• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-X/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-X/2012"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

 

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 19/PUU-X/2012

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2007

TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BUTON UTARA

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA [PASAL 7]

TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(I)

J A K A R T A

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 19/PUU-X/2012

PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara [Pasal 7] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PEMOHON

Muhammad Ridwan Zakariahh ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Rabu, 29 Februari 2012, Pukul 13.43 –14.23 WIB

Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Achmad Sodiki (Ketua)

2) Hamdan Zoelva (Anggota)

3) Anwar Usman (Anggota)

(3)

Pihak Yang Hadir:

A. Pemohon:

1. Muhammad Ridwan Zakariah

B. Kuasa Hukum Pemohon:

1. Hamdu Sahid

(4)

1. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sidang Perkara Nomor 19/PUU-X/2012 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Baik, assalamualaikum wr. wb. Selamat siang, Bapak-Bapak, Saudara sekalian. Hari ini kita akan melakukan pemeriksaan pendahuluan, tapi sebelumnya saya persilakan kepada Pemohon untuk mengenalkan diri terlebih dahulu. Silakan, Bapak.

2. PEMOHON: MUHAMMAD RIDWAN ZAKARIAH

Assalamualaikum wr. wb.

3. KETUA: ACHMAD SODIKI

Waalaikumsalam.

4. PEMOHON: MUHAMMAD RIDWAN ZAKARIAH

Bapak Hakim Yang Mulia, nama kami Drs. Muhammad Ridwan Zakariah. Jabatan Bupati Buton Utara, sebagai Pemohon. Terima kasih banyak.

5. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sebelahnya siapa, Pak? Silakan, lengkap saja.

6. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Majelis Hakim Yang Mulia. Saya, nama Hamdu Sahid, S.H., Kuasa dari Bapak Muhammad Ridwan. Terima kasih.

7. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baik, berikutnya?

8. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ketua Majelis Hakim, Yang Mulia. Nama saya Muhammad Kusain Malik, B.A. sebagai Kuasa Hukum dari Pemohon Muhammad H. Ridwan Zakariah, M.Si. Terima kasih.

SIDANG DIBUKA PUKUL 13.43 WIB

(5)

9. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baik, ya. Di sini Saudara Pemohon mengajukan Permohonan Pengujian Formil dan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Ya baiklah, saya ingin memaparkan secara singkat pokok-pokok permohonan Saudara, silakan.

10. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Mohon maaf, Yang Mulia. Saya minta izin untuk saya bacakan.

11. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baik.

12. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya, permohonan ini yang (…)

13. KETUA: ACHMAD SODIKI

Pokok-pokoknya saja.

14. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Pokok-pokoknya saja?

15. KETUA: ACHMAD SODIKI

He eh, baik.

16. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Terima kasih, Yang Mulia. Kepada Yang Terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jalan Merdeka Barat Nomor 6, Jakarta. Perihal Permohonan Pengujian Formil dan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Seterusnya, Kuasa Hamdu Sahid, S.H. Seterusnya, Muhammad Kusain Malik, B.A.

17. KETUA: ACHMAD SODIKI

(6)

18. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya.

19. KETUA: ACHMAD SODIKI

A, B, kewenangan sudah.

20. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya.

21. KETUA: ACHMAD SODIKI

Terus halaman?

22. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya, A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi.

23. KETUA: ACHMAD SODIKI

Dilewati saja itu.

24. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya, dilewatkan saja.

25. KETUA: ACHMAD SODIKI

Kami sudah tahu semua.

26. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Kedudukan hukum, saya lewati saja juga, Pak?

27. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, baik. Terus ini yang halaman 4 saja, bawah itu.

28. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

(7)

29. KETUA: ACHMAD SODIKI He em.

30. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Bahwa karena atas dasar pertimbangan tentang kewenangan Mahkamah Konstitusi dan berkedudukan hukum, Pemohon … legalitas Pemohon, maka dengan ini Pemohon mengajukan Permohonan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara oleh Mahkamah Konstitusi terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

A.1. Bahwa walaupun Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 telah terbentuk sesuai prosedur hukum, yaitu melalui pembahasan Rancangan Undang-Undang Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Akan tetapi karena muatan rancangan undang-undang, maka Undang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara menetapkan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara berkedudukan di Kalisusu tidak menjadi pokok pembahasan, melainkan Buranga tempat kedudukan ibu kota dijadikan pokok pembahasan, sehingga penetapan Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Buton Utara dinyatakan tidak berdasarkan hukum atau melanggar Undang-Undang Dasar 1945.

Bahwa demikian pula dalam proses untuk memperkokoh kesepakatan bersama dalam permufakatan sesuai Pasal 20 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 karena pokok pembahasan di luar Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara dinyatakan melawan hukum dan/atau bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Tiga. Bahwa sesungguhnya dikehendaki oleh pembuat Rancangan Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Buton Utara yang seharusnya dijadikan salah satu pokok pembahasan adalah masalah ibu kota berkedudukan Kalisusu, wilayah Kecamatan Kalisusu.

Empat. Bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara dinyatakan melawan hukum, bertentangan dengan jiwa Undang-Undang Dasar 1945 oleh karena dalam proses pembahasan Rancangan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tersebut yang dijadikan pokok pembahasan rancangannya tidak sesuai muatan isi yang telah dimuat dalam rancangan undang-undang, melainkan diambil dari usulan sepihak dari pihak yang tidak menghendaki re … rencana pemekaran Kabupaten Buton Utara dari Kabupaten Muna.

Lima. Bahwa perubahan kedudukan ibu kota dinyatakan dalam rancangan undang-undang ialah di Kalisusu diubah dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di

(8)

Provinsi Sulawesi Tenggara dinyatakan ibu kota kabupaten berkedudukan di Buranga, dilakukan oleh pihak yang tidak menyetujui rencana pembentukan Kabupaten Buton Utara, yaitu tidak berdasarkan pertimbangan untuk kepentingan umum, melainkan kepentingan kekuasaan pribadi seseorang.

Enam. Penempatan Buranga menjadi tempat kedudukan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara mengubah posisi Kalisusu yang dinyatakan dalam rancangan undang-undangnya hanyalah merupakan rekayasa dari pihak yang menghendaki rencana pembentukan/pembentukan Kabupaten Buton Utara gagal atau tidak memperoleh kesepakatan persetujuan bersama.

Pihak kelompok pejuang untuk pemekaran Buton Utara menjadi kabupaten terpisah dari Kabupaten Muna, sesungguhnya menyadari bahwa mengubah penetapan Kalisusu tempat kedudukan ibu kota dalam rancangan undang-undang menjadi Buranga dan menjadi pokok pembahasan rancangan undang-undang adalah tidak benar dan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 karena bukan untuk kepentingan umum.

Bahwa tidak … bahwa pihak pejuang pemekaran Buton Utara menyadari kesalahan yang dilakukan dalam proses pembahasan rancangan undang-undang pembentukan Kabupaten Buton Utara adalah ulah/permainan politik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Muna agar cita-cita untuk pemekaran Buton Utara gagal, setidak-tidaknya tertunda keberhasilannya.

Sembilan. Bahwa dengan demikian, untuk mengakhiri permainan menggagalkan pemekaran Buton Utara, pihak pejuang pemekaran harus/mengakui usul yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muna bahwa Buranga sebagai tempat kedudukan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara.

10. Bahwa persetujuan pihak pejuang pemekaran Buton Utara terhadap usul perubahan kedudukan ibu kota yang ditetapkan dalam rancangan undang-undang ialah Kalisusu menjadi Buranga hanyalah persetujuan agar upaya perjuangan politik pihak lawan atau aposisi dapat berakhir dan memasuki jalur hukum sekarang ini, yaitu memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk melakukan pengujian formil Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara.

B.1. Bahwa berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara di dalamnya yang menetapkan ibu kota berkedudukan di Buranga, Pemohon dirugikan hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945 kepada Pemohon. Sehingga dengan demikian, Pemohon mengajukan permohonan agar Mahkamah Konstitusi melakukan pengujian materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara.

(9)

Bahwa perubahan pokok pembahasan dalam pembahasan rancangan undang-undang pembentukan Kabupaten Buton Utara, yaitu Kalisusu dinyatakan tempat kedudukan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara menyebabkan kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon karena Pemohon adalah Bupati Terpilih Kabupaten Buton Utara.

Bahwa pengajuan usul agar Buranga menjadi Ibu Kota Kabupaten Buton Utara oleh Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Muna sebagai daerah induk adalah usaha permainan politik agar pemekaran bias dapat gagal.

Bahwa munculnya Buranga menggantikan Kalisusu sebagai ibu kota tidak bermotifkan apa-apa, melainkan unsur kesengajaan Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Muna yang semata-mata sebagai upaya untuk tidak tercapainya kesepakatan dalam pembahasan undang-undang, sehingga dengan demikian keinginan pemekaran Buton Utara dipastikan gagal.

Bahwa Buranga tidak lebih layak dari Kalisusu untuk menjadi ibu kota karena Buranga merupakan lahan baru dibuka untuk lokasi pertanian warga transmigrasi. Bahwa Kalisusu sudah dapat disebut sebagai kota senior, dimana sejak zaman Kesultanan Buton sudah diadakan sebagai pusat kekuasaan atau tempat kedudukan Raja Kalisusu sampai dengan zaman era reformasi saat ini, tetap dijadikan tempat kedudukan ibu kota, sehingga sesuai perkembangan sosial, ekonomi, politik, sangat pantas atau layak untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara.

Bahwa munculnya nama Kota Kalisusu dalam Rancangan Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Buton Utara berdasarkan kata hati nurani masyarakat pencetus gagasan pemekaran Buton Utara, para tokoh adat, budaya, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, P-1, P-2, dan P-3.

Bahwa apabila pelaksanaan permohonan (suara tidak terdengar

jelas) Buton Utara dengan Ibu Kota Buranga dapat membutuhkan biaya 3

kali sampai 4 kali lipat biaya pembangunan fisik dibandingkan dengan Ibu Kota di Kalisusu.

Sembilan. Bahwa perbedaan pembiayaan pembangunan seperti dijelaskan di atas, disebabkan karena Buranga adalah merupakan lahan yang baru dibuka. Sehingga apabila terjadi pembangunan gedung ataupun perkantoran, harus melalui tingkat atau tahapan persiapan lahan survei bahan dan sumber daya manusia, tenaga kerja, dimana harus membutuhkan biaya terlebih dahulu, baru biaya bangunan fisik.

Bahwa apabila pelaksanaan pembangunan diarahkan langsung di Kalisusu, atas dasar perencanaan biaya adalah semata-mata hanya bentuk pembangunan fisik.

Bahwa berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara menjadikan Pemohon sebagai Kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten Buton Utara adalah sulit untuk menetapkan ibu kota sebagai pusat pemerintahan di daerah dalam menjalankan dan menetapkan

(10)

kebijaksanaan untuk pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (5) undang-Undang Dasar 1945.

Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Mulia. Bahwa Pemohon dalam status warga Negara Indonesia terpilih menjadi Bupati Buton Utara pemekaran dari Kabupaten Muna yang oleh Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan hak dan/atau kewenangan terhadap Pemohon dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 atas muatan Pasal 7 di dalamnya yang menyatakan ibu kota berkedudukan di Buranga bukan di Kalisusu sesuai aspirasi masyarakat Buton Utara. Pemohon merasakan hambatan-hambatan untuk melaksanakan amanat undang-undang dengan baik yang dapat dirasakan oleh masyarakat Buton Utara.

Bahwa pada awal memulai kegiatan melaksanakan tugas bupati bagi suatu daerah yaitu Kabupaten Buton Utara yang lalu, Pemohon mengarahkan perhatian untuk membangun Ibu Kota di Buranga, berpedoman pada Undang-Undang 14 Tahun 2007 Pasal 7. Pemohon menemui kendala, menghambat kelancaran pelaksanaan rencana, dan program pemerintahan daerah dikarenakan alokasi dana perlu direvisi, perlu pengkajian lokal, lokasi dari pihak terkait untuk dapat ditempatkan bangunan atau tidak.

31. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, itu dilewati saja.

32. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya, ya.

33. KETUA: ACHMAD SODIKI

Dianggap terbaca.

34. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya.

35. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sampai bawah, yang penting di bawah itu.

36. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

(11)

37. KETUA: ACHMAD SODIKI

Di bawah yang lebih penting ialah (…)

38. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Ya. Bahwa dari kajian Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Haluoleo (Unhalu), keduanya menyimpulkan bahwa Buranga tidak layak untuk menjadi Ibu Kota Kabupaten Buton Utara. Bahwa kedua hasil kajian disebut di atas, mengukuhkan aspirasi masyarakat untuk menempatkan Ibu Kota di Kalisusu, sebagaimana tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Bahwa dengan memerhatikan hal-hal yang telah diuraikan, maka sekali lagi mempertanyakan apa yang dijadikan motif menggantikan Kalisusu dengan Buranga menjadi pokok pembahasan Rancangan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 oleh pembuat undang-undang … mohon maaf ini, Pak, bukan Pasal 1 ayat (2), tetapi Pasal 20 ayat (2) (…)

39. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Pasal 20 ayat (2).

40. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Undang-Undang Dasar 1945 dan disepakati dalam musyawarah bersama dalam rapat DPR dengan Pihak Terkait untuk terbentuknya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007, Pasal 20 ayat (4). Ya, mohon maaf ini, Pak, salah penulisan. Saya teruskan, Yang Mulia?

41. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, teruskan.

42. KUASA HUKUM PEMOHON: MUH. KUSAIN MALIK

Undang-Undang Dasar 1945, dengan hal pembentukan Kabupaten Buton Utara, ibu kota berkedudukan di Buranga Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007.

Bahwa Pemohon dengan mendahulukan permohonan maaf kepada Majelis Hakim yang akan menjawab, yang dipertanyakan adanya pengalihan pokok pembahasan Rancangan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007, mengenai Ibu Kota Kalisusu yang dipersiapkan, dialihkan ke Buranga yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007.

(12)

Bahwa peralihan persiapan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara dari Kalisusu ke Buranga bukan atas dasar pertimbangan karena keistimewaan Buranga, bila dibandingkan dengan Kalisusu, melainkan semata-mata permainan politik Pemerintah Daerah Kabupaten Muna sebagai daerah induk pemerkaran Kabupaten Buton Utara.

Bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Muna selaku induk yang dihalang persetujuan untuk pemekaran Buton Utara sejak awal keinginan masyarakat Buton Utara menyampaikan niat pemekaran Buton Utara telah meminta persetujuan Bupati Muna ditanggapi oleh Bupati Muna atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dengan dalih atau alasan yang bermacam-macam dan mengajukan sarat untuk menyetujui apa yang telah direncanakan masyarakat dengan opsi tentang:

1)Nama harus Kabupaten Muna Timur dan tidak di … tidak setuju dengan Kabupaten Buton Utara.

2)Masalah jumlah wilayah kecamatan, dimana Kecamatan Wakorumba hanya sebagian, yaitu wilayah bagian Utara saja yang dibolehkan untuk dimasukkan dalam wilayah pemekaran Kabupaten Buton Utara.

Bahwa karena perjuangan masyarakat Buton Utara didasari kata hati yang kuat, tulus, dan ikhlas, maka semua upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dalam mengagalkan niat masyarakat Buton Utara untuk mekar dipatahkan, digagalkan, sehingga terjadi pengakuan, persetujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna, sebagaimana tertuang dalam surat Bupati Muna Nomor 126/3492, tanggal 7 November 2003 perihal Usul Pembentukan Kabupaten Buton Utara sebagai Pemekaran Kabupaten Muna (P-4), ditindaklanjuti dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, DPR Kabupaten Muna Nomor 07/DPRD/10/KPTS/2003, tanggal 4 Oktober 2003 tentang Penetapan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara di Kalisusu (P-5). Kemudian Surat Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 136/50686, tanggal 15 Desember 2003 perihal Usul Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara (P-6). Disusul dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 12/DPRD/2003, tanggal 20 Oktober 2003 tentang Persetujuan Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara (P-7). Lalu dibuatlah oleh pemerintah tentang rancangan undang-undang untuk pembentukan Kabupaten Buton Utara yang selanjutnya dibahas dalam sidang DPR, agenda acara Pembahasan Rancangan dan Acara Mufakat Persetujuan lahirah … lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pokok permohonan. Bahwa apa yang telah dikemukakan dalam hal kewenangan Mahkamah Konstitusi dan kedudukan hukum Pemohon sebagaimana diuraikan di atas adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok-pokok permohonan ini.

Dua. Bahwa pembentukan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi

(13)

Tenggara, melanggar Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Bahwa karena penetapan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak mempunyai dasar hukum yang kuat atau melanggar Undang-Undang Dasar Tahun 1945, maka Pasal 7 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tersebut tidak dapat diberlakukan karena tidak berdasar hukum dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

Bahwa Pemohon untuk dapat melaksanakan hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dengan baik dan tidak dirugikan dengan berlakuknya Pasal 7 Undang-Undang Nomor … Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Lima, Pemohon mengajukan permohonan pengujian materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 melalui langkah hukum untuk mengakhiri langkah politik yang dilakukan oleh oknum aparat politik untuk menghalangi keberhasilan perjuangan pembentukan Kabupaten Buton Utara sebag … sebagai pemekaran Kabupaten Muna.

Petitum. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, Pemohon dengan ini memohon kepada Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal dan penafsir tertinggi terhadap konstitusi, berkenan memeriksa, mengadili, dan memutus permohonan Pemohon dengan seadil-adilnya. Dan dengan putusan yang amarnya, sebagai berikut.

Dalam Provisi. Satu, menyatakan pembentukan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2 … Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara, bertentangan dengan Pasal 20 ayat (2) dan Pasal 20 ayat (4) Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Menyatakan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 yang menetapkan Buranga sebagai Ibu Kota Kabupaten Buton Utara tidak berlaku karena pembentukan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Menyatakan Kalisusu adalah kedudukan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara.

Dalam pokok perkara.

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

2. Menguatkan putusan provisi yang dimohonkan Pemohon.

3. Menetapkan kedudukan Ibu Kota Kabupaten Buton Utara berkedudukan di Kalisusu.

Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya. Ex (Kuasa Hukum menggunakan bahasa

asing). Hormat kami, Kuasa Hukum Hamdu Sahid, S.H., Muhammad

Kusain Malik, B.A.

Yang Mulia, demikian yang saya bisa dapat bacakan. Atasnya, saya mohonkan terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb.

(14)

43. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, baik. Pak … ini Pak Hamdu Sahid ya? Baiklah. Majelis telah mendengarkan apa yang Bapak sampaikan pada Majelis, ya. Setelah menjadi kewajiban Majelis berdasarkan Pasal 39, untuk memberikan nasihat kepada Pemohon. Nasihat itu dipertimbangkan karena Majelis itu harus memberi satu pandangan, harus memberi suatu upaya agar permohonannya menjadi lebih baik ya, bukan mencari-mencari supaya ini gagal, tidak, tapi justru menasihati supaya permohonannya menjadi baik, menjadi rasional, menjadi sistematis, menjadi lebih berurutan tata berpikirnya, nah, ini menjadi kewajiban Majelis. Ada pun nanti nasihat-nasihat itu setelah disampaikan Saudara merasa bahwa itu dipertimbangkan, tidak perlu atau mungkin sudah dianggap cukup ini dari apa yang Saudara tulis, itu sepenuhnya menjadi hak Pemohon. Tetapi dari sisi kewajiban Hakim, sudah selesai.

Baiklah, saya pertama-tama ingin coba me … apakah benar yang Saudara permasalahkan ini masalah letak ibu kota, begitu ya? Betul, Pak Hamdu Sahid?

44. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Betul, Pak Ketua.

45. KETUA: ACHMAD SODIKI

Letaknya ibu kotanya mestinya di Kalisusu?

46. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Di Kalisusu.

47. KETUA: ACHMAD SODIKI

Tapi ini diletakkan di?

48. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Di Buranga.

49. KETUA: ACHMAD SODIKI

(15)

50. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID Ya, terima kasih.

51. KETUA: ACHMAD SODIKI

Dilampirkan di dalam putusan pembentukan daerah itu, sehingga nanti argumentasi Saudara itu dilihat dari sisi itu benar.

52. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih.

53. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, saya kira begitu ya, satu. Yang kedua, tentunya supaya lebih berurutan begitu, memang lalu masing-masing argumentasi itu harus ditopang dengan bukti-bukti, tentunya harus begitu ya. Sebab mendalilkan tanpa ada bukti, tentunya juga tidak bisa memperkuat dalil yang Saudara kemukakan itu.

Jadi, sesungguhnya ketika judulnya itu adalah Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007, tetapi apakah memang lebih spesifik yang dimaksud adalah Pasal 7-nya saja. Apa keselururah dari undang-undang itu?

54. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih, Pasal 7-nya saja.

55. KETUA: ACHMAD SODIKI

Pasal 7-nya saja. Sebab itu, maka nanti heading-nya nanti, judulnya diubah ya karena ini tidak seluruhnya yang akan diuji pada kesempatan ini, ya toh?

Yang kemudian, di dalam permohonan ini, pokok permohonan justru jangan ditaruh di belakang begini, permohonan mestinya ada di muka, ya. Jadi ini nanti yang dimaksud pokok permohonan barangkali di sini ini sudah ada di dalam petitum saja itu. Petitum dalam provisi dan dalam pokok perkara. Kalau pokok permohonan ada di muka, menguraikan tentang kronologis permohonan ini isinya apa, alasannya apa, mengapa begitu, mengapa kemudian Bapak minta supaya itu ibu kotanya dari Buranga di … harus dipindah ke Kalisusu, lalu dasar hukum untuk menyatakan bahwa Pasal 7 itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, itu apa? Nah, ini yang penting. Karena yang diuji itu Pasal 7 terhadap Undang-Undang Dasar, ya toh? Ini. Nah, Undang-Undang

(16)

Dasarnya itu yang mana? Yang Saudara anggap sebagai bertentangan dengan … ini Saudara menunjuk Pasal 20 ayat (2), apakah semata-mata hanya itu? Nah, ini harus di (…)

56. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Ya, terima kasih, Yang Mulia.

57. KETUA: ACHMAD SODIKI

Dianukan, di … diperbaiki ya… apa … itu. Ini juga nanti di dalam provisi, apa perlu itu dalam provisi. Karena provisi itu biasanya … lalu, suatu keputusan yang diambil karena ada keadaan darurat ya, yang daruratnya apa? Ini ndak jelas. Apa perlu ada provisi? Apa perlu nanti provisi, nanti dinyatakan bahwa itu tidak berlaku. Sementara, lalu kabupatennya sekarang di mana? Kan ndak jelas justru. Tidak di Buton, juga tidak di Kalisusu, kan gitu. Kalau itu harus diminta ya.

Ya, sementara itu dulu. Juga nanti, ini nanti ada perbaikan kecil-kecil dari sisi penulisan. Saya persilakan Bapak Hamdan. Silakan.

58. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Saudara Pemohon, saya harap dicatat saja dulu ya.

59. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih.

60. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Pertama, mengenai sistematika permohonan. Sistematika permohonan ini sudah betul, hanya penempatannya yang perlu diperbaiki.

61. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih, Yang Mulia.

62. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Jadi, bagian kedua itu kedudukan hukum legal standing, itu hanya

entry point saja untuk membuktikan bahwa Saudara memiliki posisi untuk

menggugat undang-undang ini. Memiliki kepentingan hukum ya. Itu saja yang … tidak perlu terlalu panjang lebar ya.

(17)

63. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID Terima kasih, Yang Mulia.

64. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Yang paling penting itu yang perlu diperluas adalah pokok permohonan. Pokok permohonan itu adalah berisi alasan-alasan. Kenapa? Pasal 7 itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Nah, itu yang dibahas secara panjang lebar.

65. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Ya, terima kasih.

66. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Kalau di sini pokok permohonannya hanya 3 poin, hanya 4 poin di sini. Jadi, ndak begitu ya. Nanti di (…)

67. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih, Yang Mulia.

68. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Nanti diperbaiki ya. Kemudian di bagian petitum, ini sekali lagi apa yang disampaikan oleh Ketua tadi, mengenai provisi. Provisi itu adalah putusan sifat sementara karena suatu keadaan darurat, yang butuh cepat. Sehingga kalau tidak diambil putusan yang cepat, maka implikasi hukumnya merusak dan akan menambah kerugian-kerugian konstitusional. Karena itu, butuh putusan segera, sebelum putusan akhir.

69. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Ya. Terima kasih, Yang Mulia.

70. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Pertanyaannya apa perlu enggak? Ya, ya. Apa perlu enggak? Kalau perlu, Saudara menerangkan alasan-alasan yang lebih lengkap, daruratnya di mana? Ya. Butuh cepatnya di mana? Apa … apa daruratnya? Sehingga butuh putusan provisi. Jadi, ini yang perlu Saudara jelaskan, kalau memang itu perlu.

(18)

Kemudian yang paling pokok, sebenarnya di petitum dalam pokok permohonan. Di situ harusnya bagian dalam provisi itu masuk dalam bagian pokok permohonan ya.

71. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Pokok permohonan. Terima kasih, Yang Mulia.

72. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Pokok permohonan. Hanya saja kalau Saudara meminta pembentukan Pasal 7 itu ya bertentangan dengan Undang-Undang Dasar ya, ya sama dengan pokok permohonan ini. Jadi, itu yang … itu dari segi sistematika dan formil ya, permohonan.

Yang kedua, ini Saudara mengajukan pengujian formil dan pengujian materiil, itu dua hal yang berbeda. Kalau pengujian formil adalah pengujian tentang proses (…)

73. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Proses pembentukan (…)

74. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Pengambilan keputusan pada saat pembentukan undang-undang itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, Pasal 20, itu betul prosesnya. Pertanyaannya, apakah betul prosesnya saat itu bertentangan dengan Pasal 20? Kan itu yang harus Saudara uraikan.

Pasal 20 itu kan undang-undang itu … apa … dibahas dan disetujui bersama oleh DPR dan presiden. Lalu kalau sudah disetujui bersama oleh presiden dan DPR, masalahnya di mana? Ini yang perlu Saudara … apa … enggak usah dijawab, tapi dicatat saja untuk … untuk perbaikan permohonan ya. Di mana masalahnya? Karena Pasal 20 itu begitu. Kalau melihat dari Pasal 20-an sih, syaratnya undang-undang itu sah dalam proses, DPR setuju, presiden setuju, selesai. Sah secara proses. Kecuali dalam persetujuan DPR ada masalah. Misalnya ini disetujui oleh lebih dari setengah, padahal lebih dari setengah tidak setuju. Nah, itu ada masalah dalam proses. Atau dianggap keputusan itu diambil secara musyawarah mufakat, padahal ada yang tidak setuju. Nah, itu cacat proses, cacat proses.

Nah, kalau itu semua prosesnya benar, maka ada masalah apa dalam proses? Ini yang … atau mungkin ada Saudara ada masalah ya. Misalnya Saudara katakan masalahnya tidak sesuai dengan RUU. Masalahnya apakah suatu undang-undang yang tidak sesuai dengan RUU semula, itu tidak sah? Itu hal yang biasa saja. Sebuah undang-undang

(19)

bahkan ditolak sekaligus, ndak dibahas, ada juga, rancangan undang-undang. Apakah itu inkonstitusional? Tidak, itu hal yang biasa saja. Atau satu bab pasal RUU yang dihilangkan atau diubah, nah itu hal yang biasa di DPR. Masalahnya di mana? Ini yang Saudara perlu … perlu dalami betul kalau pengujiannya formil.

Nah, sekarang menukik ke persoalannya, pengujian formil. Kalau dipersoalkan misalnya, ini kami mengusulkan ibu kotanya di Kalisusu, lho kok lahirnya di kecamatan yang lain? Saya baca ini bukti-bukti Saudara ajukan, studi kelayakan. Kalau mempersalahkan proses, studi kelayakan sebelum proses itu kan harusnya ada, mana itu? Ada enggak studi kelayakan sebelum proses? Yang Saudara ajukan di sini studi kelayakan setelah proses, jadi bukan salah proses. Ini tidak tepat setelah … setelah terbentuk undang-undang, kan gitu. Ini kan tadi kan studi kelayakan, ini kan 2008, undang-undangnya lahir 2007. Nah, ini belakangan studi kelayakannya. Tapi nanti saya lihat ya, nanti ini saya baca dokumen saja ini, saya baca dokumen. Kalau lahirnya setelah undang-undang, lah bukan salah proses. Kalau bisa dibuktikan studi kelayakannya sudah ada sebelum itu, masuk di DPS studi kelayakannya begini bahwa sangat tidak layak di sana layaknya di sini, problemnya kenapa DPR dan presiden memindahkan ke tempat lain? Padahal tidak sesuai dengan studi kelayakan. Atau tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat pada saat pengajuan itu. Ini bukti-bukti yang dalam proses itu yang Saudara harus ajukan kalau memang itu masalah proses, ya.

Satu lagi, Saudara harus baca putusan MK, ini tolong dicatat. Nomor 27/PUU-VII/2009 tanggal 20 … 12 Maret … 12 Juni … 12-06-2010. Nah, dalam putusan Mahkamah Konstitusi itu, itu putusan tentang pengujian formil suatu undang-undang. Nah, pengujian formil suatu undang-undang itu batas waktunya ditentukan di situ adalah 45 hari setelah undang-undang itu masuk dalam lembaran negara. Nah, tolong dibaca, nah nanti ada, saya tinggal baca saja, itu ada syaratnya itu. Ini tolong diteliti juga dari sisi … dari sisi itu kalau ini pengujian formil.

Itu yang saya kira catatan-catatan mengenai pengujian formil yang sekarang harus dikaji betul, ya. Kalau men … kalau bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan bagus, saya kira ini cukup kuat alasannya. Artinya kalau … kalau ini terjawab ya. Jadi harus … harus Saudara jawab cari dasar-dasarnya.

Kemudian kalau dalam pengujian materiil … pengujian materiil lagi. Pengujian materiil itu bukan masalah proses pembentukan undang-undang atau bukan masalah pengambilan keputusan. Tapi ada materiilnya atau substansi pasal itu yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, sekarang. Pasal 7, ibu kota kabupaten di sini Kalisusu, harusnya yang di Kalisusu ini yang dalam undang-undang di Kecamatan Buranga. Lah, pertanyaannya, pasal berapa Undang-Undang Dasar yang bertentangan? Norma pasal berapa? Atau bagaimana Saudara mengkonstruksikan, sehingga Pasal 7 itu bertentangan dengan

(20)

Undang-Undang Dasar? Dari sisi apanya? Tentu Undang-Undang-Undang-Undang Dasar itu bukan teks pasal saja, Undang-Undang Dasar 1945 itu bukan saja teks, tapi banyak aspek lain yang merupakan konstitusi. Jadi konstitusi itu bukan teks saja, bukan pasal-pasal, tapi ada filosofi, ada … ada sistem di sana, ada teori, dan lain-lain. Ada juga … apa … kepentingan publik, ada kemanfaatan umum, ada keadilan, itu juga Undang-Undang Dasar. Tidak saja teks yang kita (suara tidak terdengar jelas) secara tekstual. Saudara harus cari alasannya itu bahwa itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Nah, pasal berapa dasarnya? Kalau itu pengujian materiil, Pasal 7 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar ya, pasal berapa. Nah, itulah yang Saudara harus uraikan dalam bagian pokok perkara secara panjang lebar.

Nah, kalau tidak, sulit kita menemukan di mana bertentangan dengan Undang-Undang Dasar karena kewenangan Mahkamah hanya menguji undang-undang itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, bertentangan dengan konstitusi, itu yang harus diuji oleh Mahkamah. Pasal ini betul permohonan Saudara, pasal ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Prosesnya bertentangan atau mungkin materiilnya yang bertentangan. Lalu dengan pasal berapa spesifiknya? Saya kira itu.

Saudara perlu merekonstruksi kembali, memperluas dasar-dasar, dan alasan-alasan konstitusionalnya. Dasar-dasar, landasan-landasan, dasar pemikiran, kerangka pemikiran, dan alasan-alasan pasal Undang-Undang Dasar yang dilanggar, yang bertentangan itu di mana? Ini perlu jelas, ya. Terima kasih.

75. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

Ya, saya hanya sekadar menambahkan, semua sudah jelas. Pemohon ya selaku bupati atau sebagai warga negara biasa mengajukan permohonan ini? Supaya dielaborasi lebih lanjut nantinya.

Kemudian penulisan-penulisan dalam permohonan itu supaya diperhatikan ya mengenai penulisan pasal, ayat, dan sebagainya ya. Ya huruf kapital, huruf kecil. Dan petitumnya, itu masih ada yang kurang, ya. Saudara hanya meminta supaya Pasal 7, “Tidak berlakukan pendudukan karena bertentangan dengan (suara tidak terdengar jelas),” serta dijelaskan lebih lanjut (…)

76. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih.

77. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

Oleh Pak Hakim, Pak Hamdan. Jadi, kalau memang ini Saudara minta dinyatakan tidak mempunyai … bertentangan dengan Undang-Undang

(21)

Dasar, tentu harus minta dulu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Dan terakhir, ini mengenai permohonan ya, “Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya.” Ya, pakailah istilah yang lazim ya. Apa biasanya itu? Ex aequo et bono ya. Terima Kasih.

78. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih.

79. KETUA: ACHMAD SODIKI

Terima kasih. Jadi itu beberapa catatan, terutama bahwa pengajian … pengujian formil itu ada batasnya ya, 40 hari … 45 hari, setelah itu diundangkan.

Yang kedua, Pak. Karena Saudara Pemohon ini menyebut bahwa yang seharusnya itu Kalisusu di dalam rancangan, tetapi menjadi Buranga. Lah ini yang penting juga Anda harus menggali tentang pembicaraan di DPR-nya sana, tahun itu. Jadi, ketika itu dibicarakan di DPR tentang pemekaran itu, barangkali di situ memang Kalisusu, tapi kemudian kok disebut Buranga. Bisa saja terjadi toh? Wong pasal ayat tembakau saja bisa hilang kok. Ya, barangkali itu ada semacam penyelewengan bahwa seharusnya … bisa saja. Karena di sini juga pernah terbukti bahwa suatu batas kabupaten itu mestinya A-B, lalu berubah B-C. Itu bisa terjadi saja. Di dalam pasalnya A-B, di dalam penjelasannya B-C. Jadi bisa.

Jadi tolong ini untuk lebih memperdalam itu, ini bisa saja menjadi argumen yang menguatkan argumentasi Saudara, ya. Jadi, sekaligus sudah datang ke Jakarta, tentunya ingin mencari bahan-bahan yang bisa menopang dalil-dalil Saudara, ya. Ya, Saudara diberi waktu 14 hari untuk perbaikan ini, ya.

80. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Terima kasih.

81. KETUA: ACHMAD SODIKI

He em. 14 hari ya, kalau kemudian setelah 14 hari tidak ada

perbaikan, dianggap ini yang dipakai. Ya, toh? Nah, ini aturan Mahkamah begitu ya. Jadi sambil nanti Saudara memperbaiki ini, ini setelah itu nanti kita akan menentukan berdasarkan Rapat Permusyawaratan Hakim, kelanjutan dari persidangan yang membahas permohanan Saudara ini. Paham ya?

(22)

82. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID Terima kasih, Yang Mulia.

83. KETUA: ACHMAD SODIKI

Cukup ya, Pak, ya?

84. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Cukup.

85. KETUA: ACHMAD SODIKI

Tidak ada pertanyaan?

86. KUASA HUKUM PEMOHON: HAMDU SAHID

Ya.

87. KETUA: ACHMAD SODIKI

Cukup? Ya, dengan demikian, maka sidang dinyatakan selesai dan ditutup.

Jakarta, 29 Februari 2012

Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d.

Paiyo

NIP. 19601210 1985021001 SIDANG DITUTUP PUKUL 14.23 WIB

KETUK PALU 3X

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

Referensi

Dokumen terkait

Bersedia untuk dilakukan peninjauan terhadap sarana dan alat yang akan digunakan dalam proses Pemeriksaan Kesehatan Berkala oleh pihak PT PJB UP Gresik

Berdasarkan persentase ketuntasan hasil belajar sistem pendingin menunjukkan bahwa, pembelajaran sistem pendingin menggunakan animasi dan display dapat meningkatkan

Bergulirnya program PUGAR di satu sisi membawa manfaat bagi penerimanya, tetapi di sisi lain juga dirasakan belum mengangkat kondisi petambak garam tradisional

Diskusikan dengan kelompokmu sebelum mengerjakan soal berikut

Pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan dimaksudkan untuk memperbaiki sebagian prasarana sungai yang telah mengalami kerusakan agar kembali berfungsi sesuai dengan

2. Melancarkan arus transportasi manusia dan barang dalam skala lokal dan regional. Menyediakan sarana prasarana penunjang sistem jaringan jalan. Mempertahankan kualitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara makro, hanya faktor ekonomi (prosentase penduduk miskin) yang secara nyata mempengaruhi minat dan kemampuan orang

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sesuai atau tidaknya butir soal tes membaca bahasa