• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RENCANA KEGIATAN STRATEGIS SEKTOR ENERGI DI BIDANG PERHUBUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RENCANA KEGIATAN STRATEGIS SEKTOR ENERGI DI BIDANG PERHUBUNGAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KEGIATAN STRATEGIS SEKTOR ENERGI

DI BIDANG PERHUBUNGAN

Banjarmasin, 8 September 2015

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Disampaikan pada :

(2)

PENDAHULUAN

1

• Energi mempunyai peranan yang sangat penting dan

strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi, dan

lingkungan dalam pembangunan nasional berkelanjutan.

2

• Kebutuhan energi diperkirakan akan terus mengalami

peningkatan sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi

dan pertambahan jumlah pend

3

• Pengelolaan energi harus dilaksanakan secara optimal

untuk menjamin penyediaannya, baik untuk kebutuhan

saat ini maupun masa mendatang

(3)

KEN PADA SEKTOR TRANSPORTASI

Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi

Peningkatan penggunaan tenaga listrik, bahan bakar gas, bahan

bakar nabati

Penerapan sistem transportasi perkotaan yang efisien dengan

menerapkan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi serta

penggunaan moda transportasi hemat energi dan bersih lingkungan

(4)

KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR TRANSPORTASI

52,16%

21,35% 9,38%

9,37% 7,10% 2,79%

Pemakaian energi sektor

transportasi berdasarkan

wilayah

Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Bali Nusra

Kebutuhan energi

pada sektor

transportasi tumbuh

lebih kurang rata-rata

6.08% per tahun.

Proyeksi pemakaian energi pada sektor transportasi per jenis energi

1. Skenario dasar didominasi pemakaian bensin, minyak solar, avtur, dan

bensin super.

2. Skenario biofuel didominasi bensin dan minyak solar dalam pemakaian

energi sektor transportasi. Akan tetapi, dengan masuknya bioethanol dan

biodiesel di dalam pemakaian energi sektor transportasi, peranan bensin

dan minyak solar secara signifikan mengalami penurunan.

(5)

Pemodelan Kebijakan Energi Nasional (KEN)

sektor transportasi di tahun 2025

diproyeksikan akan menggunakan sekitar 76,5

Million Tonnes of Oil Equivalent (MTOE) atau

sekitar 30% dari total kebutuhan energi yaitu

sebesar 251 MTOE, dengan perincian

kebutuhan energi sebagai berikut:

BBM sebesar 63,52 MTOE (setara 1,29

juta barel per hari) atau sekitar 86% dari

total kebutuhan kebutuhan energi; \

Gas 6,06 MTOE (650,8 juta standar kaki

kubik per hari (million standard cubic feet

per day) atau sekitar 7,9% dari total

lebutuhan energi;

Listrik 0,11 MTOE (1.341,2 GWh

(gigawatt hours) atau sekitar 0,1% dari

total kebutuhan energi;

Biofuel 6,87 MTOE (7,85 juta KL (kiloliter)

atau sekitar 9% dari total kebutuhan

energi.

63,52 MTOE 6,06 MTOE

0,11 MTOE 6,87 MTOE

Kebutuhan Energi Sektor Transportasi

BBM

Gas

Listrik

Biofuel

(6)

PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF

• Gas dan listrik pada sektor

transportasi belum

menunjukkan peran yang

signifikan.

• Pencapaian target

pemanfaatan gas bumi di

sektor transportasi sesuai

dengan PerMen 19/2012,

tidak terlalu signifikan

mengubah komposisi

pemakaian energi di sektor

transportasi.

• Skenario listrik memberikan

pengaruh cukup besar

dalam mengubah komposisi

pemakaian energi sektor

transportasi.

(7)

SKENARIO PEMAKAIAN BBM PADA TAHUN 2030

• Pemakaian BBM meningkat menjadi 3,3 kali dari

pemakaian tahun 2010

Skenario Dasar

• Pemakaian BBM meningkat menjadi 3,2 kali dari

pemakaian tahun 2010

Skenario Gas Bumi

• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,8 kali dari

pemakaian tahun 2010

Skenario Biofuel

• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,8 kali dari

pemakaian tahun 2010

Skenario Gabungan Biofuel

& Gas Bumi

• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,2 kali dari

pemakaian tahun 2010

Skenario Gabungan

Biofuel, Gas Bumi & Listrik

(8)

PEMIKIRAN UNTUK MEMANFAATKAN PENGGUNAAN

GAS DAN LISTRIK DI SEKTOR TRANSPORTASI

Road Map Energi Sektor Transportasi 2020

Kendaraan

berbasis jalan

wajib

menggunakan

bahan bakar gas

dan hybrid

Biaya

penggunaan

jalan dipungut

melalui harga /

penggunaan

bahan bakar

Refund bagi

pengguna new

energy vehicles

(NEVs)

Incentive khusus

bagi operator

taxi dengan gas /

hibrid (NEVs)

(9)

KEBIJAKAN ENERGI SEKTOR TRANSPORTASI

SESUAI RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS

Sasaran dalam draft Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 yang terkait dengan energi

“..menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan

meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada

sektor transportasi..”

(10)

STRATEGI PEMBANGUNAN SARANA & PRASARANA TRANSPORTASI

YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan

dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim;

Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan;

Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien;

Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi

umum/massal.

(11)

INDIKATOR KINERJA UTAMA UNTUK TAHUN 2015-2019

Jumlah penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional

Transportasi Darat

• Smart driving

• Pengadaan BRT

• Pengadaan bus

pemadu moda

Transportasi

Perkeretaapian

• Pembangunan listrik

aliran atas KA

sepanjang 300 km

Transportasi Laut

• Pengadaan SBNP

bertenaga genset

menjadi solar cell

• Efisiensi

Operasionalbongkar

muat di pelabuhan

Transportasi Udara

• Penggunaan pesawat

yang lebih hemat

bahan bakar

• Penerapan

eco-airport

baseline pada tahun 2014

sebesar 0,172 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330

juta ton CO2e

baseline pada tahun 2014

sebesar 0,042 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127

juta ton CO2e

baseline tahun 2014

mencapai 0,280 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 0,560 juta ton CO2e

baseline tahun 2014 sebesar

4,252 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945

juta ton CO2e

(12)

LANJUTAN

Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana transportasi

Transportasi Darat

• pelaksanaan

gasifikasi dan

penggunaan bio fuel

pada angkutan

umum

Transportasi

Perkeretaapian

• pengadaan sarana

KA (KRL)

Transportasi Laut

• Pengadaan SBNP

bertenaga genset

menjadi solar cell

Transportasi Udara

• Penggunaan sollar

cell di bandara

baseline pada tahun 2014

sebanyak 2 lokasi/kota, dan ditargetkan sampai pada

tahun 2019 sebanyak 4 lokasi

sebanyak 40 unit baseline pada tahun 2014, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 117

unit

baseline pada tahun 2014

sebanyak 6 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 100

unit

baseline sebanyak 824 unit,

dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 1.216

unit

(13)

LANJUTAN

Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan

Transportasi Darat

• Pembangunan dan

pemasangan Alat

Penerangan Jalan

yang dilengkapi

dengan sensor

• Pembangunan SBNP

Transportasi

Perkeretaapian

• Pembangunan listrik

aliran atas KA

(Jabodetabek,

Yogyakarta – Solo,

Bandung, Surabaya,

Medan) sepanjang

300 Km'sp

Transportasi Laut

• pembangunan

Reception Facilities

(RF) di pelabuhan

• pembangunan SBNP

Solar Cell

Transportasi Udara

• penerapan bandara

yang mempunyai

AMDAL

• target sampai tahun 2019 : 13.000 unit alat

penerangan jalan;

• baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit SBNP, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit SBNP

baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasi/unit, dan

ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5

lokasi/unit

• ditargetkan pembangunan RF sampai pada tahun 2019 sebanyak 4 lokasi pelabuhan;

• baseline pada tahun 2014 sebanyak 2.269 unit SBNP, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit SBNP Solar Cell

baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 50

lokasi

(14)

LOKASI PEMBANGUNAN

BUS RAPID TRANSIT

Tersebar pada 34 Provinsi di 34 lokasi pada tahun 2015-2019

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total

BRT 1.680,00 1.134,00 1.247,40 1.372,14 1.521,33 6.954,873 Fasilitas Pendukung BRT 24,00 35,20 38,72 42,59 23,43 163,938 Halte BRT 20,00 33,00 36,30 53,24 73,21 215,745 Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar)

(15)

LOKASI PEMBANGUNAN

AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS)

JAMBI (1 Lokasi)  Jambi MALUKU (1 Lokasi)  Ambon SULBAR (1 Lokasi)  Mamuju SULUT (2 Lokasi)  Manado, Bitung KALTENG (1 Lokasi)  Palangkaraya SUMBAR (1 Lokasi)  Bukit Tinggi JATENG (3 Lokasi)  Cirebon  Purwokerto  Magelang JATIM (3 Lokasi)  Malang  Kediri  Sidoarjo KEPRI (1 Lokasi)

 Tanjung Pinang, Batam

SUMSEL (1 Lokasi)  Palembang BABEL (1 Lokasi)  Pangkal Pinang BANTEN (1 Lokasi)  Serang KALBAR (1 Lokasi)  Pontianak SULSEL (1 Lokasi)  Makassar SULTRA (1 Lokasi)  Kendari NTT (1 Lokasi)  Kupang ACEH (1 Lokasi)  Banda Aceh BENGKULU (1 Lokasi)  Bengkulu JABAR (2 Lokasi)  Depok  Tasikmalaya NTB (1 Lokasi) Mataram KALSEL (1 Lokasi) Banjarmasin KALUT (1 Lokasi)  Tanjung Selor SULTENG (1 Lokasi)  Palu GORONTALO (1 Lokasi)  Gorontalo

Tersebar pada 24 Provinsi di 30 lokasi pada tahun 2015-2019

Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar)

2015 2016 2017 2018 2019 Total

120,00 165,00 181,50 226,27 263,54 956,308

(16)

LOKASI PEMBANGUNAN

BUS PEMADU MODA

RIAU (1 Lokasi) Pekanbaru BENGKULU (1 Lokasi) Bengkulu SULTRA (2 Lokasi)  Kendari  Bau-Bau SUMSEL (1 Lokasi) Palembang SULTENG (1 Lokasi) Palu ACEH (1 Lokasi) Banda Aceh BANTEN (1 Lokasi) Tangerang JATIM (1 Lokasi)  Jember SUMBAR (1 Lokasi) Padang SUMUT (1 Lokasi) Nias

KEP. RIAU (2 Lokasi)

 Batam  Tanjung Pinang NTT (1 Lokasi) Kupang NTB (1 Lokasi) Sumbawa Besar

Tersebar pada 14 Provinsi di 16 lokasi pada tahun 2015-2019

Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total 9,38 13,75 15,13 16,64 18,30 73,189 DKI (1 Lokasi) Jakarta

16

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Lhokseumawe-Langsa/Kuala Langsa – Besitang (tahap 1): 2018-2019

Medan – Araskabu – Kualanamu (jalur ganda/layang): 2015-2017

Medan – Gabion/Belawan – Binjai (jalur layang): 2017-2019

Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap 1): 2018-2019

Naras-Sungai Limau (reaktivasi, tahap 1): 2017-2019 Bireun–Lhokseumawe: 2015-2017

Bandar Tinggi – Kuala Tanjung: 2015-2017

Binjai – Besitang (reaktivasi): 2015-2017

Rantauprapat – Duri – Dumai: 2016-2018 Bireun–Sigli – Banda Aceh (tahap 1): 2018-2019

Pekanbaru-Teluk Kuantan-Muaro: 2017-2019

Duri-Pekanbaru: 2018-2019

Duku-BIM: 2015-2016

Pariaman–Naras (reaktivasi): 2017-2018

Padangpanjang-Bukittinggi-Payakumbuh (reaktivasi, tahap 1): 2017-2019

Muarokalaban-Muaro (reaktivasi): 2015-2017

Solok-Padang (shortcut, tahap 1): 2019

Batu Ampar–Bandara Hang Nadim: 2017-2019

Pekanbaru – Jambi – Palembang: 2017-2019

Muara Enim – Lahat (jalur ganda): 2017-2018

Baturaja-Martapura (jalur ganda): 2015-2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Prabumulih-Kertapati (jalur ganda): 2015-2018 Simpang-Tanjungapiapi (tahap 1): 2018-2019 Indralaya-Kampus Unsri: 2016-2017 Rejosari-Tarahan (tahap 1): 2017-2019

Tanjung Karang-Pelabuhan Panjang (reaktivasi): 2017-2019

22 23 24 25 26

Cempaka-Tarahan (jalur ganda): 2017-2019 Sukamenanti-Tarahan (jalur ganda): 2017-2019 Tarahan-Bakauheni (tahap 1): 2019

27 28 29

LOKASI PEMBANGUNAN

JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019

A. PULAU SUMATERA

INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp. Miliar) 4.865,75 10.033,73 13.417,54 19.874,36 23.360,09

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

LOKASI PEMBANGUNAN

JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019

...(2)

B. PULAU JAWA

INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp. Miliar) 7.644,89 22.518,59 21.302,50 21.349,93 15.765,71

(19)

Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor - Banjarmasin: 2017-2019

Tanjung-Tanah Grogot-Balikpapan (tahap 1): 2018-2019

Samarinda - Tanjung Redep (tahap 1): 2018-2019

Tanjung Redep - Batas Negara (tahap 1 ): 2018-2019

Palangkaraya-Banjarmasin (tahap 1) : 2018-2019

Palangkaraya-Sangau-Pontianak (tahap 1): 2018-2019

Pontianak - Batas Negara (tahap 1): 2017-2019 Balikpapan-Samarinda : 2017-2019 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

LOKASI PEMBANGUNAN

JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019

...(3)

C. PULAU KALIMANTAN

19

INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019

(20)

Makassar - Pare-Pare: 2015-2018

Isimu-Gorontalo-Bitung: 2017-2019

Parepare-Majene-Mamuju (tahap 1): 2018-2019

Mamuju – Palu (tahap 1 ): 2018-2019

Palu-Isimu (tahap 1) : 2018-2019 Makassar-Takalar-Watampone (tahap 1): 2018-2019 Manado - Bitung : 2017-2019 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

LOKASI PEMBANGUNAN

JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019

...(4)

D. PULAU SULAWESI

20

INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019

(21)

Sorong – Manokwari (tahap 1): 2018-2019

Jayapura – Sarni (tahap 1): 2018-2019 1

2

LOKASI PEMBANGUNAN

JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019

...(5)

E. PULAU PAPUA

21

INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019

(22)

PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN

TAHUN 2015-2019

22

Jalur KA Existing Jalur KA Rencana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. KA Perkotaan Jabodetabek  pengoptimalan KRL (APBN, BUMN)

2. KA Perkotaan Bandung dan sekitarnya  jalur ganda dan elektrifikasi (APBN), monorail (swasta/Pemda) 3. KA Perkotaan Yogyakarta  elektrifikasi (APBN)

4. KA Perkotaan Surabaya dan sekitarnya  tram (APBN), monorail (swasta/Pemda), gerbangkertosusila (APBN) 5. KA Perkotaan Semarang  reaktivasi, jalur KA layang, KA bandara (APBN, BUMN), LRT (swasta/Pemda) 6. KA Perkotaan Medan  jalur ganda KA Bandara dan elektrifikasi (APBN)

7. KA Perkotaan Padang  KA bandara, reaktivasi (APBN) 8. KA Perkotaan Palembang  monorail (swasta/Pemda) 9. KA Perkotaan Batam  KA bandara

10. KA Perkotaan Makassar dan sekitarnya  Mamminasata, KA bandara (Pemda/Swasta)KA Perkotaan 11. KA Perkotaan Banjarmasin  KA bandara (APBN)

12. KA Perkotaan Denpasar  KA bandara (APBN) 13. KA Perkotaan Manado  Bitung, KA bandara (APBN)

12 13 INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp. Miliar) 4.485.58 18.325,81 12.924,07 16.023,36 11.710,13

21

(23)

Tanjung Pinang Pontianak Priok Surabaya Benoa Kupang Banjarmasin Tarakan Makassar Sibolga Bitung Sorong Merauke Belawan Dumai Sabang Teluk Bayur Cilacap

Palembang Kendari Ambon

Tual Jayapura Semarang Samarinda Muara adang Ketapang Kumai Sampit Lembar Lirang

Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total

- SBNP 451,29 473,85 497,54 519,94 543,33 2.485,96

- GMDSS 289,00 238,63 238,63 220,27 220,27 1.206,79

- VTS 197,00 115,00 115,00 115,00 115,00 657

- Kapal Kenavigasian 807,50 1.049,75 1.049,75 969 969 4.845

SEBARAN PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN

TAHUN 2015-2019

Keterangan : Distrik Navigasi

Pembangunan Fasilitas Kenavigasian (pada 33 provinsi di 25 distrik navigasi)

• Pembangunan VTS (Vessel Traffic Service) : 35 Unit • Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian : 41Unit • Pembangunan SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran) : 754 Unit

• Pembangunan GMDSS (Global Marine Distres Safety System : 144 Unit

(24)

SEBARAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN

100 BANDARA EKSISTING TAHUN 2015-2019

24

1

Target minimal 100 bandara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran, dan peningkatan kekuatan) setiap tahunnya (2015-2019)

2 3 3a 3b 4 5 8 6 7 9 6a 9a 10 10a 10b 11 12 13 14 15 16 17 17a 17c 17b 18 19 19a 19b 19c 20 21 21a 22 23 23a 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36a 37 39a 39 37 38 38a 40 40a 40b 36 41 41a 42 43 44 44a 44b 44c 44d 44e 45 47 48 50 48b 46 62 61 60 58 57 56 53 52 51 49 48a 76 75 74 73 70 69 67 66 65 64 63 68 71 87 86 85 84 83 82 81 79 78 77 102 101 100 99 98 97 96 94 93 92 91 89 117 116 115 114 113 112 110 109 106 105 103 129 117 128 126 123 119 118 124 139 138 137 136 135 44e 133 132 130 140 55 59 72 80 88 90 95 119 122 127 131 107 144 143 142 141 54 Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total 3.241,97 9.161,68 11.279,62 12.749,72 12.855,65 49.288,64

(25)

KESIMPULAN

• Target penghematan energi sektor transportasi didorong dengan peningkatan

penggunaan mobil/motor listrik

• Peningkatan pemanfaatan gas merupakan salah satu program yang

menyumbangkan penghematan energi

• Diperlukan pemberian incentif terhadap kendaraan yang menggunakan bahan

bakar gas atau listrik untuk meningkatkan penggunaan energy berbahan bakar

gas

• Usulan penerapan Electronic Road Pricing melalui pajak kendaraan atau kenaikan

harga bahan bakar

(26)
(27)

SEKTOR

2015

2016

2017

2018

2019

Total

Transportasi Darat

5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192

Transportasi Perkeretaapian

18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241

Transportasi Laut

17.396,517 23.803,500 22.904,210 19.012,158 18.021,845 101.138,230

Transportasi Udara

9.502,163 16.054,661 15.437,333 15.222,091 15.206,084 71.422,332

BPSDM Perhubungan

4.096,440

6.351,580

6.362,604

6.424,663

7.010,172 30.245,459

TOTAL PENDANAAN

55.384,424 95.995,851 103.519,799 116.949,546 119.458,834 491.308,454

Catatan :

1. Alokasi Pendanaan tersebut tidak termasuk pendanaan untuk Kegiatan Dukungan Manajemen pada masing-masing unit kerja Eselon I dan pendanaan pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Litbang Perhubungan

2. Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBNP 2015 dan realisasi anggaran Tahun 2015 sampai dengan bulan Maret.

(Dalam Rp. Miliar)

KERANGKA PENDANAAN PRIORITAS NASIONAL 2015-2019

(SESUAI RPJMN 2015-2019)

(28)

KEBUTUHAN ALOKASI PENDANAAN

RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

(Dalam Rp. Miliar)

UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Total 6.077,110 10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663 RPJMN 5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192 Dukungan Manajemen 242,247 267,729 282,792 300,485 321,217 1.414,471 Direktorat Jenderal Perkeretaapian Total 18.670,667 39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554 RPJMN 18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241 Dukungan Manajemen 116,227 125,246 134,014 143,395 153,432 672,313 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Total 21.763,749 28.389,094 27.719,083 24.043,880 24.004,545 125.920,351 RPJMN 17.396,517 23.803,500 22.904,210 19.012,158 18.021,845 101.138,230 Dukungan Manajemen 4.367,232 4.585,594 4.814,873 5.031,723 5.982,700 24.782,121 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Total 11.745,870 18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020 RPJMN 9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360 Dukungan Manajemen 2.243,700 2.321,450 2.383,040 2.398,260 2.542,210 11.888,660 Badan Pengembangan SDM Perhubungan Total 4.401,610 6.712,099 6.741,825 6.819,239 7.507,361 32.182,133 RPJMN 4.096,440 6.351,580 6.362,604 6.424,663 7.010,172 30.245,459 Pusdiklat Aparatur Perhubungan 74,100 101,519 116,659 126,369 222,699 641,347 Dukungan Manajemen 231,070 258,999 262,562 268,207 274,489 1.295,327 Badan Litbang Perhubungan 228,259 240,359 251,107 237,048 247,941 1.204,715 Inspektorat Jenderal 100,311 105,330 110,590 116,120 122,930 555,282 Sekretariat Jenderal 887,221 976,680 980,750 1.025,866 1.081,537 4.952,054 TOTAL PENDANAAN

63.874,798 104.978,757 112.856,193 126.597,028 130.407,996 538.714,773

28 Catatan :

 Kerangka pendanaan pada masing-masing sub sektor sudah termasuk anggaran kegiatan dukungan manajemen;  Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBN-P.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Penulis memberikan bukti secara empiris mengenai besarnya pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan SiLPA terhadap pengaloksaian anggaran belanja modal,

Pada tahun 2014, Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir ditargetkan sebanyak 3 mitra dengan realisasi sebanyak 3 mitra komersial atau capaian

dalam Model Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Dompu adalah Teori Pembalasan (Absolut), ini dapat dilihat dari tindakan dan sanksi hukum yang diberikan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan bimbingan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum/skripsi ini yang berjudul:

Strategi Program Kegiatan Pelaksana dan Penanggung Jawab Potensi Sumber Dana Perbaikan kualitas ANC Peningkatan cakupan persalinan normal oleh pembantu kelahiran terampil

Sensor suhu dapat bekerja dengan baik untuk setiap panjang serat optik multmode 5, 6, 7, dan 8 cm dengan panjang gelombang 1310 dan 1550 nm.  Sensor suhu serat optik berstruktur

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One Way Anova pada taraf kepercayaan 95% yang

Dengan penelitian ini, diharapkan terwujudnya model pengembangan kinerja sistem informasi berbasis metode rekayasa perangkat lunak unified modelling language yang bermanfaat