RENCANA KEGIATAN STRATEGIS SEKTOR ENERGI
DI BIDANG PERHUBUNGAN
Banjarmasin, 8 September 2015
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Disampaikan pada :
PENDAHULUAN
1
• Energi mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi, dan
lingkungan dalam pembangunan nasional berkelanjutan.
2
• Kebutuhan energi diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi
dan pertambahan jumlah pend
3
• Pengelolaan energi harus dilaksanakan secara optimal
untuk menjamin penyediaannya, baik untuk kebutuhan
saat ini maupun masa mendatang
KEN PADA SEKTOR TRANSPORTASI
Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi
Peningkatan penggunaan tenaga listrik, bahan bakar gas, bahan
bakar nabati
Penerapan sistem transportasi perkotaan yang efisien dengan
menerapkan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi serta
penggunaan moda transportasi hemat energi dan bersih lingkungan
KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR TRANSPORTASI
52,16%
21,35% 9,38%
9,37% 7,10% 2,79%
Pemakaian energi sektor
transportasi berdasarkan
wilayah
Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Bali NusraKebutuhan energi
pada sektor
transportasi tumbuh
lebih kurang rata-rata
6.08% per tahun.
Proyeksi pemakaian energi pada sektor transportasi per jenis energi
1. Skenario dasar didominasi pemakaian bensin, minyak solar, avtur, dan
bensin super.
2. Skenario biofuel didominasi bensin dan minyak solar dalam pemakaian
energi sektor transportasi. Akan tetapi, dengan masuknya bioethanol dan
biodiesel di dalam pemakaian energi sektor transportasi, peranan bensin
dan minyak solar secara signifikan mengalami penurunan.
Pemodelan Kebijakan Energi Nasional (KEN)
sektor transportasi di tahun 2025
diproyeksikan akan menggunakan sekitar 76,5
Million Tonnes of Oil Equivalent (MTOE) atau
sekitar 30% dari total kebutuhan energi yaitu
sebesar 251 MTOE, dengan perincian
kebutuhan energi sebagai berikut:
•
BBM sebesar 63,52 MTOE (setara 1,29
juta barel per hari) atau sekitar 86% dari
total kebutuhan kebutuhan energi; \
•
Gas 6,06 MTOE (650,8 juta standar kaki
kubik per hari (million standard cubic feet
per day) atau sekitar 7,9% dari total
lebutuhan energi;
•
Listrik 0,11 MTOE (1.341,2 GWh
(gigawatt hours) atau sekitar 0,1% dari
total kebutuhan energi;
•
Biofuel 6,87 MTOE (7,85 juta KL (kiloliter)
atau sekitar 9% dari total kebutuhan
energi.
63,52 MTOE 6,06 MTOE
0,11 MTOE 6,87 MTOE
Kebutuhan Energi Sektor Transportasi
BBM
Gas
Listrik
Biofuel
PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF
• Gas dan listrik pada sektor
transportasi belum
menunjukkan peran yang
signifikan.
• Pencapaian target
pemanfaatan gas bumi di
sektor transportasi sesuai
dengan PerMen 19/2012,
tidak terlalu signifikan
mengubah komposisi
pemakaian energi di sektor
transportasi.
• Skenario listrik memberikan
pengaruh cukup besar
dalam mengubah komposisi
pemakaian energi sektor
transportasi.
SKENARIO PEMAKAIAN BBM PADA TAHUN 2030
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 3,3 kali dari
pemakaian tahun 2010
Skenario Dasar
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 3,2 kali dari
pemakaian tahun 2010
Skenario Gas Bumi
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,8 kali dari
pemakaian tahun 2010
Skenario Biofuel
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,8 kali dari
pemakaian tahun 2010
Skenario Gabungan Biofuel
& Gas Bumi
• Pemakaian BBM meningkat menjadi 2,2 kali dari
pemakaian tahun 2010
Skenario Gabungan
Biofuel, Gas Bumi & Listrik
PEMIKIRAN UNTUK MEMANFAATKAN PENGGUNAAN
GAS DAN LISTRIK DI SEKTOR TRANSPORTASI
Road Map Energi Sektor Transportasi 2020
Kendaraan
berbasis jalan
wajib
menggunakan
bahan bakar gas
dan hybrid
Biaya
penggunaan
jalan dipungut
melalui harga /
penggunaan
bahan bakar
Refund bagi
pengguna new
energy vehicles
(NEVs)
Incentive khusus
bagi operator
taxi dengan gas /
hibrid (NEVs)
KEBIJAKAN ENERGI SEKTOR TRANSPORTASI
SESUAI RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS
Sasaran dalam draft Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 yang terkait dengan energi
“..menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan
meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada
sektor transportasi..”
STRATEGI PEMBANGUNAN SARANA & PRASARANA TRANSPORTASI
YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan
dan tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim;
Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan;
Penerapan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien;
Mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke transportasi
umum/massal.
INDIKATOR KINERJA UTAMA UNTUK TAHUN 2015-2019
Jumlah penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional
Transportasi Darat
• Smart driving
• Pengadaan BRT
• Pengadaan bus
pemadu moda
Transportasi
Perkeretaapian
• Pembangunan listrik
aliran atas KA
sepanjang 300 km
Transportasi Laut
• Pengadaan SBNP
bertenaga genset
menjadi solar cell
• Efisiensi
Operasionalbongkar
muat di pelabuhan
Transportasi Udara
• Penggunaan pesawat
yang lebih hemat
bahan bakar
• Penerapan
eco-airport
baseline pada tahun 2014
sebesar 0,172 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330
juta ton CO2e
baseline pada tahun 2014
sebesar 0,042 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127
juta ton CO2e
baseline tahun 2014
mencapai 0,280 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 0,560 juta ton CO2e
baseline tahun 2014 sebesar
4,252 juta ton CO2e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945
juta ton CO2e
LANJUTAN
Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana transportasi
Transportasi Darat
• pelaksanaan
gasifikasi dan
penggunaan bio fuel
pada angkutan
umum
Transportasi
Perkeretaapian
• pengadaan sarana
KA (KRL)
Transportasi Laut
• Pengadaan SBNP
bertenaga genset
menjadi solar cell
Transportasi Udara
• Penggunaan sollar
cell di bandara
baseline pada tahun 2014
sebanyak 2 lokasi/kota, dan ditargetkan sampai pada
tahun 2019 sebanyak 4 lokasi
sebanyak 40 unit baseline pada tahun 2014, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 117
unit
baseline pada tahun 2014
sebanyak 6 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 100
unit
baseline sebanyak 824 unit,
dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 1.216
unit
LANJUTAN
Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan
Transportasi Darat
• Pembangunan dan
pemasangan Alat
Penerangan Jalan
yang dilengkapi
dengan sensor
• Pembangunan SBNP
Transportasi
Perkeretaapian
• Pembangunan listrik
aliran atas KA
(Jabodetabek,
Yogyakarta – Solo,
Bandung, Surabaya,
Medan) sepanjang
300 Km'sp
Transportasi Laut
• pembangunan
Reception Facilities
(RF) di pelabuhan
• pembangunan SBNP
Solar Cell
Transportasi Udara
• penerapan bandara
yang mempunyai
AMDAL
• target sampai tahun 2019 : 13.000 unit alat
penerangan jalan;
• baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit SBNP, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit SBNP
baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasi/unit, dan
ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5
lokasi/unit
• ditargetkan pembangunan RF sampai pada tahun 2019 sebanyak 4 lokasi pelabuhan;
• baseline pada tahun 2014 sebanyak 2.269 unit SBNP, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit SBNP Solar Cell
baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 50
lokasi
LOKASI PEMBANGUNAN
BUS RAPID TRANSIT
Tersebar pada 34 Provinsi di 34 lokasi pada tahun 2015-2019
Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total
BRT 1.680,00 1.134,00 1.247,40 1.372,14 1.521,33 6.954,873 Fasilitas Pendukung BRT 24,00 35,20 38,72 42,59 23,43 163,938 Halte BRT 20,00 33,00 36,30 53,24 73,21 215,745 Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar)
LOKASI PEMBANGUNAN
AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS)
JAMBI (1 Lokasi) Jambi MALUKU (1 Lokasi) Ambon SULBAR (1 Lokasi) Mamuju SULUT (2 Lokasi) Manado, Bitung KALTENG (1 Lokasi) Palangkaraya SUMBAR (1 Lokasi) Bukit Tinggi JATENG (3 Lokasi) Cirebon Purwokerto Magelang JATIM (3 Lokasi) Malang Kediri Sidoarjo KEPRI (1 Lokasi)
Tanjung Pinang, Batam
SUMSEL (1 Lokasi) Palembang BABEL (1 Lokasi) Pangkal Pinang BANTEN (1 Lokasi) Serang KALBAR (1 Lokasi) Pontianak SULSEL (1 Lokasi) Makassar SULTRA (1 Lokasi) Kendari NTT (1 Lokasi) Kupang ACEH (1 Lokasi) Banda Aceh BENGKULU (1 Lokasi) Bengkulu JABAR (2 Lokasi) Depok Tasikmalaya NTB (1 Lokasi) Mataram KALSEL (1 Lokasi) Banjarmasin KALUT (1 Lokasi) Tanjung Selor SULTENG (1 Lokasi) Palu GORONTALO (1 Lokasi) Gorontalo
Tersebar pada 24 Provinsi di 30 lokasi pada tahun 2015-2019
Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
120,00 165,00 181,50 226,27 263,54 956,308
LOKASI PEMBANGUNAN
BUS PEMADU MODA
RIAU (1 Lokasi) Pekanbaru BENGKULU (1 Lokasi) Bengkulu SULTRA (2 Lokasi) Kendari Bau-Bau SUMSEL (1 Lokasi) Palembang SULTENG (1 Lokasi) Palu ACEH (1 Lokasi) Banda Aceh BANTEN (1 Lokasi) Tangerang JATIM (1 Lokasi) Jember SUMBAR (1 Lokasi) Padang SUMUT (1 Lokasi) Nias
KEP. RIAU (2 Lokasi)
Batam Tanjung Pinang NTT (1 Lokasi) Kupang NTB (1 Lokasi) Sumbawa Besar
Tersebar pada 14 Provinsi di 16 lokasi pada tahun 2015-2019
Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total 9,38 13,75 15,13 16,64 18,30 73,189 DKI (1 Lokasi) Jakarta
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Lhokseumawe-Langsa/Kuala Langsa – Besitang (tahap 1): 2018-2019
Medan – Araskabu – Kualanamu (jalur ganda/layang): 2015-2017
Medan – Gabion/Belawan – Binjai (jalur layang): 2017-2019
Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap 1): 2018-2019
Naras-Sungai Limau (reaktivasi, tahap 1): 2017-2019 Bireun–Lhokseumawe: 2015-2017
Bandar Tinggi – Kuala Tanjung: 2015-2017
Binjai – Besitang (reaktivasi): 2015-2017
Rantauprapat – Duri – Dumai: 2016-2018 Bireun–Sigli – Banda Aceh (tahap 1): 2018-2019
Pekanbaru-Teluk Kuantan-Muaro: 2017-2019
Duri-Pekanbaru: 2018-2019
Duku-BIM: 2015-2016
Pariaman–Naras (reaktivasi): 2017-2018
Padangpanjang-Bukittinggi-Payakumbuh (reaktivasi, tahap 1): 2017-2019
Muarokalaban-Muaro (reaktivasi): 2015-2017
Solok-Padang (shortcut, tahap 1): 2019
Batu Ampar–Bandara Hang Nadim: 2017-2019
Pekanbaru – Jambi – Palembang: 2017-2019
Muara Enim – Lahat (jalur ganda): 2017-2018
Baturaja-Martapura (jalur ganda): 2015-2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Prabumulih-Kertapati (jalur ganda): 2015-2018 Simpang-Tanjungapiapi (tahap 1): 2018-2019 Indralaya-Kampus Unsri: 2016-2017 Rejosari-Tarahan (tahap 1): 2017-2019
Tanjung Karang-Pelabuhan Panjang (reaktivasi): 2017-2019
22 23 24 25 26
Cempaka-Tarahan (jalur ganda): 2017-2019 Sukamenanti-Tarahan (jalur ganda): 2017-2019 Tarahan-Bakauheni (tahap 1): 2019
27 28 29
LOKASI PEMBANGUNAN
JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019
A. PULAU SUMATERA
INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp. Miliar) 4.865,75 10.033,73 13.417,54 19.874,36 23.360,09
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
LOKASI PEMBANGUNAN
JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019
...(2)
B. PULAU JAWA
INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp. Miliar) 7.644,89 22.518,59 21.302,50 21.349,93 15.765,71
Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor - Banjarmasin: 2017-2019
Tanjung-Tanah Grogot-Balikpapan (tahap 1): 2018-2019
Samarinda - Tanjung Redep (tahap 1): 2018-2019
Tanjung Redep - Batas Negara (tahap 1 ): 2018-2019
Palangkaraya-Banjarmasin (tahap 1) : 2018-2019
Palangkaraya-Sangau-Pontianak (tahap 1): 2018-2019
Pontianak - Batas Negara (tahap 1): 2017-2019 Balikpapan-Samarinda : 2017-2019 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
LOKASI PEMBANGUNAN
JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019
...(3)
C. PULAU KALIMANTAN
19
INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019
Makassar - Pare-Pare: 2015-2018
Isimu-Gorontalo-Bitung: 2017-2019
Parepare-Majene-Mamuju (tahap 1): 2018-2019
Mamuju – Palu (tahap 1 ): 2018-2019
Palu-Isimu (tahap 1) : 2018-2019 Makassar-Takalar-Watampone (tahap 1): 2018-2019 Manado - Bitung : 2017-2019 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
LOKASI PEMBANGUNAN
JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019
...(4)
D. PULAU SULAWESI
20
INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019
Sorong – Manokwari (tahap 1): 2018-2019
Jayapura – Sarni (tahap 1): 2018-2019 1
2
LOKASI PEMBANGUNAN
JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2019
...(5)
E. PULAU PAPUA
21
INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN
TAHUN 2015-2019
22
Jalur KA Existing Jalur KA Rencana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101. KA Perkotaan Jabodetabek pengoptimalan KRL (APBN, BUMN)
2. KA Perkotaan Bandung dan sekitarnya jalur ganda dan elektrifikasi (APBN), monorail (swasta/Pemda) 3. KA Perkotaan Yogyakarta elektrifikasi (APBN)
4. KA Perkotaan Surabaya dan sekitarnya tram (APBN), monorail (swasta/Pemda), gerbangkertosusila (APBN) 5. KA Perkotaan Semarang reaktivasi, jalur KA layang, KA bandara (APBN, BUMN), LRT (swasta/Pemda) 6. KA Perkotaan Medan jalur ganda KA Bandara dan elektrifikasi (APBN)
7. KA Perkotaan Padang KA bandara, reaktivasi (APBN) 8. KA Perkotaan Palembang monorail (swasta/Pemda) 9. KA Perkotaan Batam KA bandara
10. KA Perkotaan Makassar dan sekitarnya Mamminasata, KA bandara (Pemda/Swasta)KA Perkotaan 11. KA Perkotaan Banjarmasin KA bandara (APBN)
12. KA Perkotaan Denpasar KA bandara (APBN) 13. KA Perkotaan Manado Bitung, KA bandara (APBN)
12 13 INDIKASI ANGGARAN 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp. Miliar) 4.485.58 18.325,81 12.924,07 16.023,36 11.710,13
21
Tanjung Pinang Pontianak Priok Surabaya Benoa Kupang Banjarmasin Tarakan Makassar Sibolga Bitung Sorong Merauke Belawan Dumai Sabang Teluk Bayur Cilacap
Palembang Kendari Ambon
Tual Jayapura Semarang Samarinda Muara adang Ketapang Kumai Sampit Lembar Lirang
Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total
- SBNP 451,29 473,85 497,54 519,94 543,33 2.485,96
- GMDSS 289,00 238,63 238,63 220,27 220,27 1.206,79
- VTS 197,00 115,00 115,00 115,00 115,00 657
- Kapal Kenavigasian 807,50 1.049,75 1.049,75 969 969 4.845
SEBARAN PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN
TAHUN 2015-2019
Keterangan : Distrik Navigasi
Pembangunan Fasilitas Kenavigasian (pada 33 provinsi di 25 distrik navigasi)
• Pembangunan VTS (Vessel Traffic Service) : 35 Unit • Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian : 41Unit • Pembangunan SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran) : 754 Unit
• Pembangunan GMDSS (Global Marine Distres Safety System : 144 Unit
SEBARAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN
100 BANDARA EKSISTING TAHUN 2015-2019
24
1
Target minimal 100 bandara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran, dan peningkatan kekuatan) setiap tahunnya (2015-2019)
2 3 3a 3b 4 5 8 6 7 9 6a 9a 10 10a 10b 11 12 13 14 15 16 17 17a 17c 17b 18 19 19a 19b 19c 20 21 21a 22 23 23a 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36a 37 39a 39 37 38 38a 40 40a 40b 36 41 41a 42 43 44 44a 44b 44c 44d 44e 45 47 48 50 48b 46 62 61 60 58 57 56 53 52 51 49 48a 76 75 74 73 70 69 67 66 65 64 63 68 71 87 86 85 84 83 82 81 79 78 77 102 101 100 99 98 97 96 94 93 92 91 89 117 116 115 114 113 112 110 109 106 105 103 129 117 128 126 123 119 118 124 139 138 137 136 135 44e 133 132 130 140 55 59 72 80 88 90 95 119 122 127 131 107 144 143 142 141 54 Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 Total 3.241,97 9.161,68 11.279,62 12.749,72 12.855,65 49.288,64
KESIMPULAN
• Target penghematan energi sektor transportasi didorong dengan peningkatan
penggunaan mobil/motor listrik
• Peningkatan pemanfaatan gas merupakan salah satu program yang
menyumbangkan penghematan energi
• Diperlukan pemberian incentif terhadap kendaraan yang menggunakan bahan
bakar gas atau listrik untuk meningkatkan penggunaan energy berbahan bakar
gas
• Usulan penerapan Electronic Road Pricing melalui pajak kendaraan atau kenaikan
harga bahan bakar
SEKTOR
2015
2016
2017
2018
2019
Total
Transportasi Darat
5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192
Transportasi Perkeretaapian
18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241
Transportasi Laut
17.396,517 23.803,500 22.904,210 19.012,158 18.021,845 101.138,230
Transportasi Udara
9.502,163 16.054,661 15.437,333 15.222,091 15.206,084 71.422,332
BPSDM Perhubungan
4.096,440
6.351,580
6.362,604
6.424,663
7.010,172 30.245,459
TOTAL PENDANAAN
55.384,424 95.995,851 103.519,799 116.949,546 119.458,834 491.308,454
Catatan :1. Alokasi Pendanaan tersebut tidak termasuk pendanaan untuk Kegiatan Dukungan Manajemen pada masing-masing unit kerja Eselon I dan pendanaan pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Litbang Perhubungan
2. Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBNP 2015 dan realisasi anggaran Tahun 2015 sampai dengan bulan Maret.
(Dalam Rp. Miliar)
KERANGKA PENDANAAN PRIORITAS NASIONAL 2015-2019
(SESUAI RPJMN 2015-2019)
KEBUTUHAN ALOKASI PENDANAAN
RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
(Dalam Rp. Miliar)
UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Total 6.077,110 10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663 RPJMN 5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192 Dukungan Manajemen 242,247 267,729 282,792 300,485 321,217 1.414,471 Direktorat Jenderal Perkeretaapian Total 18.670,667 39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554 RPJMN 18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241 Dukungan Manajemen 116,227 125,246 134,014 143,395 153,432 672,313 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Total 21.763,749 28.389,094 27.719,083 24.043,880 24.004,545 125.920,351 RPJMN 17.396,517 23.803,500 22.904,210 19.012,158 18.021,845 101.138,230 Dukungan Manajemen 4.367,232 4.585,594 4.814,873 5.031,723 5.982,700 24.782,121 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Total 11.745,870 18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020 RPJMN 9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360 Dukungan Manajemen 2.243,700 2.321,450 2.383,040 2.398,260 2.542,210 11.888,660 Badan Pengembangan SDM Perhubungan Total 4.401,610 6.712,099 6.741,825 6.819,239 7.507,361 32.182,133 RPJMN 4.096,440 6.351,580 6.362,604 6.424,663 7.010,172 30.245,459 Pusdiklat Aparatur Perhubungan 74,100 101,519 116,659 126,369 222,699 641,347 Dukungan Manajemen 231,070 258,999 262,562 268,207 274,489 1.295,327 Badan Litbang Perhubungan 228,259 240,359 251,107 237,048 247,941 1.204,715 Inspektorat Jenderal 100,311 105,330 110,590 116,120 122,930 555,282 Sekretariat Jenderal 887,221 976,680 980,750 1.025,866 1.081,537 4.952,054 TOTAL PENDANAAN
63.874,798 104.978,757 112.856,193 126.597,028 130.407,996 538.714,773
28 Catatan : Kerangka pendanaan pada masing-masing sub sektor sudah termasuk anggaran kegiatan dukungan manajemen; Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBN-P.