yang cukup dapat membantu mencegah terjadinya diare 19. Diare yang disertai demam, muntah dan rasa sakit yang tidak tertahankan pada bagian perut dapat ditangani dengan pengobatan mandiri tanpa perlu dibawa ke dokter 20. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi) merupakan suatu upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri 21. Diare merupakan kondisi saat seseorang mengalami buang air besar satu kali dalam sehari 22. Pemberian obat zinc tidak dianjurkan dalam pengobatan diare akut 23. Diare tanpa dehidrasi yang dialami pada anak berusia di atas 5 tahun dapat diberikan oralit 1 gelas setiap kali anak diare 24. Terbatasnya ketersediaan air bersih bukan merupakan penyebab diare 25. Sampah yang tidak dikelola dengan baik merupakan salah satu penyebab diare 26. Apabila diare terjadi lebih dari 48 jam secara terus menerus maka penderita diare belum perlu untuk dibawa ke dokter 27. Buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari merupakan salah satu gejala diare. 39.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 9. 40.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 10 Nilai uji reliabilitas. Case Processing Summary N Valid Cases. a. Excluded Total. % 30. 100.0. 0. .0. 30. 100.0. a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.. Reliability Statistics Cronbach's. N of Items. Alpha .680. 28. 41.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 11 Uji Pemahaman Bahasa (halaman 1). 42.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Uji Pemahaman Bahasa (halaman 2). 43.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 12 Data Karakteristik dan Nilai Pretest, Posttest Responden Penelitian Usia 29 45 32 34 44 39 35 50 32 44 44 24 28 25 34 34 49 41 38 30 45 40 46 45 49 34 32 64 54 50 41 45 51 53 41 33 39. Pendidikan SMP SD SD SMP SMP SMA SD SMA SD SMP SMP S1 S1 SMA S1 SMP SMP SD S1 SMP SD SD SMP SMA SD SMP SMP S1 S1 S1 S1 SD S1 S1 SMP SMA SMP Rata-rata. Pekerjaan WS Petani Petani IRT Petani IRT IRT Petani IRT IRT Petani PNS PNS WS PNS IRT Petani Petani WS IRT Petani Petani WS WS IRT Petani IRT PNS PNS IRT IRT IRT IRT IRT WS WS WS. 44. Pre 22 18 18 20 23 19 21 18 15 17 22 22 22 22 22 18 20 22 21 17 22 22 14 22 18 17 18 23 24 22 23 21 22 20 22 25 16 20,27. Post 1 25 23 14 26 25 15 19 23 23 14 25 22 20 24 24 23 22 25 24 19 27 26 25 25 27 25 25 20 26 24 26 23 22 21 24 22 23 22,86. Post 2 27 24 19 25 25 15 22 26 23 15 25 21 18 25 26 26 23 25 25 21 26 26 26 27 26 26 17 23 25 24 26 22 23 20 27 13 17 22,97.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality a. Kolmogorov-Smirnov Statistic. df. Shapiro-Wilk. Sig.. Statistic. df. Sig.. Pretest. .231. 37. .000. .919. 37. .010. Posttest1. .192. 37. .001. .854. 37. .000. Posttest2. .217. 37. .000. .850. 37. .000. a. Lilliefors Significance Correction. Lampiran 14 Hasil Uji Wilcoxon pada Data Total. a. Test Statistics Posttest1 -. Posttest2 -. Pretest. Posttest1 b. Z. Pretest b. -3.361. Asymp. Sig. (2-tailed). Posttest2 -. -1.310. .001. b. -3.639. .190. .000. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. Lampiran 15 Hasil Uji Wilcoxon pada Data Perdimensi Dimensi 1 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed). Posttest 2 -. Posttest 1 b. Pretest b. -1.301. -2.183. .193. .029. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. 45. b. -2.822. .005.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dimensi 2 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Posttest 2 -. Pretest. Posttest 1. Pretest. Z. -.915. Asymp. Sig. (2-tailed). b. -.325. .360. c. -.546. .745. b. .585. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. Based on positive ranks.. Dimensi 3 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Posttest 2 -. Pretest. Posttest 1. Pretest. Z. -.347. Asymp. Sig. (2-tailed). b. -.258. .729. b. -.428. .796. b. .669. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. Dimensi 4 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Posttest 2 -. Pretest. Posttest 1. Pretest. Z Asymp. Sig. (2-tailed). b. b. -2.274. -1.072. .023. .284. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. 46. b. -3.006. .003.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dimensi 5 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Posttest 2 -. Pretest. Posttest 1. Pretest. b. Z. -4.054. Asymp. Sig. (2-tailed). -.577. .000. b. b. -4.099. .564. .000. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. Dimensi 6 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Pretest. Posttest 1 b. Z. Pretest b. -1.720. Asymp. Sig. (2-tailed). Posttest 2 -. -1.213. .085. b. -2.742. .225. .006. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. Dimensi 7 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Pretest. Posttest 1 b. Z. -1.714. Asymp. Sig. (2-tailed). Posttest 2 -. -.632. .086. Pretest b. b. -1.985. .527. .047. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. Dimensi 8 a. Test Statistics Posttest 1 -. Posttest 2 -. Pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed). Posttest 2 -. Posttest 1. -.171. b. Pretest b. -2.138. .864. .033. a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.. 47. b. -2.324. .020.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 16 Materi Penyuluhan (halaman 1). 48.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Materi Penyuluhan (halaman 2). 49.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Materi Penyuluhan (halaman 3). 50.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Materi Penyuluhan (halaman 4). 51.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Materi Penyuluhan (halaman 5). 52.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 17 Leaflet (bagian depan). Leaflet (bagian belakang). 53.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 18 Dokumentasi Kegiatan. 54.

Gambar

Gambar 1. Alur penentuan jumlah sampel penelitian  Definisi Operasional
Tabel I. Kuisioner Penelitian  Kuisioner  Penomoran pernyataan
Tabel II. Distribusi Karakteristik Responden  Karakteristik responden  Jumlah Responden
Gambar 2. Persentase responden melakukan pengobatan diare secara mandiri  Berdasarkan  pertanyaan  “Apakah  Anda  pernah  melakukan  pengobatan  diare secara mandiri?”, didapatkan sebanyak 76% responden pernah melakukan  swamedikasi  dan  24%  responden  m
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis tertarik untuk membuat Program Aplikasi untuk menentukan Formulasi Ransum Ayam dengan Menggunakan Metode Simpleks Dua Fase pada

Kesimpulannya (1) Sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan yang baik dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi, (2) Setengah dari responden

Mivel a kémia a bennünket körülvevő anyagi rendszerekkel fog- lalkozik, így különlegesen jelentős szerep jut a kémia tudományának illetve ezáltal a kémia

Minden kísérletezésnek voltak könnyen elfogadható, a tudományos eredményekkel nagyon jól összehangolható részletei, ug yanakkor viszont minden ú j elméletnek,

Oleh panitia penyelenggara saya ditempatkan sekamar dengan orang yang tidak saya kenal yang berasal dari kota lain.. Sikap saya

2) Berdasarkan hasil analisis deskriptif, terhadap 100 responden variabel brand awareness yaitu mendapatkan persentase sebesar 73,69 %,. persentase ini masuk kedalam

Terkait hasil penelitian pada kedua mata kuliah di Prodi PMA yaitu kalkulus dan teori peluang, diperoleh hasil bahwa dengan subjek yang sama yaitu mahasiswa semester IV