• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PANDUAN UMUM

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO

I. PENDAHULUAN

Kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pihak World Bank (WB) yang menghasilkan kegiatan Research and Innovation in Science and Technology Project (RISET-Pro), yang tertuang dalam Loan Agreement No. 8245-ID. RISET-Pro merupakan sebuah program peningkatan kapasitas sumber daya Iptek di lingkungan Kemenristek. Salah satu kegiatan RISET-Pro yang tercantum dalam komponen 3 adalah RISET-Program Pendidikan Non-Gelar, yaitu berupa pemberian beasiswa untuk mengikuti pelatihan, pemagangan riset dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Iptek. Pelatihan ini dapat dilakukan di dalam dan di luar negeri.

A. Tujuan

Tujuan dari program ini adalah:

1. Menyediakan SDM Iptek yang berkualitas tinggi;

2. Memperkuat kerja sama antara Kemenristekdikti, LPNK Ristek, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD), BUMN/D, kelembagaan Iptek lainnya dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang luar negeri;

3. Meningkatkan daya dukung bagi kelembagaan Iptek dan komunitas Iptek;

4. Mewujudkan kompatibilitas antara kegiatan Iptek di kelembagaan Iptek, perguruan tinggi dan industri secara sinergis.

B. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dari penyelenggaran program ini adalah:

1. Peningkatan jumlah tenaga ahli pada bidang-bidang dengan spesifikasi teknis tertentu di lingkungan Kemenristekdikti, LPNK Ristek, BPPD, BUMN/D, dan Kelembagaan Iptek lainnya yang berbasis riset;

2. Peningkatan kapasitas SDM Iptek dalam rangka penguatan SINas/SIDa dan kelembagaan Iptek;

3. Terciptanya jejaring riset antara Kemenristekdikti, LPNK Ristek, BPPD, BUMN/D, Pusat Unggulan, dan Konsorsium Riset dengan lembaga riset dan perguruan tinggi di luar negeri.

C. Bidang Riset

Bidang riset yang diambil harus berkaitan dengan 7 Bidang Fokus Agenda Riset Nasional (ARN) serta kebutuhan spesifik yang ada pada kelembagaan Iptek/institusi, terutama bidang penelitian yang menyangkut:

1. Pembangunan Ketahanan Pangan (Food);

2. Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan (Energy), dan 3. Air (Water), dan

(2)

2 4. Kelautan (Maritim).

II. PENGERTIAN DAN JENIS PROGRAM NON-GELAR RISET-PRO A. Pengertian Program Non-Gelar RISET-Pro

Merupakan program pendidikan dan pelatihan non-gelar (non-degree) yang dilaksanakan di perguruan tinggi, institusi riset dan/atau lembaga pendidikan dan pelatihan profesional di dalam dan luar negeri yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta pada bidang-bidang tertentu yang lebih spesifik guna mendukung program Kemenristekdikti dan/atau

Participating Agency (LPNK Ristek dan Kelembagaan Iptek lainnya) dalam menunjang

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di istitusi yang bersangkutan. Program Pendidikan Non-Gelar ini dilaksanakan di luar negeri atau dalam negeri untuk paling lama 3 (tiga) bulan dan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) minggu, kecuali mendapat justifikasi khusus dari Komite Teknik RISET-Pro.

B. Jenis Program Non-gelar RISET-Pro

1. Tailor made courses

Merupakan kegiatan atau pelatihan yang didasarkan atas kebutuhan yang sangat spesifik PA/institusi, yang tidak tersedia pada program-program reguler pada Penyelenggara pelatihan (Training Provider). Program ini dirancang dalam suatu silabus baru yang disusun oleh Participating Agency (PA) dengan bantuan ahli dalam bidangnya.

a. Peserta harus berada dalam kelompok;

b. Penyusunan silabus oleh tim yang memiliki kompetensi;

c. Silabus yang dirancang harus ditinjau ulang (review) tentang urgensi, substansi dan strukturnya oleh minimal 1 orang yang ahli dalam bidang keilmuan yang diusulkan (Profesor riset, ahli peneliti utama, ahli perekayasa utama);

d. Silabus harus disetujui oleh kepala satuan kerja atau unit kerja setingkat eselon II PA/istitusi pengusul;

e. Penyelenggara pelatihan (Training Provider) yang akan digunakan sebaiknya sudah memiliki jalinan kerja sama dengan PA sebelumnya.

2. Off-the-shelf courses;

Merupakan kegiatan atau pelatihan yang didasarkan atas kebutuhan yang sangat spesifik PA/institusi dan diselenggarakan secara reguler oleh Penyelenggara pelatihan (Training

Provider). Silabus sudah tersedia sebelumnya pada training provider bahkan sudah

diimplementasikan.

a. Silabus yang ditawarkan oleh training provider telah ditinjau ulang (review) tentang urgensi, substansi dan strukturnya oleh lembaga pengusul;

b. Silabus harus disetujui oleh kepala satuan kerja atau unit kerja setingkat eselon II PA/istitusi pengusul;

c. Training Provider yang digunakan sebaiknya sudah menjalin kerjasama dengan PA sebelumnya.

(3)

3 Merupakan kegiatan dengan menempatkan seseorang dalam suatu insitusi (perguruan tinggi/lembaga litbang/industri) untuk belajar pengalaman praktis dengan bekerja bersama seorang mentor dalam bentuk pemagangan ataupun melakukan kerja sama penelitian dan pengembangan. Pemagangan dapat dilakukan di dalam negeri atau luar negeri, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pemagangan (substansi, jadwal, hak dan tanggung jawab masing-masing, dll.) harus didiskusikan dan disepakati oleh PA/istitusi pengusul dengan mentor/institusi yang dituju;

b. Rencana pelaksanaan pemagangan harus dituangkan dalam proposal;

c. Rencana pelaksanaan pemagangan harus disetujui oleh kepala satuan kerja atau unit kerja setingkat eselon II PA/istitusi pengusul;

d. Lembaga tempat pemagangan yang digunakan sebaiknya sudah menjalin kerjasama dengan PA sebelumnya.

4. Visiting scholar/researcher

Merupakan kegiatan dengan mendatangkan pakar/ahli atau peneliti dari luar negeri untuk memberikan materi pendidikan dalam suatu pelatihan yang sudah dirancang atau kegiatan lainnya berupa seminar, kuliah umum, kongres, konferesi, kerjasama riset, widyakarya, workshop yang dilaksanakan oleh PA/istitusi pengusul di dalam negeri.

a. Visiting Scholar akan menjadi nara sumber dari kegiatan yang sudah dirancang oleh PA/istitusi pengusul;

b. Pembiayaan kegiatan yang dirancang oleh PA ditanggung oleh PA/istitusi pengusul; c. RISET-Pro hanya membiayai tenaga ahli yang didatangkan. Pembiayaannya adalah

untuk membayar expert fee, living allowance (akomodasi dan konsumsi),

International Travel (tiket pesawat pulang pergi kelas ekonomi) dan domestic travel;

d. Penyusunan silabus pelatihan (substansi, jadwal, hak dan tanggung jawab masing-masing, dll.) harus didiskusikan dan disepakati oleh PA/istitusi pengusul pengusul dengan ahli yang diundang;

e. Silabus atau materi presentasi ahli harus disetujui oleh kepala satuan kerja atau unit kerja setingkat eselon II PA/istitusi pengusul;

f. Pelaksanaan kegiatan/pelatihan dilakukan di dalam negeri;

g. Tenaga ahli yang diundang sebaiknya sudah menjalin kerja sama dengan PA/istitusi pengusul sebelumnya.

C. Prosedur Pengajuan Proposal Pendidikan Non-Gelar RISET-Pro

Terdapat 2 (dua) model Proposal Pendidikan Non-Gelar RISET-Pro, yaitu Proposal non-gelar yang bersifat umum dan Proposal Flagship. Proposal Flagship merupakan prioritas dari dan diatur tersendiri dalam panduan terpisah. Selanjutnya panduan ini hanya mengatur proposal yang bersifat umum yang diajukan oleh seluruh PA atau kelembagaan Iptek lainnya.

Proposal diajukan setahun sebelum pelaksanaan kegiatan/pelatihan, hal ini perlu dilakukan dengan pertimbangan:

1. Memastikan bahwa proposal yang disetujui akan dibiayai tahun berikutnya; 2. Digunakan sebagai dasar dalam perencanaan DIPA tahun berikutnya;

(4)

4 3. Meminimais SILPA tahun berikutnya;

4. Memastikan bahwa pelatihan sudah direncanakan jauh hari dan sudah diagendakan oleh mitra pelaksana pelatihan (training provider).

Namun demikian, khusus untuk tahun 2015, proposal diajukan dalam dua tahap, yaitu; 1. Proposal yang akan dibiayai tahun 2015, dan

2. Proposal yang akan dibiayai tahun 2016.

D. Usulan dari Kemenristekdikti

Tahapan pengajuan proposal bagi pegawai Kemenristekdikti adalah seperti berikut: 1. Membuat proposal yang diajukan kepada atasan setingkat eselon II;

2. Atasan setingkat eselon II merekap usulan yang ada dan membuat pemeringkatan menggunakan Human Capital Development Plan (HCDP) dan/atau Renstra Kemenristekdikti, ARN, RPJMN, dan RPJPN serta Re-Entry program sebagai dasar analisis; 3. Surat pencalonan dari eselon II kepada eselon I dimana pegawai tersebut bekerja; 4. Pejabat eselon I mengajukan permohonan persetujuan pencalonan kepada Sekretaris

Jenderal Kemenristekdikti atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Sekjen Kemenristekdikti; 5. Setelah mendapat persetujuan dari Sekjen Kemenristekdikti dan/atau rapat Pimpinan

Kemenristekdikti atau pejabat lain yang ditunjuk, Sekjen Kemenristekdikti selanjutnya menyampaikan surat persetujauan pencalonan kepada Deputi Bidang Sumber Daya Iptek, selaku Ketua Komite Teknik RISET-Pro;

6. Proposal harus sudah dilengkapi dengan invitation letter atau Letter of Acceptance dari lembaga penyelenggara (training provider) yang dituju.

E. Usulan dari LPNK Ristek

Berikut prosedur pengajuan proposal dari LPNK Ristek ke RISET-Pro:

1. Proposal usulan diajukan Kepala LPNK Ristek atau Sestama kepada Menteri Ristekdikti, dengan tembusan kepada Ketua Komite Teknik RISET-Pro;

2. Apabila dipandang perlu, LPNK Ristek Pengusul akan diundang oleh Ketua Komite Teknik RISET-Pro untuk mempresentasikan usulan tersebut. Pejabat yang mempresentasikan minimal eselon II yang kompeten dengan didampingi oleh eselon II Liaison Officer (LO) RISET-Pro yang ada di LPNK Ristek.

F. Usulan dari Kembagaan Iptek Lainnya

Prosedur dan kelengkapan usulannya adalah:

1. Proposal kegiatan yang dilengkapi dengan Invitation Letter atau Letter of Acceptance dari lembaga penyelenggara atau lembaga yang dituju;

2. Surat Pencalonan dari Kepala PUI/Ketua Konsorsium Riset/Kelembagaan Iptek lainnya kepada Ketua Komite Teknik RISET-Pro;

G. Pembiayaan

(5)

5 a. Tiket Pesawat untuk Kebarangkatan dan Kepulangan (Airfare – uplift dan return);

b. Biaya Pendidikan (Course Fee);

c. Biaya tempat tinggal (Living Allowance); dan d. Asuransi Kesehatan (Health Insurance).

H. Outline Proposal

Outline proposal usulan pendidikan non-gelar, minimal sesuai dengan ketentuan yang ada

pada Buku Pedoman Kebijakan Pelaksanaan Program Tugas Belajar RISET-Pro, yaitu: 1. Lembar judul yang mencakup nama kegiatan, institusi pengusul, pelatihan, waktu

pelatihan, jumlah peserta, biaya pelatihan; 2. Daftar isi;

3. Pendahuluan, berisikan :

a. Latar belakang mengapa pelatihan ini diperlukan, keterkaitan dengan: 1) HCDP (untuk lembaga pemerintah) dan HR Plan untuk lembaga non

pemerintah;

2) Renstra Intitusi (untuk lembaga pemerintah), Visi dan Misi (untuk lembaga non pemerintah);

3) RPJPN dan RPJMN;

4) Agenda Riset Nasional (ARN).

b. Tujuan Pelaksanaan, berisikan tujuan dilaksanakan kegiatan;

c. Hasil yang diharapkan, berisikan kompetensi yang akan dimiliki oleh peserta setelah mengikuti pelatihan dan output yang akan dihasilkan oleh peserta pelatihan. 4. Waktu dan tempat: berisikan tanggal penyelenggaraaan pelatihan dan lokasi

pelaksanaan pelatihan termasuk nama, alamat, kota, dan Negara ;

5. Penyedia pelatihan: berisikan alasan pemilihan penyedia yang menggambarkan keunggulan, juga memuat nama, alamat, kota, dan negara (company profile harus dilampirkan);

6. Peserta: berisikan alasan pemilihan peserta (diutamakan yang sesuai dengan HCDP), nama peserta, nama institusi tempat tugasnya, jabatan, dilampiri daftar riwayat hidup (CV), surat keterangan tupoksi di lingkungan kerjanya dan surat rekomendasi dari pimpinan/sestama dari masing masing institusi kerjanya jika kegiatan diusulkan oleh konsorsium riset;

7. Tentative Schedule selama pelatihan yang berisikan rincian rencana kegiatan per-hari; 8. Silabus pelatihan;

9. Rencana tindak lanjut dan Re-Entry program setelah pelatihan.

10. Surat rekomendasi hasil review tentang urgensi, substansi dan struktur silabus oleh minimal 1 orang (Professor riset, ahli peneliti utama, ahli perekayasa utama) yang ahli dalam bidang keilmuan yang diusulkan dan disetujui oleh kepala satuan kerja atau unit kerja setingkat eselon II;

11. Pembiayaan: berisikan rencana pembiayaan kegiatan yang terdiri dari living allowance,

tuition fee, asuransi kesehatan, perjalanan domestik, perjalanan luar negeri. Biaya lain

yang tidak disebutkan menjadi tanggungan institusi pengusul kegiatan;

(6)

6 revisi);

13. Lain lain: Surat keterangan sehat dari dokter (saat akan berangkat).

III. ALOKASI PEMBIAYAAN RISET-PRO

Alokasi pembiayaan Riset-Pro untuk program non-gelar ditetapkan melalui pertimbangan sebagai berikut:

1. Mengkaji seluruh rencana pelatihan yang dipresentasikan;

2. Memberikan prioritas dan memberikan alokasi yang lebih besar bagi proposal yang bersifat

flagship program dan berikutnya kepada proposal yang bersifat umum;

3. Persetujuan disesuaikan dengan alokasi anggaran yang tersedia.

IV. JADWAL

Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada program ini, maka rencana jadwal program pendidikan non-gelar sebagai berikut.

Rencana Jadwal Program Pendidikan Non-Gelar RISET-Pro

No Kegiatan/Tahapan Waktu

I. TAHUN ANGGARAN 2015

1 Tawaran/Sosialisasi Kemenristek ke PA Minggu III April 2015

2 Sosialisasi oleh Internal PA Minggu III - IV April 2015

3 Pengajuan Proposal Minggu II Mei 2015

4 Review Proposal Minggu III Mei 2015

5 Revisi Proposal (jika diperlukan) Minggu I - II Juni 2015

6 SK Penetapan Peserta Non-gelar TA 2015 Minggu III Juni 2015

7 Keberangkatan Peserta Non-gelar TA 2015 Juli s.d November 2015 (sesuai

jadwal masing-masing) II. TAHUN ANGGARAN 2016

1 Pengajuan Proposal Minggu I Juli 2015

2 Review Proposal Minggu II - III Juli 2015

3 Revisi Proposal (jika diperlukan) Minggu I – II Agustus 2015

4 SK Penetapan Peserta Non-gelar TA 2016 Minggu I September 2015

5 Keberangkatan Peserta Non-gelar TA 2016 Februari s.d. November 2016 (sesuai

jadwal masing-masing) Catatan: Jadwal pengajuan proposal dari Kemenristekdikti diatur secara tersendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan napas

Pengelolaan kesan yang dibentuk oleh pengemis saat berada di wilayah panggung depan ( front stage ) atau saat berinteraksi dengan orang lain (calon dermawan),

Mekanisme pembentukan kompleks diawali oleh molekul obat dan molekul siklodekstrin yang saling mendekat, kemudian terjadi pemecahan struktur air di dalam rongga

Penelitian [5]pada tahun 2016 yang berjudul “Pengenalan Citra Buah Manggis Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation” dapat disimpulkan bahwa tujuan

[r]

Dalam racangan percobaan, komponen galat yang berasal dari perlakuan harus menduga ragam populasi yang sama. Keheterogenan ragam galat dapat mengakibatkan respon

Dalam upaya menghilangkan penyimpangan tersebut dan mewujudkan sistem pengelolaan fiskal yang berkesinambungan (sustainable) sesuai dengan aturan pokok yang

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang oleh karena penyertaanNya, kasihNya dan hikmatNya, kertas kerja penulis yang berjudul “Dampak Kebijakan Dividen Terhadap Harga