• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Jambi merupakan sebuah wilayah kesultanan sejak tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Jambi merupakan sebuah wilayah kesultanan sejak tahun"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jambi merupakan sebuah wilayah kesultanan sejak tahun 1615 -1906. Wilayahnya tercatat membentang 350 kilometer dari Timur ke Barat dan 220 kilometer dari Utara ke Selatan.1 Jambi memiliki posisi yang sangat strategis yakni di cekungan sebuah sungai yang memiliki banyak anak sungai, Batang Hari merupakan sungai utama yang ada di wilayah Kesultanan Jambi.2

Sungai Batang Hari berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala. Sungai Batang Hari merupakan sungai yang memiliki kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesardi Sumatera yang berkelok kelok menyusuri wilayah sepanjang 800 kilometer. Sungai yang menjadi anak sungai Batang Hari terdiri dari Batang Asai,Batang Tembesi, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang Tebo, Batang Sumay, Batang Bungo, dan Batang Suliti.

Sungai sungai inilah yang memiliki fungsi vital dalam menghubungkan kawasan ulu dan ilir. Sungai Batang Hari menjadi urat nadi utama transportasi yang menghubungkan antar wilayah yang ada di kawasan Kesultanan Jambi.

1

Elsbeth Locher-Scholten, Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial: Hubungan

Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme Belanda, terj. Noor Cholis, (Jakarta: KITLV dan

Banana, 2008). hal 39

2Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di

Indonesia,mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 4.9 juta Ha.Sekitar 76 % DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi Sumatera Barat. DAS Batang Hari juga berasal dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Di landscape TNKS terdapat Margo Batin Pengambang dan Margo Sungai Tenang. Sedangkan di Landscape TNBD terdapat Margo Sumay.Sungai Batang Hari merupakan muara dari sembilan hulu anak sungai.

(2)

Sungai Batang Hari memiliki fungsi yang vital dalam hubungan perdagangan dari Jambi ke Selat Malaka, hal ini telah mendatangkan keuntungan bagi penduduk lokal. Hasil hutan seperti damar, karet, rotan dan kayu dihimpun dan dikirimkan melalui sungai Batang Hari ke pasar pasar di luar Jambi utamanya ke Singapura setelah tahun 1819.3 Melalui sungai hasil bumi yang terdapat di hulu di bawa ke hilir untuk di perdagangkan dan di ekspor ke luar terutama Singapura dan Penang.4 Peran sungai selain sebagai jalur perdagangan, juga berguna sebagai jalur untuk menjangkau ke pedalaman. Pada awal sebelum di bangunnya jalan raya, masyarakat melakukan perdagangan melalui sungai. Hal inilah yang menyebabkan transportasi utama masyarakat pada saat itu adalah melalui jalur sungai.5

Pada umumnya sungai- sungai yang berada di Kawasan Jambi merupakan sarana transportasi yang amat penting karena memiliki kedalaman yang dapat dilayari oleh kapal berukuran 5 sampai 1000 ton bobot mati. Pentingnya sungai dalam kehidupan masyarakat Jambi dapat dilihat dari pemukiman-pemukiman di wilayah Jambi yang berada disepanjang jalur sungai.6

Masuknya pengaruh Belanda ke wilayah Kesultanan Jambi mulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Fachrudin yakni pada tahun 1833, ketika Sultan meminta bantuan kepada Belanda untuk mengusir bajak laut yangmenguasai kawasan

3Elsbeth Locher-Scholten, op.cit., hal. 41. 4

Bambang Triatmodjo, Pelabuhan, Jakarta : Beta Offset, 1992, hlm.7.

5 Edi sumarno, Mundurnya Kota Pelabuhan Tradisional di Sumatera Timur Pada Priode

Kolonia, dalam Buletin Historisme Edisi No 22 ( Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara,2006) hlm. 2.

6

Resosudarmo, (ed.),Geografi Budaya Daerah Jambi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 19.

(3)

penting Kesultanan Jambi yakni di kawasan Sungai Batang Hari yang menjadi pusat ekonomi pada saat itu. Pada tahun 1615 Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Jenderal VOC, mengirim dua kapal ke Jambi di bawah pimpinan kepala perwakilan dagang (opperkoopman) Sterck. Selain tujuan kunjungan untuk memberantas bajak laut jugamenyelidiki kemungkinan perdagangan di Jambi.7

Setelah bantuan diberikan oleh Belanda kemudian muncul korte verkelaring atau perjanjian pendek yang berisikan tentang penguasaan dan perlindungan Negeri Jambi diserahkan kepada Belanda, Pemerintah Belanda memiliki hak untuk membangun kekuatan di Kesultanan Jambi.8 Perjanjian inilah yang menyebabkan masuknya imperialis modern ke Jambi.9

Pada tahun 1876 Perhimpunan Geografi Kerajaan Belanda atauKoninklijkNederlandsAardrijkskundig Genootschap (KNAG) menyarankan dilakukan survey mengenai kelayakan sungai Batang Hari dilayari dari Gassing yang terletak di Hulu Batang Hari hingga ke Hilir Batang Hari. Hal ini dilakukan untuk mengeksplorasi jalur transportasi lain bagi kepentingan angkutan Batu Baradari Ombilin.10

7Taufik Abdullah, Reaksi terhadap Perluasan Kuasa Kolonial: Jambi dalam Perbandingan,

Prisma 11 (1984), hlm. 13.

8

Tim penyusun, Sejarah Perjuangan Rakyat Jambi, ( Jambi: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi,2000,hlm.66.

9Imperialisme modern adalah istilah dalam historiografi untuk memaparkan periode

1870-1914, yakni saat negara-negara Barat merampas kekuasaan di wilayah-wilayah non-lat Barat, terutama Asia dan Afrika.

10Elsbeth Locher-Scholten,op.cit., hal. 171.

Sebab Batu Bara merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan sebagai penggerak pelayaran dari Eropa ke Asia.

(4)

Sungai Batang Hari pada awalnya menjadi salah satu pilihan bagi penyaluran hasil Batu Bara dari Ombilin, namun hasil survey yang dilakukan menyatakan sungai Batang Hari tidak layak untuk jalur pengangkutan Batu Bara dari Ombilin. Hal ini karena muatan kapal lebih kecil dari muatan gerbong yang diangkut menggunakan kereta api. Pilihan penggunaan rel kereta api sebagai pengangkut Batu Bara Ombilin merupakan sebuah hal yang dianggap lebih rasional. Sehingga penggunaan sungai Batang Hari sebagai pengangkut hasil Ombilin di kesampingkan.

Sungai- sungai merupakan urat nadi utama transportasi di Jambi. Para penduduk biasanya bertempat tinggal di kawasan tepi sungai. Namun pada musim kemarau aliran sungai Batang Hari tidak dapat dilalui, hal ini karena debit air pada musim kemarau mengalami penurunan yang mengakibatkan aliran sungai pada beberapa bagian mengalami surut sehingga memutus jalur antara Jambi Hulu dan Jambi Hilir.11

Pada tahun 1900 perekonomian Jambi tidak terlalu berarti, hal ini dikarenakan perdagangan total daerah lain yang lebih besar, perdagangan Jambi yang didominasi oleh hasil hutan hanya memiliki nilai keseluruhan f 653.000 per tahun, jumlah

Namun pada musim hujan debit air sungai Batang Hari mengalami peningkatan, sehingga tidak jarang luapan air sungai meluber sampai ke pemukiman warga yang ada di tepian sungai. Walaupun sungai merupakan sarana transportasi paling utama di Jambi namun pada tahun 1920 mulai dibangun sarana infrastruktur jalan raya untuk menjangkau wilayah pemukiman yang tidak dilalui sungai.

(5)

tersebut kurang dari 1 persen dari jumlah statistik perdagangan Hindia Belanda.12 Namun, pada tahun 1925 pendapatan Jambi dari hasil karet sangat menakjubkan yakni 46.000.000 gulden per tahun, jumlah yang menakjubkan ini menduduki tempat teratas dari berbagai jenis komoditi ekspor Hindia Belanda.13

Penyaluran hasil karet ini tidak terlepas dari penggunaan sungai Batang Hari sebagai jalur untuk menyalurkan hasil karet dari kawasan Jambi Hulu ke Jambi Hilir. Perdagangan hasil karet di kuasai oleh pedagang – pedagang Cina. Para pedagang Cina mengumpulkan karet langsung dari petani karet yang berada jauh di pedalaman Jambi dengan menggunakan kapal kapal beroda (hekwieler).14

Dalam mengumpulkan karet pada tahun 1925 di Jambi terdapat 2 kongsi kapal beroda milik orang Cina, yang setiap minggunya melakukan dua kali perjalanan dalam mengumpulkan karet. Hubungan antara Jambi dan Singapura dilayani tiga kapal milik kongsi kapal Cina, dua diantaranya merupakan pengangkut karet. Hal ini menjadikan pedagang Cina menjadi pelaku utama dalam memonopoli penyaluran maupun perdagangan. Selain itu pedagang Cina juga memiliki jaringan pemilik pabrik remilling di Singapura.15

Kedatangan Koninklijke Paketvaart Maatschapitj (KPM) pada tahun 1926 telah menggeser sejenak monopoli pedagang-pedagang Cina dari kekuasaannya

12Ibid., hal. 321. 13Ibid., hal. 323 14

Lindayanti, “Perkebunan Karet Rakyat di Jambi pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1906-1940”, Arikel sejarah 5, hal 40.

(6)

dalam bisnis pengangkutan hasil karet.16 Hal ini karena KPM menambah armadanya untuk mengangkut hasil karet dari Jambi, selain itu KPM membayar hasil karet rakyat sesuai dengan harga pasar.17

Permintaan yang tinggi ini di imbangi oleh semakin banyak warga Jambi yang melakukan penanaman karet secara besar-besaran, perkembangan karet rakyat di Jambi mengalami peningkatan secara signifikan berdampak pada kehidupan masyarakat Jambi pada saat itu. Perkembangan yang terjadi pada perdagangan

Aktifitas yang dilakukan oleh KPM menguntungkan bagi pedagang karet pribumi sehingga menyebabkan banyaknya pengapalan karet yang dilakukan KPM yang memperkuat kedudukan pedagang perantara pribumi.

Dari uraian di atas, penelitian ini diberi judul Perdagangan Komoditi Karet di Daerah Aliran Sungai Batang Hari Jambi tahun 1906 -1942. Periode waktu yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 1906 -1942. Pada tahun 1906 merupakan periode dimana masuknya tanaman karet ke Kesultanan Jambi, masuknya komoditi ini menjadi penyebab majunya perekonomian Jambi secara signifikan. Terutama karena pertumbuhan perusahaan otomotif banyak membutuhkan Ban sebagai salah satu komponen utamanya, sehingga permintaan yang banyak terhadap karet menyebabkan harga karet yang cukup tinggi di pasaran internasional pada saat itu.

16

Elsbeth Locher-Scholten, op.cit., hal. 323.

(7)

komoditi karet ini tidak terlepas dari keberadaan Sungai Batang Hari yang memiliki peran sangat vital dalam penyaluran dan perdagangan karet.

Tahun 1942 menjadi akhir periode penelitian, karena pada tahun ini perdagangan karet di Jambi mengalami kemerosotan, karena disebabkan terjadinya perang dunia ke II. Sehingga permintaan akan karet di pasaran internasional mengalami penurunan. Turunnya permintaan terhadap karet ini memberikan dampak yang cukup luas bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Jambi.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam melakukan suatu penelitian, rumusan masalah menjadi landasan yang sangat penting dari sebuah penelitian kerena dapat mempermudah penelitian dalam proses pengumpulan data dan analisis data. Dari latar belakang yang telah saya paparkan diatas, maka penelitian ini mencoba mengkaji bagaimanaperan Sungai Batang Hari dalam kurun tahun 1906- 1942.

Sub pertanyaan yang akan menjadi fokus penelitian mencakup:

1. Bagaimana peran Sungai Batang Hari dalam menyalurkan berbagai komoditi lokal antara Hulu dan Hilir sebelum masuknya Belanda Ke Jambi?

2. Bagaimana penyaluran hasil karet melalui sungai Batang Hari dari kawasan Hulu ke kawasan Hilir pada tahun 1906-1942?

(8)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang :

1. Peran sungai Batang Hari dalam menyalurkan berbagai komoditi lokal antara Hulu dan Hilir sebelum masuknya Belanda Ke Jambi.

2. Penyaluran hasil karet melalui sungai Batang Hari dari kawasan Hulu ke kawasan Hilir pada tahun 1906-1942.

3. Dampak perdagangan karet terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Jambi.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perdagangan karet yang terjadi di daerah aliran Sungai Batang Hari

2. Untuk menjelaskan pengaruh berkembangnya perdagangan karet terhadap masyarakat Jambi.

3. Menambah pembendaharaan karya sejarah, khususnya sejarah lokal.

1.4. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba menelusuri pandangan-pandangan penulis lain yang relevan dengan objek yang akan diteliti,terutama untuk mendukung kerangka berfikir yang telah dibangun, kemudian bermuara pada sebuah historiografi.

(9)

Penulis juga telah berusaha mengumpulkan sejumlah sumber pustaka yang membahas mengenai pokok permasalahan yang berkaitan dengan apa yang diteliti. Pencaharian sumber pustaka tidak hanya terfokus kepada buku-buku saja, tulisan-tulisan dalam bentuk skripsi, tesis, arsip-arsip serta jurnal yang berkaitan dengan kajian ini juga menjadi sumber yang dapat membantu penulis dalam penelitian.

Peran daerah aliran Sungai Batang Hari dalam perdagangan karet telah disinggung dalam beberapa tulisan, baik berupa skripsi, disertasi, maupun buku. Informasi yang didapatkan dari sumber memberikanpenjelasan tentang peran Sungai Batang Hari dan alasan masuknya pengaruh Belanda ke Jambi.

Taufik Abdullah dalam karyanya yang berjudul “Reaksi terhadap Perluasan Kuasa Kolonial: Jambi dalam Perbandingan” menyebutkan bahwa, perwakilan dagang di Jambi adalah yang pertama milik Belanda. Sebagai yang pertama tentu saja ia harus diperhatikan. Kelak ketika Malaka dan Palembang telah jatuh ke kekuasaan Belanda, perwakilan dagang di Jambi ditutup. Karyanya Taufik Abdullah ini memberikan gambaran yang cukup luas bagi penulis untuk memahami keadaan Jambi pada awal masuknya Belanda.

Ulasan tentang perdagangan karet padadaerah aliran sungai Batang Hari terdapat dalam karya Elsbeth Locher Scholten,Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial: Hubungan Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme Belanda, Karya Elsbeth Locher Scholten ini menjelaskan tentang hubungan antara Batavia dan Kesultanan Jambi dalam kurun 1830-1907, dengan epilog pada 1907-1949. Selain itu dalam karyanya ini Elsbeth Locher Scholten, memberikan gambaran

(10)

mengenai keadaan ekonomi dan sosial yang terjadi di Jambi. Sehigga membantu dalam memahami keadaan masyarakat Jambi pada awal abad ke 20, selain itu dalam buku ini dijelaskan juga peran sungai sebagai sebuah urat nadi penting menghubungkan antara wilayah Ulu dan Ilir sungai Batang Hari.

Ulasan lain mengenai perdagangan karet pada daerah aliran sungai Batang Hari terdapat pada buku karya Resosudarmo(ed) yang berjudul Geografi Budaya Daerah Jambi,buku ini menjelaskan mengenai keadaan geografi wilayah Jambi dan memberikan gambaran umum mengenai kondisi sungai maupun penggunaan sungai sebagai transportasi utama masyarakat Jambi dari sebelum masuknya kolonial Belanda sampai saat sekarang. Lalu lintas sungai menjadi sangat penting karena sanggup menerobos jauh ke pelosok pedalaman dan memainkan peranan penting dalam menghubungkan antar kampung yang di aliri oleh sungai Batang Hari. Selain itu buku ini juga menjelaskan tentang hasil hasil bumi maupun hasil hutan yang ada di kawasan provinsi Jambi.

Ulasan tentang perdagangan karet pada daerah aliransungai Batang Hari dapat ditelusuri dalam skripsi yang ditulis oleh YurisaAndika, Pengaruh Terbentuknya Karesidenan Jambi Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi (1906-1942).Pada tulisan ini Yurisa Andika, menjelaskan tentang pengaruh terbentuknya Karesidenan Jambi yang memberikan dampak signifikan dalam kehidupan masyarakatnya baik dibidang sosial maupun ekonomi.Dalam skripsi ini hanya membahas mengenai pengaruh yang terjadi setelah pembentukan karesidenan Jambi

(11)

secara luas bagi masyarakat Jambi, tidak membahas mengenai kegiatan perdagangan yang terjadi di kawasan sungai Batang Hari.

Perdagangan karet pada daerah aliran sungai Batang Hari juga diulas dalam artikel karya Lindayanti, yang berjudul Perkebunan Karet Rakyat di Jambi pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1906-1940. Dalam artikel ini disebutkan mengenai perkebunan karet milik rakyat Jambi yang menjadi daya tarik masuknya kolonial Belanda ke Jambi. Pada artikelnya ini juga menyampaikan secara detail hasil karet dan dampak yang ditimbulkan dari melonjaknya hasil karet bagi rakyat Jambi.

Ulasan yang lebih rinci tentang perdagangan karet rakyat di Jambi dapat dilihat dari laporan Departemen Van Landbouw, Nijverheid En Handel oleh Dr.N.R Pekelharing “De BevolkingsRubberCultuur In Nederlandsch-Indie: I. Djambi” (1925). Laporan ini menjadi rujukan utama dalam memahami bagaimana gambaran tentang pertanian karet rakyat di Jambi, baik itu tentang cara penanaman, pemeliharaan, produksi hingga perdagangan. Informasi ini begitu berharga dalam penulisan ini.

1.5. Metode Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode sejarah dengan melalui beberapa tahap-tahap penelitian guna mendapatkan tulisan yang akurat. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan jejak-jejak

(12)

peninggalan dimasa lampau.18

Selain itu penulis juga telah mengunjungi Pusat Arsip Nasional Republik Indonesia di Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan dan juga Perpustakaan Nasional, di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Studi Arsip ini dilakukan mengingat periode dari penelitian ini adalah pada masa kolonial. Kunjungan yang dilakukan pada bulan April2016 merupakan pengalaman yang didapatkan oleh peneliti dalam mengunjungi dan mengakses arsip. Meskipun telah mendapat arahan dari pegawai

Sebelum melakukan rekonstruksi serta menuliskannya ke dalam sebuah historiografi, terlebih dahulu perlu menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah tersebut. Dalam pengimplementasiannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Tahap pertama adalah Heuristik. Secara sederhana Heuristik merupakan proses mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti telah melakukan studi arsip dan studi pustaka. Studi arsip awalnya dilakukan dengan mengunjungi Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi di Jalan Ade Irma Suryani Nasution. Kunjungan yang dilakukan pada bulan Maret 2016 guna mencari sumber-sumber kolonial yang tersimpan di arsip daerah. Pada kunjungan ke Arsip Daerah Provinsi Jambi peneliti mendapatkan berbagai data yang memberikan informasi yang berguna bagi penulisan, beberapa diantaranya Memorie van Overgave (MvO) dan arsip-arsip mengenai penundukan Jambi oleh Belanda.

18

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hlm. 39.

(13)

Arsip Nasional Indonesia. Awalnya, peneliti yang masih awam ini merasa sangat kesulitan, baik dalam pemesanan arsip ataupun dalam melakukan penggandaan arsip. Namun, karena mulai terbiasa dan mulai mengerti bagaimana mencari dan memesan arsip yang berhubungan dengan pertanian karet rakyat di Jambi pada masa kolonial. Kesulitan yang dihadapi hanyalah data yang menggunakan bahasa Belanda, dimana peneliti harus menterjemahkannya terlebiih dahulu agar lebih mengerti apa yang tertulis dalam arsip . Di Arsip Nasional Republik Indonesia, peneliti mendapatkan banyak data yang berguna bagi penulisan, beberapa diantaranya yakni Staatsblad, Foto-foto lama, dan arsip-arsip lainnya.

Meskipun telah mendapat data di Arsip Nasional Republik Indonesia, rasa puas penulis belum terwujud. Penulis juga mengunjungi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Pada kunjungan ke Perpustakaan Nasional peneliti menemukan sumber-sumber yang memberikan informasi bagi penulisan.

Setelah mendapatkan sumber-sumber yang diinginkan, maka tahapan selanjutnya adalah kritik sumber.19

19 Kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik

ekstern dilakukan untuk memilah apakah dokumen itu diperlukan atau tidak, serta menganalisis apakah dokumen yang telah dikumpulkan asli atau tidak dengan mengamati tulisan, ejaan, jenis kertas serta apakah dokumen tersebut masih utuh isinya atau sudah di ubah sebahagian. Kritik intern yaitu suatu langkah untuk menilai isi dari sumber-sumber yang telah di kumpulkan.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kredibilitas sumber atau kebenaran isi dari sumber tersebut. Lihat Kuntowijoyo,

Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 99

Kritik ini dilakukan agar mengetahui apakah data yang didapatkan benar-benar asli, ataukah sudah dirubah isi-nya, dan juga bisa dilakukan sebuah perbandingan jika sumber yang berbeda menyebutkan hal yang sama, ataupun hampir sama.

(14)

Setelah dokumen-dokumen tersebut telah di kritik, tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah interpretasi yang memuat analisis dan sintesis terhadap data yang telah di verifikasi (di kritik). Pada tahapan ini, peneliti dituntut untuk melakukan penafsiran fakta lalu kemudian membandingkannya serta mengelompokkannya berdasarkan daftar isi yang ada sebelum mendapatkan kesimpulan lalu kemudian menceritakannya kembali kedalam sebuah bentuk tulisan (historiografi).20

20Ibid, hal. 100

Tahap terakhir dari penelitian sejarah adalah histotiografi. Pada tahapan ini bertujuan agar fakta-fakta yang telah ditafsirkan dan didapat baik secara tematis ataupun kronologis dapat dirangkai sesuai outline yang telah dirancang sebelumnya sehingga menjadi tulisan yang kritis analisis, serta bersifat ilmiah sehingga tahap akhir penulisan ini dapat dituangkan kedalam bentuk sebuah skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung permukaan digunakan dalam keadaan banjir atau jika diperlukan segera harga perkiraan kasar dari debit, karena cara ini adalah

Hal ini kemungkinan disebabkan karena kandungan antifungal ekstrak daun senggani yang berbeda pada tiap konsentrasi sehingga mempunyai daya hambat yang berbeda

Hal ini menjadi layak dan harus didiskusikan untuk mendapat kesimpulan mengenai desa berdikari di wilayah masing-masing yang disajikan melalui presentasi makalah dari

Sasaran Peserta dari kegiatan lomba kreativitas sampah ini adalah dosen, karyawan, dan mahasiswa dari setiap program studi yang ada di Universitas Sanata Dharma..

Tulisan ini menyajikan serangkaian tes yang dilakukan untuk menghubungkan gambar termal dan kegagalan yang biasa terjadi dalam arrester Zinc Oxide dan pengembangan

Optimalisasi Pemanfaatan dan Pengembangan Jaringan Internet Lingkup Kantor Gubernur Prov.. Kegiatan Penataan pertelekomunikasi

“ Penerapan Modulasi DPSK pada Transmisi Serat Optik ” , penempatan repeater- repeater (perangkat pengulang sinyal) yang bekerja berdasarkan konsep penguatan/amplifier

Konsekuensi hukum terhadap pernikahan anak di bawah umur yang dilaksanakan tanpa mendapat izin tertulis Mahkamah Rendah Syariah adalah, pernikahan yang telah dilangsungkan